Author: Kompas.com

  • Karhutla Kerap Landa Kawasan Danau Toba, Bobby: Pekan Depan Rekayasa Cuaca… 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        27 Juli 2025

    Karhutla Kerap Landa Kawasan Danau Toba, Bobby: Pekan Depan Rekayasa Cuaca… Regional 27 Juli 2025

    Karhutla Kerap Landa Kawasan Danau Toba, Bobby: Pekan Depan Rekayasa Cuaca…
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Gubernur Sumatera Utara,
    Bobby Nasution
    , mengungkapkan bahwa wilayah di sekitar
    Danau Toba
    saat ini sedang mengalami kekeringan yang berpotensi memicu
    kebakaran hutan
    .
    Untuk mengatasi masalah ini, pihaknya bersama Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) berencana melakukan
    rekayasa cuaca
    yang dijadwalkan mulai minggu depan.
    “Mudah-mudahan insya Allah kalau tidak salah saya, Minggu depan akan dilakukan rekayasa cuaca, akan ditaburkan garam ke awan sehingga intensitas hujan bisa sedikit lebih tinggi, untuk mengantisipasi kekeringan dan kebakaran,” ujar Bobby saat memberikan keterangan kepada wartawan usai meninjau Stadion Utama di Kabupaten Deli Serdang, Minggu (27/1/2025).
    Bobby menambahkan bahwa usulan rekayasa cuaca ini tidak hanya datang dari Pemerintah Provinsi Sumut, tetapi juga dari lima kabupaten yang mengelilingi Danau Toba.
    “Kita mengantisipasi kekeringan dan kebakaran. Kita akan lakukan rekayasa cuaca di kawasan Danau Toba yang saat ini sudah ada beberapa titik api, dengan laporan dari 4 sampai 5 kabupaten yang mengusulkan bersama provinsi ke BMKG,” katanya.
    Sebelumnya, data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut menunjukkan bahwa dalam periode 1 Januari hingga 13 Juli 2025, sebanyak 1.804,95 hektar lahan hutan di Sumut telah terbakar.
    Dok. ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI Pemandangan Danau Toba dari The Kaldera Toba Nomadic Escape, Pardamean Sibisa, Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.
    Kejadian ini memberikan dampak negatif pada berbagai sektor, termasuk keanekaragaman hayati dan pariwisata.
    “Dalam beberapa bulan ini, laporan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terus mengancam keberlanjutan kawasan, merusak keanekaragaman hayati, mengganggu pariwisata, dan menurunkan kualitas udara yang berdampak terhadap kesehatan masyarakat,” ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Sumut, Togap Simangunsong, dalam Rapat Koordinasi Penanganan Karhutla di Kawasan Geopark Danau Toba, Kamis (17/7/2025).
    Togap menjelaskan bahwa kawasan Danau Toba telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark, yang memiliki nilai ekologis, geologis, dan budaya yang sangat tinggi.
    Namun, kawasan ini juga rentan terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas pembakaran lahan, baik yang dilakukan secara sengaja maupun tidak.
    “Oleh karena itu, saya mengimbau pihak yang menangani masalah ini untuk melakukan patroli terpadu secara rutin, pemetaan daerah rawan, penyuluhan kepada masyarakat, dan melibatkan tokoh adat serta agama dalam kampanye pencegahan pembakaran lahan,” katanya.
    Sementara itu, Kepala BPBD Sumut, Tuahta Ramajaya Saragih, melaporkan bahwa selama tujuh bulan terakhir, terjadi 80 kebakaran, di mana 40 di antaranya berada di wilayah Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba, yang mencakup tujuh kabupaten.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 8 Usaha Wisata di Puncak Dibongkar, Menteri LH: Tanam Pohon, Jangan Vila
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        27 Juli 2025

    8 Usaha Wisata di Puncak Dibongkar, Menteri LH: Tanam Pohon, Jangan Vila Bandung 27 Juli 2025

    8 Usaha Wisata di Puncak Dibongkar, Menteri LH: Tanam Pohon, Jangan Vila
    Tim Redaksi
     
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Delapan unit usaha wisata di kawasan Puncak
    Bogor
    , Jawa Barat, mulai dibongkar karena melanggar aturan pemanfaatan kawasan hutan.
    Pembongkaran dilakukan secara mandiri oleh pihak pengelola menyusul sanksi dari Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol.
    Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol mengatakan, pembongkaran ini merupakan tindak lanjut dari peringatan yang sudah disampaikan sebulan lalu.
    Salah satu lokasi yang dibongkar adalah unit usaha yang menjadi kemitraan KSO PTPN.
    “Ini sesuai dengan perintah pembongkaran yang kami sampaikan sekitar tanggal 20 Juli. Hari ini kami memastikan bahwa pembongkaran sudah dimulai, ada 8 gazebo dan 1 restoran dan kita saksikan bersama telah mulai pembongkaran. Kami mengapresiasi dan harapan kami pembongkaran ini bisa selesai satu bulan dari sekarang,” kata Hanif saat meninjau langsung proses pembongkaran, Minggu (27/7/2025).
    Unit-unit usaha yang dibongkar merupakan bagian dari kerja sama operasional (KSO) dengan PTPN yang telah menerima sanksi administrasi.
    Menteri Lingkungan Hidup memberikan waktu satu bulan sejak peringatan dikeluarkan untuk melakukan pembongkaran mandiri.
    Dari total 33 unit usaha dalam KSO yang disanksi, sebagian telah menunjukkan itikad baik. Namun masih ada belasan usaha lain yang belum mengambil tindakan apapun.
    “Kalau minggu depan masih belum mulai membongkar, kami akan turun langsung untuk membantu membongkarnya. Dan bagi yang tidak kooperatif, kami proses hukum sesuai Pasal 114 UU 32 Tahun 2009 dengan ancaman pidana satu tahun,” tegas Hanif.
    Selain dibongkar, para pengusaha juga diwajibkan melakukan restorasi lahan. Penanaman kembali vegetasi hutan menjadi kewajiban lanjutan bagi semua pelaku usaha yang telah menempati kawasan tersebut.
    Hanif juga menyoroti luasnya okupasi ilegal di luar KSO, yang ditaksir mencapai 400 hektar. Pemerintah berencana melanjutkan penertiban ke area tersebut setelah 33 lokasi KSO selesai ditangani.
    “Kami akan tertibkan semua, termasuk pemilik vila dan restoran ilegal di kawasan Puncak. Ini penting karena alih fungsi kawasan hutan di Cisarua berkontribusi terhadap bencana banjir yang setiap tahun menelan korban jiwa,” ujarnya.
    Ia mengimbau para pemilik modal agar berhenti membangun vila dan tempat wisata baru di kawasan rawan bencana tersebut, dan mengajak mereka berinvestasi di sektor pelestarian lingkungan.
    “Cisarua sangat penting menjaga ekosistem air ke Bogor, Depok, hingga Jakarta. Tolong hentikan pembangunan vila. Kalau mau investasi, tanami pohon. Itu lebih membawa berkah,” pungkas Hanif.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Terdapat Luka Lebam Diduga akibat Pukulan Benda Tumpul pada Mayat Terikat di Jurang Pati
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        27 Juli 2025

    Terdapat Luka Lebam Diduga akibat Pukulan Benda Tumpul pada Mayat Terikat di Jurang Pati Regional 27 Juli 2025

    Terdapat Luka Lebam Diduga akibat Pukulan Benda Tumpul pada Mayat Terikat di Jurang Pati
    Tim Redaksi
    PATI, KOMPAS.com
    – Tim Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Jawa Tengah mengungkapkan hasil otopsi terhadap mayat KR (34), warga Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, yang ditemukan di dasar jurang sedalam 20 meter.
    Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya sejumlah luka akibat kekerasan, termasuk memar pada wajah, bahu, dada, dan perut.
    Kasat Reskrim Polresta Pati, Kompol Heri Dwi Utomo, menjelaskan bahwa otopsi yang dilakukan di RSUD RAA Soewondo Pati pada Minggu (27/7/2025) juga mencatat adanya retakan pada tulang tengkorak korban serta pendarahan otak.
    “Luka-luka ini akibat pukulan benda tumpul dan pendarahan otak ini diduga menjadi penyebab kematian korban,” kata Heri saat dihubungi melalui ponsel.
    Menurut hasil pemeriksaan medis, korban diperkirakan telah meninggal dunia sepekan sebelum penemuan jasadnya.
    Keluarga korban melaporkan bahwa KR sudah tidak pulang ke rumah selama satu minggu, sehingga pencarian dilakukan.
    “Jasadnya membusuk. Temuan-temuan medis ini memperkuat dugaan jika ini korban pembunuhan,” tambah Heri.
    Mayat KR ditemukan dalam kondisi mengenaskan pada Sabtu (26/7/2025) sore, tanpa busana dan dalam posisi terikat di leher dan kaki menggunakan tali tambang.
    Kasat Reskrim Polresta Pati, Kompol Heri Dwi Utomo, menyatakan bahwa setelah menerima informasi tentang penemuan jasad tersebut, Unit Inafis langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    Jenazah korban kemudian dievakuasi ke RSUD RAA Soewondo Pati untuk pemeriksaan lebih lanjut.
    “Kematiannya tak wajar, dugaan kuat korban pembunuhan,” tegas Heri.
    Saat ini, pihak kepolisian telah mengidentifikasi korban dan mengetahui bahwa KR adalah warga Kecamatan Kayen yang sudah hilang selama seminggu.
    Kapolsek Kayen, AKP Parsa, menambahkan bahwa korban pertama kali ditemukan oleh warga sekitar yang sedang berburu biawak menggunakan senapan angin.
    Penemuan mayat ini kemudian dilaporkan ke Pemerintah Desa Purwokerto dan Polsek Kayen.
    “Kami mendapati kondisi mayat sudah membusuk dengan lidah menjulur, tali tambang melilit di leher dan terhubung ke kaki. Ini sangat mengindikasikan adanya unsur kekerasan. Kami pastikan ini bukan kematian wajar,” ungkap Parsa.
    Pihak kepolisian juga mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk kaus pink bertuliskan ‘Arabela’, celana pendek merek Falcon, dan tali tambang.
    Barang bukti lain yang ditemukan di lokasi meliputi karung putih robek, bantal merah kombinasi putih, dan kaus singlet warna putih dengan bekas darah mengering.
    “Cara korban diikat dan diletakkan di dalam jurang menunjukkan adanya upaya pelaku untuk menyembunyikan jenazah. Ini membuat penyelidikan mengarah kuat ke dugaan pembunuhan,” pungkas Parsa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Air Danau Toba Keruh, Bobby: Dari Diskusi Beberapa Ahli Ada Satu Kemungkinan… 
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        27 Juli 2025

    Air Danau Toba Keruh, Bobby: Dari Diskusi Beberapa Ahli Ada Satu Kemungkinan… Medan 27 Juli 2025

    Air Danau Toba Keruh, Bobby: Dari Diskusi Beberapa Ahli Ada Satu Kemungkinan…
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Gubernur Sumatera Utara,
    Bobby Nasution
    , memberikan tanggapan mengenai fenomena air
    Danau Toba
    yang keruh berwarna kecoklatan dan viral di media sosial.
    Ia mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengambil sampel air untuk memastikan penyebab dari fenomena tersebut.
    “Air Danau Toba untuk hari ini, sampai dengan hari ini kita lagi nunggu penelitian, airnya sampel airnya sudah diambil,” ujar Bobby saat ditanya oleh wartawan, usai meninjau Stadion Utama Sumut di Kabupaten Deli Serdang, Minggu (27/7/2025).
    Bobby menambahkan bahwa hingga saat ini, ia belum dapat memastikan penyebab utamanya, mengingat ada berbagai kemungkinan yang dapat terjadi.
    “Apakah memang karena ada zat kimia yang tersebar di situ? Apapun kegiatan di atas Danau Toba, ini kita nunggu hasil lab-nya,” jelasnya.
    Selain itu, Bobby juga menyebutkan kemungkinan lain yang muncul dari diskusinya dengan para ahli.
    “Dari diskusi dengan beberapa ahli, ada salah satu kemungkinan, tapi sambil menunggu hasil lab, kemungkinannya karena menurunnya muka air Danau Toba. Makanya kita sampaikan, kalau karena pengaruh alam atau cuaca, ini ga ada yang bisa disalahkan,” ungkapnya.

    Sebelumnya, video yang menunjukkan air
    Danau Toba keruh
    diunggah oleh akun Jelajah Sumut di Facebook, dengan narasi yang menunjukkan pengambilan video pada 16 Juli 2025.
    Lokasi pengambilan video tersebut tepat membelakangi patung Yesus Kristus di Bukit Sibea-bea, Desa Harian Boho, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir.
    Unggahan tersebut langsung menarik perhatian publik.
    Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir, Edison Pasaribu, juga memberikan penjelasan mengenai fenomena ini.
    Menurutnya, salah satu penyebabnya adalah faktor alam.
    “Itu faktor alam ya karena beberapa minggu terakhir ini angin sangat kencang dan menyebabkan ombak di perairan Danau Toba itu meningkat,” kata Edison dalam video yang diterima Kompas.com, Jumat (25/7/2025).
    Dengan adanya pengambilan sampel dan penelitian yang sedang dilakukan, diharapkan penyebab dari fenomena ini dapat segera teridentifikasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tas Diplomat Kemlu Ditemukan di Rooftop, Ada Dokumen Rekam Medis
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 Juli 2025

    Tas Diplomat Kemlu Ditemukan di Rooftop, Ada Dokumen Rekam Medis Megapolitan 27 Juli 2025

    Tas Diplomat Kemlu Ditemukan di Rooftop, Ada Dokumen Rekam Medis
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Polda Metro Jaya menemukan tas ransel milik diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), ADP (39), di
    rooftop
    Gedung Kemenlu.
    Kasubbid Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan, di dalam tas tersebut terdapat beberapa barang.
    Salah satunya dokumen rekam medis ADP.
    “Saya tidak bisa jelaskan rinci, tapi salah satunya adalah penyelidik menemukan ada rekam medis korban di salah satu rumah sakit umum di Jakarta,” ujar Reonald dalam program Berita Utama Kompas TV, Minggu (27/7/2025).
    Dokumen rekam medis tersebut tertanggal 9 Juni 2025.
    Namun, Reonald tidak mengungkap isi rekam medis tersebut. Ia juga enggan menyebutkan benda lain yang ada dalam tas tersebut.
    Sebelum tewas, ADP terekam CCTV berada di
    rooftop
    Gedung Kemenlu selama 1 jam 26 menit. Saat itu, ia membawa sebuah tas ransel dan kantong belanja.
    Namun, saat turun dari
    rooftop,
    ia terlihat tak membawa kedua benda tersebut.
    Tas ransel itu ditemukan sehari setelah dia ditemukan tewas di indekosnya di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
    “Tim penyelidik langsung mencari dan menemukan tas itu di atas. Di lantai 12, di samping tangga lantai 12,” ujar Reonald.
    Selain itu, hingga saat ini, ponsel ADP juga belum ditemukan.
    Diketahui, ADP ditemukan tewas di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
    Saat ditemukan, korban dalam posisi tergeletak di atas kasur. Kepalanya terlilit lakban kuning, sementara tubuhnya tertutup selimut biru.
    Dari hasil olah TKP, polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, dan pakaian milik korban.
    Selain itu, turut ditemukan obat sakit kepala dan obat lambung, meskipun belum dipastikan kaitannya dengan penyebab kematian.
    Penyidik juga menemukan sidik jari ADP pada permukaan lakban yang melilit kepalanya.
    Namun, hingga kini polisi masih menyelidiki apakah lakban tersebut dipasang oleh korban sendiri atau oleh orang lain.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pabrik Plastik di Cirebon Terbakar, Api Hanguskan Mesin dan Tumpukan Limbah
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        27 Juli 2025

    Pabrik Plastik di Cirebon Terbakar, Api Hanguskan Mesin dan Tumpukan Limbah Bandung 27 Juli 2025

    Pabrik Plastik di Cirebon Terbakar, Api Hanguskan Mesin dan Tumpukan Limbah
    Editor
    CIREBON, KOMPAS.com –

    Kebakaran
    hebat melanda sebuah pabrik daur ulang plastik di Jalan Arya Salingsingan Nomor 26, Desa Warukawung, Kecamatan Depok, Kabupaten
    Cirebon
    , Minggu (27/7/2025) siang.
    Insiden bermula sekitar pukul 11.45 WIB saat warga setempat melihat kepulan asap pekat disertai kobaran api yang keluar dari bagian dalam bangunan.
    Melihat kejadian tersebut, seorang warga bernama Agus segera melaporkan peristiwa itu ke Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kabupaten Cirebon.
    “Saat menerima laporan pukul 11.50 WIB, kami langsung mengerahkan satu armada dari Sektor Sumber,” kata Kepala Bidang Kedaruratan DPKP Kabupaten Cirebon, Eno Sudjana, dikutip Tribun Cirebon, Minggu (27/7/2025).
    Tim pemadam tiba di lokasi lima menit kemudian dan segera melakukan penyekatan agar api tidak menjalar ke bangunan lainnya.
    Namun, karena api cepat membesar dan suplai air terbatas, DPKP kemudian meminta dukungan tambahan dari Sektor Palimanan dan Sektor Weru.
    “Pemadaman berhasil dilakukan hingga tuntas pada pukul 13.08 WIB, dan dilanjutkan dengan proses pendinginan hingga pukul 13.27 WIB,” lanjut Eno.
    Pemilik usaha mengungkapkan bahwa saat kejadian, pabrik sedang dalam kondisi tidak beroperasi karena libur. Meski demikian, sejumlah material mudah terbakar seperti tumpukan plastik daur ulang dan mesin produksi masih berada di dalam area pabrik.
    “Kami masih menyelidiki sumber api secara pasti, tetapi dugaan sementara api berasal dari tumpukan barang-barang mudah terbakar seperti plastik daur ulang,” ujar pemilik.
    Kebakaran ini menghanguskan sekitar 166 meter persegi dari total luas bangunan 208 meter persegi. Sementara itu, area seluas 42 meter persegi berhasil diselamatkan.
    Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam insiden ini, namun kerugian materi diperkirakan mencapai Rp 70 juta. Api membakar sejumlah mesin seperti pencacah plastik, mesin dompleng, serta tumpukan bahan plastik siap olah.
    Dalam proses pemadaman, sejumlah unsur ikut terlibat, termasuk warga, personel Babinsa, Bhabinkamtibmas Polsek Depok, BPBD Kabupaten Cirebon, serta Tagana dari Desa Warukawung.
    “Setelah dilakukan pemeriksaan bersama oleh regu gabungan dan pihak terkait, area dinyatakan aman dan semua armada kembali ke pos masing-masing,” ujar Eno
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Terombang-ambing 3 Hari di Laut Flores, KM Mulya Abadi Dievakuasi Tim SAR
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        27 Juli 2025

    Terombang-ambing 3 Hari di Laut Flores, KM Mulya Abadi Dievakuasi Tim SAR Regional 27 Juli 2025

    Terombang-ambing 3 Hari di Laut Flores, KM Mulya Abadi Dievakuasi Tim SAR
    Tim Redaksi
    SIKKA, KOMPAS.com –
    Tim SAR gabungan mengevakuasi
    KM Mulya Abadi
    setelah terombang-ambing di perairan utara Flores selama tiga hari.
    Kapal yang mengangkut semen dan sembako itu mengalami patah kemudi saat bertolak dari Pulau Jinato, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan menuju Pelabuhan Riung, Kabupaten Ngada, NTT pada Kamis (24/7/2025).
    Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere, Fathur Rahman menerangkan, awalnya kapal tersebut ditemukan oleh kapal tengker Maersk Monte Lascar pada Sabtu (26/7/2025).
    “Saat itu kapal tengker ini sedang berlayar dengan rute Singapura-Australia,” ujar Fathur di Maumere, Minggu (27/7/2025).
    Kapal tengker Maersk Monte Lascar kemudian melaporkan ke Basarnas melalui sinyal distress.
    Setelah mendapati informasi posisi KM Mulya Abadi, Basarnas menghubungi tim SAR gabungan agar segera menuju titik koordinat.
    “Tim SAR langsung mengarahkan KN SAR Puntdewa 250 menuju posisi KM Mulya Abadi di titik koordinat 7°55’28.2”S – 121° 07’48”E,” ungkapnya.
    Setibanya di lokasi, tim SAR gabungan terlebih dahulu mengevakuasi delapan awak kapal.
    Selanjutnya, KM Mulya Abadi ditarik oleh KM Surya Indah menuju pelabuhan Riung.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sudah Sepekan Karhutla di Kampar Belum Padam, Hanguskan 25 Hektare Lahan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        27 Juli 2025

    Sudah Sepekan Karhutla di Kampar Belum Padam, Hanguskan 25 Hektare Lahan Regional 27 Juli 2025

    Sudah Sepekan Karhutla di Kampar Belum Padam, Hanguskan 25 Hektare Lahan
    Tim Redaksi
    PEKANBARU, KOMPAS.com
    – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Desa Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, masih berlangsung hingga Minggu (27/7/2025).
    Api yang membakar lahan kosong semak belukar tersebut telah berlangsung selama delapan hari.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    , meskipun api tidak terlihat di permukiman penduduk, namun api masih ada di dalam gambut yang memiliki kedalaman sekitar satu setengah meter, dan mengeluarkan asap.
    Lahan yang terbakar bersebelahan dengan perkebunan kelapa sawit milik perusahaan, dengan batas parit selebar tiga meter.
    Di lokasi kejadian, hanya tim
    Manggala Agni
    Daops Sumatera IV/Pekanbaru yang terlihat berjuang memadamkan api.
    Petugas menggunakan mesin pompa air untuk memadamkan api, dengan air yang diambil dari parit perusahaan yang baru saja diperdalam.
    Kepala Tim Pemadam Manggala Agni Daops Sumatera IV/Pekanbaru,
    Muliadi
    , menyatakan bahwa luas lahan yang terbakar diperkirakan mencapai 25 hektare.

    “Karhutla di sini sudah 8 hari. Kondisinya saat ini tinggal api di dalam gambut dan berasap,” ungkap Muliadi saat ditemui di lokasi kebakaran.
    Pemadaman api dimulai pada Minggu (20/7/2025).
    Muliadi menjelaskan bahwa selama lima hari pertama, kebakaran berlangsung sangat besar dan terus meluas, sehingga menyulitkan petugas gabungan untuk mengendalikan situasi.
    Beruntung, hujan deras turun pada Jumat (25/7/2025) malam, yang membantu memadamkan beberapa titik api.
    Namun, cuaca panas yang kembali melanda pada Sabtu dan hari ini menyebabkan asap kembali meningkat.
    Meski mengalami berbagai kendala, Muliadi menegaskan bahwa pihaknya akan terus berupaya memadamkan api hingga tuntas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Perempuan Tewas dalam Kebakaran di Jagakarsa, Diduga Sedang Tidur
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 Juli 2025

    Perempuan Tewas dalam Kebakaran di Jagakarsa, Diduga Sedang Tidur Megapolitan 27 Juli 2025

    Perempuan Tewas dalam Kebakaran di Jagakarsa, Diduga Sedang Tidur
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Korban tewas dalam
    kebakaran
    yang menghanguskan lapak rongsok dan kontrakan di Jalan Kancil I, RT 014 RW 02, Lenteng Agung, Jagakarsa,
    Jakarta
    Selatan, Minggu (27/7/2025), diduga sedang tertidur saat api membesar.
    Sugandi (52), pemilik lapak barang bekas, mengaku tengah berada di kampung halamannya di Cikarang saat kebakaran terjadi.
    “Ya, katanya (korban sedang tidur). Sebab saya lagi enggak di lokasi. Saya di kampung. Pas pulang kampung tadi subuh. Katanya kejadiannya jam 09.00 WIB,” ujar Sugandi saat ditemui di lokasi.
    Menurut penuturan warga dan karyawan lapaknya, korban diduga tertidur di dalam kamar ketika api mulai membesar. Ia pun tidak bisa menyelamatkan diri.
    “Sempet enggak percaya aku (korban) dilibas api. Enggak bisa kabur, katanya,” tambah Sugandi.
    Ada tiga orang di lokasi saat kebakaran, termasuk dua karyawannya dan korban.
    “Satu lagi itu istrinya itu tukang gerobak (korban) yang meninggal itu. Posisi lagi tidur, katanya. Eggak ketolong, kejebak api,” kata dia.
    Sugandi mendapat kabar kebakaran dari keponakannya sekitar pukul 09.00 WIB. Ia langsung kembali ke lokasi dan mendapati lapak miliknya telah habis dilalap si jago merah.
    “Begitu diberi kabar kebakaran, langsung balik sini lagi aku. Sampai sini sudah hangus. Sudah enggak ada yang tersisa,” jelasnya.
    Penyebab kebakaran diduga akibat korsleting dari kabel lapak yang dipasang secara sembarangan.
    “Katanya sihdari listrik. Biasanya kan kabel pendek-pendek. Itu biasanya kabel dipasang sembrono. Kayaknya faktor kelupaan,” ucapnya.
    Sugandi menyebut kerugian materi yang ia alami diperkirakan mencapai Rp 50 juta, terdiri dari tumpukan besi, kertas, dus, dan barang rongsokan lainnya yang habis terbakar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bocah 2 Tahun Tewas Terjebak Kebakaran di Berau, Petugas Terlambat karena Jarak
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        27 Juli 2025

    Bocah 2 Tahun Tewas Terjebak Kebakaran di Berau, Petugas Terlambat karena Jarak Regional 27 Juli 2025

    Bocah 2 Tahun Tewas Terjebak Kebakaran di Berau, Petugas Terlambat karena Jarak
    Tim Redaksi
    BERAU, KOMPAS.com –
     Kebakaran hebat melanda sebuah rumah kayu di Kampung Biatan Ilir, Kecamatan Biatan, Kabupaten
    Berau
    ,
    Kalimantan Timur
    , Minggu (27/7/2025) sore.
    Dalam peristiwa tragis ini, seorang balita berusia dua tahun dilaporkan tewas terjebak kobaran api.
    Pemadam baru tiba setelah api melahap seluruh rumah.
     
    Korban diketahui bernama Zian Arsya Alifa, anak laki-laki berusia dua tahun yang tinggal bersama keluarganya di rumah tersebut.
    Kebakaran terjadi sekitar pukul 15.30 Wita dan dengan cepat melalap seluruh bangunan kayu yang berada di Jalan Poros Biatan, Talisayan, RT 003, Kampung Biatan Ilir.
    Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Berau, Novian Hidayat, membenarkan peristiwa tersebut. Ia mengatakan, petugas menerima laporan dari warga dan langsung menerjunkan tim ke lokasi.
    “Tim damkar bersama dua unit kendaraan langsung menuju lokasi. Tapi kondisi di lapangan sangat menantang. Lokasi jauh dari pusat kota, dan minim personel di sekitar lokasi kejadian,” ujar Novian kepada kompas.com.
    Salah satu saksi mata, Aras (54), yang sedang melintas di sekitar rumah korban, melihat kobaran api cukup besar dari bagian belakang rumah.
    “Saya sempat masuk ke rumah untuk membangunkan Syahrul dan Mukti Nurkhoir. Tapi saat kembali ingin menyelamatkan anak kecil, api sudah membesar. Saya langsung minta bantuan warga untuk menghubungi pemadam,” tutur Aras, warga Kampung Biatan Lempake RT 007.
    Api baru bisa dipadamkan setelah tim damkar bekerja keras selama beberapa waktu. Setelah itu, jasad korban baru berhasil dievakuasi dari puing-puing rumah yang hangus.
    Dugaan sementara, kebakaran dipicu oleh korsleting pada meteran listrik rumah. Hal ini diperkuat oleh keterangan saksi lain, Syahrul, yang menyebut bahwa terdengar suara percikan dari area meteran sebelum api muncul.
    Akibat kejadian ini, kerugian ditaksir mencapai Rp 200 juta. Bangunan rumah beserta isinya habis terbakar.
    “Kami menyampaikan duka mendalam atas korban jiwa dalam musibah ini. Ke depan, penting untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran, terutama di daerah terpencil yang jauh dari jangkauan pemadam,” tambah Novian.
    BPBD Berau bersama unit pemadam kebakaran mengerahkan dua kendaraan, yaitu Water Supply KT 8096 GM dan Slip On KT 9927 G, dibantu dua personel yakni Eri Sugiono dan Muhammad Yusup.
    Laporan menyebutkan bahwa selain jarak tempuh yang jauh, ketiadaan petugas damkar di sekitar lokasi memperlambat proses penanganan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.