Author: Gelora.co

  • DPR RI hanya Stempel Pemerintah

    DPR RI hanya Stempel Pemerintah

    GELORA.CO -Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dinilai hanya menjadi stempel terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.

    Demikian pendapat Direktur eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti dalam akun Youtube RKN Media, bertemakan “Makin Tidak Waras: DPR Bisa Pecat Hakim MK, MA, KPK, Kapolri, dan Panglima TNI”, dikutip Senin 10 Februari 2025.

    Menurutnya, DPR saat ini tidak menjalani fungsinya sebagai pengawas pemerintah tapi hanya sebatas stempel pemerintah.

    “DPR nggak bekerja mengawasi pemerintah. Jadi pemerintah ini mau apa aja jadi. Mereka stempel aja terhadap kebijakan-kebijakan itu,” kata Ray .

    Ray menambahkan, tradisi asal stempel itu sudah dilakukan sejak sebelum pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan mengakar sampai sekarang. 

    “Sudah 10 tahun lalu tradisinya begitu semacam stempel,” kata Ray. 

    Selain itu, Ray mengatakan, selain tidak melakukan pengawasan terhadap pemerintah, DPR juga membuat aturan aneh-aneh.

    Salah satunya, kata Ray, revisi Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Tertib. 

    Revisi ini membuka ruang bagi DPR untuk mengevaluasi secara berkala pejabat negara yang telah mereka pilih. Hasil evaluasi ini bisa berujung pada rekomendasi pemberhentian yang sifatnya mengikat

  • Megawati-Jokowi Adu Gengsi di Panggung Internasional

    Megawati-Jokowi Adu Gengsi di Panggung Internasional

    GELORA.CO -Awal Februari 2025 seolah menjadi ajang unjuk eksistensi dua tokoh politik besar Indonesia, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi. 

    Pengamat politik Adi Prayitno menilai, meski Megawati dan Jokowi tidak lagi menjabat sebagai presiden, namun keduanya seakan berlomba menunjukkan pengaruh mereka di kancah internasional.

    “Setelah pecah kongsi antara Jokowi dan PDIP, setelah perang terbuka antara Megawati dan Joko Widodo, tentu saling menunjukkan siapa yang paling eksis setelah tidak lagi jadi presiden,” kata Adi lewat kanal YouTube miliknya, Senin 10 Februari 2025.

    Megawati diketahui melakukan lawatan ke Roma, Italia dan Vatikan. Di sana, Ketua Umum PDIP itu bertemu dengan Pemimpin Gereja Katolik, Paus Fransiskus. 

    Sementara itu, Jokowi membagikan kegiatannya di Uni Emirat Arab melalui media sosial. Ia menghadiri sebuah pertemuan eksklusif yang mempertemukan mantan pemimpin dunia. 

    Meski Jokowi tak mengungkap isi pertemuan secara detail, publik menangkap sinyal bahwa ia ingin menunjukkan dirinya sebagai pemimpin global yang masih memiliki jaringan dan pengaruh.

    “Jokowi tidak mau kalah dengan Megawati yang hilir mudik sering berkunjung ke luar negeri,” sambung analis politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

    Adi menambahkan, dalam politik kekuasaan bukan hanya soal siapa yang menang di pemilu, tetapi juga soal bagaimana menjaga pengaruh setelah tak lagi berkuasa. 

    Baik Megawati maupun Jokowi tampaknya sadar akan hal ini. Maka dari itu keduanya terus membangun jejaring, mengukuhkan citra, dan memastikan bahwa nama mereka tetap relevan dalam percaturan politik nasional maupun internasional.

    “Ini seolah menjadi babak lanjut pertarungan Megawati dan Jokowi. Ini pertarungan eksistensi dan pengakuan politik,” tandas Adi.

  • Mantan Menteri BUMN Rini Soemarno Datangi KPK, Diperiksa Kasus Apa?

    Mantan Menteri BUMN Rini Soemarno Datangi KPK, Diperiksa Kasus Apa?

    GELORA.CO – Mantan Menteri BUMN, Rini Mariani Soemarno mendatangi Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jalan Kuningan Persada Kav 4, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin 10 Februari 2025.

    Pantauan RMOL, Rini tiba di Gedung Merah Putih KPK pada pukul 09.53 WIB dengan dikawal oleh dua orang pria.

    Selanjutnya, Rini langsung bergegas melakukan konfirmasi kehadirannya di meja pendaftaran di lobi Gedung Merah Putih KPK. 

    Sekitar 15 menit kemudian, Rini Soemarno pun langsung menuju ruang pemeriksaan di lantai 2 setelah makanya dipanggil oleh petugas KPK.

    Sementara itu, Jurubicara KPK, Tessa Mahardhika Sugiarto belum memberikan penjelasan terkait pemeriksaan terhadap Rini Soemarno ini. 

    Belum diketahui Rini diperiksa dalam perkara apa di KPK.

  • Wenny Myzon Ex Pegawai Timah Ungkap Dugaan Korupsi Pejabat BUMN yang Punya Saudara di KPK

    Wenny Myzon Ex Pegawai Timah Ungkap Dugaan Korupsi Pejabat BUMN yang Punya Saudara di KPK

    GELORA.CO – Dwi Citra Weni atau yang akrab dikenal sebagai Wenny Myzon kembali menghebohkan publik.

    Setelah dipecat oleh PT Timah Tbk karena unggahannya yang dinilai menghina pekerja honorer dan pengguna BPJS Kesehatan, kini ia muncul dengan tuduhan serius yang menyeret nama petinggi perusahaan milik negara tersebut.

    Melalui akun TikTok pribadinya, @wennymyzon1, pada Jumat (7/2/2025), Wenny menyampaikan klaim bahwa salah satu pejabat BUMN yang ingin menyingkirkannya justru terlibat dalam praktik korupsi.

    Ia menuding pihak tersebut menggunakan berbagai cara, termasuk melibatkan media untuk membentuk opini negatif terhadap dirinya.

    “Cie-cie berusaha banget menumbangkan saya, dari membayar wartawan buat berita menggiring opini, sampai sekarang ketahuan nge-up ke Lamtur,” ungkap Wenny dalam salah satu unggahannya.

    Sindiran Korupsi dan Dugaan Koneksi di KPK

    Wenny tidak berhenti di situ. Ia menuding pejabat tersebut berusaha menutupi praktik korupsi dengan mengklaim bahwa barang-barang mewah yang dimilikinya seperti tas dan sepatu adalah produk KW (tiruan).

    “Nanti video sepatu, tas yang katanya KW saya post gimana? Ups, lupa punya saudara di KPK ya. Gapapa, setidaknya masyarakat tau kalau selama ini dikibul,” lanjutnya.

    Ia juga menyoroti dugaan mark up anggaran dalam proyek pengadaan hingga pembelian nasi kotak.

    Pamer Penghasilan dan Sindiran Satir

    Meski dipecat, Wenny tetap aktif di media sosial dengan unggahan satir yang menyindir berbagai pihak.

    Dalam salah satu video di TikTok @ibu.suri.wakanda2, Sabtu (8/2/2025), Wenny mengklaim memiliki penghasilan ratusan juta rupiah meski sudah tidak bekerja di PT Timah.

    “Gaji 10 juta??? Penghasilan ratusan juta,” tulisnya.

    Ia juga menyindir praktik mark up yang diduga dilakukan pihak lain.

    “Maaf, kita nyari uang gak mark up bon nasi kotak pagi malam,” ujarnya.

    Meski tidak disebutkan secara eksplisit, publik berspekulasi bahwa Wenny menyindir oknum tertentu di perusahaan terkait dugaan korupsi dan penyalahgunaan anggaran. ***

  • Pandji Pragiwaksono Tanggapi Pernyataan ‘Plin-Plan’ Jokowi Soal IKN: Kehilangan Pegangan…

    Pandji Pragiwaksono Tanggapi Pernyataan ‘Plin-Plan’ Jokowi Soal IKN: Kehilangan Pegangan…

    GELORA.CO –  Komika Pandji Pragiwaksono menanggapi viralnya cuitan akun X Jejak Digital, @ARSIPAJA, berisi perbandingan dua artikel berita yang sama-sama membahas mantan Presiden Joko Widodo, alias Jokowi.

    Dua artikel tersebut juga sama-sama berkaitan dengan topik pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

    Artikel pertama berasal dari Agustus 2024 lalu dengan judul “Jokowi Bilang Akan Terus Kawal IKN Meskipun Sudah Tak Jadi Presiden”.

    Sementara artikel pembandingnya yang dibuat pada Sabtu (8/2/2025) kemarin berjudul “Jokowi soal Anggaran IKN Diblokir: Urusan Pemerintah, Saya Jangan Ditarik-tarik”.

    Pandji Pragiwaksono pun menanggapi dua topik yang bertolak belakang itu dengan kalimat singkat dalam Bahasa Inggris.

    “Losing his grip (Dia kehilangan pegangan),” cuitnya pada Minggu (9/2/2025).

    Dari komentar tersebut, sahabat Deddy Corbuzier itu seolah ingin mengatakan bahwa ayah dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka itu sudah kehilangan kendali atas kritikan-kritikan yang ditudingkan kepada dirinya saat ini.

    Di lain sisi, banyak warganet yang menyalahkan mantan presiden yang menjabat dua periode itu atas terhambatnya pembangunan IKN serta diblokirnya anggaran oleh Presiden RI sekarang, Prabowo Subianto.

    Pasalnya, anggaran pembangunan IKN dianggap salah satu yang membebani ekonomi negara saat ini.

    “Andai saja pindah Ibu Kota Negara itu tinggal mengembangkan lagi kota existing di Kalimantan sebelumnya, mungkin beban anggarannya nggak akan seberat ini dan penerimaan masyarakat juga mungkin akan jauh lebih baik dibanding sekarang,” kata seorang warganet di kolom komentar.

    “Kebiasaan Siowi sen kiri, belok kanan, Makanya jangan pernah percaya omongannya apapun itu yang keluar dari mulut dia,” sindir warganet yang lain.

    “Biasa ‘dicebokin’, sekarang bingung dia caranya ‘cebok’ dan ‘cuci tangan’,” ujar warganet lainnya menyinggung pernyataan terbaru dari Jokowi.

  • Profil Ma’wa Nailul Izzah, Anak Kyai di Madiun Viral Disebut Pelakor Ternyata Masih Berstatus Mahasiswi

    Profil Ma’wa Nailul Izzah, Anak Kyai di Madiun Viral Disebut Pelakor Ternyata Masih Berstatus Mahasiswi

    GELORA.CO –  Cek profil Ma’wa Nailul Izzah, anak kyai di Madiun, Jawa Timur yang tengah ramai diperbincangkan.

    Seperti diketahui, sosok Ma’wa Nailul Izzah viral di media sosial lantaran dituding sebagai Perebut laki orang (Pelakor).

    Tudingan tersebut beredar luas di kalangan publik usai dirinya terciduk tengah berselingkuh dengan suami orang lain.

    Usut punya usut, Ma’wa Nailul Izzah yang selingkuh dengan suami orang lain ini ternyata masih berstatus mahasiswi.

    Sebagaimana dikutip Pojoksatu.id dari akun media sosial platform X milik @TukangBedah00 pada Minggu (9/2/2025).

    Dalam unggahannya, Nailul dikonfirmasi masih berstatus mahasiswi sesuai ketentuan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti).

    Yang mana, anak kyai terkenal di Madiun ini berpendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo.

    Diketahui, dalam laman PDDikti ini juga memperlihatkan data Nailul yang mengambil jurusan Manajemen Pendidikan Islam.

    Kendati demikian, publik justru salah fokus dengan status Nailul yang masih aktif sebagai mahasiswi di IAIN Ponorogo.

    Sebab, anak kyai tersebut seharusnya sudah selesai menjalankan pendidikan lantaran dirinya masuk ke dalam perkuliahan pada 2019 silam.

    “Pelakor bernama Ma’wa Nailul Izzah Dia mahasiswi IAIN Ponorogo yang sekarang belom lulus2 Padahal udah masuk 6 tahun atau 12 semester,” jelas di-caption.

    Tidak heran, latar belakang Nailul ramai disorot publik usai dirinya viral menjadi selingkuhan suami orang lain.

    Seperti diketahui, kasus perselingkuhan anak kyai di Madiun ini mencuat usai diungkap oleh istri sah dari suami yang direbut Nailul.

    Yang mana, korban mengungkap kasus tersebut melalui unggahan video yang merekam tindak asusila sang suami.

    Dalam rekaman tersebut, terlihat jelas sosok Nailul tengah dilindungi oleh suami korban di dalam mobil.

    Hal ini terjadi usai sang istri menciduk suaminya saat tengah berduaan dengan Nailul dalam sebuah ruangan.

    Tidak hanya itu, anak yang dirawat sang istri dari hubungan sahnya dengan suami diketahui juga menjadi korban.

    Yang mana, sang buah hati ditabrak oleh ayah kandungnya sendiri saat mengamankan Nailul dari cecaran ibunya.

    Alhasil, anak yang masih balita ini mengalami luka di bagian wajah usai ditabrak ayah kandungnya sendiri.

    “Keadaan si dede mimisan karena terpental ke aspal, bantu viralin guys kurang ajar bapaknya,” pungkasnya.

    Korban yang tidak terima mendapat perlakuan hal tersebut sontak menarik pelakor untuk dimintai penjelasan lebih lanjut.

    Yang mana, dirinya mencecar habis-habisan anak kyai tersebut lantaran telah menjadi penyebab rumah tangganya hancur.

    “Selingkuh itu namanya. Kamu dulu berani deketin dia, kamu gak tahu selingkuh itu dosa, anak aku ditabrak, anak aku dua loh,” ucap korban.

    Namun, saat korban mencecar pelakor tersebut keduanya sontak diamankan oleh petugas keamanan lantaran telah membuat kegaduhan.

    Hingga kini, belum ada pernyataan lebih lanjut dari pihak-pihak yang terlibat dalam kasus perselingkuhan tersebut. ***

  • Tuding Akun Hasan Nasbi Lebih Parah dari Fufufafa, Netizen: Presiden Harus Hati-hati

    Tuding Akun Hasan Nasbi Lebih Parah dari Fufufafa, Netizen: Presiden Harus Hati-hati

    GELORA.CO – Setelah heboh akun yang diduga milik Gibran Rakabuming Raka, netizen tuding akun Hasan Nasbi lebih parah dari Fufufafa.

    Adapun akun yang dituding milik Hasan Nasbi selaku Kepala Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia berisikan cacian pada Presiden Prabowo Subianto.

    Diketahui akun tersebut adalah @datuakrajoangek yang dituding oleh netizen adalah milik Hasan Nasbi.

    Dalam postingan yang disebar di media sosial berisikan unggahan terkait penghinaan pada Presiden Prabowo.

    Adapun akun @datuakrajoangek memiliki nama Tukang Sayur dengan profil picture Hasan Nasbi, di mana postingannya tertanggal pada 31 Oktober 2014 lalu.

    Sayangnya saat ditelusuri, akun tersebut sudah tidak ada di jejaringan X.

    Netizen juga menyinggung adanya perbedaan antara pernyataan Hasan Nasbi dengan Sufmi Dasco Ahmad selaku Ketua Harian DPP Partai Gerindra tentang permasalahan LPG 3 kg beberapa waktu lalu.

    Nasbi dalam sebuah pernyataanya mengungkapkan bahwa kebijakan aturan larangan penjualan LPG 3 kg ke pengecer didukung oleh pihak istana.

    Sedangkan Dasco menyebutkan jika kebijakan tersebut bukanlah kebijakan Prabowo.

    Terang saja kabar akun @datuakrajoangek ini mendapatkan respon dari netizen yang menyebutkan adanya penghiatan di kabinet Prabowo.

    “Ternyata di lingkaran kabinet presiden pak prabowo sekarang banyak pengkhianat dan orang2 yg  dulu mencela Beliau,” tulis Damar8986 dnegan akun @helmanns8986.

    “Mereka membawa misi lain.,mereka orang yg tidak ada harga diri n tid tau malu mental pecundang dan penjilat. Pak presiden harus hati2 dan bila perlu pecat semua,” tambahnya.

    Netizen lain mempertanyakan apakah bahwa pihak Gerindra telah mengetahui akun @datuakrajoangek dan siapa pemiliknya.

    “Orang2 @Gerindra  atau para loyalisnya @prabowo  ada gak yg pernah lihat tuitan tukang sayur ini ya?, tulis Didik dengan akun @Didikjzie.

    “Kalau kalian tidak naik pitam dg alasan apapun, sejatinya kalian bukan kader atau loyalis partai, bahkan kalian punya bakat sebagai pengkhianat ketum ataupun partai anda sendiri!!!, tambahnya.

    Selain itu juga mempertanyakan jika nebar akun @datuakrajoangek adalah milik Hasan Nasbi kenapa bisa masih ditarik ke dalam tim Pabowo.

    “Ko bisa terima,pak prabowo orang yang menghina dia apa ga tau gada yang kasih tau,” komentar akun @kotaciwili31244.

    Hal senada juga dipertanyakan Encus dengan akun @AndikaNgojek.

    “Waduh,,,parah betul ni org, tp kenapa dia jd pejabat ya?, tulisnya.

    Sedangkan netizen lainnya juga menyebar informasi terkait nama-nama pemilik akun yang diduga bazzer Jokowi yang eksis dilingkaran Prabowo.

    “Bukan cuma menteri Jokowi, bahkan buzzer Jokowi juga eksis di sekitar Prabowo, jadi beneran ya tema keberlanjutan,” tulis Lukman Simandjuntak dengan akun @hipohan.

    “Hasan Nasbi aka datuakrajoangek, Rudi Susanto aka kurawa, Dede Budhyarto aka kangdede78, Permadi Arya aka Abu Janda dan Immanuel Ebenezer aka Noel,” tulisnya.

  • Muncul Majelis Ulama Nusantara, Dukung PSN PIK 2, Sebut Membiarkan Tanah Terbengkalai Itu Dosa

    Muncul Majelis Ulama Nusantara, Dukung PSN PIK 2, Sebut Membiarkan Tanah Terbengkalai Itu Dosa

    GELORA.CO – Nama Majelis Ulama Nusantara (MUN) makin mencuat usai mendukung kelanjutan Proyek Strategis Nasional Pantai Indah Kapuk 2 (PSN PIK 2).

    Juru bicara MUN, Kyai Mohamad Ashshiddiqi, menegaskan bahwa ulama wajib mendukung kebijakan yang bermanfaat bagi umat.

    Menurut MUN, pendapat itu disampaikan setelah melakukan kajian dan meninjau lokasi pada 1 Februari 2025.

    Sejalan dengan paham Ahlussunah Waljama’ah, MUN berharap proyek ini terus berjalan sesuai Perpres era Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin, tanpa terhambat kepentingan politik.

    Mereka menilai PSN PIK 2 bermanfaat dan bukan mudarat, sebagaimana disampaikan oleh Kyai Said Aqil Siradj, yang mengingatkan bahwa membiarkan tanah terbengkalai adalah dosa.

    Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa PSN PIK 2 tidak terkait dengan Pantai Indah Kapuk.

    Proyek seluas 1.754 hektar di lahan milik Kementerian Kehutanan ini mencakup pengembangan wisata mangrove dari 91 menjadi 514 hektar, serta fasilitas eco-wisata, termasuk masjid 4,5 hektar, tanpa pembangunan rumah komersial.

    Ditegaskan, keberadaan Majelis Ulama Nusantara (MUN) bukan untuk menyaingi Majelis Ulama Indonesia (MUI), melainkan sebagai alternatif kemitraan yang mempererat hubungan antara ulama, umara, dan umat.

    Sebagai organisasi yang hadir untuk membangun sinergi dengan masyarakat, MUN berkomitmen dalam memperkuat persatuan serta berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara.

    Juru Bicara MUN, Kiai Alwiyan Qosid Syam`un, menegaskan bahwa organisasi ini lahir sebagai wujud kebebasan berserikat yang telah dijamin oleh undang-undang.

    Menurut Kiai Alwiyan, MUN berpegang teguh pada nilai-nilai nasionalisme serta memiliki komitmen kuat dalam membela kebenaran dan keadilan.

    “Kami berkumpul dalam wadah ini untuk memperkuat peran ulama dan akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) pertama pada akhir Februari 2025, di Jakarta,” ujar Kiai Alwiyan, Sabtu (8/2/2025).

    Dukungan terhadap MUN terus meningkat, dan Munas perdana ini diharapkan menjadi tonggak sejarah bagi gerakan alim ulama di Indonesia.

    Dengan semakin banyaknya pihak yang mendukung, MUN optimis dapat memperkuat peran ulama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

    Lebih lanjut, Kiai Alwiyan menekankan bahwa kemitraan antara ulama dan umara menjadi kebutuhan mendesak, terutama di tengah berbagai tantangan geopolitik serta kepentingan tertentu yang dapat mengancam persatuan.

    “Oleh karena itu, MUN hadir untuk memastikan ulama, umara, dan umat tetap solid dalam membangun negeri,” jelasnya.

    Meskipun bermitra dengan pemerintah, MUN tetap berpegang pada prinsip independensi dan tidak ragu untuk bersikap kritis terhadap kebijakan yang dinilai kurang berpihak kepada masyarakat.

    “Yang membedakan MUN adalah pendekatan kami yang santun, mengutamakan dialog, serta mendahulukan tabayyun dalam menyampaikan kritik kepada pemerintah,” pungkasnya. ***

  • Pencitraan Jokowi Masih Pakai Cara Lama, Mantan Buzzer Buka Suara: Nggak Nyadar, Gobl*k!

    Pencitraan Jokowi Masih Pakai Cara Lama, Mantan Buzzer Buka Suara: Nggak Nyadar, Gobl*k!

    GELORA.CO – Pengakuan mantan influencer atau buzzer Jokowi viral menjadi perbincangan. Ia mengaku bahwa permainan Presiden RI ke-7 itu sekarang ‘tak rapi’.

    Salah satu contohnya adalah mobilisasi massa serta bus yang diparkir tak jauh dari rumah. Akun @Boediantar4 mengunggah video mengenai orang yang mengaku pernah menjadi timses Jokowi.

    “Mantan influencernya jokowi buka kedok mengapa rumah jokowi di serbu warga untuk salaman dan selfie,” tulis @Boediantar4. Postingan yang dibagikan viral setelah memperoleh 1.100 retweet dan 2.500 tanda suka.

    Ia mengunggah ulang video milik akun TikTok Didi Lionrich (@didilionrich). Perlu diketahui, Didi Lionrich mempunyai 129 ribu follower TikTok. Beberapa postingan miliknya cenderung menyerang kubu Jokowi. Akun @didilionrich berpendapat bila Jokowi sekarang lebih mirip influencer dibanding seorang negarawan.

    “Sebenarnya menyedihkan banget nggak sih, udah jadi mantan tapi nggak mau jadi negarawan, malah turun jadi influencer. Saat Bu Mega ada di Italia jadi keynote speaker untuk sebuah event internasional dan saat Pak SBY menikmati waktunya dengan melukis dan menulis buku, Si Jokowi ini yang beda sendiri. Dia pengen ngasih pesan ke publik, walaupun dia sudah jadi mantan, tapi tetap disamperin sama yang katanya rakyat untuk sekadar selfie dan sejenisnya,” kata Didi Lionrich.

    Akun @didilionrich menceritakan bahwa ia tahu ‘permainan’ Jokowi. Pegiat media sosial tersebut mengklaim pernah berada di barisan Jokowi. Didi Lionrich menilai bahwa permainan Jokowi tak rapi karena beberapa bus terekam diparkir dekat jalan masuk rumah.

    “Sebenarnya gue juga curiga, ingat ya, gue dulu pernah ada di barisan dia. Gue tahu permainan mobilisasi massanya kayak gimana, terus ngambil angle buat framing-nya kayak gimana, itu tahu semua. Dan ini baunya sama. Diajak mau ikut, dikasih bingkisan supaya mau ikut, terus angkut pakai bus. Sampai hafal kan gue! Cuma yang bikin gue kaget adalah ternyata cara kerjanya masih sama persis dengan kesalahan yang sama persis. Yaitu apa? Kagak rapi cara mainnya!” sindir Didi Lionrich.

    Ia juga mengungkap bahwa Jokowi tak belajar kesalahan dari masa lalu. “Mereka kok pada nggak nyadar ya udah banyak mantan orang dalam yang sekarang udah di luar barisan. Bukannya pakai strategi lain malah pakai cara yang lama. Gobl*k,” pungkas Didi Lionrich. Postingan mengenai mantan buzzer Jokowi menuai beragam komentar netizen.

    Mantan influencernya jokowi buka kedok mengapa rumah jokowi di serbu warga untuk salaman dan selfie 😀😀🫣 pic.twitter.com/DTOWYDOeHi

    — bantoro_ (@Boediantar4) February 7, 2025

    “Iya, aneh juga sih. Kenapa nggak bicara di seminar atau kampus buat ngisi pensiun ya? Nggak cukup otak kah?” cuit @ar**v_r.

    “Kalau mantan ordalnya aja sudah buka suara. Kok ya masih banyak buzzeRp cecunguk dan para jongos masih bersedia memuja dan membela,” sindir @sal**ah**d07.

    “Sekarang bongkar-bongkar, padahal dulu sudah nikmati cuannya. Dasar buzzer,” balas @***anda_ma**on.

  • Warga Solo Konvoi Melintasi Rumah Jokowi, Desak Jokowi Diadili karena Merugikan Negara

    Warga Solo Konvoi Melintasi Rumah Jokowi, Desak Jokowi Diadili karena Merugikan Negara

    GELORA.CO –  Puluhan orang di Solo, Jawa Tengah menggelar konvoi menuntut agar Presiden ke-7 Joko Widodo diadili.

    Massa berpendapat, saat dipimpin Jokowi, banyak proyek strategis justru diserahkan kepada pihak asing.

    Hal tersebut membuat negara kehilangan banyak sumber daya

    Merekamenamakan diri sebagai Aliansi Rakyat Bergerak menggelar konvoi motor melintasi sekitar kediaman Mantan Presiden Joko Widodo di Sumber, Banjarsari, Solo, Minggu (9/2/2025).

    Koordinator Aksi Usman Amirodin mengatakan, Jokowi layak diadili karena membuka investasi dari China salah satunya di Pantai Indah Kapuk (PIK).

     Menurutnya investasi tersebut merupakan bentuk penjajahan oleh negara China.

    Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk bela negara melawan penjajah.

    “Kami melihat kondisi bangsa dan negara Indonesia ini dijajah oleh kekuatan asing terutama China Komunis. Kalau sudah begitu UUD 1945 diamanatkan untuk bela negara,” jelasnya saat ditemui usai aksi.

    Dalam pantauan TribunSolo.com, mereka tiba di Persimpangan Sate Sumber pukul 11:12.

    Setelah itu mereka belok ke Jalan Ki Mangun Sarkoro.

     Saat melewati persimpangan mereka berteriak-teriak, “Adili Jokowi.”

    Ia juga menyinggung adanya pagar laut yang erat kaitannya dengan PIK.

    Menurutnya ini bukti semasa pemerintahan Jokowi mengutamakan investasi China ketimbang kepentingan bangsa Indonesia.

    “Di bawah pemerintahan Jokowi mengutamakan kepentingan China Komunis. PIK 1, PIK 2. Masak laut bisa disertifikatkan,” jelasnya.

    Meski menuntut agar Jokowi diproses secara hukum, ia tidak menggelar aksi di hadapan para penegak hukum.

    Ia mengklaim proses hukum telah dijalankan di Jakarta.

    “Di Jakarta sudah berproses melaporkan Jokowi ke Mahkamah Konstitusi, kejaksaan, kepolisian. Kami memberikan dukungan mudah-mudahan tidak hanya di Solo,” tuturnya.