Author: Kompas.com

  • 4
                    
                        Narasi Reuni UGM Setting-an di Tengah Isu Ijazah Palsu Jokowi, Ditanggapi Sinis Projo
                        Nasional

    4 Narasi Reuni UGM Setting-an di Tengah Isu Ijazah Palsu Jokowi, Ditanggapi Sinis Projo Nasional

    Narasi Reuni UGM Setting-an di Tengah Isu Ijazah Palsu Jokowi, Ditanggapi Sinis Projo
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Presiden ke-7 Joko Widodo (
    Jokowi
    ) kembali bikin gempar setelah dirinya hadir dalam acara reuni ke-45 angkatan 1980 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Aula Integrated Forest Farming Learning Center, Sleman, Yogyakarta, pada Sabtu (26/7/2025).
    Meski demikian, kehadiran Jokowi di reuni itu tidak cukup membungkam pihak-pihak yang selama ini menuduh ijazahnya palsu. 
    Padahal, Wakil Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) Fredy Damanik mengatakan bahwa Jokowi menganggap tudingan
    ijazah palsu
    sebagai guyonan saja dalam acara reuni angkatan 80 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).
    Fredy mengatakan, sejak awal, Jokowi tidak pernah menganggap tudingan tersebut sebagai beban.
    “Dalam sambutannya, kelihatan Pak Jokowi menjadikan tudingan ijazah palsu hanya sebagai guyonan. Jadi memang sejak awal, Pak Jokowi tidak pernah menganggap tudingan ijazah palsu sebagai beban, karena semua ijazahnya memang asli dan dipegangnya,” ujar Fredy kepada Kompas.com, Minggu (27/7/2025).
    Pembenci bangun narasi reuni setting-an
    Fredy menilai, dengan acara alumni tersebut, seharusnya semakin meyakinkan masyarakat, khususnya orang-orang yang masih ragu terhadap
    ijazah Jokowi
    .
    Namun, orang-orang yang terus memainkan
    isu ijazah palsu
    Jokowi tidak akan berhenti meski Jokowi menghadiri pertemuan alumni UGM tersebut.
    “Malah mereka akan membangun narasi negatif dan menyerang Pak Jokowi. Misalnya mereka akan mengatakan pertemuan alumni tersebut sebagai setting-an permintaan Pak Jokowi. Intinya mereka tidak akan pernah menerima fakta, saksi, bukti dan kebenaran yang mendukung kebenaran dan keaslian ijazah Pak Jokowi,” ujar Fredy.
    “Mereka hanya akan mau menerima kebenaran versi mereka, yaitu di mana mereka akan mendukung orang-orang yang percaya dengan mereka saja, padahal orang-orangnya itu-itu saja, sesama pembenci Pak Jokowi,” paparnya.
    Fredy mengatakan, pada intinya, orang-orang yang memainkan isu ijazah palsu Jokowi tidak akan berhenti dengan alasan apa pun, walaupun ada putusan pengadilan yang menyatakan mereka bersalah atas fitnah dan pencemaran nama baik.
    Dia yakin orang-orang tersebut akan tetap membangun narasi bahwa pengadilan tidak adil dan telah diintervensi Jokowi.
    “Tapi setidaknya, dengan adanya putusan pengadilan telah memberikan kepastian hukum kepada Pak Jokowi bahwa isu ijazah palsu adalah tidak benar,” ucap Fredy.
    Kehadiran Jokowi dalam reuni beberapa waktu lalu disambut hangat oleh jajaran pejabat Fakultas Kehutanan UGM, alumni angkatan 1980, serta Sekretaris Universitas Gadjah Mada, Andi Sandi.
    Dalam acara tersebut, Jokowi tampil santai dengan mengenakan kemeja putih lengan panjang dan celana panjang hitam.
    Pakaiannya ini sangat mencolok, mengingat semua peserta reuni mengenakan seragam berwarna biru.
    Dalam sambutannya di depan peserta reuni, Jokowi mengenang masa-masa kuliah di era 1980-an.
    Ia menyebut bahwa dirinya tidak pernah mengulang satu pun mata kuliah selama studi di Fakultas Kehutanan UGM.
    “Saya ini kuliah ya susah-susah, seperti teman-teman. Tapi ya lulus semua. Lulus. Enggak pernah mengulang,” kata Jokowi.
    Jokowi lalu menceritakan sosok sahabatnya semasa kuliah, Jambrung Sasono, yang dikenal akrab dengannya.
    Salah satu kenangan yang masih membekas di benaknya adalah ketika Jambrung harus mengulang mata kuliah Matematika.
    “Kalau teman baik saya, Pak Jambrung Sasono, saya ingat betul. Dulu matematika sampai empat kali. Dosen pengujinya Pak Daliyo. Saya heran, kok bisa matematika (mengulang) sampai empat kali,” ujar Jokowi.
    Selain itu, Jokowi turut mengingatkan rekan-rekannya agar tidak terlalu senang.
    Jokowi mengungkit ijazahnya yang sampai saat ini masih dikira palsu.
    “Mengenai nostalgia saya lihat senang semuanya. Tapi jangan senang dulu lho, karena ijazah saya masih diragukan,” ujar Joko Widodo.
    Ia juga menyoroti masalah terkait ijazahnya yang saat ini masih dalam proses pengadilan.
    “Hati-hati nanti keputusan di pengadilan. Begitu keputusannya asli, bapak ibu boleh senang-senang. Tapi begitu tidak, yang 88 juga semuanya palsu,” ucapnya, yang disambut tawa para peserta reuni.
    Jokowi mengaku heran dengan tudingan mengenai ijazah palsu serta KKN (Kuliah Kerja Nyata) fiktif yang dialamatkan kepadanya.
    Ia menegaskan bahwa dirinya telah menjalani kuliah dengan penuh perjuangan, termasuk menyelesaikan KKN dan skripsi.
    “Dosen pembimbing skripsi saya adalah Prof Dr Ir Achmad Sumitro. Kemudian skripsi saya diuji oleh Ir Burhanuddin dan Ir Sofyan Warsito. Diuji, ada pengujinya, diragukan lagi,” ungkapnya.
    Ia juga menyoroti tudingan mengenai KKN yang dianggap fiktif, bahkan menyebutkan bahwa lokasi KKN-nya pernah didatangi.
    “Ini dari ijazah lari ke skripsi, lari ke KKN. KKN-nya didatangi ke sana. Wong kita juga KKN, tapi ya kalau suruh ingat-ingat kan sudah 40 tahun, 40-45 tahun yang lalu kita masuk 45 tahun yang lalu, lulus kalau saya 85,” tuturnya.
    Meski begitu, ijazah Jokowi masih tetap diragukan, meski sudah hadir dalam reuni Fakultas Kehutanan UGM.
    Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo Notodiprojo, menegaskan kehadiran Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo, dalam reuni angkatan 80 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak akan membawa perubahan apa pun.
    Roy Suryo tetap meyakini bahwa skripsi Jokowi palsu sehingga ijazah asli tidak akan terbit.
    “Kunjungan tadi tidak mengubah apa pun hasil hipotesis sebelumnya, skripsi 99,9 persen palsu, tidak akan bisa terbit ijazah asli,” kata Roy Suryo saat dihubungi, Sabtu (26/7/2025).
    Roy Suryo menyebutkan, kedatangan Jokowi dalam reuni tersebut bukan berstatus sebagai alumni, melainkan laksana pejabat.
    “Bajunya beda, hanya datang singkat di Fakultas Kehutanan, bukan di acara intinya, di Wanagama seperti yang lain-lainnya,” tegas dia.
    Roy Suryo menilai, kedatangan Jokowi merupakan langkah untuk meyakinkan publik bahwa dosen penguji skripsinya adalah Ir. T. Burhanuddin dan Ir. Sofyan Warsito, sedangkan dosen pembimbingnya adalah Prof. Dr. Ir. Achmad Sumitro.
    “Buat apa? Kan aneh malahan. Dia juga berusaha cerita nama-nama teman saat KKN: Yohana (Hukum), Lience (Biologi), Alm. Eko (Geodesi) dan sebagainya. Tapi, tanpa bukti, hanya narasi saja. Tidak ada nilainya,” tegas dia.
    Sementara, Jokowi tetap dinilai kekeh menyatakan bahwa Ir. Kasmudjo adalah dosen pembimbingnya.
    “Padahal, Pak Kasmudjo sudah jelas membantah, baik selalu dosen pembimbing maupun dosen akademik,” jelasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 9
                    
                        Duduk Perkara Perusakan Rumah Doa dan Pendidikan Agama Siswa Kristen di Padang
                        Regional

    9 Duduk Perkara Perusakan Rumah Doa dan Pendidikan Agama Siswa Kristen di Padang Regional

    Duduk Perkara Perusakan Rumah Doa dan Pendidikan Agama Siswa Kristen di Padang
    Editor
    KOMPAS.com –
    Sebuah rumah doa yang juga difungsikan sebagai tempat pendidikan agama bagi siswa Kristen milik jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Kelurahan
    Padang
    Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, dirusak warga pada Minggu (27/7/2025) sore.
    Aksi perusakan ini menyebabkan dua anak mengalami luka.
    Peristiwa itu terekam dalam video yang kemudian viral di media sosial, salah satunya diunggah oleh akun Instagram @infosumbar.
    Dalam video tampak sejumlah warga melempar kaca jendela dengan batu dan kayu.
    Di dalam rumah, mayoritas perempuan bergegas keluar sambil membawa anak-anak yang menangis histeris.
    Pendeta GKSI Padang, F Dachi, menyebut rumah tersebut merupakan tempat ibadah dan juga lokasi belajar agama bagi siswa Kristen.
    “Saat itu datang ketua RW dan RT memanggil untuk berbicara di belakang rumah. Namun di depan warga ramai datang dan melakukan perusakan,” kata Dachi saat dihubungi, Minggu malam.
    Ia menjelaskan, saat kejadian, puluhan jemaat sedang berdoa dan para siswa tengah mengikuti pelajaran agama.
    Kaca-kaca jendela dipecahkan, aliran listrik diputus, dan sejumlah peralatan rusak. Dua anak dikabarkan terluka akibat insiden tersebut.
    Wali Kota Padang, Fadly Amran, turun langsung ke lokasi dan memimpin mediasi antara jemaat GKSI, warga, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), dan aparat kepolisian.
    Mediasi berlangsung hingga malam di kantor Camat Koto Tangah.
    Fadly menyampaikan bahwa peristiwa ini terjadi karena kesalahpahaman.
    “Pertama, kita harus memahami lukanya perasaan saudara-saudara kita yang mengalami tindakan perusakan bahkan juga sampai ada korban luka,” ujar Fadly saat dihubungi Kompas.com, Minggu malam.
    Ia menegaskan, peristiwa ini tidak berkaitan dengan isu SARA.
    Rumah yang dirusak merupakan rumah tempat pendidikan siswa Kristen dan bukan gereja.
    “Untuk kesalahpahaman sudah
    clear
    bahwa insiden ini tidak terkait SARA. Untuk tindakan yang masuk ranah pidana ditindaklanjuti sesuai hukum yang berlaku,” tambahnya.
    Ketua FKUB Padang, Salmadanis, menyebut akar persoalan muncul karena perubahan cara pengajaran agama yang dilakukan pihak gereja.
    Sebelumnya, kegiatan belajar agama dilakukan secara berpindah-pindah dari rumah ke rumah.
    Namun belakangan dipusatkan di satu rumah, yang kemudian menimbulkan salah paham di tengah masyarakat.
    “Namun, dalam beberapa pertemuan terakhir, dikumpulkan di rumah tersebut sehingga menimbulkan kesalahpahaman,” kata Salmadanis.
    Ia menambahkan, warga setempat tidak mengetahui bahwa rumah itu digunakan sebagai tempat pendidikan.
    “Warganya tidak tahu itu rumah pendidikan. Sebenarnya sudah ada surat yang disiapkan, namun tidak sampai ke tangan ketua RW atau RT,” ujarnya.
    Situasi diperparah dengan ramainya siswa yang hadir, sebagian diantar oleh orangtua, sehingga menimbulkan kecurigaan warga yang mengira rumah tersebut difungsikan sebagai gereja.
    “Ada puluhan siswa yang belajar di sana dan diantar orangtuanya sehingga ramai. Warga setempat bertanya-tanya karena tak ada pemberitahuan sehingga munculkan tindakan perusakan itu,” katanya.
    Salmadanis berharap ke depan tidak ada lagi kejadian serupa dan semua pihak lebih mengedepankan komunikasi.
    “Setiap agama itu mengajarkan kerukunan atau toleransi. Semuanya bisa dibicarakan agar tak terjadi kesalahpahaman,” tuturnya.
    (Kontributor Padang Perdana Putra)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2
                    
                        Demokrat: Roy Suryo yang Beropini Ijazah Palsu Jokowi Bukan Bagian Partai Kami
                        Nasional

    2 Demokrat: Roy Suryo yang Beropini Ijazah Palsu Jokowi Bukan Bagian Partai Kami Nasional

    Demokrat: Roy Suryo yang Beropini Ijazah Palsu Jokowi Bukan Bagian Partai Kami
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Juru Bicara
    Partai Demokrat
    , Herzaky Mahendra Putra, menekankan bahwa pakar telematika sekaligus eks Menpora,
    Roy Suryo
    , sudah bukan kader mereka lagi.
    Herzaky menyebut Roy Suryo telah mundur dari Demokrat sejak tahun 2019.
    “Saudara Roy Suryo yang beropini terkait ‘dugaan
    ijazah palsu
    ‘, bukan lagi bagian dari Partai Demokrat. Ia telah mengundurkan diri sejak tahun 2019,” ujar Herzaky dalam keterangannya, Minggu (27/7/2025) malam.
    Herzaky menyampaikan bahwa keputusan pengunduran diri Roy Suryo tersebut diterima karena adanya perbedaan pandangan yang tidak lagi sejalan dengan arah kebijakan partai.
    Dia pun menekankan bahwa Partai Demokrat bukan ‘partai biru’ yang disebut sebagai dalang di balik isu ijazah palsu Presiden ke-7, Joko Widodo (
    Jokowi
    ).
    Sebelumnya, Roy Suryo menegaskan tidak ada penyokong dana atau bohir di balik isu ijazah palsu Jokowi.
    Roy mengakui tudingan-tudingan tersebut memang sering datang kepadanya.
    Menurutnya, tudingan itu ngaco dan bohong.
    “Tuduhan-tuduhan ini (disokong bohir) adalah bohong dan nol besar. Kami itu peneliti, kami itu
    scientist
    . Saya, Dokter Tifa, Doktor Rismon, (tuduhan) yang ngaco semacam ini, itu bukan sekali dua kali saya dengar ya,” ujar Roy, seperti dikutip dari Kompas TV, Senin (28/7/2025) dini hari.
    Roy Suryo menekankan bahwa dirinya tidak memiliki niat apapun terkait dengan isu ijazah palsu Jokowi.
    Dia bahkan mengeklaim juga tidak memiliki niat untuk memenjarakan Jokowi.
    “Kalaupun misalnya terbukti ijazah ini misalnya memang benar-benar palsu, dan insyaallah memang palsu, karena buktinya sudah mengarah ke sana, skripsinya juga palsu, tidak ada niat kami sedikitpun untuk memenjarakan atau mempidanakan orang yang punya ijazah, itu urusan hukum. Artinya kami tidak berpikir politik sama sekali,” tegas Roy Suryo.
    Kemudian, Roy Suryo mengakui dirinya pernah berada di ‘partai biru’ selama 15 tahun, bahkan sampai menjabat wakil ketua umum (waketum) di sana.
    Roy Suryo menjamin mantan partainya itu tidak ada kaitannya dengan isu ijazah palsu Jokowi.
    “Benar bahwa dulu saya berasal dari partai politik, saya pernah wakil ketua umum di situ, dan 15 tahun saya di partai politik. Saya sebut saja, karena partai politik saya dulu warnanya biru,” katanya.
    “Tapi benar-benar saya insyaallah jamin, tidak ada. Dan bahkan kami itu meskipun saya hubungannya masih sangat baik ya, dengan beliau yang katanya mau dituduh itu, yang mau majukan anak, enggak ada sama sekali,” lanjut Roy Suryo.
    Munculnya isu partai biru berawal dari pernyataan Jokowi soal ada orang besar di balik sejumlah isu yang menimpanya, yaitu ijazah palsu dan wacana pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
    Jokowi menyebut ada manuver politik besar di balik serangan-serangan tersebut.
    “Kan saya sudah sampaikan,
    feeling
    saya mengatakan ada agenda besar politik dalam tuduhan ijazah palsu maupun pemakzulan,” kata Jokowi saat ditemui di Solo, Jawa Tengah.
    Menurutnya, serangkaian isu yang menyerang dirinya dan keluarga berkaitan erat dengan pihak-pihak tertentu yang memiliki kekuatan politik.
    “Artinya memang ada orang besar, ada yang
    back up
    , ya itu saja,” jelas Jokowi, tanpa menyebutkan nama.
    Jokowi juga menyebut bahwa keterlibatan elite politik dalam dinamika ini bukan lagi menjadi rahasia.
    Namun, Jokowi tidak menyinggung apa pun soal partai maupun warna partai.
    Isu partai biru pun muncul setelah Sekjen Peradi Bersatu sekaligus pelapor Roy Suryo dalam kasus dugaan ijazah palsu Jokowi, Ade Darmawan, diundang dalam wawancara bersama Kompas TV.
    Ade menyebut tidak bisa menuduh langsung siapa sosok yang dimaksud Jokowi itu.
    Ade hanya meminta agar publik melihat baju yang dia kenakan terkait dalang isu ijazah palsu Jokowi.
    Dalam tayangan itu, Ade sedang memakai baju biru.
    “Nah ini kalau ini kita tidak bisa langsung menuduh ya, mungkin di sini dugaan-dugaan saja. Tetapi saya tidak bisa langsung menjurus ke sana. Tetapi dengan tampilan saya, mungkin teman-teman Kompas TV dan teman-teman pemirsa dari Kompas seluruh Indonesia sudah melihat saya tampilan hari ini saya berbaju apa,” kata Ade, seperti dikutip dari Kompas TV pada Senin (28/7/2025) dini hari.
    “Sisa men-
    challenge
    saja, mencari pemikiran sendiri, berpikir masyarakat sendiri, bahwa siapa kira-kira dalangnya. Saat ini saya berbaju apa? Nah itu mungkin salah satu clue yang bisa saya sampaikan,” imbuhnya.
    Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono juga telah membantah tudingan itu. Dia mengatakan hal tersebut sebagai fitnah.
    “Fitnah besar itu,” ujar AHY di sela kunjungan kerjanya ke Desa Golong, Narmada, Lombok Barat, Minggu (27/7/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Projo: Isu Ijazah Palsu Tak Akan Berhenti, Downgrade Jokowi agar Dianggap Beban Politik
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        28 Juli 2025

    Projo: Isu Ijazah Palsu Tak Akan Berhenti, Downgrade Jokowi agar Dianggap Beban Politik Nasional 28 Juli 2025

    Projo: Isu Ijazah Palsu Tak Akan Berhenti, Downgrade Jokowi agar Dianggap Beban Politik
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Wakil Ketua Umum Relawan Pro
    Jokowi
    (
    Projo
    )
    Fredy Damanik
    mengatakan,
    isu ijazah palsu
    yang menyerang Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) tidak akan berhenti.
    Fredy meyakini, tujuan utama dari tudingan ijazah palsu ini adalah ingin men-
    downgrade
    Jokowi di dunia
    politik
    .
    “Satu hal juga yang membuat isu ijazah palsu dan isu-isu lain yang menyerang Pak Jokowi tidak akan berhenti adalah karena tujuan utamanya adalah politik, yaitu men-
    downgrade
    dan mendelegitimasi Pak Jokowi,” ujar Fredy kepada Kompas.com, Minggu (27/7/2025).
    Fredy menyampaikan, jika Jokowi terus-terusan diserang dengan isu-isu negatif, termasuk ijazah palsu, maka pelan-pelan simpati masyarakat Indonesia kepada Jokowi akan menurun.
    Selain itu, kata dia, partai-partai juga akan menjauhi Jokowi karena dianggap menjadi beban politik.
    “Demikian juga partai-partai akan menjauhi Pak Jokowi karena dianggap sebagai beban dalam politik. Itulah target sebenarnya orang-orang yang tidak suka dengan Pak Jokowi, termasuk lawan politik dan residu Pilpres 2024, mereka tidak akan pernah berhenti menyerang Pak Jokowi,” jelasnya.
    “Karena Pak Jokowi masih sangat relevan dalam perpolitikan Indonesia, kecintaan masyarakat kepada Pak Jokowi masih sangat tinggi,” imbuh Fredy.
    Dengan demikian, pada intinya, Fredy kembali menegaskan bahwa orang-orang yang memainkan isu ijazah palsu Jokowi tidak akan berhenti dengan alasan apa pun.
    “Walaupun ada putusan pengadilan yang menyatakan mereka bersalah atas fitnah dan pencemaran nama baik, tetap saja mereka akan membangun narasi bahwa pengadilan tidak adil dan telah diintervensi Jokowi,” katanya.
    “Tapi setidaknya dengan adanya putusan pengadilan, telah memberikan kepastian hukum kepada Pak Jokowi bahwa isu ijazah palsu adalah tidak benar,” imbuh Fredy.
    Fredy juga mengatakan, orang-orang yang meragukan ijazah Jokowi hanya percaya dengan kebenaran versi mereka semata.
    Meskipun Jokowi menghadiri pertemuan alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM), menurutnya, mereka hanya akan menganggap pertemuan itu pencitraan semata.
     
    Termasuk, meski ada putusan pengadilan yang menyatakan mereka bersalah atas fitnah dan pencemaran nama baik.
    “Malah mereka akan membangun narasi negatif dan menyerang Pak Jokowi. Misalnya mereka akan mengatakan pertemuan alumni tersebut sebagai setting-an permintaan Pak Jokowi. Intinya mereka tidak akan pernah menerima fakta, saksi, bukti dan kebenaran yang mendukung kebenaran dan keaslian ijazah Pak Jokowi,” kata Ferdy kepada Kompas.com, Minggu (27/7/2025).
    “Mereka hanya akan mau menerima kebenaran versi mereka, yaitu di mana mereka akan mendukung orang-orang yang percaya dengan mereka saja, padahal orang-orangnya itu-itu saja, sesama pembenci Pak Jokowi,” imbuhnya.
    Dalam pertemuan Jokowi dengan alumnus UGM, kata dia, mantan politikus PDI Perjuangan itu bahkan tidak pernah menganggap tudingan ijazah palsu itu sebagai beban.
    “Dalam sambutannya, kelihatan Pak Jokowi menjadikan tudingan ijazah palsu hanya sebagai guyonan. Jadi memang sejak awal, Pak Jokowi tidak pernah menganggap tudingan ijazah palsu sebagai beban, karena semua ijazahnya memang asli dan dipegangnya,” ucapnya.
    Sebelumnya, Jokowi kembali angkat bicara terkait isu politik yang menimpa dirinya dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, terutama mengenai tuduhan ijazah palsu dan wacana pemakzulan.
    Jokowi menyebut, ada manuver politik besar di balik serangan-serangan tersebut.
    “Kan saya sudah sampaikan,
    feeling
    saya mengatakan ada agenda besar politik dalam tuduhan ijazah palsu maupun pemakzulan,” kata Jokowi saat ditemui di Solo, Jawa Tengah.
    Menurutnya, serangkaian isu yang menyerang dirinya dan keluarga berkaitan erat dengan pihak-pihak tertentu yang memiliki kekuatan politik.
    “Artinya memang ada orang besar, ada yang
    backup
    , ya itu aja,” jelas Jokowi, tanpa menyebutkan nama.
    Jokowi juga menyebut bahwa keterlibatan elite politik dalam dinamika ini bukan lagi menjadi rahasia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 9
                    
                        Duduk Perkara Perusakan Rumah Doa dan Pendidikan Agama Siswa Kristen di Padang
                        Regional

    3 Rumah Doa Umat Kristen di Padang Dirusak Warga, Wali Kota: Bukan SARA, Salah Paham Regional

    Rumah Doa Umat Kristen di Padang Dirusak Warga, Wali Kota: Bukan SARA, Salah Paham
    Tim Redaksi
    PADANG, KOMPAS.com –
    Wali Kota
    Padang
    Fadly Amran menyebut insiden perusakan rumah doa yang juga tempat pendidikan agama bagi siswa Kristen di Kelurahan
    Padang Sarai
    , Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, Minggu (27/7/2025) sebagai bentuk kesalahpahaman warga.
    Fadly mengatakan, rumah yang dirusak merupakan rumah tempat pendidikan siswa Kristen dan bukan gereja.
    “Untuk kesalahpahaman sudah
    clear
    bahwa insiden ini tidak terkait SARA (suku, agama, ras, antargolongan). Untuk tindakan yang masuk ranah pidana ditindaklanjuti sesuai hukum yang berlaku,” kata Fadly saat dihubungi Kompas.com, Minggu (27/7/2025) malam.
    Fadly turun langsung ke lokasi kejadian dan memediasi pertemuan antara pihak GKSI, warga, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Padang, dan kepolisian.
    Mediasi dilakukan di kantor Camat Koto Tangah hingga larut malam.
    “Kita harus memahami lukanya perasaan saudara-saudara kita yang mengalami tindakan perusakan bahkan juga sampai ada korban luka,” ujar Fadly.
     
    Sementara, Ketua FKUB Padang, Salmadanis, menyatakan awalnya pendeta mendatangi para siswa Kristen dari rumah ke rumah untuk memberikan pendidikan agama.
     
    Namun, dalam beberapa pertemuan terakhir, kegiatan tersebut dipusatkan di satu rumah.
    “Namun, dalam beberapa pertemuan terakhir, dikumpulkan di rumah tersebut sehingga menimbulkan kesalahpahaman,” kata Salmadanis.
    Menurutnya, warga mengira rumah tersebut adalah tempat ibadah yang tidak diberi pemberitahuan resmi kepada lingkungan sekitar.
    “Warganya tidak tahu itu rumah pendidikan. Sebenarnya sudah ada surat yang disiapkan, namun tidak sampai ke tangan ketua RW atau RT,” jelasnya.
    Puluhan siswa yang datang dan diantar orangtua mereka membuat suasana menjadi ramai dan memicu kecurigaan warga.
    “Ada puluhan siswa yang belajar di sana dan diantar orangtuanya sehingga ramai. Warga setempat bertanya-tanya karena tak ada pemberitahuan sehingga munculkan tindakan perusakan itu,” lanjutnya.
    “Setiap agama itu mengajarkan kerukunan atau toleransi. Semuanya bisa dibicarakan agar tak terjadi kesalahpahaman,” katanya.
    Sebelumnya diberitakan, perusakan itu terjadi pada Minggu sore dan terekam dalam video yang viral di media sosial, salah satunya diunggah akun Instagram @infosumbar.
    Dalam video terlihat sejumlah warga menghancurkan kaca-kaca jendela dengan batu dan kayu.
    Sementara itu, mayoritas perempuan yang berada di dalam rumah panik dan segera membawa keluar anak-anak yang menangis histeris.
    Pendeta GKSI Padang, F Dachi, mengatakan rumah tersebut merupakan rumah doa yang juga digunakan sebagai tempat belajar agama bagi siswa Kristen.
    “Saat itu datang ketua RW dan RT memanggil untuk berbicara di belakang rumah. Namun di depan, warga ramai datang dan melakukan perusakan,” kata Dachi saat dihubungi, Minggu malam.
    Dachi menyebutkan, selain jendela rumah yang dipecahkan dan peralatan yang dirusak, ada dua anak yang mengalami luka-luka akibat aksi tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 7
                    
                        Youtuber Om Mobi Dipalak Saat Review Mobil di BKB Palembang, Pelaku Ditangkap
                        Regional

    7 Youtuber Om Mobi Dipalak Saat Review Mobil di BKB Palembang, Pelaku Ditangkap Regional

    Youtuber Om Mobi Dipalak Saat Review Mobil di BKB Palembang, Pelaku Ditangkap
    Editor
    KOMPAS.com –
    Om Mobi, seorang Youtuber otomotif dipalak seorang juru parkir (jukir) liar saat sedang mereview sebuah mobil di kawasan Benteng Kuto Besak (BKB),
    Palembang
    , Sumatera Selatan.
    Awalnya, di tengah proses
    shooting
    , datang seseorang pria meminta uang parkir di BKB, seperti yang dilihat di akun Youtube Om Mobi, Minggu (27/7/2025).
    Padahal, kata Om Mobi, ia dan rekannya sudah membayar uang parkir di pintu masuk BKB.
    Namun, pria tersebut memaksa meminta uang dengan dalih sukarela.
    “Belum pulang, Pak? sekalian uang parkir aja, Pak, nanti lurus aja,” kata jukir.
    “Tapi parkiran yang di depan beda? tanya Om Mobi.
    “Oh kamu udah bayar di situ?” kata oknum tersebut, dan diiyakan om Mobi.
    “Gini aja, Pak, maaf itu kan udah Rp 5.000, jadi dari pribadi kamu aja lah, Pak,” pinta pria tersebut.
    “Bentar ya kita lagi shoot dulu ini,” ujar Om Mobi.
    “Aku minta parkir ya, Pak, jadi lah, Pak untuk beli kopi, Pak,” jawabnya.
    “Iya, iya kasih waktu dulu, sebentar,” ujar Om Mobi.
    Menanggapi jukir liar itu, Om Mobi lantas tertawa dan kembali melanjutkan mereview mobilnya.
    “Cari tempat parkir sini, di sini minta parkir lagi. Inilah biasa di Indonesia begini, cuma harusnya lapangan pekerjaan tuh buat mereka,” tandasnya.
    Polisi yang mengetahui peristiwa itu kemudian menangkap jukir tersebut pada Minggu (27/7/2025).
    Pelaku bernama Zulfikar (34) yang tercatat sebagai warga Ilir Barat II, langsung dibawa ke Mapolrestabes Palembang.
    “Iya, jukir yang memalak Youtuber di BKB sudah ditangkap. Diamankan oleh Pidum Polrestabes Palembang, ” ujar Plt Kasat Pol PP Kota Palembang, Herison.
    Zulfikar ditangkap tanpa perlawanan dan diminta untuk tidak melakukan kembali perbuatan yang sama.
    Langkah tersebut diambil agar wisatawan bisa berkunjung dengan nyaman di
    BKB Palembang
    .
    “Sudah diamankan sekitar pukul 19.30 WIB tadi,” katanya.
    Sementara, Zulfikar dalam video yang diunggah di akun Instagram Satpol PP Palembang, @satpolpp.
    palembang
    , menyampaikan permintaan maaf.
    “Saya menyatakan permohonan maaf kepada Bapak Wali Kota Palembang dan masyarakat Palembang atas perbuatan saya yang mencoreng nama baik Kota Palembang yang telah melakukan pemalakan terhadap Om Mobi yang sedang parkir di BKB,” ujar Zulfikar.
     
    Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Tampang Juru Parkir Viral Palak Youtuber Om Mobi Minta ‘Uang Kopi’ di BKB Palembang, Kini Diamankan
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Panti Asuhan, Tempat Bulan dan Salim Menemukan Harapan Baru
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        27 Juli 2025

    Panti Asuhan, Tempat Bulan dan Salim Menemukan Harapan Baru Regional 27 Juli 2025

    Panti Asuhan, Tempat Bulan dan Salim Menemukan Harapan Baru
    Tim Redaksi
    SOLO, KOMPAS.com
    – Halaman gedung bercat hijau putih
    Panti Asuhan Nur Hidayah
    tampak ramai pada Sabtu (26/7/2025).
    Di antara riuhnya suara anak-anak yang sedang bermain, tampak Bulan Cahya Nur Krisya (8) dan Salim Muhammad Tafi Hasan (11) yang asyik bermain ponsel.
    Mereka adalah dua dari ratusan anak yang dibesarkan di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) ini, yang terletak di Jalan Pisang No 23, Kelurahan Kerten, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah.
    Bulan dan Salim meskipun memiliki perbedaan usia, terlihat akrab saat secara bergantian menonton video di YouTube menggunakan ponsel milik salah satu pegawai panti asuhan.
    Bulan yang mulai tinggal di panti asuhan tersebut sejak tahun 2024 melalui rujukan Dinas Sosial Gorontalo mengungkapkan rasa senangnya.
    “Di panti itu rasanya kayak bagus, enak, nyaman. Banyak temannya,” ujarnya.
    Kegiatan di panti asuhan ini cukup beragam dan dilaksanakan dengan semangat.
    Bulan menjalani rutinitas harian yang terstruktur: bangun pagi, shalat Tahajud, belajar, mengaji, hingga shalat berjemaah.
    “Bangun tidur langsung Tahajud. Habis itu shalat jemaah. Terus baca Alquran. Habis itu mandi, makan dan berangkat sekolah,” papar gadis yang bercita-cita menjadi Kowad ini.
    Senada dengan Bulan, Salim pun merasa nyaman tinggal di panti asuhan.
    Dia mengaku masuk panti asuhan pada tahun 2021 dan menjalani aktivitas yang tidak jauh berbeda dengan teman-teman sebayanya.
    “Di sini enak, nyaman,” ungkap Salim, yang juga merupakan anak berkebutuhan khusus.
    Meskipun membutuhkan perhatian ekstra, Salim tetap menjalani rutinitas yang sama, termasuk berangkat ke sekolah setelah menjalani berbagai kegiatan spiritual.
    Keduanya kini memiliki harapan akan masa depan usai tinggal dan dididik di Panti Asuhan. 
    Direktur Panti Asuhan Nur Hidayah, Slamet Jayadi, menceritakan tentang perjalanan panti ini yang didirikan pada tahun 1992 oleh almarhum Siswo Utomo.
    Awalnya, LKSA ini fokus pada keterampilan masyarakat, termasuk pembuatan handycraft dan kajian keagamaan.
    Namun, pada tahun 1997, panti asuhan ini resmi berdiri.
    “Waktu itu di Jalan Pisang No 12, yang sekarang digunakan untuk SDIT. Kemudian pada tahun 1999, kita pindah ke Jalan Pisang No 23,” jelasnya.
    Panti asuhan ini memiliki tujuh asrama dan menerapkan konsep unik dalam pengasuhan, yaitu pengasuhan ala keluarga atau “hummy” imbuh Slamet.

    Di Panti Asuhan Nur Hidayah, para pengasuh berperan sebagai sosok orangtua.
    Slamet sendiri telah mengasuh selama 14 tahun, menjadikan anak-anak menyebutnya dengan panggilan ‘Ayah’.
    “Ayah itu mewakili peran pengganti ayah bagi anak-anak asuh kami,” sambungnya.
    Panti asuhan ini tidak hanya memberikan akses pendidikan dasar, tetapi juga mendukung anak-anak hingga ke perguruan tinggi.
    “Kami ingin mengurangi beban negara melalui pendidikan. Selain pengasuhan, kami dukung anak-anak untuk berpendidikan hingga tinggi,” tegas Slamet, yang mengungkapkan bahwa banyak alumni panti ini telah mencapai kesuksesan dalam berbagai bidang, seperti guru, TNI, pengusaha, bahkan bekerja di kementerian.
    Saat ini, jumlah anak asuh di Panti Asuhan Nur Hidayah mencapai 350 anak yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk Aceh, Kalimantan, Gorontalo, hingga Malaysia.
    Anak-anak di panti ini diberikan kebebasan untuk memilih sekolah sesuai dengan minat dan bakat mereka, tanpa harus terikat pada sekolah dalam yayasan yang sama.
    “Kita menawarkan mereka sesuai dengan minat, bakat, dan kemauan anak. Kita tidak memaksakan, sehingga mereka bisa tumbuh dan berkembang sesuai cita-citanya,” jelas Slamet.
    Dengan dedikasi yang tinggi, Panti Asuhan Nur Hidayah terus berkomitmen untuk menciptakan generasi penerus yang berkualitas, mewujudkan harapan dan impian anak-anak yang membutuhkan kasih sayang dan perhatian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 10
                    
                        Temuan Baru Kasus Diplomat Kemlu: Ada Ponsel Lain, WhatsApp Terhubung dengan Laptop
                        Megapolitan

    10 Temuan Baru Kasus Diplomat Kemlu: Ada Ponsel Lain, WhatsApp Terhubung dengan Laptop Megapolitan

    Temuan Baru Kasus Diplomat Kemlu: Ada Ponsel Lain, WhatsApp Terhubung dengan Laptop
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Polda Metro jaya menemukan salah satu ponsel diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), ADP (39), usai kematian korban.
    Kasubbid Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan, ponsel tersebut berbeda dengan ponsel yang selama ini disebut menghilang.
    “Ditemukan ada
    handphone
    lain dan ditemukan juga beberapa
    device,”
    ujar Reonald dalam program Berita Utama Kompas TV, Minggu (27/5/2025).
    Selain ponsel, ditemukan pula laptop milik ADP. Setelah diselidiki tim Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya, WhatsApp di ponsel ADP masih terhubung dengan laptop.
    “WA (WhatsApp) yang ada di HP korban dan yang ada di laptop
    connect.
    Itu agak sedikit mempermudah penyidik melakukan penyidikan,

    kata Reonald.
    Ponsel yang hilang itu, kata Reonald, biasa digunakan untuk berkomunikasi dengan keluarga dan teman.
    Sebelum tewas, ADP terekam CCTV berada di
    rooftop
    Gedung Kemenlu selama 1 jam 26 menit. Saat itu, ia membawa sebuah tas ransel dan kantong belanja.
    Namun, saat turun dari
    rooftop,
    ia terlihat tak membawa kedua benda tersebut.
    Tas ransel itu ditemukan sehari setelah dia ditemukan tewas di indekosnya di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
    “Tim penyelidik langsung mencari dan menemukan tas itu di atas. Di lantai 12, di samping tangga lantai 12,” ujar Reonald.
    Diketahui, ADP ditemukan tewas di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
    Saat ditemukan, korban dalam posisi tergeletak di atas kasur. Kepalanya terlilit lakban kuning, sementara tubuhnya tertutup selimut biru.
    Dari hasil olah TKP, polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, dan pakaian milik korban.
    Selain itu, turut ditemukan obat sakit kepala dan obat lambung, meskipun belum dipastikan kaitannya dengan penyebab kematian.
    Penyidik juga menemukan sidik jari ADP pada permukaan lakban yang melilit kepalanya.
    Namun, hingga kini polisi masih menyelidiki apakah lakban tersebut dipasang oleh korban sendiri atau oleh orang lain.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Motor Sitaan Atas Nama Ajudan, KPK: Ridwan Kamil Bukan Samarkan Kepemilikan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        27 Juli 2025

    Motor Sitaan Atas Nama Ajudan, KPK: Ridwan Kamil Bukan Samarkan Kepemilikan Nasional 27 Juli 2025

    Motor Sitaan Atas Nama Ajudan, KPK: Ridwan Kamil Bukan Samarkan Kepemilikan
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pelaksana Tugas Deputi Penindakan dan Eksekusi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Asep Guntur Rahayu menjelaskan bahwa mantan Gubernur Jawa Barat
    Ridwan Kamil
    (RK) bukan menyamarkan kepemilikan kendaraan berupa sepeda motor. 
    KPK pun masih menyusuri faktanya sebelum membuat kesimpulan itu. 
    “Jadi kami sedang susuri ini sebetulnya. Jadi bukan Pak RK menyamarkan kepemilikan motornya, bukan. Sedang kami susuri,” kata Asep saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu (27/7/2025).
    Asep menerangkan sepeda motor yang disita penyidik Komisi Antirasuah dari Ridwan Kamil diketahui bukan atas nama RK. Nama yang tertera dalam dokumen kepemilikan kendaraan tersebut adalah ajudan Ridwan Kamil.
    “Saya jelaskan bahwa barang-barang yang disita khususnya motor itu, itu dari kepemilikannya, bukti kepemilikan dalam hal ini dari STNK-nya, surat-suratnya BPKB Itu bukan atas nama beliau. Itu atas nama orang lain, dalam hal ini ajudannya,” ujarnya.
    Lebih lanjut, Asep menjelaskan bahwa RK akan diperiksa KPK terkait penyitaan sepeda motor tersebut lantaran kendaraan itu disita dari rumahnya.
    “Kalau penyidik menyita itu dari mana barang itu berada, dari siapa barang itu berada, seperti itu. Jadi penjelasannya sampai saat ini kami sedang mendalaminya,” kata Asep.
    Sebelumnya, KPK pada 10 Maret 2025 menggeledah rumah Ridwan Kamil terkait penyidikan kasus dugaan korupsi dalam proyek pengadaan iklan pada Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) periode 2021–2023, dan menyita sejumlah kendaraan dari penggeledahan tersebut.
    Sejak saat itu hingga Minggu (27/7), tercatat sudah 139 hari Ridwan Kamil belum dipanggil KPK sebagai saksi kasus tersebut.
    Sementara itu, penyidik KPK telah menetapkan lima orang tersangka kasus tersebut yang pada tahun perkara menjabat sebagai berikut, yakni Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi (YR) dan pejabat pembuat komitmen (PPK) sekaligus Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Bank BJB Widi Hartoto (WH).
    Selain itu, Pengendali Agensi Antedja Muliatama dan Cakrawala Kreasi Mandiri, Ikin Asikin Dulmanan (IAD), Pengendali Agensi BSC Advertising dan Wahana Semesta Bandung Ekspress Suhendrik (SUH), dan Pengendali Agensi Cipta Karya Sukses Bersama Sophan Jaya Kusuma (SJK).
    Penyidik KPK memperkirakan kerugian negara dalam kasus dugaan korupsi di Bank BJB tersebut sekitar Rp222 miliar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ibu dan Bayi Dipaksa Turun dari Taksi Online, Kapolresta Tangerang ke Opang: Jangan Emosi
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        27 Juli 2025

    Ibu dan Bayi Dipaksa Turun dari Taksi Online, Kapolresta Tangerang ke Opang: Jangan Emosi Regional 27 Juli 2025

    Ibu dan Bayi Dipaksa Turun dari Taksi Online, Kapolresta Tangerang ke Opang: Jangan Emosi
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com –
    Kapolresta
    Tangerang
    Kombes Pol Andi Indra Waspada mendatangi
    Stasiun Tigaraksa
    , Kabupaten Tangerang pasca peristiwa viral ibu dan bayi dipaksa keluar dari taksi online.
    Di stasiun ini, Indra menemui sejumlah ojek pangkalan (
    opang
    ) yang diduga menjadi pelaku persekusi terhadap ibu dan bayi pada Jumat (25/7/2025) lalu.
    Dari keterangan para opang, Indra mengatakan peristiwa itu terjadi lantaran korban naik taksi online di Stasiun Tigaraksa yang merupakan wilayah mangkal opang.
    “Beberapa opang menegur sopir taksi online agar tidak mengambil penumpang di depan stasiun,” kata Indra di Stasiun Tigaraksa, Minggu, (27/7/2025).
    Korban yang berada di dalam mobil, kemudian terlibar adu mulut dengan opang dan situasi kemudian menjadi ramai.
    Oleh para opang, korban bersama bayi dan suaminya, kemudian diminta turun dari taksi online dan diminta naik ojek pangkalan.
    Namun setelah turun, kata Indra, korban memilih untuk berjalan kaki dalam kondisi hujan, sementara taksi online juga meninggalkan stasiun.
    Kepada
    Opang
    , Indra mengimbau untuk tidak emosi agar tidak menimbulkan perselisihan yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.
    “Kata kuncinya, sama-sama cari makan. Opang dan ojol sama-sama cari makan. Harus dengan tenang, jangan emosi. Yang korban malah penumpang,” kata Indra.
    “Kami yakin penumpang tidak tahu apa-apa. Terus ada kejadian, kalau penumpang tidak terima dan membuat laporan, kan bisa diproses,” lanjut dia.
    Sementara Kapolsek Cisoka Iptu Anggio Pratama mengatakan, pihaknya sudah mengamankan tiga orang ojek pangkalan (opang) yang mangkal di Stasiun Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.
    Ketiganya diduga menjadi pelaku yang memaksa penumpang ibu dan bayi untuk turun dari taksi online.
    Peristiwa pemaksaan itu terekam dalam video yang viral di media sosial.
    “Kami sudah amankan tiga orang yang ada dalam video itu, inisial A, N, dan J,” kata Kapolsek Cisoka Iptu Anggio Pratama di Polsek Cisoka, Polresta Tangerang, Minggu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.