Polisi Periksa 5 Orang Saksi dalam Kasus Vandalisme di Balai Kota Bogor
Tim Redaksi
BOGOR, KOMPAS.com –
Kepolisian Resor Bogor Kota mulai mengusut kasus vandalisme bangunan Kantor Balai Kota Bogor.
Proses penyelidikan ini dilakukan setelah polisi mendapat laporan dari budayawan terkait aksi vandalisme yang terjadi di Balai Kota Bogor.
Kepala Satuan Reskrim Polresta Bogor Kota Komisaris Polisi Aji Riznaldi Nugroho menyebut, saat ini sudah ada lima orang yang diperiksa sebagai saksi sejak kasus tersebut dilaporkan pertama kali pada Kamis (21/8/2025).
“Jadi saat ini kita mulai running melakukan pemanggilan terhadap saksi-saksi. Untuk saksi yang baru diperiksa lima orang,” kata Aji, Sabtu (23/8/2025).
Aji mengatakan, laporan polisi yang disampaikan yaitu berkaitan tentang dugaan tindak pidana perusakan benda cagar budaya sesuai ketentuan Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Karena itu, sambung Aji, polisi akan menerapkan asas lex spesialis atau hukum khusus dalam menangani perkara tersebut.
“Kita masih profiling untuk pelaku atau dugaan-dugaannya. Mungkin nanti akan berkembang,” kata dia.
Sebelumnya, Kantor Balai Kota Bogor, Jawa Barat, menjadi sasaran aksi vandalisme yang dilakukan oleh sejumlah pengunjuk rasa dari kalangan mahasiswa, pada Kamis (21/8/2025).
Beberapa bagian bangunan Kantor Balai Kota Bogor tampak dipenuhi corat-coret tulisan menggunakan cat semprot berwarna merah.
Setelah itu, anggota Polresta Bogor Kota membersihkan tembok Gedung Balai Kota Bogor yang penuh coretan dari para pedemo, Jumat (22/8/2025).
Berdasarkan pantauan Kompas.com, sejumlah anggota polisi tampak sibuk membersihkan tembok gedung yang penuh coret-coretan cat semprot warna merah.
Proses pembersihan diawali dengan pengamplasan terhadap bagian tembok yang dicoret. Kemudian, mereka membersihkan tembok menggunakan air.
Selanjutnya tembok yang telah dibersihkan dicat ulang dengan berwarna putih.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Author: Kompas.com
-
/data/photo/2025/08/23/68a9b418651e1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pramono: Persija Belum Pernah Kalah di JIS, Mudah-mudahan Terus Terjaga Megapolitan 23 Agustus 2025
Pramono: Persija Belum Pernah Kalah di JIS, Mudah-mudahan Terus Terjaga
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Persija menutup pertandingan Super League BRI melawan Malut United FC di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, Sabtu (23/8/2025) dengan skor imbang 1-1.
Gubernur Jakarta Pramono Anung menyebut semangat para pemain Persija sangat luar biasa. Mereka juga tercatat belum terkalahkan di JIS.
“Selama mereka memakai JIS belum pernah kalah dan mudah-mudahan semangat ini terus dijaga,” kata Pramono Anung di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, Sabtu.
Pramono yang hadir dan menyaksikan langsung laga tersebut mengaku kagum dengan permainan para pemain Persija.
“Alhamdulillah Persija dengan semangat yang luar biasa masih bisa mempertahankan satu-satu. Dan ini menjadi hal yang menurut saya luar biasa,” ujar
Menurut dia, hasil imbang ini bukan sekadar angka tetapi sebagai bukti semangat para pemain Persija.
Meskipun begitu, ia berharap performa Persija di musim ini semakin konsisten agar bisa mengulang masa kejayaan sebelumnya.
“Saya sangat berharap bahwa Persija di musim ini prestasinya jauh lebih baik,” ucap dia.
Saat ditanyai terkait pemain favoritnya, Pramono menyebutkan beberapa pemain yang berlabel tim nasional, yakni Rizky Ridho dan Jordi Amat.
“Ya pasti Rizky Ridho, Maxwel, Jordi Amat, dan beberapa pemain witan,” ucap dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/23/68a9d4a0395df.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kepulan Asap Muncul dari Area Proyek di Kebon Sirih, Ini Penjelasan MRT Megapolitan 23 Agustus 2025
Kepulan Asap Muncul dari Area Proyek di Kebon Sirih, Ini Penjelasan MRT
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Viral video menampilkan kepulan asap tebal di sekitar area proyek MRT Fase 2A, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Sabtu (23/8/2025).
Dalam video yang diunggah akun Instagram @jakpus.terkini, menunjukkan kepulan asap berwarna abu membubung tinggi dari balik pagar proyek MRT.
Asap itu terlihat mengerubungi sekitar area bahkan ke jalan protokol di dekat proyek.
Sejumlah petugas yang mengenakan helm pelindung dan rompi tampak berada di tepi pintu masuk area proyek.
Lalu, petugas-petugas itu keluar area proyek dan menutup rapat pintu tersebut.
Plt Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta (Perseroda), Ahmad Pratomo menjelaskan, kepulan asap bukan muncul berasal dari area proyek MRT Jakarta Fase 2A Kebon Sirih.
“Kami sampaikan bahwa kejadian tersebut bukan berasal dari aktivitas konstruksi MRT Jakarta Fase 2A,” ucap Ahmad dalam keterangannya, Sabtu.
Pekerjaan konstruksi MRT Jakarta di area tersebut sedang libur. Menurut Ahmad, kepulan asap diakibatkan karena kebakaran kabel.
“Terjadi kebakaran pada utilitas kabel listrik milik pihak lain yang melintas di area proyek MRT Jakarta Fase 2A,” ujar Ahmad.
Saat ini, kepulan asap telah ditangani pihak terkait dan dilanjutkan penyelidikan oleh pemilik utilitas untuk mencari penyebab kebakaran.
“Saat ini sedang dilakukan investigasi lebih lanjut oleh pemilik utilitas terkait,” kata dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/10/686f9e2fd306c.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
7 Istri Diplomat ADP Akui 7 Kali Telepon Polsek Menteng Sebelum Suaminya Ditemukan Tewas, Tak Direspons Yogyakarta
Istri Diplomat ADP Akui 7 Kali Telepon Polsek Menteng Sebelum Suaminya Ditemukan Tewas, Tak Direspons
Tim Redaksi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com
– Istri mendiang diplomat Kemenlu ADP, Meta Ayu, mengungkapkan bahwa pada malam hari sebelum ADP ditemukan meregang nyawa, Ayu sempat menelpon Polsek Menteng sebanyak tujuh kali, namun tidak ada respons.
Hal itu disampaikan oleh Kuasa Hukum keluarga diplomat Kemenlu, Dwi Librianto, saat konferensi pers di Yogyakarta, Sabtu (23/8/2025).
Dari keterangan Meta Ayu, ia mendapatkan informasi kronologis saat mencoba menghubungi suaminya, yaitu ADP.
“Pertama sejak Senin, 7 Juli 2025, pukul 21.20, Pita (panggilan istri ADP) tidak dapat menghubungi Daru karena WA tidak aktif, centang satu,” katanya, Sabtu (23/8/2025).
Setelah itu, Pita mencoba menghubungi penjaga kos, Siswanto, sebab Pita sudah tidak bisa menghubungi Daru pada pukul 22.23 dan 22.25 hari Senin itu.
Saat itu, Siswanto tidak bisa dihubungi karena nomor WA tidak aktif.
Dwi, melanjutkan pada dini hari, yaitu pada 8 Juli 2025 sekitar pukul 00.14, Pita berinisiatif untuk menghubungi Polsek Menteng, namun tak ada respons.
“Dini hari tanggal 8 Juli 2025, menelpon Polsek Menteng tujuh kali, nomornya 02131926390. Tadi pagi saya coba menghubungi, memang ada, tapi tidak ada respons. Jadi, tujuh kali istri almarhum menghubungi Polsek Menteng,” kata dia.
Dwi menyampaikan bahwa pada tanggal 8 Juli 2025 pukul 00.30, istri ADP kembali menghubungi Siswanto ke nomor handphone-nya dan saat itu diangkat.
Dari telepon tersebut, Pita menjelaskan kepada Siswanto agar mengecek kamar ADP.
Pita kembali menelpon penjaga kos pada pukul 05.00 untuk mengecek kamar Daru, saat itu Pita mendapatkan jawaban bahwa pengecekan dilakukan pagi hari saat menjelang ADP berangkat, karena pada waktu telepon masih dalam keadaan gelap.
“Sekitar pukul 06.00, Pita kembali minta tolong ngecek kos. Lalu, Siswanto mengirim pesan ke saksi, bahwa nanti pukul 07.30 dicek karena nomor Daru tidak aktif. Pada pukul 07.30, pengecekan dilakukan dan sudah diketahui meninggal dunia,” katanya.
Kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI berinisial ADP (39) menarik perhatian publik setelah ditemukan tewas di kamar indekosnya, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa, 8 Juli 2025.
Penemuan jasad dalam kondisi sejumlah kejanggalan di tempat kejadian memicu banyak spekulasi. Namun, penyelidikan mendalam oleh Polda Metro Jaya dan para ahli akhirnya menyimpulkan bahwa kematian ADP tidak melibatkan pihak lain.
Berikut ini kronologi lengkap kasus kematian diplomat Kemlu ADP dari hasil penyelidikan yang disampaikan Polda Metro Jaya pada Selasa (29/7/2025).
Polisi telah melacak jejak ADP dari Senin (7/7/2025) pagi hingga Selasa (8/7/2025) pagi melalui 20 titik CCTV.
Dari pelacakan tersebut, tidak ada orang lain yang masuk ke kamar korban. Kemudian, untuk barang bukti lakban ditemukan menggantung di leher, dililit dari kanan ke kiri dengan posisi akhir masih menempel.
Sidik jari pada lakban cocok dengan milik ADP sendiri.
Barang bukti yang ditemukan, diantaranya:
Pemeriksaan digital forensik menunjukkan ADP pernah mengakses layanan bantuan emosional pada 2013 dan 2021.
Kemudian, ditemukan adanya komunikasi via email dengan lembaga pendamping psikis. Serta, ADP menyampaikan keinginan mengakhiri hidup karena tekanan pribadi.
Menurut Ketua Umum Apsifor, Nathanael Sumampouw, ADP mengalami “compassion fatigue” atau kelelahan empati akibat pekerjaannya melindungi WNI di luar negeri.
Ia dikenal positif dan bertanggung jawab, namun sulit mengekspresikan tekanan emosional.
Akumulasi tekanan itu menghambat aksesnya pada bantuan psikologis langsung.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya menyatakan bahwa tidak ada peran orang lain dalam kasus kematian ADP.
“Indikator dari kematian ADP mengarah pada kematian tanpa keterlibatan pihak lain,” jelas Wira.
Sementera itu, Dokter forensik dr. Yoga Tohijiwa, Sp.FM menjelaskan bahwa penyebab kematian adalah mati lemas akibat gangguan oksigen pada saluran napas atas.
Adapun hasil laboratorium dan visum terhadap jenazah ADP, yakni:
(Penulis: Mohamad Bintang Pamungkas)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/08/22/68a80af9e6c1d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/08/23/68a9a5deab1f8.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2024/07/10/668dc9e358962.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2023/08/23/64e550395296c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/08/23/68a967676fa1c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/06/24/685a6fb8bf3cb.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)