Author: Gelora.co

  • Monyet Bukan Saya Amanatkan untuk Guru Tua

    Monyet Bukan Saya Amanatkan untuk Guru Tua

    GELORA.CO – Gus Fuad Plered memilih meminta maaf atas kontroversi ucapan monyet terkait usulan Guru Tua alias Habib Idrus bin Salim Aljufri sebagai calon pahlawan nasional. Hal itu setelah Pengurus Besar (PB) Alkhairaat di Kota Palu, Sulawesi Tengah, mengintruksikan kepada seluruh komisariat wilayah (komwil) dan komisariat daerah (komda), untuk melaporkan Gus Fuad Plered ke kepolisian.

    “Merespons para kiai-kiai pendukung kajian tesis batalnya nasab Balawi dan pihak-pihak lain terkait yang memperkuat mempertanyakan pernyataan saya tentang pengusulan pahlawan nasional Guru Tua, Idrus bin Salim Al Jufri, di mana kiai-kiai mempertanyakan maksud pernyataan saya yang menyebut istilah monyet itu, saya perlu klarifikasi,” katanya melalui akun channel Youtube Gus Fuad Channel dikutip Republika.co.id di Jakarta, Jumat (28/3/2025).

    Dalam klarifikasinya, Gus Fuad Plered menjelaskan maksud pernyataan kontroversialnya ketika ia mengetahui Guru Tua yang sudah diusulkan sebagai pahlawan nasional sejak tahun 2006, namun selalu ditunda karena tidak adanya data dan dokumen tertulis perjuangan fisik. Hal itu juga berdasarkan hasil penelitian Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) M Alfan Alfian, karena status kewarganegaraan yang bersangkutan juga tidak memenuhi syarat.

    “Kemudian saya juga membaca berita, Menteri Sosial Gus Ipul menyatakan semangat pengangkatan pahlawan nasional kali ini adalah mikul dhuwur mendem jero, semangat merangkul, saya curiga walaupun tidak memenuhi syarat, baik dari sisi warga negara dan dokumen tertulis perjuangan fisik, akan tetapi akan diangkat sebagai pahlawan nasional,” ucap Gus Guad Plered.

    Jika sampai hal itu terjadi, Gus Guad Plered menganggap, sangat berbahaya sekali bagi kewibawaan pemerintah. Menurut dia, jika sampai Guru Tua diangkat sebagai pahlawan nasional, walaupun tidak memenuhi syarat maka jelas tidak bisa dibenarkan.

    “Dan saya menganggap upaya itu sebagai sebagai upaya akal-akalan seperti orang Yahudi di masa lalu yang diberitakan Alquran bahwa orang Yahudi menyiasati larangan Tuhan agar mereka tidak memburu ikan di hari Sabtu, lalu mereka menyiapkan perangkap di hari Sabtu dan memburunya di hari lainnya, akhirnya Tuhan mengatakan, jadilah kalian semua monyet yang hina,” kata Gus Guad Plered.

    Merujuk firman Allah tersebut, Gus Fuad Plered menegaskan, ucapan monyet itu itu bukan diamanatkan untuk guru Tua, tapi ditujukan kepada sekelompok-sekelompok orang yang berusaha menyiasati aturan. Padahal, kata dia, Guru Tua yang tidak memenuhi syarat sebagai pahlawan nasional, namun bisa tetap diangkat sebagai pahlawan nasonal karena dicarikan celah aturan.

    “Walaupun kemudian, jika apa yang saya nyatakan itu dianggap menghina, kepada pihak-pihak yang terkait saya menyatakan memohon maaf, semata-mata apa yang saya nyatakan tentang usulan pahlawan nasional itu adalah untuk menjaga kewibawaan pemerintah dan dalam upaya menjaga kebesaran nama pahlawan yang telah berjuang kemerdekaan bangsa dan demi ketinggian martabat bangsa Indonesia,” ujar Gus Fuad Plered.

    Dia pun hanya menyampaikan klarifikasi sebagaimana deskripsi yang dibacakan. Gus Fuad Plered mengajar masyarakat bersama-sama mendukung pemerintah agar bisa menjalankan tugas dan amanat yang diberikan rakyat dengan sebaik-baiknya sesuai target dan tujuan yang sesuai dengan konstitusi kita.

    “Dan marilah kita tidak ikut-ikutan menambah beban pemerintah. Salam Pancasila, merdeka. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,” kata Gus Fuad Plered.

  • Ada Pria Bawa Benda Diduga Senpi di Tengah Aksi Tolak RUU TNI di Gedung DPR, Polisi?

    Ada Pria Bawa Benda Diduga Senpi di Tengah Aksi Tolak RUU TNI di Gedung DPR, Polisi?

    GELORA.CO –  Demonstrasi menolak Revisi Undang-Undang (RUU) TNI di gedung DPR, Jakarta, berakhir ricuh, Kamis (27/3/2025). Peserta aksi sempat menghajar seorang pria yang disebut-sebut sebagai polisi.

    Dari video dan narasi di akun Instagram @jktviral dan @pasifisstate, para demonstran mengeroyok seorang pria di sekitar Kompleks Parlemen. Pria itu memakai baju dan celana hitam. Wajahnya pun ditutupi masker hitam.

    Dia lalu kabur. Namun tampak, pada tangan kanannya memegang benda diduga senjata api (senpi). Benda itu sempat ditodongkannya ke depan.

    Pria ini berlari menjauh dari massa yang berkumpul di depan DPR.

    Dia mengarah ke Brimob yang berjaga di Tol Dalam Kota. Perekam video lalu bertanya betul tidaknya pria yang membawa benda diduga senpi itu merupakan polisi atau tidak.

    “Abangnya intel ya? Abangnya Intel ya? Abangnya intel?,” tanya perekam video dilihat di akun Instagram @pasifisstate.

    Namun, pria itu tak memberi jawaban.

  • Sosok Juwita, Wartawati Tewas Dihabisi Sang Pacar Anggota TNI AL Kelasi Jumran, Pelaku Ditangkap!

    Sosok Juwita, Wartawati Tewas Dihabisi Sang Pacar Anggota TNI AL Kelasi Jumran, Pelaku Ditangkap!

    GELORA.CO –   Juwita (23) diduga kuat meninggal akibat dibunuh oknum anggota TNI AL, kelas satu J.

    Juwita diketahui berpacaran dengan Jumran. Belum diketahui motif J menghabisi perempuan yang akan dia nikahi itu.

    Juwita adalah seorang jurnalis media daring (online) di Banjarbaru dan Martapura, Kalimantan Selatan.

    Berdasarkan penelusuran, Juwita diketahui lahir pada 11 Juni 2002.

    Anak Suyono ini tercatat sebagai kontributor Newsway.co.id.

    Kini, dia masih tercatat sebagai mahasiswa Uniska jurusan Komunikasi angkatan 2021. 

    Kuliahnya masuk tahap akhir karena tinggal menyelesaikan skripsi.

    Selain itu, Juwita tercatat sebagai anggota pers room di Pemko Banjarbaru.

     Namun sudah sekitar 3 bulan terakhir, dia tidak rutin kerjakan kegiatan jurnalistik.

    Kabarnya, ini dilakukan karena fokus menyelesaikan kuliahnya.

    Aktivitas terakhir sebagai jurnalis adalah ikut buka puasa bersama (bukber) awak media di lobi Mapolda Kalsel di Banjarbaru, Kamis (13/3/2025).

    Fakta lainnya, Juwita juga merupakan pacar oknum TNI AL yang diduga membunuhnya.

    Rekan kerja hingga keluarga korban mengetahui bahwa pelaku dan korban berstatus pacaran dan akan menikah dalam waktu dekat. 

    “Mereka berpacaran dan informasinya akan menikah dalam waktu dekat,” ungkap Devi rekan kerja Juwita. 

    Sementara itu, saat dikonfirmasi soal status antara pelaku dan korban, pihak keluarga juga membenarkan bahwa hubungan keduanya memang berpacaran. 

    Kelasi J ditangkap

    Komandan Detasemen Polisi Militer (Dan Denpom) Lanal Balikpapan, Mayor Laut (PM) Ronald Ganap, mengonfirmasi bahwa pelaku dalam kasus ini merupakan anggota Lanal Balikpapan berinisial J, yang berpangkat Kelasi Satu.

    “Kami mengonfirmasi bahwa benar telah terjadi kasus pembunuhan yang diduga dilakukan oleh oknum anggota Lanal Balikpapan berinisial J (23) terhadap korban saudari Juwita. Peristiwa ini terjadi pada hari Sabtu, 22 Maret 2025, di Banjarbaru, Kalimantan Selatan,” ujar Mayor Laut Ronald Ganap dalam konferensi pers,  Rabu (26/32025).

    Saat ini, penyidik masih mendalami kronologi lengkap kejadian, mengingat lokasi peristiwa berada di luar wilayah hukum Lanal Balikpapan.

    Ronald menegaskan bahwa tersangka telah diamankan oleh Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) Lanal Balikpapan dan akan menjalani proses hukum yang transparan.

    “Kami mohon kesabaran rekan-rekan media terkait perkembangan penyidikan ini. Terduga pelaku saat ini sudah diamankan, dan penyelidikan terus dilakukan secara intensif.

    Kami memastikan bahwa proses hukum akan berjalan transparan sesuai dengan aturan yang berlaku,” tegasnya.

    Sosok J, Oknum TNI AL Lanal Balikpapan Diketahui, sosok J berusia 23 tahun.

    Terkait latar belakang tersangka, diketahui bahwa Kelasi Satu J telah berdinas di TNI AL selama kurang lebih empat tahun dan baru satu bulan bertugas di Lanal Balikpapan.

    Pihak penyidik juga masih menelusuri keberadaan tersangka di Banjarbaru, apakah dalam rangka tugas atau sedang dalam perjalanan pribadi.

    Saat ditanya mengenai dugaan hubungan antara tersangka dan korban serta motif pembunuhan, Mayor Laut Ronald menyatakan bahwa hal tersebut masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut.

    “Kami masih mendalami hubungan antara korban dan tersangka serta motif di balik kejadian ini. Kami mohon kesabaran rekan-rekan media, dan perkembangan lebih lanjut akan segera kami sampaikan,” ujarnya.

    Sebagai bentuk tanggung jawab institusi, TNI AL turut menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan memastikan bahwa tidak ada upaya menutupi kasus ini.

    “Kami atas nama TNI Angkatan Laut mengucapkan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban.

    Kami juga memohon maaf atas kejadian ini dan memastikan bahwa jika terbukti bersalah, tersangka akan menerima sanksi serta hukuman yang setimpal sesuai hukum yang berlaku,” tutup Mayor Laut Ronald Ganap.

    Hingga saat ini, penyelidikan terus dilakukan oleh pihak berwenang, dan perkembangan terbaru akan segera disampaikan kepada publik. 

    Keluarga terpukul

    Subpraja Ardinata kakak pertama korban jurnalis Juwita yang diduga dihabisi oleh oknum TNI AL Balikpapan minta pelaku dihukum mati agar setimpal dengan perbuatannya.

    Praja mengatakan perbuatan yang dilakukan oknum TNI AL inisal J ini merupakan perbuatan yang patut diberi hukuman setimpal. 

    “Selaku kakak dari Juwita, saya minta kasus ini dibuka setrang-terangnya dan pelaku diadili seadil-adilnya,” ujarnya,  Kamis, (27/03/2025). 

    Praja mengakui dari pihak keluarga minta hukuman mati sesuai perbuatannya yang telah dilakukan oknum TNI AL tersebut.

    “Keluarga terpukul,” pungkasnya sambil menahan tangis. 

    Subpraja mengaku tak mengenal calon adik iparnya itu.

    “Kalau saya pribadi tidak mengenal dengan pelaku, kalau adik saya emang sudah kenal, bahkan sudah ada prosesi lamaran kemarin,” kata Subpraja.

    Disebutkannya, hanya segelintir keluarga yang tahu tentang J.

    Ditambah lagi, saat lamaran J tidak ikut datang ke rumah korban. Ia hanya mengirim perwakilan keluarga.

    “Gak kenal, soalnya posisi lamaran itu yang bersangkutan tidak hadir diwakilkan oleh yang informasinya itu keluarganya, mamanya sama abangnya,” jelasnya.

    Ia juga tak mengetahui pasti sudah berapa lama adiknya berhubungan dengan oknum TNI tersebut.

    “Kalau untuk berapa lamanya saya tidak mengetahui lebih jelasnya,” terangnya.

    Subpraja menyebut, rencananya sang adik akan dinikahi oknum TNI tersebut dalam waktu dekat.

    Pihak keluarga juga telah menyiapkan segala sesuatu terkait pernikahan keduanya.

    “Kalau di rumah otomatis pihak keluarga sudah ada mempersiapkan sedikit demi sedikit,” ungkapnya. 

  • Begini Tanggapan Istri Ridwan Kamil Setelah Diselingkuhi, Lisa Mariana Tiba-tiba Bungkam?

    Begini Tanggapan Istri Ridwan Kamil Setelah Diselingkuhi, Lisa Mariana Tiba-tiba Bungkam?

    GELORA.CO –  Kabar perselingkuhan Ridwan Kamil dengan model majalah dewasa bernama Lisa Mariana membuat geger publik hari ini.

    Perselingkuhan yang diungkap oleh Lisa Mariana tersebut bermula karena Ridwan Kamil tak ingin menafkahi buah hati hasil hubungan gelap mereka.

    Lisa Mariana merasa dirugikan dan dimanfaatkan hingga muncul kekhawatiran terhadap masa depan buah hatinya.

    Wanita seksi tersebut pun mengungkapkan semua bukti perselingkuhan dirinya dengan Ridwan Kamil ke publik.

    Mulai dari bukti chat hingga tangkap layar video call dan uang segepok suap agar Lisa ingin lakukan aborsi.

    Tak hanya itu, ia juga mengunggah sebuah foto anak kecil yang disebut mirip dengan Ridwan Kamil.

    Lisa Mariana yang berprofesi sebagai model majalah dewasa tersebut alih-alih mendapat support namun ia justru dihujat netizen.

    Ia dituding pansos dan berusaha menjatuhkan Ridwan Kamil akibatnya anaknya pun turut dihujat.

    Banyak yang merasa penasaran apa tanggapan istri sah Ridwan Kamil Atalia Praratya atau yang akrab disapa Bunda Cinta.

    Menurut salah satu chat Ridwan Kamil yang dispill oleh Lisa Mariana terdapat ungkapan Bunda Cinta di dalamnya.

    Chat tersebut yang ditunjuk Lisa Mariana sebagai bukti bahwa Ridwan Kamil ingin anak yang dikandung wanita cantik tersebut untuk digugurkan.

    Di sana Ridwan Kamil menyebutkan jika istrinya menginginkan masalah tersebut diselesaikan tanpa membuat masalah yang baru.

    “Ibu ingin masalah ini ditutup…..,” ucap tulisan di dalam chat tersebut.

    Ditutup dapat diartikan sebagai digugurkan hingga tak ada satu pun yang mengetahuinya.

    Di kesempatan lain, Bunda Cinta juga pernah menyebutkan jika dirinya tak ingin dimadu atau diduakan.

    Ia memilih lebih baik mundur dan membiarkan sang suami bahagia dengan jalannya sendiri.

    Bagi Bunda Cinta jika suami telah mendua maka artinya ia telah tak diinginkan lagi sehingga lebih baik berpisah.

    Saat ini Bunda Cinta mencuri simpati banyak orang yang prihatin dengan tudingan pada suaminya.

    Akan tetapi Ridwan Kamil sendiri terlah memberikan klarifikasi terkait tudingan tersebut.

    Bagi Ridwan Kamil semua tudingan hanyalah fitnah keji yang diperuntukkan untuk menjatuhkannya.

    Kendati demikian, Ridwan Kamil mengakui pernah bertemu sang model hanya satu kali dan saat itu posisinya telah mengandung.

    Ridwan Kamil pun membantah telah menghamilinya akan tetapi netizen sangat yakin anak kecil tersebut sangat mirip dengannya.***

  • Viral Polisi Hadang Mobil Ambulance Medis di Aksi Cabut UU TNI

    Viral Polisi Hadang Mobil Ambulance Medis di Aksi Cabut UU TNI

    GELORA.CO –  Viral di media sosial mobile ambulance medis aksi cabut Undang-undang TNI di Jakarta di hadang puluhan anggota yang berseragam polisi di jakarta, Kamis 27 2025.

    Dari video yang diunggah akun @rocknroll nampak video yang beredar mobil ambulance yang hendak melawat di jalan raya di hadang anggota polisi.

    Mobil ambulance yang membawa korban luka akibat diduga korban kekerasan polisi di hadang tak bisa lewat oleh anggota polisi.

    Di video tersebut nampak suara perempuan yang meminta polisi untuk memberikan jalan, namun pihak polisi malah menghadangnya.

    “Bapak ini ambulance, ini medis,” Ucap perempuan di video tersebut.

    Malah di video tersebut menghadang mobil ambulance menggunakan mobil truk polisi di jalann tersebut yang mengakibatkan ambulance tidak bisa melewatinya.

    Perempuan yang meminta pihak polisi untuk membuka jalan, namun tak diindahkannya.

    Sebanyak 6 mobil ambulance di tempat kejadian tidak bisa melintas karena dihadang anggota polisi.

    Di mobile ambulance tersebut membawa korban aksi diduga kekerasan yang dilakukan oleh pihak kepolisian..

    Korban di mobile ambulance akan diberikan pertolongan dari video lanjutannya nampak masaa aksi mengalami luka.

    Polisi menghalangi ambulance dan tim medis untuk bekerja dan menolong personil yang terluka dan membutuhkan pertolongan.

    Gaya seperti ini justru semakin menghancurkan legitimasi pemerintah di mata rakyat. pic.twitter.com/NBGcW4Jv8n

    — Bhisma Nusantara 🇮🇩 (@NusBhisma) March 27, 2025

  • Tak Terima Jokowi Disalahkan soal Mobil Esemka, Si Inisiator Pasang Badan: Ayo Debat dengan Saya!

    Tak Terima Jokowi Disalahkan soal Mobil Esemka, Si Inisiator Pasang Badan: Ayo Debat dengan Saya!

    GELORA.CO – Inisiator mobil Esemka, H Sukiyat angkat bicara soal tuduhan yang dilayangkan kepada Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) terkait dengan kebohongan mobil Esemka itu.

    Dengan tegas dia menyatakan, Jokowi tidak salah dalam hal proyek mobil Esemka itu. Bahkan, H Sukiyat pasang badan jika Jokowi terus-terusan disalahkan.

    “Jangan asal menyalahkan Jokowi, kok nuduh-nuduh Jokowi. Jokowi sudah memulai dan itu karena Sukiyat bukan Jokowi yang minta. Salahkan saya jangan salahkan Jokowi, wong yang membuat mobil saya kok,” tegas Sukiyat, Kamis (27/3/2025).

    Sukiyat mengaku terpanggil untuk memberikan pembelaan setelah melihat video-video yang beredar memojokkan Jokowi. Pihak-pihak yang menghujat Jokowi, dipersilahkan untuk bertemu dirinya atau memanggil dirinya. Sukiyat lantas mengaku siap untuk debat sesuai fakta antar pribadi maupun di kampus.

    “Saya ga terima. Tanya pada saya, saya akan bicara, ayok debat dengan saya. Jangan asal ngomong. Kemarin saya dikirimi video-video itu, jadi saya terpanggil untuk bicara seperti ini,” tegas Sukiat.

    Pun, Sukiyat menceritakan awal mula mobil Esemka. Bahwa ketika itu, dia diminta menjadi pengurus komite sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Trucuk, Klaten. Sukiyat berupaya untuk membangkitkan sekolah tersebut, dengan meminta sekolah membuka jurusan otomotif.

    Sukiyat membuat miniatur mobil-mobilan supaya murid-murid bisa praktik langsung bagaimana cara menekuk plat, menyambungkan plat dan lainya. 

    “Ada dua grup separuh bodi depan dan separuh belakang. Mobilnya hardtop. Sukiat bukan dosen, tapi orang swasta yang menguasai bidang otomotif secara otodidak. Buktinya yang lulus SMK periode pertama banyak yang berhasil. Mereka pulang dari perantauan naik pesawat, padahal orangtuanya dulu ada yang nyuci untuk bayar sekolah. Terharu ga?” jelas Sukiyat.

    Menurut Sukiat, kalau tidak bisa membuat jalan raya buatlah jalan setapak menuju mata air (penghidupan). Anak-anak SMK yang tidak melanjutkan kuliah sudah punya keahlian, khususnya yang di otomotif bisa bekerja atau membuka lapangan kerja jasa poles bodi, membersihkan kaca, membersihkan bodi, membersihkan plafon, jok, interior dan lainnya.

    “Satu bidang otomotif ini saja punya banyak cabang keahlian. Ada yang ahli AC, stel pintu, stel mesin, ada yang ahli kabel. Ada yang ahli radiator, kaki-kaki dan sebagainya. Begitu lulus mereka bisa mandiri. Coba saya tanya, perguruan tinggi per tahun mencetak apa? Mengapa Indonesia banyak yang nganggur?” ungkap Sukiyat.

    Pada perkembangan selanjutnya, Sukiat ingin keahlianya di bidang otomotif bisa meningkatkan derajat petani. Yakni dengan membuat Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes). Kendaraan “Pak Tani” ini dirancang khusus untuk medan pedesaan dengan areal ladang dan persawahan.

    AMMDes dilengkapi dengan power take off (PTO), alat pengubah tenaga dari mesin untuk peralatan lain sesuai kebutuhan. Dengan multifungsi peralatan tambahan seperti pompa air, mesin perontok, padi perontok jagung, mesin pengolahan pelet dan lainnya yang bisa dipasang di kendaraan tersebut diharapkan meningkatkan kreativitas dan produktivitas petani.

    “Untuk menjadi bangsa yang mandiri, mestinya setiap karya anak bangsa didukung. Kritik boleh, silahkan, tetapi juga harus memberikan solusi, sehingga semua memberikan kontribusi positif untuk kemajuan bangsa Indonesia,” kata Sukiyat.

    Sejarah Esemka

    Pada 2007, pemilik bengkel Kiat Motor tak lain adalah Sukiyat menjadi tokoh utama pelopor gagasan pembuatan mobil Esemka. Selain mengelola bengkel, Sukiyat sering diminta untuk mendampingi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di daerah Solo dan Jawa Tengah. 

    Bersama para siswa di bidang otomotif, dia berhasil mewujudkan impiannya untuk memproduksi mobil sendiri.

    Memasuki tahun 2009, prototipe mobil Esemka pertama, yakni Rajawali (R1) berhasil diperlihatkan ke hadapan masyarakat. Dengan alasan untuk masuk ke jalur industri dan pengembangan produk, Esemka membentuk badan usaha PT Solo Manufaktur Kreasi. Diketahui, seratus persen sahamnya dimiliki oleh swasta sejak 2010.

    Bantuan modal dan investasi mulai berdatangan sehingga Esemka kembali bersemangat berinovasi membuat prototipe kedua yang dikenal dengan Esemka Bima 1.1 dan Esemka Rajawali R2. Pada 2012, Walikota Solo saat itu, Joko Widodo melirik Esemka untuk menjadi kendaraan dinasnya sejak 2012. Sayangnya, mobil Rajawali gagal melalui tes kelayakan dan batas emisi.

    Pamor Esemka kembali meredup pasca Jokowi terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta. Kendati demikian, peluncuran prototipe ketiga dengan nama Esemka Rajawali R2 MT tetap berjalan. Pada 2014, mobil buatan dalam negeri ini kembali meroket ketika kampanye pemilihan presiden.

    Semenjak 2015, PT. Solo Manufaktur Kreasi (SMK) resmi bergabung dengan Adiperkasa Citra Lestari menjadi ACEH (Adiperkasa Citra Esemka Hero). Pendirian pabrik di Boyolali mulai digarap. Selang dua tahun atau 2017, Esemka diagendakan untuk memproduksi mobil secara massal. Namun dengan dalih kesiapan, baru terealisasi pada 6 September 2019.

    Mobil Listrik Esemka

    Esemka memiliki beberapa model prototipe yang dipamerkan saat peresmian pabrik pada 9 September 2019. Satu di antaranya adalah sebuah pikap listrik yang ditempatkan bersama dua unit SUV Garuda. Pikap dengan kelir putih itu diberi nama Digdaya. Di sisi kiri dan kanan tertulis “Pindad Esemka” dan “Electric Car”. Di bawah kap mesin, tidak lagi tampak mesin seperti pada mobil umumnya, tetapi diganti dengan sejumlah baterai untuk menggerakkan motor listrik. Namun, kerja sama dengan Pindad ini tidak berlanjut. 

    Selain itu, Esemka juga memilki prototipe mobil VVIP dengan teknologi antipeluru. Mobil ini dibangun dari basis Volco XC-90. 

    Dalam perkembangannya, Esemka juga melakukan pengujian terhadap delapan model sebagai syarat perizinan produksi. Model-model itu adalah Esemka Bima 1.0 M/T, Esemka Bima 1.2 M/T, Esemka Bima 1.3 M/T, Esemka Bima 1.3 L M/T, Esemka Bima 1.8 D M/T, Esemka Digdaya 2.0 M/T, Esemka Garuda 2.0 (4×4) M/T, dan Esemka Borneo 2.7 D.

    Dari semua model yang menjalani pengujian itu, baru Esemka Bima 1.2 dan 1.3 yang diproduksi. Kini, Esemka kembali memamerkan Esemka Bima EV di IIMS 2023. Eddy Wirajaya mengklaim mobil listrik Esemka itu sudah menjalani pengujian dan homologasi di Indonesia. 

  • Polisi di Ambon Tipu Tukang Bakso Rp 50 Juta, Janji Loloskan Anaknya jadi Anggota Polri

    Polisi di Ambon Tipu Tukang Bakso Rp 50 Juta, Janji Loloskan Anaknya jadi Anggota Polri

    GELORA.CO –  Majelis hakim Pengadilan Negeri Ambon menyatakan Inspektur Polisi Dua (Ipda) Zakarias Kadmaer bersalah melakukan tindak pidana penipuan ihwal seleksi penerimaan anggota Polri.

    “Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa tersebut oleh karena itu dengan pidana penjara selama lima bulan,” bunyi amar putusan perkara nomor 5/Pid.B/2025/PN Amb itu, dikutip dari Direktori Putusan Mahkamah Agung.

    Dalam pertimbangannya, Majelis Hakim mengungkapkan kronologis kejadian berdasarkan fakta-fakta hukum di persidangan. Pada 21 Oktober 2021, Zakarias mampir ke rumah Tri Mujiati yang berprofesi sebagai pedagang bakso.

    Saat Zakarias menyantap baksonya, Tri Mujiati bertanya “Pa Ongen, beta tanya sadiki jua, katanya ada penerimaan polisi ka?”

    “Barang sapa yang mau tes polisi?” Zakarias balik bertanya.

    Tri Mujiati menjawab, anaknya ingin memgikuti tes penerimaan polisi. “Memangnya masuk polisi itu mahal ka Pak?”

    “Seng mahal, seng lebih dari Rp 50 juta,” jawab Zakarias.

    Tri Mujiati lantas minta tolong kepada Zakarias agar anaknya, Simson Patris Walten, dibantu untuk masuk polisi. Anggota Polresta Ambon itu pun menyanggupinya.

    Pada 24 Oktober 2021, Zakarias datang ke rumah Tri Mujiati untuk meminta uang. Pedagang bakso itu lalu menyerahkan uang sebesar Rp 30 juta untuk mengurus Simson Patris Walten agar diterima masuk polisi.

    “Setelah menerima uang tersebut, terdakwa mengatakan kepada saksi Tri Mujiati bahwa ‘mba seng usah khawatir, mba punya anak ini nanti lolos tes polisi. uang ini nanti beta kasih ke orang-orang di pusat yang urus’,” bunyi poin pertimbangan dalam salinan putusan.

    Pada 26 Oktober 2021, Zakarias kembali datang ke rumah Tri Mujiati dan meminta uang lagi sejumlah Rp 5 juta. Ia mengklaim, uang itu akan diberikan kepada orang-orang di pusat. Tri lalu memberikan uang tersebut.

    Dua hari berselang, Zakarias kembali datang ke rumah Tri Mujiati. Ia hendak meminjam uang sebanyak Rp 15 juta untuk keperluan pribadi. Ia berjanji akan mengembalikannya dua kali lipat usai mengikuti pendidikan.

    “Tetapi kenyataannya saksi Simson Patris Walten tidak lolos menjadi anggota Polri,” bunyi pertimbangan hakim. “Bahwa akibat perbuatan terdakwa tersebut, saksi Tri Mujiati mengalami kerugian setidak-tidaknya sejumlah Rp 50 juta.”

    Dalam beraksi, Zakarias tidak sendirian. Ia melakukan tindak pidana penipuan itu bersama istrinya Evi Selvina Loppies. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Ambon memvonis Evi dengan hukuman penjara selama tiga tahun. Hukuman itu lebih berat karena sebelumnya ia merupakan residivis kasus yang sama.

  • Lama Bungkam! Jaksa Tasya Respon terkait Link Video Viral Beredar di Medsos

    Lama Bungkam! Jaksa Tasya Respon terkait Link Video Viral Beredar di Medsos

    GELORA.CO – Lama bungkam, pemeran asli Jaksa Tasya buka suara tanggapi dirinya terseret dugaan skandal video syur di media sosial.

    Link video menarasikan “Tasya Jaksa Viral” yang memperlihatkan kedua foto, satunya berjilbab dan satunya tidak pun lantas diburu netizen.

    Atas kejadian itu tentunya tak hanya mencoreng nama baik Tasya itu sendiri, juga Kejaksaan di tempat ia bekerja saat ini.

    Wanita Cantik pemilik nama lengkap Anastasya Aprilian bekerja di sekretariat Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, ia kerap dikenal sebagai Tasya Jaksa.

    Perempuan yang semula pernah ditugaskan di Kejaksaan Negeri Maros itu, mengaku kepada awak media, baru mengetahui adanya vidio yang menyerupai dirinya, justru dari tunangannya. 

    “Ada vidio yang beredar mirip kamu, tapi beda, bukan kamu sama yang difoto,” kata Tasya mengulangi ucapan dari orang yang mengatakan kepadanya terkait dugaan dirinya pemeran video syur, kepada beberapa media.

    Tasya sempat tertekan atas video syur menyeret nama dan sosoknya tersebut, ditambah kurang seminggu lagi dirinya hendak menuju ke pelaminan. 

    “Jahat sekali pelakunya,” sesal Tasya.

    Bagaimana mungkin, vidionya dirinya lalu berubah menjadi telanjang, padahal Tasya tak pernah berpose seperti itu. Rupanya, ada semacam sindikasi melalui telegram, yang berpotensi menjadi pelaku Deepfake Porn.

    Jaksa Tasya juga saat ini sudah melaporkan kejadian itu ke Polrestabes Makassar, untuk ditelusuri siapa pelakunya.

    “Karena korbannya kan bukan hanya saya, banyak juga yang lainnya,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Tasya saat ini akan berhati-hati lagi menggunakan media sosial, terpantau akun Instagram nya juga mulai diprivacy, dan dibersihkan pertemanannya, kecuali yang dikenalnya.*

  • Ramai! Ridwan Kamil kini dituding tak bayar jasa influencer kampanye Pilgub DKI

    Ramai! Ridwan Kamil kini dituding tak bayar jasa influencer kampanye Pilgub DKI

    GELORA.CO –  Di tengah ramainya isu perselingkuhan Ridwan Kamil dengan Lisa Mariana, kehidupan pribadi mantan Gubernur Jawa Barat kembali menjadi sorotan publik.

    Kali ini, Ridwan Kamil dituding tidak membayar jasa para influencer yang membantunya saat kampanye pencalonan Gubernur DKI Jakarta.

    Tudingan ini pertama kali diungkap oleh akun TikTok @aldyrofficial4, yang sebelumnya juga mengunggah klarifikasi Ridwan Kamil terkait isu perselingkuhannya.

    Dalam videonya, akun tersebut mengaku memiliki kasus serupa dengan mantan Gubernur Jawa Barat itu terkait pembayaran kerja sama yang tak kunjung dilunasi.

    “Gua juga ada kasus sama Ridwan Kamil dan tim tentang kerja sama yang payment atau pembayaran tidak kunjung dibayarkan,” ungkap akun TikTok tersebut.

    Menurut pengakuan pemilik akun, bukan hanya dirinya yang mengalami masalah ini, tetapi juga sejumlah influencer atau Key Opinion Leader (KOL) lainnya.

    “Gak cuman kasus perselingkuhan Pak Ridwan Kamil, kasus yang KPK dan lainnya. Tapi, ada kasus juga dengan para KOL/influencer termasuk saya korban,” lanjutnya.

    Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Ridwan Kamil pernah meminta bantuan influencer untuk mendukung kampanyenya saat maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2024.

    Namun, setelah proses kampanye selesai dan ia kalah dalam pemilihan, bayaran bagi para influencer yang telah bekerja sama dengannya tak kunjung dibayarkan.

    “Inti problemnya, beliau mengadakan kampanye untuk pencalonan sebagai calon gubernur Jakarta. Setelah kampanye selesai, payment atau pembayaran tak kunjung dibayarkan,” jelasnya.

    Akun TikTok tersebut juga bertanya kepada warganet apakah sebaiknya ia mengungkapkan lebih banyak detail terkait permasalahannya dengan Ridwan Kamil dan timnya.

    “Up gak nih kasusnya?” tanyanya kepada para pengikutnya.

    Beberapa netizen pun menyarankan agar ia mengungkapkan kronologi lengkap agar tidak ada korban lainnya di kemudian hari.

    “Tunggu cerita kronologi lengkapnya ya, biar gak ada korban lagi,” tulis Aldy Ramadhan, pemilik akun TikTok tersebut.

    Ia juga menegaskan bahwa pengakuannya ini benar adanya dan bukan sekadar settingan.

    Di sisi lain, beberapa warganet di platform X berpendapat bahwa isu yang menimpa Ridwan Kamil saat ini hanyalah bagian dari pengalihan isu terkait berbagai permasalahan yang sedang terjadi di pemerintahan.

    Akun X @JukiHoki menyebut bahwa drama perselingkuhan yang menyeret Ridwan Kamil bisa jadi merupakan cara elit politik untuk mengalihkan perhatian publik dari kritik terhadap pemerintah.

    “Kayaknya udah pusing banget yang di atas sampai keluarin pengalihan isu pamungkas. Nikmati aja drama orang atas, tapi tetap fokus,” tulis akun tersebut.

    Selain itu, akun tersebut juga menyinggung dugaan bahwa Ridwan Kamil telah dijadikan “tumbal” sejak rumahnya digeledah oleh KPK beberapa waktu lalu.

    “Dan sejak penggeledahan, bapak itu tampaknya memang udah ditumbalin,” tambahnya.

    Isu ini semakin memicu spekulasi, terutama karena banyak warganet yang menduga bahwa tuduhan terhadap Ridwan Kamil digunakan untuk mengalihkan perhatian publik dari isu-isu nasional lainnya, termasuk revisi UU TNI dan berbagai kebijakan pemerintah yang kontroversial.

    “Soalnya artis pakai narkoba + artis selingkuh udah gak mempan,” komentar salah satu warganet.

    “Saatnya mengeluarkan kartu andalan pemerintah untuk pengalihan isu,” tulis akun lainnya.***

  • Jangan Saya yang Disuruh Membuktikan

    Jangan Saya yang Disuruh Membuktikan

    GELORA.CO –  Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) menilai kembali merebaknya isu ijazah palsunya sebagai sebuah fitnah murahan.

    “Ya itu fitnah murahan yang diulang-ulang terus,” ungkap Jokowi saat ditemui di kediamannya di Kelurahan Sumber Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta, Kamis (27/3/2025) siang.

    Kasus ijazah Jokowi di Universitas Gadjah Mada palsu kembali mengemuka setelah mantan Dosen Universitas Mataram, Rismon Hasiholan Sianipar, dalam akun YouTube Balige Academy.

    Rismon menuding bahwa ijazah S1 Jokowi yang dikeluarkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada tahun 1985 dengan jenis huruf Times New Roman yang menurutnya pada masa itu belum ditemukan.

    Lebih dari itu, Jokowi juga telah menegaskan sebenarnya tudingan tersebut juga telah dibantah oleh almamater tempat dirinya menimba ilmu.

    “Wong sudah dari UGM dulu sudah menyampaikan. Dekan kehutanan juga menyampaikan secara jelas dan tegas menyampaikan ya kan,” lanjut Jokowi.

    Selain itu juga rekan-rekan seangkatan di bangku kuliah juga menyatakan Jokowi berkuliah di UGM sehingga tudingan ijazah palsu tersebut tak berdasar.

    “Teman juga banyak sekali yang menyampaikan,” tegas Jokowi.

    Meski demikian, Jokowi memilih santai untuk menanggapi tudingan yang telah ada sejak mencalonkan diri sebagai Calon Presiden RI tahun 2014 silam tersebut.

    Namun, mantan Gubernur Jakarta ini juga meminta kepada pihak yang menggulirkan isu itu untuk bisa membuktikan tudingan terkait ijazah palsu yang ditujukan kepada dirinya.

    “Ya enggak apa-apa. Kalau saya tidak bosan sih, tapi sekali lagi yang mendalilkan suruh membuktikan. Jangan saya yang disuruh membuktikan,” pungkas Jokowi.

    Sementara itu, beberapa waktu sebelumnya. Civitas Akademika UGM juga angkat bicara mengenai tuduhan ijazah palsu yang ditujukan kepada Jokowi.

    Salah satunya adalah Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta. Sigit menegaskan bahwa informasi yang disampaikan oleh Rismon merupakan penyesatan. Sigit menambahkan bahwa pada tahun 1985, jenis huruf Times New Roman telah lazim digunakan sebagai sampul skripsi dan telah ada di banyak percetakan di sekitar UGM.