Author: Kompas.com

  • Wisata Teluk Atong Bahari, Surga Pantai di Ujung Negeri dengan Penghasilan Rp 30 Juta
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Agustus 2025

    Wisata Teluk Atong Bahari, Surga Pantai di Ujung Negeri dengan Penghasilan Rp 30 Juta Megapolitan 18 Agustus 2025

    Wisata Teluk Atong Bahari, Surga Pantai di Ujung Negeri dengan Penghasilan Rp 30 Juta
    Tim Redaksi
    KALIMANTAN BARAT, KOMPAS.com –
    Objek wisata Teluk Atong Bahari di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, kini menjadi magnet wisatawan lintas negara.
    Selain warga Sambas, pengunjung datang dari Pontianak, kota lain di Kalimantan Barat, bahkan Malaysia yang berada di sekitar Teluk Melano.
    “Wahh, kalau wisatawan di sini sudah lintas negara, ada yang dari Sambas bahkan Malaysia,” ujar Maulid, pengelola Teluk Atong Bahari, kepada
    Kompas.com
    , Minggu (17/8/2025).
    Lonjakan kunjungan wisatawan, terutama saat musim libur Lebaran, membawa berkah tersendiri bagi warga setempat.
    Dalam kondisi normal, penghasilan warga dari wisata bisa mencapai Rp 30 juta–Rp 40 juta per bulan. Namun, saat Lebaran, pendapatan bisa melonjak hingga ratusan juta rupiah.
    “Saat musim Lebaran, bisa tembus tiga digit, karena ramai sekali,” tambah Maulid.
    Secara rata-rata, Teluk Atong Bahari dikunjungi sekitar 50 orang per hari, sementara akhir pekan jumlahnya meningkat menjadi lebih dari 100 wisatawan.
    Pesona pantai dengan pasir putih, pohon kelapa yang rindang, serta fasilitas kafe dan warung makan membuat pengunjung betah berlama-lama.
    Selain destinasi keluarga, Teluk Atong Bahari juga menjadi tempat nongkrong anak muda. Beberapa pengunjung menginap di
    homestay
    warga, sementara yang lain sekadar menikmati senja dan kelapa muda khas Temajuk.
    Warga pun memanfaatkan peluang ini dengan menyediakan makanan laut segar, minuman khas, dan jasa penyewaan pelampung bagi wisatawan.
    “Kalau sore ramai, anak-anak muda nongkrong di sini. Ada juga keluarga yang makan bersama. Jadi semua warga bisa dapat manfaat,” kata Maulid.
    Pantai Teluk Atong Bahari terletak sekitar 5 kilometer dari gerbang perbatasan Indonesia–Malaysia.
    Meski perjalanan harus melalui jalan tanah berbatu yang cukup menantang, pemandangan laut biru dan batu karang besar menjadi suguhan pertama bagi wisatawan yang tiba di pantai.
    Di balik papan bertuliskan “Objek Wisata Teluk Atong Bahari”, suasana desa perbatasan terlihat kental. Anak-anak bermain di tepi pantai, sementara pengunjung dewasa duduk santai menikmati semilir angin.
    Meski potensi ekonominya besar, tantangan utama masih ada pada akses jalan yang belum memadai. Warga berharap pemerintah segera memperbaiki kondisi jalan agar Desa Wisata Temajuk semakin berkembang.
    “Kalau jalan bagus, wisatawan pasti lebih banyak. Apalagi ini di perbatasan, potensinya besar sekali untuk wisatawan dalam dan luar negeri,” ujar Maulid.
    Ekspedisi wilayah perbatasan ini merupakan kerja sama redaksi Kompas.com dengan Badan Nasional Pembangunan Perbatasan (BNPP).
    Selain di PLBN Aruk, ekspedisi serupa juga dilakukan di PLBN Motaain dan PLBN Motamasin.
    Anda dapat mengikuti kisah perjalanan kami beserta liputan perayaan ulang tahun Indonesia di topik pilihan
    HUT ke-80 RI 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wisata Teluk Atong Bahari, Surga Pantai di Ujung Negeri dengan Penghasilan Rp 30 Juta
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Agustus 2025

    Mengunjungi Teluk Atong Bahari, Pesona Pantai Andalan di Ujung Perbatasan NKRI Megapolitan 18 Agustus 2025

    Mengunjungi Teluk Atong Bahari, Pesona Pantai Andalan di Ujung Perbatasan NKRI
    Tim Redaksi
    KALIMANTAN BARAT, KOMPAS.com —
    Desa Wisata Temajuk di Paloh, Sambas, Kalimantan Barat, memikat wisatawan dengan pesona Teluk Atong Bahari.
    Terletak di ujung negeri, desa ini menawarkan pantai berpasir putih, deburan ombak yang lembut, dan angin laut yang menyapu pepohonan kelapa, sekaligus menjadi wajah lain dari perbatasan Indonesia–Malaysia.
    Desa yang berbatasan langsung dengan Teluk Melano, Malaysia, ini mulai menggeliat sebagai destinasi wisata yang terletak di Jalan Meludin Teluk Melano, sekitar lima kilometer dari gerbang perbatasan Temajuk.
    Pantauan
    Kompas.com,
    jalan menuju desa masih berupa bebatuan dan pasir, dengan beberapa lubang kecil di titik-titik tertentu.
    Sesampainya di pintu masuk desa, papan bertuliskan “Selamat Datang di Desa Wisata Temajuk” menandai bahwa pengunjung tiba di ujung negeri.
    Dari jalan, terdengar suara deburan ombak perlahan, disertai angin laut yang membawa aroma asin khas pesisir dan gesekan daun kelapa yang menambah kesan alami.
    Beberapa penginapan sederhana dan warung makan siap menyambut wisatawan yang ingin singgah lebih lama.
    Salah satu destinasi unggulan adalah Pantai Teluk Atong Bahari, yang dibuka sejak 2009. Papan nama besar berwarna merah bertuliskan “Teluk Atong Bahari” berdiri menghadap laut, menjadi spot favorit pengunjung untuk berfoto.
    Pengunjung juga dapat duduk di kursi panjang di bawah rindangnya pohon cemara laut dan kelapa, sambil menikmati pemandangan sunset.
    Fasilitas pendukung seperti kafe dan warung yang menjual makanan serta minuman ringan pun tersedia. Salah satu minuman favorit wisatawan adalah es kelapa muda dengan tambahan gula khas Malaysia.
    Maulid (35), karyawan kafe yang membantu pengembangan kafe milik pamannya sejak 2015, mengungkapkan perkembangan kunjungan wisatawan di Temajuk.
    “Pengunjung di sini dulu masih musiman, sekarang tiap minggu pasti ada pengunjung. Buka dari pagi sampai malam. Kalau tamu datang tengah malam pun tetap kami layani walau sudah tutup,” ujarnya.
    Pengunjung datang tak hanya dari Sambas, tetapi juga dari Pontianak, Ketapang, hingga Jagoi, bahkan warga Malaysia sesekali melintas untuk berwisata.
    Dalam sehari, kawasan ini bisa dikunjungi hingga 50 orang, sementara di akhir pekan jumlahnya bisa lebih dari 100 wisatawan.
    Pada momen Lebaran, pengelola menyebut penghasilan bisa mencapai ratusan juta rupiah. Di luar musim liburan, penghasilan rata-rata per bulan berkisar Rp30 juta hingga Rp40 juta.
    Salah satu pengunjung lokal, Tom (19), mengatakan bahwa Pantai Teluk Atong Bahari menjadi tempat favorit untuk melepas penat.
    “Kalau sore enak sekali, anginnya sejuk dan ombaknya tenang. Cukup sering ke pantai sini, bareng teman-teman juga,” ujarnya.
    Maulid menambahkan harapan masyarakat dan pengelola terhadap pemerintah, terutama terkait akses jalan.
    “Pemerintah sudah cukup membantu, tinggal perbaikan jalan saja. Kalau jalan lebih bagus, pasti wisata akan lebih ramai,” katanya.
    Desa Temajuk kini menjadi wajah lain dari perbatasan Indonesia. Bukan hanya soal garis batas negara, tetapi juga potensi wisata yang dapat menghidupkan ekonomi warga di ujung negeri.
    Liputan ekspedisi wilayah perbatasan ini merupakan kerjasama Kompas.com dengan Badan Nasional Pembangunan Perbatasan (BNPP).
    Selain di PLBN Aruk, ekspedisi serupa juga dilaksanakan di PLBN Motaain dan PLBN Motamasin.
    Anda dapat mengikuti kisah perjalanan kami beserta liputan perayaan ulang tahun Indonesia di topik pilihan
    HUT ke-80 RI 2025.

     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Meriahnya Perayaan Kemerdekaan di TMII Bikin Wisatawan Asing Merasa Dekat dengan Indonesia
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Agustus 2025

    Meriahnya Perayaan Kemerdekaan di TMII Bikin Wisatawan Asing Merasa Dekat dengan Indonesia Megapolitan 18 Agustus 2025

    Meriahnya Perayaan Kemerdekaan di TMII Bikin Wisatawan Asing Merasa Dekat dengan Indonesia
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia meninggalkan kesan mendalam bagi wisatawan asing yang tengah berkunjung ke Jakarta.
    Salah satunya adalah Greg, turis asal Amerika Serikat, yang tengah menikmati liburannya di Indonesia selama satu pekan terakhir.
    Greg mengaku terpesona dengan kemeriahan perayaan, terutama antusiasme warga dalam mengikuti berbagai rangkaian acara.
    “Saya sangat kagum dan ini membuat saya teringat dengan negara asal saya, karena kami juga selalu merayakan hari kemerdekaan setiap tahunnya,” ujarnya kepada
    Kompas.com.
    Menurut Greg, kemiripan tradisi perayaan kemerdekaan di Indonesia dengan di negaranya membuatnya merasa lebih dekat dengan budaya lokal.
    “Seperti ada kedekatan tersendiri antara tradisi di negara saya dengan Indonesia,” tambahnya.
    Kedekatan ini pun menjadi motivasi bagi Greg untuk mempelajari lebih dalam kebudayaan Indonesia selama liburannya.
    Salah satu pengalaman yang menarik baginya adalah kunjungan ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, destinasi wisata edukasi kebudayaan.
    Di TMII, Greg menyaksikan pertunjukan Reog Ponorogo di depan Gedung Sasono Langen Budoyo pada Senin (18/8/2025). Ia menyatakan kagum pada kesenian yang baru pertama kali ia saksikan.
    “Pentasnya sangat bagus. Saya sangat menyukai bagaimana pertunjukan ini menghibur dengan menampilkan budaya dan kisah-kisah sejarah juga,” ucapnya.
    TMII sendiri selama libur panjang HUT ke-80 RI menyajikan berbagai rangkaian acara bertema kemerdekaan, mulai dari pertunjukan seni, karnaval budaya, pesta kuliner daerah, hingga lomba-lomba khas 17 Agustusan.
    Tidak hanya warga lokal, wisatawan asing seperti Greg pun turut merasakan kemeriahan din lokasi tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Reog Ponorogo Tampil di TMII, Hiburan Sekaligus Nostalgia bagi Penonton
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Agustus 2025

    Reog Ponorogo Tampil di TMII, Hiburan Sekaligus Nostalgia bagi Penonton Megapolitan 18 Agustus 2025

    Reog Ponorogo Tampil di TMII, Hiburan Sekaligus Nostalgia bagi Penonton
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Sorak sorai penonton mengiringi pertunjukan Reog Ponorogo yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Senin (18/8/2025).
    Kesenian tradisional Warisan Budaya Takbenda UNESCO ini tampil memukau dengan tarian khas dan iringan musik tradisional.
    Pertunjukan ini menjadi suguhan istimewa menyambut HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Pertunjukan berlangsung di depan Sasono Langen Budoyo dan menarik perhatian ratusan penonton.
    Hilda (30), warga Ponorogo yang kini tinggal di Jakarta Selatan, tampak antusias menyaksikan pertunjukan bersama suami dan anaknya.

    Ngobatin
    kangen juga, kebetulan sudah lama tidak pernah lihat Reog Ponorogo, karena lahir di Ponorogo kemudian besar di Jakarta,” tutur Hilda saat ditemui di lokasi.
    Ia rela berdiri di tengah kerumunan demi menikmati pertunjukan yang mengingatkannya pada kampung halaman.
    Hilda menambahkan, hadir di TMII juga menjadi kesempatan untuk memperkenalkan kesenian tradisional ini kepada anak-anaknya. Ia berharap generasi muda tidak melupakan warisan budaya leluhur.
    “Sengaja datang ke sini buat nonton Reog Ponorogo, karena memang jarang ada untuk pentas seni Reog Ponorogo,” ujarnya.
    Selain warga lokal, pertunjukan Reog Ponorogo juga menarik perhatian wisatawan mancanegara. Greg, turis asal Amerika Serikat, tak henti merekam jalannya pertunjukan.
    “Budaya yang dipentaskan sangat bagus. Saya menyukai jalan ceritanya yang bertemakan tentang budaya dan sejarah,” ucap Greg.
    Ia mengaku terpesona dengan kisah di balik pertunjukan tersebut dan ingin mencari tahu lebih mendalam mengenai kesenian Reog.
    “Tapi itu terlihat seperti kisah yang sangat menarik. Sejarah, budaya, saya sangat enjoy,” tambahnya.
    Pertunjukan ini menjadi momen penting untuk melestarikan kesenian tradisional sekaligus memperkenalkannya kepada generasi muda dan wisatawan dari berbagai negara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ragunan Direvitalisasi Besar-Besaran, Zona Satwa dan Kandang Akan Diperbaiki
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Agustus 2025

    Ragunan Direvitalisasi Besar-Besaran, Zona Satwa dan Kandang Akan Diperbaiki Megapolitan 18 Agustus 2025

    Ragunan Direvitalisasi Besar-Besaran, Zona Satwa dan Kandang Akan Diperbaiki
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, akan direvitalisasi secara besar-besaran, termasuk penataan zona satwa dan perbaikan fasilitas kandang yang sudah lusuh.
    Upaya ini diharapkan meningkatkan kenyamanan pengunjung sekaligus menjaga kesejahteraan satwa.
    Kepala Humas Ragunan Wahyudi Bambang menjelaskan, revitalisasi akan mencakup penataan satwa berdasarkan kategori masing-masing.
    “Di beberapa waktu lalu rapat
    master plan
    -nya bahwa salah satunya yang terpenting adalah melakukan penataan zona satwa,” ujarnya, Senin (18/8/2025).
    Zona-zona satwa akan dibagi sesuai jenisnya, seperti herbivora, karnivora, reptilia, burung (aves), akuatik, hingga padang sahara.
    “Beberapa satwa-satwa yang berada di zona-zona itu akan nanti dipetakan secara jelas,” tambah Wahyudi.
    Selain penataan satwa, kandang yang sudah kumuh dan berkarat juga akan diperbaiki. Wahyudi menekankan, perbaikan kandang bukan proses instan karena satwa hidup harus tetap aman dan nyaman selama renovasi.

    Of course,
    itu (kandang) kan nanti tentu saja salah satu juga revitalisasi itu nanti akan memperbaiki juga fasilitas-fasilitas satwa,” tutur Wahyudi.
    “Dan tentu saja tidak mudah ya memperbaiki fasilitas satwa, karena yang kami tata itu satwa hidup yang mudah sekali terganggu dengan suara proses pembangunan, kami harus hati-hati sekali,” jelasnya.
    Selain fasilitas satwa, revitalisasi Ragunan juga akan mencakup pengaturan kantong parkir untuk pengunjung. Selama ini, kendaraan roda empat kerap memasuki jalanan di dalam Ragunan saat area parkir penuh.
    “Nanti di
    master plan
    itu akan ditempatkan parkir itu di luar semua, tidak ada kendaraan masuk di dalam area,” kata Wahyudi.
    Rencana revitalisasi ini menjadi bagian dari upaya membuat Ragunan lebih nyaman, aman, dan tertata, sekaligus meningkatkan pengalaman edukasi pengunjung.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • FO Slipi Skatepark Jadi Favorit, Warga Harap Fasilitas Serupa Dibangun di Area Lain
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Agustus 2025

    FO Slipi Skatepark Jadi Favorit, Warga Harap Fasilitas Serupa Dibangun di Area Lain Megapolitan 18 Agustus 2025

    FO Slipi Skatepark Jadi Favorit, Warga Harap Fasilitas Serupa Dibangun di Area Lain
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    FO Slipi Skatepark dinilai sebagai ruang publik yang sangat bermanfaat bagi para pecinta skateboard di Jakarta.
    Fasilitas ini tidak hanya memberikan tempat yang aman dan layak bagi anak muda menyalurkan hobinya, tetapi juga menjadi contoh potensi pemanfaatan ruang kosong di wilayah perkotaan.
    Danai (38), warga Cilandak, menilai keberadaan FO Slipi Skatepark sangat positif. Ia berharap fasilitas serupa dapat dibangun di wilayah lain agar akses bermain menjadi lebih merata dan tidak hanya terpusat di satu lokasi.
    Ia mencontohkan wilayah Lebak Bulus, Jakarta Selatan, yang masih memiliki banyak kolong kosong.
    “Lebak Bulus itu, kolongnya kumuh banget. Harusnya bisa dibikin seperti ini. Kalau bisa sih kan kolong-kolong itu bisa punya fungsi. Bisa juga dipakai untuk olahraga rutin,” ujar Danai saat ditemui, Senin.
    Menurut dia, potensi ruang kosong di Jakarta Selatan sangat memungkinkan dijadikan
    skatepark
    seperti FO Slipi.
    “Harapannya ya di Jakarta Selatan, di Lebak Bulus, karena lebih dekat dari rumah. Di kolong depan Point Square itu, seberang Point Square, banyak kolong kosong. Nah, itu bagus kalau dijadikan
    skatepark
    ,” tambah Danai.
    Danai, yang rutin bermain
    skateboard
    setiap akhir pekan, mengaku FO Slipi telah menjadi tempat favoritnya karena fasilitasnya terbilang lengkap.
    “Sering, sudah sering, seminggu bisa dua kali biasanya emang
    weekend
    . Kebetulan hari ini lagi sama keponakan mainnya,” kata dia.
    Danai menilai FO Slipi sudah sangat layak digunakan untuk latihan maupun bermain sehari-hari oleh berbagai kalangan, meski masih ada ruang yang bisa dimanfaatkan untuk penambahan fasilitas, seperti arena
    bowl
    (cekungan).
    “(FO Slipi Skatepark) ini sendiri tuh sudah
    proper
    . Kalau boleh ditambah lagi mungkin
    bowl
    (area cekungan). Kurang kayaknya, kan masih ada space mungkin bisa dibikin,” ujarnya.
    Senada dengan Danai, Apin (28), warga Grogol, menilai FO Slipi mampu mengakomodasi semua level pemain skateboard, mulai dari pemula hingga yang berpengalaman.

    Proper
    sih. Maksudnya untuk dia meng-
    cover
    semua level bermain orang sih. Ada yang beginner, yang beginner bisa di sana. Terus yang ini bisa dipakai semua level juga gitu,” kata Apin.
    Namun, Apin berharap adanya penambahan fasilitas penunjang untuk mengantisipasi cuaca, agar aktivitas bermain tidak terganggu saat hujan.
    “Gak ada sih, paling ya kayak sekarang ini hujan kan. Paling ditambah payung (kanopi), apa gitu ya. Kayak ini yang di-cover sih (celah di antara Flyover),” jelasnya.
    Menurut Apin, kenyamanan arena menjadi salah satu alasan FO Slipi tetap ramai pengunjung setiap hari.
    “Pas sih, maksudnya buat belajar bisa buat level yang lebih tinggi pun juga sangat-sangat nyaman sih main di sini,” tutu dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ragunan Direvitalisasi Besar-Besaran, Zona Satwa dan Kandang Akan Diperbaiki
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Agustus 2025

    Rencana Ragunan Buka Malam Hari, Pengelola Tekankan Kesejahteraan Satwa Megapolitan 18 Agustus 2025

    Rencana Ragunan Buka Malam Hari, Pengelola Tekankan Kesejahteraan Satwa
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Taman Margasatwa Ragunan berencana beroperasi hingga malam hari sebagaimana wacana yang disampaikan Gubernur  Jakarta Pramono Anung.
    Namun, pengelola menekankan bahwa penerapan “
    zoo
    malam” membutuhkan persiapan matang, terutama terkait kesejahteraan satwa dan keamanan pengunjung.
    Kepala Humas Ragunan Wahyudi Bambang menyambut wacana ini dengan positif, tetapi menegaskan beberapa hal harus dikaji sebelum direalisasikan.
    “Kami sangat
    appreciate
    menyambut baik ini ya, wacana
    zoo
    malam, tapi perlu kami ingatkan juga bahwa untuk
    zoo
    malam ada beberapa hal yang harus dipersiapkan ya,” ujar Wahyudi saat ditemui di Ragunan, Senin (18/8/2025).
    Pertimbangan utama adalah karakteristik dan sifat hewan. Beberapa hewan lebih aktif di siang hari, sementara lainnya lebih aktif di malam hari. Oleh karena itu, perlu dilakukan pergantian hewan yang ditampilkan antara siang dan malam.
    “Jadi mereka tidak boleh 24 jam diperagakan. Ada saatnya malam untuk istirahat, satwa, seperti manusia, mereka perlu istirahat,” tambah Wahyudi.
    Contoh hewan yang aktif di malam hari meliputi Harimau Sumatera, beberapa jenis rusa, reptil, dan beruang. Sedangkan jenis burung sebagian besar aktif di siang hari, kecuali burung hantu.
    Sistem pergantian ini juga diterapkan di kebun binatang lain, seperti Taman Safari dan kebun binatang di Singapura.
    “Kalau berkaca dari beberapa kebun binatang yang buka malam, satwa malam dan siang itu berbeda,” jelasnya.
    Selain pengaturan satwa, infrastruktur tambahan juga diperlukan. Penerangan harus disesuaikan agar tidak mengganggu hewan, dan kendaraan khusus dibutuhkan untuk membawa pengunjung berkeliling malam hari.
    “Perlu juga dipersiapkan sarana transportasi bagi pengunjung malam hari, tidak bisa jalan kaki. Malam itu lebih gelap,” ujar Wahyudi.
    Selain itu, operasional malam membutuhkan penambahan sumber daya manusia (SDM) untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pengunjung.
    “Tentu saja kalau ada sif malam, ada petugas malam juga,” tambah Wahyudi.
    Rencana operasional malam Ragunan bukan hal baru. Sebelumnya, mantan Gubernur Jakarta Joko Widodo pernah mencanangkan wacana serupa, namun akhirnya batal setelah kajian ahli menyimpulkan satwa belum siap untuk operasional malam.
    Kini, di bawah kepemimpinan Pramono Anung, wacana tersebut kembali diangkat. Pramono menekankan perbaikan infrastruktur Ragunan menjadi prioritas sebelum memperluas jam operasional.
    “Untuk Margasatwa Ragunan ini, betul-betul saya ingin perbaiki dan saya lagi berpikir apakah sudah waktunya dibuat Ragunan ini tidak hanya siang, tetapi malam hari juga,” ucapnya saat meninjau Ragunan, Kamis (14/8/2025).
    Saat ini, Ragunan masih beroperasi hingga pukul 17.00 WIB. Setelah itu, hewan-hewan dimasukkan ke kandang untuk beristirahat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • TMII Jadi Pilihan Warga Jakarta Berolahraga di Ruang Terbuka Hijau
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Agustus 2025

    TMII Jadi Pilihan Warga Jakarta Berolahraga di Ruang Terbuka Hijau Megapolitan 18 Agustus 2025

    TMII Jadi Pilihan Warga Jakarta Berolahraga di Ruang Terbuka Hijau
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Kebutuhan ruang terbuka hijau yang nyaman dan terjangkau bagi masyarakat Jakarta terus meningkat.
    Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menjadi salah satu alternatif bagi warga yang ingin berolahraga, bersantai, atau menikmati suasana alam di tengah padatnya kota.
    Pantauan
    Kompas.com
    pada Senin (18/8/2025), sejumlah pengunjung memanfaatkan TMII untuk berolahraga di tengah libur cuti bersama HUT ke-80 RI.
    Salah satunya, Febri (42), yang datang bersama istri dan ketiga anaknya untuk berolahraga di area hijau TMII.
    “Ini pertama kalinya sih nyobain ke sini (TMII) buat olahraga. Enak juga. Biasanya (di TMII) cuma jalan-jalan aja,” ujar Febri.
    Ia mengaku memilih TMII karena area yang luas, hijau, dan bebas asap kendaraan, sehingga lebih nyaman untuk beraktivitas bersama keluarga.
    “Kami kan mau olahraga, biar sehat, bawa anak. Kami butuh area yang hijau, yang bebas asap kendaraan,” tambahnya.
    Febri menyoroti minimnya ruang terbuka hijau di Jakarta, terutama untuk area olahraga dan kegiatan keluarga yang bebas dari polusi udara.
    Ia membandingkan dengan
    car free day
    (CFD) di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, yang menurut dia masih tercampur dengan jalur kendaraan bermotor di beberapa titik.
    “Yang pasti, saat ini di Jakarta tuh kurang banget area-area kayak gini. Kami tuh butuh zona yang
    fresh
    kayak gini,” katanya.
    Hal serupa juga diungkapkan Rizki (26), yang tengah beristirahat setelah
    jogging
    . Ia merasa nyaman berolahraga di TMII, apalagi setelah renovasi yang meningkatkan kualitas fasilitas.
    “Buat saya, sudah lebih dari cukup ini (TMII) buat olahraga. Apalagi, sekarang sih udah bagus ya setelah direnovasi,” ucap Rizki.
    Selain sebagai tempat olahraga, TMII juga menawarkan berbagai hiburan dan atraksi wisata, sehingga pengunjung dapat menikmati aktivitas fisik sekaligus bersantai dan menikmati suasana taman yang asri.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dishub Bogor Gelar Razia Angkot Lima Bulan ke Depan, Sasar Kendaraan Tidak Laik Jalan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Agustus 2025

    Dishub Bogor Gelar Razia Angkot Lima Bulan ke Depan, Sasar Kendaraan Tidak Laik Jalan Megapolitan 18 Agustus 2025

    Dishub Bogor Gelar Razia Angkot Lima Bulan ke Depan, Sasar Kendaraan Tidak Laik Jalan
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor akan menertibkan angkutan perkotaan (angkot) secara intensif selama lima bulan ke depan.
    Penertiban ini menyasar angkot yang tidak laik jalan serta sopir dan kendaraan yang tidak lengkap administrasinya.
    Kepala Dishub Kota Bogor Sujatmiko Baliarto mengatakan, penindakan dilakukan untuk menata dan menertibkan angkutan perkotaan di wilayah Kota Bogor.
    “Penertiban akan dilaksanakan selama lima bulan ke depan. Ini dilakukan dalam rangka penataan dan penertiban angkutan perkotaan di wilayah Kota Bogor,” ujar Sujatmiko, Senin (18/8/2025).
    Sujatmiko menyebutkan, petugas akan mengecek secara selektif kelengkapan surat-surat kendaraan maupun sopir, termasuk kartu pengawasan, persyaratan teknis dan laik jalan, SIM, dan STNK. Penertiban ini akan melibatkan Dishub Jawa Barat serta polisi.
    KBO Satlantas Polresta Bogor Kota, Iptu Lukito, menambahkan, sopir angkot yang tidak bisa menunjukkan kelengkapan administrasi akan dikenakan sanksi tilang.
    Operasi penertiban dijadwalkan mulai akhir Agustus 2025 hingga lima bulan ke depan.
    “Fokusnya angkot yang mati pajak dan tidak diperpanjang lagi, serta yang sudah tidak laik jalan,” ujar Lukito.
    “Kendaraan yang tidak laik jalan akan dibawa untuk proses lebih lanjut, sementara yang melanggar aturan juga akan ditilang,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mayat Bayi Ditemukan di TPU Cipayung, Polisi Masih Selidiki Pelaku
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Agustus 2025

    Mayat Bayi Ditemukan di TPU Cipayung, Polisi Masih Selidiki Pelaku Megapolitan 18 Agustus 2025

    Mayat Bayi Ditemukan di TPU Cipayung, Polisi Masih Selidiki Pelaku
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Penemuan mayat bayi perempuan di kawasan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cipayung, Jakarta Timur, pada Minggu (10/8/2025) pagi, masih diselidiki oleh pihak kepolisian.
    Polisi Sektor (Polsek) Cipayung bekerja sama dengan Polres dan Polda Metro Jaya untuk mengungkap kasus ini.
    “Masih upaya penyelidikan yang dilakukan gabungan Polsek, Polres, dan Polda Metro Jaya,” ujar Kanit Reskrim Polsek Cipayung, Iptu Edi Handoko, saat dikonfirmasi, Senin (18/8/2025).
    Meski penyelidikan melibatkan gabungan aparat, penanganan kasus tetap berada di bawah Polsek Cipayung.
    “Penanganan tetap masih Polsek, tetapi penyelidikan masih dilakukan gabungan,” tambah Edi.
    Hingga kini, polisi telah memeriksa lima saksi dan meninjau rekaman
    closed-circuit television
    (CCTV).
    “Lima saksi serta sejumlah CCTV sudah diperiksa, tetapi belum mengarah kepada terduga pelaku,” ungkapnya.
    Mayat bayi perempuan itu pertama kali ditemukan oleh seorang warga yang melintas di bagian dalam TPU Cipayung pada pukul 06.30 WIB.
    Warga kemudian melapor kepada saksi lain, Pak Sanusi, sebelum diteruskan ke Polsek Cipayung.
    Polisi yang mendatangi lokasi menemukan bayi tersebut diduga baru lahir dengan ari-ari yang masih menempel.
    Bayinya sudah meninggal, masih sama ari-arinya ada. Dugaannya mungkin baru lahir malam sebelumnya,” kata Edi.
    Mayat bayi itu kemudian dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk dilakukan otopsi. Polisi masih menyelidiki untuk menemukan orang tua atau pihak yang bertanggung jawab atas pembuangan bayi tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.