Jukir Liar Palak Pemotor Rp 10.000 di Bundaran HI, Berawal Ingin Cari Makan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Polisi menjelaskan motif pelaku berinisial MAM (18) memalak pemotor Rp 10.000 di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI),
Jakarta
Pusat.
Kapolsek Metro Menteng Kompol Rezha Rahandi mengatakan, pelaku MAM menggunakan uang tersebut untuk membeli makan.
“Duit tersebut dibelanjakan buat makan,” ujar Rezha Rahandi saat dikonfirmasi, Sabtu (26/7/2025).
Adapun peristiwa bermula saat MAM berjalan dari rumah menuju Bundaran HI dengan niat mencari makan.
Di depan Plaza Indonesia seberang Bundaran HI, MAM melihat empat sepeda motor terparkir dan langsung meminta uang kepada para pengendara.
“Setelah kita gali informasi, pelaku ini berjalan dari rumahnya ke Bundaran HI sebenarnya untuk cari makan. Lalu dia melihat ada empat sepeda motor terparkir dan meminta uang kepada pengendara,” kata dia.
Aksi MAM sempat berujung cekcok dengan salah satu pengendara perempuan.
Namun, pengendara tersebut akhirnya memberikan uang sebesar Rp 20.000 kepada pelaku.
“Terus terjadi cekcok, terutama dengan seorang wanita, yang akhirnya kasih uang Rp 20.000,” jelas dia.
Lebih lanjut, MAM disebut sering berada di kawasan tersebut, meski tidak setiap hari.
Untuk tarif, pelaku mematoknya dengan harga Rp 10.000 per motor.
Kepada polisi, ia mengaku tidak menyetor uang ke siapa pun dan seluruh hasil pungutan digunakan untuk kebutuhan pribadi.
Atas kejadian tersebut, polisi menangkap pelaku di Tanah Abang pada Jumat (25/7/2025) sekitar pukul 20.30 WIB.
Namun polisi tidak menjerat MAM dengan sanksi pidana. Sebaliknya, pelaku diserahkan ke
Dinas Sosial
Jakarta untuk mendapatkan pembinaan lebih lanjut.
“Karena pihak korban tidak mau memperpanjang masalah, tapi memberikan inisiasi kepada polisi agar diberikan sanksi. Jadi bukan pidana, tapi pembinaan,” kata Rezha.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Author: Kompas.com
-
/data/photo/2025/07/26/68849126ae458.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jukir Liar Palak Pemotor Rp 10.000 di Bundaran HI, Berawal Ingin Cari Makan Megapolitan 26 Juli 2025
-
/data/photo/2025/07/26/68845b1ee6359.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pramono Hadiri Harlah Muslimat NU, Puji Peran Besar dalam Pembangunan Jakarta Megapolitan 26 Juli 2025
Pramono Hadiri Harlah Muslimat NU, Puji Peran Besar dalam Pembangunan Jakarta
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Gubernur DKI
JakartaPramono Anung
menghadiri acara Hari Lahir (Harlah) ke-79
Muslimat Nahdlatul Ulama
(NU) di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu (26/7/2025).
Dalam acara itu, Pramono mengaku bersyukur bisa hadir dan mengapresiasi kontribusi besar Muslimat NU dalam menjaga persatuan dan nilai-nilai keagamaan di Jakarta.
“Hari ini saya hadir di Perayaan Hari Lahir Muslimat Nahdlatul Ulama dan saya bersyukur bisa hadir karena bagaimanapun Muslimat NU ini mempunyai kontribusi yang sangat signifikan untuk menjaga hal yang berkaitan dengan apa yang, dengan keumatan,” ucap Pramono, Sabtu.
Ia menilai, jika organisasi Muslimat NU terus terjaga, maka NU secara keseluruhan juga akan kuat.
Dengan begitu, kata Pramono, persoalan kebangsaan seperti nasionalisme, kebhinekaan, dan kerukunan umat beragama dapat terus terjaga.
“Dan itu terbukti di Jakarta saat ini relatif isu-isu tentang keagamaan, hubungan antara umara dan ulama itu berjalan dengan baik dan saya bersyukur untuk itu,” kata dia.
Pramono juga menyampaikan terima kasih karena Muslimat NU selama ini mendukung program-program
pembangunan Jakarta
.
Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muslimat NU DKI Jakarta, Hizbiyah Rochim, mengatakan peringatan Harlah ini bukan sekadar acara seremonial, tapi juga menjadi ajang konsolidasi organisasi dan penguatan nilai-nilai Islam.
“Harlah ini bukan sekadar perayaan seremonial tetapi juga menjadi sarana konsolidasi organisasi, penguatan nilai-nilai keislaman, serta pengukuhan tenaga perjuangan Ahlussunnah wal Jama’ah An-Najiyah,” kata Hizbiyah.
Ia menambahkan, Muslimat NU DKI Jakarta telah melaksanakan berbagai kegiatan sosial, keagamaan, dan edukatif sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah.
“Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Muslimat NU DKI Jakarta sebagai bentuk dukungan program-program yang telah dijalankan oleh Gubernur DKI Jakarta untuk menjadikan masyarakat sejahtera adil, makmur, serta mencerdaskan anak bangsa,” ujar Hizbiyah.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/25/688331b222e47.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kejagung Cekal Dua Bos Sugar Group Pergi Ke Luar Negeri Nasional 26 Juli 2025
Kejagung Cekal Dua Bos Sugar Group Pergi Ke Luar Negeri
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Dua bos perusahaan gula PT
Sugar Group
Companies (SGC), Purwanti Lee Cauhoul dan Gunawan Yusuf dicekal atau dilarang berpergian ke luar negeri.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum)
Kejaksaan Agung
(Kejagung) Anang Supriatna membenarkan hal tersebut, saat dikondirmasi wartawan pada Sabtu (26/7/2025).
“Benar menurut info penyidik yang bersangkutan sudah dicekal,” kata Anang, Sabtu (26/7/2025).
Sebelumnya, Kejagung telah memeriksa Purwanti dan Gunawan sebagai saksi terkait kasus dugaan
tindak pidana pencucian uang
(TPPU)
Zarof Ricar
, pada Rabu (23/7/2025).
“Keduanya juga sudah diperiksa sebagai saksi beberapa hari lalu dalam kasus TPPU atas nama Zarof Ricar,” lanjut Anang.
Namun demikian, Anang tidak memastikan kapan tanggal tepatnya pencekalan ke luar negari dilakukan kepada Purwanti Lee Cauhoul dan Gunawan Yusuf.
“Pastinya tanggal penyidik lupa,” lanjut Anang singkat.
Sementara itu, pelaksana tugas (Plt) Dirjen Imigrasi Kementeria Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) Yuldi Yusman menegaskan, Purwanti Lee Cauhoul dan Gunawan Yusuf telah dilarang bepergian ke luar negeri sejak 23 April hingga 23 Oktober 2025.
“Mulai 23 april 2025 hingga 23 oktober 2025,” tegas Yuldi.
Sebagai informasi, dalam sidang kasus dugaan suap vonis bebas Gregorius Ronald Tannur beberapa waktu lalu, Zarof mengaku turut membantu mengurus perkara perdata kasus gula.
Zarof juga mengatakan bahwa dirinya juga berkonsultasi kepada mantan hakim agung Sultoni mengenai masalah tersebut. Zarof bilang, dia mendapat uang Rp 50 miliar untuk mengurus kasasi kasus itu.
Dia mengaku mendapat uang Rp 20 miliar terkait pengurusan peninjauan kembali (PK) kasus gula, dan uang itu ada padanya. Dia juga menyebut ada banyak kasus perdata gula lainnya yang juga ia tangani.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/24/6881fa9f175fa.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Anggota Komisi I: Indonesia Bisa Jembatani Komunikasi Thailand-Kamboja Nasional 26 Juli 2025
Anggota Komisi I: Indonesia Bisa Jembatani Komunikasi Thailand-Kamboja
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Anggota
Komisi I
DPR
TB Hasanuddin
menegaskan, Indonesia harus memiliki tanggung jawab moral dan strategis untuk ikut berperan dalam proses perdamaian.
Terutama dalam konflik bersenjata yang tengah terjadi antara
Thailand
dan
Kamboja
dalam beberapa waktu terkahir.
“Sebagai negara besar dan berpengaruh di ASEAN, Indonesia dapat memainkan peran penting dalam menjembatani komunikasi antara Kamboja dan Thailand,” kata TB Hasanudin dalam keterangan resmi, Sabtu (26/7/2025).
“Baik melalui diplomasi bilateral maupun dalam kerangka ASEAN,” lanjutnya.
Seperti diketahui, konflik telah pecah antara Thailand dan Kamboja di sepanjang perbatasan sejak hari Kamis (24/7/2025).
Perang ini merupakan letupan konflik lama soal sengketa wilayah di sekitar kuil suci Preah Vihear.
Selain peran Indonesia menjembatani perdamaian Thailand dan Kamboja, TB Hasanuddin menyerukan penyelesaian damai melalui peran aktif ASEAN sebagai organisasi kawasan.
“Karena penyebabnya soal perbatasan, saya menyarankan sebaiknya kedua kepala negara, Kamboja dan Thailand, segera diundang oleh Ketua ASEAN, yaitu Malaysia,” ujar TB Hasanuddin.
“Sekretariat ASEAN perlu difungsikan untuk memediasi dan mendamaikan kedua pihak secara regional,” tambahnya.
Ia juga mendorong agar ASEAN mempertimbangkan menggelar pertemuan tingkat tinggi jika situasi tidak segera mereda.
“Jika diperlukan, ASEAN harus mengadakan pertemuan khusus di tingkat kepala negara untuk menyelesaikan sengketa ini secara damai dan konstruktif,” ujar TB Hasanuddin.
Menurutnya, pendekatan damai melalui ASEAN sangat penting untuk menjaga kohesi internal organisasi tersebut.
“Masalah antarnegara ASEAN harus diselesaikan oleh ASEAN sendiri. Ini penting untuk menjaga keutuhan dan kredibilitas ASEAN dalam menghadapi tantangan kawasan,” ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu.
Diketahui, ketegangan memuncak pada Mei lalu setelah seorang tentara Kamboja tewas dalam baku tembak singkat dengan pasukan Thailand di wilayah sengketa yang dikenal sebagai Segitiga Zamrud, lokasi pertemuan perbatasan antara Thailand, Kamboja, dan Laos.
Kedua pihak saling menuduh dan mengklaim bertindak untuk membela diri. Meski pimpinan militer kedua negara sempat menyatakan niat untuk meredakan situasi, langkah-langkah provokatif terus diambil.
Thailand memperketat pengawasan di pos perbatasan, membatasi lalu lintas warga, hingga mengancam memutus aliran listrik dan internet ke kota-kota perbatasan Kamboja.
Sebagai balasan, Kamboja menghentikan impor buah dan sayuran dari Thailand serta melarang penayangan film dan drama Thailand.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/19/687af9e483cfa.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Menkomdigi Ingatkan Tidak Semua Platform Digital Layak Diakses Anak Nasional 26 Juli 2025
Menkomdigi Ingatkan Tidak Semua Platform Digital Layak Diakses Anak
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi)
Meutya Hafid
menegaskan anak-anak yang mengalami
kekerasan di ruang digital
tidak boleh hanya diam. Dia bilang, anak-anak harus melapor kepada orang tua, atau guru.
“Penting bagi anak melapor jika menjadi korban kekerasan di ruang digital,” kata Meutya dalam keterangan resmi, yang diterima Kompas.com Sabtu (26/7/2025).
Dia menegaskan bahwa upaya perlindungan anak di ruang digital tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi juga membutuhkan peran aktif dari masyarakat, orang tua, dan anak-anak itu sendiri.
“Anak-anak tidak boleh diam jika mengalami perundungan, penipuan, atau ajakan mencurigakan dari orang asing di
media sosial
,” ujar Meutya.
“Laporkan ke orang tua, guru, atau pihak berwenang. Negara hadir untuk melindungi kalian,” tegasnya.
Dalam kunjungannya beberapa waktu lalu ke Sekolah Rakyat Sentra Handayani, Jakarta Timur, Meutya menegaskan bahwa tidak semua
platform digital
layak diakses bebas oleh anak, karena terdapat konten yang berisiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan psikologis mereka.
“Platform dengan risiko tinggi hanya boleh diakses oleh anak-anak berusia 16 tahun ke atas, dan itu pun harus dengan pendampingan orang tua,” kata Meutya.
Meutya menyoroti, risiko yang dihadapi anak-anak saat menggunakan
internet
dan media sosial semakin meningkat.
“
Platform digital
tidak bisa disamaratakan. Karena itu, pemerintah akan mengklasifikasikan akses berdasarkan kategori risiko platform, yaitu rendah, sedang, dan tinggi,” ujar Meutya.
Meutya menegaskan platform berisiko tinggi, seperti yang mengandung pornografi, kekerasan, atau rentan terhadap perundungan akan dikenakan pembatasan usia yang ketat.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa klasifikasi usia anak dalam mengakses platform digital dibagi dalam beberapa jenjang antara lain untuk anak di bawah 13 tahun, hanya boleh mengakses platform yang sepenuhnya aman, seperti situs edukasi atau platform anak.
Kemudian anak berusia 13–15 tahun, diperbolehkan mengakses platform dengan risiko rendah hingga sedang.
Lalu untuk anak berusia 16–17 tahun, bisa mengakses platform dengan risiko tinggi, tetapi harus dengan pendampingan orang tua. Terakhir, 18 tahun ke atas, diperbolehkan mengakses secara independen semua kategori platform.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/26/6884854f1da35.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Peringati Hari Anak Nasional, Pertamina Bagikan Seragam Sekolah untuk Anak-anak Balikpapan Nasional 26 Juli 2025
Peringati Hari Anak Nasional, Pertamina Bagikan Seragam Sekolah untuk Anak-anak Balikpapan
Tim Redaksi
KOMPAS.com
–
Pertamina
Group melalui
subholding refining and petrochemical
PT Kilang Pertamina Internasional memperingati
Hari Anak Nasional
2025 dengan memberikan bantuan berupa perlengkapan sekolah kepada masyarakat sekitar wilayah operasi Refinery Unit (RU) V Balikpapan.
Bantuan tersebut diberikan pada kegiatan kunjungan kerja Dewan Komisaris Pertamina di Pemukiman Kampung Atas Air, Jalan Sepaku Laut, Marga Sari, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), Jumat (25/7/2025).
Sebanyak 200 paket seragam dan perlengkapan sekolah serta 200 paket makanan tambahan diberikan secara simbolis oleh Wakil Komisaris Utama Pertamina Todotua Pasaribu kepada perwakilan siswa-siswi Tingkat SD dan SMP Pemukiman Kampung Atas Air.
Bantuan tersebut merupakan upaya Pertamina untuk memberi motivasi bagi generasi anak agar lebih bersemangat dan unggul sesuai dengan tema Hari Anak Nasional tahun 2025 “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045”.
Komisaris
PT Pertamina
(Persero) Nanik S Deyang mengungkapkan rasa bangga karena Pertamina memiliki perhatian terhadap warga sekitar wilayah operasi khususnya RU V Balikpapan.
Ia berharap, anak-anak Kampung Atas Air ke depan memiliki semangat tinggi untuk belajar dan bersekolah.
“Pertamina memiliki perhatian besar terhadap masyarakat dan peduli pada masa depan anak Indonesia. Siapa tahu, dari Kampung Atas Air ini, ada anak-anak yang bisa menjadi komisaris atau direksi Pertamina di masa mendatang. Insyaallah, anak-anak di Kampung Air selalu menjadi perhatian Pertamina,” ujar Nanik dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (27/7/2025).
Pertamina Group melalui PT Kilang Pertamina Internasional juga menyerahkan bantuan untuk Program Karindangan dan Program Gerakan Terpadu Aksi Kelola Sampah (GERTAK SAMPAH) dengan memberikan
drop box
yang berkolaborasi dengan
start-up
di bidang lingkungan, yakni Ciroes.
Program GERTAK SAMPAH menjadi wujud kepedulian PT KPI RU V Balikpapan dalam mengurangi sampah di laut dan membentuk kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah rumah tangga.
Vice President CSR and SMEPP Management Pertamina Rudi Ariffianto mengapresiasi kehadiran Dewan Komisaris dan manajemen Pertamina di wilayah Kilang Balikpapan.
Kunjungan juga dilakukan ke Program Kampung Pandai Mandiri Belajar (KAPABEL) yang merupakan program pendidikan luar sekolah bagi anak-anak Kampung Atas Air di Kelurahan Margasari.
Pada program tersebut, anak-anak tidak hanya belajar berhitung dan bercerita, tetapi juga tentang lingkungan dan pengelolaan sampah. Program ini dilaksanakan setiap hari minggu di perpustakaan Cahaya Ilmu dan diikuti oleh 35 anak.
PT KPI RU V Balikpapan juga berupaya memberi dukungan untuk revitalisasi perpustakaan dan menambah fasilitas pendukung lainnya.
“Hari ini, kami ingin memperkenalkan apa saja yang sudah kita laksanakan di Ring 1 di Kilang Balikpapan. Kunjungan ini juga menjadi sarana bagi manajemen Pertamina untuk berinteraksi dengan masyarakat sehingga bisa berdiskusi, saling memberi masukan, dan meningkatkan harmoni antara Pertamina dengan masyarakat,” kata Rudi.
Salah satu penerima manfaat siswa SMP Siti Maesaroh merasa senang Pertamina bisa memberikan seragam dan peralatan sekolah.
Ia berharap, program ini akan terus ada agar semakin banyak siswa sekolah yang semangat belajar.
“Saya senang, Pertamina berikan bantuan seragam dan perlengkapan sekolah. Semoga dengan seragam dan perlengkapan sekolah ini, saya dapat belajar lebih baik serta menggapai prestasi,” ujar Siti.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan, melalui program tanggung jawab sosial lingkungan Pertamina di Kampung Atas Air, Pertamina dapat turut mendukung program Asta Cita pemerintah dalam meningkatkan pembangunan desa.
“Pertamina memiliki perhatian pada pengembangan sumber daya manusia, terutama generasi muda dan anak-anak yang akan menjadi pemimpin di masa depan,” jelas Fadjar.
Sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, Pertamina berkomitmen dalam mendukung target
net zero emission
(NZE) 2060 dengan mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (
SDGs
).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social and Governance (
ESG
) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/26/6884759324e88.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
10 Isu Ijazah Tak Kunjung Usai, Jokowi: Ini Politik, Bukan Soal Asli atau Palsu Regional
Isu Ijazah Tak Kunjung Usai, Jokowi: Ini Politik, Bukan Soal Asli atau Palsu
Tim Redaksi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
Presiden ke-7 Republik Indonesia,
Joko Widodo
, menghadiri reuni angkatan 80 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (
UGM
), Sabtu (26/07/2025).
Dalam reuni tersebut, Jokowi didampingi oleh sang istri, Iriana Joko Widodo.
Dalam sambutannya, Jokowi bercerita panjang mengenai pengalaman kuliahnya, termasuk skripsi, Kuliah Kerja Nyata (KKN), dan para dosen pembimbing yang pernah mendampingi masa studinya di UGM.
Cerita ini disampaikan setelah isu terkait ijazah palsu kembali mencuat ke publik.
“Ijazahnya sulit dicari-cari salahnya, belok ke skripsi. Skripsinya juga palsu, aduh,” ujar Joko Widodo saat menyampaikan sambutan di hadapan para alumni.
Jokowi menjelaskan bahwa dosen pembimbing skripsinya adalah Prof. Dr. Ir. Achmad Sumitro, sedangkan pengujinya adalah Ir. Burhanuddin dan Ir. Sofyan Warsito.
“Diuji, ada pengujinya, diragukan lagi,” ungkap Jokowi disambut gelak tawa para hadirin.
Tak hanya skripsi, KKN yang pernah diikutinya pun ikut diragukan.
“Skripsi diragukan, ganti lagi ke KKN. Ini dari ijazah lari ke skripsi, lari ke KKN. KKN-nya didatangi ke sana, wong kita juga KKN, tapi ya kalau suruh ingat-ingat kan sudah 40 tahun, 40-45 tahun yang lalu kita masuk, 45 tahun yang lalu, lulus kalau saya 85,” tuturnya.
Jokowi menyebut, ia melaksanakan KKN di Desa Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali.
“Teman-teman juga ingat saya, dari Fakultas Hukum ada namanya Bu Yohana, dari Fakultas Biologi ada Bu Rince, dan dari Fakultas Teknik Geodesi ada yang namanya Eko. Itu dikatakan KKN-nya fiktif,” ucap Jokowi.
Jokowi juga menegaskan bahwa Ir. Kasmudjo adalah dosen pembimbingnya yang sah. Bahkan, menurutnya, setelah ia lulus, Kasmudjo masih sempat mengunjungi pabrik miliknya.
“Lho itu dosen-dosen saya, dosen pembimbing saya betul dan setelah lulus pun, Pak Kasmudjo masih datang ke pabrik saya empat kali seingat saya,” tuturnya.
“Sampai kapanpun saya akan menyampaikan Bapak Kasmudjo itu dosen pembimbing saya. Karena memang dosen pembimbing saya,” imbuhnya, disambut tepuk tangan para alumni yang hadir.
Presiden Jokowi juga kembali menegaskan bahwa persoalan mengenai keaslian ijazahnya seharusnya sudah rampung, mengingat UGM sebagai institusi penerbit ijazah telah memberikan pernyataan resmi.
“Kalau Ibu Rektor sudah menyampaikan ijazahnya dikeluarkan oleh UGM, Bapak Dekan Fakultas Kehutanan juga sudah menyampaikan ijazahnya asli dan saya kuliah di situ, sudah,” ujarnya.
“Sebetulnya sudah rampung, yang membuat, produsenya sudah menyampaikan waktu itu,” imbuhnya.
Namun, ia menyayangkan bahwa isu ijazah tersebut terus digoreng karena kepentingan politik.
“Tapi ya itulah sekali lagi ini politik, bukan urusan asli dan tidak asli. Sudah tahu semuanya itu asli tapi untuk kepentingan politik jadi terjadi hal seperti ini,” tuturnya.
Di akhir pidatonya, Jokowi mengaku bahwa apa yang disampaikannya seperti sebuah curahan hati kepada teman-teman lamanya.
“Saya rasa itu saja yang ingin saya sampaikan, saya nanti kayak curhat. Tapi memang curhat ke teman-teman ya boleh kan?” ucapnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/18/687a2b7c03752.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Eks Pimpinan KPK Pertanyakan Pengawasan KY di Sidang Tom Lembong Nasional 26 Juli 2025
Eks Pimpinan KPK Pertanyakan Pengawasan KY di Sidang Tom Lembong
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Saut Situmorang
mempertanyakan
Komisi Yudisial
(KY) dalam mengawasi jalannya sidang kasus impor gula yang menjerat mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong.
Menurut Saut, KY tidak bisa tinggal diam karena vonis 4,5 tahun penjara terhadap
Tom Lembong
sudah menjadi perbincangan publik.
“Bagaimana dengan KY, itu sudah dilaporin loh. Kalau KY enggak hadir juga di sana, dia salah besar tuh. Karena ini kasus sudah dibicarakan di mana-mana,” kata Saut dalam program
Gaspol! Kompas.com
, dikutip pada Sabtu (26/7/2025).
Saut berpandangan, bila berkaca dari jalannya sidang, Tom Lembong semestinya dibebaskan.
Sebab, menurut dia, ada banyak hal yang janggal dari kasus korupsi impor gula yang menjerat Tom Lembong.
Misalnya, ia mempersoalkan Tom Lembong diputus bersalah padahal Tom sama sekali tidak menerima keuntungan dari kebijakan impor gula yang dia teken.
Saut juga menyebutkan bahwa ada banyak menteri perdagangan yang mengambil kebijakan impor serupa, tetapi tidak diseret ke muka hukum seperti Tom Lembong.
“Kalau memang kita mau bertanya kenapa kok seperti saat itu, saya udah ngikutin betul dari awal case ini gitu. Dan saya sudah terbiasa bentuk-bentuk kayak begini. Yang menurut saya, memang Tom Lembong harus dibebaskan,” kata Saut.
Ia mengatakan, jika KY tidak turun tangan atas
vonis Tom Lembong
, hal itu semakin menunjukkan bermasalahnya hukum di Indonesia,
“Kalau KY tidak hadir memantau itu, dan mereka menganggap ini tidak sesuatu abuse of power oleh tiga orang yang logika, nalar, argumentasinya, hukumnya sama,” kata Saut.
“Gue bilang, oh iya benar rupanya. Hakim Indonesia ini memang pendidikannya memang mereka tuh jauh di bawah kalau hakim-hakim di luar negeri,” ujar dia.
Tom Lembong dihukum 4,5 tauhn penjara oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta karena dianggap terbukti melakukan perbuatan korupsi terkait impor gula kristal mentah.
Menurut majelis hakim, kebijakan Tom Lembong mengimpor gula kristal mentah telah merugikan negara sebesar Rp 194.718.181.818,19 atau Rp 194,7 miliar.
Kerugian itu timbul akibat kemahalan harga pembelian gula kristal putih (GKP) PT PPI kepada perusahaan gula swasta yang mengimpor gula kristal mentah (GKM) atas izin Tom Lembong.
Dalam putusan tersebut, hakim juga mempertimbangkan hal-hal meringankan dalam putusan Tom Lembong.
Salah satunya, Tom Lembong tidak menikmati hasil korupsi tersebut.
“Terdakwa tidak menikmati hasil tindak pidana korupsi yang dilakukan. Terdakwa bersikap sopan di persidangan, tidak mempersulit dalam persidangan,” ujar hakim anggota Alfis Setiawan saat membacakan pertimbangan hukum putusan
Vonis yang dijatuhkan hakim itu lantas menuai kritik dari publik dan pakar hukum.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD berpandangan, Tom semestinya tidak dihukum karena jalannya persidangan tidak menemukan niat jahat atau
mens rea
dalam perbuatan Tom Lembong.
“Untuk menghukum seseorang, selain actus reus (perbuatan pidana), masih harus ada mens rea atau niat jahat. Dalam konteks vonis Tom Lembong ini, ternyata tidak ditemukan
mens rea
atau niat jahat,” kata Mahfud, Selasa (22/7/2025).
Mantan ketua Mahkamah Konstitusi ini juga menyinggung kebijakan impor gula yang dilakukan oleh Tom Lembong itu dilakukan atas perintah.
Dengan demikian, kebijakan yang dilakukan Tom Lembong itu berasal dari hulu yang mengalir kepadanya, untuk diteruskan lagi sampai ke hilir.
“Menurut saya, tidak ada unsur mens rea sehingga tidak bisa dipidanakan. Dalilnya ‘
geen straf zonder schuld
‘, artinya ‘tidak ada pemidanaan jika tidak ada kesalahan’. Unsur utama kesalahan itu adalah
mens rea
. Nah, di kasus Tom Lembong tidak ditemukan
mens rea
karena dia hanya melaksanakan tugas dari atas yang bersifat administratif,” kata Mahfud.
Mahfud menambahkan, vonis Tom Lembong juga mempunyai sejumlah kelemahan, misalnya tidak menunjukkan rangkaian logis tentang actus reus atau perbuatan pidana yang dilakukan Tom Lembong.
Pakar hukum tata negara ini juga menilai vonis tersebut lemah karena hakim membuat hitungan kerugian negaranya dengan cara sendiri, bukan merujuk pada perhitungan resmi yang dibuat oleh BPKP.
“Hakim juga bercanda lucu bahwa salah satu yang memberatkan Tom Lembong adalah membuat kebijakan yang kapitalistik. Tampaknya hakim tak paham bedanya ide dan norma,” ujar Mahfud.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/04/24/6809918708538.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2024/09/27/66f65482dd146.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)