Cuma Megawati Presiden yang Absen di HUT ke-80 RI, Luhut Bilang Begini
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) sekaligus senior Partai Golkar, Luhut Binsar Pandjaitan, angkat bicara mengenai ketidakhadiran Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, dalam upacara HUT ke-80 RI di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (17/8/2025).
Luhut mengatakan, dirinya sebenarnya berharap para mantan Presiden yang hadir dalam upacara perdana Prabowo lengkap.
Namun, dia memaklumi jika memang Megawati berhalangan hadir.
“Ya memang kita berharap lengkap, tapi mungkin Ibu Mega berhalangan, enggak apa-apa,” ujar Luhut, di Istana, Minggu.
Luhut menyebut, kekompakan adalah kunci.
Dia menekankan penting bagi pemerintah untuk menunjukkan kepada rakyat bahwa mereka bersatu.
“Saya pikir seperti yang sudah katakan tadi, kekompakan itu menjadi kunci ya. Jadi, ada Pak SBY, ada Pak Jokowi, ada Pak Presiden Prabowo, kan ini 3 presiden yang terpilih. Yang pertama dulu saya kira Pak SBY, kedua Pak Jokowi, yang ketiga sekarang Pak Prabowo,” tutur dia.
“Saya kira 1 momen yang bagus untuk menunjukkan kepada rakyat bahwa kita ini satu,” imbuh Luhut.
Diketahui, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) hadir dalam upacara HUT RI perdana Presiden Prabowo Subianto.
Namun, Megawati memilih hadir dalam acara di PDI-P pada hari ini.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Author: Kompas.com
-
/data/photo/2025/08/17/68a1aeb11f71e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
1 Cuma Megawati Presiden yang Absen di HUT ke-80 RI, Luhut Bilang Begini Nasional
-
/data/photo/2025/08/17/68a1994f0fb26.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
4 Bendera Terbalik Saat Upacara HUT ke-80 RI di Balai Kota Surabaya, Eri Cahyadi Beri Semangat Surabaya
Bendera Terbalik Saat Upacara HUT ke-80 RI di Balai Kota Surabaya, Eri Cahyadi Beri Semangat
Tim Redaksi
SURABAYA, KOMPAS.com
– Upacara peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia di Balai Kota Surabaya sempat diwarnai insiden bendera terbalik, Minggu (17/8/2025). Saat Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) membentangkan Merah Putih, posisi bendera justru terlihat terbalik menjadi putih merah.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang memimpin upacara menyebut Paskibraka tetap tenang dan langsung membetulkan posisi bendera.
“Ketika kita melihat pasukan Paskibra kita, ketika ada sesuatu hal yang keliru, begitu tenangnya mereka. Tidak ada kekeliruan ketika itu, mereka bisa langsung maju untuk mengubah itu,” kata Eri kepada wartawan usai upacara.
Menurut Eri, reaksi tenang dan kompak dari para anggota Paskibraka menunjukkan kesiapan dan mental mereka sebagai perwakilan pelajar Surabaya.
“Saya katakan kepada mereka, kalian adalah yang terbaik. Dan kalian sudah pilihan orang-orang Surabaya untuk mewakili anak-anak muda Surabaya tingkat SMA dan SMK untuk menjadi pengibar bendera,” ujarnya.
Eri menegaskan bahwa insiden tersebut tidak perlu disesali karena para Paskibraka tetap berusaha memperbaiki dengan tenang dan sigap.
“Ketika bendera salah dan mereka langsung membetulkannya dengan tenang, di situlah kekuatan Paskibra. Ada ketenangan, kekompakan, dan kekeluargaan,” ucapnya.
Meski digelar dengan insiden kecil, upacara tetap berlangsung khidmat dan lancar.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/17/68a19c9fb6b60.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
6 Paskibraka Terpaksa Kibarkan Bendera di Jalan, Ini Penjelasan Kepala SMAN 8 Malang Surabaya
Paskibraka Terpaksa Kibarkan Bendera di Jalan, Ini Penjelasan Kepala SMAN 8 Malang
Tim Redaksi
MALANG, KOMPAS.com
– SMAN 8 Kota Malang terpaksa menyelenggarakan upacara peringatan HUT ke 80 Kemerdekaan Republik Indonesia di ruas Jalan Veteran, Minggu (17/8/2025), akibat ketiadaan lapangan sekolah yang memadai.
“Ini adalah momen bersejarah bagi bangsa, dan kami ingin memastikan semua siswa dapat merayakannya dengan layak,” kata Kepala SMAN 8 Kota Malang Nuraeni, kepada
Kompas.com
.
Ia menjelaskan bahwa lapangan yang biasa digunakan sekolah telah diambil alih kembali oleh Universitas Negeri Malang (UM) sejak akhir Mei 2025. Kondisi tersebut membuat pihak sekolah tidak memiliki tempat yang cukup luas untuk menggelar upacara.
“Dulu kami memiliki lapangan di samping sekolah, namun kini area tersebut telah dipagar dan dikelola kembali oleh UM,” ucapnya.
Upacara tersebut melibatkan sekitar 950 siswa dan 100 guru serta tenaga kependidikan. Untuk pelaksanaan kegiatan, lajur jalan dari arah timur ke barat tepat di depan sekolah ditutup sementara dan diberlakukan rekayasa lalu lintas kontra flow.
Menurut Nuraeni, penggunaan jalan dilakukan untuk memberikan ruang gerak yang cukup bagi pasukan pengibar bendera. “Bagaimana paskibraka kami dapat bergerak leluasa jika upacara dipaksakan di dalam sekolah? Langkah ini kami ambil untuk memfasilitasi ekspresi nasionalisme para siswa,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa pihak sekolah memahami kebijakan UM yang merupakan Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) dan memiliki otonomi dalam mengelola asetnya.
“Kami menghormati keputusan UM. Fokus utama kami adalah memberikan hak para siswa untuk merayakan hari kemerdekaan. Mohon isu ini tidak diperuncing menjadi sebuah konfrontasi,” jelasnya.
Meski dilakukan di jalan dengan ruang terbatas, upacara berjalan lancar dan penuh semangat. Nuraeni mengungkapkan bahwa permasalahan kekurangan lahan telah dilaporkan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan kementerian terkait.
“Keputusan akhir mengenai solusi permanen masih dalam kajian pemerintah pusat. Salah satu opsi yang pernah dibicarakan adalah tukar guling aset,” katanya.
Pihak sekolah berharap upacara di jalan ini dapat menjadi perhatian bagi pemangku kebijakan agar segera mencari solusi permanen demi menunjang kegiatan belajar dan pembentukan karakter siswa.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/17/68a1a2ac7c890.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Haru dan Bangganya Paskibaraka Berhasil Kibarkan Merah Putih di Istana Nasional 17 Agustus 2025
Haru dan Bangganya Paskibaraka Berhasil Kibarkan Merah Putih di Istana
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) merasakan haru karena berhasil mengibarkan Bendera Merah Putih dalam upacara peringatan detik-detik proklamasi di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Minggu (17/8/2025).
Paskibraka yang dipercaya mengemban tugas sakral merasa bahwa diberi kesempatan mengibarkan Sang Merah Putih di hadapan Presiden Prabowo Subianto dan masyarakat merupakan pengalaman yang akan selalu mereka kenang sepanjang hidup.
Bianca Alessia Christabella Lantang, pembawa baki dalam upaca pengibaran yang merupakan siswi SMA Lentera Harapan Tomohon asal Sulawesi Utara, mengaku bangga dan terharu atas tugas yang berhasil ia tunaikan itu.
“Puji Tuhan, saya dipercayakan sebagai pembawa baki. Puji Tuhan, pastinya saya senang sekali dan bangga dengan teman-teman serta pasukan-pasukan yang lain, karena kami bisa berhasil mengibarkan bendera,” kata Bianca, dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Minggu.
Hal serupa juga dirasakan oleh pembentang bendera, El Rayyi Mujahid Faqih dari SMK Kehutanan Negeri Samarinda, Kalimantan Timur.
Ia mengaku pengalaman ini menghadirkan emosi yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.
Apalagi pengibaran bendera itu disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo, sehingga momen itu menjadi semakin berkesan.
“Berkesan sih, karena banyak yang nonton, ya. Dan juga disaksikan oleh pejabat-pejabat, terutama Bapak Presiden. Itu sangat berkesan sekali buat saya. Dan tidak akan saya lupakan sampai seumur hidup saya nanti,” ucap dia.
Sementara itu, pengerek bendera, Farrel Argantha Irawan dari SMA Highscope Indonesia TB Simatupang, Jakarta Selatan, menggambarkan pengalamannya sebagai sesuatu yang tak ternilai.
Ia juga menegaskan bahwa semua peran dalam Paskibraka sama pentingnya.
“Mau pembentang, pengerek, 17, sore, pagi, itu sama. Karena kita di sini untuk mengangkat bendera dan menurunkan bendera. Untuk Merah Putih, untuk negara. Merdeka!” katanya penuh semangat.
Di balik suksesnya upacara, Wakil Komandan Grup 1 Kopassus Kolonel Infanteri Amril Hairuman Tehupelasury menyebut keberhasilan ini tidak lepas dari persiapan matang.
Pria yang menjadi komandan upacara pengibaran pagi tadi juga mengingatkan makna kemerdekaan yang harus terus diwariskan.
“Sebagai generasi muda, kita harus meneruskan nilai-nilai perjuangan yang telah ditorehkan para pendahulu,
founding fathers
kita, yang sudah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia ini. Kita sebagai generasi muda harus melanjutkan sesuai dengan profesi dan tugas kita,” kata Amril.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/16/68a034434eb90.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
7 Pengakuan Pencuri Motor Mahasiswa KKN di Lumajang: Anak-anaknya Sombong, Jadi Saya Ambil Surabaya
Pengakuan Pencuri Motor Mahasiswa KKN di Lumajang: Anak-anaknya Sombong, Jadi Saya Ambil
Tim Redaksi
LUMAJANG, KOMPAS.com
– Saman (32), warga Desa Alun-alun, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menjadi pelaku pencurian motor mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) yang sedang mengabdi di desanya.
Saman mengaku motif pencurian motor ini karena sakit hati dengan para mahasiswa tersebut.
Dalam jumpa pers di Mapolres Lumajang, Saman menyebut perilaku mahasiswa KKN sombong karena tidak mau menyapa warga.
“Sombong, gak mau nyapa, kalau yang perempuan masih nyapa, yang laki-laki disapa tidak jawab,” kata Saman di Mapolres Lumajang, Sabtu (16/8/2025).
Saman mengaku sebelumnya mendapat amanah dari kepala desa untuk menjaga para mahasiswa KKN.
Namun, karena merasa tersinggung, ia malah mengajak temannya, Sohib, untuk mencuri motor mahasiswa.
“Iya disuruh jaga sama pak inggi (kepala desa) tapi anak-anaknya sombong jadi saya ambil,” ujarnya.
Kapolres Lumajang AKBP Alex Sandy Siregar menjelaskan, selain Saman, polisi masih memburu empat pelaku lain terkait pencurian motor mahasiswa KKN di dua lokasi berbeda.
Satu di antaranya adalah Sohib, rekan Saman saat beraksi di Desa Alun-alun.
Tiga pelaku lainnya diduga mencuri motor mahasiswa KKN di rumah Kepala Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh.
“Beda kelompok, ini masih permulaan dan kita akan terus kejar pelaku sampai dapat,” kata Alex.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/17/68a197e6841c8.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Profil Aliah Sakira, Paskibraka Pembawa Baki Upacara Penurunan Bendera di Istana Merdeka Nasional 17 Agustus 2025
Profil Aliah Sakira, Paskibraka Pembawa Baki Upacara Penurunan Bendera di Istana Merdeka
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com
– Siswi asal SMA Negeri 14 Makassar, Aliah Sakira, ditunjuk menjadi pembawa baki dalam upacara penurunan bendera Merah Putih dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 RI di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (17/8/2025).
Aliah Sakira adalah Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) perwakilan dari Provinsi Sulawesi Selatan. Dia bersama 75 Paskibraka lainnya telah resmi dilantik oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) mewakil Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta pada 16 Agustus 2025.
Dikutip dari rilis resmi yang dibagikan Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP), Aliah Sakira adalah putri dari pasangan Djabbar B dan Azmach Febriany.
Aliah merupakan putri asli Sulawesi Selatan. Dia lahir di Makassar pada 1 Oktober 2008.
Perjalanan Aliah tergabung dalam Paskibraka di Istana Merdeka tidak mudah. Dia harus mengikuti proses seleksi dari tingkat kota hingga provinsi.
Dikutip dari akun Instagram miliknya @aliah_sakira, Aliah akhirnya dinyatakan lolos seleksi Paskibraka tingkat Provinsi Sulawesi Selatan dan mulai mengikuti seleksi calon Paskibraka Tingkat Nasional pada 25 Juni 2025.
Proses verifikasi calon Paskibraka tingkat pusat itu berlangsung pada 25-29 Juni 2025, di Jakarta.
Hingga akhirnya, pada 16 Agustus 2025, Aliah Sakira dikukuhkan menjadi Paskibraka yang akan bertugas mengibarkan bendera Merah Putih di Istana Merdeka pada 17 Agustus 2025.
Berikut Formasi Lengkap Tim Paskibraka dalam upacara penurunan Bendera Merah Putih di Istana Merdeka:
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/17/68a170c44aa73.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
3 Dudung Minta 20 Prajurit Tersangka Kematian Prada Lucky Jangan Cuma Dipecat TNI Nasional
Dudung Minta 20 Prajurit Tersangka Kematian Prada Lucky Jangan Cuma Dipecat TNI
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Penasihat Khusus Presiden Urusan Pertahanan Nasional sekaligus eks KSAD Jenderal (Purn) TNI Dudung Abdurachman meminta 20 prajurit yang menjadi tersangka kasus kematian Prada Lucky tidak hanya dipecat oleh TNI.
Dudung menyebut, mereka harus dihukum secara pidana.
“Sanksinya sudah pasti tegas itu. Pastinya yang terlibat langsung dipecat itu. Tetapi, tetap menjalani hukuman, enggak bisa dipecat begitu saja, terus bebas,” ujar Dudung, di Istana, Jakarta, Minggu (17/8/2025).
Untuk mencegah kejadian serupa terulang, Dudung mendesak pimpinan TNI memperketat pengawasan.
Menurut dia, pengawasan orientasi terhadap prajurit baru harus dilaksanakan secara ketat.
“Ya pengetatan terutama dalam pengawasan, baik danru, danton, danki, ini terjun ke lapangan setiap ada program, kegiatan prajurit-prajurit yang baru masuk, orientasi itu harus dilaksanakan dengan ketat,” imbuh dia.
Kegiatan pembinaan prajurit menjadi awal dari kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana.
“Motif, saya sudah sampaikan semuanya atas dasar pembinaan. Jadi, pada kesempatan ini saya menyampaikan bahwa kegiatan ini terjadi semuanya pada dasarnya pelaksanaan pembinaan kepada prajurit,” ujar Wahyu, saat ditemui di Gedung Mabes AD, Jakarta, Senin (11/8/2025).
Wahyu mengungkap, sejumlah personel lain dalam waktu yang berbeda juga mendapatkan pembinaan prajurit itu.
Namun, Wahyu menyampaikan, Prada Lucky menjadi korban jiwa dalam kegiatan yang melibatkan sejumlah prajurit tersebut.
“Tentu kita perlu mendalami beberapa hal yang nanti akan menjadi esensi pemeriksaan terhadap para tersangka. Tapi, bisa saya katakan bahwa kegiatan-kegiatan pembinaan prajurit itu yang mendasari suatu hal terjadi pada masalah ini,” ujar Wahyu.
Wahyu mengatakan, kini tengah dilakukan pemeriksaan terhadap 20 tersangka untuk mendalami peran masing-masing.
Pasal yang akan dikenakan terhadap setiap tersangka tidak akan sama, tergantung pada hasil pemeriksaan lanjutan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/03/14/67d3d12bdeb23.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
5 Jaksa Agung di Upacara HUT RI: Tak Ada Ruang bagi Pengkhianat Hukum di Kejaksaan Nasional
Jaksa Agung di Upacara HUT RI: Tak Ada Ruang bagi Pengkhianat Hukum di Kejaksaan
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com-
Jaksa Agung ST Burhanuddin menyatakan bahwa korupsi adalah musuh utama kemerdekaan karena merampas hak rakyat dan menghancurkan kepercayaan publik.
Pernyataan ini tertuang dalam amanat upacara HUT ke-80 Republik Indonesia yang dibacakan oleh Pelaksana Tugas Wakil Jaksa Agung Asep N. Mulyana saat upacara di Lapangan Upacara Kejaksaan Agung, Jakarta, Minggu (17/8/2025).
Dalam amanat itu, Burhanuddin pun menegaskan bahwa seluruh personel kejakaan harus menjunjung tinggi integritas demi menjaga kepercayaan terhadap institusi tersebut.
“Tidak ada ruang bagi pengkhianat hukum di tubuh Kejaksaan. Junjung tinggi integritas, karena begitu integritas runtuh, seluruh bangunan kepercayaan akan roboh,” kata Jaksa Agung, Minggu, dikutip dari
Antara
.
Menurut dia, kemerdekaan yang diproklamasikan pada 80 tahun yang lalu bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah tanggung jawab besar menjaga kedaulatan melalui penegakan hukum yang beradab.
Ia pun menyebut lahirnya Kejaksaan pada 2 September 1945 merupakan bagian dari fondasi negara hukum Indonesia.
Burhanuddin mengatakan, dua momen tersebut menjadi simbol bahwa kemerdekaan tanpa hukum hanyalah ilusi dan hukum tanpa semangat kemerdekaan akan kehilangan maknanya.
Ia melanjutkan, kejaksaan memiliki tugas mulia untuk memastikan bahwa kemerdekaan benar-benar dirasakan seluruh rakyat melalui hukum yang adil, bukan sekadar dinikmati segelintir orang.
Dia mengatakan HUT RI yang juga beriringan dengan usia Kejaksaan RI yang memasuki 80 tahun merupakan momentum untuk perubahan besar.
Transformasi tersebut dapat diwujudkan melalui tiga hal, yakni pembangunan sistem penuntutan tunggal untuk menghilangkan tumpang tindih kewenangan; penguatan peran advocaat generaal, sebagai penasihat hukum negara yang kokoh dan independen; serta pemanfaatan teknologi modern seperti kecerdasan buatan, big data, dan sistem digital untuk memberantas korupsi dan kejahatan terorganisir.
Namun begitu, Jaksa Agung menekankan bahwa teknologi hanyalah alat, sedangkan kompas utama tetap terletak pada hati nurani dan prinsip keadilan.
Di samping itu, Burhannuddin juga angkat bicara mengenai Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) baru pada 2 Januari 2026 dan pembahasan Rancangan KUHAP yang tengah bergulir di parlemen.
Jaksa Agung menekankan pentingnya peran Kejaksaan agar produk hukum tersebut dapat menghadirkan kepastian hukum sekaligus mencerminkan keadilan dan perlindungan HAM.
“Melalui modernisasi sistem, peningkatan kapasitas jaksa, dan sinergi lintas lembaga, mari wujudkan penegakan hukum yang humanis sebagai bentuk pengabdian nyata dalam mengisi kemerdekaan,” ujar dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/17/68a183f9db2d8.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tali Putus Saat Upacara, Siswa SD di Aceh Panjat Tiang Bendera demi Kibarkan Merah Putih Regional 17 Agustus 2025
Tali Putus Saat Upacara, Siswa SD di Aceh Panjat Tiang Bendera demi Kibarkan Merah Putih
Tim Redaksi
NAGAN RAYA, KOMPAS.com
– Upacara peringatan HUT ke 80 Republik Indonesia di bantaran irigasi Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya, Aceh, sempat terhenti akibat tali bendera terputus, Minggu (17/8/2025).
“Kebetulan tadi waktu pengibaran, waktu dibentangkan lepas ikatan talinya. Anak SD, peserta upacara manjat tiang. Dia manjat 1/4 tiang,” kata Kapolsek Beutong Ipda Syafrizal saat dikonfirmasi Kompas.com melalui telepon.
Insiden itu terjadi ketika pasukan pengibar bendera menarik bendera Merah Putih, namun ikatan talinya terlepas. Sontak suasana upacara hening dan peserta sempat panik.
Di tengah situasi tersebut, seorang siswa bernama Julian Saputra berinisiatif memanjat tiang bendera untuk memperbaiki tali yang putus tersebut. Aksi Julian, yang merupakan siswa kelas VI SD Negeri Seumot, disambut tepuk tangan para peserta upacara.
Setelah tali diperbaiki, upacara kembali berjalan dan bendera dapat berkibar dengan sempurna.
“Atas nama Pemkab Nagan Raya, saya menyampaikan rasa bangga dan apresiasi kepada ananda Julian Saputra yang telah menunjukkan keberanian dan ketulusan dalam menjaga kehormatan Sang Saka Merah Putih. Aksi heroik ini patut menjadi teladan bagi generasi muda,” ujar Bupati Nagan Raya TR. Keumangan.
Menurut TR. Keumangan, Pemerintah Kabupaten Nagan Raya akan memberikan penghargaan kepada Julian sebagai bentuk apresiasi atas keberaniannya.
“Pemkab Nagan Raya akan memberikan penghargaan kepada ananda Julian Saputra. Semoga sikap dan tindakan Julian dapat menginspirasi seluruh pelajar di Nagan Raya untuk semakin menumbuhkan rasa cinta tanah air,” katanya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/08/17/68a182273b88f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)