Rem Blong, Truk Tabrak Sepeda Motor di Pekanbaru, Pengendara Tewas di TKP
Tim Redaksi
PEKANBARU, KOMPAS.com
– Kecelakaan maut terjadi di kawasan Jalan HR Soebrantas, Kecamatan Bina Widya, Kota Pekanbaru, Riau, Minggu (10/8/2025).
Kecelakaan terjadi antara truk box Hino dengan sepeda motor matic.
Akibatnya, pengendara sepeda motor tewas di tempat.
Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Polresta Pekanbaru, AKP Satrio Wicaksana, menyebutkan, korban tewas bernama Rojakin (58).
“Korban mengalami luka berat dan meninggal dunia di TKP (tempat kejadian perkara),” kata Satrio kepada wartawan melalui pesan WhatsApp, Minggu.
Satrio menjelaskan, kecelakaan terjadi akibat truk yang dikemudikan Muhammad Fauzi (31) mengalami rem blong.
Awalnya, truk box dengan seorang penumpang, Arif Rahman, bergerak dari arah Pekanbaru ke Bangkinang.
Sesampainya di depan bengkel variasi, truk mengalami rem blong dan menabrak sepeda motor Rojakin yang berada di depannya.
“Setelah itu, truk juga menabrak mobil Terios yang dikemudikan Arif Rusman,” kata Satrio.
Kerasnya benturan truk dengan sepeda motor mengakibatkan pengendaranya, Rojakin, tewas di tempat.
Sedangkan pengemudi maupun penumpang truk dan mobil Terios dalam kondisi selamat.
Adapun, kerugian materi diperkirakan sekitar Rp 15 juta.
Kasus kecelakaan ini telah ditangani oleh Satlantas Polresta Pekanbaru.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Author: Kompas.com
-
/data/photo/2025/08/10/689848871b884.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kebon Pala Banjir 3 Kali dalam 10 Hari, Warga Tagih Pengerukan Kali Ciliwung Megapolitan 10 Agustus 2025
Kebon Pala Banjir 3 Kali dalam 10 Hari, Warga Tagih Pengerukan Kali Ciliwung
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Warga Kebon Pala, Jatinegara, Jakarta Timur, menagih janji Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk mengeruk Kali Ciliwung.
Pasalnya, dalam 10 hari terakhir, warga sudah kebanjiran sebanyak tiga kali akibat meluapnya Kali Ciliwung.
“Katanya mau dikeruk, tapi yang dikeruk itu malah bagian yang jauh dari sini. Wilayah sini belum tersentuh,” kata Ketua RT 13 RW 04 Kebon Pala, Sanusi (58), saat dihubungi
Kompas.com
, Minggu (10/8/2025).
Terbaru, banjir merendam wilayah Kebon Pala akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Jakarta Timur pada Sabtu (9/8/2025) malam.
Air disebut naik pada Sabtu tengah malam dan mulai surut pada Minggu (10/8/2025) sekitar pukul 07.00 WIB.
“Kalau itu (banjir) selalu kiriman sih. Malam kita sudah dapat kabar kalau di Depok siaga tiga,” ujarnya
Sanusi menjelaskan, ketinggian air sempat mencapai 75 cm dan merendam sejumlah rumah warga.
Meski demikian, tidak ada warga yang mengungsi lantaran sebagian besar rumah di wilayah tersebut dibangun dua lantai.
“Enggak ada yang ngungsi selama tiga kali banjir ini, karena masih siaga tiga. Kalau statusnya naik, baru mungkin mengungsi,” kata dia.
Begitu air surut, warga langsung membersihkan sisa lumpur yang dibawa banjir.
“Sudah surut kalau siang ini cuma becek, warga lagi bersih-bersih,” tutur Sanusi.
Sanusi mengungkapkan, penanganan dari pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih sebatas pemantauan rutin.
Ia menyebut, informasi terkait potensi banjir biasanya didapatkan dari sesama warga atau memantau langsung data tinggi muka air secara mandiri melalui situs resmi Pemprov DKI Jakarta.
“Kita biasanya pantau sendiri lewat SDH dan info teman-teman. Jadi ya mandiri,” tuturnya.
Sanusi menambahkan, frekuensi banjir yang meningkat membuat warga semakin khawatir. Oleh karenanya, ia berharap pemerintah segera turun tangan.
“Dulu banjir lima tahunan, sekarang bisa tiap bulan. Bulan Juli aja dua kali, sekarang Agustus baru tanggal 10 sudah tiga kali,” tuturnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/09/689693f2774bd.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Status Gunung Lewotobi Diturunkan dari Level Awas ke Siaga Regional 10 Agustus 2025
Status Gunung Lewotobi Diturunkan dari Level Awas ke Siaga
Tim Redaksi
FLORES TIMUR, KOMPAS.com –
Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menurunkan status Gunung Lewotobi Laki-laki dari level IV awas ke level III siaga pada Minggu (10/8/2025).
Keputusan tersebut berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh dari pemantauan visual dan instrumental aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki pada periode pengamatan 1 Agustus-10 Agustus 2025.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, mencatat data kegempaan yang terekam pada periode ini, yaitu 6 kali gempa letusan, 21 gempa guguran, 68 kali embusan, dan 9 kali tremor harmonik.
Kemudian, terdapat 212 tremor non-harmonik, 91 kali gempa low frequency, 245 kali gempa vulkanik dalam, 31 kali gempa tektonik lokal, 43 kali tektonik jauh, dan satu kali tremor menerus dengan amplitudo dominan 4,4 mm.
“Data kegempaan mengindikasikan tren penurunan aktivitas vulkanik menuju kestabilan jangka pendek, dengan dominasi gempa dangkal dan gempa permukaan,” ujar Wafid dalam keterangannya, Minggu.
Ia menjelaskan penurunan signifikan pada gempa embusan menunjukkan berkurangnya tekanan dari dalam.
Sementara itu, lubang diatrema tidak ada sumbatan sehingga menghasilkan asap tipis hingga tebal dengan tekanan lemah hingga sedang.
Gempa letusan mengalami penurunan cukup signifikan, sedangkan tremor harmonik, tremor non-harmonik, dan gempa low frequency masih mendominasi, namun trennya menurun.
Wafid mengatakan tidak terekam gempa vulkanik dangkal, menandakan tidak ada sumbatan di kedalaman dangkal.
Sehingga, sistem berada dalam fase sistem terbuka (open system) yang memungkinkan pergerakan magma dan gas tanpa hambatan berarti.
Selain itu, jumlah gempa vulkanik dalam juga menurun, mengindikasikan suplai magma baru dari kedalaman berkurang.
Pemantauan deformasi menggunakan tiltmeter pasca-erupsi 1 Agustus 2025 menunjukkan pergerakan yang mulai stabil.
Sumbu X yang sebelumnya mengalami penurunan tajam sejak pertengahan Mei kini melandai dan stagnan.
Sedangkan sumbu Y yang sempat naik hingga akhir Juli bergerak datar dengan sedikit fluktuasi.
“Pola ini mengindikasikan fase relatif stabil atau jeda aktivitas jangka pendek, meski masih ada indikasi suplai magma baru dengan laju lambat,” kata dia.
Data GNSS pada periode yang sama memperlihatkan perlambatan pengangkatan (uplift) hingga cenderung stagnan.
Kondisi tersebut menandakan sebagian material sudah keluar dan tubuh gunung mengalami deflasi.
Meskipun suplai magma dari kedalaman masih terjadi, pergerakannya menuju zona dangkal berkurang dan belum ada suplai besar yang signifikan.
Wafid menambahkan hingga 9 Agustus 2025, tidak terdeteksi tanda inflasi cepat, sehingga sistem berada pada fase pelepasan tekanan dengan potensi erupsi skala kecil hingga sedang atau freatik.
“Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh dari pemantauan visual dan instrumental, maka tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki diturunkan dari level IV awas menjadi level III siaga terhitung tanggal 10 Agustus 2025 pukul 15.00 Wita,” tandasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/10/68987cb9334a0.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kisah Pilu TKW Asal Jambi, Juhaidarna Disiksa Majikan di Malaysia hingga Koma: “Tolong, Takut…” Regional 10 Agustus 2025
Kisah Pilu TKW Asal Jambi, Juhaidarna Disiksa Majikan di Malaysia hingga Koma: “Tolong, Takut…”
Tim Redaksi
JAMBI, KOMPAS.com –
“Ya Allah ya Allah tolong, tolong, takut, takut,” itulah kalimat lirih yang pertama kali diucapkan Juhaidarna alias Ida (47), tenaga kerja wanita (TKW) asal Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, saat sadar dari koma setelah diduga disiksa majikannya di Malaysia.
Ida kini hanya bisa terbaring lemah, separuh tubuhnya lumpuh dan sekujur badannya penuh luka dan lebam. Kondisinya sangat memprihatinkan setelah pulang ke Indonesia pada 1 Juni 2025.
Ida adalah janda dengan dua anak yang memutuskan menjadi TKW sejak 2017, demi mengubah nasib keluarganya.
Ia sempat kembali ke Indonesia pada 2019, lalu kembali bekerja ke Malaysia pada 2023 setelah dijanjikan merawat lansia seperti pekerjaan sebelumnya.
Namun, kenyataan berkata lain. “Dia sempat ganti majikan, sampailah ketemu majikannya yang baru,” ujar Cindi, adik sepupu Ida, kepada
Kompas.com
, Minggu (10/8/2025).
Setelah bekerja untuk keluarga kaya di Malaysia, Ida justru mengalami penyiksaan berat secara tidak manusiawi hingga jatuh sakit dan akhirnya koma. Ia dirawat di Hospital Pulau Penang, Malaysia.
Namun, kondisinya disembunyikan oleh majikan dan pengacara mereka.
“Kami bilang, supaya kami tidak khawatir, tolonglah difoto kondisi kakak kami, atau video call, tetapi tidak pernah dituruti,” kata Cindi.
Merasa ada yang janggal, keluarga berinisiatif mencari dana lewat donasi dan akhirnya Cindi bisa menyusul Ida ke Malaysia.
“Saya sampai tidak kenal, Pak, bahwa yang sejak awal di depan saya itu adalah kakak saya,” ungkapnya, pilu.
Ida ditemukan dalam keadaan koma, berat badannya tinggal setengah dari kondisi sehat — dari 68 kilogram menjadi kurang dari 35 kilogram.
Dalam kondisi koma, Cindi membisikkan harapan ke telinga Ida agar kembali pulang ke Indonesia. Mukjizat pun terjadi.
“Setelah itu dia langsung meneteskan air mata… Kata pertama dia itu, ‘Ya Allah ya Allah tolong, tolong takut, takut’,” kenang Cindi.
Pengacara majikan sempat menjanjikan akan menanggung semua biaya. Namun, surat yang diberikan justru berisi pengalihan tanggung jawab kepada keluarga Ida.
“Pas saya terjemahkan, ternyata ucapan terima kasih keluarga, serta bersedia menanggung semua biaya,” jelas Cindi.
Beruntung, seorang WNI asal Medan yang tinggal di Malaysia bernama Wani Hasibuan membantu Cindi selama proses pemulangan. Pihak KJRI pun memfasilitasi kepulangan Ida tanpa biaya.
Setelah tiba di Jambi, kondisi Ida masih memprihatinkan. Ia hanya bisa terbaring di tempat tidur, lumpuh, dan mengalami komplikasi.
“Ya sekarang ini penyakitnya itu sudah komplikasi, Pak. Ya, hanya Tuhan yang bisa sembuhkan, karena mau berobat juga tidak ada biaya,” kata Cindi.
Beberapa hari lalu, pihak Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Kerinci sudah menjenguk Ida dan berjanji akan membantu biaya pengobatan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/12/28/676fa1b86f8b3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Sempat Minum Kopi, 2 Jenazah Suami Istri Ditemukan Tewas di Tumpukan Pecahan Batu Regional 10 Agustus 2025
Sempat Minum Kopi, 2 Jenazah Suami Istri Ditemukan Tewas di Tumpukan Pecahan Batu
Tim Redaksi
PEMALANG, KOMPAS.com –
Jasad pasangan suami istri MR (37) dan NAT (34), warga Desa Datar, Kecamatan Waringpring, Kabupaten Pemalang, ditemukan tidak bernyawa di atas pecahan batu di Desa Mereng, Kecamatan Waringpring, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, pada Minggu (10/8/2015).
Polisi belum bisa menyimpulkan penyebab kematian korban. Saat ini jasad suami istri tersebut dibawa ke ruang jenazah RSUD M. Ashari Pemalang guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Kasat Reskrim Polres Pemalang AKP Johan Widodo membenarkan peristiwa tersebut dan mengatakan bahwa kasus ini sedang ditangani oleh tim Reskrim Polres Pemalang untuk dilakukan penyelidikan.
“TKP-nya ada di Desa Mereng, Kecamatan Waringpring, posisi jenazah di atas tumpukan pecahan batu,” kata Johan.
Kasat Reskrim menyebutkan, dua jenazah ditemukan oleh warga setempat setelah satu hari sebelumnya diketahui bahwa suami istri tersebut mampir di warung kopi dekat jembatan Kali Rambut, yang lokasinya tidak jauh dari ditemukannya jenazah.
“Dari keterangan salah seorang saksi di sekitar TKP, pada Sabtu, 9 Agustus 2015 malam, pasangan suami istri tersebut sempat mampir ke sebuah warung dekat jembatan Kali Rambut untuk minum kopi,” katanya.
Johan mengatakan, dua jenazah suami istri itu telah dievakuasi ke RSUD dr. M. Ashari Pemalang untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
“Hasil pemeriksaan luar oleh tim medis Puskesmas Warungpring, tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan pada korban,” kata Johan.
Hingga kini, polisi sudah mengamankan sejumlah barang bukti dan meminta keterangan sejumlah saksi di sekitar TKP.
“Kami masih melakukan pendalaman terkait kejadian tersebut,” kata Johan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/01/08/677de5ce322bf.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Polda Lampung Ultimatum Warga: Dilarang Beraktivitas di Hutan TNBBS usai Petani Tewas Diterkam Harimau Regional 10 Agustus 2025
Polda Lampung Ultimatum Warga: Dilarang Beraktivitas di Hutan TNBBS usai Petani Tewas Diterkam Harimau
Tim Redaksi
LAMPUNG, KOMPAS.com –
Kepolisian Daerah (Polda) Lampung mengultimatum agar tidak ada aktivitas di dalam hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).
Peringatan ini buntut dari kembalinya jatuh korban petani yang tewas diterkam harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di perbatasan kawasan hutan itu pada Kamis (8/8/2025) lalu.
Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Lampung Komisaris Besar (Kombes) Yuni Iswandari mengatakan agar masyarakat menahan diri untuk tidak pergi ke kebun.
Hal ini demi keselamatan warga dan untuk mencegah konflik antara manusia dan satwa liar.
Yuni mengatakan, akibat serangan harimau yang terjadi di Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS), Kabupaten Lampung Barat, petani bernama Ujang Samsudin (35) tewas mengenaskan.
“Kami minta warga mematuhi aturan dan larangan masuk kawasan taman nasional. Selain membahayakan diri, juga bisa mengganggu habitat satwa dilindungi,” kata Yuni saat dihubungi, Minggu (10/8/2025).
Diberitakan sebelumnya, konflik harimau-manusia kembali terjadi di Kabupaten Lampung Barat.
Seorang petani ditemukan tewas diduga diterkam harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae).
Korban ditemukan tewas dengan kondisi luka yang diduga diakibatkan oleh terkaman satwa buas tersebut di Kayu Are, Pekon (desa) Suoh, sekitar 250 meter dari kebunnya.
Diketahui pula, setidaknya 6 orang tewas diterkam harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dalam konflik satwa dalam kurun waktu 1 tahun terakhir.
Serangan harimau juga mengakibatkan belasan ternak warga dimangsa di Kabupaten Lampung Barat dan Pesisir Barat.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/10/68987382b9a9e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pertamina Ajak Masyarakat Sulap Barang Lawas Jadi Trendy Nasional 10 Agustus 2025
Pertamina Ajak Masyarakat Sulap Barang Lawas Jadi Trendy
Penulis
KOMPAS.com
– Menjelang gelaran Pertamina Eco RunFest pada November 2025, PT Pertamina (Persero) menggelar Road to Eco RunFest (PERF) untuk mengenalkan gaya hidup sehat dan berkelanjutan kepada masyarakat.
Berlangsung di kawasan Car Free Day (CFD) Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (10/8/2025), acara tersebut diisi dengan kegiatan lari serta berbagai lokakarya kreasi produk ramah lingkungan.
Corporate Secretary Pertamina Arya Dwi Paramita mengatakan, kegiatan itu merupakan bagian dari kampanye gaya hidup berkelanjutan yang menjadi ciri khas Pertamina Eco RunFest.
“Pertamina ingin mengajak masyarakat mulai mengurangi penggunaan barang sekali pakai dan memanfaatkan kembali bahan yang sudah ada. Harapannya, peserta bisa mengadopsi kebiasaan
upcycle
dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Arya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Minggu.
Salah satu kegiatan yang menarik perhatian adalah lokakarya “Re-create DIY Tote Bag & Keychain” yang menggunakan bahan-bahan bekas atau tak terpakai. Misalnya, celana lama diubah menjadi tas cantik, lalu dihias dengan emblem agar terlihat baru dan trendi.
Lokakarya tersebut dipandu langsung oleh komunitas peduli lingkungan Greeners.
Chief Executive Oficer Greeners.co Syaiful Rochman menjelaskan bahwa kegiatan tersebut tidak hanya mengajarkan keterampilan membuat produk, tetapi juga memberikan edukasi tentang dampak positif
upcycling
bagi lingkungan.
“Kalau
recycle
menghancurkan barang untuk jadi material baru,
upcycle
justru meningkatkan nilai barang tersebut. Dari sampah yang tidak ada harganya, kita kreasikan ulang menjadi produk yang punya nilai,” jelas Syaiful.
Peserta lokakarya tidak hanya belajar teknik membuat tas dan gantungan kunci, tetapi juga memahami perjalanan limbah, dari barang yang dibuang, diolah kembali, hingga menjadi produk bernilai guna dan estetis.
“Celana jin bekas bisa diubah menjadi
tote bag
, atau plastik HDPE yang dihancurkan dan dipanaskan dengan setrika bisa menjadi gantungan kunci,” tambahnya.
Salah satu peserta, Intan (27), mengaku awalnya mengikuti kegiatan tersebut karena penasaran.
“Saya pikir bikin
tote bag
itu rumit, ternyata seru banget. Apalagi, tahu bahan-bahannya ada di sekitar kita, jadi semakin semangat membuatnya. Rasanya seperti menyelamatkan barang yang tadinya mau dibuang,” tuturnya.
PERF menjadi rangkaian awal menuju acara puncak Pertamina Eco RunFest 2025 yang akan digelar pada Minggu (23/11/2025). Kegiatan ini diikuti oleh berbagai komunitas olahraga, sekaligus memperkenalkan rute lari yang akan digunakan pada acara utama nanti.
Informasi lengkap mengenai Pertamina Eco RunFest 2025 dapat diakses melalui situs resmi
www.pertaminaecorunfest.com
atau akun media sosial
@pertamina.ecorunfest
.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/05/68921f08e36ff.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Keluarga Turis China Korban Kapal Terbalik di Bali Tempuh Jalur Hukum Denpasar 10 Agustus 2025
Keluarga Turis China Korban Kapal Terbalik di Bali Tempuh Jalur Hukum
Tim Redaksi
DENPASAR, KOMPAS.com
– Keluarga Hanqing Yu (37), turis asal China, salah satu korban tewas dalam peristiwa tenggelamnya kapal cepat di Perairan Sanur, Kota Denpasar, Bali, menempuh jalur hukum.
Pihak keluarga melaporkan operator kapal cepat atau fast boat Dolphin II kepada Polda Bali atas dugaan kelalaian yang menyebabkan orang lain meninggal.
“Kami yang mendampingi istri dan orang tuanya (Hanqing Yu) melaporkan operator fast boat II terkait kelalaian yang mengakibatkan hilangnya nyawa,” kata penasehat hukum korban, Haryadi, saat dihubungi pada Minggu (10/8/2025).
Ia mengatakan, keluarga korban menduga adanya unsur kelalaian dalam peristiwa itu karena nakhoda mengemudikan kapal cepat tersebut dalam kecepatan tinggi.
Menurut keterangan istri korban, kata Haryadi, saat mereka berangkat dari Pelabuhan Sanur ke Pelabuhan Nusa Penida, memakan waktu sekitar 60 menit.
Namun, durasi penyeberangan saat balik hanya 30 menit.
Kemudian, mereka hanya mendapat pedoman keselamatan dan keamanan pada saat berangkat.
Sedangkan, saat berlabuh dari Pelabuhan Nusa ke Pelabuhan Sanur, para penumpang tidak diberikan petunjuk terkait pedoman keselamatan dan keamanan.
Selain itu, istri korban menilai nakhoda kapal juga mengendarai kapal tidak sesuai dengan rute penyeberangan yang tertera di peta.
“Saat balik ke arah Denpasar, jarak tempuhnya itu sekitar 30 menit. Jadi memang kondisi kapal ini memang ngebut seperti itu, jadi terus nggak ada safety demo. Jadi seakan-akan kayak terburu-buru, tergesa-gesa, terus ngebut. Mereka bilang juga itu kan enggak sesuai dengan map juga untuk arahnya,” kata dia.
Dihubungi terpisah, Direktur Polairud Polda Bali, Kombes Nurodin, membenarkan adanya laporan dari pihak keluarga korban dan pihak travel dalam peristiwa itu.
Hanya saja, Nurodin belum bisa membeberkan secara perinci terkait laporan itu dengan alasan masih dalam proses penyelidikan.
“Sementara ini pelapor dari agen travel yang bawa rombongan. Yang jelas kejadian itu sedang kita lakukan lidik untuk mengetahui penyebab kejadian tersebut, nanti kita update perkembangannya,” katanya.
Sebelumnya, sebuah kapal cepat atau fast boat Dolphin II yang mengangkut 75 wisatawan dari Pelabuhan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, menuju Pelabuhan Sanur, Kota Denpasar, Bali, mengalami kecelakaan pada Selasa (5/8/2025).
Dalam insiden itu, dua orang penumpang warga negara asing (WNA) asal China, Shio Quo Hong (20) dan Hanqing Yu (37), serta seorang Anak Buah Kapal (ABK), I Kadek Adi Jaya Dinata (23), ditemukan meninggal dunia.
Sedangkan, 73 penumpang dan 4 ABK termasuk nakhoda kapal dinyatakan selamat.
Kapal cepat tersebut mengalami kecelakaan usai dihantam ombak ketika berlayar di alur masuk Pelabuhan Sanur, sekitar pukul 15.00 Wita.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/08/10/689878f6b4031.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/02/683d4b4c623ea.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/08/10/68986e007b571.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)