Author: Gelora.co

  • Megawati Ungkap Banyak Orang Sekarang Ingin Jadi Putri Istana

    Megawati Ungkap Banyak Orang Sekarang Ingin Jadi Putri Istana

    GELORA.CO -Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politiknya dalam perayaan HUT ke-52 PDIP, di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Jumat, 10 Januari 2025. 

    Dalam paparannya, putri Proklamator itu mengisahkan suka dukanya pernah tinggal di istana menjadi anak seorang presiden. Namun kehidupannya berubah setelah Bung Karno ditetapkan bersalah dalam peristiwa G 30 S PKI melalui Tap MPRS.

    “22 tahun saya ini putri istana, makannya sekarang orang kepengen gitu, jadi saya tau karena ini orang kepengen gitu, karena saya dulu gitu, dipanggil aja putri, keren toh, padahal saya jengkel kenapa dipanggil putra-putri, kayak nggak ada jenenge (namanya), ngono,” seloroh Megawati.

    Dalam kenangan tersebut, Megawati bahkan berniat untuk menulis buku. Bahkan ia yakin bukunya itu akan laris di pasaran. 

    “Benar itu riwayat hidup saya, nanti saya mau bikin buku, pasti laris manis deh, siapa yang mau jualin hayo,” kelakarnya.

    Setelah itu Presiden ke-5 RI itu mengisahkan kesedihannya tinggal di istana setelah keluar Tap MPRS. Kehidupan Megawati bersama saudaranya selalu diawasi TNI (ABRI).

    “Pernah saya marah, waktu itu kita bergantian rantang, Opa Darto (Sidharto Danusubroto) harus tau itu, anak muda itu musti tau etika, mosok rantak adek saya diudek-udek pakai bayonet (oleh tentara),” kenangnya. 

  • Mosok yang Diubek-ubek Pak Hasto Iku Wae!

    Mosok yang Diubek-ubek Pak Hasto Iku Wae!

    GELORA.CO -Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung soal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang belakangan menetapkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebagai tersangka kasus Harun Masiku. 

    Megawati awalnya menyinggung soal keberadaan lembaga Ad hoc seperti KPK. Bahkan, Mahkamah Konstitusi (MK) pun lahir ketika ia menjadi Presiden ke-5 RI. 

    “MK saya yang bikin, coba perlu ada MK, saya cari gedungnya sendiri, presiden nih, itu di situ tuh Mega, waktu itu Pak Jimly (Asshiddiqie) yang saya jadikan (Ketua MK),” ujar Megawati dalam pidato politiknya dalam perayaan HUT ke-52 PDIP, di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Jumat, 10 Januari 2025. 

    Megawati pun merasa miris ketika MK dijadikan “mainan” alat kekuasaan. 

    “Sekarang meleyek dijadikan mainan, itu kan konstitusi,” tegasnya. 

    Belum lagi KPK, lanjut Megawati yang menyinggung soal kerja-kerja lembaga antirasuah yang terkesan hanya menarget Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Sedangkan kasus-kasus kakap yang ada di KPK justru terkesan dibiarkan saja. 

    “Belum lagi apa coba KPK, mosok nggak ada kerjaan lain hah? Yang dituding yang diubek-ubek Pak Hasto iku wae!” sentil Megawati. 

    “Ayok wartawan, tulis itu, karena kan sebenarnya banyak kan malah yang sudah tersangka, tapi meneng wae?” selorohnya. 

    Megawati lantas mengaku setiap hari membaca berita di media melihat perkembangan kasus yang ditangani penegak hukum termasuk KPK.

    “Aku tiap tiap hari buka koran mungkin ada tambahan gak ada tadi aja sebelum ke sini yo ngono, e kali-kali yang rentep-rentep nanti kalo saya ngomong nanti tidak sopan,” tuturnya.

    Lebih jauh, Megawati meminta semua kader PDIP tidak takut atas gangguan yang terjadi. 

    “Masak kalian gitu aja takut, takut itu opo? Saya kan udah ngomong, itu ilusi!” pungkasnya. 

  • Kompol Rossa Itu Sopo? Sini Jangan Pengecut!

    Kompol Rossa Itu Sopo? Sini Jangan Pengecut!

    GELORA.CO -Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri membela Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

    Presiden ke-5 RI itu lantas menyinggung cara-cara KPK yang terkesan memaksakan agar Hasto tersandung kasus hukum. Padahal, banyak kasus korupsi triliunan yang itu justru tak digubris oleh lembaga antirasuah.  

    “Orang kalau enggak salah, mbok yo jadi pura-pura kon salah. Heh. Ini kayak Pak Hasto ini. Aku tuh sampai mikir, lah ngopo toh, kayak orang tersangka saja enggak banyak, yang digoleki dia aja. Terus dia tuh ngambil opo wae toh,” tegas Megawati dalam pidato politiknya dalam perayaan HUT ke-52 PDIP, di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Jumat, 10 Januari 2025. 

    Megawati pun mempertanyakan supremasi hukum di Indonesia yang dinilainya telah jauh panggang daripada api. Padahal, KPK didirikan saat ia menjadi Presiden ke-5 RI. 

    “Kemanakah hukum di Republik Indonesia ini ketika setelah berdirinya KPK dengan gampang orang hanya bisa mengambil tanpa dengan hati nurani. Toh yang mesti diambil memang yang salah. Lah iya toh? Dia bilang oh saya tata bu, pokoknya demi partai. Oh bukan begitu, kamu punya hak hidup. Sebagai manusia. Lah iya lah,” ketusnya. 

    Megawati lantas menyinggung Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terkait kasus yang menyeret nama Hasto Kristiyanto di KPK. Ia pun meminta Penyidik KPK Kompol Rossa Purbo Bekti yang menangani perkara Harun Masiku.

    “Sampai saya waktu itu kan ngomong, lah Kapolri iki piye toh. Siapa Rosa itu? Sini. Datang ke saya. Jangan pengecut!” tegasnya. 

    Megawati mengaku geram dengan cara-cara KPK yang terkesan menarget Hasto Kristiyanto dan PDIP. 

    “Saya enggak tahan juga loh akhirnya. Masak sih yang lain enggak dibegitukan, hanya kita saja digebak-gebuk, digebak-gebuk. Dengan cara sepertinya ini adalah situasi yang sah. Mana sahnya? Mana sini ahli hukum. Tuh ada Pak Laoly. Tinggi. Jangan takut. Apa begitu sih?” pungkasnya.

  • Heboh Aksi Patwal Mobil Plat RI 36 Jadi Trending Topik, Netizen: Puas Banget Ngelihatnya?

    Heboh Aksi Patwal Mobil Plat RI 36 Jadi Trending Topik, Netizen: Puas Banget Ngelihatnya?

    GELORA.CO – Lagi, sebuah potongan video yang memperlihatkan aksi patroli pengawalan (Patwal) diduga memarahi sopir taksi eksekutif di tengah kemacetan lalu lintas di Jakarta lantaran sedang mengawal mobil dengan plat nomor RI 36 gegerkan jagat media sosial.

    Sontak dengan beredarnya potongan video tersebut membuat punlik merasa penasaran, sebenarnya siapa pemilik mobil dengan plat nomor RI 36 itu.

    Usut punya usut, ternyata kejadian itu bermula Situasi saat sebuah Toyota Alphard, yang diketahui merupakan taksi eksekutif, berusaha melaju di tengah antrean kendaraan yang padat.

    Tindakan tersebut menghalangi rombongan mobil pejabat yang mendapatkan pengawalan khusus.

    Dengan gestur tegas, anggota Patwal menghentikan motornya dan menunjuk sopir taksi tersebut seperti memberikan peringatan keras.

    Video tersebut memicu perbincangan hangat di media sosial, hingga plat RI 36 menjadi trending di X.

    Banyak netizen mempertanyakan urgensi penggunaan pengawalan di tengah kemacetan, sekaligus mengungkap rasa penasaran tentang sosok pemilik mobil dengan kode plat nomor khusus itu.

    Diketahui, video ini pertama kali diunggah oleh akun @txttransportasi di X, memperlihatkan iring-iringan mobil pejabat yang melewati kemacetan di Jakarta.

    Dengan lampu strobo menyala, anggota Patwal terlihat membuka jalan agar rombongan dapat melintas dengan cepat.

    Namun, situasi berubah ketika sebuah taksi eksekutif mencoba menyelip di antara rombongan. Patwal segera menghentikan kendaraannya di samping taksi tersebut.

    Dalam rekaman, terlihat gestur marah anggota Patwal yang menunjuk sopir taksi itu, meminta jalan untuk iring-iringan.

    Sikap ini menuai pro dan kontra dari netizen yang mempertanyakan prioritas penggunaan pengawalan di jalan raya.

    “Puas banget ngelihatnya. Hari-hari rakyat ngisengin patwal mobil pejabat di jalanan seru kali ya,” demikian keterangan akun X @txttransportasi pada Kamis (9/1/2025).

    Unggahan video itu ramai dikomentari warganet. Mereka mempertanyakan urgensi pengawalan mobil pejabat di tengah kemacetan Jakarta.

    “Apa perlu kita kompakan tidak ngasih jalan pada yang tetot tetot kecuali ambulan dan damkar,” tulis salah satu pengguna X.

    “Pejabat buru-buru ngapain sih!? Berantas korupsi dan menegakkan reformasi Polri!?” celetuk pengguna X lainnya.

  • Megawati Sentil Pihak yang Ingin Jadi Ketum PDIP: Gile!

    Megawati Sentil Pihak yang Ingin Jadi Ketum PDIP: Gile!

    GELORA.CO – Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri merespons permintaan kader yang menginginkan dirinya kembali menjadi Ketua Umum PDIP periode 2025-2030. 

    Megawati pun berkelakar dirinya enggan memenuhi permintaan itu jika para kader tidak solid dan tidak memiliki semangat yang sama. 

    Namun ia mengatakan bahwa kalau ia tak mau ditetapkan lagi sebagai ketua umum, ada pihak yang diam-diam mengincar posisinya.

    “Katanya minta saya Ketua Umum lagi, Ketum lagi tapi, nek anak buahku ngene wae, emoh. (Kalau anak buah saya seperti ini, nggak mau),” ujar Megawati dalam pidato politiknya dalam perayaan HUT ke-52 PDIP, di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Jumat, 10 Januari 2025. 

    “Tapi terus ada yang kepingin (jadi ketum PDIP), gile!” imbuh Megawati sambil tertawa.

    Presiden ke-5 RI ini pun menanyakan kepada para jajaran DPP Partai yang hadir di lokasi HUT ke-52 PDIP. 

    “Mau nggak sama yang kepengen itu?” tanya Megawati.

    “Tidak,” jawab para elite PDIP.

    “Hayo, gitu aja ada yang di sana nggak ngomong, berarti dia mau, gila dah,” demikian Megawati.

  • Serap 50 Ribu Tenaga Kerja

    Serap 50 Ribu Tenaga Kerja

    GELORA.CO – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten mendukung kelanjutan proyek strategis nasional (PSN) Pantai Indah Kapuk (PIK) 2. MUI Banten menilai, proyek yang dikerjakan Grup Agung Sedayu tersebut memiliki manfaat besar termasuk membuka lapangan kerja.

    Ketua MUI Banten Bidang Informasi dan Komunikasi serta Kebudayaan Islam, Alwiyan Qosid Syam’un mengatakan, PSN diperkirakan menyerap tenaga kerja 30 ribu sampai 50 ribu orang. “Ini perlu juga dipertimbangkan oleh kawan-kawan semua untuk melepaskan egoisme, untuk membangun empati kepada kawan-kawan kita yang nasibnya kurang beruntung,” kata Alwiyan di Kota Serang, Banten, Kamis (9/1/2025).

    Menurut dia, garis besar dari proyek nasional tersebut adalah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi regional di Banten. “Bayangkan kalau industri nggak masuk, pengangguran terus meningkat. Saya kira dampak ini luar biasa. Sangat negatif. Jadi perlu ada insentif-insentif pembangunan untuk bagaimana mempercepat pertumbuhan ekonomi di Banten ini,” kata Alwiyan.

    Menurut Alwiyan, MUI Banten akan mendukung program-program pemerintah yang bertujuan memberikan manfaat besar bagi masyarakat. “PSN didukung kenapa? MUI selalu bicaranya maslahat mudharat dan itu harus melalui suatu kajian yang mendalam dan prosedural, untuk menyimpulkan suatu pendapat,” ujar Alwiyan.

    Meski mendukung kelanjutan PSN PIK 2, Alwiyan mengaku, pihaknya masih mempelajari soal bagian wilayah PSN PIK 2. Dia menyebut, telah bertemu dengan pengelola yakni PIK 2 secara informal untuk membahas persoalan PSN yang mengandung pro kontra di kalangan warga Kabupaten Tangerang.

    “Kita akan menyerap informasi dari masyarakat. Harus adil. Kalau masyarakat ada yang dizalimi, kita bela. Kalau pemerintah yang dizalimi, kita juga harus bela,” ujar Alwiyan.

    Sikap MUI Banten berbeda dengan MUI pusat. MUI pusat malah meminta pemerintah untuk menghentikan pembangunan PSN di PIK 2. Sekjen MUI pusat Amirsyah Tambunan mengatakan, proyek tersebut banyak mafsadatnya (keburukan yang membawa kerusakan).

    “MUI sejauh ini hasil dari Mukernas sudah diketahui oleh publik tentu kita minta dihentikan. Kenapa? Karena lebih banyak mafsadatnya,” ujar Amirsyah usai rapat di kantor MUI pusat, Jakarta Pusat, Selasa (7/1/2025).

  • PDIP Siapkan 1.000 Pengacara untuk Kawal Kasus Hasto Kristiyanto

    PDIP Siapkan 1.000 Pengacara untuk Kawal Kasus Hasto Kristiyanto

    GELORA.CO -Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mempersiapkan tim hukum untuk mendampingi Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto yang tengah menghadapi proses hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus Harun Masiku. 

    Ketua DPP PDIP Bidang Reformasi Sistem Hukum Nasional, Ronny Talapessy, mengungkapkan bahwa partainya telah menyiapkan 1.000 pengacara. 

    “Kita ada 1000 pengacara, kita lihat dulu aja, dan prosesnya, tentunya kami tim hukum akan ada upaya hukum yang akan kita lakukan,” ujar Ronny kepada wartawan, Jumat, 10 Januari 2025.

    Ronny memastikan Hasto Kristiyanto akan memenuhi panggilan Penyidik KPK yang dijadwalkan pada 13 Januari 2025. 

    “Kita belum bicara sampai ke sana. Tapi intinya Mas Hasto siap menghadiri,” tegas Ronny. 

    Hasto Kristiyanto sendiri telah mengonfirmasi kesiapan dirinya untuk memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 13 Januari 2025 mendatang. Hasto mengatakan sudah menerima surat pemanggilan resmi dari KPK. 

    Pemanggilan tersebut terkait dengan statusnya sebagai tersangka dalam kasus Harun Masiku. 

    “Saya sudah menerima surat panggilan 13 Januari jam 10.00 WIB,” ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, pada Kamis, 9 Januari 2025. 

    Hasto menegaskan bahwa pihaknya akan taat hukum dengan bersikap kooperatif terhadap pemanggilan KPK. Ia berjanji akan memberikan keterangan sebaik-baiknya. 

    “Saya nyatakan bahwa sebagai warga negara yang taat hukum, saya akan hadir memenuhi panggilan KPK tersebut dan memberikan keterangan dengan sebaik-baiknya,” tegas Politikus asal Yogyakarta ini.

  • Viral Tompi Bela Pejabat Pakai Patwal di Jalan: Kalau Tugas Rasanya Pantas

    Viral Tompi Bela Pejabat Pakai Patwal di Jalan: Kalau Tugas Rasanya Pantas

    GELORA.CO  – Viral di media sosial pernyataan Penyanyi sekaligus Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Tompi membela pejabat yang menggunakan fasilitas pengawalan di jalan. Menurutnya, itu wajar jika dipergunakan demi tugas. 

    “Gua kurang paham sama orang-orang yang komplain dengan pejabat (menteri, presiden, wakil presiden, atau gubernur dan lainnya) yang kalau di jalan pakai pengawal yang ngebuka jalan,” kata Tompi mengawali pernyataan, dikutip dari X @dr_tompi, Jumat (10/1/2025). 

    Dia mengajak masyarakat untuk melihat situasi itu dari ‘point of view’ pejabat yang memiliki begitu banyak agenda tugas. Menurut Tompi, akan sangat membantu menggunakan fasilitas pengawalan di jalan, jika tidak mereka akan lama di jalan. 

    “Coba deh kita duduk berimbang. Menurut gua ya, kalau itu dilakukan dalam melaksanakan tugas, rasanya pantas lah. Agenda segitu banyak, tanpa pengawalan begitu waktu bisa habis di jalan,” ujar Tompi. 

    Di kesempatan itu, Tompi bercerita kalau dirinya beberapa kali meeting yang acaranya berhubungan dengan pejabat. “Gila sih, agendanya (banyak) badan rontok. Terlepas dari berhasil atau tidaknya yang dikerjakan, mereka beneran berusaha kerja,” ungkap dia. 

    Meski begitu, Tompi menegaskan dirinya tidak setuju jika pejabat menggunakan fasilitas pengawalan di jalan untuk agenda pribadi. 

    “Kecuali agenda pribadi, mau leyeh-leyeh, karaoke (tidak boleh menggunakan fasilitas pengawalan),” katanya. 

    “Dulu gua juga sebel kalau di jalan mereka lewat. Setelah gua pikir-pikir, harusnya malah gua melipir kasih jalan biar mereka lekas sampai, kerja benar. Kalau sudah begitu, (kerja tidak benar), baru kita serang wkwkwk,” tambah Tompi. 

    Pernyataan Tompi ini berhasil menyedot perhatian publik di X. Lebih dari 90 ribu netizen sudah melihat cuitan tersebut yang dibagikan pada Kamis (9/1/2025) pukul 23.27 WIB. 

    Netizen pun merespons pedas pernyataan Tompi ini. 

    “Sebetulnya kalau gak mau kena macet, bisa pakai ojol atau naik LRT, MRT, atau Transjakarta. Banyak pilihan sih asal gengsi mau diturunin,” kata @sonn***. 

    “Gua termasuk yang gak setuju pejabat buka jalan saat macet. Argumennya sederhana, dok; Kalau manajemen waktunya bagus, mestinya mereka bisa tepat waktu. Patwal hanya untuk pengamanan, buka jalan sangat berisiko bikin gesekan antarpengguna jalan bahkan kecelakaan,” ungkap @yus***. 

    “Benar sih dok, tapi sekarang patwal lebih banyak dipakai untuk agenda apa? Jujur-jujuran saja nih. Sebenarnya kita sudah dimudahkan dengan teknologi kok. Kalau bisa efektif untuk setiap agenda, kayaknya gak serepot itu deh kerja mereka,” ujar @pand***.

    Sebelumnya ramai di X video viral memperlihatkan pejabat menggunakan patwal dihadang taksi eksekutif. Momen tersebut banyak dibahas netizen, mereka mengaku puas melihat kejadian itu

  • Petugas Dishub Depok Bergelantungan di Mobil Pikap, Ternyata Sempat Dicaci Maki

    Petugas Dishub Depok Bergelantungan di Mobil Pikap, Ternyata Sempat Dicaci Maki

    GELORA.CO  – Petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok viral usai aksinya bergelantungan di kap depan mobil pikap tersebar di sosial media (sosmed).

    Kejadian tersebut terjadi di Jalan Raya Bogor, tepatnya dekat Simpang Depok, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Jawa Barat pada Selasa (71/1/2024).

    Usai videonya tersebar di sosmed, petugas Dishub Kota Depok bernama Fadillah itu akhirnya buka suara.

    Kata Fadillah, awalnya mobil pikap tersebut terlihat dari jauh berjalan tidak stabil dan oleng.

    Karena kondisinya overload, mobil pikap yang melaju tersebut hendak diberhentikan. Namun, sopir mobil justru mengabaikan petugas.

    “Jadi di-ubereats di lampu merah yang kedua ini saya stop, saya pinggirkan dengan mengucapkan selamat sore sampai dengan tiga kali,” kata Fadillah, Kamis (9/1/2025).

    Baca juga: Viral! Petugas Dinas Perhubungan Kota Depok Jawa Barat Bergelantungan di Mobil Pikap, Ini Ceritanya

    “Namun selamat sore saya diabaikan sama sopir dan setelah itu mobil juga agak ke pinggir, lalu mengambil zig-zag ke kiri ke kanan, tidak menghiraukan saya sebagai petugas,” sambungnya.

    Akhirnya, Fadillah mengambil langkah tegas untuk memikirkan mobil pikap itu karena membahayakan pengguna jalan lainnya.

    Bahkan, sopir mobil pikap sempat turun.

    Namun, ia justru mencaci-maki petugas Dishub Kota Depok yang memberhentikannya.

    “Lalu dia hanya mengucap hai a*jing minggir lu seperti itu, mengucapkan menyebut nama binatang yang kasar,” ujarnya.

    Usai mencaci maki Fadillah, sopir pikap naik kembali ke kendaraannya dan langsung tancap gas. 

    Karena posisi Fadillah berada di depan, ia mengaku refleks naik di bagian depan kap mobil tersebut.

    “Saya langsung refleks menaiki di depan mobil itu,” ujarnya.

    “Dan memegang wiper yang ada di depan kaca sampai dengan kurang lebih 200 meter ke depan mendekat,” ujarnya.

    Viral di Sosmed 

    Sebelumnya, Sosial media (sosmed) dihebohkan dengan aksi petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok tersangkut di kap mobil pickup L300.

    Dari video yang diterima TribunnewsDepok.com, nampak petugas Dishub tersebut mengenakan seragam lengkap bergelantungan di kap mobil.

    Naasnya, sopir mobil pickup terus tancap gas tidak memperdulikan keselamatan petugas Dishub.

    Nampak, petugas Dishub tersebut berpegangan erat pada wiper atau alat pembersih kaca mobil.

    Diketahui, kejadian tersebut terjadi di Jalan Raya Bogor, Simpangan Depok, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Jawa Barat.

    Peristiwa tersebut akhirnya viral di sosial media, usai diunggah akun Instagram @funfactbogor

  • Kata Hasto Kristiyanto soal Flashdisk yang Disita KPK dari Kamar Anaknya

    Kata Hasto Kristiyanto soal Flashdisk yang Disita KPK dari Kamar Anaknya

    GELORA.CO  –  Tim Kuasa Hukum Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Johannes Tobing, membeberkan kronologi penggeledahan rumah Hasto oleh penyidik KPK pada Selasa (7/1/2025).

    Seperti diketahui penggeledehan sekitar 4 jam itu dilakukan di rumah Hasto yang terletak di Perumahan Villa Taman Kartini, Jalan Graha Asri VI Blok G3 Nomor 18, Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat.

    KPK menggeledah rumah Hasto setelah ditetapkan  tersangka dalam kasus buronan Harun Masiku.

    Temukan Flashdisk di Kamar Anak

    Dalam konferensi pers tim hukum PDIP di Jakarta,  Kamis (9/1/2025), Johannes Tobing membeberkan kronologi penggeledahan penyidik KPK.

    “Mereka (penyidik KPK) membongkar seluruh kamar, tempat tidur, bahkan daerah private bahkan kamar terkunci dibuka paksa,” ujar Johannes Tobing.

    “Kamar anak juga begitu (dibuka paksa),” ujarnya.

    Kendati demikian, Johannes Tobing klaim penyidik KPK tidak menemukan bukti apa-apa.

    “Saya tidak apakah mereka sudah kondisi stres maka ditemukan salah satu flashdisk,” ujarnya.

    Dia mengatakan flashdisk tersebut ditemukan penyidik KPK di kamar tidur anak Hasto di lantai 2.

    Johannes Tobing mengatakan pihaknya menanyakan siapa pemilik flashdisk itu kepada Hasto dan anaknya.

    Namun anak Hasto, kata Tobing, tidak mengetahui pemilik dari flashdisk tersebut.

    “Ternyata setelah kita konfirmasi ke anak Pak Hasto, ternyata itu (flashdisk) bukan miliknya juga. Ketika kita tanya Pak Hasto, ternyata juga tidak mengetahui,” tuturnya.

    Temukan Buku Catatan Berlogo PDIP

    Johannes Tobing juga mengatakan penyidik KPK saat itu menemukan buku catatan ajudan Hasto yakni Kusnadi.

    Dia menyebut isi buku catatan tersebut adalah rencana bisnis yang bakal dilakukan Kusnadi bersama adiknya, Udin.

    “Ternyata di buku catatan itu hanya dulu Mas Kusnadi pernah bikin bisnis bersama sama adiknya yang bernama Udin. Jadi, namanya Kusudin nama PT-nya itu,” katanya.

    Tobing mengatakan bisnis yang digeluti Kusnadi dan adiknya itu bergerak di bidang pertanian bawang merah.

    Adapun bisnis itu, katanya, dilakukan di kampung halaman Kusnadi dan adiknya.

    “Jadi perusahaan kecil modal Rp10 juta masing-masing, jadi total Rp20 juta untuk bercocok tanam untuk bawang merah di kampungnya,” katanya.

    Tobing menuturkan catatan tersebut ditemukan di kamar tidur Kusnadi.

    “Kami sampaikan ini diluruskan tidak ada yang disita di rumah Pak Hasto, hanya buku kecil itu dan flashdisk,” ujarnya.

    Penjelasan KPK

    KPK menjelaskan sejumlah alat bukti yang disita dari rumah Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto disimpan di dalam koper berukuran besar.

    Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan karena tempat penyimpanan alat bukti yang aman adalah koper.

    “Penyidik akan menyimpan barang-barang yang disita itu pada tempat penyimpanan yang aman, yang kita bawa tempat penyimpanannya yang aman itu adalah koper,” kata Asep di Gedung Merah Putih, Rabu (8/1/2025).

    Asep menjelaskan bahwa penyidik memang tidak menyita sejumlah alat bukti sesuai dengan kapasitas koper.

    Ia menekankan bahwa penyimpanan alat bukti di dalam koper itu didasari atas faktor keamanan.

    “Kalau kita tenteng-tenteng di plastik itu kan nanti rawan tertinggal, jatuh, dan lain-lain. Yang paling cocok untuk digunakan membawa adalah koper,” ujarnya.

    Seperti diketahui, Hasto ditetapkan sebagai tersangka dalam dua perkara sejak 24 Desember 2024 lalu.

    Pertama dalam kasus dugaan suap terhadap mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan yang dilakukan bersama Harun Masiku.

    Dan kedua dalam kasus perintangan penyidikan yang dilakukan KPK ketika memburu Harun Masiku