Author: Kompas.com

  • Rob Mengancam Pesisir Jakarta, Pemprov Diminta Segera Perkuat Tanggul
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Desember 2025

    Rob Mengancam Pesisir Jakarta, Pemprov Diminta Segera Perkuat Tanggul Megapolitan 5 Desember 2025

    Rob Mengancam Pesisir Jakarta, Pemprov Diminta Segera Perkuat Tanggul
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Anggota DPRD Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, mengatakan Pemprov Jakarta harus segera memperkuat tanggul pantai dan mengoptimalkan langkah antisipatif untuk menghadapi banjir rob di pesisir.
    “(Pemprov Jakarta) perlu tindakan antisipatif, mulai dari memperkuat tanggul pantai, memaksimalkan kinerja pompa air, hingga menjaga jalur evakuasi warga,” ujar Kenneth melalui pesan singkat kepada 
    Kompas.com
    , Jumat (5/12/2025).
    Banjir rob yang terjadi berulang di Jakarta Utara dinilai bukan lagi peristiwa musiman, tetapi telah menjadi ancaman yang meningkat.
    Beberapa wilayah, termasuk Penjaringan, Muara Angke, Pademangan, Cilincing, dan sebagian Teluk Gong, menjadi titik paling rawan terdampak.
    Kenneth menekankan bahwa kelompok yang paling terdampak banjir rob adalah rakyat kecil, pekerja harian, pedagang kecil, anak-anak, dan lansia.
    “Saya berharap masyarakat tidak lagi menanggung kerugian akibat respons yang lambat dan koordinasi antarinstansi yang lemah,” kata Kenneth.
    Ia juga menegaskan, Pemprov harus memastikan distribusi logistik dan bantuan sosial berjalan cepat serta tepat sasaran.
    “Pemprov Jakarta harus pastikan bantuan cepat dan tepat sasaran,” tambah Kenneth.
    Sebelumnya, Gubernur Jakarta Pramono Anung memperkirakan puncak banjir rob terjadi Jumat pukul 09.00 WIB dan mengingatkan warga pesisir untuk tetap waspada hingga 10 Desember 2025.
    Beberapa titik rawan, termasuk Muara Angke dan Marunda, telah dipantau sejak awal, dengan langkah mitigasi yang disiapkan oleh Dinas Sumber Daya Air dan BPBD DKI Jakarta.
    Berdasarkan pantauan Kompas.com, genangan rob terjadi di Jalan Dermaga Ujung 1, Muara Angke, mencapai 10 sentimeter pada pukul 07.30 WIB.
    Sejumlah warga memindahkan kendaraan motor ke lokasi lebih tinggi, sementara yang berjalan kaki menghindari genangan dengan menapaki tanggul atau menggulung celana.
    BPBD DKI Jakarta mencatat tujuh RT dan satu ruas jalan terdampak rob hingga pukul 13.00 WIB.
    Wilayah yang terdampak rob meliputi dua RT di Kepulauan Seribu serta lima RT dan satu ruas jalan di Jakarta Utara, tepatnya di depan Jakarta International Stadium (JIS).
    Ketinggian genangan berkisar 10–40 sentimeter.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Katulampa Sempat Naik ke Siaga 3, Air Kiriman Diprediksi Tiba di Jakarta 7–9 Jam Lagi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Desember 2025

    Katulampa Sempat Naik ke Siaga 3, Air Kiriman Diprediksi Tiba di Jakarta 7–9 Jam Lagi Megapolitan 5 Desember 2025

    Katulampa Sempat Naik ke Siaga 3, Air Kiriman Diprediksi Tiba di Jakarta 7–9 Jam Lagi
    Tim Redaksi

    BOGOR, KOMPAS.com –
    Ketinggian muka air di
    Bendung Katulampa
    , Kota Bogor, Jawa Barat, sempat meningkat hingga berstatus
    siaga 3
    pada Jumat (5/12/2025) sore.
    Pada pukul 16.00 WIB, tinggi muka air (TMA) tercatat mencapai 90 sentimeter.
    Namun, satu jam kemudian kondisi mulai membaik. Petugas Bendung Katulampa melaporkan bahwa
    ketinggian air
    turun menjadi 70 sentimeter, sehingga status berubah menjadi siaga 4.
    “Tinggi muka air (TMA) 90 sentimeter, berstatus siaga 3 pukul 16.00 WIB. Pukul 17.00 WIB, sudah turun 70 sentimeter atau siaga 4,” kata Petugas Jaga Bendung Katulampa, Andi Sudirman, dalam keterangannya, Jumat.
    Meski status telah menurun, warga yang tinggal di bantaran
    Sungai Ciliwung
    tetap diminta tetap waspada.
    Air kiriman
    dari Katulampa diperkirakan akan tiba di Jakarta dalam 7–9 jam ke depan.
    “Saat ini, kondisi curah hujan di kawasan Bogor masih gerimis,” ujarnya.
    “Tadi debit air sempat naik akibat hujan deras di kawasan Puncak yang menjadi hulu Ciliwung,” imbuh dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rob Mengancam Pesisir Jakarta, Pemprov Diminta Segera Perkuat Tanggul
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Desember 2025

    BPBD: Banjir Rob di Jakarta Sudah Surut Jumat Sore Megapolitan 5 Desember 2025

    BPBD: Banjir Rob di Jakarta Sudah Surut Jumat Sore
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Seluruh genangan yang sempat muncul di wilayah DKI Jakarta pada Jumat (5/12/2025) telah surut sepenuhnya pada pukul 18.00 WIB.
    Termasuk
    rob
    di wilayah Jakarta Utara.
    “BPBD mencatat hingga Jumat pukul 18:00 WIB, seluruh genangan di wilayah DKI Jakarta sudah surut,” ujar Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan dalam keterangan resmi, Jumat.
    Yohan mengatakan, genangan tersebut sebelumnya dipicu oleh fenomena pasang maksimum air laut atau rob yang terjadi pada periode 1–10 Desember 2025.
    “Adanya fenomena pasang maksimum air laut bersamaan dengan fenomena fase Bulan Purnama dan Perigee (Supermoon) yang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum berupa banjir pesisir atau rob di wilayah pesisir utara Jakarta,” kata dia.
    Fenomena itu menyebabkan Pintu Air Pasar Ikan berada dalam status Bahaya/Siaga 1 sejak pukul 08.00 WIB.
    Sementara itu, kenaikan air juga terjadi di Bendung Katulampa pada pukul 16.00 WIB dan Pos Pesanggrahan pada pukul 17.00 WIB.
    Yohan mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap potensi genangan susulan.
    “Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112. Layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop,” kata Yohan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • PHRI Ingatkan Potensi PHK hingga Penutupan Hotel jika Raperda KTR Tak Dikaji Ulang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Desember 2025

    PHRI Ingatkan Potensi PHK hingga Penutupan Hotel jika Raperda KTR Tak Dikaji Ulang Megapolitan 5 Desember 2025

    PHRI Ingatkan Potensi PHK hingga Penutupan Hotel jika Raperda KTR Tak Dikaji Ulang
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (
    PHRI
    ) BPD DKI Jakarta menyoroti Rancangan Peraturan Daerah tentang
    Kawasan Tanpa Rokok
    (Raperda KTR) dalam Musyawarah Daerah (Musda) XVI yang digelar Jumat (5/12/2025).
    Ketua BPD PHRI DKI Jakarta Sutrisno Iwantono, mengatakan asosiasinya menerima banyak keluhan dari anggota terkait sejumlah larangan dalam raperda yang dinilai berpotensi membebani industri perhotelan dan restoran.
    “Raperda KTR Jakarta sudah banyak dikeluhkan oleh anggota kami karena akan berdampak secara signifikan bagi industri hotel dan restoran di Jakarta,” ujar Iwantono dalam keterangan tertulis, Jumat.
    “Kami ingin agar suara dari pelaku usaha itu bisa didengar dan ditampung aspirasinya. Bukan sebagai niat untuk melawan pemerintah, kami tetap mendukung pemerintah. Namun demikian, aspirasi kami mohon diperhitungkan,” tegasnya.
    Iwantono menambahkan, PHRI proaktif menjalin kolaborasi dengan pemerintah agar kebijakan yang dihasilkan tidak menimbulkan polemik dan tetap dapat diimplementasikan pelaku usaha. Di tengah pelemahan ekonomi, PHRI juga berharap pemerintah memberikan perlindungan tambahan.
    Menurut dia, sektor hotel dan restoran berkontribusi signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) DKI Jakarta sehingga keberlanjutan usaha perlu diprioritaskan.
    Untuk mengawal pembahasan Raperda KTR, PHRI bersama sejumlah asosiasi industri turut menyampaikan permohonan perlindungan kepada pemerintah daerah dan DPRD DKI Jakarta.
    “Agar Raperda KTR yang dihasilkan benar-benar adil, berimbang, inklusif dan mengakomodir keberlangsungan usaha sektor jasa dan pariwisata,” kata Iwantono.
    PHRI sebelumnya melaporkan, sekitar 70 persen pelaku usaha hotel dan restoran di Jakarta telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat tekanan bisnis berkepanjangan. Penurunan okupansi hotel yang drastis, ditambah biaya operasional yang terus meningkat, memicu rencana PHK massal.
    Langkah efisiensi mulai dilakukan, termasuk memangkas pekerja kontrak dan harian lepas, serta menghentikan sementara proses perekrutan.
    Sejalan dengan itu, PHRI meminta pemerintah mengkaji kembali berbagai regulasi yang dinilai menambah beban, termasuk Raperda KTR.
    “Mengingat dampaknya terhadap kondisi industri dan market segmen jasa dan pariwisata yang semakin anjlok. Pertama dari sisi pasar, tolong bantu masyarakat untuk datang ke Jakarta,” ucap Iwantono.
    “Kedua, tentu jangan banyak aturan-aturan yang semakin membebani, yang menimbulkan beban biaya yang pada akhirnya membuat hotel tidak bisa bertahan,” lanjutnya.
    Ia mengingatkan, jika banyak hotel tutup, pemerintah justru akan menghadapi dampak lebih besar.
    “Karena banyak kehilangan pemasukan dari pajak hotel, meningkatnya angka pengangguran akibat PHK dan sebagainya,” kata Iwantono.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Aceh dan Sumut Masih Kurang Dokter hingga Perawat untuk Layani Korban Banjir
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        5 Desember 2025

    Aceh dan Sumut Masih Kurang Dokter hingga Perawat untuk Layani Korban Banjir Nasional 5 Desember 2025

    Aceh dan Sumut Masih Kurang Dokter hingga Perawat untuk Layani Korban Banjir
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, mereka membutuhkan puluhan tenaga kesehatan untuk membantu pelayanan korban terdampak bencana banjir dan longsor di Sumatera.
    “Kalau ditanya berapa yang dibutuhkan? Sebaiknya sebanyak mungkin karena apa? Lelah itu akan terjadi pergantian,” kata Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan
    Kemenkes
    , Sumarjaya, dalam keterangan pers yang dilihat dari Kompas TV, Jumat (5/12/2025).
    Kemenkes juga memiliki data terkait permintaan daerah yang kekurangan dokter dan
    tenaga kesehatan
    lainnya.
    Provinsi Aceh membutuhkan tambahan dokter spesialis di berbagai bidang, di antaranya spesialis penyakit dalam, spesialis anak, spesialis bedah ortopedi, dokter pulmonologi, obstetri dan ginekologi, hingga apoteker.
    “Berdasarkan permintaan dari daerah, itu untuk lima kabupaten: Aceh Tamiang, Aceh Utara, Langsa, Aceh Tengah, dan Bener Meriah,” lanjut dia.
    Provinsi Aceh juga masih butuh tambahan 34 dokter umum untuk puskesmas hingga posko kesehatan.
    “Kita butuh dokter umum itu 34, saat ini, ya, 34 orang. Kemudian perawat 17, sampai bidan, petugas farmasi, petugas kesling, dan juga kespro, dan juga ambulans. Jadi, ini juga untuk 13 kabupaten/kota di Aceh,” ujar dia.
    Begitu juga dengan
    Sumatera
    Utara (Sumut) yang masih membutuhkan tambahan tenaga kesehatan.
    “Sumatera Utara ini khusus daerah Sibolga dan Tapanuli Tengah. Kami punya data, nanti kita kasihkan, dokter spesialis bedah, dokter umum, dan semacamnya,” lanjut Sumarjaya.
    Selain tenaga kesehatan, ahli elektromedis juga dibutuhkan untuk mengidentifikasi alat-alat kesehatan yang terdampak.
    “Apakah bisa difungsikan kembali atau tidak. Nah, ini juga kita akan kirimkan tenaga untuk mengidentifikasi, mengecek alat-alat yang mungkin bisa difungsikan kembali, karena cukup mahal alat-alatnya,” kata Sumarjaya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Tangkap 2 Ojek Pangkalan yang Pukul Ojol di Stasiun Duri
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Desember 2025

    Polisi Tangkap 2 Ojek Pangkalan yang Pukul Ojol di Stasiun Duri Megapolitan 5 Desember 2025

    Polisi Tangkap 2 Ojek Pangkalan yang Pukul Ojol di Stasiun Duri
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Polisi menangkap dua tukang ojek pangkalan yang terlibat pemukulan terhadap seorang pengemudi ojek online di depan Stasiun Duri, Tambora, Jakarta Barat, Kamis (4/12/2025).
    Dua tukang
    ojek pangkalan
    yang ditangkap, yakni RU dan M.
    “Untuk pelaku, saat ini sudah kami amankan dua orang di Polsek Tambora,” ujar Kanit Reskrim Polsek Tambora, Sudrajat di Polsek Tambora, Jakarta Barat, Jumat (5/12/2025).
    Peristiwa bermula saat seorang pengemudi
    ojol
    datang menjemput penumpang di area depan stasiun.
    Namun, keberadaan ojol di titik tersebut menimbulkan kesalahpahaman dengan para opang yang biasanya menunggu penumpang di lokasi itu.
    “Sudah ada peraturan tidak tertulis apabila ingin mengambil penumpang untuk
    ojek online
    , diharapkan tidak berada pada dekat TKP tersebut,” kata Sudrajat.
    Dua ojek pangkalan itu kemudian menegur pengemudi ojek online untuk berpindah tempat. Namun, bukannya pindah, justru terjadi cekcok di antara mereka.
    “Terjadi cekcok sehingga menyebabkan emosi, tersulut emosi dari ojek pangkalan dan menyebabkan pemukulan seperti di video tersebut,” jelas dia.
    Hingga kini, polisi belum dapat memastikan kondisi korban usai tragedi pemukulan tersebut. Pihaknya masih mencari identitas korban.
    “Saat ini kami Polsek Tambora masih mencari identitas dari korban. Apabila korban bisa datang ke Polsek, agar dapat diproses lebih lanjut,” ujar Sudrajat.
    Meskipun begitu, polisi telah mempertemukan komunitas ojek online dan ojek pangkalan untuk dilakukan mediasi.
    “Kami berusaha berkomunikasi dengan ojek online dan ojek pangkalan agar tetap menjaga kondusivitas, karena sampai sejauh ini kami belum menemukan identitas korban,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Tangkap 2 Ojek Pangkalan yang Pukul Ojol di Stasiun Duri
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Desember 2025

    Opang Pukul Ojol di Stasiun Duri, Gara-gara Batas Area Jemput Penumpang Megapolitan 5 Desember 2025

    Opang Pukul Ojol di Stasiun Duri, Gara-gara Batas Area Jemput Penumpang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com- 
    Sejumlah ojek pangkalan (opang) memukul seorang driver ojek online (ojol) di depan Stasiun Duri, Tambora, Jakarta Barat, pada Kamis (4/12/2025) malam, gara-gara melewati batas wilayah menjemput penumpang.
    Salah satu ojek pangkalan, Gilang (bukan nama sebenarnya), mengatakan, situasi seperti ini memang kerap terjadi ketika ojol dianggap melanggar area penjemputan opang. Namun, biasanya tidak sampai terjadi adu fisik.
    “Biasanya (ojol) ditegur itu pasti ngerti. Diingetinnya juga baik-baik aja sebenarnya. Kayak, ‘Bang, jemput penumpang sanaan lagi,’ gitu saja,” kata Gilang saat ditemui di Jalan Duri Utara, Tambora, Jakarta Barat, Jumat (5/12/2025).
    Area yang dijaga opang berada dalam radius sekitar 100 meter di dekat jembatan penghubung jalan dengan halaman Stasiun Duri.
    Di sisi kiri dan kanan jembatan, terdapat dua gazebo pangkalan ojek yang menjadi titik berkumpul para opang.
    Jembatan itu merupakan akses utama penumpang KRL keluar masuk stasiun.
    Tak jauh dari lokasi, di salah satu tiang pinggir jalan arah Duri Selatan, terpasang pelat besi dicat putih bertuliskan “Titik Ojek Online”.
    Gilang mengatakan tanda itu sengaja dibuat agar sopir ojol mengetahui batas area sehingga potensi gesekan bisa diminimalkan.
    Ia menyebut, kadang ada ojol yang membalas teguran dengan protes.
    Dalam kondisi seperti itu, opang menjelaskan bahwa aturan tak tertulis itu dibuat untuk kenyamanan bersama.
    “Lagian itu enggak jauh, kurang dari 100 meter kok,
    customer-
    nya enggak harus jalan jauh. Kami juga paham kalau ada lansia atau ibu hamil kan enggak mungkin jalan jauh-jauh. Makanya titiknya enggak jauh dibikinnya,” tutur dia.
    Gilang mengatakan, berdasarkan cerita temannya yang berjaga hingga malam, sopir ojol yang viral dipukul opang itu diduga mengabaikan teguran terkait area operasional.
    Dalam video yang beredar, sopir ojol terlihat menjemput penumpang di depan warung yang berada tepat berseberangan dengan jembatan Stasiun Duri.
    Penumpang perempuan sempat meminta maaf kepada opang sebelum akhirnya tetap naik ke motor dan pergi.
    Menurut Gilang, kasus seperti itu sebenarnya jarang terjadi karena mayoritas sopir ojol memahami aturan area.
    Bahkan, ia mencontohkan kejadian pada Jumat siang ketika ia menegur ojol yang hendak menaikkan penumpang tepat di depan jembatan.
    Pria berjaket hijau khas ojol itu langsung menyadari maksud Gilang dan meminta penumpangnya bergeser ke batas area.
    “Kayak begitu biasanya. Jadi ya sama-sama saling menghargai ajalah,” kata Gilang.
    Ia menjelaskan, meski tarif ojol seringkali lebih murah, kondisi kerja opang berbeda karena mereka tidak memiliki kepastian order seperti aplikasi ojol.
    “Kan kami beda Rp 3.000 doang sebenarnya. Misal di ojol Rp 7.000, kami Rp 10.000. Mereka juga kan walaupun lebih murah tapi abis nganter satu, dapet satu lagi,” katanya.
    Kanit Reskrim Polsek Tambora, Sudrajat, membenarkan bahwa insiden itu berawal dari salah paham.
    Saat ini polisi telah menahan dua orang yang diduga terlibat pemukulan untuk dimediasi dengan pihak ojol.
    Namun, hingga kini mereka belum menemukan korban karena tidak ada laporan langsung.
    “Kami berusaha berkomunikasi dengan ojek online dan ojek pangkalan agar tetap menjaga kondusivitas, karena sampai sejauh ini kami belum menemukan identitas korban,”  jelas dia kepada wartawan di Mapolsek Tambora, Jumat.
    Sebelumnya diberitakan, viral di media sosial video yang memperlihatkan sejumlah opang memukul seorang driver ojol di depan Stasiun Duri, Jakarta Barat, saat hendak menjemput penumpang.
    Terlihat beberapa opang memukul helm driver ojol tersebut.
    “Nyolot nih!” ucap salah satu opang.
    Seorang wanita yang merupakan penumpang driver ojol kemudian meminta agar opang tidak memukul driver ojol tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Trotoar Cikini Tak Lagi Ramah: Ruang Pejalan Kaki yang Terenggut di Jantung Jakarta
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Desember 2025

    Trotoar Cikini Tak Lagi Ramah: Ruang Pejalan Kaki yang Terenggut di Jantung Jakarta Megapolitan 5 Desember 2025

    Trotoar Cikini Tak Lagi Ramah: Ruang Pejalan Kaki yang Terenggut di Jantung Jakarta
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Trotoar yang seharusnya menjadi ruang paling aman, demokratis, dan inklusif bagi pejalan kaki justru berubah menjadi arena perebutan ruang di tengah Kota Jakarta.
    Pemandangan itu terlihat jelas pada Kamis (4/12/2025) siang di Jalan Raden Saleh Raya, Cikini, Jakarta Pusat.
    Trotoar sepanjang sekitar 150 meter, dari kawasan RSCM Kintani hingga Masjid Al Ma’mur, nyaris tidak menyisakan ruang untuk dilalui.
    Gerobak
    pedagang kaki lima
    (PKL), parkir motor, hingga deretan meja-kursi pembeli memenuhi jalur pejalan kaki. Guiding block kuning untuk difabel pun sebagian tertutup lapak makanan.
    Melihat kondisi tersebut, sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rakhmat Hidayat, mendorong pemerintah melakukan terobosan baru, termasuk melibatkan pemadam kebakaran (Damkar) untuk membantu menertibkan motor dan PKL yang menguasai trotoar.
    Saat dihubungi
    Kompas.com,
    Rakhmat menilai persoalan trotoar di Jakarta sudah masuk kategori serius dan tidak bisa hanya ditangani Satpol PP. Diperlukan pendekatan tidak biasa agar efek jera muncul.
    “Nah, menurut saya bisa juga salah satu solusi ya ini kita bisa coba misalnya dengan mengelibatkan Damkar. Damkar kan punya kendaraan yang lebih kecil, bisa masuk ke gang-gang,” ujar Rakhmat.
    Ia menyebutkan, motor yang nekat melintas dan melawan arah di trotoar sebagai pelanggaran hak pejalan kaki. Hal ini marak terjadi terutama pada jam sibuk.
    “Dengan melibatkan Damkar, bisa untuk menyemprotkan air terutama kalau jam-jam sibuk, motor suka lewat situ. Itu bisa jadi cara menertibkan,” ucapnya.
    Selain motor, trotoar juga dipenuhi lapak yang mengambil hampir seluruh permukaan. Menurut Rakhmat, fenomena ini lazim di kota besar negara berkembang atau
    global south
    .
    “Trotoar banyak yang dialihfungsikan. Harusnya untuk pejalan kaki, tapi digunakan untuk pedagang karena mereka melihat itu sebagai ruang gratis yang mudah diakses,” katanya.
    Negara, lanjut dia, seolah turut “menguntungkan” PKL karena membiarkan kondisi itu berulang tanpa solusi jangka panjang. Pangkalan ojek, baik konvensional maupun daring, juga ikut memanfaatkan trotoar untuk menunggu penumpang.
    “Itu melanggar hak pejalan kaki, melanggar hak warga kota,” tegasnya.
    Rakhmat membandingkan dengan negara maju yang menyadari bahwa trotoar adalah ruang hidup masyarakat kota untuk berjalan aman bersama keluarga.
    “Mereka sadar trotoar itu untuk pejalan kaki bagian dari kehidupan masyarakat perkotaan,” jelasnya.
    Karena itu, ia mendorong kontrol sosial dari warga.
    “Ada loh warga, ibu-ibu yang marah ketika trotoar dipakai ojek pangkalan atau lapak. Mereka merekam sebagai kontrol sosial. Itu penting sebagai edukasi,” ujarnya.
    Meski mendukung terobosan seperti melibatkan Damkar, Rakhmat menegaskan, aktor utama penertiban tetap Satpol PP. Namun ia menilai ketegasan pemimpin daerah sangat menentukan.
    “Kalau tidak tegas ya susah. Selalu berulang. Pimpinan kota harus lebih berani, meski pasti ada resistensi,” katanya.
    Ia juga menilai
    bollard
    atau tiang pembatas belum efektif mencegah motor dan pedagang.
    “Tetap motor naik, pedagang juga berkeliaran,” tuturnya.
    Rakhmat Hidayat menilai masyarakat harus mulai bersuara.
    “Warga kota harus protes. Itu hak kita, bagian dari edukasi kepada masyarakat perkotaan,” kata dia.
    Ia percaya Jakarta bisa lebih manusiawi bila prioritas ruang tetap berpihak pada mereka yang paling rentan pejalan kaki.
    Kompas.com
    menelusuri trotoar Jalan Raden Saleh pada Kamis siang. Kondisi di lapangan memperlihatkan situasi yang dipaparkan Rakhmat.
    Permukaan trotoar basah sisa hujan. Deru kendaraan tidak putus. Baru beberapa langkah dari RSCM Kintani, jalur pejalan kaki sudah berubah fungsi.
    Sebuah gerobak camilan berdiri di depan ATM. Lapak mi ayam menaruh bangku plastik hingga membuat pejalan kaki harus menunduk.
    Motor melaju pelan di atas trotoar, memanfaatkan celah di antara bollard. Kabel yang menjuntai rendah menambah risiko.
    Di titik lain, meja makan menutup hampir seluruh lintasan. Pejalan kaki terpaksa menunggu atau turun ke jalan yang padat kendaraan.
    Trotoar sebagai ruang paling demokratis itu berubah menjadi arena perebutan antara modernisasi, ekonomi informal, dan kebutuhan dasar warga untuk berjalan dengan aman. Pejalan kaki, sekali lagi, kalah.
    Wulan (29), karyawan yang tinggal di kos sekitar Cikini, mengaku hampir setiap hari melewati kawasan ini namun jarang bisa menggunakan trotoar.
    “Trotoarnya dipakai jualan dan parkir motor. Saya pernah hampir keserempet motor saat mereka mau parkir,” katanya.
    Ia berharap pemerintah memberi solusi yang adil.
    “Atur ruang PKL boleh saja. Tapi jangan sampai pejalan kaki kayak saya yang jadi korban,” ujarnya.
    Kasatpol PP Jakarta Pusat, Purnama Hasudungan Panggabean, mengatakan penertiban di kawasan itu sudah berulang dilakukan.
    “Sudah sering dilakukan, kucing-kucingan ya. Dihalau, diangkut juga. Jadi kuat-kuatan sama pedagang,” ujarnya.
    Satpol PP juga memberi imbauan ke kecamatan dan kelurahan, tetapi PKL kembali berdagang.
    “Mereka harus ada tempat jualan supaya tidak kucing-kucingan terus,” katanya.
    Kepala Pusdatin Bina Marga DKI Jakarta Siti Dinarwenny menegaskan, tugas Bina Marga hanya menyediakan fasilitas trotoar. 
    Menurut dia, penertiban di Jalan Raden Saleh telah dilakukan Satpol PP Kecamatan Menteng dan Kota Jakarta Pusat pada 28 November lalu.
    “Bina Marga bertanggung jawab menyediakan fasilitas trotoar, namun kewenangan penertiban berada pada Satpol PP,” ujarnya.
    Beberapa PKL mengakui bahwa berjualan di trotoar melanggar aturan, tetapi mereka menyebut kebutuhan ekonomi sebagai alasan. Sofyan (40), penjual sate, sudah lima tahun menetap di trotoar Raden Saleh.
    “Dulu saya keliling. Capek. Di sini ramai terus, ada kantor, kos, rumah sakit. Saya nekat sejak lima tahun lalu,” kata dia.
    Menurut Sofyan, pilihan berjualan di trotoar jalan karena biaya kontrak kios yang terlalu mahal.
    “Kalau PKL, enggak ada biaya sewa. Paling bayar ke orang parkiran saja uang keamanan,” ujarnya pelan.
    Ia tahu aktivitasnya mengganggu pejalan kaki, tetapi tidak punya alternatif. Pendapatannya stabil untuk menghidupi keluarganya. Sofyan sadar kehadirannya mengganggu pejalan kaki, namun tetap berjualan di atas trotoar.
    “Tahu sih, tapi kalau cuma dilarang tanpa solusi, gimana?” katanya.
    Ridho (27), penjual minuman dan mantan pengemudi ojek
    online
    , juga menggantungkan hidupnya di lokasi itu. Saat menjadi pengemudi ojek online, penghasilannya bergantung cuaca dan keramaian. Ia sering terdampak penertiban, namun ia tak punya pilihan untuk pindah.
    “Di sini rezekinya. Saya berharap pemerintah bikin tempat khusus PKL. Jangan semua dilarang,” ujar dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jakarta Siaga Stroke 2026: Dari Pasukan Putih hingga Ambulans Listrik
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Desember 2025

    Jakarta Siaga Stroke 2026: Dari Pasukan Putih hingga Ambulans Listrik Megapolitan 5 Desember 2025

    Jakarta Siaga Stroke 2026: Dari Pasukan Putih hingga Ambulans Listrik
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Penanganan stroke di Jakarta mendapat perhatian serius dari pemerintah, mulai dari tingkat nasional hingga pemprov DKI Jakarta.
    Stroke menjadi salah satu penyakit kardiovaskular dengan angka kematian tinggi dan biaya kesehatan nasional yang besar.
    Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan, stroke merupakan salah satu penyakit penyebab kematian terbesar di Indonesia.
    Data Kementerian Kesehatan mencatat ada 330.000 kematian akibat stroke.
    “Dan salah satu yang membuat pembebanan (biaya) kesehatan nasional paling tinggi adalah stroke. Komitmen
    Jakarta
    Siaga Stroke 2026 membuat Jakarta harus lebih siap dan tanggap terhadap kejadian stroke,” ujar Dante di Balai Kota Jakarta, Jumat (5/12/2025).
    Dante menekankan pentingnya penanganan cepat, yakni dalam masa kritis 4,5 jam sejak gejala pertama muncul.
    “Kalau pasien dari awal ke jalan kemudian langsung diobati bisa menuju rumah sakit, dari symptom to needle, dari home to needle, sampai masuk jarum, sampai masuk obat 4,5 jam. Maka bisa selamat dan terhindar dari kecacatan,” tambahnya.
    Gubernur DKI Jakarta
    Pramono Anung
    memberikan tugas baru kepada Pasukan Putih dari Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, yakni membantu penanganan pasien stroke di ibu kota.
    “Ada Pasukan Putih yang jumlahnya 584, dan Pasukan Putih ini memang secara khusus memberikan pelayanan kepada lansia dan difabel. Maka untuk itu, kita tambahkan (tugasnya). Pasukan Putih kita tugaskan secara khusus untuk berkaitan dengan stroke ini,” ujar Pramono.
    Pasukan Putih merupakan petugas layanan kesehatan keliling yang mendatangi rumah warga rentan, termasuk lansia dan penyandang disabilitas, untuk perawatan dasar, pendampingan, dan edukasi kesehatan.
    Pramono menekankan dukungan Pasukan Putih sangat penting karena golden period penanganan stroke hanya berlangsung sekitar 4,5 jam.
    Selain itu, Pramono meluncurkan Jakarta Sistem Informasi Manajemen Puskesmas atau JakSimpus, sistem informasi manajemen puskesmas digital yang terintegrasi untuk mendukung respons cepat pasien stroke.
    Ia juga menyebutkan adanya tambahan fasilitas ambulans, termasuk ambulans listrik.
    “Kami juga memberikan fasilitas tambahan kepada Dinas Kesehatan untuk Pasukan Putih dilengkapi dengan ambulans-ambulans, dan kami mulai sekarang punya ambulans yang listrik, mobil listrik,” jelas Pramono.
    Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati menyebutkan, angka kecacatan akibat stroke di Jakarta mencapai 21,4 persen, dengan 2,9 persennya berakhir kematian.
    “Angka kecacatan akibat stroke di Jakarta cukup tinggi. Ada 21,4 persen dan 2,9 persen di antaranya berakhir dengan kematian,” ujar Ani.
    Ani menekankan pentingnya penanganan cepat dan terstandar, dari pencegahan, respons cepat, perawatan akut, hingga rehabilitasi dan pemulihan.
    “Sehingga sistem ini memastikan setiap warga mendapatkan layanan yang cepat, tepat, dan terstandar,” tambahnya.
    Ia juga menegaskan bahwa Jakarta sudah memiliki berbagai sumber daya pendukung, mulai Pasukan Putih, puskesmas, rumah sakit, layanan ambulans gawat darurat, command center, JakAmbulans, JakConnected, hingga JakWarehouse.
    (Reporter: Dian Erika Nugraheny | Editor: Abdul Haris Maulana)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Momen Prabowo Minta Erick Thohir Tambah Bonus Peraih Emas SEA Games 2025 Jadi Rp 1 Miliar
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        5 Desember 2025

    Momen Prabowo Minta Erick Thohir Tambah Bonus Peraih Emas SEA Games 2025 Jadi Rp 1 Miliar Nasional 5 Desember 2025

    Momen Prabowo Minta Erick Thohir Tambah Bonus Peraih Emas SEA Games 2025 Jadi Rp 1 Miliar
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Presiden Prabowo Subianto meminta Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir menambah bonus peraih medali emas SEA Games 2025 dari Rp 500 juta untuk satu orang peraih medali emas menjadi Rp 1 miliar.
    “Kita akan dorong, saudara-saudara, Menpora bagaimana? Yang dapat medali emas akan kita kasih insentif?” kata Prabowo dalam pidatonya saat melepas kontingen di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (5/12/2025).
    Erick kemudian menyampaikan bahwa bonus yang disediakan untuk seorang peraih medali emas sebesar Rp 500 juta.
    Prabowo lalu bertanya apakah anggaran tersebut dapat dinaikkan menjadi Rp 1 miliar.
    “Anggarannya Rp 500 (juta)? Bisa dinaikkan jadi Rp 1 miliar? Bisa. Bisa kan?” tanya Prabowo.
    Erick menyatakan kesiapannya, dengan berdiri dan memberikan tanda hormat.
    Sontak, ratusan atlet yang datang ke Istana Negara bertepuk tangan gembira.
    Tak cuma itu, Prabowo bertanya kepada Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi yang berada di samping
    Erick Thohir
    .
    Mensesneg juga menyatakan siap menaikkan anggaran untuk peraih medali emas.
    “Mensesneg bisa?” tanya Prabowo.
    “Alhamdulillah,” ucap Prabowo, disambut riuh tepuk tangan kembali.
    Menurut Prabowo, pemberian bonus merupakan bentuk penghargaan dari negara kepada atlet yang telah mengharumkan nama Indonesia.
    “Bagi mereka yang berhasil, saya sudah memberi petunjuk Kemenpora ya, kau bisa lihat pendahulu-pendahulumu yang berhasil dapat medali emas. Negara akan memberi tempat yang terbaik,” jelas Prabowo.
    Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) itu memberi contoh penghargaan negara yang diterima oleh atlet angkat besi, Rizki Juniansyah, yang kini diangkat menjadi perwira lantaran mampu menyabet medali emas dalam Olimpiade Paris tahun lalu.
    Rizki menjadi salah satu dari dua atlet yang duduk di barisan depan, sejajar dengan Erick Thohir dan Prasetyo Hadi.
    “Pemenang medali emas kita di Olimpiade sekarang sudah menjadi perwira. Pangkatmu apa sekarang? Gagah sekali kau. Jadi putra-putri kita yang membela kehormatan dan nama baik bangsa kita selalu akan dihargai. Terima kasih,” tandas Prabowo.
    Total ada 1.021 orang atlet dari 48 cabang olahraga yang tergabung dalam kontingen Indonesia untuk
    SEA Games 2025
    .
    Erick Thohir menargetkan kontingen Indonesia meraih 80 medali emas dan masuk posisi 3 besar dalam SEA Games 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.