Author: Gelora.co

  • Mahasiswi di Tangerang Diperas Mantan Pacar Puluhan Juta, Modus Ancam Sebar Rekaman VCS

    Mahasiswi di Tangerang Diperas Mantan Pacar Puluhan Juta, Modus Ancam Sebar Rekaman VCS

    GELORA.CO – NK (22), seorang mahasiswi asal Cisauk, Kabupaten Tangerang, harus menanggung pil pahit setelah menjadi korban pemerasan oleh mantan pacarnya sendiri. Pelaku berinisial AM (21) berhasil menguras uang puluhan juta rupiah dari korban dengan ancaman akan menyebarkan video pribadi.

    Kapolsek Cisauk, AKP Dhady Arsya, menjelaskan bahwa aksi pemerasan bermula saat keduanya masih menjalin hubungan asmara. Tanpa sepengetahuan korban, pelaku diam-diam merekam momen pribadi saat mereka melakukan video call dalam keadaan tanpa busana.

    “Pelaku diam-diam merekam saat melakukan video call dalam posisi tak berbusana,” kata Dhady kepada wartawan, Jumat (7/11/2025).

    Setelah hubungan mereka berakhir, AM mulai memanfaatkan rekaman tersebut untuk memeras korban. Ia mengancam akan menyebarkan video itu apabila NK tidak memenuhi permintaannya untuk mengirimkan sejumlah uang.

    “Pelaku mengancam korban akan menyebarkan video tersebut, kemudian meminta uang kepada korban,” ungkap Dhady.

    Korban yang ketakutan aibnya tersebar luas akhirnya menuruti permintaan pelaku. Aksi pemerasan itu terjadi berulang kali sejak Maret hingga Oktober 2025, dengan total kerugian mencapai Rp28.721.000.

    Tak tahan terus diperas, NK akhirnya memberanikan diri melapor ke Polsek Cisauk pada Senin (27/10/2025). Setelah dilakukan penyelidikan, polisi berhasil menangkap AM pada Jumat (7/11/2025).

    Dari tangan pelaku, polisi mengamankan satu unit telepon genggam dan rekening koran sebagai barang bukti.

    “Barang bukti beserta pelaku sudah diamankan di Polsek Cisauk untuk proses lebih lanjut,” pungkas Dhady.

  • Polisi Sebut Kematian Farhan-Reno di Gedung Kwitang Akibat Terbakar, Tidak Ada Tanda Kekerasan

    Polisi Sebut Kematian Farhan-Reno di Gedung Kwitang Akibat Terbakar, Tidak Ada Tanda Kekerasan

    GELORA.CO – Kepolisian memastikan penyebab kematian Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan Hamid disebabkan oleh luka bakar, bukan karena kekerasan. Keduanya telah dinyatakan hilang pada demonstrasi akhir Agustus 2025 dan ditemukan kerangkanya di gedung terbakar di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat.

    Kepala Biro Laboratorium dan Kedokteran Kesehatan (Karo Ladbrokes) Polri, Brigjen Sumy Hastry Purwanti, mengatakan hasil pemeriksaan forensik tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada kerangka kedua korban.

    “Dari pemeriksaan, memang ada beberapa tulang yang kita periksa, mulai dari tulang tengkorak, tulang panjang, hingga tulang panggul. Di situ tidak ada tanda kekerasan tumpul seperti bukti cedera atau terjatuh,” ujar Sumy di RS Polri Jakarta, hari ini.

    Menurut Sumy, kondisi organ dalam yang tersisa menunjukkan kedua korban meninggal karena insiden terbakar. “Kelihatan kalau dari sisa-sisanya, organ dalamnya terbakar. Sehingga kami bisa menulis sebab kematiannya karena terbakar,” katanya.

    Ia menambahkan, hasil pemeriksaan juga menunjukkan bahwa bagian tubuh yang tersisa tidak cukup lengkap untuk menilai kemungkinan adanya kekerasan lain. 

    “Sisa-sisa organ dalam yang terbakar dengan beberapa tulang tidak signifikan bisa dinilai kekerasannya. Jadi kami juga tidak bisa menulis sebab kematian dua, karena hanya sisa organ dalam yang terbakar,” jelasnya.

    Sebelumnya, kepolisian telah mengumumkan hasil tes DNA terhadap dua kerangka manusia yang ditemukan di gedung terbakar di Kwitang pada akhir Agustus lalu. 

    Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kedua kerangka tersebut identik dengan DNA keluarga dari dua orang yang hilang, yakni Reno Syahputradewo dan Muhammad Farhan Hamid.

    “Kami menerima dua kantong jenazah bernomor 0080 dan 0081. Setelah dilakukan pemeriksaan gigi dan DNA, hasilnya identik dengan sampel keluarga dari dua orang yang sebelumnya dilaporkan hilang,” ungkap Sumy.

  • Jimly Sebut Komisi Percepatan Reformasi Polri Berpeluang Ubah UU

    Jimly Sebut Komisi Percepatan Reformasi Polri Berpeluang Ubah UU

    GELORA.CO – Ketua Tim Komisi Percepatan Reformasi Polri, Jimly Asshiddiqie, tak memungkiri, tim itu terbuka dengan opsi mengubah Undang-Undang Kepolisian. Akan tetapi, ia memastikan timnya akan terlebih menerima masukan dari semua elemen, termasuk setiap anggota dari Komisi Percepatan Reformasi Polri.

    “Tim ini bisa saja ya, memerlukan perubahan undang-undang (Polri), tapi apanya yang perlu diubah, sistem yang harus kita perbaiki, nanti kami akan rembuk bersama sambil mendengar dari semua kalangan,” ucapnya setelah mendapatkan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto terkait tugas pokok dan fungsi Komisi Percepatan Reformasi Polri di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (7/11/2025).

    “Kami ingin menghimpun pendapat yang mungkin saja berakibat harus mengubah undang-undang, nah itu kami juga harus siap, tapi belum pasti ya, belum pasti,” sambung dia.

    Jimly menyatakan, Komisi Percepatan Reformasi Polri akan menggelar rapat perdana di Mabes Polri pada Senin (10/11/2025). Ia beralasan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit menjadi salah satu anggota komisi tersebut.

    Ia mengaku tidak mempersoalkan keberadaan tim transformasi Polri bentukan Polri, meskipun ada Komisi Percepatan Reformasi Polri yang baru terbentuk. Menurut Jimly, tim bentukan Polri merupakan sikap responsif dari Listyo.

    “Perwira-perwira yang sedang mengalami problematika di internal itu perlu kami dengar juga, tapi lebih dari itu, Pak Kapolri sendiri ikut di dalam tim ini. Bahkan Senin besok pertemuan kami pertama insyaAllah akan diadakan di Mabes Polri. Ya, itu sekaligus kita mau dengar dari intern,” tuturnya.

    Ia menambahkan, Prabowo tidak memberikan tenggat waktu terkait hasil yang harus dikeluarkan Komisi Percepatan Reformasi Polri. Akan tetapi, komisi itu diminta melapor hasil kinerja mereka dalam waktu tiga bulan.

    “Nah, ini mudah-mudahan secepatnya ya, kami berharap masing-masing punya kesibukan dan soal ini soal yang sangat serius dan cepat harus direspons dengan efektif. Kalau misalnya tiga bulan selesai, ya insyaAllah selesai,” tutur Jimly.

  • Senpi Pelaku Teror SMA Negeri 72 Jakarta Disorot, Banyak Nama Terorisme Barat

    Senpi Pelaku Teror SMA Negeri 72 Jakarta Disorot, Banyak Nama Terorisme Barat

    GELORA.CO – Pengamat terorisme Intelijen Ridlwan Habib menyoroti senjata api (Senpi) laras panjang yang dibawa diduga pelaku terorisme di SMA Negeri 72 Jakarta. 

    Diketahui SMA Negeri 72 Jakarta digegerkan dengan ledakan yang melukai puluhan siswa. 

    Ledakan terjadi saat ratusan siswa tengah menjalani salat Jumat di masjid sekolah pada Jumat (7/11/2025) siang. 

    Dari foto yang viral, terlihat seorang pemuda tewas dengan luka tembakan di kepala. 

    Pemuda tersebut memakai kaus putih, celana panjang hitam dan sepatu pdl ala prajurit TNI. 

    Di dekat pemuda tewas itu terdapat sebuah senpi laras panjang dan sebuah pistol.

    Pakar terorisme Intelijen Ridlwan Habib menduga bahwa aksi tersebut merupakan aksi teror. Namun demikian Ridlwan belum berani mengambil kesimpulan motif aksi teror tersebut.

    Ridlwan pun menyoroti sejumlah tulisan dengan tinta putih di senpi laras panjang terduga pelaku. 

    Senpi laras panjang itu kata Ridlwan, apabila bukan mainan airsoft gun maka Senpi jenis AR15. 

    “Ada satu Senpi yang kemungkinan kalau dilihat dari gambar satu jenis yang disebut AR15, kalau bukan airsoft gun berarti betul AR15,” jelasnya seperti dimuat Kompas Tv.

    Pun tulisan di senpi laras panjang tersebut juga disorot oleh Ridlwan. Pasalnya tulisan tersebut dipenuhi nama-nama terorisme dari negara barat yang terjadi di masjid-masjid. 

    Misalnya saja tulisan Brenton Tarrant. Brenton Tarrant adalah pelaku terorisme di Selandia Baru yang melakukan aksi peledakan di sebuah masjid di Selandia Baru.

    Saat itu sebanyak 51 orang tewas karena insiden tersebut. 

    Pun ada dua nama teroris lainnya yang disorot Ridlwan yakni Alexandre Bissonnette yang merupakan teroris asal Kanada. 

    Alexandre Bissonnette merupakan pelaku serangan teror di masjid Kanada.

    Terakhir adalah Luca Benincasa yang merupakan teroris neo nazi di Italia.

    “Kalau benar airsoft ini milik pelaku, maka pelaku sengaja menuliskan pelaku-pelaku teror luar negeri,” jelas Ridlwan.

  • Pendiam, Korban Bully dan Suka Video Gore

    Pendiam, Korban Bully dan Suka Video Gore

    GELORA.CO –  Terduga pelaku peledakan di SMAN 72, Kepala Gading, Jakarta Utara diketahui masih berusia 17 tahun.

    Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, terduga pelaku merupakan siswa dari SMAN 72 Jakarta.

    Kompas.com mengonfirmasi kejadian ledakan kepada tiga orang siswa SMAN 72 yang datang ke Rumah Sakit (RS) Islam Cempaka Putih pada Jumat malam.

    Ketiganya yakni K (17), R (16) dan M (17) yang sedang menjenguk teman-teman mereka yang menjadi korban ledakan di sekolah.

    K mengatakan, ia dan rekan-rekannya menduga pelaku adalah siswa yang fotonya tersebar sedang berada di dekat senjata usai peristiwa ledakan terjadi.

    Dugaan itu karena siswa tersebut satu-satunya yang berada di dekat senjata. Namun, ketiga siswa enggan mengungkap nama siswa yang dimaksud.

    K hanya mengatakan, terduga pelaku merupakan siswa kelas XII IPS.

    “Kenalnya dari TK. Dia lebih tua satu tahun di atas saya,” ujar K.

    Saat masih kecil siswa itu cukup ceria dan mereka sering bermain bersama. Namun, ketika sudah dewasa siswa tersebut dikenal pendiam.

    Meski begitu, K masih sering bertegur sapa dengan siswa tersebut.

    Puncak bulan bahasa

    K mengungkapkan, kakak kelasnya itu sempat bertanya kepadanya soal kapan puncak peringatan Bulan Bahasa kepadanya.

    Kebetulan K memang bertugas sebagai pembawa acara tersebut pada 10 November 2025.

    “Dia nanya dua kali soal puncak bulan bahasa itu kapan kepada saya. Saat ditanya saya pun tak berpikir apa-apa. Cuma memberitahu kapan tanggalnya,” kata dia.

    K mengaku tidak tahu-menahu soal kabar siswa terduga pelaku peledakan itu kerap menjadi sasaran perundungan. Sebab, K tidak banyak kenal dekat dengan siswa kelas XII.

    Korban bully dan suka video gore

    Sementara itu menurut siswa lain, R (16), mengaku sempat beberapa kali mendengar kabar bahwa terduga pelaku sering menerima perundungan (bully) dari kawan-kawan sekelasnya.

    “Selama ini dengar kalau dia pernah di-bully. Dia juga terkenal pendiam. Dia sering di kelas aja,” kata Raka.

    “Tapi akhir-akhir ini kita tidak tahu apakah dia kena bully lagi atau tidak,” lanjut dia.

    Berdasarkan kabar yang didengar R dari sejumlah kawan sekelas terduga pelaku, yang bersangkutan memiliki kebiasaan menonton video gore.

    Video gore merupakan genre video yang menampilkan kekerasan fisik.

    “Dia suka nonton video gore kalau kata temen-temennya,” ungkap R.

    Menurut siswa lainnya, N (16), ledakan di sekolahnya terjadi saat shalat Jumat akan digelar. Tepatnya saat imam shalat sedang berkhutbah.

    M mendengar tiga dentuman saat peristiwa terjadi.

    Dentuman yang paling keras menurutnya dari dalam masjid. Lalu dua dentuman lainnya ada di sekitar masjid.

    “Satu ledakan di masjid yang paling besar. Dua di sekitar masjid,” kata M.

    Saat ledakan terjadi, M bersama R sedang berada di masjid. Namun, keduanya berada di sisi yang jauh dari ledakan yang terjadi di bagian tengah masjid.

    Meski begitu, M sempat mencium bau dari titik ledakan yang disebutnya spereti bau petasan.

    “Menurut saya kayak petasan dimodifikasi. Asapnya sangat banyak. Baumya kayak petasan,” ujar M.

    “Ledakan paling besar di tengah sebab korban paling parah yang saat ibadah itu ada di tengah masjid,” tambahnya.

    Sebelumnya diberitakan, ledakan terjadi di area SMAN 72 Kelapa Gading, Jumat (7/11/2025) sekitar pukul 12.15 WIB.

    Ledakan itu terjadi saat berlangsungnya shalat Jumat di masjid yang berada di area sekolah.

    Belum diketahui secara pasti penyebab ledakan itu.

    Sebanyak 55 korban sudah dilarikan ke RS Islam Jakarta dan RS Yarsi untuk mendapatkan tindakan medis.

  • Rismon Tak Kapok Jadi Tersangka, Pamer Buku ‘Gibran End Game: Wapres Tak Lulus SMA’

    Rismon Tak Kapok Jadi Tersangka, Pamer Buku ‘Gibran End Game: Wapres Tak Lulus SMA’

    GELORA.CO  – Meski telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), Rismon Sianipar rupanya tak gentar.

    Dirinya bahkan masih membidik putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

    Diketahui, tak hanya iajazah Jokowi, dirinya bersama Roy Suryo dan Dokter Tifa juga menyoroti ijazah Wakil Presiden RI tersebut.

    Ijazah setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) milik Gibran dipertanyakan.

    Ketiganya kompak mengasumsikan wakil dari Presiden RI Prabowo Subianto itu hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP).   

    Hal tersebut disampaikan Rismon lewat status twitter atau x pribadinya @SianiparRismon pada Jumat (7/11/2025).

    Pada hari dirinya ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Polda metro Jaya, dirinya mengunggah sebuah potret desain cover buku barunya.

    Buku itu berjudul ‘Gibran End Game: Wapres Tak Lulus SMA’.

    Serupa dengan buku ‘Jokowi White Paper’ yang sebelumnya diluncurkan bersama sahabatnya, Roy Suryo dan Dokter Tifa, buku tersebut memiliki warna yang sama.

    Buku tersebut pun serupa isinya.

    Bila Jokowi White Paper mengupas sejumlah bukti dan fakta dalam penelusuran Ijazah Jokowi, buku berjudul Gibran End Game ini mengupas fakta soal keabsahan ijazah Gibran.   

    “Kalau covernya seperti ini, gimana guys? terimakasih untuk masukan sebelumnya ya…,” tanya Rismon dalam status twitternya pada Jumat (7/11/2025).

    Postingan Rismon pun disambut ramai masyarakat.

    Pro dan kontra dituliskan.

    Sebagian besar menyampaikan dukungan, sebagian lainnya meminta Rismon dan kawan-kawan siap menghadapi proses hukum yang berjalan

    @ih_ji76921: Baik Bokapnya mau Doi, salut gue sama mentalnya mereka bedua… Satu indonesia tau tentang ijazahnya palsu dan tukang prmbohong… Bullying tingkat Dewa.

    Bukan bullyibg kaleng.. Kalau bokap dan doi ga kuat bisa gila itu….

    @gus_shs: Rakyat kadang bertanya : Apakah cara berpolitik kita sudah serendah ini…? Politik harusnya menambah kecerdasan politik berbangsa dan bernegara… Bila syarat formal sesuai UU Pilpres sj bisa dilanggar bgmn bangsa ini kedepan ??. Mengapa negara diam… mengapa politisi bungkam ?

    @TikaHasan4096: Itu mode lagi ngantuk apa lagi bete sama guru yg di maki2 ya?

    @missdiah2: Pak Rismon . Salut banget abis nyimak punchline2 Anda di YouTube. Sudah senampol itu, duo bapak anak itu ga punya malu Krn udah merasa banyak uang. Sy setuju, pake muka asli Gibran dibanding wapres2 lain yang membanggakan

  • Rismon Tak Kapok Jadi Tersangka, Pamer Buku ‘Gibran End Game: Wapres Tak Lulus SMA’

    Rismon Tak Kapok Jadi Tersangka, Pamer Buku ‘Gibran End Game: Wapres Tak Lulus SMA’

    GELORA.CO  – Meski telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), Rismon Sianipar rupanya tak gentar.

    Dirinya bahkan masih membidik putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

    Diketahui, tak hanya iajazah Jokowi, dirinya bersama Roy Suryo dan Dokter Tifa juga menyoroti ijazah Wakil Presiden RI tersebut.

    Ijazah setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) milik Gibran dipertanyakan.

    Ketiganya kompak mengasumsikan wakil dari Presiden RI Prabowo Subianto itu hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP).   

    Hal tersebut disampaikan Rismon lewat status twitter atau x pribadinya @SianiparRismon pada Jumat (7/11/2025).

    Pada hari dirinya ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Polda metro Jaya, dirinya mengunggah sebuah potret desain cover buku barunya.

    Buku itu berjudul ‘Gibran End Game: Wapres Tak Lulus SMA’.

    Serupa dengan buku ‘Jokowi White Paper’ yang sebelumnya diluncurkan bersama sahabatnya, Roy Suryo dan Dokter Tifa, buku tersebut memiliki warna yang sama.

    Buku tersebut pun serupa isinya.

    Bila Jokowi White Paper mengupas sejumlah bukti dan fakta dalam penelusuran Ijazah Jokowi, buku berjudul Gibran End Game ini mengupas fakta soal keabsahan ijazah Gibran.   

    “Kalau covernya seperti ini, gimana guys? terimakasih untuk masukan sebelumnya ya…,” tanya Rismon dalam status twitternya pada Jumat (7/11/2025).

    Postingan Rismon pun disambut ramai masyarakat.

    Pro dan kontra dituliskan.

    Sebagian besar menyampaikan dukungan, sebagian lainnya meminta Rismon dan kawan-kawan siap menghadapi proses hukum yang berjalan

    @ih_ji76921: Baik Bokapnya mau Doi, salut gue sama mentalnya mereka bedua… Satu indonesia tau tentang ijazahnya palsu dan tukang prmbohong… Bullying tingkat Dewa.

    Bukan bullyibg kaleng.. Kalau bokap dan doi ga kuat bisa gila itu….

    @gus_shs: Rakyat kadang bertanya : Apakah cara berpolitik kita sudah serendah ini…? Politik harusnya menambah kecerdasan politik berbangsa dan bernegara… Bila syarat formal sesuai UU Pilpres sj bisa dilanggar bgmn bangsa ini kedepan ??. Mengapa negara diam… mengapa politisi bungkam ?

    @TikaHasan4096: Itu mode lagi ngantuk apa lagi bete sama guru yg di maki2 ya?

    @missdiah2: Pak Rismon . Salut banget abis nyimak punchline2 Anda di YouTube. Sudah senampol itu, duo bapak anak itu ga punya malu Krn udah merasa banyak uang. Sy setuju, pake muka asli Gibran dibanding wapres2 lain yang membanggakan

  • Selain Bupati Sugiri, KPK Amankan Sejumlah Orang Lainnya dalam OTT di Ponorogo

    Selain Bupati Sugiri, KPK Amankan Sejumlah Orang Lainnya dalam OTT di Ponorogo

    GELORA.CO – – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di wilayah Jawa Timur. Salah satu yang diamankan dalam operasi senyap itu adalah Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko. 

    Juru Bicara KPK Budi Prasetyo menyampaikan bahwa tim penyelidik masih merampungkan kegiatan OTT ini di Jawa Timur. Maka dari itu dia belum bisa mengungkapkan siapa saja yang terjaring OTT kali ini.

    “Terkait siapa saja yang diamankan, jumlahnya berapa, kemudian terkait dengan perkara apa, nanti kami akan update secara berkala karena saat ini tim masih di lapangan,” ujar Budi, Jumat (7/11/2025).

    Dikarenakan OTT tersebut belum selesai, Budi juga tak bisa memastikan apakah Bupati Sugiri Sancoko akan dibawa malam ini ke gedung Merah Putih KPK.

    “Nanti kami akan update pihak-pihak yang diamankan apakah akan dibawa hari ini juga atau nanti dibawanya besok. Nanti kami akan cek dan kami tentu akan update secara berkala ke teman-teman,” ucap dia.

    Sugiri Sancoko sebelumnya sempat mendatangi Gedung Merah Putih KPK Jakarta. Kehadiran politisi PDIP saat itu dalam rangka koordinasi supervisi atau pencegahan tindak korupsi yang harus dilakukan pemerintah daerah.

    “Dalam kegiatan koordinasi supervisi, di antaranya KPK membahas kepada seluruh pemerintahan daerah yang hadir pada saat itu, terkait dengan MCSP, Monitoring Controlling Surveillance for Prevention,” ujar dia.

    Dalam kegiatan koordinasi supervisi ini KPK juga mewanti-wanti kepala daerah khusus di Jawa Timur terkait dugaan korupsi dana hibah yang tengah diselidiki oleh KPK. Sebab berkaitan dana hibah ini, rawan tindak pidana korupsi. 

    “Selain itu, di locus Jawa Timur, KPK juga concern terkait dengan dana hibah untuk kelompok masyarakat. Karena memang dana hibah yang berasal dari pokmas ini kan juga menjadi salah satu titik rawan terjadinya tindak pidana korupsi,” ucapnya

  • Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Masih Dioperasi, Usia 17 Tahun

    Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Masih Dioperasi, Usia 17 Tahun

    GELORA.CO  – Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengungkapkan terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, masih dioperasi di RS Islam Jakarta Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (7/11/2025). Dia mengatakan terduga pelaku berusia 17 tahun. 

    “Saya mendapat informasi (terduga) pelakunya masih dioperasi. Saya belum komunikasi, usianya kira-kira 17 tahun. Soal ini biar pihak berwenang (kepolisian) yang menyampaikan,” kata Dasco usai menjenguk para korban ledakan SMAN 72 Jakarta.

    Dia pun menyampaikan keprihatinan mendalam atas peristiwa tersebut.

    “Kami sampaikan keprihatinan yang mendalam atas terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan ini,” ujar Dasco.

    Dia mengaku telah mengecek kondisi para korban luka yang dirawat. Beberapa di antaranya tengah menjalani operasi.

    “Yang dioperasi ada 4, yang kemudian masih dalam perawatan sekitar 20. Kira-kira 8 yang sebentar lagi boleh pulang,” ujarnya.

    Dasco memastikan pihak kepolisian sedang menyelidiki insiden tersebut. Dia juga mendoakan para korban segera pulih.

    “Kita berdoa semoga yang dioperasi itu kemudian selamat, dan sehat seperti sedia kala,” jelasnya.

    Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kompleks TNI AL Kodamar ini, terjadi saat Sholat Jumat, tepatnya ketika khotbah berlangsung. Informasi diperoleh, pukul 12.15 WIB, saat khotbah Jumat sedang berlangsung, tiba-tiba terdengar suara ledakan cukup keras dari arah belakang aula dan menimbulkan asap tebal di lokasi kejadian.

    Ledakan tersebut menyebabkan kepanikan para siswa, guru dan pegawai sekolah di lokasi kejadian. Sejumlah siswa, guru dan pegawai luka-luka.

    Pascaledakan, polisi telah turun ke SMAN 72, melakukan olah TKP dan sterilisasi area. Petugas telah mengamankan satu terduga pelaku

  • Setahun Penyelidikan Whoosh, KPK Bikin Skenario Lindungi Jokowi?

    Setahun Penyelidikan Whoosh, KPK Bikin Skenario Lindungi Jokowi?

    GELORA.CO -Pengakuan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan telah setahun menyelidiki kasus dugaan korupsi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh), diyakini memuat persoalan di dalamnya.

    Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Salestinus menyampaikan dugaan tersebut, dalam sebuah diskusi yang digelar di Bilangan Jakarta Selatan.

    Dia menjelaskan, klaim KPK soal kasus dugaan korupsi Whoosh telah diselidiki selama setahun hanya kedok untuk menghentikan perkara.

    “Jadi keyakinan saya, apa yang terjadi satu tahun menurut pengakuan KPK sudah dilakukan penyelidikan, itu sebetulnya mereka sedang membangun skenario untuk melindungi Jokowi dan kroni-kroni Jokowi,” ujar Petrus dikutip Jumat, 7 November 2025.

    Sosok yang dikenal sebagai advokat itu menilai, dalam ilmu hukum seharusnya proses penyelidikan melakukan pemanggilan terhadap sejumlah pihak terkait atau mengetahui perkara yang tengah diusut KPK.

    “Mestinya pengertian penyelidikan itu, sejelek-jeleknya Polisi atau Kejaksaan, ya dipanggil. Tapi sampai saat ini KPK tidak memanggil Jokowi dengan menyebut berdasarkan hasil telaah,” tuturnya menyesal.

    Lebih lanjut, Petrus memerhatikan perkara Whoosh memang tidak bisa terlepas dari kepemimpinan Jokowi sebagai Presiden RI ke-7. 

    “Kalau kita mau seriuskan, alat bukti utama itu dari perpres (peraturan presiden) itu. Dua perpres itu menjadi pintu masuk, karena 2 perpres itu pelanggaran dari Jokowi,” urainya.

    Dua perpres yang dimaksud Petrus antara lain Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 93 Tahun 2021 dan Perpres 107/2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat Jakarta-Jakarta-Bandung (KCJB).

    Petrus mendapati Perpres 93/2021 diubah dari Perpres 107/2015 yang di dalamnya memperbolehkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menanggung pembiayaan Whoosh.

    “Jadi ini permainan Jokowi lewat Perpres,” demikian Petrus menyimpulkan.