Author: Kompas.com

  • Siswa SMPN di Bondowoso Ditusuk Teman Usai Kegiatan MBG, Kini Jalani Perawatan di RS
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        21 Agustus 2025

    Siswa SMPN di Bondowoso Ditusuk Teman Usai Kegiatan MBG, Kini Jalani Perawatan di RS Surabaya 21 Agustus 2025

    Siswa SMPN di Bondowoso Ditusuk Teman Usai Kegiatan MBG, Kini Jalani Perawatan di RS
    Tim Redaksi
    BONDOWOSO, KOMPAS.com
    – Seorang siswa SMPN 1 Grujugan, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, ditusuk oleh teman sekelasnya usai makan bergizi gratis (MBG) pada Kamis (21/8/2025).
    Penusukan yang terjadi di sekolah itu membuat korban berinisial MD (13) harus dilarikan ke RSUD dr Koesnadi Bondowoso.
    MD diduga ditusuk menggunakan
    cutter
    hingga mengalami luka robek di perut dan masih menjalani perawatan secara medis hingga kini.
    Kepala SMPN 1 Grujugan Rita Kurniati menjelaskan, sempat ada pertengkaran antara korban dan temannya yang menjadi terduga pelaku penusukan.
    “Ada sedikit pertengkaran,” tuturnya saat diwawancara.
    Ia mengatakan, korban dalam keadaan sadar dan tengah menjalani perawatan di RSUD dr Koesnadi.
    Pihak sekolah, kata dia, menyerahkan perkara ini kepada Polres Bondowoso.
    Terpisah, Kabag Humas Polres Bondowoso Iptu Bobby Dwi Siswanto membenarkan bahwa kepolisiaan tengah menangani kasus tersebut.
    Pihaknya menyatakan, sudah menangkap terduga pelaku dan sedang dalam proses penyidikan.
    “Akan dilakukan sidik dan identifikasi,” katanya.
    Karena korban maupun terduga pelaku masih anak, maka perkara ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polres Bondowoso.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polri Targetkan Bangun 500 SPPG untuk Program MBG Tahun Ini
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        21 Agustus 2025

    Polri Targetkan Bangun 500 SPPG untuk Program MBG Tahun Ini Regional 21 Agustus 2025

    Polri Targetkan Bangun 500 SPPG untuk Program MBG Tahun Ini
    Tim Redaksi
    BANJARBARU, KOMPAS.com
    – Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Listiyo Sigit Prabowo meresmikan dua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Markas Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Kamis (21/8/2025).
    Peresmian ini dilakukan dalam rangka kunjungan kerja Kapolri di Banjarbaru.
    Dua SPPG yang diresmikan merupakan milik Polda Kalsel dan Polres Tanah Bumbu.
    Selain itu, Sigit juga melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking untuk pembangunan 11 SPPG lainnya di Kalsel.
    Polda Kalsel ditargetkan memiliki total 14 SPPG guna mendukung program pemerintah, Makan Bergizi Gratis (MBG).
    Ia menambahkan bahwa saat ini Polri telah memiliki 458 SPPG yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan total estimasi penerima manfaat mencapai 1,6 juta orang.
    “Dari jumlah tersebut, sebanyak 49 SPPG telah beroperasi, 21 SPPG masih dalam tahap operasional, 378 SPPG dalam tahap pembangunan, dan 10 SPPG baru saja dilakukan groundbreaking,” ujar Sigit kepada wartawan.

    Sigit juga menyampaikan bahwa seluruh SPPG tersebut akan menyerap sekitar 22.900 tenaga kerja.
    “Tentunya ini juga membuka ruang tenaga kerja, jadi saya kira ini peluang untuk masyarakat bisa ikut bekerja,” jelasnya.
    Di tingkat nasional, Polri menargetkan pembangunan 500 SPPG hingga akhir tahun 2025.
    Target tersebut merupakan angka minimal, dan Sigit menyatakan bahwa jumlah SPPG yang akan dibangun bisa saja bertambah.
    “Saya kira ini menjadi ekosistem yang bagus. Di satu sisi ada ruang membuka lapangan kerja dan di sisi lain ini bisa mendukung program pemerintah sehingga tuntutan juga mendukung pertumbuhan ekonomi,” pungkas Sigit.
    Selain meresmikan dua SPPG, Sigit juga meresmikan gedung Perkantoran Polda Kalsel di Banjarbaru.
    Perlu diketahui, Markas Polda Kalsel telah berpindah dari Banjarmasin ke Banjarbaru.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemuda Tawuran Bawa Sajam di Surabaya, Eri Cahyadi Minta Semua Pelaku Ditangkap
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        21 Agustus 2025

    Pemuda Tawuran Bawa Sajam di Surabaya, Eri Cahyadi Minta Semua Pelaku Ditangkap Surabaya 21 Agustus 2025

    Pemuda Tawuran Bawa Sajam di Surabaya, Eri Cahyadi Minta Semua Pelaku Ditangkap
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta para pemuda yang terlibat aksi tawuran menggunakan senjata tajam (sajam) di kawasan Surabaya Utara segera ditangkap.
    Video tawuran sekelompok pemuda itu viral di media sosial. Mereka terlibat tawuran dengan mengacungkan sajam berjenis celurit. Aksi tersebut merembet sampai ke jalan raya yang dilintasi warga.
    Eri mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah berkoordinasi dengan Kapolres Tanjung Perak mengenai aksi tawuran yang terjadi di Jalan Kedungmangu, Kenjeran, tersebut.
    “Kemarin saya minta untuk Pak Kapolres Tanjung Perak (AKBP Wahyu Hidayat) untuk menangkap semuanya (pemuda terlibat tawuran),” kata Eri di Tugu Pahlawan, Kamis (21/8/2025).
    Eri menyebut, tawuran antar-pemuda yang beredar di media sosial itu berawal dari permainan sepak bola. Kemudian, ada kesalahpahaman hingga berujung terjadinya perkelahian.
    “Itu kan gara-gara sepak bola, ada yang enggak cocok akhirnya seperti itu. Tapi enggak ada yang sampai pukul-pukulan, cuman kejar-kejaran begitu tapi kan tidak membuat nyaman,” jelasnya.
    Sedangkan, Eri sendiri berniat untuk bertemu dengan sejumlah pemuda yang terlibat aksi tawuran tersebut. Sebab, dia khawatir, para pelaku sudah terbiasa melakukan tindak kekerasan.
    “Jadi kita akan kumpulkan anak-anak (yang tertangkap tawuran) itu, kita berikan kegiatan. Setelah itu orangtuanya harus tahu, dan warga kampungnya juga tahu (tindakannya),” ucapnya.

    Mari ngono
    (setelah itu) ayo
    dibenakno
    (dibertulkan), karena ini menjadi menjadi tugas kita bersama. Tidak bisa pemerintah saja, setelah itu dikasih hukuman, ya enggak bisa, enggak berubah,” tambahnya.
    Sementara itu, Kasi Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Iptu Suroto mengungkapkan, pihaknya sudah menangkap dua pelaku, yakni berisinial NA (18) dan FA (18) di rumahnya masing-masing.
    “Sudah ada yang diamankan. Masih dilakukan pemeriksaan,” ucap Suroto.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengakuan Warga soal Kopdes Merah Putih Hambalang Bogor Usai Sebulan Diresmikan: Bingung…
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        21 Agustus 2025

    Pengakuan Warga soal Kopdes Merah Putih Hambalang Bogor Usai Sebulan Diresmikan: Bingung… Bandung 21 Agustus 2025

    Pengakuan Warga soal Kopdes Merah Putih Hambalang Bogor Usai Sebulan Diresmikan: Bingung…
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Satu bulan setelah diresmikan, keberadaan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di Hambalang, Bogor, belum benar-benar dirasakan manfaatnya oleh warga.
    Alih-alih ramai didatangi, koperasi yang digadang-gadang menjadi motor penggerak ekonomi desa itu justru membuat masyarakat bingung.
    Kompas.com melihat langsung ke lokasi, kios dan unit layanan di Kopdes Hambalang terlihat sepi.
    Kondisi itu sejalan dengan pengakuan warga yang menyebut belum pernah berbelanja atau memanfaatkan layanan Kopdes tersebut.
    Erni (33), warga Kampung Hambalang, Desa Hambalang, mengatakan ia mengetahui keberadaan Kopdes sejak peresmian.
    Namun setelah itu, tidak ada aktivitas berarti yang ia lihat.
    Ia juga bingung dengan sistem belanja yang kabarnya harus menggunakan kartu anggota khusus.
    Hal serupa diungkapkan ibu berinisial K (40) dan S (37).
    Mereka menilai, setelah peresmian yang dihadiri Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi pada Juli 2025, tidak ada lagi sosialisasi lanjutan.
    Warga hanya mendengar kabar sepintas soal harga sembako yang lebih murah, tetapi tak ada penjelasan cara belanja maupun syarat keanggotaan.
    “Pas pertama peresmian ramai banget. Tapi sekarang jalan sebulan ya gitu-gitu aja, tidak jalan Kopdesnya. Saya juga tidak pernah ke sana.
    Ngapain
    , mendingan ke warung biasa,” ujar keduanya saat ditemui Kompas.com, Kamis (21/8/2025).
    Keduanya berharap layanan simpan pinjam dan klinik di Kopdes bisa berjalan.
    Sebab, warga membutuhkan akses pinjaman yang mudah dan fasilitas kesehatan yang dekat, mengingat jarak puskesmas dari kampung cukup jauh.
    “Kita maunya layanan klinik itu saja aktifkan karena bisa membantu banget merawat warga yang sakit, kan di sini puskesmas mah jauh banget. Jadi orang yang tidak punya juga bisa berobat gitu,” tuturnya.
    Kebingungan juga dirasakan Fatma dan Irna, warga Kampung Cikalahang, Desa Hambalang.
    Mereka mengaku tidak paham mekanisme Kopdes karena tak ada penjelasan dari pengurus setempat.
    Mereka mendengar kabar adanya pinjaman tanpa bunga, tetapi syaratnya harus menabung dulu sebagai mitra.
    Informasi ini justru membuat warga kecil semakin ragu memanfaatkan layanan.
    Fatma menambahkan, masyarakat sekitar juga belum tahu manfaat nyata dari unit sembako, apotek, maupun klinik.
    Sejauh ini, hanya ada cerita bahwa klinik tidak pernah buka dan kios sembako terkendala modal.
    “Warga jadi bingung, mau coba pun tidak tahu caranya,” ujarnya.
    Padahal, saat peluncuran Kopdes Merah Putih, pemerintah menargetkan koperasi desa ini menjadi pusat layanan ekonomi warga.
    Unit yang ditawarkan meliputi toko sembako, apotek, klinik kesehatan, layanan simpan pinjam, hingga distribusi hasil pertanian.
    Tujuannya untuk mempermudah akses kebutuhan pokok sekaligus memperkuat ekonomi desa.
    Namun, kondisi di Hambalang menunjukkan program ini belum berjalan sesuai harapan.
    Minim sosialisasi, keterbatasan modal, hingga layanan dasar yang tak kunjung aktif membuat warga masih bertanya-tanya dan bingung dengan keberadaan Kopdes Merah Putih bagi desa mereka.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sebulan Diresmikan, Kopdes Merah Putih Hambalang Bogor Sepi dan Layanan Klinik Tak Jalan
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        21 Agustus 2025

    Sebulan Diresmikan, Kopdes Merah Putih Hambalang Bogor Sepi dan Layanan Klinik Tak Jalan Bandung 21 Agustus 2025

    Sebulan Diresmikan, Kopdes Merah Putih Hambalang Bogor Sepi dan Layanan Klinik Tak Jalan
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Satu bulan setelah peresmian, Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, tampak sepi dan belum beroperasi sesuai tujuan awalnya dibentuk.
    Sejumlah unit layanan yang semestinya dibuka untuk masyarakat, seperti toko sembako, klinik apotek, gerai pupuk sarana pertanian, hingga layanan simpan pinjam, tidak berjalan maksimal sebagaimana mestinya.
    Kompas.com datang langsung ke lokasi pada Kamis (21/8/2025), aktivitas hanya terlihat dari empat orang pengelola yang berjaga.
    Toko sembako memang buka, tetapi barang-barang yang ada di rak terlihat sedikit. Tiga rak yang berjejer itu justru lebih banyak yang kosong.
    Kondisi lebih memprihatinkan terlihat di unit layanan kesehatan. Klinik apotek tampak tertutup dengan pintu terkunci dan tanpa aktivitas tenaga medis.
    Kursi tunggu kosong dan berdebu, tak ada dokter maupun perawat yang berjaga.
    Klinik ini bahkan belum pernah beroperasi maksimal sejak awal diresmikan.
    Sejak siang, hanya satu warga yang datang untuk membeli pupuk.
    Selain kios unit layanan klinik yang tutup, kios pangkalan LPG atau penjualan gas melon tabung 3 kg juga tutup.
    Sebab, hanya tabung yang tersedia, sedangkan gas tidak terisi.
    Selama itu pula, hanya satu warga yang terlihat datang ke gerai pupuk sarpras pertanian.
    Salah satu pengelola Kopdes ini mengakui, tak ada warga yang datang hingga barang terbatas karena tidak ada modal untuk melengkapi produk.
    Bahkan, sosialisasi pun diakuinya kurang.
    Padahal, saat peresmian Kopdes Merah Putih di Hambalang pada Juli 2025 lalu, pemerintah menyebut koperasi desa ini akan menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat.
    Kopdes didesain memiliki berbagai unit layanan, mulai dari toko sembako, klinik kesehatan, gerai pupuk, simpan pinjam, hingga distribusi hasil pertanian warga.
    Tujuannya adalah untuk mempermudah akses kebutuhan pokok sekaligus memperkuat ekonomi desa.
    Namun, kondisi terkini menunjukkan operasional Kopdes Merah Putih Hambalang belum berjalan sesuai harapan.
    Minimnya stok barang hingga unit layanan kesehatan yang terbengkalai membuat keberadaan koperasi ini belum memberi manfaat nyata bagi warga sekitar.
    Warga, seorangibu berinisial K (40) dan S (37), mengungkap setelah peresmian yang dihadiri Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi pada Juli 2025, tidak ada lagi sosialisasi lanjutan.
    Warga hanya mendengar kabar sepintas soal harga sembako yang lebih murah, tetapi tak ada penjelasan cara belanja maupun syarat keanggotaan.
    “Pas pertama peresmian ramai banget. Tapi sekarang jalan sebulan ya gitu-gitu aja, tidak jalan Kopdesnya. Saya juga tidak pernah ke sana.
    Ngapain
    , mendingan ke warung biasa,” ujarnya, saat ditemui Kompas.com, Kamis (21/8/2025).
    Keduanya berharap layanan simpan pinjam dan klinik di Kopdes bisa berjalan.
    Sebab, warga membutuhkan akses pinjaman yang mudah dan fasilitas kesehatan yang dekat, mengingat jarak puskesmas dari kampung cukup jauh.
    “Kita mah maunya layanan klinik itu saja aktifkan karena bisa membantu banget merawat warga yang sakit, kan di sini puskesmas mah jauh banget. Jadi orang yang tidak punya juga bisa berobat gitu,” tuturnya. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • TP-PKK Batang Raih Juara Favorit  Lomba Masak Ikan Tingkat Jateng, Faelasufa Faiz: Semoga Tahun Depan Juara 1
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        21 Agustus 2025

    TP-PKK Batang Raih Juara Favorit Lomba Masak Ikan Tingkat Jateng, Faelasufa Faiz: Semoga Tahun Depan Juara 1 Regional 21 Agustus 2025

    TP-PKK Batang Raih Juara Favorit Lomba Masak Ikan Tingkat Jateng, Faelasufa Faiz: Semoga Tahun Depan Juara 1
    Penulis
    KOMPAS.com
    – Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Batang meraih juara favorit pada Lomba Masak Ikan Tingkat Provinsi Jawa Tengah.
    Lomba itu diselenggarakan dalam rangka memeriahkan Hari jadi ke-80 Provinsi Jawa Tengah di halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah, Rabu (20/8/2025).
    Ketua TP-PKK Batang, Faelasufa Faiz yang hadir mendampingi secara langsung mengaku bersyukur, karena akhirnya perjuangan dan persiapan yang sudah dilakukan dari beberapa minggu yang lalu membuahkan hasil maksimal.
    “Alhamdulillah, tim lomba masak dari Kabupaten Batang, yaitu mas Ricky dan mbak Gebi mendapatkan juara favorit pada Lomba Masak Ikan se-Provinsi Jawa Tengah, ini merupakan hasil yang sangat bagus” katanya dalam siaran persnya, Kamis (21/8/2025).
    Ia mengatakan, untuk lomba masak memang PKK Tingkat Kabupaten bahkan Provinsi sudah sering mengadakan lomba tiap tahunnya, jadi kader sudah terbiasa dengan lomba semacam ini.
    “Harapannya untuk tahun depan, Tim PKK Kabupaten Batang persiapannya bisa lebih matang, sehingga bisa meraih juara 1,” harapnya.
    Salah satu peserta lomba dari TP-PKK Kabupaten Batang, Ricky Anggrean mengaku merasa bangga dan senang karena bisa mewakili Kabupaten Batang dalam Lomba Masak Ikan Tingkat Provinsi Jawa Tengah.
    “Gak nyangka banget, karena tadi juga ketika lomba sampai pengumuman merasa deg-degan, experience nya luar biasa sekali, bangun jam 3 subuh, totalitas untuk Kabupaten Batang, dan Alhamdulillah bisa mendapatkan juara favorit,” ungkapnya.
    Ia menambahkan, untuk menu yang dihidangkan adalah Gulai Ikan Patin Krawu Singkong dan ternyata disukai oleh dewan juri.
    Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah, Endi Faiz Effendi menyampaikan, Lomba Masak Ikan bertujuan untuk meningkatkan konsumsi ikan di masyarakat, mempromosikan keanekaragaman menu masakan berbahan dasar ikan, serta mendukung program pencegahan stunting.
    “Selain itu, lomba ini juga bertujuan untuk meningkatkan gizi dan ketahanan pangan, serta mendorong pengembangan usaha kuliner berbasis ikan,” jelasnya.
    Endi Faiz Effendi menyebutkan, kegiatan ini diikuti oleh 29 TP-PKK Kabupaten/Kota dengan tema “Pangan Lokal Berbahan Baku Ikan untuk Cita Rasa Nasional”. Tujuannya agar masing-masing daerah bisa memperkenalkan ikan-ikan endemik yang ada di lokal daerah.
    Juara Lomba Masak Ikan Tingkat Provinsi Jawa Tengah yaitu, Juara 1 Kabupaten Purworejo, Juara 2 Kabupaten Jepara, Juara 3 Kabupaten Kendal, Harapan 1 Kota Semarang, Harapan 2 Kabupaten Banyumas, Harapan 3 Kota Surakarta, dan Juara Favorit yaitu Kabupaten Batang.
    Hadiah lomba diserahkan oleh Ketua TP-PKK Provinsi Jawa Tengah, Nawal Nur Arafah Yasin yang didampingi oleh Deputi Direktur Bank Indonesia Wahyu Dewanti, dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah Endi Faiz Effendi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tersangka Perampokan yang Tewaskan Wanita di Nganjuk Ditangkap Polisi
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        21 Agustus 2025

    Tersangka Perampokan yang Tewaskan Wanita di Nganjuk Ditangkap Polisi Surabaya 21 Agustus 2025

    Tersangka Perampokan yang Tewaskan Wanita di Nganjuk Ditangkap Polisi
    Tim Redaksi
    NGANJUK, KOMPAS.com
    – Pihak Kepolisian Resor (Polres) Nganjuk bergerak cepat mengungkap kasus pencurian disertai kekerasan yang menewaskan seorang ibu rumah tangga di Dusun Sumberkepuh, Desa Klurahan, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
    Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Nganjuk, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Henri Noveri Santoso menuturkan bahwa pihaknya telah mengamankan MA (35), yang kini ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut.
    “(Tersangka) sudah diamankan, tapi masih kita dalami keterlibatan orang lain,” ujar Henri saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    via aplikasi percakapan, Kamis (21/8/2025).
    Peristiwa tragis itu terjadi pada Jumat (16/8/2025) malam di rumah korban, Enik Mulya Ningsih (55).
    Kasus ini baru dilaporkan ke Kepolisian Sektor (Polsek) Ngronggot, Kabupaten Nganjuk, pada Sabtu (17/8/2025).
    Setelah menerima laporan, kata Henri, aparat Reserse Kriminal Polsek Ngronggot dan Polres Nganjuk langsung bergerak cepat, dengan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan barang bukti petunjuk, termasuk rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian.
    Berbekal dari rekaman CCTV tersebut, akhirnya terkuak terduga pelaku.
    “Pengungkapan kasus ini merupakan hasil kerja keras tim gabungan yang secara sabar menelusuri bukti-bukti, termasuk rekaman CCTV. Hal ini membuktikan komitmen kami untuk cepat menindaklanjuti kasus yang meresahkan masyarakat,” tutur Henri.
    Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Nganjuk, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Sukaca mengatakan bahwa tersangka MA merupakan warga Dusun Ngebrugan, Desa Drenges, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk.
    Tersangka MA diamankan aparat kepolisian pada Rabu (20/8/2025) malam.
    Menurut Sukaca, motif tersangka dipicu utang sebesar Rp 60 juta kepada korban, sehingga nekat melakukan aksi kekerasan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
    Tersangka juga membawa kabur uang tunai Rp 114 juta.
    “Dari hasil pemeriksaan, motif yang melatarbelakangi adalah persoalan utang. Tindakan kekerasan yang dilakukan pelaku menyebabkan korban meninggal dunia, dan kini pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum,” katanya.
    Dalam perkara ini, kata Sukaca, tersangka MA bakal dijerat dengan Pasal 365 Ayat (3) sub Pasal 351 Ayat (3) KUHP, dengan ancaman hukumannya maksimal 15 tahun penjara.
    Peristiwa tragis ini menimpa kediaman Jumadi (59) dan Enik Mulya Ningsih (55), yang dirampok maling pada Jumat (15/8/2025) malam.
    Saat kejadian, Jumadi tidak berada di rumah. Ia tengah memenuhi pesanan memijat tetangga desa. Saat itu, Enik berada di rumah seorang diri.
    Anak bungsu mereka bekerja shif malam di sebuah kedai kuliner di Kecamatan Tanjunganom, sementara dua anak lainnya tengah merantau ke luar kota.
    Pada Jumat (15/8/2025) sekitar pukul 20.00 WIB, Jumadi baru kembali ke rumah sepulang dari memijat, dan mendapati pintu rumah dalam keadaan terbuka lebar.
    Awalnya, Jumadi tidak menaruh curiga, hingga ia masuk ke kamar dan menemukan istrinya telungkup di lantai dengan kepala tertutup kain.
    Setelah kain yang menutup kepala istrinya dibuka, baru diketahui bahwa kepala bagian belakang Enik terluka, pipi kiri lebam, dahi dan kelopak matanya bengkak, bahkan keluar darah.
    Jumadi lantas berteriak meminta tolong warga. Saat memeriksa kondisi rumah, ia mendapati tas milik istrinya yang biasa diletakkan di samping kasur hilang. Tas tersebut berisi uang ratusan juta.
    Korban sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis. Namun, setelah menjalani perawatan intensif, nyawanya tidak tertolong. Enik menghembuskan napas terakhir pada Selasa (19/8/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Asisten Nikita Mirzani Debat dengan JPU di Persidangan: Jangan Ngotot Ngomongnya!
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        21 Agustus 2025

    Asisten Nikita Mirzani Debat dengan JPU di Persidangan: Jangan Ngotot Ngomongnya! Megapolitan 21 Agustus 2025

    Asisten Nikita Mirzani Debat dengan JPU di Persidangan: Jangan Ngotot Ngomongnya!
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Asisten Nikita Mirzani yang juga terdakwa kasus pencemaran nama baik dan tindak pidana pencucian uang (TPPU), Ismail Marzuki, beberapa kali berdebat dengan jaksa penuntut umum (JPU) dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis (21/8/2025).
    Mulanya, jaksa mengonfirmasi tentang pembagian uang Rp 2 miliar yang didapat Nikita dan Ismail dari Reza Gladys secara tunai.
    Jaksa berulang kali menanyakan kepada Ismail mengenai nominal uang yang ia terima dari Nikita. Namun, Ismail enggan menyebutkan angka pasti.
    “Dalam hal ini Saudara dapat berapa?” tanya jaksa pada Ismail.
    Ismail menolak memberikan jawaban jelas. Ia hanya menegaskan bahwa biasanya Nikita yang memberinya uang tanpa diminta.
    “Saya enggak pernah minta, paling dia (Nikita) yang ngasih,” jawab Ismail.
    Jaksa kembali menanyakan hal serupa kepada Ismail. Namun, Ismail malah tampak kesal.
    “Sabar, jangan melotot, jangan ngotot ngomongnya!” kata Ismail dengan suara meninggi.
    Tak mau kalah, jaksa pun bertanya lagi. Ia terus menekan agar Ismail menyebutkan jumlah uang yang diterimanya.
    “Bukan, Saudara tidak langsung menjawab. Saya hanya menanyakan, Saudara dari Rp 4 miliar yang diminta, Saudara dapat uang berapa?” tanya hakim lebih tegas dan jelas.
    Akhirnya, Ismail pun mengalah dan mengakui bahwa ia telah menerima uang sebesar Rp 30 juta dari Nikita.
    “Rp 30 juta,” jawab Ismail pendek.
    Perseteruan juga terjadi saat jaksa mengajukan pertanyaan lainnya. Ismail menilai jaksa tidak menangkap penjelasannya dengan jelas.
    Saat itu, Ismail sedang menjelaskan tentang alasannya mengatakan agar Reza Gladys tak usah mengajukan negosiasi kepadanya terkait uang yang diminta. Jaksa pun bertanya maksudnya lagi.
    “Masalah reputasi bisa rusak ini hubungannya apa dengan jangan negosiasi?” tanya jaksa pada Ismail.
    “Yang tadi itu. Makanya dengerin soal jangan nego tadi!” balas Ismail dengan nada kesal.
    Tak lama setelah itu, kalimat Ismail justru dikembalikan jaksa padanya. Saat itu, jaksa meminta Ismail untuk menjelaskan maksud perbincangannya dengan Reza Gladys yang membahas “uang tutup mulut.”
    “Jelaskan obrolan Saudara dengan Dokter Reza ini yang dari awal tadi,” kata jaksa.
    Ismail yang bingung pun bertanya balik kepada jaksa.
    “Coba ulang lagi, Pak, lupa,” jawab Ismail.
    “Makanya didengarkan,” balas jaksa, kemudian membacakan kembali isi obrolan Ismail dan Reza Gladys.
    Melihat perseteruan itu, Nikita hanya tertawa dari kursi di sisi kiri ruangan, bersebelahan dengan kuasa hukumnya.
    Sebelumnya diberitakan, Nikita Mirzani didakwa melakukan pemerasan dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) terhadap pemilik produk kecantikan bernama dokter Reza Gladys.
    Perbuatan itu dilakukan Nikita bersama asistennya, Ismail Marzuki.
    Dakwaan ini dibacakan jaksa penuntut umum (JPU) dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (24/6/2025).
    “Melakukan tindak pidana mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan perbuatan dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan informasi elektronik dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan ancaman pencemaran atau dengan ancaman akan membuka rahasia,” kata jaksa.
    Nikita disebut melakukan siaran langsung TikTok melalui akun @nikihuruhara di mana ia menjelek-jelekkan Reza dan produknya berulang kali.
    Nikita menuding, kandungan produk kecantikan Reza berpotensi menyebabkan kanker kulit.
    “Kalian tahu enggak, kalian pake bahan-bahan yang lama-lama, kalian bisa kena kanker kulit. Udah kalian enggak punya uang, kena kanker kulit, aduh repot,” tutur jaksa Refina menirukan pernyataan Nikita saat siaran langsung.
    Nikita juga mengajak warganet tidak lagi menggunakan produk apa pun dari Glafidsya.
    “Atas perbuatan terdakwa Nikita Mirzani tersebut, membuat saksi Reza menjadi terancam kredibilitasnya sebagai pemilik dari produk Glafidsya dan akan mengakibatkan penurunan penjualan dari produk Glafidsya,” tutur Refina.
    Satu minggu setelahnya, rekan sesama dokter bernama Oky memprovokasi Reza untuk memberikan uang ke Nikita supaya tidak lagi menjelek-jelekkan produknya.
    Reza pun merencanakan pertemuan mediasi dengan Nikita melalui asistennya, Ismail Marzuki.
    Melalui Ismail, Nikita justru mengancam Reza dengan mengatakan bahwa ia bisa dengan mudah menghancurkan bisnis Reza. Oleh karenanya, Nikita meminta uang tutup mulut sebesar Rp 5 miliar.
    Lantaran merasa terancam, Reza akhirnya bersedia memberikan uang, namun “hanya” Rp 4 miliar.
    Atas kejadian tersebut, Reza merasa diperas sehingga melaporkan kasus ini ke kepolisian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pramono Pertimbangkan Usulan Ahok Soal Voucher untuk Pengguna Transportasi Umum
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        21 Agustus 2025

    Pramono Pertimbangkan Usulan Ahok Soal Voucher untuk Pengguna Transportasi Umum Megapolitan 21 Agustus 2025

    Pramono Pertimbangkan Usulan Ahok Soal Voucher untuk Pengguna Transportasi Umum
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Gubernur Jakarta Pramono Anung mengaku tengah mendalami usulan program pemberian
    voucher
    hadiah bagi warga yang menggunakan transportasi umum.
    Gagasan tersebut sebelumnya disampaikan mantan GubernurJakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, saat bertemu dengan Pramono di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (20/8/2025).
    Pramono menuturkan, dirinya tertarik untuk menelaah ide yang diajukan Ahok.
    “Ya, (tertarik), jadi untuk detailnya saya sudah meminta kepada timnya Pak Ahok dan juga Bappeda. Dikoordinasikan dulu untuk didalami,” ujar Pramono di Balai Kota, Kamis (21/8/2025).
    Ia menambahkan, jika nantinya program tersebut dinilai layak dijalankan, Pemprov Jakarta siap mengeksekusinya.
    “Nanti kalau memang available bisa diterapkan dan memberikan kemudahan, keuntungan bagi warga Jakarta, tentunya kami akan tindak lanjuti,” ucapnya.
    Meski demikian, Pramono menegaskan, program itu masih dalam tahap kajian sehingga belum ada keputusan final.
    “Tetapi sekarang ini fasenya baru fase mendalami. Jadi jangan salah ya, jadi sekarang belum persetujuan. Tapi (masih) dilakukan pendalaman mengenai hal tersebut,” jelasnya.
    Sebelumnya, Ahok mengusulkan agar Pemprov DKI menggunakan sistem voucher digital sebagai bentuk integrasi layanan transportasi.
    Menurut Ahok, voucher tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk menyalurkan bantuan maupun insentif kepada warga yang menggunakan transportasi umum.
    “Itu belum terwujud waktu saya jadi gubernur, sekarang Pak Pram yang punya kuasa untuk mewujudkannya,” kata Ahok.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ridwan Kamil Bersyukur Tes DNA Buktikan Bukan Ayah Anak Lisa Mariana, Sebut Fitnah Tak Terbukti
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        21 Agustus 2025

    Ridwan Kamil Bersyukur Tes DNA Buktikan Bukan Ayah Anak Lisa Mariana, Sebut Fitnah Tak Terbukti Nasional 21 Agustus 2025

    Ridwan Kamil Bersyukur Tes DNA Buktikan Bukan Ayah Anak Lisa Mariana, Sebut Fitnah Tak Terbukti
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) disebut bersyukur setelah mengetahui hasil tes DNA yang memastikan bahwa CA (3), anak selebgram Lisa Mariana, bukan anak biologis dirinya.
    Hal ini disampaikan kuasa hukum Ridwan Kamil, Muslim Jaya Butar-butar, saat ditanya respons kliennya atas pengumuman hasil tes DNA yang dirilis oleh Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri, Rabu (20/8/2025).
    “Pak RK mengucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT, fitnah yang keji kepada beliau tidak terbukti. Kebenaran selalu mencari jalannya sendiri,” kata Muslim saat dikonfirmasi, Kamis (21/8/2025).
    Teka-teki soal siapa ayah biologis dari anak selebgram Lisa Mariana akhirnya terjawab.
    Setelah melalui pemeriksaan panjang, hasil tes DNA resmi yang dibacakan Polri memastikan bahwa CA (3) bukan anak biologis Ridwan Kamil.
    “Bahwa pada tanggal 20 Agustus 2025, Biro Lab Dokes Pusdokkes Polri telah menyerahkan hasil pemeriksaan DNA kepada penyidik. Dengan hasil bahwa saudara RK dan anak saudari LM berinisial CA tidak memiliki kecocokan DNA atau non-identik,” kata Kasubdit I Dittipidsiber Bareskrim Polri Kombes Pol Rizki Agung Prakoso dalam konferensi pers, Rabu.
    Menurut Rizki, dengan keluarnya hasil ini, penyidik tetap akan melanjutkan penanganan perkara yang dilaporkan oleh Ridwan Kamil.
    “Penyidik akan menindaklanjuti sesuai alat bukti yang ada, termasuk hasil pemeriksaan DNA ini. Perkara masih berjalan,” tegasnya.
    Karo Labdokkes Pusdokkes Polri Brigjen Pol Sumy Hastry Purwanti memaparkan secara perinci proses pemeriksaan DNA.
    Sampel darah dan buccal swab diambil dari Ridwan Kamil, Lisa Mariana, serta anak Lisa pada 7 Agustus 2025.
    Proses uji berlangsung hingga 12 Agustus 2025.
    “Hasilnya, separuh profil DNA CA cocok dengan separuh profil DNA Lisa Mariana. Namun separuh profil DNA CA lainnya tidak cocok dengan separuh profil DNA Muhammad Ridwan Kamil,” jelas Sumy.
    Kesimpulannya, kata dia, tidak terbantahkan secara ilmiah.
    “Secara genetik, CA adalah anak biologis Lisa Mariana, bukan anak biologis Muhammad Ridwan Kamil,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.