Author: Kompas.com

  • Pemkab Bantul Usulkan 3.000 Tenaga Harian Lepas Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        28 Agustus 2025

    Pemkab Bantul Usulkan 3.000 Tenaga Harian Lepas Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu Yogyakarta 28 Agustus 2025

    Pemkab Bantul Usulkan 3.000 Tenaga Harian Lepas Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com – 
    Pemerintah Kabupaten Bantul, melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), telah mengusulkan pengangkatan 3.000 Tenaga Harian Lepas (THL) menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) paruh waktu.
    Usulan ini kini tinggal menunggu keputusan dari pemerintah pusat.
    Plt. Kepala BKPSDM Bantul, Isa Budi Hartomo menyampaikan BKPSDM melakukan mapping ada belasan nama yang dicoret karena berbagai faktor seperti pindah, hingga meninggal dunia.
    “Ada 3.000 lebih (THL) yang kami usulkan jadi PPPK paruh waktu. Jumlah ini setelah maaping ternyata ada yang pindah, meninggal atau resign, untuk jumlahnya belasan orang,” kata Isa saat dihubungi wartawan melalui telepon Kamis (28/8/2025).
    RIbuan THL yang diusulkan ini sebagian besar non tenaga kesehatan dan guru. Sebab, dari bidang itu sebagian besar sudah berstatus PPPK.
    “Untuk yang paling banyak dari tenaga teknis,” kata dia.
    Isa mengatakan, pihaknya tinggal menunggu keputusan dari pemerintah pusat terkait penerimaan PPPK paruh waktu.
    “Untuk yang menentukan pemerintah pusat, sudah usul dan tinggal menunggu penetapan saja,” kata dia.
    Perlu diketahui, untuk penetapan kebutuhan oleh Menteri PANRB yang semula 21–30 Agustus digeser menjadi 26 Agustus–4 September 2025. Begitu pula pengumuman alokasi kebutuhan, dari sebelumnya 22 Agustus–1 September menjadi 27 Agustus–6 September 2025.
    Adapun untuk pengisian daftar riwayat hidup (DRH) bagi calon PPPK paruh waktu dimulai 28 Agustus hingga 15 September. Sedangkan penetapan Nomor Induk (NI) PPPK paruh waktu dijadwalkan berlangsung sampai 30 September 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Momen Polisi Sergap Pelajar Hendak Demo di DPR: Nyanyian Berujung Menangis 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Agustus 2025

    Momen Polisi Sergap Pelajar Hendak Demo di DPR: Nyanyian Berujung Menangis Megapolitan 28 Agustus 2025

    Momen Polisi Sergap Pelajar Hendak Demo di DPR: Nyanyian Berujung Menangis
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah pelajar yang melintas di Tol Dalam Kota, tepat depan Polda Metro Jaya, ditangkap polisi saat hendak demo di depan Gedung DPR/MPR RI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025).
    Berdasarkan pantauan Kompas.com, mulanya sejumlah pelajar yang masih berseragam putih abu-abu dan menutup wajah dengan kain itu melintas di Tol Dalam Kota sambil berjalan kaki.
    Pada saat yang sama, sejumlah polisi mengenakan helm, tameng, dan pentungan berdiri di trotoar depan Polda Metro Jaya.
    Saat melintas, puluhan pelajar hampir menutup seluruh ruas Tol Dalam Kota, meski masih ada beberapa kendaraan yang dapat melintas.
    Mereka terlihat membawa bambu berukuran sekitar satu hingga dua meter sambil menyanyikan lagu “Tanah Airku”.
    Beberapa pelajar juga tampak mengatupkan lengan di depan dada sembari memperagakan simbol dua jari atau peace.
    “Damai Pak, damai,” teriak pelajar ke arah polisi.
    Setelah itu, para pelajar tampak bertepuk tangan serempak, entah sebagai bentuk apresiasi atau dengan maksud lain.
    Saat barisan pelajar mulai terputus, seorang polisi langsung berteriak “tangkap! tangkap!”.
    Secara bersamaan, mereka bergerak serentak meringkus para pelajar dan menyita bambu.
    Sejumlah pelajar langsung kocar-kacir saat disergap, sebagian berlari ke arah Slipi, sedangkan yang lain berbalik ke arah Kuningan.
    Saat ditangkap, mereka sempat berdalih bahwa mereka diajak oleh teman. Namun, ada salah satu pelajar menangis kepada polisi.
    “Jangan saya, Pak. Jangan,” ucap seorang pelajar bercelana abu-abu dan berjaket krem.
    Polisi langsung membawa mereka ke dalam Polda Metro Jaya.
    Selain itu, polisi juga mencegat sejumlah pelajar yang mengarah ke gedung DPR/MPR RI dengan menggunakan sepeda motor.
    Dari penangkapan ini, pelajar lagi-lagi terlihat membawa bambu.
    “Ini buat apaan ini?” tanya petugas.
    Ada momen polisi ditabrak pelajar saat mencegat mereka karena panik.
    Hingga pukul 17.45 WIB, polisi masih mencegat para pelajar yang berjalan kaki maupun mengendarai motor hendak mengarah gedung DPR/MPR RI.
    Sebelumnya, demo mahasiswa menolak kenaikan tunjangan dan gaji DPR di depan Gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (28/8/2025), berujung ricuh pada sore hari. Mereka dipukul mundur ke arah Jalan Asia Afrika hingga Pejompongan.
    Massa aksi terlihat saling serang dengan polisi di sekitar depan Gedung DPR.
    Berdasarkan pemantauan Kompas.com dari lokasi, massa melempari polisi menggunakan batu dan bambu usai dipukul mundur memakai gas air mata dan water cannon.
    Sejumlah massa yang tidak mengenakan identitas terlihat menantang polisi yang membuat barikade lengkap dengan rompi, helm, dan baton.
    Mereka mengambil batu besar dari taman yang berada di sisi trotoar, kemudian menghancurkannya menjadi ukuran kecil dan melemparnya ke arah polisi.
    Sebagian polisi dan orang-orang tak berseragam yang berada di barisan depan pun melempar balik batu itu ke barisan mahasiswa.
    Dari mobil komando polisi, terdengar instruksi yang memerintahkan pasukan kepolisian untuk memukul mundur massa.
    “Ayo anggota maju, Sabhara buka jalan. Dorong terus itu dorong. Gas air mata tembak!” ucap suara dari mobil komando tersebut.
    Adapun, sejumlah aparat gabungan TNI-Polri juga melemparkan sejumlah batu ke arah kerumunan massa dari dalam pagar halaman Gedung DPR.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Massa Kembali Maju, Bentrokan Polisi vs Demonstran Pecah di Depan GBK Arena
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Agustus 2025

    Massa Kembali Maju, Bentrokan Polisi vs Demonstran Pecah di Depan GBK Arena Megapolitan 28 Agustus 2025

    Massa Kembali Maju, Bentrokan Polisi vs Demonstran Pecah di Depan GBK Arena
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Bentrokan antara massa aksi dan polisi pecah di depan GBK Arena, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025).
    Bentrokan terjadi setelah massa yang sebelumnya dipukul mundur dari Jalan Gerbang Pemuda hingga Jalan Pintu Satu Senayan kembali menyerbu.
    Massa berlari ke arah polisi sambil membawa bambu dan melempar batu. Beberapa aparat yang tak berseragam membalas dengan melempar batu ke arah massa.
    Pasukan baris depan polisi kemudian membentuk barikade menggunakan tameng.
    Mereka beberapa kali memancing massa untuk maju dengan mengetuk-ngetuk baton secara bersamaan.
    Sementara itu, massa aksi menembakkan kembang api dan melempar petasan ke arah aparat, menimbulkan suara ledakan yang keras.
    Bentrokan berlangsung sekitar pukul 17.25 WIB dan terus berlanjut selama kurang lebih 20 menit.
    Kedua belah pihak saling memprovokasi, melempar batu, dan bambu. Massa juga beberapa kali melontarkan molotov serta membakar pos jaga milik GBK.
    Polisi dan massa bergerak maju-mundur, saling menyerang satu sama lain.
    Beberapa aparat tak berseragam terlihat menargetkan massa yang berada di barisan depan untuk ditangkap saat mereka mendekat ke barikade polisi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Demo Buruh di Semarang Soroti Upah Jateng Rendah, tapi PHK Tertinggi Nasional
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        28 Agustus 2025

    Demo Buruh di Semarang Soroti Upah Jateng Rendah, tapi PHK Tertinggi Nasional Regional 28 Agustus 2025

    Demo Buruh di Semarang Soroti Upah Jateng Rendah, tapi PHK Tertinggi Nasional
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com –
    Ratusan buruh yang tergabung dalam KSPI dan Aliansi Buruh Jateng (Abjad) melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Kamis (28/8/2025).
    Upah murah dan tingginya angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Jawa Tengah menjadi sorotan dalam unjuk rasa kali ini.
    Ketua KSPI Jateng, Aulia Hakim menyebut, UMK ibu kota Jawa Tengah, Kota Semarang saat ini masih di kisaran Rp 3,4 juta.
    Angka tersebut bahkan setara dengan upah di daerah tingkat kabupaten di Jawa Barat.
    “Sebagai ibu kota provinsi, Semarang seharusnya tidak boleh tertinggal. Kondisi ini menciptakan jurang ketertinggalan upah antara Jawa Tengah dengan Jawa Barat maupun Jawa Timur,” ujar Aulia di sela aksi.
    Ia menilai, disparitas upah membuat kesejahteraan buruh di Jawa Tengah semakin tertekan.
    Untuk itu, KSPI mendesak pemerintah menaikkan upah minimum tahun 2026 minimal 6,5 persen.
    “Kenaikan ini penting agar ada keadilan bagi buruh di Jawa Tengah yang selama ini selalu berada di posisi rendah,” tegas Aulia.
    Ketua FSPIP, Karmanto menambahkan bahwa perbedaan tingkat upah membuat buruh di Jateng sulit memenuhi kebutuhan keluarga.
    “Di Jepara misalnya, UMK hanya Rp 2,6 juta. Jelas tidak cukup untuk pekerja yang sudah punya anak. Jadi pemerintah tidak boleh lagi menutup mata soal ketertinggalan ini,” katanya.
     
    Sementara itu Kementerian Ketenagakerjaan mencatat pada semester pertama 2025 Jateng memiliki angka PHK tertinggi secara nasional dengan total 10.995 pekerja terdampak. Berikutnya, Jawa Barat sejumlah 9.494 pekerja dan Banten dengan total 4.267 pekerja.
    Buruh juga mengingatkan agar derasnya investasi yang masuk ke Jawa Tengah tidak mengorbankan kesejahteraan pekerja.
    “Kami tidak menolak investasi, tapi investasi harus berkeadilan. Jangan hanya memikirkan pengusaha, sementara buruh tetap miskin,” imbuh Aulia.
    Tak hanya persoalan upah murah, mereka menuntut penghapusan sistem outsourcing dan juga perbaikan regulasi ketenagakerjaan. Ia menegaskan bahwa isu utama yang diusung adalah “Hostum” atau hapus outsourcing dan tolak upah murah.
    “Outsourcing ini perbudakan modern. Status pekerja harus jelas, hanya ada dua, yaitu pegawai tetap atau kontrak. Bukan orangnya yang di-outsourcing, tapi pekerjaannya,” ujar Aulia.
     
    Selain menolak outsourcing, buruh juga mendesak pemerintah menaikkan batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dari Rp 4,5 juta menjadi Rp 7,5 juta agar daya beli masyarakat meningkat.
    Mereka juga mendorong segera disahkannya RUU Perampasan Aset, menyusul kasus dugaan korupsi yang menjerat pejabat di Kementerian Ketenagakerjaan. Aksi akan dilanjutkan bila tuntutan tidak dipenuhi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Massa Kembali Maju, Bentrokan Polisi vs Demonstran Pecah di Depan GBK Arena
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Agustus 2025

    Update Demo 28 Agustus Sore Ini: Depan DPR Kosong, Massa Terpecah ke GBK dan Pejompongan Megapolitan 28 Agustus 2025

    Update Demo 28 Agustus Sore Ini: Depan DPR Kosong, Massa Terpecah ke GBK dan Pejompongan
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Aksi demo di depan Gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (28/8/2025), berujung ricuh dan meluas ke sejumlah titik di kawasan Senayan.
    Aparat kepolisian menembakkan water cannon dan gas air mata untuk membubarkan massa yang bertahan.
    Kericuhan pecah sekitar pukul 15.10 WIB. Berdasarkan pantauan Kompas.com, massa yang sejak siang berorasi mulai melemparkan batu, botol, hingga bambu runcing ke arah barikade polisi.
    Beberapa petasan juga dinyalakan dan dilemparkan ke kerumunan aparat, memicu suara ledakan yang membuat suasana semakin tegang.
    Polisi kemudian mengerahkan mobil water cannon untuk menyemprotkan air bertekanan tinggi langsung ke arah barisan mahasiswa.
    Situasi di depan gedung DPR RI sudah tampak sepi pukul 17.45 WIB, setelah massa terpecah ke kawasan Pejompongan dan sekitar Gelora Bung Karno (GBK) Senayan.
    Sebaliknya, kelompok demonstran membalas dengan melemparkan batu, benda keras, hingga kembang api ke arah aparat.
    Di tengah kerumunan, terlihat pula sejumlah massa yang masih mengenakan seragam sekolah.
    Bau gas air mata bercampur asap kembang api membuat suasana semakin kacau dan menyulitkan warga yang melintas.
    Polisi menggunakan pengeras suara untuk meminta warga menjauh.
    “Warga yang menonton, segera menjauh! Jangan dekati area kerusuhan!” teriak aparat dari barisan depan.
    Kerusuhan ini berdampak pada layanan transportasi. Jalur kereta rel listrik (KRL) di sekitar Stasiun Palmerah lumpuh dan tidak dapat dilalui.
    Namun, aparat sudah menutup akses di sejumlah titik, termasuk Flyover Ladokgi. Kendaraan taktis, termasuk mobil water cannon dan pengendali gas air mata, disiagakan di sekitar kawasan tersebut.
    Dari mobil komando, aparat berulang kali menginstruksikan anggotanya untuk mendorong massa agar bubar.
    “Anggota maju! Anggota maju! Ingat formasi, ingat formasi!” terdengar suara dari pengeras suara.
    Bentrokan kembali terjadi di Jalan Asia Afrika, tepatnya di depan Pintu 1 GBK, sekitar pukul 16.40 WIB.
    Menurut kesaksian seorang pengemudi ojek online, massa membakar tumpukan sampah dan melemparkan molotov ke arah polisi.
    “Ada kayaknya pelajar gitu, dia masih megang bambu gitu di depan. Tiba-tiba dari belakang ada yang lempar itu (molotov),” ujar pengemudi ojol tersebut.
    Sekitar pukul 17.05 WIB, massa akhirnya membubarkan diri setelah dipukul mundur hingga mendekati tikungan Jalan Pintu Satu Senayan.
    Hingga menjelang petang, kepulan asap sisa gas air mata masih terasa pekat di sekitar lokasi.
    Beberapa peserta aksi, termasuk perempuan, mendapat perawatan medis akibat terpapar gas air mata.
    Situasi lalu lintas di kawasan Senayan, terutama di Jalan Gerbang Pemuda hingga Asia Afrika, sempat lumpuh total.
    Aparat gabungan masih berjaga di sejumlah titik untuk mengantisipasi konsentrasi massa kembali.
    (Reporter: Lidia Pratama Febrian, Ridho Danu Prasetyo | Editor: Tim Redaksi)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Massa Kembali Maju, Bentrokan Polisi vs Demonstran Pecah di Depan GBK Arena
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Agustus 2025

    Massa Demo 28 Agustus Bakar Pos Jaga Depan Pintu 12 GBK Megapolitan 28 Agustus 2025

    Massa Demo 28 Agustus Bakar Pos Jaga Depan Pintu 12 GBK
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Sejumlah massa demo membakar salah satu pos jaga Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, tepatnya di seberang pintu 12 GBK, Kamis (28/8/2025) sore.
    Setelah membakar, massa menyeret pos jaga itu ke tengah jalan lalu menambahkan berbagai material, mulai dari
    banner
    hingga tempat sampah dari halte untuk menjaga bara api tetap menyala.
    Selain itu, mereka berulang kali maju dan mundur di depan barisan polisi yang berjaga di pertigaan jalan.
    “Jaga fokusnya teman-teman, musuh kita di depan!” seru massa aksi.
    Kemudian massa demo melemparkan flare ke arah polisi. Tak berselang lama, polisi melempar balik flare ke arah massa yang melempar.
    Massa sempat menepi saat sebuah ambulans melintas dari arah Jalan Gelora.
    Namun, mereka kemudian berteriak meminta ambulans tersebut berputar balik karena jalan sudah tertutup.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dugaan Korupsi Dana Hibah Rp 16,5 Miliar, Jaksa Geledah Kantor KPU Tanjungbalai Sumut     
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        28 Agustus 2025

    Dugaan Korupsi Dana Hibah Rp 16,5 Miliar, Jaksa Geledah Kantor KPU Tanjungbalai Sumut Medan 28 Agustus 2025

    Dugaan Korupsi Dana Hibah Rp 16,5 Miliar, Jaksa Geledah Kantor KPU Tanjungbalai Sumut
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Kejaksaan menggeledah kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara, Rabu (27/8/2025).
    Proses penggeledahan berkaitan dengan dugaan korupsi dana hibah KPU Tanjungbalai bernilai Rp 16,5 miliar.
    Kasi Intelijen Kejari Tanjungbalai, Juergen K. Marusaha, mengatakan, penggeledahan dilakukan sejak pukul 09.00 hingga pukul 14.00.
    “Jadi, adapun penggeledahan yang dilakukan berkaitan dengan proses penyidikan perihal dugaan tindak pidana korupsi penggunaan belanja hibah uang oleh KPU Kota Tanjungbalai tahun anggaran 2023 dan 2024, dengan total pagu anggaran Rp 16,5 miliar,” ujar Juergen, saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler, Kamis (28/8/2025).
    Dia juga mengatakan, saat proses penggeledahan, pihaknya menyita sejumlah dokumen yang berkaitan dengan dugaan korupsi tersebut.
    “Bahwa tim penyidik sudah membawa beberapa dokumen dan perangkat elektronik yang diperlukan dalam rangka mengungkap kasus dugaan tipikor tersebut, dan selanjutnya tim penyidik akan secara estafet melakukan pemeriksaan perkara yang dimaksud,” ujarnya.
    Juergen lalu menjelaskan hingga saat ini pihaknya belum menetapkan tersangka.
    Proses pemeriksaan terhadap perangkat kerja di sana terus dilakukan.
    Namun, Juergen belum merinci identitas siapa saja yang diperiksa.
    “Jadi, kurang lebih sudah 20 orang yang diperiksa,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bos Maktour Fuad Hasan Masyhur Ditanyai KPK soal Kuota Tambahan Haji 
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        28 Agustus 2025

    Bos Maktour Fuad Hasan Masyhur Ditanyai KPK soal Kuota Tambahan Haji Nasional 28 Agustus 2025

    Bos Maktour Fuad Hasan Masyhur Ditanyai KPK soal Kuota Tambahan Haji
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pengusaha Biro Perjalanan Haji dan Umrah, Maktour, Fuad Hasan Masyur, telah rampung menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (28/8/2025).
    Fuad diperiksa sebagai saksi terkait kasus dugaan korupsi kuota haji 2024.
    Dia mengatakan, sudah memberikan penjelasan kepada KPK terkait kuota haji tambahan.
    “Pemeriksaan sangat baik. Itu mengenai bagaimana kuota tambahan. Itu saja, ya. Kami memberikan penjelasan,” kata Fuad.
    Fuad mengatakan, kuota haji tambahan itu adalah hadiah yang diberikan dari Pemerintah Arab Saudi sehingga harus dijaga dengan baik.
    “Hadiah yang diberikan oleh pemerintah Saudi tujuannya sangat baik. Makanya kita jaga semua agar tidak nanti justru memberikan dampak negatif kepada kedua belah pihak,” ujarnya.
    Saat ditanya mengenai kuota haji tambahan yang dikelola Maktour, Fuad tak mengungkapkan secara detail.
    Dia hanya mengatakan, jumlahnya hanya sedikit.
    “Maktour hanya jumlah yang sangat terbatas. Sangat kecil sekali, ya,” tuturnya.
    Dia juga membantah ada upaya penghilangan barang bukti saat KPK menggeledah kantor Maktour.
    “Enggak ada itu, ya,” ucap dia.
    Sebelumnya, Fuad Hasan Masyur memenuhi panggilan KPK di Gedung Merah Putih, Jakarta, Kamis (28/8/2025) sejak pukul 09.55 WIB pagi tadi.
    Dia terlihat didampingi beberapa orang. “Insya Allah sebagai masyarakat yang baik dan taat, kami dipanggil, kami harus datang, ya,” kata Fuad.
    Fuad juga mengatakan, membawa beberapa dokumen yang dibutuhkan terkait pemeriksaannya hari ini. 
    Terkait polemik kuota haji tambahan menjadi 50 persen, Fuad mengatakan, pihaknya hanya menjalankan kebijakan yang ditetapkan pemerintah.
    “Kalau bicara itu nanti kami sampaikan, karena itu kebijakan dari pemerintah, kami hanya dimintakan untuk bisa mengisi itu saja, ya,” tuturnya.

    Sementara itu, saat ditanya soal pencekalannya ke luar negeri, Fuad tak banyak berkomentar.
    Meski demikian, dia mengatakan, Maktour sudah berkiprah selama 41 tahun dalam pelayanan haji dan umrah dan akan selalu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
    “Kami selalu menjaga integritas kami, akan selalu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Itu yang terpenting, ya. Sebagai penyelenggara terbaik, tentunya kami akan selalu menjaga dan insyaallah selalu berbuat terbaik untuk negeri ini,” ucap dia.
    KPK tengah menyidik kasus dugaan korupsi terkait penentuan kuota haji tahun 2023-2024 di Kementerian Agama yang terjadi pada masa Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
    Dalam perkara ini, KPK menduga terdapat penyelewengan dalam pembagian 20.000 kuota tambahan yang diberikan pemerintah Arab Saudi.
    Berdasarkan Pasal 64 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah, kuota haji khusus ditetapkan sebesar 8 persen, sedangkan kuota haji reguler ditetapkan sebesar 92 persen.
    Dengan demikian, 20.000 kuota tambahan haji itu harusnya dibagi menjadi 18.400 atau setara 92 persen untuk haji reguler dan 1.600 atau setara 8 persen untuk haji khusus.
    Namun, dalam perjalanannya, aturan tersebut tidak dilakukan oleh Kementerian Agama. Kuota tambahan dari Saudi dibagi 50:50 yakni 20.000 dialokasikan 10.000 kuota untuk haji reguler dan 10.000 kuota untuk haji khusus.
    KPK menaksir kerugian negara dalam perkara ini mencapai Rp 1 triliun.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kericuhan Demo DPR di Pejompongan: Langit Diselimuti Asap Hitam, Suara Petasan Bersahutan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Agustus 2025

    Kericuhan Demo DPR di Pejompongan: Langit Diselimuti Asap Hitam, Suara Petasan Bersahutan Megapolitan 28 Agustus 2025

    Kericuhan Demo DPR di Pejompongan: Langit Diselimuti Asap Hitam, Suara Petasan Bersahutan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Suasana di sekitar Jembatan Pejompongan, Jakarta Pusat, mendadak mencekam saat aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI, Kamis (28/8/2025) sore.
    Pantauan
    Kompas.com,
    langit yang semula teduh tiba-tiba dipenuhi letupan petasan yang dilepaskan massa aksi.
    Tak lama kemudian, asap putih gas air mata menutupi area, bercampur dengan bau menyengat kembang api. Warga yang berada di sekitar lokasi terpaksa menutup hidung dan mata untuk mengurangi rasa perih.
    Di tengah kericuhan itu, Susi (40), pedagang minuman yang sudah 12 tahun berjualan di sekitar jembatan, tak kuasa menahan tangis.
    Ia mengaku terbiasa menghadapi aksi demonstrasi, namun tetap diliputi rasa takut setiap kali kericuhan terjadi.
    “Saya takut, tapi mau bagaimana lagi? Saya tetap harus cari nafkah,” ujar Susi dengan suara bergetar saat ditemui
    Kompas.com.
    Menurut dia, gas air mata menjadi momok yang paling menakutkan. Pada aksi sebelumnya, ia bahkan sempat terkena semburan hingga matanya perih.
    “Demo sih sudah dari pagi, saya kan memang biasa jualan di sini. Sudah 12 tahun, jadi sudah sering ketemu demo. Tapi tetap saja, saya takut. Apalagi kalau sudah ada gas air mata begini, perih banget,” lanjutnya.
    Meski dihantui rasa cemas, Susi mengaku tak punya pilihan selain tetap berjualan. Ia harus mencari penghasilan untuk keluarga di kampung.
    “Ya Allah, saya ini ngeri banget. Engggak cuma massa, kadang warga sekitar juga ikut panik. Tiba-tiba saja suasana berubah jadi ricuh,” katanya sambil menyeka air mata.
    Susi menuturkan, pada kericuhan Senin lalu ia terpaksa bertahan hingga larut malam.
    “Kemarin Senin itu, sampai magrib, bahkan hampir setengah sebelas malam baru reda. Saya cuma bisa pulang dengan mata masih perih,” kenangnya.
    Di sela tangisnya, ia mengaku selalu teringat anak-anaknya di kampung. Sebagai seorang ibu, ia hanya bisa mendoakan keselamatan para mahasiswa dan buruh yang turun ke jalan.
    “Saya ini rakyat kecil, nggak bisa apa-apa. Cuma bisa doakan anak-anak yang demo, semoga dilindungi Allah, nggak ada yang celaka. Mereka kan niatnya baik, membela rakyat kecil,” ucapnya lirih.
    Hingga menjelang sore, bentrokan masih terus berlangsung di sekitar Jembatan Pejompongan.
    Letupan kembang api bersahutan dengan tembakan gas air mata, sementara pedagang dan warga sekitar memilih bertahan dengan rasa waswas di tengah situasi yang tak menentu.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kerusuhan di Demo 28 Agustus: Massa Lempar Molotov, Polisi Gunakan Gas Air Mata
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Agustus 2025

    Kerusuhan di Demo 28 Agustus: Massa Lempar Molotov, Polisi Gunakan Gas Air Mata Megapolitan 28 Agustus 2025

    Kerusuhan di Demo 28 Agustus: Massa Lempar Molotov, Polisi Gunakan Gas Air Mata
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Bentrokan antara demonstran dan aparat kepolisian kembali terjadi di Jalan Asia Afrika, tepat di depan Pintu 1 Gelora Bung Karno, Kamis (28/8/2025).
    Insiden dipicu ketika massa yang menuntut bertahan di tengah jalan menyalakan tumpukan sampah, memaksa polisi bergerak untuk membubarkan mereka.
    Seorang pengemudi ojek online di sekitar lokasi menjelaskan, sejumlah orang yang tidak dikenal menantang polisi dengan bambu, sebelum akhirnya molotov dilemparkan ke arah barisan aparat sekitar pukul 16.40 WIB.
    “Ada yang seperti pelajar memegang bambu di depan, tiba-tiba dari belakang dilempar molotov,” kata pengemudi tersebut.
    Sekitar pukul 17.05 WIB, massa perlahan membubarkan diri setelah mundur dari Jalan Asia Afrika hingga mendekati tikungan menuju Jalan Pintu Satu Senayan.
    Asap sisa gas air mata masih pekat menyelimuti lokasi.
    Beberapa peserta aksi, termasuk perempuan, harus menerima perawatan medis di trotoar karena terpapar gas air mata.
    Sebelumnya diberitakan, demo mahasiswa di depan Gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (28/8/2025), berujung ricuh pada sore hari.
    Aparat kepolisian terpaksa menembakkan water cannon untuk mendorong mundur massa yang bertahan di depan pagar utama Gedung DPR.
    Pantauan Kompas.com, kericuhan pecah sekitar pukul 15.10 WIB. Massa mahasiswa yang sejak siang berorasi mulai melemparkan batu, botol, hingga bambu runcing ke arah barikade polisi.
    Sejumlah petasan juga dinyalakan masa dan dilemparkan ke kerumunan aparat kepolisian menimbulkan suara ledakan yang membuat suasana semakin tegang.
    Aparat yang berjaga di balik kawat berduri kemudian mengerahkan mobil water cannon untuk mengurai massa.
    Semburan air bertekanan tinggi diarahkan langsung ke barisan mahasiswa yang berdiri di depan pintu gerbang DPR.
    (Reporter: Ridho Danu Prasetyo | Editor: Abdul Haris Maulana)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.