Author: Gelora.co

  • Kapolres Kediri Menangis di Sudut Rumah Sakit Saksikan Bocah Selamat dari Pembunuhan Satu Keluarga

    Kapolres Kediri Menangis di Sudut Rumah Sakit Saksikan Bocah Selamat dari Pembunuhan Satu Keluarga

    GELORA.CO – Di salah satu sudut sunyi Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri, AKBP Bimo Ariyanto, sosok tegas yang kerap hadir dalam balutan seragam lengkap, kini terlihat berbeda. Matanya berkaca-kaca, bibirnya bergetar, menahan gejolak rasa yang tampak sulit dibendung. Di hadapannya, terbaring bocah lelaki berusia delapan tahun, SPY, satu-satunya yang selamat dari tragedi pembunuhan keji yang menimpa keluarganya. Luka fisik di tubuh mungil itu seolah tak ada apa-apanya dibanding luka di hatinya.

    Bocah itu—yang belum lama kehilangan ayah, ibu, dan kakaknya—memandang tanpa kata. Di sebelahnya, selang infus bergoyang pelan, mengikuti gerakan tangan kecil yang lemah. Tangis AKBP Bimo pecah, sejenak melupakan atributnya sebagai seorang Kapolres, menunjukkan sisi manusiawi yang terpendam di balik tugas beratnya.

    “Alhamdulillah, kondisinya membaik,” ujar Bimo, mencoba tegar saat diwawancarai setelah menjenguk SPY. Namun, nada suaranya tak bisa menyembunyikan kegetiran mendalam. Ia tahu, meskipun fisik anak itu pulih, bayang-bayang malam kelam di rumahnya di Dusun Gondanglegi, Ngancar, takkan pernah benar-benar hilang.

    Bimo bukan sekadar penegak hukum yang mengejar keadilan di balik kasus ini. Ada simpul emosi yang terjalin erat antara dirinya dan bocah tersebut. Melihat SPY, Bimo seperti melihat putranya sendiri, dan itu menghantam hatinya dengan keras. Sebuah tanggung jawab moral pun terpatri dalam dirinya: memberikan keadilan untuk SPY.

    Tragedi ini bermula pada pagi Kamis, 5 Desember 2024, sekitar pukul 08.30 WIB. Warga di Dusun Gondanglegi, Kecamatan Ngancar, merasa curiga karena Agus Komarudin (38), seorang guru yang dikenal disiplin, tidak hadir mengajar tanpa pemberitahuan.

    Kecurigaan semakin kuat ketika salah satu kerabatnya, Supriono, mencoba mengetuk pintu rumah Agus. Tak ada jawaban, tak ada tanda kehidupan. Dengan perasaan cemas, Supriono mengintip melalui jendela kamar dan dikejutkan oleh bercak darah di atas kasur. Ia tak berani masuk, tapi segera memanggil warga lain dan perangkat desa untuk memastikan keadaan.

    Saat salah satu saksi mengintip melalui lubang kayu di dapur, pemandangan mengerikan terlihat: tangan seseorang tergeletak di lantai dapur. Polisi segera dipanggil, dan olah TKP pun dilakukan begitu mereka tiba di lokasi.

    Di dalam rumah, petugas menemukan Agus Komarudin dan istrinya, Kristina (34), tergeletak tak bernyawa. Sang putri sulung mereka, CAW (12), juga ditemukan dalam kondisi serupa. Tubuh-tubuh mereka menunjukkan tanda-tanda kekerasan brutal.

    Namun, harapan muncul di tengah duka ketika SPY, putra bungsu keluarga itu, ditemukan masih bernapas, meski dalam kondisi terluka parah. Ia segera dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk mendapatkan perawatan intensif.

    “Dugaan awal kami adalah pencurian dengan kekerasan yang berujung pembunuhan. Mobil korban, sebuah Avanza putih, diketahui hilang dari tempat kejadian,” ujar AKBP Bimo Ariyanto. Selain itu, sejumlah barang berharga di rumah korban juga dilaporkan hilang.

    Autopsi dilakukan pada sore hari, sekitar pukul 18.00 WIB, untuk mengungkap penyebab pasti kematian para korban. Dari hasil awal, ditemukan bahwa kekerasan menggunakan benda tumpul menjadi penyebab utama.

    Tanggung Jawab Seorang Kapolres

    Bimo, yang dikenal sebagai sosok tegas dengan karier panjang di bidang reserse, kini menghadapi salah satu kasus paling mengharukan dalam tugasnya. Usai menjenguk SPY, ia langsung menuju lokasi kejadian, memimpin olah TKP, dan memberikan pernyataan kepada media.

    “Kami tidak hanya mengejar pelaku, tetapi juga memastikan korban selamat ini mendapatkan perawatan medis dan psikologis yang diperlukan,” tegas Bimo.

  • Nekat! Demi Uang untuk Main Judol, Anak Polisi Begal Prajurit TNI di Depan Kodam, Korban Dipepet dan Ditendang

    Nekat! Demi Uang untuk Main Judol, Anak Polisi Begal Prajurit TNI di Depan Kodam, Korban Dipepet dan Ditendang

    GELORA.CO – Seorang pemuda bernama Arkan Satria Sitepu alias Atok, kini harus berurusan dengan polisi, lantaran nekat pelakukan pembegalan.

    Pelaku yang merupakan anak seorang anggota polisi, nekat melakukan aksinya di depan Kodam I/Bukit Barisan, tepatnya di Jalan Gatot Subroto, Kota Medan, Sumatera Utara, Kamis (26/11/2024).

    Korban pun juga ternyata seorang prajurit TNI, bernama Sertu Marsono.

    Rupanya, Atok nekat melakukan pembegalan demi mendapatkan uang untuk bermain judi online.

    Tak sendirian, Atok beraksi bersama kelompoknya, di mana ia menjadi dalang utama atau pemimpin.

    Korban Dipepet dan Ditendang

    Aksi pembegalan ini bermula ketika Sertu Marsono hendak menuju Markas Kodam I/ Bukit Barisan untuk menjalankan tugas pada Kamis (26/11/2024) sekira pukul 04.00 WIB.

    Saat tiba di sekitar Kodam I/Bukit Barisan tepatnya di depan Kantor Dinas Peternakan atau dDepan Kodam perempatan Manhattan Jalan Gatot Subroto, Sertu Marsono yang mengendarai sepeda motor dipepet enam pelaku begal.

    Para pelaku yang menggunakan sepeda motor langsung menendang anggota TNI AD tersebut hingga terjatuh.

    “Ketika melintas, korban dipepet oleh para pelaku yang terdiri dari beberapa orang dengan menendang korban sehingga terjatuh,” kata Kapolsek Sunggal, Kompol Bambang Gumanti di Mapolsek Sunggal, Selasa (3/12/2024).

    Bambang menjelaskan, saat itu para pelaku juga mengancam korban dengan menggunakan senjata tajam sehingga prajurit TNI AD tersebut memilih menyelamatkan diri.

    “Pada saat itu korban memilih melarikan diri meninggalkan sepeda motornya, dan sepeda motor milik korban Honda Beat dibawa kabur para pelaku,” ujarnya.

    Setelah kejadian, Sertu Marsono segera melapor ke pihak kepolisian.

    Mendapat laporan tersebut, polisi pun langsung bergerak melakukan penyelidikan.

    Hingga akhirnya polisi berhasil mengidentifikasi seorang pelakunya bernama Arkan Satria Sitepu alias Atok.

    Arkan ditangkap di Jalan Pembangunan, Desa Muliorejo, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang pada Minggu (1/12/2024).

    Hasil interogasi terhadap pelaku Arkan, ia beraksi bersama lima temannya.

    Selanjutnya polisi pun sebelumnya sudah mengamankan 3 pelaku lainnya yang merupakan anak di bawah umur.

    Mereka saat ini sudah dikirim ke peradilan anak karena usianya masih di bawah umur.

    Sementara, dua pelaku lainnya dengan inisial F dan W masih buron.

    “Tersangka dalam perkara ini ada enam orang. dimana tiga orang sebelumnya telah dilakukan penangkapan, statusnya di bawah umur yang terakhir ini yang kita tangkap atas nama Arkan Satria Sitepu alias Atok,” kata Bambang.

    Anak Polisi Jadi Otak Pembegalan

    Tersangka Arkan merupakan otak pelaku sekaligus pimpinan kelompok.

    “Yang terakhir ini berhasil kita amankan, kita tangkap atas nama Arkan alias Atok. Beliau ini sebagai otak pelakunya, pimpinan dari kelompok ini,” ujar Kapolsek.

    Dari hasil pemeriksaan ternyata para pelaku ini merupakan spesialis begal yang sering beraksi di wilayah hukum Polsek Sunggal.

    “Dari hasil pemeriksaan ada sembilan TKP yang ada di wilyah hukum kita. Mereka lakukan dengan tindak pidana yang sama dan modus yang sama mengancam menggunakan senjata tajam,” ungkapnya.

    Bambang mengatakan, saat ini pihaknya masih memburu dua orang pelaku lagi yang terlibat dalam Komplotan begal ini.

    Sementara itu, pelaku Arka Satria Sitepu ketika ditanya mengakui bahwa dirinya merupakan anak personel polisi.

    “Iya (anak Polisi), dinas di Dokkes Polda Sumut cuma sudah meninggal,” kata pelaku Arka saat digiring ke sel tahanan.

    Ia mengaku nekat melakukan begal karena membutuhkan uang.

    “Uangnya saya pakai untuk beli rokok, main PS sama main slot (judi online),” ucapnya.

    Saat ini, Arkan telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polsek Sunggal.

    Ia dijerat dengan Pasal 365 ayat 2 KUHPidana terkait pencurian dengan kekerasan.

  • Anggota Polisi Polres Pelabuhan Tanjung Perak jadi Pemodal Bandar Narkoba

    Anggota Polisi Polres Pelabuhan Tanjung Perak jadi Pemodal Bandar Narkoba

    GELORA.CO –  Anggota polisi Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Aiptu Arief Susilo, ditangkap Badan Nasional Narkotika (BNN) Pusat, karena terlibat bisnis jaringan narkoba sabu-sabu.

    Anggota Sabhara Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya tersebut, dulunya adalah opsnal Satresnarkoba tugas di Nusa Tenggara Barat (NTB).  

    Polisi yang pernah mengungkap kasus narkoba itu kini tertangkap karena menjadi pemodal bandar narkoba.

    Menurut Kabid Pemberantasan dan Intelijen BNNP Jawa Timur, Kombes Pol Noer Wisnanto,  Arief ditangkap setelah dua rekannya Fatah dan Erwin ditangkap BNN. 

    Arief mengenal kedua orang tersebut saat bertugas di NTB. Keduanya adalah mantan tersangka yang pernah ditangkap Arief.

    Setelah kasusnya selesai dan keduanya diproses hukum, Arief pindah tugas ke Surabaya. Namun hubungan Arief masih menjalin komunikasi dengan Fattah dan Erwin.

    “Saudara Arief sebelumnya bertugas di NTB di kesatuan narkoba. Yang bersangkutan mengenal Fatah dan ada satu lagi (Erwin) yang ada di Sumut. Dulunya mereka tangkapan dari saudara AS ini. Setelah AS ini pindah ke Surabaya, mereka direkrut untuk dijadikan kurir,” kata Kombes Pol Noer Wisnanto.

    Jaringan bisnis sabu ini tertata rapi. Arief menjadi pemodal sementara Fatah dan Erwin menjadi kurir. Fatah dan Erwin kemudian merekrut anak buah yang tersebar di NTB dan Pasuruan.

  • Gegara Cinta Ditolak, Pria Asal NTT Panjat Ventilasi Rudapaksa Gadis 19 Tahun di Bali

    Gegara Cinta Ditolak, Pria Asal NTT Panjat Ventilasi Rudapaksa Gadis 19 Tahun di Bali

    GELORA.CO – Seorang pria di Kecamatan Abiansemal, Badung, Bali, Daud Jofri H (29), ditangkap polisi. Dia diduga memerkosa gadis yang disukainya, SDL (19).

    Aksi bejat itu dilakukan Daud pada Minggu (1/12) dini hari lalu. Pria asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), itu nekat memanjat jendela dan masuk lewat ventilasi kos korban.

    “Pelaku sudah kami amankan,” kata Kapolres Badung AKBP Teguh Priyo Wasono saat dikonfirmasi, Rabu (4/12/2024) malam.

    Daud nekat memerkosa korban karena telah menyukai gadis itu sejak lama. Namun cintanya ditolak.

    Pelaku yang disebut tengah mabuk itu berniat melancarkan nafsu bejatnya dengan naik lewat ventilasi kamar korban. Sampai di dalam kamar, Daud langsung mengarah ke tempat tidur korban.

    SDL yang saat itu sedang tidur lelap spontan bangun karena sadar badannya sudah ditindih pelaku. Daud lantas mencekiknya.

    Gadis itu sempat beberapa kali melawan, namun gagal lantaran pelaku begitu kuat mencengkeram tangan korban. SDL juga sudah berusaha kabur namun kalah tenaga.

    Jofri kemudian membuka pakaian gadis itu dan mencabulinya. “Korban sempat lari mau buka pintu tapi gagal karena pelaku berhasil mencegatnya,” kata Kasi Humas Polres Badung Ipda I Putu Sukarma.

    Polisi melakukan penyelidikan ke sejumlah tempat dan diketahui pelaku juga tinggal di kos tersebut. Mulanya polisi tak menemukan pelaku karena ia bekerja.

    Polisi lantas menunggu di kos Jofri hingga malam, Senin (2/12). Dia kemudian ditangkap sepulang kerja.

    “Sekitar pukul 21.30 Wita, pelaku datang ke kos dan selanjutnya tim mengamankan pelaku ke Polres Badung untuk dimintai keterangan,” kata Sukarma.

    Dari hasil interogasi, pelaku mengakui telah melakukan pemerkosaan terhadap korban. Motifnya, dia jatuh cinta, tapi ditolak.

    “Pelaku diduga melakukan pemerkosaan saat dipengaruhi minuman keras. Pelaku memanjat ventilasi kamar korban dan memaksa korban untuk mengajak berhubungan badan,” sambung Sukarma.

    Adapun barang bukti yang diamankan yakni sejumlah pakaian. Polisi juga masih mendalami keterangan pelaku di Polres Badung.

  • Oknum Polda Lampung yang Setubuhi Anak di Bawah Umur Belum Jadi Tersangka

    Oknum Polda Lampung yang Setubuhi Anak di Bawah Umur Belum Jadi Tersangka

    GELORA.CO – Kepolisian Daerah (Polda) Lampung belum menetapkan anggotanya, Brigadir Polisi (Brigpol) berinisial RM sebagai tersangka tindak pidana persetubuhan anak di bawah umur. Oknum Polda Lampung itu statusnya masih sebagai saksi dalam kasus tersebut. 

    Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Lampung, Kombes Pol Pahala Simanjuntak menyatakan, pihaknya masih melakukan gelar perkara terhadap kasus tersebut.

    Brigpol RM yang dilaporkan ke Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Lampung oleh orang tua korban pemerkosaan, statusnya masih sebagai saksi. 

    “Sekarang yang terduga pelaku sedang diamankan di Ditreskrimum untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut karena memang sebelumnya kita masih memeriksa dia sebagai saksi,” kata Pahala, Selasa (3/12/2024).

    Dia menerangkan bahwa pihak dari pelapor belum bisa dihubungi oleh polisi untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

    “Keluarga korban sampai dengan sekarang tidak bisa lagi dihubungi, bahkan orang tuanya sebagai pelapor, sudah tidak mau lagi berhubungan, alasannya karena sudah berdamai,” ungkapnya.

    Dia menyatakan, meski telah ada upaya perdamaian dari pelapor maupun terlapor. Kasus itu tetap akan diproses lebih lanjut. 

    “Perdamaian itu tidak menjadi alasan buat kita, dan kami tetap melakukan proses penyelidikan, penyidikan terhadap kasus ini,” klaimnya.

    Dia menambahkan, oknum tersebut telah diamankan di mapolda setempat.

    “Sekarang pelaku sudah kita amankan, hasil kordinasi kami dengan Bidpropam, kita akan gelar perkara, dan mudah-mudahan malam ini kita gelar untuk menetukan statusnya untuk kita tingkatan sebagai tersangka,” pungkasnya.

  • Orang Paham Agama Kok Menghina

    Orang Paham Agama Kok Menghina

    GELORA.CO – Video viral Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah yang dinilai menghina penjual es teh tak luput dari perhatian Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

    Sang PM menyebut dirinya tak habis pikir dengan perilaku pemuka agama yang justru menghina kaum kecil.

    “Saya lihat itu, dikirim oleh teman saya di Indonesia. Saya merasa aneh. Itu sangat tidak biasa,” kata Anwar dalam video yang beredar di YouTube, seperti dikutip Kamis (5/12/2024).

    Menurut Anwar, penjual es teh termasuk di antara golongan orang-orang kurang mampu, namun ia justru diolok oleh orang yang mengerti agama sambil tertawa dengan maksud yang sangat menghina.

    “Aksinya menimbulkan kemarahan hebat di kalangan masyarakat hingga Presiden Prabowo Subianto memberikan pernyataan yang agak keras dan akhirnya kyai ini mendatangi rumah penjual tersebut dan meminta maaf,” ucap Anwar.

    Ia mengatakan peristiwa ini mencerminkan bahwa kesombongan dan keangkuhan tidak hanya terjadi pada orang yang tak tahu agama dan akhlak.

    “Inilah salah satu contoh sikap angkuh, sombong, yang terkadang tidak hanya terjadi di kalangan orang yang tak tahu agama, tak tahu akhlak. Orang yang paham agama, yang berbicara tentang Islam, iman, salat, sunah, (juga memiliki sikap sombong) jika keluar kata-kata penghinaan,” ucap Anwar.

    Komentar PM Malaysia ini dilontarkan dalam rapat bulanan Kementerian Keuangan Malaysia. Rapat itu membahas soal anggaran negara yang manfaatnya harus ditujukan bukan cuma untuk mendorong pertumbuhan tetapi juga untuk seluruh masyarakat, terutama masyarakat kecil.

    “Ini adalah kerangka anggaran dan negara. Meskipun kami menawarkan insentif untuk mendorong pertumbuhan dan menarik investasi, kita juga tidak boleh lupa bahwa manfaatnya harus menjangkau akar rumput dan semua orang,” kata Anwar, seperti dikutip New Straits Times.

    Aksi olok-olok Miftah Maulana kepada penjual es teh sendiri terjadi dalam sebuah acara keagamaan di Magelang, Jawa Tengah. Pria yang menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan itu meledek penjual es teh kala diminta memborong jualan pedagang tersebut.

    “Es tehmu ijek okeh ora (es tehmu masih banyak nggak)? Masih? Yo kono didol (ya sana dijual), goblok. Dol en ndisik, ngko lak rung payu yo wes, takdir (Jual dulu, nanti kalau masih belum laku, ya sudah, takdir),” kata Miftah kepada pedagang es teh dalam video tersebut.

    Pernyataannya itu pun viral di media sosial. Masyarakat menyayangkan ucapan Miftah yang merendahkan pedagang kecil tersebut.

    Tak lama setelah itu, Miftah ditegur oleh Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Ia akhirnya mendatangi sang penjual es teh dan meminta maaf langsung atas ucapannya.

  • Putri Gus Dur Sindir Gelar ‘Gus’ Miftah Bukan dari Jalur Ilmu tapi Ngaku-ngaku

    Putri Gus Dur Sindir Gelar ‘Gus’ Miftah Bukan dari Jalur Ilmu tapi Ngaku-ngaku

    GELORA.CO – Putri bungsu Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Inayah Wulandari Wahid tak kuat juga melihat video viral Miftah Maulana Habiburrahman alias Ta’im yang berkata kasar terhadap seorang pedagang es teh. Disebutnya ‘goblok’. 

    Dikutip dari akun media sosial (medsos) X (dulut twitter), @inayawahid, melontarkan sindirian kepada ulama berambut gondrong yang suka mengenakan kacamata hitam itu.

    Termasuk mempertanyakan gelar ‘Gus” yang tak pantas disematkan kepada sosok yang suka bicara kasar dan kurang adabnya. “Susah memang kalau pemuka agama jalur ngaku-ngaku, bukan jalur ilmu,” tulis Inayah, dikutip Kamis (5/12/2024).

    Selain itu, Inayah menilai perilaku Miftah yang kurang menghargai harkat dan martabat manusia. Apalagi menilai rendah seorang pedagang es. Padahal, pedagang es lebih mulia ketimbang ulama yang suka meperdagangkan agamat.  

    “Ga ada gunanya kamu sok mborong es tehnya kalau kamu merendahkan beliau di depan publik. Yang wajib itu menjaga harkat martabat sesama manusia, bukan mborong dagangan. Lebih mulia dagang es ketimbang dagang agama,” tulis Inayah.

    Awal kejadiannya, tersebar video yang viral di medsos Gus Miftah menyebut kata-kata ‘goblok’ kepada seorang penjual es teh yang menjajakan dagangan di acara Magelang Bersholawat di Lapangan Drh Soepardi, Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (20/11/2024).

    Sontak, kalangan netizen ‘merujak’ Miftah tanpa ampun. Kabar tak enak ini sampai ke Presiden Prabowo yang membuat Miftah kena teguran lewat Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya.

    Tak ada cara lain, dia pun meminta maaf atas kejadian ini. “Saya Miftah Maulana Habiburrahman menanggapi yang viral hari ini, yang pertama dengan kerendahan hati saya meminta maaf atas kekhilafan saya,” ujar Gus Miftah akun Instagram @seleb_oncamnews.

    Dia mengatakan sering bercanda dengan siapa pun. Oleh karena itu, dia meminta maaf secara langsung atas candaan itu. Kejadian ini akan dijadikannya sebagai bahan introspeksi.  “Mudah-mudahan dibukakan pintu maaf untuk saya,” tutur dia.

  • Mereka Sudah Bermaafan, jadi Polemik Ini Selesai!

    Mereka Sudah Bermaafan, jadi Polemik Ini Selesai!

    GELORA.CO – Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, H. Addin Jauharudin mengimbau agar polemik Gus Miftah tidak perlu diperpanjang. Addin menilai itu hanya guyon, dan kedua pihak sudah bertemu dan bermaafan, sehingga polemik seharunya sudah selesai.

    “Itu hanya guyon. Kita kenal Gus Miftah, tokoh yang suka guyon, keduanya juga sudah bertemu, dan saling ber-maafan. Polemik sudah selesai dan tidak perlu diperpanjang,” kata Addin kepada media, Kamis 5 Desember 2024.

    Addin berpandangan, peristiwa yang terjadi di dalam pengajian tersebut hanyalah guyonan belaka, tidak perlu dihakimi berlebihan. “Selama ini Gus Miftah juga bersikap baik terhadap semua kalangan,” ujarnya.

    Bahkan lanjut Addin, Gus Miftah dan penjual es bernama Sunhaji tersebut sudah bertemu dalam situasi yang santai, hangat, dan rileks, mereka berpelukan dan saling memaafkan. “Jadi polemik ini sudah selesai, tidak perlu lagi diperpanjang apalagi diperdebatkan,” tutupnya.

    Addin melanjutkan, bagaimana pun Gus Miftah adalah aset bangsa ini dalam menebarkan agama dengan cara yang moderat dan merangkul semua kalangan.

    Seperti diberitakan sebelumnya, pendakwah sekaligus Utusan Khusus Presiden, Gus Miftah, menjadi sorotan publik usai video dirinya melontarkan ucapan kasar kepada seorang penjual es teh viral di media sosial.

    Peristiwa ini terjadi saat Gus Miftah mengisi pengajian di Magelang. Dalam video yang beredar, Gus Miftah terlihat menunjuk seorang penjual es teh bernama Sunaji setelah diminta penonton untuk memborong dagangan tersebut.

    Namun, responsnya dianggap tidak pantas. Dengan nada tinggi, ia berkata, “Es tehmu sih akeh (masih banyak) enggak? Ya sana jual gobl*k.” Ucapan ini memicu reaksi keras dari sejumlah orang-orang terkenal.

  • Permintaan Maaf Intimidatif, Petisi Copot Gus Miftah Makin Kencang

    Permintaan Maaf Intimidatif, Petisi Copot Gus Miftah Makin Kencang

    GELORA.CO – Meskipun sudah meminta maaf, masyarakat tetap mendesak Presiden Prabowo Subianto segera mencopot Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah dari jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.

    Pasalnya, banyak masyarakat yang sangat kecewa dengan sikap Miftah yang melontarkan kata ‘goblok’ kepada tukang es teh yang sedang menjajakan jualannya kepada para jamaah dalam acara Magelang Bersholawat, pada 27 November 2024. 

    Setidaknya saat ini ada 7 petisi daring di situs web change.org yang meminta Miftah dicopot dari jabatan Utusan Khusus Presiden, buntut dari merendahkan penjual es teh.

    Menanggapi fenomena ini, analis komunikasi politik Hendri Satrio mengatakan, tindakan Miftah tersebut tidak sejalan dengan apa yang selalu disampaikan oleh Presiden Prabowo tentang masyarakat kecil.

    “Pak Prabowo berkali-kali mengatakan bahwa buat apa kita dipuji negara lain, masuk G20 sebagai kekuatan ekonomi terbesar tapi rakyatnya masih miskin? Nah ini kan kenyataan betul bahwa kenyataan rakyat miskin masih tidak mendapatkan tempat yang layak,” kata Hensat, sapaan akrabnya, kepada RMOL, Kamis 5 Desember 2024.

    Founder Lembaga Survei KedaiKOPI itu pun menyoroti tindakan Miftah yang mendatangi Sunhaji untuk meminta maaf, tetapi tetap terlihat intimidatif dan tidak tulus.

    Hensat pun melihat, Sunhaji tidak begitu nyaman dengan sikap Miftah yang tiba-tiba akrab dan merasa dekat dengannya.

    “Dari tayangan yang beredar itu, yang dilakukan Miftah itu bagus, tapi gesturnya setelah minta maaf itu tetap ada sedikit intimidatif. Merangkul Sunhaji dengan begitu eratnya, belum tentu suka dia itu. Bisa jadi Sunhaji juga belum merasa nyaman dengan Miftah,” lanjutnya.

    Oleh karena itu, Hensat menilai pihak Istana perlu mengevaluasi komunikasi publik yang dilakukan oleh jajaran kabinet Prabowo saat ini.

    Ia berharap agar kejadian serupa yang melukai rakyat tidak terjadi lagi ke depannya.

    “Perlu ada sebuah evaluasi yang terbuka dari pemerintah, sehingga bisa diketahui oleh rakyat banyak dan menandakan evaluasi itu adalah bentuk ketegasan dari pemerintahan Pak Prabowo. Sekali lagi salam es teh, salam minuman rakyat,” tandas Hensat.

    Pantauan RMOL, Kamis, 5 Desember 2024, petisi berjudul “Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Presiden” menjadi petisi dengan dukungan terbanyak. Selain itu juga ada petisi “Copot Miftah Maulana Habiburrahman Sebagai Utusan Khusus Presiden”. 

    Petisi bernada sama antara lain “Mulut Miftah Comberan, Rakyat Marah, Presiden Harus Pecat!”, “Hentikan Gus Miftah dari Utusan Khusus Presiden”, “Berhentikan Gus Miftah dari Jabatan Staf Khusus Presiden”, dan “Tolak Gus Miftah yang Suka Merendahkan Sesama Manusia”.

  • Jokowi Jawab Begini Usai Sekjen PDIP Hasto Bertemu Felicia Tissue, Mantan Pacar Kaesang

    Jokowi Jawab Begini Usai Sekjen PDIP Hasto Bertemu Felicia Tissue, Mantan Pacar Kaesang

    GELORA.CO – Presiden ke-7 RI, Joko Widodo merespons pertemuan antara Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, dengan mantan pacar putra bungsunya yang juga Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, yakni Felicia Tissue.

    Hasto sebelumnya bertemua dengan Felicia dan juga ibunya. Bahkan Felicia juga sempat bertanya ke Hasto terkait dengan grativikasi. 

    “Ya ditanyakan ke sana,” kata Jokowi sambil tersenyum, ketika menjawab pertanyaan wartawan, di sekitar kediamannya di Sumber, Banjarsari, Solo, Kamis, 5 Desember 2024.

    Mantan Gubernur DKI Jakarta itu terlihat enggan menanggapi lebih jauh, soal pertemuan Hasto dan Felicia Tissue yang merupakan warga negara Singapura. Seperti diketahui, Kaesang menjalin hubungan dengan Felicia ketika keduanya menempuh pendidikan tinggi di universitas yang sama di Singapore University of Social Sciences.

    Dalam pertemuan itu, Hasto tidak menyebutkan kapan dan tempat pertemuan. Namun, dia menyebutkan dalam pertemuan itu saling bertukar informasi berharga dengan Felicia maupun ibunya.

    “Saya dihubungi karena dari Ibu Mei, mamanya Felicia, menghubungi saya dan mengatakan bahwa ketika keluarganya menjadi korban, maka mereka mengalah dan hanya memohon ia diberikan keadilan,” kata Hasto di Jakarta, Rabu, 4 Desember 2024.

    Hasto mengatakan, seharusnya rakyat Indonesia tidak boleh diperlakukan seperti itu. Meski tidak menyebutkan secara jelas bentuk perlakuan yang diterima Felicia, Hasto menyampaian mantan pacar Kaesang itu mencari keadilan. “Mereka kemudian bergerak dan menyampaikan banyak informasi kepada saya,” ujarnya.

    Meski demikian, Hasto mengaku enggan mengungkapkan informasi berharga yang disampaikan Felicia beserta ibunya. Hasto menilai informasi yang disampaikan sangat rahasia. Karena itu politikus asal Yogyakarta ini memastikan informasi berharga itu akan digunakan PDIP dalam proses menegakkan kebenaran.

    “Karena beliau-beliau ini juga terpanggil dengan melihat Indonesia yang begitu besar, dengan ide-ide kemerdekaan yang luar biasa sebagai bangsa besar, itu tidak boleh seharusnya diperlakukan seperti ini oleh keluarga Pak Jokowi,” katanya.