Author: Kompas.com

  • Viral Kasus Edit Foto Asusila Aplikasi AI di Cirebon, Korban dan Keluarga Trauma Berat
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        25 Agustus 2025

    Viral Kasus Edit Foto Asusila Aplikasi AI di Cirebon, Korban dan Keluarga Trauma Berat Bandung 25 Agustus 2025

    Viral Kasus Edit Foto Asusila Aplikasi AI di Cirebon, Korban dan Keluarga Trauma Berat
    Tim Redaksi
    CIREBON, KOMPAS.com
    – Kasus foto gadis yang diedit tanpa busana menggunakan aplikasi kecerdasan buatan (AI) atau akal imitasi viral di sejumlah media sosial.
    Korban foto tanpa busana itu merupakan pelajar tingkat SMP di Kota Cirebon yang dilakukan rekannya sendiri.
    Korban dan keluarga merasa trauma berat.
    Foto tersebut direkam dalam bentuk video berdurasi 37 detik yang telah menyebar luas dalam beberapa platform aplikasi.
    Video itu merekam foto dari sebuah grup aplikasi WhatsApp dan juga dari galeri penyimpanan.
    Beberapa foto berupa gadis tanpa busana dan beberapa foto lainnya masih berbentuk asli atau belum diedit.
    Kuasa Hukum Korban, Sharmila, menyampaikan bahwa enam korban bersama keluarganya yang menjadi klien merasa sangat trauma berat.
    Mereka tak menyangka hal ini menimpa putri mereka.
    Terlebih lagi, ini menjadi jejak digital yang sangat sulit dihapus dan membekas.
    “Sangat, sangat trauma. Korban-korban ini perempuan, sejak viral sampai kapan bisa dihapus? Yang sudah beredar fotonya di dunia maya, sampai kapan bisa hilang? Terutama orangtuanya, sangat bersedih,” kata Sharmila saat ditemui Kompas.com, Senin (25/8/2025) malam.
    Sharmila menegaskan bahwa nasib para korban yang diedit fotonya menggunakan badan terbuka vulgar ini sangat malang.
    Masa depan mereka sangat dirugikan dengan jejak digital yang sudah menyebar ke mana-mana.
    Mereka sangat khawatir hal itu dianggap benar oleh orang yang tidak mengetahui kasus ini sebenarnya.
    Begitu pun saat mereka mau mengejar jenjang pendidikan, menjalani rumah tangga, dan lainnya.
    Bahkan, kata Sharmila, para korban yang berhijab pun tetap dapat sangat dirugikan.
    “Sangat ditakutkan, ada banyak yang beranggapan itu benar. Bagaimana anak perempuan mau menikah? Atau besok lusa anak perempuan ini berhijab punya jejak digital yang vulgar, kan sangat memalukan,” tambah Sharmila.
    Sharmila menyebut bahwa enam korban yang dia dampingi adalah tindakan jahat para pelaku yang sebenarnya adalah rekan korban.
    Para pelaku ini diduga menyimpan foto korban, lalu mengedit foto wajah korban menggunakan aplikasi.
    Mereka lalu memasang wajah dengan badan yang terbuka vulgar.
    Pihaknya melaporkan kasus ini kepada Satreskrim Polres Cirebon Kota untuk mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya.
    Sharmila melaporkan para pelaku dengan Undang-Undang Pornografi, sekaligus UU ITE, lantaran telah menyebarluaskan di media sosial hingga viral.
    Namun, sejak Jumat (22/8/2025) hingga hari ini, Senin (25/8/2025), pihaknya masih berusaha melapor dan memberikan keterangan kepada polisi.
    Kasat Reskrim Polres Cirebon Kota, AKP Fajrie Ameli Putra, menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima kedatangan korban, keluarga, dan kuasa hukumnya.
    Mereka sudah membuat laporan awal.
    Petugas juga sudah mulai memeriksa beberapa pihak yang diduga terlibat.
    “Informasi ini kami dapat Jumat malam, kami respons langsung cepat, lakukan penyelidikan, kami cari terduga pelaku untuk klarifikasi dan interogasi. Jadi, dari Sabtu, Minggu, hari ini, Senin juga masih pemeriksaan,” kata Fajri saat ditemui Kompas.com, Senin (25/8/2025) malam.
    Fajri menyebut bahwa langkah yang dilakukan para klien baru berupa pengaduan masyarakat atau Dumas, belum pada laporan polisi resmi.
    Fajri menyebut mereka masih perlu melengkapi beberapa hal, termasuk kesiapan korban atau keluarga korban sebagai pelapor.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gara-gara Kasus Korupsi Kuota Haji, 8.400 Calon Jemaah yang Antre 14 Tahun Gagal Berangkat
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        25 Agustus 2025

    Gara-gara Kasus Korupsi Kuota Haji, 8.400 Calon Jemaah yang Antre 14 Tahun Gagal Berangkat Nasional 25 Agustus 2025

    Gara-gara Kasus Korupsi Kuota Haji, 8.400 Calon Jemaah yang Antre 14 Tahun Gagal Berangkat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengatakan, sebanyak 8.400 calon jemaah haji yang sudah mengantre selama 14 tahun gagal berangkat karena adanya dugaan korupsi kuota haji 2024.
    “Ada 8.400 orang jemaah haji yang sudah mengantre lebih dari 14 tahun yang seharusnya berangkat di tahun 2024, menjadi tidak berangkat, akibat praktik tindak pidana korupsi ini,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu di Gedung Merah Putih, Jakarta, Senin (25/8/2025).
    Asep mengatakan, hal ini menjadi ironi dan tidak boleh terulang kembali.
    Dia menambahkan, pembagian kuota haji tambahan 2024 seharusnya dibagi 92 persen untuk haji reguler dan 8 persen untuk haji khusus.
    “Ini menjadi sebuah ironi gitu ya, dan tentunya kita berharap praktik-praktik seperti ini tidak lagi terjadi,” ujarnya.
    KPK tengah menyidik kasus dugaan korupsi terkait penentuan kuota haji tahun 2023-2024 di Kementerian Agama yang terjadi pada masa Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
    Dalam perkara ini, KPK menduga terdapat penyelewengan dalam pembagian 20.000 kuota tambahan yang diberikan pemerintah Arab Saudi.
    Asep menjelaskan, berdasarkan Pasal 64 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah, diatur bahwa kuota haji khusus ditetapkan sebesar 8 persen, sedangkan kuota haji reguler ditetapkan sebesar 92 persen.
    Dengan demikian, 20.000 kuota tambahan haji itu seharusnya dibagi menjadi 18.400 atau setara 92 persen untuk haji reguler dan 1.600 atau setara 8 persen untuk haji khusus.
    Namun, dalam perjalanannya, aturan tersebut tidak dilaksanakan oleh Kementerian Agama.
    “Tetapi kemudian, ini tidak sesuai, itu yang menjadi perbuatan melawan hukumnya. Itu tidak sesuai aturan, tetapi dibagi dua (yaitu) 10.000 untuk reguler, 10.000 lagi untuk kuota khusus,” ujar Asep.
    “Jadi kan berbeda, seharusnya 92 persen dengan 8 persen, ini menjadi 50 persen, 50 persen. Itu menyalahi aturan yang ada,” imbuh dia.
    KPK menaksir kerugian negara dalam perkara ini mencapai Rp 1 triliun.
    KPK pun sudah mencegah tiga orang bepergian ke luar negeri demi kepentingan penyidikan, yakni eks Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas; eks staf khusus Yaqut, Ishfah Abidal Aziz; dan pengusaha biro perjalanan haji dan umrah, Fuad Hasan Masyhur.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • PT Sungai Budi Bantah Penyekapan Febri, Buruh yang Ditemukan Tewas di Mes Pabrik
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        25 Agustus 2025

    PT Sungai Budi Bantah Penyekapan Febri, Buruh yang Ditemukan Tewas di Mes Pabrik Surabaya 25 Agustus 2025

    PT Sungai Budi Bantah Penyekapan Febri, Buruh yang Ditemukan Tewas di Mes Pabrik
    Tim Redaksi
    JEMBER, KOMPAS.com
    – PT Sungai Budi Jember, perusahaan tempat Febri Arisandy bekerja dan ditemukan tewas, akhirnya mau buka suara.
    Kepala Cabang PT Sungai Budi Jember, Vincent Yafet menyangkal adanya penyekapan oleh pihak perusahaan.
    “Tidak benar,” jawabnya singkat melalui pesan WhatsApp kepada
    Kompas.com
    , Senin (25/8/2025).
    Namun, ia tak mau menjelaskan lebih lanjut terkait detail persoalan dugaan Febri bunuh diri di mes pabrik.
    “Izin belum bisa banyak memberikan komentar, saat ini kami sedang fokus ke penyelesaian persoalan tersebut, dalam proses koordinasi dengan manajemen dan ahli waris Almarhum Febri,” ucapnya.
    Sementara itu, om korban, Nofi Cahyo Hariyadi, kekeuh mengatakan bahwa korban sudah dua hari tak diperkenankan pulang oleh pihak perusahaan sebelum akhirnya ditemukan meninggal.
    Menurutnya, satpam PT Sungai Budi yang menahan korban untuk pulang lantaran diminta menunggu proses audit mengenai kehilangan tepung-tepung di pabrik yang hilang.
    “Satpamnya disuruh manajemen (tak membolehkan korban pulang),” ujarnya, Senin (25/8/2025).
    Terpisah, Kasatreskrim Polres Jember, AKP Angga Riatma mengatakan masih terus menggali keterangan dari sejumlah saksi, termasuk keluarga korban.
    “Insya Allah
    kalau rampung pemeriksaan, Rabu ini kita rilis,” katanya.
    Pihaknya telah memanggil dan meminta keterangan dari kedua orangtua, kakak, dan tunangan Febri.
    Sebelumnya, penyidik telah meminta keterangan kepada pimpinan PT Sungai Budi.
    Semua persoalan mencuat bermula dari penemuan mayat Febri yang diduga bunuh diri dalam kamar mes pabrik distributor tepung merek ternama di Lingkungan Sumber Ketangi, Kelurahan Wirolegi, Kecamatan Sumbersari, Jember, pada Jum’at (22/8/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kacab Bank BUMN Ingin Umrah Bersama Keluarga Sebelum Diculik dan Dibunuh
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Agustus 2025

    Kacab Bank BUMN Ingin Umrah Bersama Keluarga Sebelum Diculik dan Dibunuh Megapolitan 25 Agustus 2025

    Kacab Bank BUMN Ingin Umrah Bersama Keluarga Sebelum Diculik dan Dibunuh
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com – 
    Mohamad Ilham Pradipta (37), Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN, memiliki cita-cita berangkat ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah umrah sebelum ia diculik dan dibunuh pada Kamis (21/8/2025) lalu.
    Hal itu diungkapkan oleh kakak kandung korban, Andina. Ia mengatakan, Ilham pernah menceritakan keinginannya untuk segera berangkat umrah, tetapi niat tersebut kini tak bisa terwujud.

    Wishlist
    -nya itu, beliau itu mau umroh sebenarnya. Beliau waktu terdekat ingin umroh gitu ya,” ujarnya di Bogor, Senin (25/8/2025).
    Andini mengatakan, rencana Ilham untuk pergi umrah sempat menjadi pembicaraan di keluarganya.
    Namun, cita-cita tersebut kini hanya menjadi pengingat bagi keluarga atas harapan yang belum tercapai.
    “Ini juga jadi mengingatkan kami gitu ya. Kesedihan, (keinginan) belum tercapai,” kata dia.
    Ia menambahkan, cita-cita Ilham untuk berangkat ke Tanah Suci bukan hanya untuk dirinya sendiri.
    Sang adik ingin mengajak serta anggota keluarganya agar bisa merasakan pengalaman spiritual bersama.
    “Umroh bersama keluarga. Itu yang pernah disampaikan. Mudah-mudahan bisa diwujudkan oleh keluarga,” jelasnya.
    Adapun kepergian Ilham meninggalkan duka mendalam bagi keluarga. Sosoknya yang dikenal berprestasi, disiplin, sekaligus hangat di mata keluarga kini tinggal kenangan.
    Ilham juga dikenal baik dan hangat di lingkungan rumah. Menurut Andina, adiknya dikenal ramah, senang menyapa tetangga, dan memiliki kedekatan dengan banyak orang sejak kecil.
    “Di lingkungan rumah dan juga di keluarga begitu sangat hangat. Sangat hangat, sangat
    humble
    gitu ya. (Senang) nanya ke semua orang,” kata Andina.
    Ia menyebut, adiknya, kerap meninggalkan kesan mendalam bagi tetangga maupun sahabat di sekitar rumah.
    “Ke tetangga-tetangga sosok dia, yang dari kecil sampai sekarang kalau datang itu pasti (senang) nanya. Pasti nanya, kadang beliin martabak. Makanya semua orang yang ada di lingkungan itu memiliki kesan tersendiri,” ujar Andina.
    Ia menilai, kedekatan Ilham dengan lingkungan sekitar juga tak lepas dari sifatnya yang senang bergaul.
    “Itu sosoknya sangat
    humble
    . Temannya itu dari semua komunitas. Karena memang senang bergaul,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cerita Warga Terjebak 3 Jam di Stasiun Palmerah Imbas Ricuhnya Demo 25 Agustus
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Agustus 2025

    Cerita Warga Terjebak 3 Jam di Stasiun Palmerah Imbas Ricuhnya Demo 25 Agustus Megapolitan 25 Agustus 2025

    Cerita Warga Terjebak 3 Jam di Stasiun Palmerah Imbas Ricuhnya Demo 25 Agustus
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Warga penumpang KRL Commuter Line mengalami kesulitan pulang imbas adanya aksi demo di depan Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (25/8/2025).
    Salah satunya dialami oleh karyawan swasta bernama Isti (22) yang hendak pulang sejak pukul 16.20 WIB dari Stasiun Palmerah ke Pasar Minggu.
    “Mau ke arah Tanah Abang tapi keretanya enggak sampe-sampe, pesan ojek
    online
     (ojol) pun enggak dapat terus,” kata Isti kepada 
    Kompas.com
    , Senin.
    Awalnya, Isti berencana menaiki KRL Commuter Line ke Tanah Abang untuk transit ke Manggarai, kemudian melanjutkan perjalanan dengan kereta tujuan Jakarta Kota-Bogor.
    Namun, hingga lewat pukul 19.00 WIB, ia masih terjebak di Palmerah tanpa kepastian kapan bisa pulang.
    “Saya nungguin kereta ke arah Tanah Abang itu lama, tiga jam lebih sih ini,” ungkapnya.
    Setelah menunggu cukup lama, Isti memutuskan keluar stasiun dan mencari ojek pangkalan menuju Stasiun Karet dengan harga awal Rp 15.000.
    Cara ini ia lakukan setelah sebelumnya sulit mendapatkan ojol selama tiga jam.
    “Saya coba jalan dulu dari stasiun, terus saya lihat ada abang ojek lagi mangkal. Saya coba tanya, mau ambil orderan enggak,” ujar Isti.
    Harapannya sempat memudar ketika ojek pangkalan tersebut menolak pesanannya karena khawatir terkena gas air mata di sekitaran Jalan Pejompongan Raya yang akan dilewatinya.
    “Aku sampai minta tolong dan naikkin harga jadi Rp 30.000, akhirnya pelan-pelan sama ojol jalan,” terang Isti.
    Sekitar pukul 19.30 WIB, Isti baru tiba di Stasiun Karet untuk menunggu jemputan ke rumah.
    Sepanjang perjalanan, Isti menyaksikan massa aksi berhamburan di jalan, memanjat pagar di tepi rel kereta, dan terpapar sisa gas air mata.
    “Bau banget sepanjang jalan, mata juga perih padahal sudah pakai helm dan masker. Ini pekat banget (baunya),” jelasnya.
    Selain itu, situasi lalu lintas juga kacau dan padat kendaraan. Motor kesulitan melintasi gang sebagai jalur alternatif, dan Isti baru merasakan jalanan lancar di daerah Kuningan.
    Sebelumnya, beredar kabar di media sosial soal rencana demo 25 Agustus 2025 di Gedung DPR RI.
    Aksi ini digelar untuk memprotes kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat, salah satunya terkait kenaikan tunjangan bagi anggota DPR RI di tengah kondisi ekonomi negara dan masyarakat yang semakin melemah.
    Kabar demo ini tersebar luas melalui berbagai
    platform
    media sosial dan disebut bertajuk aksi “Revolusi Rakyat Indonesia”.
    Masyarakat dari berbagai kalangan terlihat mulai memadati area depan Gerbang DPR RI yang terletak di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, sejak pagi tadi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 5 Penganiaya Wartawan dan Staf Humas KLH, Ada Sekuriti hingga Ormas
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        25 Agustus 2025

    5 Penganiaya Wartawan dan Staf Humas KLH, Ada Sekuriti hingga Ormas Regional 25 Agustus 2025

    5 Penganiaya Wartawan dan Staf Humas KLH, Ada Sekuriti hingga Ormas
    Tim Redaksi
    SERANG, KOMPAS.com
    – Sebanyak lima orang ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan terhadap wartawan dan staf Humas Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
    Kelimanya adalah KR (31), seorang sekuriti dan anggota ormas BPPKB atau Badan Pengelola Pembangunan dan Pemberdayaan Keluarga Banten; BG (25), sekuriti PT Genesis Regeneration Smelter; AR (32), warga sekitar yang dulunya pernah bekerja di perusahaan tersebut; serta dua lainnya, IP (32) dan AJ (39), yang terlibat dalam penganiayaan wartawan
    TribunBanten.com
    , MR.
    “Kelimanya telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polres Serang,” kata Kapolres Serang AKBP Condro Sasongko kepada wartawan saat rilis kasus di kantornya, Senin (25/8/2025).
    Condro mengatakan, kelima tersangka memiliki peran berbeda dalam aksi pengeroyokan, mulai dari memiting, menendang, menonjok, hingga melakukan pemukulan terhadap korban.
    “Tiga orang ini berperan untuk memukul, memiting, dan menendang korban Humas (Kementerian) Lingkungan Hidup, dan dua orang ini yang melakukan pengeroyokan terhadap teman-teman wartawan,” ujar Kasat Reskrim Polres Serang AKP Andi Kurniady.
    Kelimanya ditangkap dalam kurun dua hari pada Kamis (21/8/2025) dan Jumat (26/8/2025) di daerah Jawilan dan Kopo, Kabupaten Serang.
    Kelimanya dijerat Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan atau kekerasan secara bersama-sama dengan ancaman 5,5 tahun penjara.
    “Untuk sementara (tidak dikenakan UU Pers), kami menggunakan Pasal 170 sesuai dengan laporan yang dilaporkan oleh Humas maupun teman-teman wartawan sendiri,” tandas Andi.
    Sebelumnya, aksi penganiayaan yang dilakukan oleh sejumlah orang terjadi saat rombongan KLH dan wartawan usai penyegelan PT GRS di Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, Kamis (21/8/2025).
    Petugas sekuriti, ormas, hingga oknum polisi menghalangi proses penyegelan sehingga terjadi percekcokan hingga penganiayaan.
    Satu orang anggota Brimob Banten, Briptu TG, telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh Propam.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prabowo Tegur Zulhas, Proses Administrasi Proyek Waste to Energy Harus Selesai 3 Bulan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        25 Agustus 2025

    Prabowo Tegur Zulhas, Proses Administrasi Proyek Waste to Energy Harus Selesai 3 Bulan Nasional 25 Agustus 2025

    Prabowo Tegur Zulhas, Proses Administrasi Proyek Waste to Energy Harus Selesai 3 Bulan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, mengaku ditegur oleh Presiden Prabowo Subianto mengenai masalah administrasi proyek
    waste to energy.
    Hal ini diungkapkan Zulkifli Hasan usai rapat bersama Presiden Prabowo mengenai perekonomian nasional bersama jajaran menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (25/8/2025).
    Adapun rapat ini membahas isu strategis yang mencakup ketahanan pangan, pengelolaan energi berbasis sampah, hingga program koperasi desa untuk memperkuat ekonomi rakyat.
    “Tadi Presiden menegur kami, jangan 6 bulan administrasi, 3 bulan kalau bisa,” kata Zulkifli Hasan usai rapat, Senin.
    Pria yang karib disapa Zulhas ini mengaku siap mengikuti arahan tersebut.
    Adapun percepatan administrasi diambil agar proyek mampu tercapai dalam 18 bulan.
    “Sehingga 18 bulan bisa selesai, kita usahakan,” ujarnya.
    Sejauh ini, pengembangan proyek
    waste to energy
    sudah berjalan.
    Pihaknya menunggu Peraturan Presiden (Perpres) mengenai proyek itu cepat terbit.
    “Saya tadi mengatakan, kami sudah selesai tanda tangan. Tinggal nunggu perpres 1-2 hari ini turun. Maka proses 6 bulan untuk administrasi, 1,5 tahun untuk pengerjaan, mudah-mudahan 2 tahun persoalan sampah kita bisa atasi,” beber Zulhas.
    Selain itu, rapat terbatas juga membahas terkait perkembangan program koperasi desa yang kini sudah mulai berjalan.
    Menko Pangan menyebut, implementasinya masih menunggu turunan peraturan dari Kementerian Keuangan.
    “Mudah-mudahan dalam waktu singkat, satu minggu, dua minggu ini bisa selesai,” katanya.
    Di rapat yang sama, Zulhas turut melaporkan capaian bantuan pangan sebesar 360.000 ton yang telah tersalurkan.
    Zulhas menambahkan, program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) dengan target 1,3 juta ton masih berjalan lambat karena rata-rata distribusi harian baru mencapai 6.000 ton.
    “Target kita 30 ribu ton satu hari. Sehingga dalam tempo 1-2 bulan bisa selesai. Sehingga di mana-mana nanti pasar akan dibanjiri SPHP. Kalau ada kenaikan otomatis, kalau SPHP turun, tentu akan bisa diatasi,” tandas dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ongkos Ojol Meroket Imbas Demo 25 Agustus, Warga Pilih Bertahan di Stasiun Palmerah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Agustus 2025

    Ongkos Ojol Meroket Imbas Demo 25 Agustus, Warga Pilih Bertahan di Stasiun Palmerah Megapolitan 25 Agustus 2025

    Ongkos Ojol Meroket Imbas Demo 25 Agustus, Warga Pilih Bertahan di Stasiun Palmerah
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah warga terjebak di Stasiun Palmerah, Jakarta Pusat, akibat unjuk rasa yang berlangsung di depan Gedung DPR RI pada Senin (25/8/2025).
    Salah satu warga yang terdampak adalah Suci (30), seorang karyawan swasta. Ia mengaku mulai terjebak di stasiun sejak sekitar pukul 16.08 WIB.
    Saat itu, pihak stasiun menginformasikan adanya hambatan pengoperasian KRL Commuter Line akibat demonstrasi.
    “Saya tanya ke petugas di stasiun dan dibenarkan bahwa kereta dari dan menuju Stasiun Palmerah tidak beroperasi. Dan kereta yang melaju dari arah Rangkasbitung hanya beroperasi hingga Stasiun Kebayoran,” ujar Suci kepada
    Kompas.com.
    Suci juga mendengar kabar bahwa penumpang di Stasiun Kebayoran ikut tertahan karena dampak aksi unjuk rasa tersebut.
    Untuk pulang ke rumahnya di daerah Pondok Petir, Kota Depok, Suci mencoba mencari transportasi alternatif dengan menggunakan ojek 
    online
    (ojol).
    Namun, ongkos yang ditawarkan melonjak drastis hingga mencapai kisaran Rp 122.000.
    Padahal, kata Suci, ongkos ojol biasanya dari Pondok Petir-Palmerah tidak pernah menyentuh Rp 80.000.
    “Namun saya mengurungkan niat karena terlalu mahal. Kalau Go-Ride sekitar Rp 122.000 karena kondisi sudah gelap dan hujan ya saya cek ongkos Go-Car,” kata Suci.
    Usai dicek, justru harga ongkos untuk taksi
    online
    (taksol) tersebut, justru jauh lebih mahal.
    “Setelah saya cek malah lebih terkejut lagi karena ongkos Go-Car Rp 222.000,” sambungnya.
    Karena tarif yang terlalu mahal, Suci akhirnya memilih bertahan di stasiun hingga KRL kembali beroperasi.
    Sekitar pukul 17.18 WIB, ia baru bisa menaiki salah satu kereta tujuan Stasiun Tanah Abang yang sempat berhenti di Palmerah.
    “Padahal itu peron menuju Tanah Abang, namun kereta dibuat jadi arus balik lagi ke Parung Panjang (di rel yang sama),” jelasnya.
    Sebelumnya, beredar luas kabar di media sosial mengenai rencana aksi unjuk rasa pada 25 Agustus 2025 di depan Gedung DPR RI.
    Aksi yang disebut bertajuk “Revolusi Rakyat Indonesia” itu digelar untuk memprotes sejumlah kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan masyarakat.
    Salah satu tuntutan yang disuarakan adalah penolakan terhadap rencana kenaikan tunjangan bagi anggota DPR RI, di tengah kondisi ekonomi yang melemah.
    Pantauan di lokasi, massa dari berbagai kalangan mulai memadati area depan Gedung DPR RI di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, sejak pagi hari.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pria Ngaku Anggota Brimob Ditangkap Usai Paksa Pasangannya Layani 8 Pria Hidung Belang
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        25 Agustus 2025

    Pria Ngaku Anggota Brimob Ditangkap Usai Paksa Pasangannya Layani 8 Pria Hidung Belang Regional 25 Agustus 2025

    Pria Ngaku Anggota Brimob Ditangkap Usai Paksa Pasangannya Layani 8 Pria Hidung Belang
    Tim Redaksi
     
    BENGKULU, KOMPAS.com
    – RR (31) warga Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu ditangkap Tim Resmob Macan Gading dan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Sateskrim Polresta Bengkulu, Sabtu (23/8/2025).
    RR, diduga melakukan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan menjual seorang perempuan kepada delapan pria hidung belang.
    Kasat Reskrim Polresta Bengkulu, Kompol Sujud Alif Yulam Lam mengatakan, RR diketahui bekerja sebagai bartender di salah satu kafe di eks lokalisasi Pulau Baai.
    “Bahkan mirisnya lagi, pelaku sempat menyekap korban sejak awal bulan Agustus,” kata Sujud saat dikonfirmasi Senin (25/8/2025).
    Kasat Reskrim menambahkan, untuk memuluskan aksinya, Pelaku RR mengaku sebagai anggota Brimob Polda Bengkulu. Ia berkenalan dengan korban melalui media sosial Facebook.
    Singkat cerita, keduanya menjalin hubungan bahkan pelaku juga sempat menawarkan serta menjanjikan memasukkan korban bekerja di rumah sakit Bhayangkara hingga terakhir dijanjikan akan dinikahi.
    Terbuai rayuan RR, keduanya bertemu di sebuah lokasi di Kota Bengkulu. Lalu korban dibawa ke komplek eks lokalisasi untuk berhubungan layaknya suami istri.
    “Saat melakukan hubungan suami isteri ternyata pelaku merekam dan dijadikan senjata untuk mengancam korban agar mau melayani 8 orang tamu hidung belang,” jelasnya.
    Jika korban menolak, maka rekeman tersebut akan disebar luaskan. 
    Korban yang sudah tidak tahan lagi dengan tekanan pelaku akhirnya melapor ke Polresta Bengkulu. Lalu RR ditangkap polisi.
    Pelaku terancam pasal berlapis pasal 6c Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual atau pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang atau 296 KUHP atau 506 KUHP.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menkes Instruksikan Pembagian Obat Cacing ke Warga Desa Cianaga Imbas Kasus Raya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Agustus 2025

    Menkes Instruksikan Pembagian Obat Cacing ke Warga Desa Cianaga Imbas Kasus Raya Megapolitan 25 Agustus 2025

    Menkes Instruksikan Pembagian Obat Cacing ke Warga Desa Cianaga Imbas Kasus Raya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menginstruksikan pembagian obat cacing ke seluruh warga Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Sukabumi, Jawa Barat.
    Langkah ini diambil setelah Raya, bocah berusia tiga tahun, yang tinggal di wilayah tersebut meninggal dengan tubuh dipenuhi cacing gelang.
    “Semua yang ada di desa itu saya minta dikasih obat cacing. Supaya bisa sembuh. Karena cacing itu obatnya ada dan murah sebenernya,” ucap Budi saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (25/5/2025).
    Selain membagikan obat cacing, Budi memastikan seluruh anggota keluarga Raya yang mengidap tuberkulosis (TBC) mendapat penanganan hingga sembuh.
    “Terus yang kedua itu TBC juga, ngelihat keluarga (Raya) ada yang kena TBC. Itu juga harus segera obatin karena TBC itu sangat mematikan,” kata dia.
    Sebelumnya, Raya, dinyatakan meninggal dunia pada Juli 2025 dengan kondisi tubuh dipenuhi cacing.
    Raya, anak dari pasangan Udin (32) dan Endah (38), pertama kali dibawa ke RSUD R Syamsudin SH pada 13 Juli 2025.
    Saat itu ia dalam kondisi tidak sadarkan diri dan diduga mengalami komplikasi akibat TBC.
    Namun, selama perawatan, tim medis menemukan banyak cacing keluar dari tubuhnya.
    “Awal mula sekali itu ketahuan dari hidung, selanjutnya saat perawatan tampak juga lewat BAB-nya,” ungkap pejabat Humas RSUD R Syamsudin SH Irfanugraha Triputra.
    Menurut Irfan, kondisi kritis Raya dipengaruhi dua faktor utama, yakni TBC dan infeksi cacing.
    Meski sudah mendapat penanganan intensif, Raya meninggal dunia pada 22 Juli 2025.
    Kasus ini semakin viral setelah beredar video yang menunjukkan tubuh bocah tersebut dipenuhi cacing.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.