Author: Gelora.co

  • Ormas Bergaya Militer akan Disikat Habis

    Ormas Bergaya Militer akan Disikat Habis

    GELORA.CO – Advisor Defense Diplomacy Strategic Forum Mayjen TNI (Purn) Rodon Pedrason sempat menyinggung para organisasi masyarakat (ormas) yang menolak adanya dwifungsi namun bermain-main sebagai tentara dengan seragam militer. 

    Selain menyentil soal ormas yang berseragam militer, Rodon juga turut menyinggung soal dwifungsi TNI dalam pemerintahan dan isu soal pelarangan bagi eks prajurit TNI untuk berbisnis.

    Hal tersebut dia sampaikan saat hadir dalam rapat pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Komisi I DPR RI pada Senin (3/3/2025) lalu.

    Diketahui, Rodon diundang bersama Teuku Rezasyah perwakilan Indonesia Centre for Democracy Diplomacy and Defence serta Kusnanto Anggoro dari Centre for Geopolitics Risk Assessment.

    Pada kesempatan tersebut, Rodon lalu menyindir ormas-ormas yang kerap menggunakan seragam ala militer sebagai identitas mereka. Namun, di sisi lain banyak pihak justru menolak adanya keterlibatan anggota TNI di berbagai lapisan kehidupan masyarakat termasuk pemerintahan.

    “Nah ini lihat menurut saya munafik juga (saat) kita katakan enggak setuju militer terlibat di berbagai kehidupan sehari-hari tapi ormas-ormas berseragam ala militer (sampai) ada pangkatnya,” kata Rodon dikutip Monitorindonesia.com, Kamis (3/4/2025).

    “Ini mereka (anggota ormas) tiba-tiba dengan semua atribut itu bergaya ala militer. Tapi tiba-tiba muncul ada berita antagonis bahwa mereka enggak setuju militer ada di pemerintahan sementara mereka bermain seperti itu,” timpalnya.

    Rodon menegaskan bahwa pemerintah seharusnya bisa dengan tegas menumpas ormas-ormas yang memanfaatkan atribut militer sebagai identitas mereka. 

    “Kalau saya personal berpikir orang-orang seperti ormas ini kita tumpas saja tidak boleh berpakaian militer. Coba sama dengan orang ormas misal pakai atribut anggota DPR kan kita enggak terima. Orang (jadi) DPR begitu susah persyaratan kampanye segala macam tiba-tiba mereka menggunakan atribut itu,” beber Rodon.

    Menurutnya, orang yang menjadi tentara membutuhkan latihan yang tidak sebentar. Perlu latihan dasar empat tahun, kemudian ada pendidikan khusus perwira, ada sesko, ada juga Lemhanas untuk bisa kesitu.

    Lantas Rodon juga sempat menyampaikan perihal UU TNI terkait dengan jabatan yang bisa diisi oleh TNI. 

    Menurutnya, aturan tersebut harus diperbarui agar tak menimbulkan polemik.

    Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945, menurut dia, TNI merupakan alat pertahanan negara yang menjaga tentang kepentingan nasional, yaitu tentang kedaulatan negara keutuhan wilayah dan keselamatan anak bangsa.

    Landasan hukum

    Penggunaan seragam bergaya militer oleh ormas di Indonesia memiliki landasan hukum yang kompleks. 

    Meskipun kebebasan berserikat dijamin oleh konstitusi, penggunaan seragam yang menyerupai seragam militer dapat menimbulkan keresahan di masyarakat. 

    Hal ini berpotensi melanggar sejumlah peraturan perundang-undangan yang ada.

    Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) memberikan kewenangan kepada pemerintah untuk membubarkan ormas yang dianggap bertentangan dengan Pancasila dan mengancam keamanan negara. 

    Penggunaan atribut yang menimbulkan keresahan publik dapat menjadi alasan bagi pemerintah untuk melakukan tindakan tegas.

    Berikut beberapa peraturan perundang-undangan yang relevan dalam konteks ini adalah:

    Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013: Meskipun tidak secara eksplisit melarang penggunaan seragam bergaya militer, undang-undang ini memberikan dasar bagi pemerintah untuk membubarkan ormas yang dianggap mengancam keamanan negara.

    Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2017: Peraturan ini memperkuat kewenangan pemerintah dalam mengawasi dan membubarkan ormas yang melanggar hukum, termasuk yang menggunakan atribut provokatif.

    Pasal 59 Ayat 1b UU No. 17 Tahun 2013: Pasal ini melarang penggunaan atribut militer oleh warga sipil dan ormas, meskipun perlu konfirmasi lebih lanjut mengenai keberadaannya setelah perubahan UU.

    Peraturan Internal TNI: TNI memiliki peraturan yang melarang penggunaan seragam dan atribut militer oleh sipil, dengan sanksi bagi pelanggar.

    Sementara itu, penggunaan seragam bergaya militer oleh ormas tidak hanya menimbulkan pertanyaan hukum tetapi juga berpotensi menimbulkan berbagai implikasi sosial:

    Potensi Pelanggaran Hukum: Penggunaan seragam yang menyerupai seragam militer dapat dianggap sebagai pelanggaran hukum, terutama jika menimbulkan keresahan masyarakat atau disalahgunakan untuk tujuan yang melanggar hukum.

    Ancaman Stabilitas: 

    Ormas yang menggunakan seragam bergaya militer dapat menciptakan kekhawatiran di masyarakat, terutama jika terkait dengan potensi kekerasan atau intimidasi.

    Penyalahgunaan Nama Baik: Penggunaan seragam yang mirip dengan seragam militer dapat memberikan kesan bahwa ormas tersebut memiliki dukungan dari institusi militer, yang dapat menyesatkan opini publik.

    Penegakan hukum terkait penggunaan seragam bergaya militer oleh ormas menjadi tanggung jawab beberapa pihak, termasuk:

    Kepolisian: Bertanggung jawab untuk menjaga ketertiban umum dan menindak pelanggaran hukum yang terjadi.

    TNI: Memastikan bahwa peraturan internal terkait penggunaan atribut militer diikuti oleh masyarakat.

    Pemerintah: Melalui Kementerian Dalam Negeri, pemerintah memiliki kewenangan untuk mengawasi dan mengambil tindakan terhadap ormas yang melanggar hukum.

    Dengan adanya berbagai regulasi dan kewenangan penegakan hukum yang ada, penggunaan seragam bergaya militer oleh ormas di Indonesia menjadi isu yang perlu ditangani dengan serius. 

    Kejelasan regulasi dan penegakan hukum yang konsisten sangat penting untuk mencegah penyalahgunaan dan menjaga stabilitas sosial. (*)

  • Berarti Memang Ada Ehem-ehem Mereka Berdua, Berapa Kali?

    Berarti Memang Ada Ehem-ehem Mereka Berdua, Berapa Kali?

    GELORA.CO – Masih ramai isu terkait perselingkuhan Ridwan Kamil dengan selebgram cantik Lisa Mariana. Isu perselingkuhan yang kabarnya sampai membuat Lisa Mariana hamil dan memiliki anak itu belum menemukan titik terang.

    Lisa Mariana masih bersikeras untuk melakukan tes DNA. Tujuannya adalah untuk mengetahui, apa benar anak Lisa Mariana adalah anak hasil perselingkuhan dengan Ridwan Kamil atau bukan.

    Selama beberapa waktu bungkam dan menunjuk pengacaranya untuk memberikan klarifikasi, kabar terbaru menyebutkan kalau Ridwan Kamil akhirnya bersedia untuk melakukan tes DNA. Hal ini kemudian membuat media sosial kembali heboh.

    Banyak netizen menilai bahwa Ridwan Kamil yang akhirnya bersedia untuk melakukan tes DNA, menjawab tantangan Lisa Mariana sama saja mengkonfirmasi bahwa perselingkuhan tersebut benar adanya.

    Komentar tersebut ramai diutarakan di media sosial (medsos) X. Netizen banyak yang mengomentari hal tersebut di beberapa kanal pemberitaan media massa.

    “Saya kok punya anggapan dgn kesediaan RK test DNA itu memang ada ehm-ehm diantara mereka berdua. Benerin klo saya bener,” komentar pengguna X dengan akun @NikoAkmal.

    Ramai masyarakat di dunia maya, Warganet juga berkomentar demikian. Banyak yang bilang kalau kesediaan Ridwan Kamil untuk melakukan tes DNA sama saja mengamini rumor perselingkuhan selama ini, ada main dengan Lisa Mariana yang di-judge oleh netizen sebagai “ani-ani”.

    “Ngapain test DNA kalo emang belum pernah ho ha ho he sama lisa mariana, dulu ketemu dimana terus mainya berapa kali,” komentar miring pengguna X dengan akun @alexxasaroh.

    Netizen meski penasaran banyak yang menyayangkan kalau Ridwan Kamil bersedia untuk melakukan tes DNA, seperti mengkonfirmasi bahwa dirinya ada main dengan Lisa Mariana. Langkah hukum yang selama ini disampaikan oleh pengacara Ridwan Kamil dinilai sudah tepat.

    “Kalau ngak merasa begituan, kenapa ngak lapor polisi dgn delik pencemaran nama baik,” komentar pengguna X dengan akun @reskap.

    Sementara netizen lainnya juga banyak yang membela Ridwan Kamil. Terlepas apakah benar Ridwan Kamil ada main dengan Lisa Mariana, sudah jadi risiko bagi Lisa Mariana jika mengalami hal demikian, selingkuh dengan laki orang, kemudian hamil dengan laki orang.

    “Mau bodo amat tp gemes jg, kalopun bener RK ngelakuin itu yauda ngapain ani2 minta pertanggungjawaban? Kan dah tau kerjaan nya ani2, jgn berharap lebih dan jgn pake ati. Buat pelajaran cwe2 yg mau jd ani2 siap2 mental kalo hamil gada bapaknya. Gosah ngurusin selangkangan org dah,” komentar pengguna X lainnya dengan akun @sukamatamu.

    Sebelumnya beredar suara diduga Ridwan Kamil yang menyatakan kesiapan untuk melakukan tes DNA. Suara itu dibagikan oleh Ayu Aulia melalui media sosial resminya @ayuandiyantiaulia.

    Dalam unggahan pada akun tersebut, terdengar percakapan yang diduga berlangsung melalui sambungan telepon. ”Intinya mah akang siap tes DNA berdasarkan hukum?” tanya seorang perempuan yang diduga adalah Ayu Aulia. Pertanyaan tersebut lantas dijawab ”Prosedur hukum, bukan prosedur emosi, prosedur hukum mana urutannya,” ungkap laki-laki yang diduga Ridwan Kamil.

    Melalui unggahan yang sama, Ayu Aulia juga menyertakan captionnya yang isinya menegaskan kesiapan Ridwan Kamil untuk melakukan tes DNA. Bahkan dia menyebutkan bahwa tes DNA tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat. Tujuannya untuk membuktikan bahwa putri Lisa Mariana bukan anak dari Ridwan Kamil.

    Meski meresahkan, Muslim menyampaikan, pihaknya tidak ingin merespons terlalu jauh beredarnya rekaman suara tersebut. Apalagi sampai mengambil langkah hukum. Menurut dia, masyarakat Indonesia dan warganet pun sudah mengetahui bahwa rekaman suara tersebut tidak benar. Karena itu, dia menilai tidak perlu menanggapi beredarnya rekaman tersebut.

    ”Untuk sementara kami tidak menanggapi (dengan) langkah hukum, karena semua orang tahu itu AI. Tinggal publik harus kita didik bahwa AI sangat berbahaya jika disalahgunakan,” kata dia. (*)

  • Tantang Raymond Chin adu tinju, youtuber ini malah dirujak netizen: boleh gak gue gantiin?

    Tantang Raymond Chin adu tinju, youtuber ini malah dirujak netizen: boleh gak gue gantiin?

    GELORA.CO – Belum lama ini netizen tanah air dibuat kesal oleh seorang youtuber, yang menantang Raymond Chin adu tinju di atas ring. Sontak, ajakan tersebut dapat reaksi keras.

    Youtuber yang dimaksud adalah Timothy Ronald. Dalam sebuah unggahan ulang video podcast, Timothy ceritakan kronologi ajak Raymond Chin bertarung di atas ring.

    “Kita duduk, terus ini orang (Raymond Chin) gue ajak tinju aja dari pada kebanyakan bacot,” ungkap Timothy, seperti dikutip Hops.ID dari YouTube Short @Becto-s, pada Kamis, 3 April 2025.

    “Gue tantang, dia accept. Awalnya gue tantang di tempat gue, HSS, dia nggak mau, katanya mau ke Beyond One Pride. Gue samperin, gue yang bayarin,” lanjut Timothy Ronald. 

    Dalam ajakkan ini, Timothy berujar bahwa dirinya akan menjadi sponsor utama. Semua pengeluaran akan ditanggung olehnya, dan Raymond tidak perlu keluar uang sepeser pun.

    “Dimana pun, kapan pun. Anywhere, anytime. Lo mau minggu depan berantem sama gue, gue ready. Karena gue tahu dia sama sekali nggak bisa berantem juga,” jelasnya.

    Karena sama-sama tidak punya dasar ilmu beladiri, oleh karena itu Timothy siap bertarung kapan pun dan dimana pun melawan Raymond. 

    Bahkan saking percaya dirinya, Timothy yakin betul kalau Raymond tidak berani melawannya, bahkan akan mengundurkan diri sebelum pertarungan dimulai.

    “Nggak mungkin berani. Di awal gue tantang, ini pasti pussy out. Dan bener, hari ini tanggal 25 September dia pussy out,” terang Timothy Ronald. 

    “Padahal gue sudah ada planning untuk camp di luar, bukan di Jakarta. Jadi gue mau camp boxing di luar. Gue sudah prepare selama 3 bulan. Dan, gue sudah mulai training dari sekarang,” pungkasnya.

    Mendengar kronologi tersebut, sontak, Timothy langsung dirujak oleh netizen, alias dihujat. Sebagian besar netizen mendukung apapun keputusan Raymond Chin, bahkan ada yang siap menggantikannya.

    “Raymond itu berguna untuk masyarakat, dia banyak berbagi ilmu. Bukan macam kau,” kata netizen.

    “Gue dukung Raymond,” sahut netizen lainnya. “Orang pintar itu bisa mengatur emosinya, dan bertutur kata yang baik,” tulis netizen.

    “Boleh nggak gue gantiin Raymond?” ujar netizen. “Arogan emang nih bocah, udah kelawat kasar kalau ngomong. Gue nggak suka,” timpal netizen lainnya.

    “Gue bukan fans kedua orang ini, tapi gue dukung keputusan Raymond,” imbuh netizen. “Jauh kerenan Raymond Chin daripada ini orang,” kata salah seorang netizen. (*)

  • Buntut Dihina Gus Plered, Habib Rizieq Ungkap Peran Guru Tua Syiarkan Islam di Wilayah Timur

    Buntut Dihina Gus Plered, Habib Rizieq Ungkap Peran Guru Tua Syiarkan Islam di Wilayah Timur

    GELORA.CO – Habib Rizieq Shihab berbicara peran besar pendiri Alkhairaat, Habib Idrus bin Salim Aljufri alias Guru Tua yang telah dihina KH Muhammad Fuad Riyadi alias Gus Fuad Plered.

    Habib Rizieq Shihab dengan berapi-api menerangkan pengaruh Guru Tua tidak dianggap sembarangan. Menurutnya, sang ulama besar dicintai umat Muslim di bagian wilayah Timur Indonesia.

    Habib Rizieq Shihab tentang Sosok Guru Tua

    “Nah, saya ingin sedikit bercerita, siapa sih Guru Tua? Guru Tua itu adalah Sayyid Idrus bin Salim Aljufri, biasanya disingkat SIS,” ujar Habib Rizieq Shihab dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube Islamic Brotherhood Television, Kamis (3/4/2025).

    HRS sapaan akrabnya menjelaskan bahwa, Guru Tua merupakan pendiri Alkhairaat sebagai perguruan sekaligus organisasi Islam terbesar di wilayah Indonesia Timur.

    “Satu perguruan Islam yang memiliki cabang lebih dari 1.500 cabang sekolah, pesantren pendidikan se-Indonesia Timur, pokoknya dari tengah sampai ke Timur, dari Sulawesi sampai ke Papua sana,” terang dia.

    Habib Rizieq merasa heran terhadap tuduhan yang dilakukan oleh Gus Fuad Plered terkait Guru Tua dianggap “pengkhianat dan monyet”.

    Bagi Habib Rizieq, Guru Tua sudah memperjuangkan agama Islam sekaligus menyatukan umat Muslim di Timur Indonesia di semasa hidupnya sebelum wafat pada 22 Desember 1969.

    “Ini orang yang terhormat, orang yang begitu mulia, orang yang seumur hidupnya mengorbankan tenaga pikiran, harta benda saudara. Untuk apa? Untuk agama, bangsa dan negara,” tegasnya.

    Kehadiran Guru Tua, kata Habib Rizieq, membuat seluruh keturunan baik anak hingga cucunya tetap melanjutkan perjuangannya menyiarkan agama Islam di wilayah Timur, khususnya Sulawesi.

    “Sampai daerah-daerah terpencil yang tadinya belum kenal Islam, tahunya agama sampai ada Guru Tua dimasukin lagi ikhwan, sampai mereka masuk Islam,” tuturnya.

    Habib Rizieq Shihab Soroti Gus Fuad Plered

    Habib Rizieq pun berpendapat bahwa, pernyataan Gus Fuad dalam suatu konten melalui YouTube Gus Fuad Channel tidak seharusnya menyoroti Guru Tua.

    Terlebih lagi, ia menganggap ucapan Gus Fuad soal kata-kata pengkhianat dan binatang tidak pantas dilontarkan, hanya perkara menyoroti usulan Guru Tua akan dinobatkan pahlawan nasional.

    “Guru Tua dibilang pengkhianat, Alkhairaat dia bilang merampas tanah negara. Hey mereka bekerja banting tulang menguras keringat mengorbankan harta benda untuk membela agama,” katanya.

    “Pakai bawa ayat Quran segala diambil dari Surat Al-Baqarah yang firman Allah untuk orang-orang Yahudi, untuk Bani Israil yang melawan perintah Allah,” sambungnya.

    Dengan berapi-api saat mengisi kajian, Habib Rizieq mengatakan, penghinaan tersebut dianggap telah terlampau batas karena tidak seharusnya ulama besar dihina.

    “Ini bukan baru pertama kali. Begitu saya lihat ini enggak boleh dibiarkan. Saya mau sampaikan kepada mereka, sudahlah capek kita, kalian setiap hari menghina, memfitnah,” tuturnya.

    Sementara, pernyataan Habib Rizieq pun mendapat respons dari PWI LS Banyuwangi yang menyesali atas sikap tersebut karena dinilai provokasi. (*)

  • Bentrokan Berdarah di Maluku Tengah Makan Korban, 1 Polisi Tewas Kena Tembak!

    Bentrokan Berdarah di Maluku Tengah Makan Korban, 1 Polisi Tewas Kena Tembak!

    GELORA.CO – Bentrokan antar warga di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku pada Kamis (3/4/2025) memakan korban jiwa.

    Seorang polisi berpangkat Aipda dilaporkan tewas setelah tertembak di bagian wajah. Selain itu, beberapa warga mengalami luka serta rumah-rumah warga pun hangus dibakar.

    Bentrokan berdarah itu melibatkan warga Desa Sawai dan warga Dusun Rumaholat di Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah. 

    Berdasarkan laporan Kompas.com, ketegangan antara warga Desa Sawai dan warga Dusun Rumaholat mulai terjadi sejak Kamis pagi. Puncaknya pada siang harinya, kedua kelompok warga terlibat saling serang.

    Sejauh ini, belum diketahui pasti apa penyebab bentrokan tersebut terjadi. Sementaraa, aparat kepolisian dan TNI telah dikerahkan di lokasi untuk meredam bentrokan tersebut.

    Bupati Maluku Tengah Zulkarnain Awat Amir mengonfirmasi adanya bentrokan warga tersebut.

    “Informasi sementara yang saya terima ada satu dari pihak polisi yang kena (korban), tapi info validnya nanti Kapolres yang sampaikan, mereka yang lebih berhak,” katanya kepada Kompas.com via telepon, Kamis sore.

    Setelah mendapatkan informasi tersebut, Zulkarnain dan Kapolres Maluku Tengah AKBP Hardi Meladi, Dandim 1502 Masohi Letkol M Yusuf Aksa, dan sejumlah pejabat pemkab lainnya langsung bergegas menuju Desa Sawai untuk menenangkan situasi.

    Mereka telah berada di Seram Utara Barat dan bertemu dengan Raja Wahai serta tokoh-tokoh yang ada di Desa Wahai.

    “Dalam pertemuan tadi saya sudah sampaikan dan mengimbau agar semua menahan diri dan bisa mengambil peran untuk menenangkan situasi,” katanya.

    Ia juga meminta pemerintah desa dan para tokoh dari kedua belah pihak dapat mengingatkan warganya agar dapat menahan diri dan tidak mudah terprovokasi dengan berbagai isu yang dapat membuat situasi semakin tidak terkendali.

    “Kita lagi berusaha agar suasana ini bisa segera kondusif dan kami juga ingatkan kepada tokoh-tokohnya untuk mengingatkan masyarakat supaya bisa menahan diri biar situasi bisa cepat kondusif,” ungkapnya

    Adapun terkait bentrokan tersebut, pihak kepolisian hingga kini belum memberikan keterangan resmi.

    Kabid Humas Polda Maluku dan Kapolres Maluku Tengah yang dikonfirmasi berulang kali oleh Kompas.com juga belum merespons.

    Sebelumnya bentrokan antar warga terjadi di Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah pada Senin (31/3/2025). Bentrokan yang melibatkan warga Desa Tulehu dan Desa Tial itu menyebabkan seorang warga Tulehu tewas dan dua lainnya terluka parah.

    Sedangkan seorang warga Desa Tial terluka akibat terkena tusukan benda tajam. Adapun bentrokan kedua kelompok warga ini dipicu oleh aksi penganiayaan yang dilakukan tiga warga Tulehu terhadap seorang warga Desa Tial yang tidak terima ditegur saat melintasi Desa Tial dengan sepeda motor. (*)

  • Juwita Rekam Video Dugaan Dirudapaksa Anggota TNI AL Jumran, Sebelum Dihabisi

    Juwita Rekam Video Dugaan Dirudapaksa Anggota TNI AL Jumran, Sebelum Dihabisi

    GELORA.CO – Juwita (23), jurnalis asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan, diam-diam sempat merekam video berdurasi 5 detik yang mengungkap dugaan bahwa dirinya sempat dirudapaksa atau diperkosa oleh Kelasi Satu Jumran alias J, prajurit TNI AL Balikpapan, sebelum dibunuh.

    Kuasa hukum keluarga Juwita, Muhamad Pazri, mengungkapkan bahwa dalam video tersebut, terlihat pelaku dalam keadaan mengenakan celana dan baju usai diduga melakukan aksi kekerasan seksual atau rudapaksa terhadap korban.

    Rekaman itu dibuat secara diam-diam oleh Juwita, yang tampak ketakutan hingga membuat video tersebut bergetar.

    “Jadi kekerasan seksual yang dialami korban ini, kami menduga sih itu terjadi pemerkosaan,” kata Muhamad Pazri, Rabu (2/4/2025) usai mendampingi pemeriksaan kedua dari dua saksi keluarga korban di Detasemen Polisi Militer Lanal Banjarmasin.

    “Korban sempat merekam kejadian itu sebagai bukti. Dari keterangan keluarga, video ini menunjukkan bahwa pelaku baru saja melakukan aksinya,” kata Pazri dikutip dari BanjarmasinPost.co.id.

    Bukti video ini menjadi bagian dari rangkaian alat bukti yang menguatkan dugaan rudapaksa yang dialami korban sebelum akhirnya ditemukan tewas pada 22 Maret 2025.

    Berdasarkan keterangan keluarga, Juwita mengalami rudapaksa sebanyak dua kali oleh pelaku.

    Peristiwa pertama terjadi pada rentang waktu 25-30 Desember 2024.

    Sementara insiden kedua bertepatan dengan hari penemuan jasad korban.

    “Pelaku menyuruh korban memesankan kamar hotel di Banjarbaru, kemudian datang dan memaksa masuk. Pelaku lalu mendorong korban ke tempat tidur dan merudapaksanya,” ungkap Pazri.

     Kejadian ini sempat diceritakan Juwita kepada kakak iparnya pada 26 Januari 2025.

    Selain video lima detik, korban juga memiliki sejumlah foto sebagai bukti.

    Hasil autopsi terhadap jasad Juwita menemukan adanya sperma dalam rahim korban.

    Pihak keluarga pun meminta tes DNA guna memastikan identitas pemilik sperma tersebut.

    “Kami mendesak agar dilakukan tes DNA untuk mengetahui siapa pemilik sperma, karena ini menyangkut kejelasan hukum,” ujar Pazri.

    Karena keterbatasan fasilitas forensik di Kalimantan Selatan, kuasa hukum mengusulkan agar tes DNA dilakukan di luar daerah.

     Seperti di Surabaya atau Jakarta, untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

    Hingga saat ini, pihak Detasemen Polisi Militer (Denpom) Lanal Banjarmasin masih melakukan penyidikan. 

    J telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan setelah mengakui perbuatannya.

    Namun, pihak Denpom Lanal Banjarmasin belum memberikan keterangan resmi mengenai dugaan rudapaksa tersebut.

    Kasus ini bermula saat jasad Juwita ditemukan di tepi jalan arah Kiram dari akses Jalan Gunung Kupang, Banjarbaru, pada Sabtu (22/3/2025) pukul 14.57 WITA.

    Sebelumnya, korban diketahui memiliki hubungan dengan tersangka dan telah bertunangan, dengan rencana pernikahan pada Mei 2025.

    Namun, bukti-bukti yang terungkap, termasuk video lima detik yang direkam korban secara diam-diam, mengindikasikan adanya tindak kekerasan sebelum pembunuhan.

    Keluarga korban kini terus menuntut keadilan dan transparansi dalam penyelidikan kasus ini. (*)

  • Dugaan Ijazah Palsu Jokowi Makin Menguat, Warna Logo UGM Meragukan

    Dugaan Ijazah Palsu Jokowi Makin Menguat, Warna Logo UGM Meragukan

    GELORA.CO – Alumni UGM dr Rismon Hasiholan Sianipar mengatakan bahwa semakin menguat dugaan ijazah palsu ioko Widodo.

    Mantan Presiden RI ke-7 Jokowi mengklaim lulusan S1 Kehutanan UGM tahun 1985 .

    Akan tetapi, ijazahnya sangat berbeda dengan ijazah asli yang dikeluarkan pada tahun 1986.

    Lulusan UGM 1998 Fakultas Teknik Elektero itu lalu membandingkan ijazah Jokowi dengan seorang alumni fakultas Kehutanan yang lulus tahun 1986.

    Hal itu diunggah Rismon di kanal YouTube Balige Academy, pada Senin, 1 April 2025.

    Risman Sianpiar berharap Jokowi mengakui apa yang terjadi,  karena tidak ada alumni UGM yang malu-malu kucing mengakui alumi UGM.

    Karena masuknya susah, apalagi lulusnya, jadi harusnya dia bangga.

    “Seorang alamni Gajahmada, bahkan over confident, jadi bukan ketika diminta, itu yang membuktikan, itu bukan seorang alumni gajahmada,” jelasnya.

    Seorang alumni, pasti dia bangga, dengan almameternya.

    “kalau bukan alumni, saatnya mengatakan yang sesungguhnya,” tandasnya.  

    Keanehan lain yang disampaikan Rismon sebelumnya adalah font Times New Roman, yang ada di ijazah Joko Widodo, padahal tahun 1985.

    Rismon kemudian menunjukkan lembar ijazah, UGM di Twitter, ini tampilan ijazah tahun 1986, bukan font Times New Roman.

    Times New Roman belum ada pada era 1980-an dan 1990-an.

    “Logonya ini, masih sederhana, belum berkilau-kilau cantik keemasan,” kata.

    Perbedaan wartermark yang sangat cantik ijasah Joko Widodo.

    Di ijazah katanya Pak Joko Widodo, sudah ada keemasan. Grafiknya berbeda.

    Ijazah tahun 1986 lebih kehijauan, di sini sudah memperkuat analisa tentang font, penggunakan font sangat langka.

    “Ini memperkuat argumentasi saya, dari sisi logo.

    Kalau dari watermark logo UGM, menurutnya, analisanya semakin kuat. Tahun 1986 logonya seperti itu, seragam, hijau-hjau saja yang tahun 1986.

    Sementara itu ijazah Jokowi tahun 1985, distribusi warna kuning, bersama hijau, seperti warna emas.

    Tampilan foto yang diakui Joko Widodo, pakai kacamata.  Untuk lulusan  tahun 1998, sarjana Elektro, tidak ada yang pakai kacamata.

    Padahal itu di sekitar mata, penting sekali untuk identifikasi, ini otot otot kunci manusia, secara ilmiah, itu tidak boleh.

    Di sekitar mata, ada titik-titik kunci untuk identifikasi.

    “Pad t ahun 1985 ini, ini kok boleh. Saya bingung, 1998 saja saya lulus, tidak ada yang berkaca mata, harus dilepas,” ucapnya.

    Pihanya akan telusuri dan memerlukan dokumen UGM, kapan foto ijhazah membolehkan pakai kacamata.

    “Setelah ditelusuri, yang ada tahun 2020 an. Kalau ini ada, maka ini pasti palsu,” jelasnya.

     “Tidak perlu analisa font, tidak perlu analisi teknologi, in deta analisis, radio karbon sifortin di tingkat analisis,” katanya.

    “itu tidak penting, ini saja kalau kita dapat argumen, dapat dokumen,  kalau saat itu tidak boleh pakai kacamata, ini palsu,” papar Rismon.

     Ia membandingkan, di FT UI, pakaian formal dan tidak berkacamata, pas foto menghadapi ke depan, memakai jas, berdasi tidak menggunakan akseseori kaca mata.  

    “Karena UGM belum tentu terbuka soal itu.   DI UIN Sunan Kalijaga, tahun 2021, kacamata tidak boleh, “ pungkasnya.

    Sementara itu, pihak UGM menyangkal bahwa ijazah Jokowi palsu.

    Ijazah tersebut adalah dokumen asli yang dikeluarkan dari universitas.

    “Perlu diketahui, ijazah dan skripsi dari Joko Widodo adalah asli. Ia pernah kuliah di sini, teman satu angkatan mengenal baik beliau,” kata Dekan Fakultas Kehutanan, Sigit Sunarta dalam situs UGM.

    “Beliau aktif di kegiatan mahasiswa (Silvagama) beliau tercatat menempuh banyak mata kuliah, mengerjakan skripsi sehingga ijazahnya pun dikeluarkan oleh UGM adalah asli,” kata Sigit. ***

  • Momen Lebaran Bersama Istri, Ridwan Kamil Jadi Sorotan: Wajah Tidak Bisa Bohong

    Momen Lebaran Bersama Istri, Ridwan Kamil Jadi Sorotan: Wajah Tidak Bisa Bohong

    GELORA.CO – Suasana Lebaran Ridwan Kamil dan Atalia Praratya menjadi sorotan netizen. Wajah Ridwan Kamil atau RK pun menjadi sorotan lantaran isu memiliki anak dari Lisa Mariana.

    Suasana Lebaran pada rumah tangga Ridwan Kamil dan Atalia Praratya itu dibagikan ulang oleh akun Instagram @pembasmi.kehaluan.reall, Rabu (2/4/2025).

    Pada sejumlah foto yang diunggah, Ridwan Kamil terlihat berfoto bersama dengan istrinya, Atalia Praratya beserta keluarga besarnya.

    Atalia Praratya menggunakan pakaian muslim serbaputih, sementara untuk Ridwan Kamil menggunakan baju koko putih serta celana panjang hitam serta peci hitam.

    Terlihat pada foto itu seakan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya tampak seperti tidak memiliki masalah apa pun, meski isu dugaan Ridwan Kamil mempunyai anak dari selebgram Lisa Mariana masih berhembus kencang.

    Unggahan foto yang memperlihatkan kebersamaan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya itu pada momen Lebaran, membuat netizen langsung membanjiri kolom komentar akun tersebut

    “Auranya tidak secerah dahulu lagi,” tulis netizen.

    “Lebaran semua orang bersukacita kecuali RK,” tulis netizen lainnya.

    “Wajah tidak bisa berbohong,” tulis netizen.

    “Semoga bisa melalui ujian dengan baik,” tulis netizen lagi.

    “Sudah tidak seceria dahulu,” tulis netizen yang menyoroti wajah Ridwan Kamil atau RK saat merayakan Lebaran bersama istrinya, Atalia Praratya.

  • Pilih Islam, Ruben Onsu Selama Empat Tahun Alami Pergulatan: Semuanya Terjawab

    Pilih Islam, Ruben Onsu Selama Empat Tahun Alami Pergulatan: Semuanya Terjawab

    GELORA.CO – Artis Ruben Onsu akhirnya mengumumkan bahwa dirinya menjadi mualaf di hari pertama Lebaran 2025. 

    Isu soal Ruben Onsu menjadi mualaf sudah lama mencuat khususnya ketika ia dikabarkan dekat dengan Desy Ratnasari. 

    Tak hanya itu, sahabat Ruben Onsu, Ivan Gunawan juga kerap memberikan ‘kode’ bahwa mantan suami Sarwendah tersebut sudah menjadi mualaf. 

    Kini terungkap sudah bahwa isu-isu yang beredar ternyata benar. 

    Tampil mengunakan baju koko dan peci, Ruben Onsu merayakan Hari Raya Idulfitri pertamanya tahun ini. 

    Ia mengatakan sekarang setiap langkah yang dijalaninya selalu dibawa ke dalam salat. 

    “Semuanya tidak ada yang saya rencanakan. Jadi semuanya setiap langkah saya, pasti saya bawa dalam salat,” kata Ruben dikutip dari YouTube MOP Channel. 

    Pembawa acara itu juga mengatakan prosesnya menjadi mualaf tidaklah singkat. 

    Ia bahkan membutuhkan waktu empat tahun untuk benar-benar memantapkan hatinya. 

    “Udah lama. Semua tahu lah. Jadi melewati empat tahun pergulatan saya, buat saya apapun semuanya baik. Tapi kan kalau masalah hati, masalah semuanya yang kita lewati itu adalah proses. Jadi semuanya apa yang saya pertanyakan semuanya dijawab,” tuturnya. 

    Selama ini ia diam tentang pertanyaan-pertanyaan hatinya dan ketertarikannya terhadap Islam. 

    Bahkan semua proses itu, lanjut Ruben, tidak diketahui oleh sahabatnya seperti Ivan Gunawan. 

    Baginya, Islam bukanlah hal baru. Sebab, ia juga memiliki banyak keluarga yang muslim. 

    Dirinya pun saat ini mencoba untuk menjadi orang yang baru dan terus belajar. (*)

  • Kemaluan Lebam hingga Ditemukan Banyak Sperma di Tubuh Wartawati Korban Pembunuhan TNI AL

    Kemaluan Lebam hingga Ditemukan Banyak Sperma di Tubuh Wartawati Korban Pembunuhan TNI AL

    GELORA.CO – Ditemukan cairan putih (sperma) dan luka lebam pada area kemaluan J (23), jurnalis di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, korban pembunuhan oknum anggota TNI AL.

    Keluarga korban meminta penyidik Detasemen Polisi Militer Pangkalan TNI Angkatan Laut (Denpomal) Banjarmasin dalami temuan cairan putih di kemaluan korban.

    Hal itu diungkap oleh kuasa hukum keluarga sang jurnalis, Muhamad Pazri, usai memenuhi panggilan penyidik Denpomal Banjarmasin, Rabu (2/4/2025).

    “Saat autopsi, dokter forensik mengizinkan pihak keluarga untuk menyaksikan, ini murni pembunuhan. Namun, yang menjadi sorotan utama adalah temuan cairan putih (sperma) di rahim korban dengan volume cukup banyak, terdapat juga luka-luka, ini harus didalami,” katanya. 

    Pazri mewakili pihak keluarga korban meminta penyidik melakukan uji laboratorium forensik ke Surabaya atau Jakarta, karena fasilitas uji itu belum ada di Kalimantan Selatan.

    “Volume cairan putih di area kemaluan cukup banyak, ada apa ini? Apakah mungkin pelaku lebih dari satu atau seperti apa, nanti penyidik yang mendalami dan mengungkap fakta ini,” ujarnya.

    Oleh karena itu, pihak keluarga menginginkan agar cairan putih itu segera dilakukan tes DNA ke laboratorium forensik ke luar daerah agar kasus ini semakin terang dan segera terungkap motif sebenarnya dari pembunuhan tersebut.

    Pazri mengungkapkan bahwa dokter telah mengambil sampel cairan putih tersebut. 

    Namun, terkait dilakukannya uji laboratorium ke Surabaya atau Jakarta belum diketahui karena menjadi kewenangan penyidik.

    Menurut dia, cairan putih dengan volume banyak itu perlu diuji laboratorium agar fakta sebenarnya dapat terungkap secara ilmiah, apakah milik terduga pelaku Kelasi Satu J atau bahkan potensi pelaku lebih dari satu.

    “Kami juga telah menyerahkan bukti foto dan rekaman video kepada penyidik, yang mengindikasikan terduga pelaku melakukan kekerasan seksual sebelum menghabisi nyawa korban,” tutur Pazri.

    Hingga pemeriksaan keluarga korban yang kedua kali, Denpomal Banjarmasin belum bersedia memberikan keterangan resmi kepada awak media.

    Namun, terduga pelaku J yang sebelumnya berdinas di Lanal Balikpapan, Kalimantan Timur, sudah diserahkan Denpomal Balikpapan ke Denpomal Banjarmasin untuk ditahan pada Jumat (28/3) malam.

    Korban pembunuhan seorang wanita bernama Juwita (23) bekerja sebagai jurnalis media online lokal di Banjarbaru dan tercatat sebagai anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalsel dan telah mengantongi uji kompetensi wartawan (UKW) dengan kualifikasi wartawan muda.

    Peristiwa pembunuhan terjadi pada 22 Maret 2025. Jurnalis muda itu ditemukan meninggal dunia di Gunung Kupang, Kelurahan Cempaka, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, pada Sabtu (22/3) sekitar pukul 15.00 WITA.

    Jasadnya tergeletak di tepi jalan bersama sepeda motor miliknya yang kemudian muncul dugaan menjadi korban kecelakaan tunggal.

    Warga yang menemukan pertama kali justru tidak melihat tanda-tanda korban mengalami kecelakaan lalu lintas. 

    Di bagian leher korban, terdapat sejumlah luka lebam. Kerabat korban juga menyebut ponsel milik Juwita tidak ada.  (*)