Misteri Lakban Kuning yang Melilit Diplomat Kemlu Terkuak, Dibeli Bulan Juni
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Polda Metro Jaya mengungkap asal usul lakban kuning yang melilit kepala diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu),
ADP
(39), yang tewas di indekosnya.
Kasubbid Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan, lakban kuning tersebut identik dengan lakban yang biasa digunakan pegawai Kemenlu yang hendak dinas ke luar wilayah.
“Lakban kuning tersebut biasa digunakan oleh pegawai Kemlu apabila mendapat tugas ke luar negeri. Jadi itu lakban kuning sebagai penanda, biar barang mereka terlihat jelas,” ujar Reonald dalam program Kabar Petang Kompas TV, Minggu (27/7/2025).
Ternyata, lakban tersebut sudah lama dimiliki ADP. Lakban kuning itu dibeli bersama sang istri pada Juni 2025, sebulan sebelum ADP tewas.
Benda tersebut juga ditinggalkan ADP di rumahnya di Yogyakarta.
“Lakban kuning tersebut berdasarkan keterangan istri korban, dibeli bersama dengan istrinya di salah satu toko di Yogyakarta,” kata Reonald.
Diketahui, ADP ditemukan tewas di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
Saat ditemukan, korban dalam posisi tergeletak di atas kasur. Kepalanya terlilit lakban kuning, sementara tubuhnya tertutup selimut biru.
Dari hasil olah TKP, polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, dan pakaian milik korban.
Selain itu, turut ditemukan obat sakit kepala dan obat lambung, meskipun belum dipastikan kaitannya dengan penyebab kematian.
Penyidik juga menemukan sidik jari ADP pada permukaan lakban yang melilit kepalanya.
Namun, hingga kini polisi masih menyelidiki apakah lakban tersebut dipasang oleh korban sendiri atau oleh orang lain.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Author: Kompas.com
-
/data/photo/2025/07/11/6870c53224d65.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Misteri Lakban Kuning yang Melilit Diplomat Kemlu Terkuak, Dibeli Bulan Juni Megapolitan 27 Juli 2025
-
/data/photo/2025/07/22/687f672783576.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tas Diplomat Kemlu Ditemukan di Samping Tangga Rooftop Kantornya Megapolitan 27 Juli 2025
Tas Diplomat Kemlu Ditemukan di Samping Tangga Rooftop Kantornya
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Penyelidik Polda Metro Jaya menemukan tas ransel milik diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), ADP (39), yang keberadaannya sempat dipertanyakan di
rooftop
Gedung Kemenlu.
Kasubbid Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan, tas tersebut ditemukan sehari setelah ADP ditemukan tewas di indekosnya di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
“Tim penyelidik langsung mencari dan menemukan tas itu di atas. Di lantai 12, di samping tangga lantai 12,” ujar Reonald dalam program Berita Utama Kompas TV, Minggu (27/7/2025).
Sebelum tewas, ADP terekam CCTV berada di
rooftop
Gedung Kemenlu selama 1 jam 26 menit. Saat itu, ia membawa sebuah tas ransel dan kantong belanja.
Namun, saat turun dari
rooftop,
ia terlihat tak membawa kedua benda tersebut.
Selain itu, hingga saat ini, ponsel ADP juga belum ditemukan.
Diketahui, ADP ditemukan tewas di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025).
Saat ditemukan, korban dalam posisi tergeletak di atas kasur. Kepalanya terlilit lakban kuning, sementara tubuhnya tertutup selimut biru.
Dari hasil olah TKP, polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, dan pakaian milik korban.
Selain itu, turut ditemukan obat sakit kepala dan obat lambung, meskipun belum dipastikan kaitannya dengan penyebab kematian.
Penyidik juga menemukan sidik jari ADP pada permukaan lakban yang melilit kepalanya.
Namun, hingga kini polisi masih menyelidiki apakah lakban tersebut dipasang oleh korban sendiri atau oleh orang lain.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/27/6885f02f7554f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Begini Penampakan Lapak Rongsok di Jagakarsa yang Ludes Terbakar Megapolitan 27 Juli 2025
Begini Penampakan Lapak Rongsok di Jagakarsa yang Ludes Terbakar
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
–
Kebakaran
melanda kontrakan dan lapak rongsok di kawasan padat penduduk di Jalan Kancil I RT 014 RW 02, Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa,
Jakarta
Selatan, Minggu (27/7/2025) pagi.
Satu orang dilaporkan tewas dalam peristiwa tersebut.
Pantauan
Kompas.com
di lokasi, puing-puing bekas
kebakaran
tampak berserakan. Tiga petak kontrakan yang berada tepat di samping lapak rongsok juga turut terbakar.
Sisa-sisa kebakaran seperti pecahan kaca, timbangan rusak, dan tumpukan kertas gosong masih terlihat berserakan di antara puing bangunan.
Sejumlah warga terlihat memadati lokasi kebakaran untuk melihat kondisi kontrakan yang terbakar.
Sementara itu, petugas PLN tengah memperbaiki kabel pada tiang listrik di sekitar lokasi.
Diketahui, kebakaran tersebut juga menyebabkan pemadaman listrik pada rumah-rumah warga sekitar lokasi.
Sebelumnya diberitakan, kebakaran melanda lapak rongsok dan rumah kontrakan di Jalan Kancil I RT 014 RW 02, Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Kebakaran diduga dipicu korsleting listrik dan puntung rokok. Total kerugian materi ditaksir mencapai sekitar Rp 100 juta.
Sebanyak tiga petak rumah kontrakan dan satu lapak barang bekas terdampak dalam kejadian ini. Terdapat delapan orang korban, satu di antaranya meninggal dunia.
“Yang terdampak 3 petak rumah kontrakan dan satu lapak barang bekas, terdiri dari tujuh orang selamat, satu orang meninggal dunia,” kata Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) BPBD Jakarta Selatan Sukendar dalam keterangannya.
Api pertama kali diketahui oleh warga yang curiga mendengar suara seperti air bocor dari toren. Setelah dicek, ternyata api sudah membesar dan melahap bagian dalam bangunan.
Saat itu sebagian besar penghuni lapak sedang keluar mencari barang rongsokan, hanya menyisakan tiga orang di lokasi.
“Api mulai terlihat sekitar pukul 09.00 WIB. Pemadaman berlangsung selama sekitar dua jam yakni selesai pukul 12.00 WIB,” kata Sukendar.
Warga sempat berusaha memadamkan api sebelum petugas pemadam kebakaran tiba. Api dijinakkan sekitar pukul 12.00 WIB.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/27/6885e36cdb2c7.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Mengapa "Rojali" Pilih Nongkrong di Mal meski Tidak Belanja? Megapolitan 27 Juli 2025
Mengapa “Rojali” Pilih Nongkrong di Mal meski Tidak Belanja?
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Fenomena “
Rojali
” alias rombongan jarang beli di pusat perbelanjaan terus jadi sorotan, termasuk di Mall Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
Meski sering kali diidentikkan dengan pengunjung yang hanya berjalan-jalan tanpa belanja, banyak dari mereka justru merasa mal adalah ruang nyaman untuk rehat dari penatnya hidup di kota besar.
Bagi pengunjung seperti Roshi (25) karyawan swasta asal Malang, mal bukan hanya tempat mencari barang, tapi juga zona aman untuk perempuan.
“Sekarang jadi perempuan itu harus waspada banget kalau di ruang terbuka. Kalau di mal lebih nyaman, lebih aman juga,” kata Roshi saat ditemui
Kompas.com
tengah bersantai di lantai 3A Grand Indonesia, Minggu (27/7/2025).
Senada, temannya Rani (22) menganggap mal sebagai tempat cuci mata sekaligus terapi mental usai kerja seminggu penuh.
“Lihat barang lucu, lihat orang-orang
happy,
kita jadi ikut
happy
juga. Kalau cocok, nanti balik lagi,” kata dia.
Fenomena ini bukan sekadar soal enggan belanja. Banyak pengunjung merasa keberadaan mal mengisi kekosongan ruang publik yang seharusnya dimiliki kota.
Sebagian besar dari mereka datang bukan karena konsumtif, melainkan karena butuh ruang aman.
Meski mengapresiasi ruang hijau seperti Hutan Kota GBK, ia menyebut ruang publik terbuka sering kali tidak menjamin kenyamanan, apalagi privasi.
“Kalau mal itu ada AC, tenang, enggak terlalu terbuka, dan yang penting di mal lebih aman,” ujar Rani.
Sementara penjaga toko optik di Grand Indonesia, Arlo (27) membenarkan bahwa tren pengunjung hanya melihat tanpa membeli makin masif di 2025.
“Dulu orang ke optik itu pasti beli. Sekarang banyak yang nyoba-nyoba, bahkan ada yang cuma bikin konten,” ujar dia.
Arlo bekerja di bidang retail sejak 2017 dan merasakan penurunan penjualan hingga 30 persen dalam dua tahun terakhir.
“Dulu bisa 80 persen yang datang itu beli. Sekarang tinggal 50-60 persen,” imbuh dia.
Diketuai Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono mengatakan, fenomena Rojali belum tentu mencerminkan kemiskinan, namun bisa menjadi gejala sosial akibat tekanan ekonomi, terutama bagi kelompok rentan.
“Kelompok atas juga mulai menahan konsumsinya,” ujar dia, Jumat (25/7/2025).
BPS belum memiliki survei khusus tentang Rojali. Namun, data Susenas Maret 2025 menunjukkan kenaikan angka setengah pengangguran di perkotaan dan peningkatan harga bahan pokok telah mempersempit ruang konsumsi rumah tangga bawah.
“Rojali bisa jadi sinyal penting bagi pembuat kebijakan. Jangan cuma fokus ke angka kemiskinan, tapi juga lihat stabilitas ekonomi rumah tangga kelas menengah bawah,” kata Ateng.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/25/6883409c3145a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
PDI-P Tegaskan Hasto Masih Sekjen meski Sudah Divonis Terlibat Kasus Suap Harun Masiku Nasional 27 Juli 2025
PDI-P Tegaskan Hasto Masih Sekjen meski Sudah Divonis Terlibat Kasus Suap Harun Masiku
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Ketua DPP
PDI-PDjarot Saiful Hidayat
menegaskan bahwa
Hasto Kristiyanto
yang tengah menghadapi proses hukum, hingga kini masih berstatus sebagai sekretaris jenderal (Sekjen) partai.
Eks Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, kelanjutan status Hasto menunggu kongres PDI-P digelar pada tahun 2025 ini.
Namun, waktu dan tempat pelaksanaan kongres sampai saat ini masih menunggu keputusan dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
“Sampai sekarang masih tetap sebagai Sekjen dan masih belum diganti. Makanya nanti menunggu hasil kongres. Kapan hasil kongresnya? Ya ditunggu saja, yang penting itu tahun 2025, dan menurut Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga, jadwal kongres yang menentukan adalah ketua umum,” ujar Djarot di Kantor DPP PDI-P, Minggu (27/7/2025).
Saat ditanya kemungkinan PDI-P menggelar kongres pada Agustus 2025, Djarot enggan memastikan dan hanya menyatakan bahwa masa bakti kepengurusan partai sekarang berakhir tahun ini.
“Ya bisa saja Agustus bisa, September bisa, Oktober bisa, ya kan? Karena kepengurusannya itu 2020 sampai dengan 2025,” jelas Djarot.
Dalam kesempatan ini, Djarot juga mengungkap bahwa partainya akan menggelar bimbingan teknis (Bimtek) untuk anggota DPR-DPRD fraksi PDI-P di Bali, dalam waktu dekat.
“Kita di Bali memang ada acara kegiatan pertama bimtek bagi anggota DPR-DPRD seluruh Indonesia. Kemudian dilanjutkan konsolidasi,” kata Djarot.
Meski begitu, Djarot mengaku belum mengetahui secara pasti apakah agenda bimtek dan konsolidasi anggota DPR-DPRD Fraksi PDI-P bakal dilanjutkan menjadi kongres partai.
Dia hanya menegaskan bahwa bimtek bagi para anggota legislatif PDI-P adalah lanjutan dari agenda yang pernah digelar sebelumnya di Kemayoran, Jakarta Pusat.
“Kita belum tahu, tapi yang jelas kegiatan di Bali adalah Bimtek anggota DPR-DPRD seluruh Indonesia yang tahun lalu diadakan di Kemayoran. Tahun ini di Bali sekaligus forum konsolidasi internal partai,” pungkasnya.
Adapun Hasto sebelumnya divonis hukuman 3,5 tahun penjara atas kasus suap untuk meloloskan Harun Masiku ke DPR.
Diberitakan sebelumnya, PDI-P pernah mengagendakan kongres digelar pada April 2025, tetapi ditunda karena sejumlah pertimbangan.
Namun, Ketua DPP Puan Maharani memastikan bahwa kongres bakal digelar pada tahun ini.
Puan pun meminta publik untuk bersabar meski waktu pelaksanaan Kongres VI PDI-P masih belum diumumkan.
“Pada waktunya tentu akan diumumkan. Sabar, cukup ya,” ujar Puan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (15/5/2025).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/11/6870dfd480fb1.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
15.000 Penerima Bansos di Jakarta Main Judol, Pramono Minta Ditindaklanjuti Megapolitan 27 Juli 2025
15.000 Penerima Bansos di Jakarta Main Judol, Pramono Minta Ditindaklanjuti
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Gubernur
JakartaPramono Anung
merespons temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang mengungkap 15.033 warga penerima bantuan sosial (bansos) di DKI tercatat sebagai pemain
judi online
sepanjang tahun 2024.
Ia sudah menugaskan Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) DKI Jakarta untuk menindaklanjuti data tersebut.
“Jadi saya sudah meminta Kepala Dinas Kominfo untuk mendalami. Karena bagaimanapun kan ini baru ditemukan, dan ini memang permintaan Pemerintah Jakarta kepada PPATK,” kata Pramono saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu (27/7/2025).
Menurut dia, masalah judi online adalah musuh bersama yang harus ditangani secara tegas.
Temuan ini menunjukkan adanya kebutuhan untuk memperbaiki sistem verifikasi penerima bantuan sosial agar tidak disalahgunakan.
Ia pun menegaskan sikap keras terhadap praktik judi online.
“Artinya memang harus dilakukan perbaikan untuk itu. Dan kalau saya, sebenarnya untuk urusan
judol
ini kita keras aja. Tutup aja semuanya,” tegas dia.
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengungkapkan, 602.419 warga Jakarta terdeteksi sebagai pemain judi online sepanjang 2024.
Dalam periode itu, PPATK mencatat ada 17,5 juta transaksi judi online yang dilakukan oleh warga Jakarta, dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,12 triliun.
“Di DKI Jakarta saja, 600.000 lebih pemain judi online. Angkanya itu untuk deposit saja lebih dari Rp 3 triliun,” kata Ivan saat acara penandatanganan nota kesepahaman antara Pemprov Jakarta dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Rabu (23/7/2025).
Dari total 600.000 lebih pemain judi online itu, terdapat 15.033 nama yang tercatat sebagai penerima bansos Pemprov Jakarta pada tahun yang sama.
Mereka terlibat dalam 397.000 kali transaksi judi online dengan total nominal mencapai Rp 67 miliar sepanjang 2024.
Ivan mengatakan, data tersebut sudah dianalisis berdasarkan pelacakan rekening dan sistem pelaporan transaksi keuangan mencurigakan.
PPATK juga menyerahkan temuan ini kepada pihak Pemprov Jakarta untuk ditindaklanjuti dalam kebijakan sosial ke depan.
Temuan ini menambah panjang daftar kekhawatiran pemerintah pusat maupun daerah terhadap maraknya judi online.
PPATK bahkan menyebut fenomena tersebut telah menjadi ancaman sosial yang sistemik dan tidak mengenal batas usia maupun status sosial.
“
Judi online
ini bukan lagi cuma perilaku menyimpang di dunia maya, tapi sudah jadi ancaman nyata,” ujar Ivan.
PPATK sebelumnya juga merinci bahwa secara nasional terdapat lebih dari 3 juta penduduk Indonesia yang terlibat dalam judi online, dengan transaksi yang mencapai puluhan triliun rupiah dalam setahun terakhir.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/06/19/6853dc7865497.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/23/6858a890443fa.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/03/06/67c946cbe9292.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/07/05/6868f927371f1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)