Bangunan di Kolong Flyover Tomang Dibongkar, Agus Kembali buat Cari Sisa Material
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Seorang warga bernama Agus (34) menyambangi kolong
Flyover Tomang
, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (29/7/2025) untuk mengambil sisa material bangunan milik kakaknya.
Kakak Agus menjadi satu dari puluhan penghuni bangunan semipermanen di kolong Flyover Tomang yang terimbas pembongkaran pada Senin (28/7/2025).
“Saya enggak tinggal di sini, saya tinggal di mes dekat sini, yang tinggal di sini kakak saya, tapi pernahlah tinggal di sini,” ucap Agus saat ditemui, Selasa.
Agus kembali ke lokasi itu untuk mengambil besi dan kayu bekas bangunan semi permanen milik sang kakak.
Ia menambahkan, kakaknya kini telah direlokasi ke rumah susun (rusun) di Tanah Abang.
“Saya membantu beres-beres saja hari ini, kemarin siang kan digusur, kalau kakak saya sudah pindah diantar mobil, ini nyari sisanya aja,” kata Agus.
Agus mengatakan, sang kakak ikhlas direlokasi dari kolong Flyover Tomang lantaran sadar bahwa lokasi tersebut memang bukan diperuntukkan buat tempat tinggal.
“Sudah lama ini ada, sejak saya kecil-lah. Kita ikhlas saja, kakak dan keluarga lain juga paham ini bukan tempatnya,” tuturnya.
Terpisah, Camat Gambir, Andri Ferdian menjelaskan, penghuni kolong Flyover Tomang akan dipindahkan ke sejumlah rusun, antara lain Rusun KS Tubun, Karang Anyer, PIK 2 Pulogebang, Jatirawasari.
“Kita fasilitasi relokasi mereka seperti pengangkutan barang, bahkan untuk anak yang masih sekolah dipindahkan ke lokasi dekat rusun,” ungkap Andri.
Andri menjelaskan, sekitar 90 bangunan semi permanen ditertibkan setelah bertahun-tahun berdiri secara ilegal dan bukan diperuntukan buat bangunan.
“Lokasi di bawah
flyover
ini bangunan liar sudah lama berdiri dan ini lokasi merupakan aset pemerintah Bina Marga,” kata Andri.
Sebelumnya, Petugas gabungan dari Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), Suku Dinas Lingkungan Hidup, dan Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Pusat membersihkan area di bawah kolong Flyover Tomang, Jalan Tanjung Selor, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (29/7/2025).
Kegiatan ini dilakukan setelah dilakukan penertiban terhadap 90 bangunan semipermanen yang berdiri di kawasan tersebut, Senin (28/7/2025).
Pantauan
Kompas.com
di lokasi menunjukkan, pembersihan dilakukan dengan mengangkut sisa material bangunan menggunakan ekskavator dan truk sampah yang bersiaga di sekitar area.
Selain alat berat, petugas PPSU juga melakukan pengangkutan manual, terutama untuk menjangkau puing-puing di sudut sempit yang tidak bisa diakses oleh alat berat.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Author: Kompas.com
-
/data/photo/2025/07/29/6888743cea081.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Bangunan di Kolong Flyover Tomang Dibongkar, Agus Kembali buat Cari Sisa Material Megapolitan 29 Juli 2025
-
/data/photo/2025/07/27/688539cc0fbc6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Transjakarta Blok M–Ancol Akan Terintegrasi ke JIS, Dorong Pusat Baru Hiburan dan Olahraga Megapolitan 29 Juli 2025
Transjakarta Blok M–Ancol Akan Terintegrasi ke JIS, Dorong Pusat Baru Hiburan dan Olahraga
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com –
Rute baru
Transjakarta
Blok M–Ancol baru saja diluncurkan. Jalur ini rencananya akan terintegrasi ke
Jakarta
International Stadium (
JIS
).
Intergrasi ini merupakan bagian dari visi besar menghubungkan kawasan pusat bisnis hingga ke ikon baru olahraga dan hiburan Jakarta.
Dalam peresmian layanan pada Sabtu (26/7/2025) di Halte Ancol, Gubernur Jakarta Pramono Anung menegaskan bahwa ke depan, rute ini akan terintegrasi langsung dengan JIS sebagai bagian dari strategi pembangunan kawasan Ancol sebagai pusat aktivitas masyarakat Jakarta.
“Sebentar lagi Ancol akan kita hubungkan dengan JIS. Sehingga pilihan masyarakat Jakarta untuk berlibur, berekreasi, berolahraga itu menjadi semakin banyak,” kata Pramono.
Selain soal konektivitas transportasi, Gubernur Pramono menegaskan pentingnya rebranding kawasan Ancol agar lebih sesuai dengan tren masyarakat urban masa kini.
“Saya akan meminta kepada manajemen Ancol untuk merebranding wajah Ancol lebih kekinian. Jangan kayak orang tua lah,” ujarnya.
Integrasi Transjakarta dengan JIS akan memperkuat peran stadion sebagai markas Persija Jakarta dan venue berbagai konser berskala besar, mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif dan pariwisata di ibu kota.
Rute
Transjakarta Blok M-Ancol
bernomor 1W ini didukung 13 unit bus listrik ramah lingkungan.
Armada melayani perjalanan pulang-pergi selama 120–150 menit, atau sekitar 60 menit sekali jalan. Layanan beroperasi pukul 05.00–22.00 WIB dengan tarif reguler Rp 3.500.
“Kenapa menggunakan kendaraan listrik? Karena memang pemerintah Jakarta akan secara signifikan menurunkan emisi yang dihasilkan dari transportasi ini,” tegas Pramono.
Jalur sepanjang 48,7 km ini melewati 11 titik strategis yang mencakup kawasan perkantoran, pemukiman, pusat bisnis, dan hiburan. Di antaranya:
Sebagian besar halte sudah menggunakan sistem Bus Rapid Transit (BRT), memungkinkan efisiensi waktu dan konektivitas lintas kawasan metropolitan.
(Reporter: Ruby Rachmadina, Editor: Faieq Hidayat)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/29/68886823c94eb.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kisah Amelia, Sosok Ibu Asuh bagi Anak-anak di Panti Asuhan Megapolitan 29 Juli 2025
Kisah Amelia, Sosok Ibu Asuh bagi Anak-anak di Panti Asuhan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –Panti Asuhan
Mizan Amanah Jagakarsa, Jakarta Selatan, bukan sekadar tempat tinggal bagi anak-anak yang kehilangan orangtua atau berasal dari keluarga kurang mampu.
Bagi Amelia, salah satu pengurus panti, tempat itu sudah seperti rumah sendiri. Di sana, ia berbagi kasih sayang dan tumbuh bersama anak-anak yang diasuhnya.
“Rasanya seperti anak sendiri,” kata Amelia saat ditemui
Kompas.com
, Senin (28/7/2025).
Amelia tak pernah membayangkan pekerjaannya akan membawa begitu banyak rasa, mulai dari bahagia, bangga, hingga kewalahan dan sesekali dilanda perasaan bersalah.
Setelah bertahun-tahun hidup bersama, ia kini merasa tak memiliki batasan dengan anak-anak asuhnya.
Amelia tak hanya mengurus kebutuhan harian mereka, tetapi juga hadir sebagai sosok orangtua pengganti.
“Kadang campur aduk perasaannya. Di satu sisi sedih ngeliat anak-anak yang enggak diurus orangtuanya, tapi di sisi lain senang juga bisa ikut ngurus mereka, lihat mereka tumbuh,” ujarnya.
Saat ini,
Panti Asuhan Mizan Amanah
Jagakarsa menampung 20 anak, terdiri dari 19 perempuan dan satu laki-laki. Mereka hidup dalam satu atap dan menjalani rutinitas harian bersama-sama.
Amelia menjelaskan, anak-anak biasanya bangun antara pukul 04.30 WIB sampai 05.00 WIB. Kemudian, mereka salat Subuh dan mengaji bersama dengan pengurus panti.
Selain itu, anak-anak juga tetap mengikuti pendidikan formal seperti pada umumnya. Setelah pulang sekolah, waktu mereka digunakan untuk beristirahat, belajar, serta bermain.
Namun, kata Amelia, mengasuh puluhan anak dengan latar belakang dan usia berbeda bukan hal mudah. Tantangan terberat baginya adalah menjaga perasaan anak-anak agar tetap diperhatikan secara adil.
“Hal terberat itu ketika mereka merasa kita pilih kasih. Padahal menurut kita enggak gitu. Kita lihat situasi, usia, kondisi juga. Tapi namanya anak, ya pasti sensitif,” tuturnya.
Amelia menambahkan, beberapa anak yang diasuhnya kerap menunjukkan tanda-tanda kurang kasih sayang. Tak jarang, ada yang sulit diarahkan untuk salat atau mandi.
“Mungkin karena sebelumnya kurang diperhatikan, jadi butuh pendekatan lebih sabar,” kata dia.
Di tengah berbagai tantangan, Amelia menemukan momen-momen kecil yang menumbuhkan harapan. Salah satunya saat seorang anak sakit dan menangis tanpa henti, lalu teman sebayanya datang membantu tanpa diminta.
“Dia ambil kompres sendiri, terus ngelap jidat temennya sampai tertidur. Buat saya itu bukti keberhasilan kecil, mereka sudah belajar peduli. Rasa kasih dan empati itu mulai tumbuh, dan itu yang kita tanamkan tiap hari,” ujarnya haru.
Meski kerap merasa kewalahan, Amelia menyimpan harapan besar bagi anak-anak di
panti asuhan
. Ia ingin mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab, mandiri, dan bermanfaat bagi orang lain.
“Saya selalu doakan, mereka bisa jadi anak yang baik, sukses, dan bisa bantu orang lain, termasuk bantu panti ini juga nantinya,” kata dia.
Bagi Amelia, panti ini bukan sekadar tempat singgah, tetapi rumah bersama.
“Panti ini rumah. Buat mereka, dan buat saya juga,” tuturnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/29/6888746e88a10.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
2 PDI-P Minta Maaf Megawati Tak Bisa Melayat Kwik Kian Gie: Sudah di Bali Ada Agenda Partai Nasional
PDI-P Minta Maaf Megawati Tak Bisa Melayat Kwik Kian Gie: Sudah di Bali Ada Agenda Partai
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Ketua Umum
PDI-PMegawati Soekarnoputri
tidak dapat hadir langsung melayat ekonom senior
Kwik Kian Gie
yang wafat, pada Senin (28/7/2025).
Megawati disebut telah berada di Bali untuk menghadiri agenda partai yang telah dijadwalkan sebelumnya.
Hal itu disampaikan oleh Ketua DPP PDI-P
Yasonna Laoly
saat ditemui di Rumah Duka Sentosa RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, usai melayat almarhum Kwik, Selasa (29/7/2025).
“Maka kami mohon maaf, Ibu kebetulan sudah sampai di Bali karena ada agenda partai yang penting, maka kami bertiga dengan Pak Ronny mewakili DPP Partai untuk hadir di sini,” kata Yasonna, saat ditemui, Selasa.
Menurut Yasonna, Megawati memiliki kedekatan khusus dengan Kwik yang pernah menjabat sebagai salah satu menteri di kabinet yang dipimpinnya saat menjadi Presiden ke-5 RI.
“Beliau menitip salam kepada seluruh keluarga dan sangat terpukul dengan kepergian Almarhum Pak Kwik. Beliau salah seorang menterinya, seorang DPP pada zamannya. Jadi, kita tahu benar zaman-zaman berjuang dan zaman-zaman sulitnya,” terang mantan Menteri Hukum dan HAM itu.
Yasonna mengenang sosok Kwik sebagai nasionalis sejati dan ekonom yang konsisten memperjuangkan kebijakan ekonomi pro-rakyat.
Ia menyebut, sikap kritis Kwik terhadap ekonomi pasar bebas dan kapitalistik merupakan cerminan dari nilai-nilai yang selama ini ia pegang teguh.
“Kita mengenal Pak Kwik adalah seorang nasionalis sejati, seorang ekonom yang andal dan pro rakyat, sangat berpihak kepada kebijakan ekonomi pro rakyat,” ujar Yasonna.
Ia menambahkan, nilai-nilai yang diwariskan Kwik, khususnya keberpihakan pada rakyat kecil, menjadi warisan penting bagi PDI Perjuangan.
Yasonna juga mengaku sudah cukup lama tidak bertemu langsung dengan Kwik, namun sempat beberapa kali berkomunikasi saat dirinya masih menjabat sebagai menteri.
“Saya sudah cukup lama tidak ketemu dengan Beliau, tapi pernah kontak-kontak, ada hal-hal yang Beliau tanyakan kepada saya waktu saya masih menjadi menteri,” pungkas dia.
Adapun jenazah Kwik Kian Gie rencananya akan dikremasi pada Kamis (31/7/2025).
Saat ini, jenazah masih disemayamkan di Rumah Duka Sentosa, RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Selasa.
Kwik Kian Gie meninggal dunia
pada usia 90 tahun.
Selain sebagai ekonom, ia juga lama dikenal sebagai fungsionaris PDI-P.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/29/688872872870a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
10 Gilang Kerja Jadi Barista demi Kuliah, Kini Tak Bisa Jalan gara-gara Begal Medan
Gilang Kerja Jadi Barista demi Kuliah, Kini Tak Bisa Jalan gara-gara Begal
Tim Redaksi
MEDAN, KOMPAS.com
– Gilang Avanka (18), seorang
mahasiswa
baru di
Medan
, menjadi korban pembegalan saat pulang kerja. Akibat kejadian itu, kakinya patah, motornya raib, dan ia tak bisa lagi bekerja.
Peristiwa terjadi pada Kamis (10/7/2025) sekitar pukul 02.00 WIB di Jalan Medan-Binjai Km 16, Desa Serba Jadi, Kabupaten
Deli Serdang
, Sumatera Utara. Saat itu, Gilang baru saja pulang dari bekerja sebagai barista di sebuah kafe menuju rumah neneknya di Desa Sei Mencirim.
“Sejak tamat SMA saya sudah kerja sebagai barista,” kata Gilang saat ditemui di lokasi kejadian, Selasa (29/7/2025).
Ia menceritakan, tiba-tiba dua sepeda motor memepetnya dari belakang. Pelaku mencoba mengambil kunci motornya, namun Gilang melawan dengan menyikut salah satu pelaku. Aksi itu membuat pelaku menendangnya hingga terjatuh dari motor.
“Saya pingsan. Waktu terbangun, ternyata saya dibantu satpam sekitar,” ujar Gilang.
Begitu sadar, Gilang mendapati sepeda motor dan dompetnya sudah tidak ada. Ia kemudian menghubungi keluarga dan teman untuk meminta bantuan.
“Luka saya parah. Pelipis mata kanan ini robek dan kemarin sudah dijahit. Kaki kanan saya patah. Akibatnya ya sampai saat ini tak bisa kerja lagi,” ucapnya.
Gilang adalah anak sulung dari tiga bersaudara dan sudah merantau sejak duduk di bangku SMP dari Rantau Parapat ke Sei Mencirim.
“Ya merantau untuk sekolah. September nanti saya baru masuk kuliah di UINSU Tuntungan, Ilmu Manajemen,” ujar Gilang.
“Saya kerja untuk mencukupi kebutuhan, sejak kejadian kemarin ya gak bisa lagi ya kerja sampai kuliah,” tambahnya.
Sementara itu, Kanit Polsek Sunggal AKP Budiman Simanjuntak membenarkan bahwa korban sudah membuat laporan.
“Korban sudah buat laporan. Saat ini kami sedang selidiki dan memburu pelaku,” kata Budiman saat dikonfirmasi, Sabtu (26/7/2025).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/29/688865ac1e41e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Penampakan Kantong Sampah yang Dibuang di Tengah Jalan Pasar Lembang Ciledug Megapolitan 29 Juli 2025
Penampakan Kantong Sampah yang Dibuang di Tengah Jalan Pasar Lembang Ciledug
Tim Redaksi
TANGERANG, KOMPAS.com
– Persoalan
sampah
yang berjajar di tengah jalan kawasan Ciledug, Kota Tangerang, masih terus terjadi hingga saat ini. Salah satunya di daerah Pasar Lembang, Jalan Lembang Baru, Sudimara Barat, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.
Permasalah yang tak pernah ada solusi kongkretnya itu tidak hanya terjadi pada malam hari, bahkan siang hari pun masih saja ada yang membuang sampah di sana.
Berdasarkan pengamatan
Kompas.com
di lokasi, terlihat sejumlah warga yang meletakan kantong plastik berisikan sampah di lokasi tersebut.
Warga yang membuang sampah di tengah jalan itu terlihat ada yang menggunakan sepeda motor, ada juga yang merupakan salah satu pedagang di Pasar Lembang.
Namun, sampah di siang hari di lokasi tersebut tidak sebanyak saat malam. Hal itu karena kebanyakan dari warga, baik dari luar maupun pedagang pasar, lebih sering membuangnya pada sore hingga dini hari.
“Biasanya kalau sudah sore atau malam baru pada buang di situ,” ujar warga setempat, Yeni (bukan nama sebenarnya), saat ditemui Kompas.com di lokasi, Selasa (29/7/2025).
Setidaknya ada tujuh kantong plastik berisikan sampah dan satu karung yang terlihat oleh Kompas.com di sepanjang jalan itu.
Sampah
-sampah itu tampak berjajar dan tersusun rapih. Bahkan, juga terlihat ada empat keranjang kayu buah yang sengaja diletakkan di tengah jalan untuk menampung kantung sampah plastik.
Yeni mengatakan, sampah-sampah itu akan semakin banyak terlihat jika sudah menuju sore menjelang malam hari. Tepatnya sekitar pukul 17.00 WIB.
“Enggak tentu sih mereka buangnya tapi biasanya jam 17.00 WIB itu sudah mulai banyak yang buang (sampah),” kata dia.
Hal senada juga disampaikan oleh warga lainnya bernama Gunawan (69). Dia yang sudah berdagang di kawasan Pasar Lembang sejak 2024, mengatakan jajaran sampah di tengah jalan itu sudah ada saat dirinya pertama kali jualan di sana.
“Saya jualan di sini dari 2024, masih baru. Ya pastinya sudah ada sampah-sampah di tengah jalan ini. Enggak mungkin saya buka dan dia baru buang,” kata dia.
Namun, menurutnya tidak terlalu mengganggu aktivitas berjualannya. Pasalnya, kdalam sehari ada tiga kali pengangkutan sampah di lokasi itu.
“Pagi itu sudah mulai dari pasar. Nanti sore ada mengangkut, yang malam ada juga. Jadi enggak pernah lama,” jelas dia.
Meskipun begitu, dia berharap adanya tempat sampah khusus agar tidak ada sampah-sampah yang berjajar di tengah jalan, apalagi sampai nantinya mengganggu lalu lintas.
“Sebenarnya enggak mengganggu ya, tapi kalau bisa ada tempat khusus untuk sampah-sampah ini supaya jaga-jaga agar nanti tidak menggangu lalu lintas,” ucap dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/07/29/688879963246d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/07/29/688874605c825.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/07/02/6864b2eadd9d6.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/07/29/6888658251df7.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)