Cak Imin Sebut Daerah dengan Pekerja Migran Lebih dari 200.000 Perlu Penanganan Khusus
Tim Redaksi
MALANG, KOMPAS.com
– Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar menilai, perlu ada penanganan khusus dari pemerintah kabupaten/kota yang di wilayahnya jumlah pekerja migran lebih dari 200.000.
“Saya minta semua kabupaten di Indonesia yang jumlah pekerjanya sudah di atas 200.000, memiliki tanggung jawab secara khusus, perhatian khusus, cara penanganan khusus, terutama persiapan talent-talent global,” kata Cak Imin di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (9/8/2025).
Penanganan khusus yang dimaksud yaitu penguatan keterampilan atau skill serta penyiapan perusahaan rekrutmen tenaga kerja.
Menurut Cak Imin, persiapan harus dilakukan mulai di tingkat desa, untuk mengantisipasi berbagai masalah yang berpotensi terjandi ketika pekerja migran ditempatkan di luar negeri.
“Sudah tahu kalau di situ sumber rekrutmen tenaga kerja, maka sejak di desa itu kita (harus) persiapkan. Mulai dari bahasanya, skill-nya, sistem-nya, kerja sama pemerintah pusat, daerah-daerah, sampai RT/RW-nya, sampai perdes (peraturan desa),” ungkap Muhaimin.
Dia menjelaskan bahwa koordinasi lintas kementerian akan dilakukan untuk memperkuat pembekalan pekerja migran, terutama pada aspek bahasa.
“Nah ini akan kita kawal juga dari Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), dari Kementerian Ketenagakerjaan, dan dari Kementerian Keuangan, (tapi) faktor utama bahasa,” jelas dia.
“Bahasa akan dibenahi. Malang ini banyak pekerja migran, kira-kira di atas 200.000. Sudah tahu sebesar itu (maka) jangan menutup mata,” ujarnya.
Muhaimin menegaskan, bahwa PMI yang berasal dari Malang bukan hanya harus menguasai bahasa Arab saja. Tapi juga bahasa-bahasa lainnya, seperti Inggris, Taiwan, hingga Tiongkok.
“Bahasa Arab mungkin orang Malang biasa, soalnya ‘solate nganggo’ bahasa Arab. Tapi bahasa kedua selain bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Taiwan, bahasa Tiongkok itu juga harus menjadi perhatian kepada basis-basis desa yang memang pusat buruh migran, pusat pekerja migran Indonesia (PMI),” tuturnya.
Ia mengingatkan bahwa pola pikir tentang PMI juga perlu diubah. Dia menegaskan bahwa keputusan menjadi PMI harusnya merupakan pilihan yang dilakukan dengan penuh kesadaran, dan perhitungan.
Cak Imin juga menargetkan Malang menjadi pusat pengembangan pekerja migran terbaik di Indonesia. Untuk itu, pihaknya berkomitmen untuk melakukan perbaikan kualitas PMI.
“Ini kita ubah. Kita ingin agar negara ini becus nangani seluruh yang menjadi kebutuhan warganya. Karena itu, ayo kita bareng-bareng lah,” ujarnya.
“Insya Allah enggak lama lagi, paling lama setahun Malang akan menjadi percontohan pekerjaan migran terbaik di seluruh Indonesia. Amin,” tegas dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Author: Kompas.com
-
/data/photo/2025/07/25/6883275a1eafb.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Cak Imin Sebut Daerah dengan Pekerja Migran Lebih dari 200.000 Perlu Penanganan Khusus Nasional 9 Agustus 2025
-
/data/photo/2025/08/09/6896e8472aa92.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Toko Sepeda di STC Senayan Tambah Produk Raket Padel Ikuti Tren Olahraga Populer Megapolitan 9 Agustus 2025
Toko Sepeda di STC Senayan Tambah Produk Raket Padel Ikuti Tren Olahraga Populer
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Lesunya penjualan sepeda mewah pascapandemi mendorong toko di Senayan Trade Center (STC) Senayan, Jakarta Pusat, mencari sumber pendapatan baru dengan menjual perlengkapan olahraga padel yang sedang digemari warga.
Seorang pegawai toko sepeda “One Bike Shop”, Olivia (26), bukan nama sebenarnya, mengatakan, penjualan raket padel cara mengikuti tren agar usaha tetap berjalan dan ramai.
“Iya (jual raket padel), kita ikutin tren aja sih, biar terus jalan lah gitu, rame. Ikutin tren. Kalau untuk main sepeda juga kan sekarang itu, mungkin karena kondisi jalannya juga,” kata Olivia saat ditemui Sabtu (9/8/2025).
Selain tren yang bergeser, Olivia menilai kondisi jalanan di Jakarta yang semakin padat membuat orang malas bersepeda jarak jauh.
Raket padel yang dijual di toko tersebut dibanderol mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah, disesuaikan merek dan materialnya.
Selain raket padel, “One Bike Shop” juga menyediakan berbagai aksesoris sepeda seperti pedal, helm, dan suku cadang lainnya.
“Kalau pedal kita mulai dari 700 ribu sampai 1 jutaan. Kalau aksesoris kayak helm itu dari 800an sampai 1 jutaan, spare parts lain juga sekian,” jelas Olivia.
Penjualan sepeda baru di toko kini hanya mencapai sekitar 30 persen dibanding masa puncak pandemi.
Jika dulu toko bisa menjual puluhan unit Brompton per hari, kini rata-rata hanya sekitar 10 unit per minggu dengan harga Rp 35 juta hingga Rp 50 juta per unit.
“Kalau dulu kan paling mahal 40 sampai 60-an ya. Dulu sih 100 juta juga ada. Sekarang enggak nyampe. Paling 100 juta lah yang paling, itu pun special edition,” ujarnya.
Olivia menambahkan, selain menjual perlengkapan padel, toko tetap mengandalkan layanan servis sepeda dan penjualan daring melalui online shop serta WhatsApp.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/09/689709271589d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Sejumlah Toko di Pasar Induk Cipinang Tutup, Pedagang Ketakutan Usai Ramai Isu Beras Oplosan Megapolitan 9 Agustus 2025
Sejumlah Toko di Pasar Induk Cipinang Tutup, Pedagang Ketakutan Usai Ramai Isu Beras Oplosan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sejumlah gudang dan toko di Pasar Induk Beras Cipinang, Pasangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur, tampak tutup setelah muncul isu beras oplosan, Sabtu (9/8/2025).
Kompas.com
menelusuri Blok A di pasar tersebut dengan berjalan kaki.
Beberapa gudang berkelir hijau terlihat sepi tanpa aktivitas transaksi, dengan pintu rolling door tertutup rapat.
Hanya beberapa sepeda motor terparkir di depan toko dan gudang.
Namun, di salah satu toko di Blok A masih tampak aktivitas pengangkutan beras dari mobil bak terbuka ke dalam gudang.
Di dekat Blok A, sejumlah truk parkir dan sopirnya berteduh di depan toko dan gudang yang tutup untuk menghindari teriknya matahari.
Penutupan toko dan gudang juga terlihat di area Blok L, tanpa ada aktivitas transaksi.
Meski begitu, di blok lain, seperti Blok I, transaksi jual beli masih berjalan cukup ramai, dengan pembeli yang terus berdatangan.
Antok (45), pedagang di Blok K Pasar Induk Beras Cipinang, mengungkapkan bahwa toko-toko di Blok A tutup karena para pedagang takut akibat isu beras oplosan.
“Itu pada tutup. Kenapa? Karena memang dia ketakutan. Jadi, untuk menekan harga beras, ya diaduk sama beras broken, beras patah,” kata Antok saat ditemui Kompas.com di depan tokonya, Sabtu (9/8/2025).
“Cuma sekarang enggak berani kerja. Takut kena razia tadi. Tutup semua itu. Coba saja ke gudang. Tutup semua,” tambah dia.
Biasanya, Senin sampai Jumat, para pedagang ramai karena banyak konsumen.
Namun, selama tiga pekan terakhir, mereka memilih tutup usaha daripada merugi.
“Ya itu karena harga tinggi, menurunkan harga juga harus menurunkan kualitas (beras) juga. Kalau menurunkan kualitas, ditangkap Satgas. Ya mending libur,” tegas dia.
Meski demikian, Antok masih membuka tokonya di tengah isu beras oplosan.
Ia merasa tenang karena usahanya melayani beras tradisional yang dijual dalam karung kecil dan curah.
“Kalau saya kan melayani beras tradisional. Tapi biasanya itu karung kecil. Karung kecil itu jadi sorotan. Kalau karung gede itu beras curah. Beras curah itu jualnya literan,” ujarnya.
“Mereka (Satgas) itu kurang fokus ke situ, fokusnya ke karung kecil, yang biasa masuk ke ritel,” jelas Antok.
Antok membantah adanya peredaran beras oplosan di Pasar Induk Beras Cipinang. Menurutnya, yang terjadi adalah penurunan mutu atau kualitas beras.
Hal ini disebabkan ketidakseimbangan antara harga gabah yang tinggi dengan harga jual yang harus mengikuti Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Di satu sisi harga gabah mahal sekali, di sisi lain HET tidak mengalami kenaikan. Turun mutu di sini artinya bahwa kualitas beras premium itu kadar broken kurang lebih 5 persen,” katanya.
“Kemudian diturunkan kualitasnya menjadi 10 persen sampai 25 persen. Hal ini dilakukan semata-mata untuk menghindari kerugian yang harus ditanggung produsen beras,” tambah Antok.
Antok berupaya meluruskan agar masyarakat tidak salah paham terkait isu beras oplosan.
Ia juga menyebutkan harga seluruh jenis beras di Pasar Induk Beras Cipinang, termasuk tokonya, naik sejak Maret 2025.
Beras medium dari Rp 12.000 per kilogram naik menjadi Rp 13.500, sedangkan beras premium dari Rp 13.000 menjadi Rp 14.500.
Pemerintah menetapkan HET beras premium sebesar Rp 14.900 per kilogram.
Menurut Antok, harga tersebut adalah harga di tingkat distributor, sehingga harga di pengecer biasanya lebih tinggi.
“Jadi, karena harganya mahal, produsen itu kalau enggak diturunkan mutunya, dia pasti rugi, jatuhnya di Rp 16.000-an per kilogram. Sementara HET-nya kan cuma Rp 14.900 per kilogram,” jelasnya.
“Dalam industri bisnis beras, praktik aduk-mengaduk beras itu wajar. Yang tidak boleh diaduk itu beras pemerintah yang bersubsidi. Jadi, kalau beras dicampur beras itu sah-sah saja,” tambah Antok.
Antok juga menyebut bahwa belakangan ini terjadi kelangkaan beras di pasar modern atau ritel seperti Alfamart dan Indomaret.
Menurutnya, para mitra pemasok tidak mampu menyediakan beras berkualitas sesuai ketentuan, sementara harga jual harus di bawah HET.
“Dari segi bahan memang sudah enggak nutut. Nutut itu intinya ketemu. Modal di penjualan itu sudah enggak ketemu, rugi. Modalnya tinggi, harga HET-nya masih Rp 14.900,” kata dia.
“Kalau dipaksa isi (ke pasar ritel), dia rugi, kalau diturunin kualitas ditangkap kayak kemarin itu. Makanya produsen-produsen itu sudah enggak isi lagi. Sudah setop produksi,” tambah Antok.
Kompas.com telah mencoba mewawancarai pedagang lain di Pasar Induk Beras Cipinang, namun mereka memilih menolak berkomentar.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/09/6896e5542add2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Heboh Beras Oplosan, Omzet Pedagang di Pasar Induk Cipinang Justru Naik Megapolitan 9 Agustus 2025
Heboh Beras Oplosan, Omzet Pedagang di Pasar Induk Cipinang Justru Naik
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Antok (45), pedagang di Pasar Induk Beras Cipinang, Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur, mengaku omzet penjualannya justru meningkat setelah mencuat isu beras oplosan.
Sebab, hampir 70 persen pasokan tokonya ke pasar tradisional meningkat karena turunnya kepercayaan masyarakat terhadap beras di ritel modern.
“Justru malah naik (omzet) pasar tradisional. Kalau kita di induk ini, hampir 70 persen itu suplai itu ke pasar tradisional, yang di jalan itu,” kata Antok saat ditemui
Kompas.com
di depan tokonya, Sabtu (9/8/2025).
“Karena di Alfamart dan Indomaret pada kosong terus trust issue-nya itu yang beras oplos itu mempengaruhi pembeli, orang larinya pada ke pasar tradisional, beras curah itu,” tambah dia.
Antok tak membeberkan jumlah omzetnya, namun menyebut penyaluran ke pasar tradisional naik 5–10 persen.
Meski begitu, ia merasa tidak nyaman dengan isu beras oplosan karena membuat pedagang khawatir.
“Sebenarnya kalau dari segi kenyamanan orang kerja, enggak nyaman. Soalnya, orang ketakutan juga,” ujarnya.
Antok menjelaskan, penurunan mutu beras di Pasar Induk Beras Cipinang dipicu perbedaan tajam antara harga gabah yang mahal dan harga jual yang harus mengikuti Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Di satu sisi harga gabah mahal sekali, di sisi lain HET tidak mengalami kenaikan. Turun mutu di sini artinya bahwa kualitas beras premium itu kadar broken kurang lebih 5 persen,” kata dia.
“Kemudian diturunkan kualitasnya menjadi 10 persen sampai 25 persen. Hal ini dilakukan semata-mata untuk menghindari kerugian yang harus ditanggung oleh produsen beras,” tambahnya.
Oleh karena itu, Antok berupaya menjelaskan agar masyarakat tidak keliru memahami isu terkait beras oplosan.
Menurut Antok, harga seluruh jenis beras di Pasar Induk Beras Cipinang, termasuk di tokonya, mengalami kenaikan sejak Maret 2025.
Pada bulan tersebut, beras medium dijual seharga Rp 12.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp 13.500.
Adapun harga beras premium pada Maret 2025 berada di kisaran Rp 13.000 per kilogram, dan saat ini mencapai Rp 14.500.
Sementara itu, pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) untuk beras premium sebesar Rp 14.900 per kilogram.
Menurut Antok, harga tersebut merupakan harga di tingkat distributor, sehingga harga di tingkat pengecer biasanya lebih tinggi.
“Jadi, karena harganya mahal, produsen itu kalau enggak diturunkan mutunya, dia pasti rugi, jatuhnya di Rp 16.000-an per kilogram. Sementara HET-nya kan cuma Rp 14.900 per kilogram,” ujar Antok.
“Dalam industri bisnis beras, praktik aduk-mengaduk beras merupakan hal yang wajar, Yang tidak boleh diaduk itu beras pemerintah yang bersubsidi. Jadi kalau beras dicampur beras itu sah-sah saja,” kata dia lagi.
Di sisi lain, Antok menyebut belakangan ini terjadi kelangkaan beras di pasar modern atau ritel, seperti Alfamart dan Indomaret.
Menurutnya, hal ini terjadi karena para mitra pemasok tidak lagi mampu menyediakan beras dengan kualitas sesuai ketentuan, sementara harga penjualannya harus berada di bawah HET.
Antok mengatakan, produsen beras saat ini menghadapi dilema. Jika kualitas beras mengikuti aturan, mereka merugi.
Namun, jika tidak sesuai spesifikasi, mereka dianggap melanggar, sehingga akhirnya banyak produsen memilih menghentikan produksi.
“Dari segi bahan memang sudah enggak nutut. Nutut itu intinya ketemu. Modal di penjualan itu sudah enggak ketemu, rugi. Modalnya tinggi, harga HET-nya masih Rp 14.900,” kata dia.
“Kalau dipaksa isi (ke pasar ritel), dia rugi, kalau diturunin kualitas ditangkap kayak kemarin itu. Makanya produsen-produsen itu sudah enggak isi lagi. Sudah setop produksi,” tambah dia.
Kompas.com
telah berupaya mewawancarai pedagang lain di Pasar Induk Beras Cipinang. Namun, mereka menolaknya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/09/6896db3cb13f4.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Cak Imin Pastikan Kawal Anggaran Vokasi untuk Pekerja Migran Nasional 9 Agustus 2025
Cak Imin Pastikan Kawal Anggaran Vokasi untuk Pekerja Migran
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar atau Cak Imin memastikan akan mengawal instruksi Presiden Prabowo Subianto terkait alokasi anggaran vokasi khusus untuk calon pekerja migran.
Cak Imin menjelaskan alokasi anggaran vokasi khusus itu untuk mempermudah para calon pekerja migran menguasai keterampilan dan bahasa yang dibutuhkan.
“Baru kemarin ada rapat kabinet. Presiden telah menginstruksikan kepada kita semua, kepada Menteri Keuangan untuk ada alokasi anggaran vokasi khusus kepada calon pekerja migran ke luar negeri,” kata Cak Imin dalam acara Global Talent Day di Malang, Jawa Timur pada Sabtu (9/8/2025).
“Nah ini akan saya kawal juga dari Kementerian Perlindungan Pekerja Migran, dari Kementerian Tenaga Kerja, dari Kementerian Keuangan,” tambah dia.
Cak Imin menjelaskan sistem koordinasi untuk menjalankan arahan Presiden itu sedang disusun agar dapat berjalan dengan baik.
Di sisi lain, ia menuturkan alokasi anggaran khusus ini salah satunya akan menghasilkan kurikulum keterampilan dan bahasa bagi calon pekerja migran.
“Salah satu rencana ke depan adalah memberikan kemudahan kepada yang mau belajar baik bahasa maupun skill untuk keluar negeri,” ujarnya.
Tak hanya keterampilan bahasa, dia mengatakan bahwa anggaran vokasi kepada para PMI, diharapkan dapat berdampak pada perbaikan sistem dan perlindungan.
“Proses dan sistem penempatannya harus selamat, harus siap, harus memberi perlindungan,” tegas dia.
Sebelumnya, Presiden Prabowo memerintahkan kepada Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI) Abdul Kadir Karding untuk menyiapkan konsep pendidikan vokasi terpadu.
Pendidikan tersebut diharapkan dapat melatih para pekerja migran agar menjadi terampil sebelum bekerja ke luar negeri.
“Kemarin (saat sidang kabinet) Presiden juga memberikan arahan kepada Menteri Pekerja Migran untuk menyiapkan konsep pendidikan vokasi yang terpusat untuk menyiapkan tenaga terampil yang dikirimkan sebagai pekerja di luar negeri,” kata Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Presidential Communication Office (PCO), Hasan Nasbi di kantornya, Jakarta, Kamis (7/8/2025).
Menurut Hasan, pasar tenaga kerja global kini membuka peluang di berbagai sektor. Oleh karenanya, diperlukan sumber daya manusia (SDM) dengan keahlian teknis dan profesional.
Dengan demikian, pekerja migran bukan hanya tenaga kerja domestik.
“Hari ini ada mungkin lebih dari 40 sektor pekerjaan yang membutuhkan tenaga-tenaga terampil di Indonesia. Ini kita enggak bicara lagi pekerja di sektor domestik ya,” ujarnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2020/02/05/5e3a22497156b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Satpol PP Tangkap 4 Orang yang Terlibat Pungli di Trotoar Pejompongan Megapolitan 9 Agustus 2025
Satpol PP Tangkap 4 Orang yang Terlibat Pungli di Trotoar Pejompongan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Empat orang terduga pelaku yang merupakan warga Petamburan ditangkap Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta terkait praktik pungutan liar (pungli) di akses trotoar Jalan Pejompongan Raya, Jakarta Pusat pada Jumat (8/8/2025).
Kepala Satpol PP Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan, keempat pelaku diamankan pukul 16.30 WIB di sekitar lokasi.
Saat ini sedang menunggu penanganan dari Suku Dinas Sosial untuk dibawa ke panti sosial di Kedoya.
“Dapat 4 orang warga Petamburan, sekarang menunggu Sudin Sosial untuk diangkut ke panti Kedoya. Diamankan sekitar jam 16.30-an,” kata Satriadi saat dikonfirmasi, Sabtu (9/8/2025).
Satriadi menuturkan, praktik pungli ini bukan merupakan kegiatan rutin yang terjadi tiap harinya.
Para pelaku hanya memanfaatkan peluang untuk mencari uang tambahan ketika situasi memungkinkan.
“Kalau itu makanya saya bilang bukannya hal yang rutin karena memang iseng aja, ada peluang, mau cari uang tambahan itu aja,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, para pelaku yang diamankan merupakan orang-orang yang sama seperti kejadian sebelumnya, hanya saja waktu aksinya berbeda.
“Iya dia-dia aja, cuma beda jarak waktunya aja,” kata Satriadi.
Sementara itu, Satriadi menyebut pihaknya belum bisa menyampaikan detail identitas para pelaku karena masih dalam proses pendataan oleh petugas.
Sebelumnya, viral video di Instagram
@jakarta.terkini
yang memperlihatkan aksi sekelompok pemuda membuka dan menutup portal bagi pengendara motor yang ingin melintasi trotoar guna menghindari kemacetan.
Dalam aksinya, para pelaku terlihat menenteng ember cat untuk meminta uang kepada pengendara sambil mengarahkan mereka masuk ke trotoar.
Adapun, praktik pungutan liar di trotoar kawasan Pejompongan bukanlah fenomena baru. Dalam setahun terakhir, lokasi ini kerap menjadi ladang uang bagi para pelaku pungli.
Pada Desember 2024, Kompas.com mencatat peristiwa serupa. Saat itu, sejumlah pemuda memodifikasi tiang pembatas trotoar di depan kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang berada di belakang Gedung DPR RI.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/09/6896ffe37e1ce.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Cerita Masjid Apung di Kali Cengkareng, Menyulap Hasil Pilah untuk Ibadah Megapolitan 9 Agustus 2025
Cerita Masjid Apung di Kali Cengkareng, Menyulap Hasil Pilah untuk Ibadah
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Enam pria nampak sibuk membangun sebuah struktur terapung di tepi aliran Kali Cengkareng Drain, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (7/8/2025) sore.
Pemandangan yang jarang terlihat, lantaran biasanya orang-orang itu hanya bekerja membersihkan aliran kali dari sampah.
Selebihnya, di hari-hari biasa, hanya akan terlihat para pemancing yang tak bosan mengamati aliran sungai.
Enam orang itu merangkai botol-botol bekas buangan warga ibu kota.
Satu orang sibuk di sisi kanan struktur bangunan seperti sebuah perahu, satu di sisi kiri, satu di depan, satu di belakang, dan dua fokus ke bagian atap.
Dari pakaian mereka, jelas terlihat pekerjaan membersihkan kali sudah mereka rampungkan terlebih dahulu.
Tak lelah usai merampungkan pekerjaan utamanya, mereka bahu-membahu merangkai sebuah struktur mengapung yang cukup untuk menampung hingga 20 orang.
Botol-botol bekas itu diikatkan satu dengan yang lain, ditempel di sana-sini, dirangkai menjadi sebuah struktur lalu dibubuhi warna-warni, hijau dan kuning, warna keteduhan.
Perahu itu sebagian besar terbuat dari botol-botol bekas yang dikumpulkan dari aliran sungai hingga dari pemilahan sampah di wilayah Cengkareng.
Dari kejauhan, struktur itu terlihat tak lebih dari perahu warna-warni. Namun, dari dekat, perahu itu bukan perahu biasa, melainkan perahu masjid.
Perahu yang diberi bentuk masjid dengan tiga kubah.
Meskipun belum selesai dibuat, bentuk masjid dari perahu itu tak bisa tertutupi lagi, sudah kelihatan jelas.
Lebih dekat lagi, ke dalam hati orang-orang yang membuatnya, masjid apung itu adalah rupa dari puisi cinta lingkungan dan cinta Tuhan yang tak mereka ucapkan dalam kata-kata, tetapi dalam aksi nyata.
Sebuah upaya artistik untuk mengingatkan diri mereka dan umat akan pentingnya ibadah dan menjaga lingkungan.
Proposisi itu bisa dimaknai dalam konteks hubungan antara aliran kali dan Jakarta yang kerap berwujud banjir.
Aliran kali, Jakarta dan banjir memang hampir tak terpisahkan, entah sampai kapan.
Kali ini, enam orang dari daratan Jakarta itu mendatangi kali dan memberinya hadiah indah, yakni perahu masjid yang terbuat dari sampah-sampah botol yang dikumpulkan dari alirannya.
Secara bersamaan, mereka membersihkan kali, mendaur ulang sampahnya dan memuliakan Yang Maha Kuasa. Perahu itu semacam bukti warna-warni tentang betapa ibadah bisa teringat dari barang-barang buangan sekali pun, botol bekas.
Perahu itu juga simbol bahwa mencintai Yang Maha Kuasa adalah mencintai lingkungan, begitu juga sebaliknya.
Romantisasi inilah yang mesti dipahami dan direnungkan oleh setiap warga ibu kota, tanpa terkecuali.
Sebagaimana dikutip dari
Antara,
enam orang itu adalah Petugas Unit Penganan Sampah (UPS) Badan Air Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat.
Sehari-hari mereka bekerja membersihkan sungai. Kali ini, mereka diberi ruang untuk membuat karya perahu unik.
Perahu dengan ide kreatif itu rencananya akan diikutkan dalam Festival Cinta Lingkungan 2025 yang bakal digelar pada 28 September mendatang di aliran Kanal Banjir Barat, Tambora, Jakarta Barat.
Festival itu akan diikuti oleh 42 kecamatan se-Jakarta, tentu dengan ide unik karya perahunya masing-masing.
Pengawas UPS Badan Air Kecamatan Cengkareng, Donal Aldiansyah (43) mengaku, ide perahu masjid didapatkan timnya melalui tukar pikiran yang cukup panjang.
Kebetulan, tak jauh dari lokasi perahu itu dibuat, di dekat pintu air Kali Cengkareng Drain, ada sebuah masjid.
Masjid itulah yang kemudian menginspirasi mereka membuat perahu masjid atau masjid apung.
Masjid apung ala UPS Badan Air Kecamatan Cengkareng itu berukuran 6×4 meter. Masjid apung itu berdiri di atas 3.558 botol bekas, yang terdiri dari botol mineral 1 liter hingga galon air.
Botol-botol itu diperoleh dari program sampah pilah, hasil pengerukan saluran air, hingga sumbangan warga.
Tak berlebihan jika dikatakan bahwa dengan digunakannya botol-botol hasil pengerukan kali, masjid apung itu bisa menjadi pengingat masih banyak oknum, pendosa ekologis, yang kerap membuang sampah ke badan kali.
Selain itu, dengan digunakannya botol-botol sumbangan warga, masjid apung itu juga menjadi penanda niat baik sistem sosial dalam mendukung pengurangan sampah di ibu kota melalui pemilahan atau penggunaan kembali.
Menurut Donal, usai Festival Cinta Lingkungan rampung digelar, masjid apung itu akan dipasangi mesin agar bisa berlayar di aliran Kanal Banjir Barat layaknya kapal motor.
Selain itu, Donal dan kawan-kawan juga berniat untuk menggunakan masjid apung dari ribuan botol bekas itu sebagai tempat ibadah saat bekerja di area bantaran kali.
Pembangunan perahu masjid itu memakan waktu hampir empat bulan, yang dimulai sejak bulan Maret 2025 dengan target rampung awal September 2025, tepat H-14 sebelum Festival Cinta Lingkungan (Cilung) dimulai.
Kendati demikian, ia memastikan pengerjaan masjid apung dilakukan setelah para petugas menyelesaikan tugas utamanya yakni membersihkan aliran kali dari sampah.
Donal dan kawan-kawan paham betul, bagian mereka adalah membersihkan aliran kali dari sampah.
Masjid apung yang mereka bangun hanyalah warna-warni, hasil tukar pikiran selama mereka bekerja seharian penuh.
Barang kali upaya itu bisa mengetuk hati orang-orang untuk kembali mencintai lingkungan sebagaimana mencintai Yang Maha Kuasa.
Tak ubahnya memutus romansa beracun antara aliran kali dengan warga Jakarta, mencegah lahirnya buah hati yang tak pernah diinginkan namun selalu datang, banjir pun penyakit.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/09/6896ca5ac345b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gus Ipul Pastikan Sekolah Rakyat Tak Terganggu meski 143 Guru Mundur Nasional 9 Agustus 2025
Gus Ipul Pastikan Sekolah Rakyat Tak Terganggu meski 143 Guru Mundur
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf memastikan mundurnya 143 guru tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar di Sekolah Rakyat.
Pasalnya, mundurnya para guru terjadi sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
Pemerintah pun sudah menyiapkan guru pengganti untuk guru-guru yang mundur tersebut.
“Ada 143 guru (yang mengundurkan diri). Memang sekolahnya belum beroperasi, sehingga tidak mengganggu. Jadi dia belum pernah mengajar sama sekali,” kata Saifullah Yusuf di sela-sela kunjungannya ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 10 Jakarta Selatan, Sabtu (9/8/2025).
Pria yang karib disapa Gus Ipul ini mengaku tidak mempersoalkan 143 guru Sekolah Rakyat yang mengundurkan diri.
Dirinya menghormati sepenuhnya keputusan guru-guru tersebut.
Secara umum, kata Gus Ipul, hal itu terjadi karena penempatan jauh dari domisili sang guru.
“Yang kedua, mungkin sudah mendapatkan penempatan di daerah, kan dia PPPK, ya, kita hormati. Jadi kami tidak mempersoalkan jika ada yang mengundurkan diri atau tidak memenuhi panggilan. Tentu kami sangat menghormati, kami persilakan,” ucap Gus Ipul.
Lebih lanjut, ia memastikan ketersediaan guru sekolah rakyat mencukupi.
Pasalnya, terdapat lebih dari 50.000 guru yang telah mengikuti proses pendidikan profesi guru, namun belum mendapat penempatan.
“Untuk ketersediaan guru, Alhamdulillah. Semua sudah sampai hari ini proses belajar mengajar tidak terganggu. Iya (guru-guru), di daerah lain semua. Kan tiap hari juga dimonitor, kita punya grup WA juga, secara keseluruhan jalan,” jelas Gus Ipul.
Di sisi lain, jika masih terjadi kekurangan, sekolah akan mencari cara dengan melakukan backup sementara waktu.
“Sampai sekarang kalau memang ada kekurangan biasanya di-
backup
oleh kepala sekolah atau juga guru-guru yang lain,” tandasnya.
Sebagai informasi, kini sudah ada sekitar 1.400 lebih guru yang ditempatkan di 67 titik sekolah rakyat tahap awal dan 37 titik yang akan beroperasi pada Agustus 2025.
Jika 50 titik tambahan sudah beroperasi pada September 2025, maka total gurunya mencapai 800 guru.
Status guru tersebut adalah Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2023/11/16/65556b0b2b59c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/08/09/6896e33b3064c.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)