Author: JabarEkspress.com

  • Operasi Tambang Merusak, Walhi Jabar: Jangan Dipersilahkan Masuk dengan Leluasa!

    Operasi Tambang Merusak, Walhi Jabar: Jangan Dipersilahkan Masuk dengan Leluasa!

    JABAR EKSPRES – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Jawa Barat (Walhi Jabar) menilai bahwa dalam pengelolaan pertambangan, selalu ada pihak yang dirugikan, khususnya masyarakat sekitar.

    Menurut Tim Advokasi Walhi Jabar, Fauqi, selama pihak-pihak yang diuntungkan masih memiliki kekuasaan kuat dalam birokrasi, maka rakyat hanya akan menjadi korban.

    “Kegiatan tambang yang terjadi di Gunung Pongkor oleh PT Antam Tbk salah satunya,” katanya kepada Jabar Ekspres, Minggu (20/4).

    Fauqi menjelaskan, aktivitas penambangan di wilayah tersebut telah berlangsung sejak tahun 1994 oleh Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor, yang berlokasi di Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.

    Ia menyebut, pada tahun 1990, pemerintah telah menerbitkan kuasa pertambangan eksploitasi dengan luas area mencapai 4.058 hektare, yang kemudian terus meluas hingga kini.

    BACA JUGA: Longsor Kembali Terjadi di Jalan Angsana Gunung Kelir Ciamis, Warga Diimbau Waspada

    Selain itu, wilayah Kecamatan Nanggung yang dikenal memiliki “gunung emas” juga menghadapi persoalan lain, yaitu maraknya aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di sejumlah lokasi.

    “Investigasi yang dilakukan oleh WALHI Jawa Barat, menemukan setidaknya ada 50 sampai 100 titik lubang yang ada disana,” terangnya.

    Menurut Fauqi, kondisi lingkungan di kawasan tersebut kini mengalami anomali, di mana fungsinya tidak lagi sesuai dengan daya dukung alamnya.

    Limbah dari aktivitas pertambangan, baik oleh perusahaan maupun PETI, disebut mencemari aliran Sungai Cikaniki dan merusak ekosistemnya.

    “Ikan-ikan pernah mati massal pada tahun 2009. Keresahan warga juga timbul akibat adanya iritasi kulit yang dialami mereka, sebab sungai tersebut masih berfungsi sebagai kegiatan sehari-hari,” jelasnya.

    Ia mengungkapkan bahwa air sungai tersebut kini berwarna hitam, akibat limbah sianida dalam jumlah ribuan liter yang dibuang setiap harinya dari proses pemurnian emas.

    Dalam konteks kebijakan, tata ruang wilayah Kabupaten Bogor telah diatur melalui Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor tahun 2024–2028.

    “Kalau dilihat dari kesesuaian, fungsi Kecamatan Nanggung itu penyangga (pelindung) bagi kawasan di bawahnya, dan itu tertera di Pasal 43 RTRW Kabupaten Bogor,” ungkap Fauqi.

  • Longsor Kembali Terjadi di Jalan Angsana Gunung Kelir Ciamis, Warga Diimbau Waspada

    Longsor Kembali Terjadi di Jalan Angsana Gunung Kelir Ciamis, Warga Diimbau Waspada

    JABAR EKSPRES – Jalan Angsana Gunung Kelir di Desa Neglasari, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, kembali dilanda longsor pada Sabtu (19/4/2025) malam saat wilayah tersebut diguyur hujan deras.

    Kejadian ini merupakan yang kedua kalinya dalam kurun waktu terakhir, dengan longsoran mencapai kedalaman 30 meter dan panjang sekitar 200 meter. Diduga, pergerakan tanah yang diperparah oleh hujan deras menjadi pemicu utama bencana tersebut.

    Menurut keterangan warga setempat, Dede, lokasi tersebut merupakan area rawan pergerakan tanah yang telah lama ditandai dengan retakan-retakan besar.

    “Saat hujan turun deras, retakan itu semakin melebar dan akhirnya memicu longsor,” ujarnya, Minggu (20/4/2025).

    BACA JUGA: Wali Kota Banjar Pastikan Program Kartu Berdaya Terealisasi Tahun Ini

    Longsor kali ini tidak hanya merusak bahu jalan yang sebelumnya sudah diperbaiki Pemkab Ciamis, tetapi juga menggerus sisa bahu jalan lama dan mengancam struktur jalan yang baru dibangun.

    Sebelumnya, longsor di ruas jalan tersebut sempat membuat akses lalu lintas terputus.

    Pemkab Ciamis telah melakukan upaya perbaikan dengan menggeser posisi bahu jalan, namun upaya tersebut kembali terancam akibat aktivitas tanah yang tidak stabil.

    “Ada beberapa keluarga yang sudah mengungsi karena lokasi rumahnya berdekatan dengan lokasi longsoran tanah,” tambah Dede.

    Tak hanya di jalan raya, bencana serupa juga terjadi di belakang kantor Desa Neglasari, di mana sebuah tebing longsor hingga menimpa rumah warga. Akibatnya, bagian bilik rumah tersebut jebol dan rusak parah.

    BACA JUGA: Motif Asmara Dibalik Pembunuhan Wanita di Kamar Kos Ciamis

    Dede menegaskan, saat ini terdapat beberapa titik rawan longsor di desa tersebut yang dipicu oleh pergerakan tanah aktif.

    Pihak Desa Neglasari dan Pemkab Ciamis kini tengah memantau perkembangan kejadian tersebut. Warga diharapkan tetap waspada, terutama saat musim hujan, mengingat kerentanan wilayah tersebut terhadap bencana geologis.

    Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun kerugian material masih terus didata. (CEP)

  • Mahkota Binokasih Disambut Sakral, Kabupaten Bogor Kembali ke Akar Sejarah Pajajaran

    Mahkota Binokasih Disambut Sakral, Kabupaten Bogor Kembali ke Akar Sejarah Pajajaran

    JABAR EKSPRES – Bupati Bogor, Rudy Susmanto, mengungkapkan bahwa prosesi penyambutan Mahkota Binokasih Pajajaran akan dilakukan secara sakral dan penuh makna di Kabupaten Bogor.

    Sebagai informasi, Mahkota Binokasih Pajajaran dijadwalkan akan melintasi Kabupaten Bogor dalam rangkaian kirab budaya yang berlangsung pada Senin (21/4) hingga Selasa (22/4) mendatang.

    Rudy menjelaskan bahwa persiapan penyambutan tidak dilakukan secara mewah, melainkan dengan nuansa khidmat dan sakral sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan budaya Sunda.

    “Kami mempersiapkan tidak dengan cara yang mewah tapi dengan cara yang sakral disambut oleh masyarakat Kabupaten Bogor, dan inilah asal muasal cikal bakal Kerajaan Pajajaran sebelum Kabupaten Bogor berdiri,” jelas Rudy di Area Stadion Pakansari, pada Minggu (20/4/2025).

    BACA JUGA: Sambut Mahkota Binokasih, ASN Kabupaten Bogor Akan Kenakan Baju Adat Sunda

    Ia menambahkan, tujuan utama dari kirab Mahkota Binokasih adalah untuk mengenang dan melestarikan warisan sejarah serta budaya yang ada di Tanah Pajajaran, yang kini menjadi bagian dari Kabupaten Bogor.

    “Tujuannya hanya satu, kita sama-sama mengenang dan melestarikan sejarah budaya yang ada di Kabupaten Bogor yaitu Tanah Pajajaran,” tuturnya.

    Sebagai bagian dari penyambutan, seluruh ASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor akan mengenakan pakaian adat Sunda. Hal ini juga bertepatan dengan peringatan Hari Kartini pada 21 April.

    “Dresscode nya kebetulan tanggal 21 besok hari Kartini. Maka pada saat hari kartini semua ASN, semua pemerintah Kabupaten Bogor. Kita pakai baju adat sunda bersama-sama,” kata dia.

    Tak hanya itu, Pemerintah Kabupaten Bogor juga menyiapkan sebanyak 2.500 jajanan gratis untuk masyarakat yang hadir dalam acara penyambutan Mahkota Binokasih sebagai bentuk perayaan rakyat.

    BACA JUGA: Izin Tambang di Jabar Bakal Dievaluasi, KDM Tak Segan Cabut Jika Nakal

    Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor, Yudi Santosa, menjelaskan, bahwa kirab Mahkota Binokasih akan memasuki wilayah Bogor melalui jalur Puncak pada 20 April.

    “Akan diterima oleh komunitas budaya di kawasan Puncak. Mereka akan menginap dan melakukan kegiatan spiritual seperti tawasulan di Telaga Warna, karena tempat itu punya nilai historis,” ujarnya, Rabu (16/4).

  • Sengketa Lahan Tenjolaya Memanas, Sidang Perlawanan Digelar Akhir April

    Sengketa Lahan Tenjolaya Memanas, Sidang Perlawanan Digelar Akhir April

    JABAR EKSPRES – Konflik sengketa lahan di Kampung Simpen, Desa Tenjolaya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, memasuki babak baru.

    Sebelumnya, pihak penggugat dari keluarga Oce Rumnasih melalui Handi Burhan, akan melakukan eksekusi usai mengklaim kemenangannya atas sebidang tanah, dari hasil putusan Pengadilan Negeri Bale Bandung dengan perkara perdata No.39/Pdt.G/2011/PN.BB.

    Sejumlah masyarakat turun ke jalan menolak proses eksekusi, mereka merasa resah dan mengaku enggan hak tempat tinggalnya direbut tanpa dasar yang jelas. Eksekusi yang rencananya dilakukan pada Selasa (15/4/2025) pun akhirnya batal.

    Diketahui, eksekusi ini batal dilakukan karena adanya bantahan hukum yang dilayangkan ke Pengadilan Negeri Bale Bandung, tepat sehari sebelumnya.

    Penasihat Hukum (PH) dari pihak Yayasan Pendidikan Bina Muda, Agus Gustiara menjelaskan bahwa pihaknya telah mengajukan bantahan resmi terhadap eksekusi tersebut pada Senin, 14 April 2025. Bantahan ini berkaitan dengan lahan seluas 9.200 meter persegi di Blok Simpen, yang tercatat dalam Persil Nomor 112 dan C Desa Kohir/Kikitir Nomor 975.

    BACA JUGA: Izin Tambang di Jabar Bakal Dievaluasi, KDM Tak Segan Cabut Jika Nakal

    “Setelah kita melakukan bantahan atau sanggahan eksekusi, kemudian hal tersebut diterima hingga muncul jadwal sidang,” katanya saat ditemui Jabar Ekspres, Minggu (20/4).

    Sidang pertama dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 30 April 2025. Agus menyebut, proses hukum ini akan berjalan cukup panjang dan diperkirakan berlangsung hingga Juli.

    Informasi ini juga telah tercantum dalam laman resmi Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Pengadilan Negeri Bale Bandung dengan nomor perkara 117/Pdt.Plw/2025/PN Blb.

    Agus dan tim hukumnya mengaku heran dengan keputusan Pengadilan Negeri Bale Bandung yang memenangkan pihak Handi Burhan dan mengesahkan rencana eksekusi. Ia menyebut ada dua putusan berbeda yang saling bertentangan dalam kasus ini.

    Meski pada perkara nomor 39 pihak Handi Burhan dinyatakan menang, namun pada perkara nomor 201/Pdt.G/2015/PN.Blb, Yayasan Bina Muda justru keluar sebagai pemenang melalui putusan verstek (karena pihak tergugat tidak hadir di persidangan). Bantahan dari pihak Handi Burhan atas perkara ini juga telah ditolak oleh pengadilan.

  • Sambut Mahkota Binokasih, ASN Kabupaten Bogor Akan Kenakan Baju Adat Sunda

    Sambut Mahkota Binokasih, ASN Kabupaten Bogor Akan Kenakan Baju Adat Sunda

    JABAR EKSPRES – Mahkota Raja Pajajaran Binokasih dijadwalkan akan tiba di Kabupaten Bogor pada Senin (21/4/2025) besok.

    Penyambutannya akan dimeriahkan dengan berbagai rangkaian acara, seperti kirab budaya, talkshow, hingga pertunjukan wayang golek.

    Bupati Bogor, Rudy Susmanto, menyatakan bahwa seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor akan mengenakan pakaian adat Sunda dalam rangka penyambutan tersebut.

    “Dresscode nya kebetulan tanggal 21 besok Hari Kartini, semua asn pemerintah Kabupaten Bogor, kita pakai baju adat sunda bersama-sama,” ujarnya, Minggu (20/4).

    BACA JUGA: Dari Kandang ke Kampus, Bupati Bogor Yakin Anak Peternak Bisa Jadi Dokter hingga Presiden

    Selain penampilan budaya, Rudy juga mengungkapkan bahwa akan ada 2.500 porsi jajanan gratis untuk masyarakat yang hadir dalam acara tersebut.

    “Namanya juga pesta rakyat, harus bisa dinikmati semua lapisan masyarakat. Jajanan nanti berasal dari para pedagang kaki lima dan pelaku UMKM lokal. Kita kumpulkan gerobak-gerobak makanan mereka untuk meramaikan acara,” jelasnya.

    Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor, Yudi Santosa, menjelaskan, bahwa kirab Mahkota Binokasih akan memasuki wilayah Bogor melalui jalur Puncak pada 20 April.

    “Akan diterima oleh komunitas budaya di kawasan Puncak. Mereka akan menginap dan melakukan kegiatan spiritual seperti tawasulan di Telaga Warna, karena tempat itu punya nilai historis,” ujarnya, Rabu (16/4).

    BACA JUGA: Berhasil Juara, Domba Pesta Patok Alami Kenaikan Harga Jual

    Keesokan harinya, kirab akan bergerak menuju Cibinong dan direncanakan berhenti di kawasan Muara Beres.

    Di sana, akan dilakukan prosesi serah terima Mahkota Binokasih dari pihak Anom Sumedang Larang kepada Bupati Bogor.

    “Ini baru pertama kali Mahkota Binokasih hadir di Kabupaten Bogor. Tahun lalu ke Kota Bogor, sekarang giliran ke sini, dan kebetulan di masa Pak Rudy Susmanto,” tuturnya.

    Setelah prosesi serah terima, kirab akan dilanjutkan ke kompleks Pemkab Bogor. Malam harinya, kegiatan akan dimulai dengan doa bersama (tawasulan) yang dipimpin para ulama.

    Agenda berikutnya adalah makan malam dan pembekalan kepemimpinan bagi para pemangku jabatan, mulai dari tingkat desa hingga dinas, yang akan digelar di Auditorium Pemkab Bogor. Pembekalan ini akan dipimpin langsung oleh Anom Sumedang Larang, raja muda dari Sumedang.

  • Menyambut Hari Kartini, Antarestar Outdoor Angkat Semangat Kartini Lewat Aksi Positif Opsih dan LessWaste

    Menyambut Hari Kartini, Antarestar Outdoor Angkat Semangat Kartini Lewat Aksi Positif Opsih dan LessWaste

    JABAR EKSPRES – Memperingati Hari Kartini, Antarestar Outdoor menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Langkah Perempuan, Langkah Perubahan” di Area Camp Pasir Reungit, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Bogor. Kegiatan ini menjadi wujud penghormatan terhadap semangat emansipasi perempuan sekaligus kampanye lingkungan yang menyoroti pentingnya peran perempuan sebagai agen perubahan dalam menjaga alam.

    Acara yang digelar selama dua hari ini merupakan hasil kolaborasi antara Antarestar Outdoor dan Kementerian Kehutanan, yang diwakili oleh Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Tidak hanya membawa semangat petualangan dan kebersamaan, kegiatan ini juga mengusung nilai keberlanjutan melalui pendekatan minim sampah (less waste) serta edukasi mengenai pentingnya merawat bumi.

    Perempuan sebagai Katalis Perubahan

    Penanggung jawab kegiatan, Ferri Pratama Septian, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bentuk penghormatan terhadap semangat perjuangan R.A. Kartini dan ajakan kepada perempuan masa kini untuk turut berperan dalam pelestarian lingkungan.
    “Kartini memperjuangkan pendidikan dan hak perempuan di zamannya. Kini, kita melanjutkan langkah itu dengan menempatkan perempuan sebagai garda depan dalam menjaga bumi. Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil,” ujar Ferri.

    Aksi Nyata di Alam Terbuka

    Selama kegiatan berlangsung, peserta mengikuti berbagai aktivitas yang menyatukan unsur petualangan dan kesadaran lingkungan. Di antaranya adalah trekking dan camping, pemasangan plang petunjuk dan himbauan di kawasan Kawah Ratu, gerakan membawa perlengkapan makan sendiri sebagai bagian dari kampanye reuse movement, serta diskusi inspiratif bersama Abex, seorang petualang perempuan yang dikenal atas kontribusinya dalam dunia eksplorasi alam.

    Para peserta juga diwajibkan membawa perlengkapan pribadi yang ramah lingkungan serta menghindari penggunaan plastik sekali pakai.

    “Kita ingin menunjukkan bahwa kegiatan outdoor juga bisa dilakukan secara bertanggung jawab tanpa membebani alam. Kita tak hanya melangkah, tapi juga menjaga setiap jejak yang kita tinggalkan,” tambah Ferri.

    Kampanye Berkelanjutan Lewat Media Sosial

    Selain aktivitas lapangan, semangat kegiatan ini turut digaungkan melalui media sosial. Kampanye digital ini menggunakan tagar #LangkahPerempuan, #LangkahPerubahan, dan #MerawatBumi agar pesan cinta lingkungan bisa menjangkau audiens yang lebih luas.

  • Mahkota Binokasih Disambut Sakral, Kabupaten Bogor Kembali ke Akar Sejarah Pajajaran

    Dari Kandang ke Kampus, Bupati Bogor Yakin Anak Peternak Bisa Jadi Dokter hingga Presiden

    JABAR EKSPRES – Bupati Bogor, Rudy Susmanto, menyampaikan optimisme bahwa para peternak domba, khususnya pemenang dalam ajang Pesta Patok Domba, dapat memberikan pendidikan tinggi bagi anak-anak mereka.

    Ia menjelaskan bahwa domba-domba milik para peternak yang berhasil menjuarai kontes tersebut akan memiliki nilai jual yang jauh lebih tinggi berkat sertifikat juara yang diperoleh.

    “Sehingga walaupun satu ekor domba, dua ekor domba menang kontes. Syukur-syukur bisa nguliahin anaknya, yang bapaknya peternak anaknya bisa jadi dokter, bisa jadi jenderal, bahkan bisa jadi presiden,” kata Rudy di Area Stadion Pakansari, pada Minggu (20/4/2025).

    Rudy juga menyebutkan bahwa petani dan peternak adalah pahlawan bangsa karena berperan penting dalam menjaga ketahanan pangan yang menjadi program prioritas Presiden Prabowo Subianto.

    BACA JUGA: Berhasil Juara, Domba Pesta Patok Alami Kenaikan Harga Jual

    “Maka kita berprinsip, petani peternak adalah pahlawan bangsa mereka berjuang menghasilkan juga buat bangsa menjaga program ketahanan pangan dan membuat bangsa Indonesia, bisa swasembada daging,” ungkap dia.

    Lebih lanjut, Rudy menambahkan bahwa para peternak domba di Kabupaten Bogor telah mampu menghasilkan bibit-bibit unggul yang menjadi kekuatan ekonomi lokal.

    “Beberapa peternak di Kabupaten Bogor hari ini dari beberapa kandang, beberapa farm, beberapa padepokan menghasilkan bibit-bibit unggul,” kata dia.

    Meskipun ada daerah lain yang lebih dulu berkembang, Rudy tetap optimistis bahwa kualitas hasil ternak dari Kabupaten Bogor akan terus meningkat.

    “Maka walaupun wilayah lain lebih dahulu daripada kita. Kita yakin kita optimis ke depan kita petani-petani kita taraf hidup kualitas ternaknya harus berubah menjadi lebih baik lagi,” terangnya.

    BACA JUGA: Komitmen Ketahanan Pangan dan Upaya Peningkatan Ekonomi Peternak Lewat Pesta Patok Domba

    Sebagai informasi, Pesta Patok Domba merupakan bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-79 TNI Angkatan Udara yang juga bertujuan untuk mendukung program ketahanan pangan nasional.

    Acara ini digelar serentak di 16 kota dan kabupaten di wilayah barat Indonesia. Kontes yang berlangsung di Area Stadion Pakansari tersebut turut dihadiri oleh Panglima Koops Udara I Marsekal Muda TNI Mohammad Nurdin, perwakilan Kementerian Pertanian melalui Ditjen PKH, Bupati Bogor Rudy Susmanto, serta para kepala satuan perangkat kerja daerah (SKPD) Kabupaten Bogor.

  • Tak Diam, Alumni Smansa Desak Peninjauan Putusan Sengketa Lahan oleh PTUN

    Tak Diam, Alumni Smansa Desak Peninjauan Putusan Sengketa Lahan oleh PTUN

    JABAR EKSPRES – Respons keras datang dari barisan Ikatan Alumni SMAN 1 (Smansa) Kota Bandung terkait putusan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Bandung dalam perkara sengketa lahan antara sekolah mereka dengan Perkumpulan Lyceum Kristen (PLK).

    Dalam perkara Nomor: 164/G/2024/PTUN.BDG, pengadilan memenangkan PLK sebagai pemilik sah atas lahan seluas 8.450 meter persegi—putusan yang langsung memantik gelombang kekecewaan dari para alumni.

    Kordinator Tim Careteker Smansa 1 Bandung, Arief Budiman menyebut, putusan tersebut bertentangan dengan rasa keadilan dan prinsip-prinsip hukum yang seharusnya dijunjung tinggi oleh lembaga peradilan.

    “Kita sangat menyayangkan putusan ini karena bertentangan dengan semangat hukum yang bersih dan berkeadilan. Ini bukan tentang siapa yang menang atau kalah, tapi tentang bagaimana hukum harus ditegakkan secara jujur dan objektif,” ujar Arief saat dikonfirmasi, Minggu (20/4).

    BACA JUGA: Ribuan Massa Aksi Solidaritas Palestina Kecam Penghianatan Israel Terkait Gencatan Senjata di Gaza

    Menurutnya, putusan ini sampai menyentuh sisi moral dan psikologis para alumni serta masyarakat pendidikan yang menjunjung tinggi nilai keadilan dan integritas.

    Arief menegaskan, keberatan ini bukan sekadar ekspresi kekecewaan, melainkan wujud tanggung jawab moral untuk memperjuangkan kebenaran.

    Maka dari itu, pihaknya telah menyiapkan serangkaian langkah hukum dan advokasi lanjutan. Pertama, Tim Caretaker akan melakukan kajian yuridis secara menyeluruh terhadap substansi dan dasar pertimbangan majelis hakim dalam putusan tersebut. Kajian ini akan melibatkan ahli hukum dan akademisi guna memastikan analisis obyektif dan konstruktif.

    Kedua, alumni akan bersinergi dengan tim hukum Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mengajukan upaya banding ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) Bandung. Langkah ini diambil sebagai bentuk koreksi atas putusan yang dinilai tidak merepresentasikan keadilan substantif.

    Dikatakan Arief, perjuangan ini bukanlah bentuk pembangkangan terhadap putusan hukum, melainkan upaya untuk membangun sistem hukum yang lebih adil, transparan, dan akuntabel.

    BACA JUGA: Capai 2.564 Jamaah, Bupati Bandung: Kuota Haji Kabupaten Bandung Terbanyak di Jabar

    “Ini bukan tentang nostalgia almamater. Ini adalah panggilan moral bagi kita semua untuk memastikan hukum tidak dipakai sebagai alat kepentingan, tetapi sebagai wajah keadilan yang melindungi kepentingan masyarakat luas,” ujar Arief.

  • Izin Tambang di Jabar Bakal Dievaluasi, KDM Tak Segan Cabut Jika Nakal

    Izin Tambang di Jabar Bakal Dievaluasi, KDM Tak Segan Cabut Jika Nakal

    JABAR EKSPRES -Gubernur Jabar Dedi Mulyadi bakal mengevaluasi seluruh izin pertambangan di Jabar. Ia juga tidak segan mencabut izin tambang yang terbukti merusak lingkungan.

    Hal itu diungkapkan, Minggu (20/4). Ia menguraikan, sejauh ini pihaknya banyak menerima keluhan terkait aktivitas pertambangan di Jabar.

    “Mohon maaf tidak dapat mendatangi satu per satu. Tapi sikap kami jelas bahwa saya tidak akan berpihak pada penambang yang melanggar apalagi yang tidak berizin,” ucapnya dalam video yang juga dibagikan melalui akun medsosnya itu.

    Pria yang akrab disapa KDM itu melanjutkan, dalam waktu dekat bakal mengevaluasi seluruh izin tambang di Jabar.

    “Karena di era sebelumnya banyak izin yang dikeluarkan untuk tambang,” imbuhnya.

    BACA JUGA: Komitmen Ketahanan Pangan dan Upaya Peningkatan Ekonomi Peternak Lewat Pesta Patok Domba

    Menurut KDM, tambang yang bertentangan dengan prinsip lingkungan, kesinambungan lingkungan, pembangunan berkelanjutan dan merusak infrastruktur akan dievaluasi.

    “Saya tegaskan tidak akan segan cabut izin tersebut. Bagi saya keberpihakan pada alam lingkungan dan masyarakat jauh di atas kepentingan penambang,” ucapnya.

    Sebelumnya, Satu tambang ilegal di Desa Jati, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, ditutup. Alasanya, pertambangan itu tidak berizin dan merusak lingkungan.

    Penutupan dilakukan oleh Tim Gabungan Pemprov Jabar, mereka terdiri dari Dinas ESDM, Satpol PP, Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas Kehutanan Jawa Barat, serta Satpol PP Kabupaten Cianjur.

    Selain itu, KDM juga sempat dibuat geram oleh aktivitas penambangan di Subang, kegiatan itu cukup mengotori jalan.

    BACA JUGA: Berhasil Juara, Domba Pesta Patok Alami Kenaikan Harga Jual

    Di sisi lain, Dinas ESDM Jabar sepanjang 2024, telah menindaklanjuti 176 titik tambang ilegal di Jabar. Hal tersebut, bagian dari respon aduan dari masyarakat. Tindak lanjutnya cenderung bersifat administratif, misalnya dalam bentuk surat teguran.

    Sebanyak 176 titik tambang ilegal itu tersebar di sejumlah kota kabupaten di Jabar.

    Rinciannya, di Kabupaten Sumedang 31 titik, Subang 24 titik, Bogor 23 titik, Sukabumi 20 titik, Bandung Barat 13 titik, Garut 12 titik, Tasikmalaya 12 titik, Pangandaran 9 titik, Purwakarta 8 titik. Kemudian Kota Tasikmalaya 6 titik, Kabupaten Bandung 5 titik, Bekasi 4 titik, Majalengka 4 titik, Ciamis 2 titik, Cirebon 2 titik dan Kuningan 1 titik.

  • Komitmen Ketahanan Pangan dan Upaya Peningkatan Ekonomi Peternak Lewat Pesta Patok Domba

    Komitmen Ketahanan Pangan dan Upaya Peningkatan Ekonomi Peternak Lewat Pesta Patok Domba

    JABAR EKSPRES – Panglima Koops Udara I Marsekal Muda TNI Mohammad Nurdin mengatakan, gelaran Pesta Patok Domba dalam rangka HUT ke-79 TNI Angkatan Udara untuk mendukung program ketahanan pangan.

    Pesta Patok itu digelar serentak di bagian wilayah barat Indonesia atau 16 kota dan kabupaten.

    Ia menjelaskan, gelaran tersebut sebagai bukti komitmen dari TNI AU untuk mendukung program pemerintah dalam bidang ketahanan pangan.

    “Komitmen Angkatan Udara untuk juga mendukung program pemerintah terutama dalam bidang ketahanan pangan, terutama lagi dalam sumber protien,” jelas Marsekal Muda M Nurdin, di Area Stadion Pakansari, pada Minggu (20/4/2025).

    BACA JUGA: Berhasil Juara, Domba Pesta Patok Alami Kenaikan Harga Jual

    Selain bidang ketahanan pangan, gelaran kompetisi itu juga sebagai salah satu cara untuk meningkatkan ekonomi para peternak domba.

    Dia menjelaskan, para peternak akan lebih bersemangat dan serius untuk melakukan ternak hewan dengan adanya kontes itu.

    Harga jual ternak domba dapat melambung tinggi karena memperoleh gelar juara dalam kompetisi Pesta Patok tersebut.

    “Terutama akan lebih bersemangat akan lebih serius untuk beternak kambing dan ini dikonteskan kemudian tentu nilai ekonominya lebih tinggi tidak hanya bagi yang bertanding,” kata dia.

    BACA JUGA: Sebut Pelaku Seni Murahan, Polisi di Subang Klarifikasi dan Minta Maaf

    “Tapi juga seluruh keseluruhan, yang belum beternak jadi tertarik karena nilai ekonomisnya tinggi. Sudah beternak akan lebih serius meningkatkan supaya menjaga keturunannya supaya tetap baik,” sambungnya.

    Sebagai informasi, kontes yang berlangsung di area Stadion Pakansari itu dihadiri oleh Panglima Koops Udara I Marsekal Muda TNI Mohammad Nurdin, Kementerian Pertanian diwakili oleh Ditjen PKH, Bupati Bogor Rudy Susmanto, dan para Kepala Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) Kabupaten Bogor.