Keluarga Masih Menanti Kabar 7 Korban Banjir yang Terjebak di Hutan Tapanuli Tengah
Tim Redaksi
MEDAN, KOMPAS.com
– Rosmawati Zebua (30) masih menanti kabar tujuh keluarganya yang terjebak di hutan saat banjir bandang dan longsor melanda Kampung Baru, Kelurahan Huta Nabolon, Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
“Sampai saat belum ada kabar dari mereka. Nomornya pun sudah tak aktif,” kata Rosmawati kepada
Kompas.com
melalui saluran telepon pada Jumat (28/11/2025).
Rosmawati mengaku sudah mencari informasi dari media sosial hingga menghubungi
call center
Basarnas, namun belum mendapat perkembangan apa pun.
“Saya sudah hubungi Basarnas. Katanya jalan ke lokasi masih terhambat longsor. Terus airnya masih deras. Itu kendalanya,” ujar Rosmawati.
Ia menuturkan pihak keluarga lain juga berupaya menuju
Tapteng
, tetapi perjalanan terhambat.
“Jadi saya udah komunikasi dengan mereka juga. Kemarin kabarnya terhambat di Tarutung. Sekarang tak bisa dihubungi lagi,” katanya.
Menurut Rosmawati, ia sudah menitipkan pesan kepada keluarga yang berangkat dari Batam agar segera memberi kabar ketika tiba di lokasi pengungsian.
“Ini lah masih menunggu informasi dari mereka bagaimana. Apakah sudah sampai di lokasi atau tidak,” ucapnya.
Rosmawati mengatakan tetap berharap keluarganya dapat ditemukan dalam kondisi selamat.
“Saya masih tetap berharap keluarga selamat semuanya,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, 50 warga korban banjir dan longsor di
Tapanuli Tengah
terjebak di hutan saat berusaha mengevakuasi diri. Rosmawati menyebut tujuh di antaranya adalah keluarganya. Ia sempat berkomunikasi dengan mereka pada Selasa (25/11/2025).
“Sebenarnya pas itu (video call) mereka nggak dengar apa yang kita omongin. Soalnya HP masuk air juga. Tapi mereka ngomong ‘ini kami sudah mengungsi ya’. Udah nggak di rumah lagi. Pokoknya banjir bandang sudah menghadang semua,” jelasnya saat dihubungi
Kompas.com
, Rabu (26/11/2025).
Ia menambahkan, komunikasi terakhir menunjukkan kondisi para pengungsi yang sangat melemah.
“Sudah tenggelam seperti lautan katanya, ‘makanya kami lari ke atas, tanpa bawa apa pun’. Mereka berteriak minta tolong, kami belum makan ini, pergi dari pagi. Pokoknya kalian berdoa saja buat kami. Kalau pun kami nggak ada kabar, mungkin kami sudah ini katanya,” tuturnya.
Sejak sekitar pukul 11.00 WIB di hari yang sama, ponsel keluarganya tidak lagi bisa dihubungi. Rosmawati mengatakan, dalam rombongan tersebut terdapat bayi berusia tiga bulan dan seorang lansia yang lumpuh akibat stroke.
“Ada bayi umur tiga bulan, itu anak abang saya. Dan ada lansia yang lumpuh karena kena stroke juga,” ujarnya.
Ia menjelaskan hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak Sabtu (22/11/2025), membuat warga bersiap mengungsi ke gereja. Namun banjir bandang yang datang lebih besar dari perkiraan memaksa warga naik lebih tinggi ke hutan tanpa membawa makanan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Author: Kompas.com
-
/data/photo/2025/11/26/6926d8d7680a6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Keluarga Masih Menanti Kabar 7 Korban Banjir yang Terjebak di Hutan Tapanuli Tengah Medan 28 November 2025
-
/data/photo/2025/11/28/692942541ad7b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Puluhan SPBU dan Penyaluran LPG di Sumut Terdampak Banjir dan Longsor Medan 28 November 2025
Puluhan SPBU dan Penyaluran LPG di Sumut Terdampak Banjir dan Longsor
Tim Redaksi
MEDAN, KOMPAS.com
– Aktivitas puluhan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) serta penyaluran LPG di wilayah Sumatera Utara mengalami gangguan akibat bencana tanah longsor dan banjir yang melanda daerah tersebut.
Area Manager Communication, Relations & CSR
Pertamina Patra Niaga
Regional Sumbagut, Fahrougi Andriani Sumampouw menyatakan, pihaknya terus memperkuat langkah penanganan darurat untuk menjaga kelancaran distribusi energi.
“Kondisi jalur transportasi yang sempat terputus menyebabkan beberapa SPBU dan SPPBE mengalami keterbatasan operasional,” ujar Fahrougi dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com pada Jumat (28/11/2025).
Fahrougi menambahkan, berdasarkan laporan operasional hingga 27 November 2025 pukul 21.00 WIB, sebanyak 23 dari 403 SPBU di Sumut terdampak bencana.
Ia menyampaikan, stok BBM di Lembaga Penyalur tercatat sebanyak 4.489 KL Gasoline dan 1.910 KL Gasoil.
Namun, terdapat kendala di mana dua kapal pengangkut BBM tidak dapat bersandar di Pelabuhan Belawan sejak 23 November.
Beruntung, cuaca mulai membaik pada hari ini sehingga gelombang laut yang sebelumnya tinggi telah mereda.
Kapal tersebut kini telah dapat bersandar di Fuel Terminal
Medan
Group.
“Sejak hari ini, proses
recovery
dan normalisasi penyaluran BBM kembali dilakukan ke SPBU-SPBU terdampak secara bertahap,” jelas Fahrougi.
Pertamina Patra Niaga Sumbagut memastikan suplai terus bergerak dan mengimbau masyarakat untuk tetap tenang serta membeli BBM sesuai kebutuhan.
Di sisi lain, Fahrougi mengungkapkan,
penyaluran LPG
ke 15 agen dan 5 Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) di Sumut turut terdampak.
“Sejumlah akses jalur logistik di beberapa titik rusak, termasuk rute Pangkalan Susu-Brandan,” tuturnya.
Sebagai langkah mitigasi, Pertamina melakukan Reguler Alternatif Supply (RAE) dari IT Dumai untuk mendukung suplai LPG ke sejumlah SPPBE yang aksesnya terhambat.
“Hingga hari ini, beberapa SPPBE tercatat masih dapat menyalurkan LPG ke agen sehingga kebutuhan masyarakat tetap terlayani,” kata Fahrougi.
Ia menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan LPG untuk kebutuhan memasak di rumah, karena langkah-langkah percepatan telah dilakukan.
“Mulai dari penambahan mobil tangki dari Dumai, pemanfaatan skid tank, penggunaan AE Suplai, serta penugasan Awak Mobil Tangki dari luar
region
untuk mempercepat
recovery
distribusi,” ungkapnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/25/6924fd4c1122f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Paman Pelaku Penembakan 5 Petani Sawit Bengkulu: R Cabut Pistol daripada Pindah Alam… Regional 28 November 2025
Paman Pelaku Penembakan 5 Petani Sawit Bengkulu: R Cabut Pistol daripada Pindah Alam…
Tim Redaksi
BENGKULU, KOMPAS.com
– Keluarga R, asisten keamanan dan kehumasan PT Agro Bengkulu Selatan (ABS), membeberkan kronologi penembakan lima petani di Kecamatan Pino Raya, Kabupaten Bengkulu Selatan, Senin (24/11/2025). Penjelasan disampaikan paman pelaku, Sahlan Sirad, yang mengaku mendapat mandat dari R untuk menerangkan kejadian tersebut.
“Saat ini keponakan saya itu menjalani perawatan karena luka parah, ada tusukan benda tajam mengenai paru-parunya, tiap batuk mengeluarkan darah,” ujar Sahlan saat dihubungi via telepon, Jumat (28/11/2025).
Sahlan mengatakan,
penembakan
terjadi setelah pembacokan dan penusukan terhadap R yang diduga dilakukan oleh provokator berinisial Ed dan rekan-rekannya yang menamakan diri Forum Masyarakat
Pino Raya
(FMPR).
Ia menyebut peristiwa bermula ketika seorang perempuan berinisial Su, saudari Ed, memukul kepala R berkali-kali menggunakan pangkal pelepah
sawit
yang berduri.
“R roboh dan darah segar membasahi kepalanya luka dua sayatan panjang 25 jahitan,” kata Sahlan.
Saat R terjatuh, Ed disebut mengayunkan parang dan berhasil ditangkis R dengan tangan hingga menyebabkan luka dalam yang memerlukan 12 jahitan. Ia juga menambahkan bahwa sebelum menyerang R, Ed menarik-narik tangan manajer perusahaan Surmadi Damanik hingga terjadi keributan.
Menurut Sahlan, serangan berlanjut saat seorang warga berinisial By diduga menusuk dagu R hingga tembus ke bawah lidah dengan 10 jahitan, lalu menginjak leher R.
“Pada saat itulah R cabut pistol menembak By di perut. Dari pada pindah alam (mati) lebih baik pindah tidur di penjara ujar R, menyampaikan kepada saya,” ucapnya.
Ia menyebut para penyerang langsung melarikan diri setelah suara tembakan terdengar. R kemudian ditolong rekan sesama pekerja dan dibawa ke RS Asyifa, Manna,
Bengkulu
Selatan.
Sahlan mengeklaim keluarga mengantongi foto, video, serta kesaksian korban maupun saksi mata di lokasi kejadian.
Menurutnya, keluarga kini fokus pada pemulihan R yang disebut mengalami dua tusukan dan tujuh luka bacokan.
“Tusukan di bawah ketiak yang fatal mengenai paru-paru sudah dioperasi, setiap batuk masih mengeluarkan darah. Demi keamanan, perawatan R juga kami rahasiakan,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa keluarga berencana melaporkan para terduga pembacok dan penusuk, yang disebut berjumlah lima orang, ke Polda Bengkulu.
“Sembari menunggu R pulih, kami secepatnya akan melapor ke Polda Bengkulu,” katanya.
Terkait
kepemilikan senjata api
, Sahlan menyebut keluarga tidak mengetahui bahwa R memiliki senjata tersebut. Ia menegaskan R siap menjalani proses hukum.
“Ia mengatakan pada kami, akan siap bertanggungjawab atas apa yang dilakukan,” tuturnya.
“R akan menjelaskan soal kepemilikan senjata api yang dia miliki di hadapan polisi, sebagai bentuk tanggung jawab,” lanjutnya.
Sahlan juga menyampaikan bahwa keluarga melakukan penelusuran terkait klaim lahan dan mendapat informasi bahwa warga Desa Cinto Mandi maupun desa sekitar disebut tidak memiliki tanah di wilayah Hak Guna Usaha (HGU)
PT ABS
.
“Memang ada warga desa lain yang menanami tanah HGU dengan sepengetahun pihak PT ABS dan mereka itu tidak ikut kegiatan meneror PT,” katanya.
Ia mengaku melihat video yang beredar dan menilai FMPR tidak mampu menunjukkan legalitas kepemilikan lahan.
“R dan warga ditembak merupakan korban provokasi, ada 12 orang provokator yang kami ketahui,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, lima
petani
tertembak oleh keamanan perusahaan perkebunan kelapa sawit pada Senin (24/11/2025). Dari pihak perusahaan, satu karyawan mengalami luka dan kritis di rumah sakit.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/28/6928f8cd5c2f6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
3 Hari Hilang Kontak, Wali Kota Sibolga Akhirnya Ditemukan Selamat Medan 28 November 2025
3 Hari Hilang Kontak, Wali Kota Sibolga Akhirnya Ditemukan Selamat
Tim Redaksi
SIBOLGA, KOMPAS.com –
Wali Kota Sibolga, Akhmad Syukri Nazri Penarik, yang sempat hilang kontak sejak Selasa (25/11/2025) hingga Jumat (28/11/2025) siang, telah dilaporkan kembali dan sudah tiba di Kota Sibolga.
Kabar tersebut disampaikan Mantan Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng), Bakhtiar Ahmad Sibarani, saat dikonfirmasi lewat akun Instagram miliknya @bakhtiar_sibarani.
Ia menyebut Syukri, yang merupakan koleganya di Partai Nasdem, telah sampai dengan selamat.
“Alhamdulillah. Beliau (
Wali Kota Sibolga
) sudah sampai di Sibolga,” ungkap Bakhtiar, Jumat sore.
Meski demikian, Bakhtiar belum menjelaskan penyebab atau kendala yang membuat Syukri hilang kontak selama tiga hari.
Sebelumnya, Wali Kota Sibolga dilaporkan hilang kontak setelah banjir dan longsor melanda wilayah Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah (Tapteng) sejak Selasa (25/11/2025).
Hingga Jumat siang, posisi dan kondisinya masih belum diketahui.
Ketua DPP Nasdem Teritorial Sumut–Aceh yang juga mantan Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani, sebelumnya juga membenarkan bahwa Syukri tidak dapat dihubungi.
Bakhtiar menambahkan bahwa pada Selasa (25/11/2025) siang, ia masih sempat berkomunikasi dengan Syukri.
Dalam pesan tersebut, Wali Kota mengabarkan bahwa ia terjebak banjir dan longsor di daerah Sitahuis, Tapanuli Tengah, saat hendak menuju Kota Sibolga.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/28/69290c5520b4b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
5 Petugas KAI Argi Minta Maaf ke Alvin dan Anita soal Tumbler Hilang di KRL Megapolitan
Petugas KAI Argi Minta Maaf ke Alvin dan Anita soal Tumbler Hilang di KRL
Tim Redaksi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
Petugas Passenger Service Stasiun Rangkasbitung, Argi, menyampaikan permintaan maaf kepada Alvin dan Anita atas polemik hilangnya tumbler Tuku biru di KRL.
Pernyataan minta maaf itu ia sampaikan lantaran khawatir jika ada tutur kata atau tindakan yang kurang berkenan selama proses penanganan usai adanya laporan kehilangan barang tertinggal di KRL.
“Saya minta maaf kepada Mas
Alvin
dan Mbak
Anita
bilamana ada salah kata ataupun perbuatan saya. Terima kasih,” ucap Argi dalam video @commuterline yang dikutip Kompas.com, Jumat (28/11/2025).
Ia juga mengatakan bahwa dirinya tidak dipecat dan masih bekerja di PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui KAI Wisata.
“Saya Argi masih dipekerjakan di KAI Wisata di bagian passenger service Commuter Line di Rangkas,” kata dia.
Sementara itu, Vice President Train Service Facility and Customer Care KAI, Sondang, juga menyampaikan
permintaan maaf
kepada Anita atas kekurangan dalam proses pelayanan, khususnya terkait
penanganan barang tertinggal
.
“Pelayanan kami memang masih kurang sehingga penanganan barang tertinggal di Mbak Anita mengalami sedikit masalah,” kata Sondang.
Ia menegaskan bahwa KAI akan terus memperbaiki kualitas layanan, termasuk prosedur penanganan barang tertinggal di lingkungan KAI Commuter.
“Kami minta maaf dan kami terus akan meningkatkan pelayanan di KCI. Mohon maaf sekali lagi dari kami. Terima kasih,” ucap dia.
Sebelumnya, seorang petugas pelayanan KRL Commuter Line disebut dipecat setelah diduga terlibat dalam hilangnya sebuah tumbler milik penumpang yang tertinggal di dalam kereta.
Kasus ini pun viral di media sosial setelah pemilik tumbler bernama Anita membuat sebuah utasan di akun Thread pribadinya, @anitadewl, mengenai kejadian tumbler miliknya yang hilang usai tertinggal di kereta.
Ia menganggap ada indikasi pelanggaran prosedur operasional standar (SOP) penanganan barang hilang di lingkungan KAI.
Kasus ini berawal ketika Anita lupa membawa cooler bag yang dibawanya usai menaiki KRL rute Tanah Abang-Rangkasbitung pada Senin (17/11/2025) pukul 19.00 WIB.
Anita menaiki KRL green line tersebut sepulang kerja dan berada di gerbong khusus perempuan. Sekitar pukul 19.40 WIB, ia turun di Stasiun Rawa Buntu.
Saat itu, ia baru menyadari bahwa cooler bag miliknya tertinggal di bagasi Commuter Line.
Ia kemudian melapor kepada petugas. Malam itu juga, cooler bag tersebut ditemukan oleh satpam PT KAI bernama Argi.
Barang itu langsung diamankan dan sempat didokumentasikan.
Keesokan harinya, Anita bersama suaminya, Alvin, mengambil cooler bag tersebut di Stasiun Rangkasbitung.
Namun, ia terkejut karena isi di dalam cooler bag yakni tumbler sudah hilang.
Saat dikonfirmasi, Argi mengakui bahwa ia tidak memeriksa isi cooler bag milik Anita saat menerima barang tersebut.
Ia menyadari kelalaiannya karena kondisi stasiun sedang ramai dan ia masih bertugas berjaga, sehingga cooler bag itu disimpan tanpa pengecekan detail.
Argi kemudian menghubungi Alvin dan meminta maaf melalui pesan singkat.
Bahkan, dalam pesan itu, Argi akan membantu Anita dan Alvin untuk melakukan pencarian melalui rekaman CCTV.
Jika tidak ditemukan, ia bersedia mengganti tumbler tersebut sesuai harganya, yakni Rp 300.000.
“Ini kesalahan saya dikarenakan tidak dicek terlebih dahulu, saya akan tanggung jawab dengan mengganti barang tersebut, Pak,” tulis Argi dalam pesan untuk Alvin yang diunggah di akun Threads @argi_bdsyh, Rabu (26/11/2025).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/28/6929837d835cc.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
BNPB: 3.840 Keluarga Mengungsi Akibat Banjir-Longsor di Sumatera Utara Nasional 28 November 2025
BNPB: 3.840 Keluarga Mengungsi Akibat Banjir-Longsor di Sumatera Utara
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 3.840 keluarga terpaksa mengungsi, akibat banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara dalam beberapa hari terakhir.
Kepala
BNPBSuharyanto
mengatakan bahwa para korban tersebut tersebar di sejumlah titik pengungsian di tujuh kabupaten/kota yang terdampak.
“Kemudian untuk pengungsian, ini tersebar, jumlahnya lebih dari seribuan KK,” ujar Suharyanto dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring, Jumat (28/11/2025).
Dia merinci, di Tapanuli Utara terdapat satu titik pengungsian terpusat di jalur penghubung Tarutung-Sibolga, yakni di sebuah bangunan gereja dengan jumlah sekitar 600 kepala keluarga (KK).
Di Tapanuli Tengah, pengungsian terkonsentrasi di Gelanggang Olahraga milik Pemerintah Daerah Tapanuli Tengah.
Pada malam hari, jumlah pengungsi mencapai 1.100 KK. Namun, saat siang hari, jumlahnya berkurang menjadi sekitar 600 KK karena sebagian warga keluar membantu membuka akses-akses yang masih terputus.
“Ini kalau malam penuh sekitar 1.100, tetapi kalau siang kami hitung, kami cek sekitar 600, karena pada saat siang sebagian masyarakat yang mengungsi juga mengecek dan membantu membuka jalur-jalur yang masih putus,” kata Suharyanto.
Untuk wilayah Tapanuli Selatan, BNPB mencatat sekitar 250 KK mengungsi. Sementara di Kota Sibolga terdapat sekitar 200 KK, dan di Humbang Hasundutan sekitar 150 KK.
“Untuk Mandailing Natal, ini tersebar ada di lima titik tempat pengungsian, ini kami hitung sekitar 1.500 kakak,” kata Suharyanto.
Selain jumlah pengungsi, BNPB juga memperbarui data korban jiwa akibat bencana tersebut. Hingga sore ini, tercatat 116 orang meninggal dunia dan 42 lainnya masih dalam pencarian.
“Untuk Provinsi Sumatra Utara, per hari ini, per sore ini, kami mendata untuk seluruh Provinsi Sumatra Utara, korban meninggal dunia ada 116 jiwa, kemudian 42 jiwa masih dalam pencarian,” ujar Suharyanto.
Menurut dia, angka tersebut berpotensi terus bertambah seiring masih adanya sejumlah titik longsor yang belum dapat ditembus.
“Tentu data ini akan berkembang terus karena kami informasikan juga masih ada titik-titik yang belum bisa ditembus, yang masih dalam proses penanganan,” ucap dia.
BNPB merinci sebaran korban meninggal dunia, yakni di Tapanuli Utara 11 jiwa, Tapanuli Tengah 47 jiwa, Tapanuli Selatan 32 jiwa, Kota Sibolga 17 jiwa, Humbang Hasundutan 6 jiwa, Kota Padangsidimpuan 1 jiwa, dan Pakpak Bharat 2 jiwa.
Adapun di Mandailing Natal, belum ada laporan korban meninggal dunia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/28/69296ec491af8.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
8 Bahlil Akui Kesalahan Masa Lalu, Usahanya di Sektor Tambang Kerap Tebang Pohon Nasional
Bahlil Akui Kesalahan Masa Lalu, Usahanya di Sektor Tambang Kerap Tebang Pohon
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengakui kesalahan masa lalunya karena usahanya di sektor pertambangan kerap bersinggungan dengan aktivitas penebangan pohon.
Hal tersebut disampaikan Bahlil saat memberikan sambutan dalam acara Talkshow
Aksi Nyata untuk Bumi Lestari
di DPP
Partai Golkar
, Palmerah, Jakarta Barat, Jumat (28/11/2025).
“Saya menceritakan sedikit, saya juga merasa bersalah. Karena waktu saya jadi pengusaha dulu, saya kebetulan usaha saya dulunya main main sama tambang, yang semua urusannya pasti tebang pohon,” kata Bahlil, seperti dilansir dari YouTube DPP Partai Golkar Official.
“Atas dasar pengalaman itu, dampaknya sekarang adalah apa yang terjadi ketika pertambangan dan perkebunan tidak ditata dan dikelola secara baik. Maka dampaknya kepada sosial. Hal ini yang terjadi karena longsor, karena penggundulan hutan. Banjir juga mengalami hal yang sama,” tambah dia.
Usai ditunjuk Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil mengeklaim menata ulang secara menyeluruh proses penambangan agar lebih ramah lingkungan, salah satunya adalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal).
Jika tidak dikelola dengan baik, menurut Bahlil, akan sangat berbahaya sekali bagi masyarakat.
Bahlil mengatakan, saat dia meninjau bekas area pertambangan dari udara menggunakan helikopter, kondisi terbaik adalah ketika reklamasi dan reboisasi sudah dilakukan.
“Kalau belum, waduh. Maka kemudian itulah yang mendorong kami untuk melakukan penataan secara komprehensif, dengan meminta kepada seluruh izin-izin pertambangan agar menjaminkan biaya reklamasinya dulu. Supaya jangan sampai tambang, terus tinggalkan hutan,” ucap dia.
Oleh karena itu, Bahlil menilai, pengusaha sudah tidak boleh lagi mengatur negara.
“Yang mengatur pengusaha adalah negara. Tapi, negara juga tidak boleh sewenang-wenang,” tambah dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2024/05/12/6640680408df8.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/11/28/692975fac9267.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2024/07/16/6695ded1def9f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)