Author: Kompas.com

  • Bangunan di Kolong Flyover Tomang Dibongkar, Agus Kembali buat Cari Sisa Material
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juli 2025

    Bangunan di Kolong Flyover Tomang Dibongkar, Agus Kembali buat Cari Sisa Material Megapolitan 29 Juli 2025

    Bangunan di Kolong Flyover Tomang Dibongkar, Agus Kembali buat Cari Sisa Material
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Seorang warga bernama Agus (34) menyambangi kolong
    Flyover Tomang
    , Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (29/7/2025) untuk mengambil sisa material bangunan milik kakaknya.
    Kakak Agus menjadi satu dari puluhan penghuni bangunan semipermanen di kolong Flyover Tomang yang terimbas pembongkaran pada Senin (28/7/2025).
    “Saya enggak tinggal di sini, saya tinggal di mes dekat sini, yang tinggal di sini kakak saya, tapi pernahlah tinggal di sini,” ucap Agus saat ditemui, Selasa.
    Agus kembali ke lokasi itu untuk mengambil besi dan kayu bekas bangunan semi permanen milik sang kakak. 
    Ia menambahkan, kakaknya kini telah direlokasi ke rumah susun (rusun) di Tanah Abang. 
    “Saya membantu beres-beres saja hari ini, kemarin siang kan digusur, kalau kakak saya sudah pindah diantar mobil, ini nyari sisanya aja,” kata Agus.
    Agus mengatakan, sang kakak ikhlas direlokasi dari kolong Flyover Tomang lantaran sadar bahwa lokasi tersebut memang bukan diperuntukkan buat tempat tinggal. 
    “Sudah lama ini ada, sejak saya kecil-lah. Kita ikhlas saja, kakak dan keluarga lain juga paham ini bukan tempatnya,” tuturnya.
    Terpisah, Camat Gambir, Andri Ferdian menjelaskan, penghuni kolong Flyover Tomang akan dipindahkan ke sejumlah rusun, antara lain Rusun KS Tubun, Karang Anyer, PIK 2 Pulogebang, Jatirawasari.
    “Kita fasilitasi relokasi mereka seperti pengangkutan barang, bahkan untuk anak yang masih sekolah dipindahkan ke lokasi dekat rusun,” ungkap Andri.
    Andri menjelaskan, sekitar 90 bangunan semi permanen ditertibkan setelah bertahun-tahun berdiri secara ilegal dan bukan diperuntukan buat bangunan.
    “Lokasi di bawah
    flyover
    ini bangunan liar sudah lama berdiri dan ini lokasi merupakan aset pemerintah Bina Marga,” kata Andri.
    Sebelumnya, Petugas gabungan dari Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), Suku Dinas Lingkungan Hidup, dan Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Pusat membersihkan area di bawah kolong Flyover Tomang, Jalan Tanjung Selor, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (29/7/2025). 
    Kegiatan ini dilakukan setelah dilakukan penertiban terhadap 90 bangunan semipermanen yang berdiri di kawasan tersebut, Senin (28/7/2025).
    Pantauan
    Kompas.com 
    di lokasi menunjukkan, pembersihan dilakukan dengan mengangkut sisa material bangunan menggunakan ekskavator dan truk sampah yang bersiaga di sekitar area.
    Selain alat berat, petugas PPSU juga melakukan pengangkutan manual, terutama untuk menjangkau puing-puing di sudut sempit yang tidak bisa diakses oleh alat berat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Transjakarta Blok M–Ancol Akan Terintegrasi ke JIS, Dorong Pusat Baru Hiburan dan Olahraga
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juli 2025

    Transjakarta Blok M–Ancol Akan Terintegrasi ke JIS, Dorong Pusat Baru Hiburan dan Olahraga Megapolitan 29 Juli 2025

    Transjakarta Blok M–Ancol Akan Terintegrasi ke JIS, Dorong Pusat Baru Hiburan dan Olahraga
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Rute baru
    Transjakarta
    Blok M–Ancol baru saja diluncurkan. Jalur ini rencananya akan terintegrasi ke
    Jakarta
    International Stadium (
    JIS
    ).
    Intergrasi ini merupakan bagian dari visi besar menghubungkan kawasan pusat bisnis hingga ke ikon baru olahraga dan hiburan Jakarta.
    Dalam peresmian layanan pada Sabtu (26/7/2025) di Halte Ancol, Gubernur Jakarta Pramono Anung menegaskan bahwa ke depan, rute ini akan terintegrasi langsung dengan JIS sebagai bagian dari strategi pembangunan kawasan Ancol sebagai pusat aktivitas masyarakat Jakarta.
    “Sebentar lagi Ancol akan kita hubungkan dengan JIS. Sehingga pilihan masyarakat Jakarta untuk berlibur, berekreasi, berolahraga itu menjadi semakin banyak,” kata Pramono.
    Selain soal konektivitas transportasi, Gubernur Pramono menegaskan pentingnya rebranding kawasan Ancol agar lebih sesuai dengan tren masyarakat urban masa kini.
    “Saya akan meminta kepada manajemen Ancol untuk merebranding wajah Ancol lebih kekinian. Jangan kayak orang tua lah,” ujarnya.
    Integrasi Transjakarta dengan JIS akan memperkuat peran stadion sebagai markas Persija Jakarta dan venue berbagai konser berskala besar, mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif dan pariwisata di ibu kota.
    Rute
    Transjakarta Blok M-Ancol
    bernomor 1W ini didukung 13 unit bus listrik ramah lingkungan.
    Armada melayani perjalanan pulang-pergi selama 120–150 menit, atau sekitar 60 menit sekali jalan. Layanan beroperasi pukul 05.00–22.00 WIB dengan tarif reguler Rp 3.500.
    “Kenapa menggunakan kendaraan listrik? Karena memang pemerintah Jakarta akan secara signifikan menurunkan emisi yang dihasilkan dari transportasi ini,” tegas Pramono.
    Jalur sepanjang 48,7 km ini melewati 11 titik strategis yang mencakup kawasan perkantoran, pemukiman, pusat bisnis, dan hiburan. Di antaranya:
    Sebagian besar halte sudah menggunakan sistem Bus Rapid Transit (BRT), memungkinkan efisiensi waktu dan konektivitas lintas kawasan metropolitan.
    (Reporter: Ruby Rachmadina, Editor: Faieq Hidayat)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Depok Pasang Teknologi Sirine Peringatan Banjir Otomatis di 4 Titik
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juli 2025

    Depok Pasang Teknologi Sirine Peringatan Banjir Otomatis di 4 Titik Megapolitan 29 Juli 2025

    Depok Pasang Teknologi Sirine Peringatan Banjir Otomatis di 4 Titik
    Penulis

    DEPOK, KOMPAS.com –
    Pemerintah Kota (Pemkot) 
    Depok
    terus memperkuat strategi mitigasi bencana dengan pendekatan kolaboratif dan teknologi.
    Salah satu langkah konkretnya adalah pengembangan Alat Peringatan
    Banjir
    (APB) hasil kerja sama dengan SMK Informatika Utama.
    Langkah ini dijelaskan oleh Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan Bappeda Kota Depok, Raden Argha, sebagai bentuk sinergi lintas sektor antara pemerintah dan institusi pendidikan dalam menghadapi risiko
    banjir
    yang masih menjadi tantangan kompleks di wilayah tersebut.
    “Berbagai upaya terus kami lakukan untuk menangani masalah banjir di Depok. Alat yang dikembangkan oleh SMK Informatika ini cukup baik dan menjadi salah satu upaya mencegah banjir,” ujarnya, Jumat (25/07/2025), dikutip dari situs resmi Pemkot Depok
    Sistem ini akan membunyikan sirine dan menyalakan lampu rotator sebagai tanda bahaya.
    Saat ini, APB telah dipasang di empat wilayah rawan banjir di Kota Depok, yaitu:
    “Ketika muka air tinggi maka akan mengeluarkan bunyi sirine dan lampu rotator untuk mengingatkan kepada masyarakat bahwa akan terjadi banjir, sehingga bisa diantisipasi sejak dini,” kata Argha.
    Pengembangan alat ini tidak hanya fokus pada fungsi teknis, tetapi juga mengusung nilai pendidikan, inklusi sosial, dan keterlibatan warga.
    Menurut Argha, APB menjadi salah satu upaya yang efektif untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat serta membangun partisipasi publik dalam menghadapi bencana.
    Pemerintah Kota Depok pun berencana untuk memperluas cakupan sistem ini.
    “Kami juga berencana mengembangkan alat ini, dengan ditambah fitur dan lokasinya,” tambah Argha.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • TPA Cipayung Bakal Masuk PSN, Jadi Lokasi Olah Sampah ke Listrik
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juli 2025

    TPA Cipayung Bakal Masuk PSN, Jadi Lokasi Olah Sampah ke Listrik Megapolitan 29 Juli 2025

    TPA Cipayung Bakal Masuk PSN, Jadi Lokasi Olah Sampah ke Listrik
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com
    – Wali Kota Depok
    Supian Suri
    mengatakan, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung akan dijadikan proyek strategis nasional (PSN)
    pengolahan sampah
    untuk dijadikan energi listrik.
    “Pemerintah pusat dalam hal ini sudah menetapkan Depok menjadi salah satu proyek strategis nasional untuk penyelesaian sampah menjadi energi listrik,” kata Wali Kota Depok Supian Suri kepada wartawan di
    TPA Cipayung
    , Selasa (29/7/2025).
    Namun, ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi pemerintah daerah untuk bisa menjadikan TPA Cipayung jadi lokasi pengelolaan sampah menjadi tenaga listrik.
    Syaratnya adalah, lokasinya harus memiliki luas lahan sebesar lima hektare, maksimal timbulan sampah 1.000 ton per hari, mempunyai alat pengangkut sampah dan mempunyai aturan retribusi sampah.
    “Yang keempat, Depok, kota atau kabupaten sudah memiliki ketentuan Perda retribusi sampah yang mewajibkan masyarakat untuk bayar retribusi terhadap pengelolaan sampah,” ujar Supian.
    Berdasarkan lima syarat itu, Kota Depok hanya tinggal memerlukan perluasan TPA Cipayung yang saat ini masih memiliki luas dua hektar.
    Setelahnya, Pemerintah Kota Depok baru mengajukan permohonan secara formil, menyatakan kesiapannya.
    “Sehingga kita butuh sekitar tiga hektar lagi untuk ditambahkan, untuk kita bisa bersurat ke kementerian bahwa kita, Kota Depok siap menjadi kota yang siap untuk dikelola pengelolaan sampah menjadi energi listrik,” ujar Supian.
    Ia juga menegaskan, proyek ini sudah dalam koordinasi intens yang diatur langsung oleh pemerintah pusat agar dapat segera terealisasi.
    “Kita sudah langsung dikoordinir oleh Pak Menko untuk penyelesaian masalah sampah yang membawahi beberapa kementerian. Jadi ini memang menjadi hal yang prioritas untuk kita selesaikan,” lanjut dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kisah Amelia, Sosok Ibu Asuh bagi Anak-anak di Panti Asuhan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juli 2025

    Kisah Amelia, Sosok Ibu Asuh bagi Anak-anak di Panti Asuhan Megapolitan 29 Juli 2025

    Kisah Amelia, Sosok Ibu Asuh bagi Anak-anak di Panti Asuhan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Panti Asuhan
    Mizan Amanah Jagakarsa, Jakarta Selatan, bukan sekadar tempat tinggal bagi anak-anak yang kehilangan orangtua atau berasal dari keluarga kurang mampu. 
    Bagi Amelia, salah satu pengurus panti, tempat itu sudah seperti rumah sendiri. Di sana, ia berbagi kasih sayang dan tumbuh bersama anak-anak yang diasuhnya.
    “Rasanya seperti anak sendiri,” kata Amelia saat ditemui
    Kompas.com
    , Senin (28/7/2025).
    Amelia tak pernah membayangkan pekerjaannya akan membawa begitu banyak rasa, mulai dari bahagia, bangga, hingga kewalahan dan sesekali dilanda perasaan bersalah.
    Setelah bertahun-tahun hidup bersama, ia kini merasa tak memiliki batasan dengan anak-anak asuhnya.
    Amelia tak hanya mengurus kebutuhan harian mereka, tetapi juga hadir sebagai sosok orangtua pengganti.
    “Kadang campur aduk perasaannya. Di satu sisi sedih ngeliat anak-anak yang enggak diurus orangtuanya, tapi di sisi lain senang juga bisa ikut ngurus mereka, lihat mereka tumbuh,” ujarnya.
    Saat ini,
    Panti Asuhan Mizan Amanah
    Jagakarsa menampung 20 anak, terdiri dari 19 perempuan dan satu laki-laki. Mereka hidup dalam satu atap dan menjalani rutinitas harian bersama-sama.
    Amelia menjelaskan, anak-anak biasanya bangun antara pukul 04.30 WIB sampai 05.00 WIB. Kemudian, mereka salat Subuh dan mengaji bersama dengan pengurus panti.
    Selain itu, anak-anak juga tetap mengikuti pendidikan formal seperti pada umumnya. Setelah pulang sekolah, waktu mereka digunakan untuk beristirahat, belajar, serta bermain.
    Namun, kata Amelia, mengasuh puluhan anak dengan latar belakang dan usia berbeda bukan hal mudah. Tantangan terberat baginya adalah menjaga perasaan anak-anak agar tetap diperhatikan secara adil.
    “Hal terberat itu ketika mereka merasa kita pilih kasih. Padahal menurut kita enggak gitu. Kita lihat situasi, usia, kondisi juga. Tapi namanya anak, ya pasti sensitif,” tuturnya.
    Amelia menambahkan, beberapa anak yang diasuhnya kerap menunjukkan tanda-tanda kurang kasih sayang. Tak jarang, ada yang sulit diarahkan untuk salat atau mandi.
    “Mungkin karena sebelumnya kurang diperhatikan, jadi butuh pendekatan lebih sabar,” kata dia.
    Di tengah berbagai tantangan, Amelia menemukan momen-momen kecil yang menumbuhkan harapan. Salah satunya saat seorang anak sakit dan menangis tanpa henti, lalu teman sebayanya datang membantu tanpa diminta.
    “Dia ambil kompres sendiri, terus ngelap jidat temennya sampai tertidur. Buat saya itu bukti keberhasilan kecil, mereka sudah belajar peduli. Rasa kasih dan empati itu mulai tumbuh, dan itu yang kita tanamkan tiap hari,” ujarnya haru.
    Meski kerap merasa kewalahan, Amelia menyimpan harapan besar bagi anak-anak di
    panti asuhan
    . Ia ingin mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab, mandiri, dan bermanfaat bagi orang lain.
    “Saya selalu doakan, mereka bisa jadi anak yang baik, sukses, dan bisa bantu orang lain, termasuk bantu panti ini juga nantinya,” kata dia.
    Bagi Amelia, panti ini bukan sekadar tempat singgah, tetapi rumah bersama.
    “Panti ini rumah. Buat mereka, dan buat saya juga,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2
                    
                        PDI-P Minta Maaf Megawati Tak Bisa Melayat Kwik Kian Gie: Sudah di Bali Ada Agenda Partai
                        Nasional

    2 PDI-P Minta Maaf Megawati Tak Bisa Melayat Kwik Kian Gie: Sudah di Bali Ada Agenda Partai Nasional

    PDI-P Minta Maaf Megawati Tak Bisa Melayat Kwik Kian Gie: Sudah di Bali Ada Agenda Partai
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ketua Umum
    PDI-P

    Megawati Soekarnoputri
    tidak dapat hadir langsung melayat ekonom senior
    Kwik Kian Gie
    yang wafat, pada Senin (28/7/2025).
    Megawati disebut telah berada di Bali untuk menghadiri agenda partai yang telah dijadwalkan sebelumnya.
    Hal itu disampaikan oleh Ketua DPP PDI-P
    Yasonna Laoly
    saat ditemui di Rumah Duka Sentosa RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, usai melayat almarhum Kwik, Selasa (29/7/2025).
    “Maka kami mohon maaf, Ibu kebetulan sudah sampai di Bali karena ada agenda partai yang penting, maka kami bertiga dengan Pak Ronny mewakili DPP Partai untuk hadir di sini,” kata Yasonna, saat ditemui, Selasa.
    Menurut Yasonna, Megawati memiliki kedekatan khusus dengan Kwik yang pernah menjabat sebagai salah satu menteri di kabinet yang dipimpinnya saat menjadi Presiden ke-5 RI.
    “Beliau menitip salam kepada seluruh keluarga dan sangat terpukul dengan kepergian Almarhum Pak Kwik. Beliau salah seorang menterinya, seorang DPP pada zamannya. Jadi, kita tahu benar zaman-zaman berjuang dan zaman-zaman sulitnya,” terang mantan Menteri Hukum dan HAM itu.
    Yasonna mengenang sosok Kwik sebagai nasionalis sejati dan ekonom yang konsisten memperjuangkan kebijakan ekonomi pro-rakyat.
    Ia menyebut, sikap kritis Kwik terhadap ekonomi pasar bebas dan kapitalistik merupakan cerminan dari nilai-nilai yang selama ini ia pegang teguh.
    “Kita mengenal Pak Kwik adalah seorang nasionalis sejati, seorang ekonom yang andal dan pro rakyat, sangat berpihak kepada kebijakan ekonomi pro rakyat,” ujar Yasonna.
    Ia menambahkan, nilai-nilai yang diwariskan Kwik, khususnya keberpihakan pada rakyat kecil, menjadi warisan penting bagi PDI Perjuangan.
    Yasonna juga mengaku sudah cukup lama tidak bertemu langsung dengan Kwik, namun sempat beberapa kali berkomunikasi saat dirinya masih menjabat sebagai menteri.
    “Saya sudah cukup lama tidak ketemu dengan Beliau, tapi pernah kontak-kontak, ada hal-hal yang Beliau tanyakan kepada saya waktu saya masih menjadi menteri,” pungkas dia.
    Adapun jenazah Kwik Kian Gie rencananya akan dikremasi pada Kamis (31/7/2025).
    Saat ini, jenazah masih disemayamkan di Rumah Duka Sentosa, RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Selasa.
    Kwik Kian Gie meninggal dunia
    pada usia 90 tahun.
    Selain sebagai ekonom, ia juga lama dikenal sebagai fungsionaris PDI-P.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Program Sekolah Gratis di Depok Masih Dibuka hingga 31 Agustus 2025
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juli 2025

    Program Sekolah Gratis di Depok Masih Dibuka hingga 31 Agustus 2025 Megapolitan 29 Juli 2025

    Program Sekolah Gratis di Depok Masih Dibuka hingga 31 Agustus 2025
    Penulis

    DEPOK, KOMPAS.com –
    Dinas Pendidikan (Disdik) Kota
    Depok
    memastikan bahwa Program Rintisan
    Sekolah Swasta Gratis
    (
    RSSG
    ) masih dibuka hingga batas akhir
    cut off
      Data Pokok Pendidikan (Dapodik) pada 31 Agustus 2025.
    Program Sekolah Swasta Gratis ini bertujuan membantu siswa lulusan SD yang belum tertampung di sekolah negeri.
    Kepala Disdik Kota Depok, Siti Chaerijah Aurijah, mengatakan bahwa kebijakan memperpanjang masa pendaftaran ini diambil untuk mengantisipasi masih adanya siswa yang belum mendapatkan tempat belajar di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).
    “Sampai akhir Agustus masih dibuka. Kebijakan ini kami ambil karena khawatir masih ada siswa yang belum mendapatkan sekolah,” ujar Siti, Senin (28/07/2025), dikutip dari situs resmi Pemkot Depok.
    Program RSSG merupakan bagian dari strategi pemerintah kota dalam menjamin akses pendidikan dasar yang merata.
    Batas
    cut off
    Dapodik digunakan untuk memutakhirkan data penerimaan siswa serta menjadi dasar penyaluran Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) dari pemerintah pusat.
    “Pemutakhiran data sangat penting untuk perencanaan anggaran pendidikan dan kelancaran penyaluran dana BOSP,” jelas Siti.
    “Karena itu, kami mengimbau orang tua yang anaknya belum mendapatkan sekolah agar segera mendaftar ke program RSSG selama kuota masih tersedia.”
    Hingga akhir Juli 2025, Disdik mencatat bahwa sebanyak 2.512 lulusan SD telah diterima di 49 SMP mitra RSSG. Dengan total target 3.000 siswa, masih tersedia kuota untuk sekitar 488 anak.
    “Alhamdulillah sudah 2.512 siswa terdaftar. Namun jika masih ada anak-anak yang belum mendapatkan sekolah, orang tua bisa datang langsung ke Disdik dengan membawa persyaratan yang berlaku. Nanti akan kami bantu mencarikan sekolah,” ujar Siti.
    Untuk orang tua yang membutuhkan informasi lebih lanjut atau bantuan pendaftaran, Disdik menyediakan narahubung atas nama Safrudin di nomor 0821-1739-919.
    Langkah ini menegaskan komitmen Pemkot Depok dalam memastikan pendidikan gratis dan inklusif dapat dinikmati semua warga, tanpa terkecuali.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 10
                    
                        Gilang Kerja Jadi Barista demi Kuliah, Kini Tak Bisa Jalan gara-gara Begal
                        Medan

    10 Gilang Kerja Jadi Barista demi Kuliah, Kini Tak Bisa Jalan gara-gara Begal Medan

    Gilang Kerja Jadi Barista demi Kuliah, Kini Tak Bisa Jalan gara-gara Begal
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Gilang Avanka (18), seorang
    mahasiswa
    baru di
    Medan
    , menjadi korban pembegalan saat pulang kerja. Akibat kejadian itu, kakinya patah, motornya raib, dan ia tak bisa lagi bekerja.
    Peristiwa terjadi pada Kamis (10/7/2025) sekitar pukul 02.00 WIB di Jalan Medan-Binjai Km 16, Desa Serba Jadi, Kabupaten
    Deli Serdang
    , Sumatera Utara. Saat itu, Gilang baru saja pulang dari bekerja sebagai barista di sebuah kafe menuju rumah neneknya di Desa Sei Mencirim.
    “Sejak tamat SMA saya sudah kerja sebagai barista,” kata Gilang saat ditemui di lokasi kejadian, Selasa (29/7/2025).
    Ia menceritakan, tiba-tiba dua sepeda motor memepetnya dari belakang. Pelaku mencoba mengambil kunci motornya, namun Gilang melawan dengan menyikut salah satu pelaku. Aksi itu membuat pelaku menendangnya hingga terjatuh dari motor.
    “Saya pingsan. Waktu terbangun, ternyata saya dibantu satpam sekitar,” ujar Gilang.
    Begitu sadar, Gilang mendapati sepeda motor dan dompetnya sudah tidak ada. Ia kemudian menghubungi keluarga dan teman untuk meminta bantuan.
    “Luka saya parah. Pelipis mata kanan ini robek dan kemarin sudah dijahit. Kaki kanan saya patah. Akibatnya ya sampai saat ini tak bisa kerja lagi,” ucapnya.
    Gilang adalah anak sulung dari tiga bersaudara dan sudah merantau sejak duduk di bangku SMP dari Rantau Parapat ke Sei Mencirim.
    “Ya merantau untuk sekolah. September nanti saya baru masuk kuliah di UINSU Tuntungan, Ilmu Manajemen,” ujar Gilang.
    “Saya kerja untuk mencukupi kebutuhan, sejak kejadian kemarin ya gak bisa lagi ya kerja sampai kuliah,” tambahnya.
    Sementara itu, Kanit Polsek Sunggal AKP Budiman Simanjuntak membenarkan bahwa korban sudah membuat laporan.
    “Korban sudah buat laporan. Saat ini kami sedang selidiki dan memburu pelaku,” kata Budiman saat dikonfirmasi, Sabtu (26/7/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Penampakan Kantong Sampah yang Dibuang di Tengah Jalan Pasar Lembang Ciledug
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juli 2025

    Penampakan Kantong Sampah yang Dibuang di Tengah Jalan Pasar Lembang Ciledug Megapolitan 29 Juli 2025

    Penampakan Kantong Sampah yang Dibuang di Tengah Jalan Pasar Lembang Ciledug
    Tim Redaksi
     
    TANGERANG, KOMPAS.com
    – Persoalan
    sampah
    yang berjajar di tengah jalan kawasan Ciledug, Kota Tangerang, masih terus terjadi hingga saat ini. Salah satunya di daerah Pasar Lembang, Jalan Lembang Baru, Sudimara Barat, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.
    Permasalah yang tak pernah ada solusi kongkretnya itu tidak hanya terjadi pada malam hari, bahkan siang hari pun masih saja ada yang membuang sampah di sana.
    Berdasarkan pengamatan
    Kompas.com
    di lokasi, terlihat sejumlah warga yang meletakan kantong plastik berisikan sampah di lokasi tersebut.
    Warga yang membuang sampah di tengah jalan itu terlihat ada yang menggunakan sepeda motor, ada juga yang merupakan salah satu pedagang di Pasar Lembang.
    Namun, sampah di siang hari di lokasi tersebut tidak sebanyak saat malam. Hal itu karena kebanyakan dari warga, baik dari luar maupun pedagang pasar, lebih sering membuangnya pada sore hingga dini hari.
    “Biasanya kalau sudah sore atau malam baru pada buang di situ,” ujar warga setempat, Yeni (bukan nama sebenarnya), saat ditemui Kompas.com di lokasi, Selasa (29/7/2025).
    Setidaknya ada tujuh kantong plastik berisikan sampah dan satu karung yang terlihat oleh Kompas.com di sepanjang jalan itu.
    Sampah
    -sampah itu tampak berjajar dan tersusun rapih. Bahkan, juga terlihat ada empat keranjang kayu buah yang sengaja diletakkan di tengah jalan untuk menampung kantung sampah plastik.
    Yeni mengatakan, sampah-sampah itu akan semakin banyak terlihat jika sudah menuju sore menjelang malam hari. Tepatnya sekitar pukul 17.00 WIB.
    “Enggak tentu sih mereka buangnya tapi biasanya jam 17.00 WIB itu sudah mulai banyak yang buang (sampah),” kata dia.
    Hal senada juga disampaikan oleh warga lainnya bernama Gunawan (69). Dia yang sudah berdagang di kawasan Pasar Lembang sejak 2024, mengatakan jajaran sampah di tengah jalan itu sudah ada saat dirinya pertama kali jualan di sana.
    “Saya jualan di sini dari 2024, masih baru. Ya pastinya sudah ada sampah-sampah di tengah jalan ini. Enggak mungkin saya buka dan dia baru buang,” kata dia.
    Namun, menurutnya tidak terlalu mengganggu aktivitas berjualannya. Pasalnya, kdalam sehari ada tiga kali pengangkutan sampah di lokasi itu.
    “Pagi itu sudah mulai dari pasar. Nanti sore ada mengangkut, yang malam ada juga. Jadi enggak pernah lama,” jelas dia.
    Meskipun begitu, dia berharap adanya tempat sampah khusus agar tidak ada sampah-sampah yang berjajar di tengah jalan, apalagi sampai nantinya mengganggu lalu lintas.
    “Sebenarnya enggak mengganggu ya, tapi kalau bisa ada tempat khusus untuk sampah-sampah ini supaya jaga-jaga agar nanti tidak menggangu lalu lintas,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hotel Mewah di Bekasi Tunggak Pajak Rp 3 Miliar Imbas Efisiensi Anggaran
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juli 2025

    Hotel Mewah di Bekasi Tunggak Pajak Rp 3 Miliar Imbas Efisiensi Anggaran Megapolitan 29 Juli 2025

    Hotel Mewah di Bekasi Tunggak Pajak Rp 3 Miliar Imbas Efisiensi Anggaran
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com
    – Hotel mewah di Bekasi Selatan, Kota Bekasi, diduga menunggak pajak Rp 3 miliar karena omzet menurun imbas kebijakan efisiensi anggaran pemerintah.
    Hotel bintang empat itu menunggak pajak selama tiga tahun, terhitung sejak 2022 hingga Juni 2025.
    “Itu karena efisiensi ini memengaruhi. Kadang dari kementerian membuat acara di sana, pemkot dulu buat acara di sana, jadi itu mempengaruhi sekali,” ujar Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pajak Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Bekasi, Robbie Arfiansyah kepada
    Kompas.com
    , Selasa (29/7/2025).
    Sebelumnya, hotel mewah ini disebut menjadi “primadona” kegiatan pemerintah pusat maupun Pemkot Bekasi.
    Namun, label itu perlahan luntur setelah pemerintah menghemat anggaran. Kebijakan ini disebut memukul bisnis perhotelan Kota Bekasi.
    Selain faktor efisiensi anggaran, lesunya kondisi perekonomian nasional disebut turut memengaruhi iklim bisnis perhotelan di Kota Bekasi.
    “Terus sekarang ekonomi lagi lesu. Kota Bekasi ini kan bukan kota wisata ya, artinya yang datang ke sini memang sambil kerja, kalau Sabtu-Minggu keluar kota,” jelas dia.
    Dalam penyelesaian kasus tunggakan pajak hotel mewah tersebut, Pemkot Bekasi mengakomodir permintaan pihak hotel yang berniat menyicil tunggakan dalam dua tahun ke depan.
    Nantinya stiker tak patuh pajak baru bisa dilepas apabila pihak hotel mulai menyicil pembayaran pajak.
    “Kalau sudah mulai membayar, nanti stikernya akan kita cabut,” imbuh Robbie.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.