Author: Kompas.com

  • 7
                    
                        Menkum Akan Beri Beasiswa ke Paskibra Sorong yang Viral Hampir Pingsan 
                        Nasional

    7 Menkum Akan Beri Beasiswa ke Paskibra Sorong yang Viral Hampir Pingsan Nasional

    Menkum Akan Beri Beasiswa ke Paskibra Sorong yang Viral Hampir Pingsan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Hukum, Supratman Andi Agtas, akan memberi beasiswa untuk anggota Paskibra yang hampir pingsan asal Papua Barat Daya, sebagaimana video viral yang merekam peristiwa upacara Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia itu.
    Supratman menawarkan beasiswa bagi salah satu Paskibra bernama Kristo di sekolah kedinasan milik Kementerian Hukum (Kemenkum). Kristo adalah anggota Paskibra yang nyaris pingsan, sebagaimana terekam di video viral.
    “Saya sudah berkomunikasi melalui video call dengan ketiga siswa didampingi ibu Kesbangpol di Sorong. Setelah menyaksikan video (Paskibra) itu, saya tersentuh melihat jiwa nasionalis adik-adik tersebut,” kata Supratman dalam keterangan tertulis, Selasa (19/8/2025).
    Dari hasil komunikasi Supratman bersama mereka, Supratman mengatakan akan memberikan bantuan sepeda motor kepada Kristo dan kedua temannya.
    “Dari hasil video call saya dan ketiga siswa tadi, sesuai dengan keinginan mereka, saya akan berikan bantuan kendaraan berupa sepeda motor,” ujar Supratman.
    “Saya juga akan memberikan akses untuk bergabung ke Kementerian Hukum melalui sekolah kedinasan Politeknik Pengayoman milik Kemenkum, jika mereka berkenan,” tambah Supratman.
    Usai viralnya video kejadian anggota Paskibra yang hampir pingsan dimuat di salah satu akun media sosial Instagram, Supratman melalui media sosial pribadinya mencoba mencari tahu keberadaan tiga anggota Paskibra tersebut.
    Melalui perantara kantor wilayah Kemenkum Papua Barat, Menkum berhasil menghubungi ketiga siswa yang berada di Sorong.
    Menkum berharap mereka tetap menjunjung jiwa nasionalismenya.
    “Mereka anak-anak luar biasa, rasa nasionalismenya sungguh menyentuh hati. Teruslah berbangga menjadi Warga Negara Indonesia,” ucap dia.
    Sebelumnya diberitakan, viral di media sosial, aksi heroik anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Provinsi Papua Barat Daya memapah rekannya yang nyaris pingsan saat menjalankan tugas.
    Diketahui, peristiwa ini terjadi di Lapangan Upacara Kodaeral XIV Sorong pada Minggu, 17 Agustus 2025, saat upacara HUT ke-80 RI.
    Video ini tersebar luas dan menuai pujian warganet karena tidak hanya menunjukkan rasa kesetiakawanan yang tinggi, tetapi juga membuat haru siapa pun yang menontonnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tuan Ku Rakyat
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        19 Agustus 2025

    Tuan Ku Rakyat Nasional 19 Agustus 2025

    Tuan Ku Rakyat
    Dosen Fakultas Hukum Universitas Pasundan & Sekretaris APHTN HAN Jawa Barat
    TAKHTA
    itu tidak selalu berwujud singgasana berlapis emas. Kadang ia hanya kursi kayu di balai desa, meja rapat di gedung parlemen, atau sepotong mikrofon yang menunggu suara. 
    Namun di atas semua bentuknya, ia adalah milik satu nama yang sering diucapkan, tapi jarang benar-benar dimuliakan: rakyat.
    Konstitusi kita menuliskannya dengan tegas: “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar” (Pasal 1 ayat (2) UUD 1945).
    Namun, dalam hari-hari republik, takhta itu kerap dipinjam, lalu dikunci, seolah pemiliknya sudah wafat. Rakyat disebut di mimbar kampanye, diiringi tepuk tangan dan lampu sorot, tapi setelah itu disimpan di lemari kata-kata yang berdebu.
    Rakyat—sebuah kata yang pernah menggetarkan rapat raksasa di Lapangan Ikada, pernah menjadi alasan darah mengalir di Surabaya, pernah diarak di jalanan dengan teriakan “Merdeka!”
    Hari ini, kata itu bisa dipadatkan menjadi bagan di layar presentasi: “segmen pemilih”, “target kampanye”, “kelas menengah”.
    Dari kata yang pernah berarti lautan manusia, ia berubah menjadi data yang dingin. Statistik menggantikan wajah. Grafik menutupi mata yang pernah memandang penuh harap.
    Nama rakyat kini seperti nama yang hanya diingat saat pesta, lalu dilupakan ketika tagihan harus dibayar.
    Janji adalah bunga yang paling cepat layu di kebun politik. Ia mekar di musim pemilu, harum di udara, dipetik oleh para calon pemimpin dan dibagikan ke setiap tangan yang mau menerima.
    Namun janji punya musuh: waktu. Setelah satu demi satu musim berganti, janji itu menjadi cerita basi. Rakyat yang pernah menggenggamnya seperti anak memegang layang-layang, kini melihat benangnya putus, terbang entah ke mana.
    Dan ironisnya, di negeri ini, rakyat sering belajar untuk memaafkan janji yang patah, seolah patahnya adalah takdir, bukan pengkhianatan.
    Kursi kekuasaan selalu sedikit lebih tinggi dari kursi biasa. Ia membuat orang yang duduk di atasnya memandang ke bawah—kadang untuk mengawasi, kadang untuk mengabaikan.
    Namun kursi itu sesungguhnya kursi sewaan. Pemiliknya bukan partai, bukan keluarga, bukan diri sendiri. Pemiliknya adalah orang-orang yang duduk di tikar rumah panggung, yang berdiri di antrian puskesmas, yang berjalan di jalanan berdebu sambil membawa cangkul.
    Hanya saja, ketika kursi itu sudah diduduki, banyak yang lupa bahwa kakinya rapuh. Ia bisa ditarik kapan saja oleh tangan yang memberikannya.
    Suara rakyat, dalam bilik sempit yang sunyi, adalah bisikan paling jujur di republik ini. Satu tanda di kertas itu adalah kunci yang bisa membuka Istana atau menutup karier.
    Namun suara juga bisa dibungkam, bahkan sebelum diucapkan—dibeli dengan beras, diiming-imingi uang, atau diancam dengan kehilangan pekerjaan. Suara menjadi barang dagangan, padahal ia lahir dari nurani.
    Di antara semua perampokan, mungkin yang paling sunyi adalah perampokan suara. Sebab ia tidak meninggalkan darah, hanya meninggalkan sunyi yang panjang.
    Penguasa adalah cermin. Di permukaan yang jernih, seharusnya terpantul wajah tuannya: rakyat. Senyum dan kerut keningnya, tangis dan tawanya.
    Namun cermin bisa retak, bisa berdebu, bisa diputar ke arah lain. Kita pernah melihat pemimpin yang mengaku “anak rakyat”, tetapi lebih sering bercermin pada tepuk tangan pejabat daripada pada mata anak-anak yang belajar di bangku reyot.
    Cermin yang retak itu memantulkan wajah yang asing—wajah yang sibuk memoles diri sendiri, hingga lupa untuk melihat siapa yang berdiri di depannya.
    Ada jalan menuju Istana yang lebar, bersih, dijaga. Ada jalan menuju rakyat yang sempit, berlubang, dan jarang dilewati.
    Namun jalan yang sebenarnya bukan sekadar aspal dan batu. Jalan itu adalah keberanian untuk datang tanpa undangan, mendengar tanpa mikrofon, melihat tanpa kamera.
    Sayangnya, banyak pemimpin memilih jalan yang dihiasi karpet merah, bukan jalan tanah yang penuh debu. Padahal, di jalan debu itulah rakyat tinggal.
    Kekuasaan, seperti air laut, selalu menyimpan garam lupa. Begitu seseorang menyelam cukup lama di dalamnya, ia lupa rasa air tawar yang dulu diminumnya.
    Lupa dari mana ia datang. Lupa siapa yang mengangkatnya. Lupa janji yang pernah diucapkan di panggung terbuka. Lupa bahwa rakyat bukan hanya angka di kotak suara, tetapi wajah yang harus ditemui kembali.
    Dan ketika lupa menjadi kebiasaan, republik ini hanya akan menjadi panggung sandiwara: rakyat sebagai penonton, penguasa sebagai aktor yang memainkan naskahnya sendiri.
    Semua kekuasaan, cepat atau lambat, akan pulang. Ada yang pulang dengan laporan yang jujur—tentang janji yang terpenuhi dan yang gagal. Ada yang pulang dengan alasan, menyalahkan cuaca, anggaran, bahkan rakyat itu sendiri.
    Pulang bukan sekadar kembali secara fisik. Pulang adalah berani berdiri di depan tuannya, menerima tatapan mata yang tak selalu ramah, dan mengatakan: “Inilah yang bisa saya lakukan, inilah yang tidak.”
    Namun kita tahu, tuan yang bernama rakyat ini sering terlalu pemaaf. Terlalu mudah memberikan kesempatan kedua, ketiga, bahkan keempat—meski luka yang sama terus diulang.
    Menyebut rakyat sebagai tuan adalah pengakuan yang berat. Sebab tuan berarti berhak memerintah, menegur, bahkan memecat. 
    Namun di negeri ini, rakyat sering hanya diberi hak untuk memilih, bukan hak untuk memecat di tengah jalan.
    Kekuasaan yang sehat adalah kekuasaan yang sadar bahwa dirinya sementara. Kekuasaan yang mengerti bahwa ia hanya memegang mandat, bukan takdir.
    Dan di hadapan “Tuan Ku Rakyat”, setiap pemimpin sejatinya hanyalah pegawai sementara—yang harus siap berhenti kapan saja, jika tuannya menghendaki.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • HUT RI ke-80, Pelajar SMP di NTT Rayakan dengan Aksi Kemanusiaan untuk Pasien ODGJ
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        19 Agustus 2025

    HUT RI ke-80, Pelajar SMP di NTT Rayakan dengan Aksi Kemanusiaan untuk Pasien ODGJ Regional 19 Agustus 2025

    HUT RI ke-80, Pelajar SMP di NTT Rayakan dengan Aksi Kemanusiaan untuk Pasien ODGJ
    Tim Redaksi
    BORONG, KOMPAS.com
    – Dalam rangka memperingati HUT RI ke-80, pelajar SMP Satu Atap (Satap) Munde di Kampung Munde, Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, menggelar aksi kemanusiaan.
    Pada Minggu (17/8/2025), mereka mengunjungi pasien orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kampung Ratelalu sembari menyerahkan donasi berupa telur, mi instan, dan biskuit.
    Aksi ini digagas oleh Komunitas Peduli Kasih (KOPE), yang terdiri dari siswa-siswi anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMP Satap Munde sejak 2022.
    Wakil Ketua OSIS, Laurensia Klarita Man, menjelaskan bahwa perayaan Hari Kemerdekaan kali ini berbeda dari biasanya.
    “Kami ingin mengisi kemerdekaan dengan aksi nyata, menunjukkan kepedulian kepada masyarakat yang menderita, khususnya pasien ODGJ,” ujar Laurensia kepada
    Kompas.com
    , Minggu (17/8/2025).
    Klarita menceritakan, ide ini berawal dari informasi warga dan guru tentang seorang pasien ODGJ yang tinggal di pondok sederhana.
    Setelah memverifikasi informasi tersebut, OSIS bersama guru pendamping merencanakan aksi kemanusiaan ini.
    “Kami mengumpulkan uang jajan untuk membeli sembako. Usai upacara bendera di sekolah, kami langsung menuju rumah pasien untuk menyerahkan donasi,” tambahnya.
    Kunjungan ini bukan sekadar seremoni, tetapi juga membawa makna mendalam.
    “Kehadiran kami memberikan hiburan bagi pasien yang kesepian. Ini pengalaman berharga yang mengajarkan kami tentang nilai kemanusiaan,” ungkap Klarita dengan antusias.
    Saat tiba di pondok pasien, Meljesiana Ndatan, yang ditunjuk sebagai komandan upacara, menyerahkan bingkisan kemanusiaan secara langsung.
    Yohanes Rajai Sabasetidaut, keponakan pasien, menyampaikan rasa terima kasihnya.
    “Tante saya menderita gangguan jiwa sejak saya kelas IV SD. Mama saya membangun pondok layak huni untuknya. Kunjungan ini adalah yang pertama dari masyarakat, dan itu sangat berarti bagi keluarga kami,” kata Yohanes.
    Menurut Yohanes, aksi ini memberikan semangat baru bagi keluarga, menunjukkan bahwa masih ada yang peduli dengan penderitaan mereka.
    “Terima kasih atas kepedulian siswa dan guru SMP Satap Munde,” tambahnya.
    Guru pendamping, Hendrikus Gabu menegaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari pendidikan karakter di sekolah.
    “Sejak dini, kami ajarkan siswa untuk peka terhadap kebutuhan sosial. Donasi ini murni dari uang jajan mereka, dan kami hanya mendampingi. Aksi seperti ini sudah sering mereka lakukan untuk membantu yang membutuhkan,” ujar Hendrikus.
    Aksi kemanusiaan ini menjadi cerminan semangat kemerdekaan yang sejati: berbagi kasih dan peduli kepada sesama.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Video Viral Warga Cirebon Emosi Saat Kebakaran, Damkar Diteriaki 'Makan Gaji Buta'
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        19 Agustus 2025

    Video Viral Warga Cirebon Emosi Saat Kebakaran, Damkar Diteriaki 'Makan Gaji Buta' Bandung 19 Agustus 2025

    Video Viral Warga Cirebon Emosi Saat Kebakaran, Damkar Diteriaki Makan Gaji Buta
    Editor
    CIREBON, KOMPAS.com
    – Asap hitam pekat membumbung dari sebuah bangunan di Jalan Raya Evakuasi, Kota Cirebon, Senin (18/8/2025). Kepanikan warga pun tak terhindarkan.
    Sebagian warga berusaha memadamkan api secara manual, sebelum tiga unit mobil pemadam kebakaran dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Cirebon tiba di lokasi.
    Kepala Seksi Kesiapsiagaan, Operasi, dan Penyelamatan DPKP Kota Cirebon, Nurjaman, menjelaskan satu armada tambahan dari Kabupaten Cirebon juga diturunkan karena api cepat membesar.
    “Ya, kami dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Cirebon mendapatkan laporan kebakaran di Jalan Raya Evakuasi. Laporannya awalnya di sebelah kantor BPJS Ketenagakerjaan. Kami langsung kerahkan anggota sebanyak tiga unit mobil untuk penanganan awal,” ujar Nurjaman dikutip dari Tribun Jabar, Selasa (19/8/2025).
    Sekitar satu jam kemudian, api berhasil dipadamkan tanpa menimbulkan korban jiwa.
    Di tengah proses pemadaman, suasana sempat memanas. Dari video amatir yang beredar, terlihat seorang warga memarahi petugas damkar karena dianggap lambat. Bahkan, sempat terlontar ucapan kasar menyebut damkar “makan gaji buta”.
    Kondisi itu memicu emosi petugas, namun berhasil diredam warga lain dan kepolisian yang ada di lokasi.
    Setelah insiden tersebut, audiensi digelar di Polsek Kesambi. Ketua RW 01 Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi, bersama salah satu warga yang terlibat cekcok, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.
    “Selaku ketua RW di lingkungan kejadian, kami atas nama pribadi dan warga menyampaikan permohonan maaf. Kegaduhan kemarin murni karena kepanikan warga. Kami juga berterima kasih kepada Damkar yang sudah memadamkan api,” ujar Ketua RW.
    Hal senada diungkapkan Sumarno, salah satu warga yang sempat terlibat cekcok.
    “Kami juga menyampaikan permohonan maaf. Kita mohon maaf kepada damkar atas tutur kata yang kurang baik dan tindakan yang salah. Saya minta maaf,” jelasnya.
    Menanggapi hal tersebut, pihak DPKP Kota Cirebon menyatakan tidak memperpanjang persoalan.
    “Kami sudah tidak mempersoalkan masalah tersebut. Kami sangat memaklumi kepanikan warga saat kejadian kebakaran. Ke depan agar lebih santun lagi ketika menyampaikan kepada petugas,” kata Nurjaman.
    Ia menambahkan, sesuai arahan pimpinan, persoalan ini dianggap selesai.
    “Kita menerima permintaan maaf dari masyarakat. Atas arahan pimpinan, kita sebagai abdi negara harus tetap meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” ujarnya.
    Kebakaran tersebut menghanguskan sebuah bangunan rumah di kawasan padat aktivitas. Polisi masih menyelidiki penyebab munculnya api.
    Beruntung, posisi bangunan yang tidak berhimpitan dengan rumah lain membuat api tidak sempat merembet ke permukiman warga sekitar.
    Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Petugas Damkar Cirebon Dikata-katai ‘Makan Gaji Buta’ saat Padamkan Kebakaran, Videonya Viral
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 30 Mobil Jadi Korban Lemparan Batu dan Paving di Jeneponto, Anak Nyaris Jadi Korban
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        19 Agustus 2025

    30 Mobil Jadi Korban Lemparan Batu dan Paving di Jeneponto, Anak Nyaris Jadi Korban Regional 19 Agustus 2025

    30 Mobil Jadi Korban Lemparan Batu dan Paving di Jeneponto, Anak Nyaris Jadi Korban
    Penulis
    KOMPAS.com – 
    Puluhan mobil yang melintas di Jl Pahlawan, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, pada Selasa (19/8/2025) dini hari, menjadi sasaran aksi pelemparan batu dan paving. 
    Insiden ini membuat warga dan pengendara resah, karena hingga kini sekitar 30 mobil dilaporkan menjadi korban.
    Salah satu korban, Hasniah, warga Kabupaten Bantaeng, mengungkapkan kronologi mencekam saat mobilnya dilempari paving blok hingga kaca belakang pecah.
    Hasniah dan suaminya baru saja pulang dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar dan melintasi jalur Makassar–Bantaeng menggunakan dua mobil.
    Hasniah mengemudikan Daihatsu Ayla kuning (DD 1405), sementara suaminya mengemudikan Toyota Rush hitam (DD 1312) tepat di belakangnya.
    “Satu orang di antaranya tidak pakai baju. Saya sempat bicara sama pelaku, saya bilang ‘janganki kasihan karena perempuan yang bawa mobil, tidak ada juga salahku sama kita,’” ucap Hasniah melalui sambungan telepon kepada
    Tribun-Timur
    .
    Namun, peringatan itu tidak dihiraukan. Sekitar enam orang pelaku tetap melakukan pelemparan secara brutal.
    “Mereka bukan orang mabuk karena saya sempat berbincang. Tapi ada pelaku lain dari belakang bawa paving dan balok mau lempar saya,” jelasnya.
    Hasniah langsung menutup kaca mobil dan menyuruh anaknya yang menyetir untuk menancap gas.
    Lemparan paving blok menembus kaca belakang mobilnya dan nyaris mengenai kepala anaknya yang duduk di kursi belakang. “Untungnya terhalang koper,” tambah Hasniah.
    Mobil sang suami yang berada di belakang juga terkena lemparan, meski sempat menghindar.
    “Dia sempat naik ke trotoar makanya hanya kaca samping yang pecah,” ungkapnya.
    Setelah kejadian, Hasniah berhenti di SPBU sekitar 300 meter dari lokasi untuk menenangkan diri.
    Di sana, dia mendapat informasi bahwa sudah lebih dari 10 mobil melapor sebagai korban pelemparan.
    “Mobil orang Bulukumba juga jadi korban. Saat tiba di Polres sudah lebih dari 10 mobil ikut lapor, mulai dari Xpander sampai Innova. Di belakang saya juga banyak menyusul,” ujarnya.
    Hasniah mengaku sempat melihat salah satu pelaku masih berkeliaran di depan Pengadilan Negeri Jeneponto.
    “Yang tidak pakai baju masih sembunyi di selokan,” katanya.
    Hasniah berharap polisi segera bertindak tegas sebelum jatuh korban lebih banyak.
    “Saya harap pelakunya cepat ditangkap, supaya tidak ada lagi korban lain,” pungkasnya.
    Saat berita ini ditulis, Kasat Reskrim Polres Jeneponto, AKP Syahrul Rajabia, belum memberikan keterangan resmi terkait kejadian tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • ASN dan THL Terlibat Narkoba, Bupati Bangkalan Akan Wajibkan Tes Urine Semua Pegawai
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        19 Agustus 2025

    ASN dan THL Terlibat Narkoba, Bupati Bangkalan Akan Wajibkan Tes Urine Semua Pegawai Surabaya 19 Agustus 2025

    ASN dan THL Terlibat Narkoba, Bupati Bangkalan Akan Wajibkan Tes Urine Semua Pegawai
    Tim Redaksi
    BANGKALAN, KOMPAS.com
    – Kasus penyalahgunaan narkoba yang melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Tenaga Harian Lepas (THL) di Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur beberapa waktu lalu membuat pemerintah setempat harus melakukan langkah antisipasi.
    Dalam waktu dekat, Pemerintah Kabupaten Bangkalan akan menggelar tes urine pada seluruh pegawai.
    Hal ini dilakukan agar kejadian serupa tak lagi terulang.
    Bupati Bangkalan, Lukman Hakim, mengatakan, hal itu perlu dilakukan untuk menyisir pegawai-pegawai nakal yang tidak patuh aturan.
    “Kami akan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk melakukan tes urine pada seluruh pegawai,” kata Lukman, Selasa (19/8/2025).
    Menurut Lukman, jika dari tes tersebut ditemukan pegawai yang positif mengkonsumsi narkoba.
    Maka pihaknya akan mengambil langkah-langkah tegas sesuai aturan yang berlaku.
    Selain melakukan tes urine pada seluruh pegawai, pihaknya dalam bulan ini akan melakukan penataan ulang agar pegawai bekerja sesuai dengan kemampuan kinerjanya masing-masing.
    “Bulan ini kita akan lakukan penataan ulang, termasuk tes urine tersebut,” imbuhnya.
    Ia menegaskan, hal tersebut dilakukan sebagai bentuk tindakan tegas pada ASN agar lebih disiplin.
    Bahkan, dalam kurun waktu 6 bulan memimpin, pihaknya telah memecat 4 pegawai yang melakukan indisipliner.
    “Langkah kita harus tegas pada ASN terutama dalam kinerja maupun perilaku serta hal-hal yang bertentangan dengan hukum. Di tahun ini sudah ada tiga sampai empat pemecatan indisipliner,” ungkapnya.
    Ia berharap, seluruh pegawai di Kabupaten Bangkalan bisa bekerjasama untuk meningkatkan kinerjanya untuk membangun Bangkalan lebih baik lagi.
    “Kita ingin membangun Bangkalan lebih baik jadi jangan ada yang berusaha memperlambat gerak kita,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemugaran Situs Gunung Padang Dimulai, Arkeolog UI Pimpin 100 Peneliti Multidisiplin
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        19 Agustus 2025

    Pemugaran Situs Gunung Padang Dimulai, Arkeolog UI Pimpin 100 Peneliti Multidisiplin Bandung 19 Agustus 2025

    Pemugaran Situs Gunung Padang Dimulai, Arkeolog UI Pimpin 100 Peneliti Multidisiplin
    Tim Redaksi
    CIANJUR, KOMPAS.com
    – Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia telah menerbitkan Surat Keputusan (SK) mengenai Pembentukan Tim Kajian dan Pemugaran Situs Cagar Budaya Peringkat Nasional Gunung Padang.
    Ali Akbar, arkeolog dari Universitas Indonesia yang ditunjuk sebagai ketua tim, menjelaskan bahwa tim yang dipimpinnya terdiri dari 100 peneliti dari berbagai disiplin ilmu.
    Di antara disiplin tersebut termasuk arkeologi, arsitektur, paleontologi, topografi, geografi, geologi, sedimentologi, geoteknik, geofisika, hidrologi, paleontologi, dan paleoseismologi.
    “Termasuk ahli tradisi lisan, sosiokultural, sejarawan, dan juga pelibatan warga setempat dalam tim ini,” ujar Ali kepada Kompas.com melalui telepon pada Selasa (19/8/2025).
    Ali menambahkan bahwa tim bertugas untuk melaksanakan kajian pemugaran, studi teknis, menyusun perencanaan pemugaran, serta melaksanakan dan melaporkan hasil kajian dan pemugaran situs purba yang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
    “Penunjukan ini sebagai bentuk apresiasi dan kepercayaan yang diberikan pemerintah. Tentunya, ini menjadi tanggung jawab besar bagi kami,” tuturnya.
    Menurut Ali, SK kementerian ini sangat penting sebagai dasar hukum dan menunjukkan komitmen pemerintah, mengingat pemugaran membutuhkan waktu dan harus dilakukan secara berkelanjutan.
    Ia juga menegaskan bahwa kajian dan pemugaran Situs Gunung Padang seharusnya dapat dilindungi oleh payung hukum yang lebih tinggi.
    “Namun, legitimasi pemerintah ini patut disyukuri, mengingat selama sepuluh tahun terakhir praktis tidak ada aktivitas penelitian sama sekali,” tambahnya.
    Ali juga berharap agar pemerintah memahami pentingnya kajian dan pemugaran ini.
    “Kami berharap, pemerintah dapat memahami hakikat dari kajian dan pemugaran ini. Kalau boleh tidak diburu-buru, mengingat lokasinya yang cukup besar,” ungkapnya.
    Lebih lanjut, Ali menjelaskan, kajian dan pemugaran ini dirancang secara berkelanjutan untuk memungkinkan transfer ilmu pengetahuan.
    “Jadi, tim utama ini punya asisten, dan para asisten dapat melibatkan para mahasiswanya supaya lebih memahami, menjadi ahli, dan bisa melanjutkan penelitian,” tuturnya.
    Ia menekankan bahwa hal ini penting dalam upaya penelitian berkelanjutan mengingat luasnya area Situs Gunung Padang yang mencakup 30 hektar dengan diameter bangunan 100 meter, serta berada pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut.
    “Kita kan tidak pernah bisa melihat bentuk utuhnya itu seperti apa? Kalau mau studi banding juga, kemana, tidak ada acuannya, sehingga
    transfer of knowledge
    ini sangat penting,” tutup Ali.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ambil Uang Rp 20 Ribu yang Jatuh ke Saluran Air, Tangan Pemuda Ini Malah Tersangkut di Sela Beton
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        19 Agustus 2025

    Ambil Uang Rp 20 Ribu yang Jatuh ke Saluran Air, Tangan Pemuda Ini Malah Tersangkut di Sela Beton Surabaya 19 Agustus 2025

    Ambil Uang Rp 20 Ribu yang Jatuh ke Saluran Air, Tangan Pemuda Ini Malah Tersangkut di Sela Beton
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Seorang pemuda bernama Wais dievakuasi tim Pemadam kebakaran dan penyelamatan (Damkarmat) Banyuwangi saat tangannya tersangkut di sela-sela beton saluran air.
    Yang membuat tangan pria 26 tahun itu terjebak di rongga sela-sela saluran air yang ada di Desa Parijatah Wetan, Srono, Banyuwangi, Jawa Timur pada Senin (18/8/2025) malam.
    Menurut keterangan korban kepada petugas, berawal uangnya terjatuh ke celah lubang tutup saluran air dan akhirnya masuk ke dalam.
    “Korban berusaha sendiri untuk mengambil uang tersebut lewat celah lubang tutup,” kata Kepala Damkarmat Banyuwangi, Yoppy Bayu Irawan.
    Wais memasukkan tangannya ke lubang tersebut namun belum sampai ke dasar saluran air, saat hendak mengeluarkan kembali tangannya, justru tangannya tersangkut dan tak bisa keluar.
    Tim Damkarmat Srono yang mendapatkan laporan segera menindak lanjuti dan melakukan proses evakuasi tangan.
    Sebelumnya kawan korban telah berupaya membantu dengan alat seadanya menggunakan linggis namun tak berhasil.
    Tangan Wais akhirnya berhasil dikeluarkan dari sela beton oleh petugas damkar dengan penanganan sekitar 15 menit.
    “Alhamdulillah berhasil mengeluarkan tangan korban dari celah beton saluran air tanpa menyebabkan luka serius,” ujarnya.
    Dengan peristiwa tersebut, Yoppy berharap dapat menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati saat berada di dekat saluran air dan tidak mengambil resiko yang dapat membahayakan diri sendiri.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Semburan Lumpur di Jalur Pantura Indramayu Gegerkan Warga, Mirip Lapindo?
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        19 Agustus 2025

    Semburan Lumpur di Jalur Pantura Indramayu Gegerkan Warga, Mirip Lapindo? Bandung 19 Agustus 2025

    Semburan Lumpur di Jalur Pantura Indramayu Gegerkan Warga, Mirip Lapindo?
    Editor
    INDRAMAYU, KOMPAS.com
    – Semburan lumpur pekat muncul di sisi Jalur Pantura, Desa Kongsijaya, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu, Senin (18/8/2025). Kejadian ini menggegerkan warga sekitar dan viral di media sosial.
    Kekhawatiran pun bermunculan, sebagian warga mengaitkannya dengan tragedi lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur.
    Seperti diketahui, peristiwa semburan lumpur Lapindo terjadi akibat berbagai faktor, mulai dari kesalahan pengeboran, fenomena alam (mud volcano), hingga aktivitas patahan geologi.

    Meski begitu, semburan lumpur di Indramayu ini dipastikan berbeda.
    Humas PT Titan Energi Abadi, Marsel Hayon menegaskan, semburan lumpur tersebut tidak berbahaya. Lumpur itu muncul seiring dengan proyek pemasangan pipa gas.
    “Jadi ini kita sedang lakukan pengeboran HDD, sedangkan lumpur yang keluar ini namanya freak out,” ujar Marsel dikutip dari Tribun Jabar, Selasa (19/8/2025).
    Ia menjelaskan, fenomena freak out adalah keluarnya lumpur dari pori-pori tanah yang lemah dan hal itu kerap terjadi dalam proses pengeboran.
    “Ini juga sebenarnya lumpur sisaan, dan ini aman,” ucapnya.
    Marsel menyebut, usai semburan muncul pihaknya langsung melakukan pembersihan. Sebagian lumpur memang sempat masuk ke badan jalan dan halaman rumah warga, sehingga alat berat dikerahkan untuk penanganan.
    “Ini langsung kita bersihkan, akan kita selesaikan hari ini,” ujarnya.
    Kapolsek Widasari, AKP Suprapto, memastikan bahwa lumpur yang membuat warga panik itu bukanlah luapan berbahaya.
    “Ini hanya lumpur sisa pengeboran,” kata Suprapto.
    Ia menegaskan warga tidak perlu cemas karena pembersihan sedang dilakukan, dan kondisi jalur Pantura Indramayu kembali normal.
    Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Lumpur Hasil Semburan Genangi Jalan Pantura Indramayu, Polisi Pastikan Bukan Luapan
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wisatawan Membeludak di Nusa Penida Bali Tapi PAD Justru Minim, Ini Penjelasan Kajari
                
                    
                        
                            Denpasar
                        
                        19 Agustus 2025

    Wisatawan Membeludak di Nusa Penida Bali Tapi PAD Justru Minim, Ini Penjelasan Kajari Denpasar 19 Agustus 2025

    Wisatawan Membeludak di Nusa Penida Bali Tapi PAD Justru Minim, Ini Penjelasan Kajari
    Editor
    SEMARAPURA, KOMPAS.com
    – Lonjakan kunjungan wisatawan ke Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali ternyata belum sebanding dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
    Setiap pembangunan infrastruktur di pulau eksotis itu, justru selalu terkendala keterbatasan anggaran daerah.
    Hal inilah yang menjadi sorotan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Klungkung, I Wayan Suardi.
    Menurutnya, ada persoalan serius dalam pengelolaan retribusi wisata di pulau eksotis tersebut.
    “Potensi pariwisata Nusa Penida luar biasa, tetapi kenapa PAD Klungkung masih minim? Apakah masih ada pihak-pihak tertentu yang menikmati ‘zona nyaman’ ini?” kata Suardi, beberapa waktu lalu.
    Sejak menjabat, Suardi mengaku telah menelaah sejumlah masalah krusial. Satu di antaranya soal pungutan masuk kawasan wisata.
    Menurutnya, isu ini sudah lama dikeluhkan masyarakat karena tidak berbanding lurus dengan pembangunan di daerah.
    “Wisatawan datang berbondong-bondong, retribusi berjalan, tapi infrastruktur jalan tetap rusak. Ini menyangkut kepentingan publik, jadi wajar bila perlu penyelidikan lebih jauh,” tegasnya.
    Tak hanya soal pariwisata, Suardi juga menekankan agar Kejaksaan menjalankan fungsi penegakan hukum secara profesional dan menyentuh hal-hal yang lebih substansial.
    Ia menilai, kinerja bidang Pidana Khusus (Pidsus) masih perlu ditingkatkan kualitasnya.
    “Jangan hanya berhenti pada kasus kecil di desa. Jika BUMDes dan LPD pun sering jadi sumber persoalan di Klungkung, itu juga harus dikaji,” ungkap dia.
    Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun
    Tribun Bali
    , usai penerapan retribusi wisatawan ke Nusa Penida, jumlah PAD dari sektor pariwisata terus meningkat di Klungkung.
    Bahkan tahun ini, PAD dari sektor pariwisata ditargetkan sekitar Rp 40 miliar. Namun capaian itu diakui masih belum optimal.
    Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Klungkung Ni Made Sulistiawati mengatakan, rata-rata kunjungan ke Nusa Penida berkisar antara 3.000 sampai 6.000 wisatawan per hari.
    Atau mendominasi kunjungan wisatawan ke Kabupaten Klungkung secara umum.
    “Kalau kami melihat data, PAD dari sektor retribusi pariwisata terus meningkat setiap tahunnya,” ujar Sulistiawati saat dikonfirmasi, Senin 18 Agustus 2025.
    Ia mengatakan, tahun 2023 PAD dari retribusi pariwisata mencapai sekitar Rp 17 miliar.
    Lalu pada tahun 2024, PAD dari retribusi pariwisata di Klungkung mencapai Rp 31 miliar.
    Bahkan dengan realisasi ini, tahun ini Dispar Klungkung ditarget PAD lebih dari Rp 40 miliar dari retribusi pariwisata.
    Data itu merupakan akumulasi dari kunjungan di Klungkung daratan maupun Nusa Penida.
    Sedangkan khusus retribusi di kawasan Nusa Penida, untuk tahun 2024 realisasinya sepanjang tahun yakni Rp 28 miliar.
    Tahun 2025 data per Juni 2025 sudah mencapai lebih dari Rp 12 miliar.
    Saat ini upaya menuju digitalisasi pungutan retribusi sudah berproses.
    Pihak rekanan sudah melalukan integrasi data.
    Sehingga semoga tahun ini penjualan retribusi secara online sudah dapat dimaksimalkan, untuk menekan potensi kebocoran retribusi.
    Selain itu pelayanan retribusi offline juga akan tetap dilakukan.
    Saat ini ada sebanyak 35 petugas pemungutan retribusi di pintu masuk Nusa Penida.
    Jumlah itu terbagi dalam 2 shift dan tersebar di sejumpah pintu masuk di Nusa Penida.
    Misalnya di Pos Pelabuhan Sampalan, Pos Pelabuhan Buyuk, Pos Toya Pakeh, dan di Destinasi Wisata Devil Tears di Lembongan.
    “Dengan jumlah petugas itu, kami masih kelimpungan. Terutama di jam-jam padat saat penumpang turun dari Pelabuhan,” jelas Sulistiawati.
    Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Klungkung Tjokorda Surya Putra mengatakan, Kajari Klungkung mendorong agar pungutan restribusi agar full digitalisasi.
    Pemkab sudah melakukan kerja sama digitalisasi pungutan retribusi dengan beberapa pihak penyedia layanan.
    “Astungkara segera bisa kita implementasikan, sehingga pungutan restribusi bisa kita laksanakan di gate awal menuju Nusa Penida atau Lembongan. Serta di tujuan hanya screaning tiket masuk,” ungkap Tjok Surya.
    Nusa Penida menjadi salah satu destinasi wisata populer bagi wisatawan saat berkunjung ke Bali.
    Ada beberapa destinasi di Nusa Penida yang populer dikunjungi wisatawan karena keindahan alamnya, seperti Pantai Kelingking, Pantai Diamond, Crystal Bay.
    Kunjungan wisatawan ke Nusa Penida didominasi WNA asal China, India, dan Australia.
    Meskipun demikian, sampai saat ini masih banyak masalah yang menjadi tantangan di Nusa Penida.
    Seperti masalah pariwisata one day trip atau kunjungan bolak-balik selama sehari bagi wisatawan dianggap tidak berdampak baik bagi industri pariwisata di Nusa Penida.
    Selain itu, masalah infrastruktur di Nusa Penida, seperti jalan menuju destinasi yang dianggap masih harus terus dibenahi.
    Di saat kunjungan wisatawan membludak, maka sering terjadi kemacetan di Nusa Penida.
    Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul
    Kajari Sebut Wisatawan Membludak di Nusa Penida Bali Tapi PAD Minim, Cek Ulang Retribusi & Perizinan
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.