Jalan Pesanggrahan Pademangan Timur Langganan Banjir, Warga Ungkap Penyebabnya
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Banjir yang melanda Jalan Pesanggrahan, RT 12 RW 10, Pademangan Timur, Jakarta Utara, telah surut pada Senin (11/8/2025) siang.
Ketua RW 10, Sunardi, mengatakan banjir mulai surut sejak pagi hari.
“Pagi sudah surut,” ujar Sunardi kepada
Kompas.com
, Selasa (12/8/2025).
Menurut Sunardi, kawasan tersebut kerap dilanda banjir setiap kali hujan deras karena minimnya saluran air.
Ia menambahkan, warga RW 10 rutin melakukan kerja bakti untuk membersihkan saluran yang ada. Namun, setiap hujan besar, banjir tetap terjadi.
Selain minimnya saluran air, posisi jalan yang berada di dataran rendah juga menjadi penyebab genangan.
“Sering kerja bakti, sering dibikin saluran, cuma memang rendah,” ucap Sunardi.
Meski begitu, ia memastikan banjir di wilayahnya biasanya cepat surut.
Sebelumnya, banjir setinggi sekitar 40 sentimeter menggenangi Jalan Pesanggrahan setelah hujan mengguyur selama kurang lebih satu jam pada Senin siang.
Pantauan
Kompas.com
, meski tergenang banjir, jalan tersebut tetap ramai dilintasi pengendara sepeda motor.
Salah satu pedagang setempat, Zaenudin (40), mengatakan banjir di lokasi itu juga kerap disebabkan oleh saluran air yang tersumbat sampah.
“Kayanya karena saluran gotnya nih setiap ujan besar langsung begini (banjir),” ujar Zaenudin di lokasi.
Jalan Pesanggrahan Pademangan Timur Langganan Banjir, Warga Ungkap Penyebabnya
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Author: Kompas.com
-
/data/photo/2025/08/11/6899f702d3bb2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jalan Pesanggrahan Pademangan Timur Langganan Banjir, Warga Ungkap Penyebabnya Megapolitan 12 Agustus 2025
-
/data/photo/2019/05/18/1478721438.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Perempuan Dibegal 3 Pria di Tangsel, Pelaku Ancam Korban Pakai Celurit Megapolitan 12 Agustus 2025
Perempuan Dibegal 3 Pria di Tangsel, Pelaku Ancam Korban Pakai Celurit
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Perempuan berinisial FH menjadi korban begal di wilayah Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, Sabtu (2/8/2025) pukul 03.00 WIB.
Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Ressa Fiardi Marasabessy, mengatakan, awalnya korban mengendarai sepeda motor seorang diri saat dalam perjalanan pulang ke rumah usai bekerja.
“Ketika korban melintas di TKP, tiba-tiba dari sebelah kanan ada tiga orang pelaku yang menggunakan satu unit sepeda motor memepet korban,” kata Ressa dalam keterangannya, Selasa (12/8/2025).
Salah satu pelaku langsung menarik setang motor FH sehingga korban terjatuh dari kendaraan.
Kemudian, pelaku lainnya mengancam korban dengan mengacungkan senjata tajam jenis celurit dan berkata, “diam lo!”.
“Para pelaku berhenti dan salah seorang pelaku langsung membawa kabur sepeda motor korban berikut satu buah tas yang berisi satu unit
handphone
Iphone 11, KTP, SIM, STNK, dan kartu ATM,” ungkap dia.
Atas kejadian ini, korban langsung membuat laporan Poles Tangerang Selatan pada Sabtu (2/8/2025).
Laporan itu teregistrasi dengan nomor LP/B/1695/VIII/SPKT/POLRES TANGERANG SELATAN/POLDA METRO JAYA.
Berdasarkan laporan tersebut, polisi menangkap tiga pelaku berinisial DI (22), NAR (19), dan ES (19). Petugas juga meringkus seorang pria berinisial AS (32) yang menjadi perantara penjualan kendaraan korban.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2020/02/10/5e411542cfa4f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Cuti Bersama 18 Agustus, Ojol Beralih ke "Food Delivery" demi Bertahan Megapolitan 12 Agustus 2025
Cuti Bersama 18 Agustus, Ojol Beralih ke “Food Delivery” demi Bertahan
Tim Redaksi
DEPOK, KOMPAS.com
– Sejumlah pengemudi ojek
online
(ojol) khawatir cuti bersama 18 Agustus 2025 untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 bakal menyebabkan orderan menjadi sepi.
Untuk mengakali hal tersebut, para pengemudi memutar otak agar tetap mendapatkan penghasilan, salah satunya dengan berburu orderan makanan.
Rais (25), pengemudi ojol yang sehari-hari mangkal di stasiun Depok, mengaku sudah terbiasa mengubah rute mangkal saat libur panjang.
“Kalau hari kerja ramai penumpang, tapi kalau libur panjang sepi banget. Jadi saya biasanya pindah nyari orderan
food
,” ujar Rais, Selasa (12/8/2025).
Rais mengaku biasa berpindah mangkal ke area yang ramai restoran atau pusat perbelanjaan.
“Biasanya saya mangkal di mal, karena banyak yang pesan makanan,” tambahnya.
Dedi (32), rekan Rais yang juga mangkal di Stasiun Depok, punya strategi serupa. Menurut dia, memanfaatkan momen makan siang atau sore di area kuliner bisa membantu menambal penghasilan saat sepi penumpang.
“Kuncinya cari titik yang potensi order makanannya tinggi. Misalnya pas jam makan siang saya pindah ke pusat kuliner. Malamnya bisa ke area kafe. Jadi enggak nungguin penumpang di stasiun doang,” kata Dedi.
Sementara itu, Bukhori (56), mengakui penurunan pesanan saat cuti bersama terasa signifikan. Bukhori bahkan pernah sama sekali tidak dapat penumpang selama berjam-jam.
“Wah, itu luar biasa
anyep-
nya. Kalau hari biasa ramai dari pagi sampai malam, tapi pas libur nasional, benar-benar sepi,” kata Bukhori.
“Pernah sampai duduk tiga jam, enggak bunyi (aplikasi). Akhirnya pulang. Udah dua kali ngalamin begitu,” tambah dia.
Diketahui, pemerintah menetapkan cuti bersama pada 18 Agustus 2025 melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri yang ditandatangani oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, dan Menteri PANRB Rini Widyantini pada 7 Agustus 2025.
Keputusan ini merupakan revisi dari SKB sebelumnya, yakni SKB No. 1017/2024, Nomor 2/2024, dan Nomor 2/2024, yang mengatur hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2025.
Hal ini mengacu pada Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Nomor 2/MEN/XII/2016 yang menyatakan bahwa cuti bersama di sektor swasta bersifat fakultatif atau pilihan.
Pemberlakuan cuti bersama sepenuhnya menjadi kewenangan perusahaan masing-masing, tanpa mengurangi hak cuti tahunan maupun memengaruhi pembayaran gaji karyawan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/01/6863a87038e6e.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Cuti Bersama 18 Agustus 2025, Ojol: "Anyep" Luar Biasa Megapolitan 12 Agustus 2025
Cuti Bersama 18 Agustus 2025, Ojol: “Anyep” Luar Biasa
Tim Redaksi
DEPOK, KOMPAS.com
– Cuti bersama peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 pada 18 Agustus 2025 menuai keluhan dari sejumlah pekerja harian, seperti ojek
online
(ojol).
Sejumlah pengemudi ojol khawatir, momen libur panjang yang terhitung sejak 16 Agustus 2025 menyebabkan orderan turun drastis.
Bukhori (56), salah satu pengemudi ojol yang biasa mangkal di Stasiun Depok mengaku pendapatannya turun tajam setiap kali libur nasional atau cuti bersama.
“Wah, itu luar biasa
anyep-
nya. Kalau hari biasa ramai dari pagi sampai malam, tapi pas libur nasional (dan cuti bersama), benar-benar sepi,” kata Bukhori saat ditemui
Kompas.com
, Selasa (12/8/2025).
Menurut dia, momen libur panjang menyebabkan pesanan turun signifikan. Bahkan, Bukhori pernah tiga jam menunggu tanpa ada satu pun pesanan masuk.
“Pernah sampai duduk tiga jam, enggak bunyi (aplikasi). Akhirnya pulang. Udah dua kali ngalamin begitu,” ujarnya.
Situasi ini seakan menjadi hal yang biasa di kalangan pengemudi ojol saat libur panjang. Ia pun membandingkan dengan situasi pada akhir pekan.
“Di libur hari Sabtu Minggu aja itu udah berbeda. Berbeda dari hari-hari biasa. Apalagi di libur-libur nasional seperti itu yang memang mutlak. (Libur) PNS doang aja Itu luar biasa. Artinya ordernya itu benar-benar sepi dah,” kata dia.
Meski demikian, Bukhori dan rekan-rekannya tetap memilih mangkal di stasiun dibandingkan mencari alternatif lain.
Hal senada disampaikan Rais (25),
driver
ojol lainnya. Menurut dia, saat libur panjang, pesanan penumpang justru menurun, sementara permintaan untuk layanan pesan-antar makanan sedikit naik.
“Kalau libur, orang banyak di rumah. Jadi jarang pesan buat pergi, paling order
food
. Tapi tetap aja, kalau libur panjang bikin rugi penghasilan,” tutur Rais.
Untuk menyiasati sepinya orderan, Rais biasanya berpindah mangkal ke area yang ramai restoran atau pusat perbelanjaan.
“Biasanya saya mangkal di mall, karena banyak yang pesan makanan. Kalau di stasiun pas libur panjang, sepi banget,” tambahnya.
Diketahui, pemerintah menetapkan cuti bersama pada 18 Agustus 2025 melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri yang ditandatangani oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, dan Menteri PANRB Rini Widyantini pada 7 Agustus 2025.
Keputusan ini merupakan revisi dari SKB sebelumnya, yakni SKB No. 1017/2024, Nomor 2/2024, dan Nomor 2/2024, yang mengatur hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2025.
Hal ini mengacu pada Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Nomor 2/MEN/XII/2016 yang menyatakan bahwa cuti bersama di sektor swasta bersifat fakultatif atau pilihan.
Pemberlakuan cuti bersama sepenuhnya menjadi kewenangan perusahaan masing-masing, tanpa mengurangi hak cuti tahunan maupun memengaruhi pembayaran gaji karyawan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/11/6899677539512.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Rano Karno Pastikan Rekrutmen Petugas Damkar DKI Bebas Pungli: Gubernur yang Tentukan Megapolitan 12 Agustus 2025
Rano Karno Pastikan Rekrutmen Petugas Damkar Jakarta Bebas Pungli: Gubernur yang Tentukan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno memastikan rekutmen petugas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) yang resmi dibuka hari ini, Selasa (12/8/2025) hingga Kamis (14/8/2025) bebas dari pungutan liar (pungli).
Rano menegaskan, penentuan akhir siapa yang lolos seleksi petugas damkar akan diputuskan langsung oleh dirinya bersama Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung.
“Udah pasti lah itu kita hindari (pungli). Itu makanya kenapa PPSU PJLP ini kita ketatin, makanya kenapa yang menentukan nanti adalah Gubernur dan Wakil Gubernur,” ucap Rano di Balai Kota Jakarta, Selasa.
Rano tak menampik kerap mendengar kabar dugaan pungli dalam penerimaan petugas Damkar di sejumlah kecamatan dan kelurahan.
Namun, ia memastikan pihaknya bersama Pramono akan memantau ketat setiap tahapan seleksi.
“Iya kita denger deh kita tahu di beberapa kecamatan kelurahan ada,” kata dia.
Formasi akan ditempatkan di lima Suku Dinas Gulkarmat, yakni Jakarta Barat 202 formasi, Jakarta Pusat 187 formasi, Jakarta Selatan 211 formasi, Jakarta Timur 219 formasi, dan Jakarta Utara 181 formasi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/12/689aca91019dd.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Remaja di Pondok Aren Diduga Gelapkan Dana Investasi Bodong Rp 1,5 Miliar Megapolitan 12 Agustus 2025
Remaja di Pondok Aren Diduga Gelapkan Dana Investasi Bodong Rp 1,5 Miliar
Tim Redaksi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
Remaja berinisial G (19), warga Jurang Mangu Barat, Pondok Aren, Tangerang Selatan, diduga melakukan investasi bodong dengan total kerugian mencapai lebih dari Rp 1,5 miliar.
Ketua RT 003/004, Jurang Mangu Barat, Arpan (50), mengaku bahwa awalnya ia tidak mengetahui adanya praktik investasi tersebut di lingkungannya lantaran para korban bukan warganya, tetapi dari luar wilayah.
“Saya baru tahu ini setelah ada yang datang ke rumah saya hari Kamis (7/8/2025) jam 23.30 WIB terus lapor ke saya. Kalau enggak lapor, saya enggak akan tahu,” ujar Arpan saat ditemui
Kompas.com
di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Selasa (12/8/2025).
Arpan menjelaskan, sebelum laporan masuk kepadanya, rumah G sudah lebih dulu didatangi sejumlah korban pada Kamis sore.
Mereka sempat berdebat soal uang, tetapi tidak menemukan titik temu. Malamnya, mereka memanggil Arpan untuk menengahi perdebatan.
Malam itu, Arpan mendapati tiga orang korban yang datang menuntut uang mereka dikembalikan secara utuh oleh G.
Namun, keesokan harinya, Arpan kaget karena jumlah korban bertambah hingga puluhan orang dan datang bergantian.
“Saya minta penjelasan ke semuanya, ke korban sama si pelaku. Pelaku ini mengaku uangnya masuk ke dia,” kata Arpan.
Menurut dia, G diduga menjalankan sistem pinjam meminjam berbasis kepercayaan yang bermula dari hubungan jual beli baju secara daring.
G memiliki seorang
seller
yang ternyata juga menjadi korban. Keduanya tidak saling mengenal dan belum pernah bertemu, tetapi hubungan bisnis itu menumbuhkan rasa saling percaya.
Karena sudah saling percaya, G mengajak
seller
-nya itu untuk membangun bisnis pinjam meminjam dengan basis kepercayaan.
“Yang laporan ke saya itu adalah
seller
-nya juga.
Seller
dari pada si pelaku. Jadi, si
seller
ini modalin juga sebetulnya ke pelaku,” kata Arpan.
“Nah, si pelaku ini juga mencari nasabah untuk meminjamkan uangnya. Si
seller
juga cari orang yang meminjamkan ke mereka. Sistemnya adalah kepercayaan. Itu yang saya bingung. Padahal pada enggak saling kenal,” sambung dia.
Seiring waktu, jumlah anggota yang terlibat dalam bisnis tersebut terus bertambah hingga ratusan orang.
“Dia bilang ada 700 anggota, kan banyak banget berarti,” imbuh dia.
Dari informasi yang didapati Arpan, kerugian awalnya disebut mencapai Rp 500 juta. Namun, data yang diterima Arpan berkembang menjadi Rp 1 miliar, dan terakhir mencapai sekitar Rp 1,5 miliar.
Situasi rumah pelaku pun mulai memanas lantaran korban yang sebagian besar anak muda meminta uang mereka dikembalikan saat itu juga.
Karena situasi sudah memanas, Arpan akhirnya meminta bantuan Babinsa.
“Mereka maunya uang balik hari itu juga. Saya sudah coba menengahi, tapi enggak berhasil. Akhirnya saya minta bantuan Babinsa, Binamas, dan polisi,” kata Arpan.
Para korban tetap tidak puas sampai akhirnya G dibawa ke kantor polisi untuk proses mediasi dan penyelidikan lebih lanjut pada Jumat (8/8/2025) pukul 18.00 WIB.
Sementara itu, Kapolsek Pondok Aren Kompol Anne Rose Asrippina membenarkan peristiwa itu. Dia mengatakan, pelaku saat ini masih ditahan untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
“Terduga pelaku sudah kami amankan. Untuk hasil penyelidikan, kami masih dalami, uangnya di mana dan digunakan untuk apa,” kata dia
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/12/689ad08b6ba90.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
2 Warga Kaget PBB Naik 400 Persen, Pemkab Semarang: Bukan Kenaikan, Tapi Penilaian Ulang Regional
Warga Kaget PBB Naik 400 Persen, Pemkab Semarang: Bukan Kenaikan, Tapi Penilaian Ulang
Tim Redaksi
UNGARAN, KOMPAS.com
– Tukimah (69), warga Baran Kauman, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, kaget saat menerima Surat Pemberitahuan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun 2025.
Nilai yang harus dibayarnya melonjak lebih dari 400 persen dibanding tahun sebelumnya.
Pada 2024, PBB rumahnya sekitar Rp161.000. Tahun ini, nilainya mencapai Rp 872.000.
“Terus terang saat menerima surat PBB dan melihat angka pembayarannya kok naik banyak, saya kaget dan merasa keberatan,” ujar Tukimah, Selasa (12/8/2025).
Ia mengatakan telah mengajukan keberatan, namun hingga kini belum mendapat jawaban.
“Soal PBB ini telah diuruskan anak saya, tapi belum tahu hasilnya,” katanya.
Menurut Tukimah, rumah yang ditempatinya adalah rumah keluarga turun-temurun.
“Ada beberapa ruang-ruang di bagian belakang, yang satu sudah dijual,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala Badan Keuangan Daerah (BKUD) Kabupaten Semarang, Rudibdo, menegaskan bahwa tidak ada kenaikan tarif PBB.
“Sehingga para wajib pajak di Kabupaten Semarang tidak perlu mencemaskan atas kewajibannya tersebut,” ujarnya.
Ia menjelaskan, obyek pajak tanah milik Tukimah mengalami perubahan setelah dilakukan penghitungan ulang.
Fokus penilaian ulang obyek PBB di Kabupaten Semarang adalah pada bidang yang mengalami perubahan fungsi.
“Kebetulan obyek pajak tersebut ada di jalan utama akses pariwisata dan jalan provinsi. Sehingga obyek pajak tersebut ada di klaster kedua setelah klaster jalan nasional dan luasannya lebih dari 1.000 meter persegi,” katanya.
Awalnya, lahan tersebut hanya memiliki satu bangunan rumah. Kini, sudah ada tiga bangunan yang dihuni tiga kepala keluarga (KK).
“Saat penghitungan belum dilakukan pemecahan, sehingga Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)-nya masih muncul global atau menjadi satu. Penilaiannya didasarkan pada harga transaksi riil yang terjadi di lingkungan tersebut, kemudian dilakukan verifikasi ulang di lapangan oleh petugas penilai pajak,” jelasnya.
Penghitungan ulang ini juga menggunakan zona nilai tanah yang dikeluarkan Badan Pertanahan Nasional (BPN).
“Jika wajib pajak keberatan, ada ruang untuk mengajukan permohonan keringanan dari ketetapan pajak tersebut kepada Bupati Semarang. Itu solusi yang bisa dilakukan,” ujarnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/08/12/689a888404d85.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/24/685a6fb8bf3cb.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2024/09/14/66e4ae3685e55.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)