Author: Kompas.com

  • Sudah Beraksi 101 Kali, Dua Pencuri Motor di Tangerang Ditangkap
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 November 2025

    Sudah Beraksi 101 Kali, Dua Pencuri Motor di Tangerang Ditangkap Megapolitan 29 November 2025

    Sudah Beraksi 101 Kali, Dua Pencuri Motor di Tangerang Ditangkap
    Tim Redaksi

    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
    Dua pria yang diduga telah lebih dari seratus kali melakukan
    pencurian sepeda motor
    di wilayah Pinang, Kota Tangerang, ditangkap polisi saat berkeliaran dengan gelagat mencurigakan pada dini hari.
    Kapolsek Ciledug Komisaris R.A. Dalby mengatakan penangkapan terhadap dua pelaku, Bibas (38) dan Anto (38), dilakukan pada Kamis (27/11/2025) sekitar pukul 02.40 WIB.
    Menurut Dalby, petugas yang tengah berpatroli mendapati kedua pelaku melintas dengan perilaku mencurigakan di Jalan Buana Gardena. Saat diberhentikan, polisi menemukan kunci T di kantong salah satu pelaku.
    “Saat diberhentikan, kami temukan kunci T di kantong salah satu pelaku. Setelah diinterogasi, ternyata mereka baru saja mencuri sepeda motor di wilayah Penggilingan Utara,” kata Dalby dalam keterangannya, Sabtu (29/11/2025).
    Pemeriksaan awal menunjukkan keduanya merupakan pemain lama yang sudah berulang kali melakukan pencurian motor di berbagai lokasi. Bibas berperan sebagai eksekutor, sementara Anto menjadi joki.
    “Dari keterangan keduanya, para pelaku telah melakukan aksi pencurian motor hingga 100 kali di berbagai wilayah hukum Polres Metro Tangerang Kota, dengan sasaran motor-motor yang diparkir di depan kontrakan atau kosan,” ujarnya.
    Polisi juga menyita sejumlah barang bukti, mulai dari satu unit sepeda motor yang digunakan sebagai kendaraan operasional, beberapa kunci T, hingga dua ponsel yang dipakai pelaku untuk memantau situasi sebelum beraksi.
    Saat ini, polisi masih mendalami kemungkinan adanya rekan atau jaringan penadah motor curian yang bekerja sama dengan kedua pelaku.
     Polisi mengimbau masyarakat segera melapor jika melihat aktivitas mencurigakan atau potensi gangguan keamanan di lingkungan masing-masing.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pencurian Rumah Kosong di Mampang Terekam CCTV, Dua Pelaku Ditangkap
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 November 2025

    Pencurian Rumah Kosong di Mampang Terekam CCTV, Dua Pelaku Ditangkap Megapolitan 29 November 2025

    Pencurian Rumah Kosong di Mampang Terekam CCTV, Dua Pelaku Ditangkap
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Dua pria yang diduga terlibat
    pencurian rumah kosong
    di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, ditangkap Subdit Resmob Ditreskrimum
    Polda Metro Jaya
    setelah aksinya terekam kamera CCTV dan viral di media sosial.
    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto menjelaskan pencurian tersebut terjadi pada Selasa (18/11/2025) sekitar pukul 03.30 WIB.
    “Begitu laporan diterima, tim langsung melakukan olah TKP, pemeriksaan saksi, hingga analisis CCTV untuk mengidentifikasi para pelaku,” ujar Budi dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/11/2025).
    Menurut dia, korban kehilangan empat unit ponsel yang tersimpan di dalam rumah dan melapor ke Polda Metro Jaya. Empat ponsel yang hilang masing-masing adalah Oppo A5, Vivo Y21s, Vivo Y21, dan sebuah Realme berwarna merah.
    Budi menjelaskan, kedua tersangka memiliki peran berbeda dalam aksi tersebut. Satu pelaku bertindak sebagai joki, sementara pelaku lain berperan sebagai eksekutor pencurian.
    “Tersangka AS alias A, yang diamankan pada 25 November 2025 di rumahnya di Tangerang Selatan. Sementara pelaku lainnya, M alias H, lebih dulu diamankan warga dan diserahkan ke polisi,” ujar Budi.
    Ia menambahkan, meskipun kedua pelaku memiliki tugas berbeda, proses penegakan hukum tetap dilakukan dengan pendekatan yang humanis.
    “Dalam proses penanganannya, petugas tetap mengedepankan pendekatan humanis, meski kedua pelaku memiliki peran berbeda sebagai joki dan eksekutor,” tambahnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ada Jakarta Penuh Warna Minggu Pagi, 7 Rute Transjakarta Beroperasi Mulai Pukul 10.00 WIB
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 November 2025

    Ada Jakarta Penuh Warna Minggu Pagi, 7 Rute Transjakarta Beroperasi Mulai Pukul 10.00 WIB Megapolitan 29 November 2025

    Ada Jakarta Penuh Warna Minggu Pagi, 7 Rute Transjakarta Beroperasi Mulai Pukul 10.00 WIB
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    PT Transportasi Jakarta (
    Transjakarta
    ) akan melakukan
    penyesuaian rute
    dan waktu operasional sejumlah layanan pada Minggu (30/11/2025) untuk mendukung penyelenggaraan acara
    Jakarta Penuh Warna
    (JPW) yang berlangsung di kawasan Balai Kota hingga Bundaran HI, Jakarta Pusat.
    Kepala Departemen Humas dan CSR PT Transjakarta Ayu Wardhani mengatakan kebijakan ini diambil untuk menjaga kelancaran
    mobilitas masyarakat
    selama kegiatan berlangsung.
    “Kebijakan ini dilakukan untuk memastikan kelancaran mobilitas masyarakat, sekaligus mendukung kegiatan yang diinisiasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menyongsong lima abad Jakarta yaitu Jakarta Penuh Warna (JPW),” ujar Ayu saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    , Sabtu (29/11/2025).
    Salah satu penyesuaian yang dilakukan yakni tujuh rute Transjakarta akan mulai beroperasi pukul 10.00 WIB pada hari acara. Biasanya, rute-rute tersebut beroperasi sejak pukul 05.00 WIB.
    Adapun tujuh rute yang terdampak penyesuaian waktu adalah:
    1P Senen – Blok M
    1R Senen – Tanah Abang
    2P Senen – Transport Hub Dukuh Atas
    2Q Gondangdia – Balai Kota
    5M Kampung Melayu – Tanah Abang via Cikini
    6A Balai Kota – Ragunan via Kuningan
    6B Balai Kota – Ragunan via Semanggi
    Selain perubahan jam operasional, Transjakarta juga menerapkan penyesuaian layanan pada pukul 05.00–10.00 WIB khusus di Koridor 1 dan Koridor 2.
    Koridor 1
    – Blok M – Kota


    Dialihkan melalui Koridor 9 dan 13, melayani halte: Petojo, Tarakan, Tomang Raya, Kota Bambu, Kemanggisan, Petamburan, Gerbang Pemuda, Widya Chandra, Simpang Kuningan, Tegal Parang, Pancoran, Tegal Mampang, Rawa Barat, dan Pasar Santa.


    Tidak melayani: Halte Kebon Sirih hingga Masjid Agung serta ASEAN.
    – Rute 1A: Pantai Maju – Balai Kota


    Dialihkan via Halte Juanda.


    Tidak melayani: Halte Monumen Nasional dan Balai Kota.


    Menjadi melayani: Halte Pecenongan dan Juanda.
    Koridor 2
    – Pulo Gadung – Monumen Nasional


    Tidak melayani Halte Balai Kota dan Gambir 2.
    – Rute 2A: Pulo Gadung – Rawa Buaya via Balai Kota


    Tidak melayani Halte Balai Kota.


    Menjadi melayani: Halte Gambir, Istiqlal, Juanda, dan Pecenongan.
    – Rute 5C: Cililitan – Juanda


    Dialihkan via Halte Juanda.


    Tidak melayani: Halte Balai Kota.


    Menjadi melayani: Halte Gambir, Istiqlal, Juanda, dan Pecenongan.
    – Rute 7F: Kampung Rambutan – Juanda via Cempaka Putih


    Dialihkan via Halte Juanda.


    Tidak melayani: Halte Balai Kota.


    Menjadi melayani: Halte Gambir, Istiqlal, Juanda, dan Pecenongan.
    Ayu mengimbau masyarakat untuk menyesuaikan rencana perjalanan selama penutupan dan rekayasa layanan berlangsung.
    “PT Transportasi Jakarta mengimbau seluruh pelanggan untuk mengutamakan keselamatan, memperhatikan informasi terbaru, serta merencanakan perjalanan lebih awal. Informasi real-time dapat diakses melalui media sosial resmi Transjakarta atau aplikasi TJ : Transjakarta,” tambahnya.
    Sebagai informasi, acara JPW akan dimulai pukul 05.30 WIB dengan rangkaian kegiatan seperti fun walk, panggung olahraga, defile olahraga, donor darah, hingga pojok UMKM. Rute fun walk dimulai dari Balai Kota dan berakhir di Bundaran HI.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengungsi di Pedalaman Aceh Utara Krisis Logistik: Telur dan Minyak Goreng Habis
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        29 November 2025

    Pengungsi di Pedalaman Aceh Utara Krisis Logistik: Telur dan Minyak Goreng Habis Regional 29 November 2025

    Pengungsi di Pedalaman Aceh Utara Krisis Logistik: Telur dan Minyak Goreng Habis
    Tim Redaksi
    LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com
    – Sejumlah pengungsi korban banjir di Kecamatan Pirak Timu, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, pada Sabtu (29/11/2025) mulai kehabisan bahan makanan.
    Sejumlah lokasi pengungsian di Desa Rayeuk Pange, Ara Tonton, Teupin U, dan Desa Alue Bungkoh,
    Kecamatan Pirak Timu
    ,
    Aceh Utara
    , kesulitan mendapatkan
    bahan makanan
    .
    “Kalau beras kami aman. Karena ada stok di rumah yang kita bawa ke lokasi pengungsian. Namun bahan lainnya, telur, minyak goreng, dan lainnya, semua toko di kecamatan ini sudah habis,” kata Faisal Razi, salah satu pengungsi saat dihubungi lewat telepon, Sabtu.
    Lokasi itu merupakan salah satu lokasi pedalaman dalam Kabupaten Aceh Utara.
    Akses jalan menuju kawasan itu masih terendam
    banjir
    .
    Listrik padam dan sinyal handphone tidak ada sama sekali.
    “Sudah dua hari kehabisan barang dagangan di sejumlah toko. Ini kami coba cari ke kecamatan lain untuk bahan makanan,” katanya.
    Sebelumnya diberitakan, saat ini banjir juga merendam Kabupaten Aceh Timur, Kota Lhokseumawe, Kabupaten Bireuen, Kota Langsa, Pidie, Pidie Jaya, dan Kabupaten Aceh Utara.
    Pengakuan menyakitkan juga datang dari korban banjir parah di Desa Blang Awe, Kabupaten Pidie Jaya (Pijay).
    Mereka juga hingga saat ini terus mengharapkan bantuan.
    Di Desa Blang Awe, puluhan rumah warga saat ini dalam kondisi terendap lumpur sehingga warga terpaksa harus mengungsi ke rumah keluarga dan tenda pengungsian.
    Salah seorang warga, Nora, mengaku sudah empat hari mengungsi dalam kondisi berpindah-pindah dari rumah ke rumah warga dan saudara yang tidak terdampak banjir.
    Selama empat hari itu, bantuan makanan yang diterima masih sangat minim. Bahkan, untuk makan nasi hanya berharap dari sedekah orang lain.
    “Selama ini makanan cuma mi instan. Ada nasi, itu pun dari sedekah warga lain,” ujarnya.
    Kesulitan lainnya yang mereka hadapi saat ini adalah mengonsumsi air bersih. Menurut dia, sampai saat ini untuk kebutuhan semua belum tersedia.
    “Untuk kebutuhan, kalau sekarang semua enggak ada. Air bersih, air minum juga tidak ada, susu untuk bayi, hingga pakaian,” ungkapnya.
    Salah seorang warga lainnya, Asiah, mengatakan, dirinya dan keluarga saat ini sangat membutuhkan uluran tangan bantuan dari pihak luar.
    “Bantuan makanan kami butuh sekali, sama air bersih,” ucapnya menangis.
    Asiah menceritakan, saat ini barang-barang harta benda tidak ada yang selamat satu pun.
    “Hanya ada baju di badan. Jilbab pun enggak ada. Saat ini rumah memang hancur semua, enggak ada sisa. Sekarang tinggal di rumah tetangga sementara. Ini baju pun punya tetangga kami pakai,” katanya.
    Selain itu, kata Asiah, dampak banjir telah menghanyutkan semua berasnya yang baru saja panen.
    “Baru siap panen kami, masih dalam rumah padi, sudah habis semua dibawa air. Harta benda pun enggak ada yang bisa diselamatkan. Kalau kami selamatkan barang, kami ikut terbawa banjir,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gugatan Warga Pulau Pari Ditolak PTUN meski Sertifikat Dinilai Cacat Administrasi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 November 2025

    Gugatan Warga Pulau Pari Ditolak PTUN meski Sertifikat Dinilai Cacat Administrasi Megapolitan 29 November 2025

    Gugatan Warga Pulau Pari Ditolak PTUN meski Sertifikat Dinilai Cacat Administrasi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Bobby, warga Pulau Pari, Kepulauan Seribu, mengungkapkan masyarakat setempat pernah mengajukan gugatan terhadap penerbitan sertifikat lahan. Namun, gugatan yang diajukan ke PTUN Jakarta Timur itu akhirnya ditolak.
    “Dan baru kemarin, kalau nggak salah, putusan kami untuk PTUN. Ya, kami waktu itu berharap bahwa dengan kami menggugat ke PTUN di Jakarta Timur itu, kami mendapatkan, dikabulkan atau dimenangkan,” kata Bobby dalam sesi diskusi publik Peringatan Hari HAM di LBH Jakarta, Sabtu.
    “Ternyata kami kalah. Enggak tahu sebabnya apa, karena kalah gitu kan,” sambung dia.
    Bobby menjelaskan, langkah hukum tersebut diambil karena warga menduga penerbitan sertifikat
    hak milik
    (SHM) yang berada di
    Pulau Pari
    cacat administrasi.
    Temuan serupa sebelumnya juga disampaikan Ombudsman Jakarta setelah melakukan investigasi selama dua tahun.
    “Bahwa terbitnya SHM atau SGB di Pulau Pari, yang dimiliki oleh perusahaan itu, malaadministrasi cacat hukum,” ujar Bobby.
    Ia menyebut, warga telah menyerahkan bukti-bukti selama proses persidangan. Karena itu, penolakan gugatan membuat masyarakat Pulau Pari semakin khawatir terhadap masa depan ruang hidup mereka.
    Menurut dia, aktivitas yang dulu bebas dilakukan, seperti menepi ke pulau kosong, kini tidak lagi bisa dilakukan.
    “Sekarang pun enggak bisa lagi. Dan ruang-ruang gerak itu sudah dibatasi oleh mereka,” kata dia.
    Ia menambahkan, kondisi itu berdampak langsung pada penghasilan para nelayan di Pulau Pari. Hasil tangkapan disebut turun drastis dalam beberapa tahun terakhir.
    “Yang tadinya hasil tangkapan kami, misalkan 100.000, bisa dikatakan cuma 30.000, artinya mengurang,” ujar Bobby.
    Selain persoalan gugatan yang ditolak, Bobby juga mengaku pernah mengalami kriminalisasi saat memperjuangkan hak warga. Ia pernah ditahan selama 19 hari akibat penolakannya terhadap dugaan perampasan lahan dan laut di Pulau Pari.
    “Bahkan saya sendiri, orang yang sudah pernah ditahan di Polres Jakarta Utara selama 19 hari,” kata dia.
    Sebelumnya, Bobby, warga Pulau Pari di Kepulauan Seribu, menyampaikan bahwa masyarakat di pulau tersebut telah mengalami dugaan perampasan ruang hidup selama puluhan tahun.
    “Bukan cuma di daratannya, di Jakarta lah khususnya gitu kan. Tapi saya, kami di Pulau Seribu pun sama mengalami hal yang sama,” kata Bobby dalam sesi diskusi, Sabtu (29/11/2025).
    Warga yang sudah menetap selama delapan generasi itu sejak lama memiliki girik dan membayar ipeda sebagai bukti administrasi lahan. Namun pada awal 1990-an, dokumen tersebut ditarik oleh pemerintah dengan janji akan diganti sertifikat hak milik.
    Sertifikat yang dijanjikan tak pernah diberikan, sementara kemudian diketahui justru berpindah ke pihak lain dan menjadi dasar legalitas perusahaan.
    “Di tahun 90-an, kalau enggak salah, 1992, itu ditarik oleh pemerintahan yang katanya bakal diganti dengan SHM,” kata dia.
    Warga melakukan perlawanan dan mengadukan kasus tersebut ke berbagai lembaga, termasuk Ombudsman Jakarta, yang kemudian menemukan adanya dugaan malaadministrasi dalam penerbitan sertifikat lahan.
    “Bahwa terbitnya SHM di Pulau Pari, yang dimiliki oleh perusahaan itu, malaadministrasi cacat hukum,” kata Bobby.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Update Korban Bencana Alam di Tapanuli Utara: 23 Meninggal, 28 Hilang
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        29 November 2025

    Update Korban Bencana Alam di Tapanuli Utara: 23 Meninggal, 28 Hilang Medan 29 November 2025

    Update Korban Bencana Alam di Tapanuli Utara: 23 Meninggal, 28 Hilang
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Jumlah korban tewas akibat banjir dan longsor di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, bertambah 8 orang.
    Total kini jumlah keseluruhan
    korban tewas
    mencapai 23 orang.
    “Update jumlah korban meninggal dunia yang berhasil dievakuasi akibat
    bencana alam
    di Taput jadi 23 orang, dan dinyatakan hilang 28 orang,” ujar Kasi Humas Polres Taput Aiptu Walpon Baringbing saat dihubungi
    Kompas.com,
    Sabtu (29/11/2025) malam.
    Kata Walpon, identitas 8 korban yang baru ditemukan yakni:
    Lalu, kata Walpon, hingga saat ini
    Tim SAR
    gabungan terus mencari para korban lain yang masih hilang.
    Sebelumnya diberitakan, banjir dan longsor menerjang total 7 kecamatan di Kabupaten
    Tapanuli Utara
    , Sumatera Utara, Kamis (27/11/2025).
    Musibah diawali oleh intensitas hujan yang tinggi sejak 3 hari lalu.
    Kondisi cuaca itu kemudian mengakibatkan terjadinya longsor di perbukitan dan menimpa 17 titik di Jalan Lintas Sumatera Tarutung-Sibolga-Tapanuli Tengah, tepatnya di Kecamatan Adiankoting Parmonangan.
    Dia mengatakan, untuk mempercepat pencarian korban lain, kini Tim SAR gabungan terus membersihkan longsor yang menimpa badan jalan, agar bisa menempuh jalur yang terisolasi dan menemukan orang yang hilang.
    Lebih lanjut, dia juga menjelaskan bahwa akibat dari peristiwa tersebut terdapat 10 titik banjir, meliputi Kecamatan Tarutung, Sipoholon, Pahae Jae, Simangumban, dan Purba Tua.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Tesso Nilo Melawan: Dirjen Gakkum Kemenhut Jangan Ancam Masyarakat
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        29 November 2025

    Warga Tesso Nilo Melawan: Dirjen Gakkum Kemenhut Jangan Ancam Masyarakat Regional 29 November 2025

    Warga Tesso Nilo Melawan: Dirjen Gakkum Kemenhut Jangan Ancam Masyarakat
    Tim Redaksi
    PEKANBARU, KOMPAS.com
    – Warga yang bermukim di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Kabupaten Pelalawan, Riau, menanggapi pernyataan Direktur Jenderal (Dirjen) Penegakan Hukum (Gakkum) Kehutanan Kemenhut, Dwi Januanto Nugroho, Sabtu (29/11/2025).
    Dwi menyatakan bahwa pihaknya tak segan mempidanakan pihak yang enggan menyerahkan lahan perkebunan di TNTN.
    Sekretaris Jenderal (Sekjen) Koalisi Masyarakat untuk Marwah Riau (KOMMARI) sekaligus Juru Bicara (Jubir) warga TNTN,
    Abdul Aziz
    , menanggapi pernyataan Dwi.
    “Dirjen Gakkum jangan asbun (asal bunyi). Jangan mengancam-ancam masyarakat. Kalau enggak paham aturan, jangan ngomong, jangan bikin malu Presiden Prabowo Subianto,” ucap Aziz kepada
    Kompas.com
    melalui pesan WhatsApp, Sabtu (29/11/2025) malam.
    Aziz mengungkapkan, pihaknya sudah lama meminta ruang untuk saling menghamparkan data dan fakta hukum secara akademik, tidak secara ego.
    Namun, kata Aziz, pihak Kehutanan justru lebih senang ”
    playing victim
    ” di media sosial maupun media mainstream, seolah-olah terzolimi ketimbang membuka ruang dialog.

    Kemenhut
    menjual nasib gajah yang seolah-olah masyarakatlah yang menjadi penyebab habitatnya hilang. Dan bahkan
    playing victim
    itu sudah menjurus kepada upaya memecah belah masyarakat,” kata dia.
    Aziz juga berkata bahwa pihak Kemenhut yang menjadi dalang perusak hutan di Riau.
    “Kita punya datanya. Termasuk 153.000 hektar tutupan hutan HPT (Hutan Tanaman Industri) yang diberikan izin untuk digunduli menjadi HTI,” ungkap Aziz.
    Ia menegaskan, jika memang hukum mau ditegakkan, sesungguhnya pihak Kemenhut lah yang paling bertanggung jawab membayar utang ekologis yang hilang oleh ugal-ugalannya izin-izin menghabisi tutupan hutan yang diberikan.
    Sebagaimana diketahui, Dirjen Gakkum Kehutanan Kemenhut,
    Dwi Januanto Nugroho
    , menjelaskan, saat ini Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) tengah berupaya merelokasi permukiman dan membebaskan lahan sawit ilegal dalam kawasan Tesso Nilo.
    Dia menegaskan bahwa pihaknya tak segan mempidanakan pihak yang tidak mau menyerahkan lahan perkebunan di TNTN.
    “Kalau nanti sifatnya pidana, ya akan proses-proses tahapan penyidikan akan ke sana (penetapan tersangka). Kalau masyarakat yang sifatnya penghidupan, yang dikaryakan dulu sebagai pekerja skemanya kesejahteraan sosial,” ungkap Dwi ditemui di kantornya, Jumat (28/11/2025).
    Menurut Dwi, sebagian besar masyarakat bersedia menyerahkan kembali lahan yang digunakan untuk rumah dan perkebunan.
    Namun, upaya relokasi sempat menghadapi penolakan oleh kelompok massa yang merusak pos TN Tesso Nilo.
    Sebagaimana diberitakan, pemerintah melalui Satgas PKH melakukan penertiban hutan di TNTN sejak beberapa bulan terakhir.
    Pemerintah meminta warga untuk relokasi mandiri, karena kawasan tersebut akan dipulihkan.
    Tanaman sawit yang ada di dalamnya dirobohkan. Namun, warga tidak sudi pergi dari lokasi begitu saja.
    Puluhan ribu warga yang tinggal di kawasan TNTN menyatakan menolak relokasi.
    Warga tidak mau pergi, dengan alasan bukti batas kawasan hutan yang belum jelas.
    Warga pun meminta bukti proses pengukuhan batas kawasan tersebut.
    Warga juga tidak terima disebut sebagai merambah atau merusak hutan.
    Juru Bicara Warga TNTN, Abdul Aziz, sebelumnya juga mengatakan warga tidak berniat menghalangi penertiban kawasan hutan dan justru mendukungnya.
    Ia berharap, proses penertiban dilakukan secara berkeadilan. Sebab, masifnya perambahan hutan di kawasan tersebut bukan sepenuhnya kesalahan warga.
    Warga meminta penegakan hukum dilakukan secara menyeluruh. Bila kelak tidak ada regulasi yang mendukung mereka bertahan, mereka menyatakan siap pergi dari TNTN.
    Upaya penertiban perlu dilakukan dengan memperhatikan aspek sosial. Misalnya, dengan melibatkan warga terdampak untuk terlibat dalam upaya pemulihan, dengan pendekatan kemitraan konservasi.
    Walhi menilai, pemerintah perlu memahami bahwa relokasi bukan sekadar pindah rumah, melainkan memastikan pekerjaan dan kebutuhan hidup warga tetap terpenuhi.
    “Meminimalkan penggunaan tindakan represif dan penegakan hukum secara selektif harus jadi suatu yang integral guna menyelesaikan persoalan ini,” kata Eko Yunanda, Manajer Pengorganisasian dan Akselerasi Wilayah Kelola Rakyat Walhi Riau.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Empat Jalur Utama di Tapteng Tertimbun Longsor, Masih Banyak Warga Terisolir
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        29 November 2025

    Empat Jalur Utama di Tapteng Tertimbun Longsor, Masih Banyak Warga Terisolir Medan 29 November 2025

    Empat Jalur Utama di Tapteng Tertimbun Longsor, Masih Banyak Warga Terisolir
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution menyebutkan, masih banyak warga di sejumlah desa terisolir akibat banjir dan longsor yang menerjang Kabupaten Tapanuli Tengah, sejak Senin (24/11/2025).
    Sejauh ini, kata dia, ada empat jalur utama menuju desa-desa di Tapteng yang belum bisa dilalui karena tertutup material longsor.
    Bobby lalu meminta tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, dan Basarnas untuk terus mempercepat pembukaan jalur yang tertimbun longsor.
    “Prioritas kami saat ini adalah mengevakuasi warga yang masih terjebak dan memastikan bantuan logistik bisa masuk ke wilayah terdampak paling parah,” ujar Bobby saat memimpin percepatan pembukaan jalan darurat yang tertimbun longsor di Tapteng, Sabtu (29/11/2025), dikutip dari keterangan pers.
    Mantan Walikota Medan itu lalu memastikan koordinasi lintas lembaga ini akan terus ditingkatkan agar penanganan berlangsung cepat, tepat, dan menyeluruh.
    “InsyaAllah, dengan kerja bersama, kita bisa meminimalkan dampak dan mempercepat pemulihan,” ujarnya.
    Dia juga mengatakan bahwa saat ini ribuan warga telah dievakuasi ke Posko Pengungsian di GOR Pandan.
    Ia memastikan kebutuhan dasar para pengungsi sudah terpenuhi, mulai dari makanan hingga obat-obatan.
    Bobby juga menyebut pihaknya menambah fasilitas pendukung seperti layanan kesehatan, akses listrik, wifi, serta kebutuhan khusus ibu dan anak.
    “Kami ingin seluruh pengungsi merasa aman dan tetap nyaman selama berada di posko,” katanya.
    Berdasarkan data sementara Polda Sumut, Sabtu (29/11/2025) pukul 09.00, jumlah korban tewas akibat bencana alam di Sumut sebanyak 147 orang dan 174 orang masih dalam pencarian.
    “Bencana ini menimbulkan dampak signifikan, tercatat 1.076 korban, 147 meninggal dunia, 32 luka berat, 722 luka ringan, dan 174 masih dalam pencarian, serta ada 28.427 pengungsi,” ujar Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan.
    Ferry juga mengatakan sejak Senin (24/11/2025), tercatat ada 488 bencana alam yang melanda 21 Kabupaten/Kota di Sumut.
    Jenis bencananya mulai dari tanah longsor, banjir, pohon tumbang, dan angin puting beliung.
    “Wilayah paling terdampak berada di Kabupaten Tapanuli Tengah, yang mencatat 56 kejadian bencana dengan 691 korban, termasuk 47 meninggal dunia dan 51 masih dalam pencarian,” ujarnya.
    Lalu di Kota Sibolga, tercatat 33 orang tewas dan 56 orang dinyatakan hilang.
    “Sementara itu, Taput, Tapsel, dan Madina juga mengalami peningkatan jumlah longsor dan banjir yang memaksa ribuan warga mengungsi,” ujar Ferry.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Medan Keluhkan Bantuan Pemerintah Belum Sampai: Kita Sudah Tak Ada Lagi Makanan
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        29 November 2025

    Warga Medan Keluhkan Bantuan Pemerintah Belum Sampai: Kita Sudah Tak Ada Lagi Makanan Medan 29 November 2025

    Warga Medan Keluhkan Bantuan Pemerintah Belum Sampai: Kita Sudah Tak Ada Lagi Makanan
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Dean Ramadhana (26), salah satu warga yang terdampak parah akibat banjir di Gang Flamboyan, Kelurahan Lalang, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara, pada Jumat (28/11/2025).
    Setelah banjir surut, Dean kini memikirkan apa yang bakal dikonsumsi oleh keluarganya setelah semua bahan kebutuhan untuk memasak di dapurnya habis disapu air sungai.
    “Logistik dari Pemerintah belum ada masuk, cuma bantuan makanan nasi bungkus kita ambil dari posko,” kata Dean kepada
    Kompas.com
    saat ditemui di rumahnya yang sedang membersihkan lantai dari lumpur, pada Sabtu (29/11/2025).
    Kata dia, kalau warga ingin makan ada nasi bungkus dan ada mi instan untuk makan pagi dan sore.
    Namun, ia berharap Pemerintah
    Kota Medan
    atau Provinsi secepat mungkin menyalurkan
    bantuan logistik
    yang memadai.
    “Sejak kemarin hingga sekarang kita belum mendapat bantuan. Segera lah beri. Bantuan pertama yang kami harapkan, beras atau kebutuhan pokok lah lebih dahulu,” ucap ayah dua anak itu.
    “Kita sudah tidak ada lagi makanan. Di sini pun sudah tidak ada dijual, habis semua terendam banjir,” tutur Dean, sembari menemani ibunya, Yolanda Nurhasanah (45), mencuci peralatan dapur.
    Bukan hanya Dean, warga lain seperti Carolina Sitopu, menyampaikan bahwa dirinya belum mendapatkan bantuan Pemerintah sejak rumahnya dimasuki air banjir.
    “Kita perlu bantuan, seperti beras. Apalagi kami juga belum bisa tidur karena rumah masih kotor,” ucap Carolina, warga Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan.
    Begitu juga dengan ratusan warga yang mengungsi di Mesjid At-Tarbiyah, Marelan, yang belum menerima bantuan Pemerintah.
    Mereka sejauh ini hanya mendapat uluran tangan swadaya masyarakat.
    Penasehat masjid bermarga Butar-butar mengatakan, warga yang mengungsi di masjid tersebut awalnya mencapai 700 orang, namun sebagian sudah pulang.
    Pengungsi yang masih bertahan di rumah ibadah tersebut adalah warga yang rumahnya masih terendam banjir.
    “Jadi, bantuan pemerintah belum ada. Ini semua dari swadaya masyarakat. Mudah-mudahan ada perhatian Pemerintah, kita syukuri,” ucapnya saat ditemui
    Kompas.com
    di teras masjid At-Tarbiyah, Pasar IV, Lingkungan VIII, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan.
    Banjir yang melanda Kota Medan pada Kamis (27/11/2025) dini hari menyebabkan puluhan ribu masyarakat terdampak dan harus tinggal di posko darurat serta lokasi pengungsian lainnya.
    Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, mengatakan hampir seluruh Kota Medan, 21 Kecamatan terendam banjir dan jumlah masyarakat yang mengevakuasi diri, menurut data mereka, sekitar 85 ribu jiwa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kisah Yana Hanafi yang Menyusui Bayi Terpisah dari Ibunya di Tengah Longsor Tapsel
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        29 November 2025

    Kisah Yana Hanafi yang Menyusui Bayi Terpisah dari Ibunya di Tengah Longsor Tapsel Medan 29 November 2025

    Kisah Yana Hanafi yang Menyusui Bayi Terpisah dari Ibunya di Tengah Longsor Tapsel
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Dari balik tenda darurat Posko Kesehatan dan dapur umum di Desa Marsada, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sabtu (29/11/2025), sebuah pemandangan mengharukan menyentuh hati banyak orang.
    Di tengah hiruk-pikuk relawan dan suara peralatan dapur umum, seorang bayi berusia satu bulan menangis kencang dalam gendongan sang nenek.
    Bayi itu terpisah dari ibunya, yang hingga saat ini masih terjebak di lokasi longsor.
    Tangisannya menggema, tak hanya menyayat hati, tetapi juga menghadirkan rasa cemas mendalam.
    Di tengah suasana itu,
    Yana Hanafi
    , anggota
    Bhayangkari
    Cabang
    Tapanuli Selatan
    yang sedang bertugas di posko, tiba-tiba berhenti.
    Hatinya tergerak melihat bayi yang terus menangis tanpa henti.
    Yana, istri Brigadir Hanafi Ramadhan dari Propam Polres Tapanuli Selatan, tidak mampu berpaling begitu saja.
    “Saat melihat bayi itu menangis, saya seperti melihat anak saya sendiri. Saya hanya memikirkan satu hal, dia harus segera ditenangkan dan dia harus minum. Selama saya bisa membantu, saya lakukan tanpa ragu,” ujar Yana dalam keterangan pers Polda Sumut.
    Setelah berkonsultasi dan mendapat persetujuan dari tenaga kesehatan serta sang nenek, Yana membawa bayi itu ke mushala kecil di sisi posko.
    Di tempat sederhana itu, ia menyusui bayi tersebut. Perlahan, tangis pecah yang semula memenuhi tenda berganti dengan keheningan.
    Bayi itu akhirnya terlelap, tertidur damai dalam pelukan seorang perempuan yang bahkan bukan keluarganya.
    Terpisah, Ketua Bhayangkari Cabang Tapanuli Selatan, Ny. Kiki Yon Edi, menyampaikan apresiasi penuh ketulusan anggotanya itu.
    “Apa yang dilakukan Yana merupakan wujud kepedulian yang menjadi jantung Bhayangkari. Kami hadir bukan hanya sebagai pendamping suami, tetapi sebagai bagian dari masyarakat yang ikut meringankan beban sesama,” ujarnya.
    Berdasarkan data sementara Polda Sumut, Sabtu (29/11/2025) pukul 09.00, jumlah korban tewas akibat
    bencana alam
    di Sumut sebanyak 147 orang dan 174 orang masih dalam pencarian.
    “Bencana ini menimbulkan dampak signifikan, tercatat 1.076 korban, 147 meninggal dunia, 32 luka berat, 722 luka ringan, dan 174 masih dalam pencarian, serta ada 28.427 pengungsi,” ujar Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan, dalam keterangan persnya.
    Ferry juga mengatakan, sejak Senin (24/11/2025), tercatat ada 488 bencana alam yang melanda 21 Kabupaten/Kota di Sumut.
    Jenis bencananya mulai dari tanah longsor, banjir, pohon tumbang, dan angin puting beliung.
    “Wilayah paling terdampak berada di Kabupaten Tapanuli Tengah, yang mencatat 56 kejadian bencana dengan 691 korban, termasuk 47 meninggal dunia dan 51 masih dalam pencarian,” ujarnya.
    Lalu di Kota Sibolga, tercatat 33 orang tewas dan 56 orang dinyatakan hilang.
    “Sementara itu, Taput, Tapsel, dan Madina juga mengalami peningkatan jumlah longsor dan banjir yang memaksa ribuan warga mengungsi,” ujar Ferry.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.