Author: Gelora.co

  • Akte Kelahiran Anak Lisa Mariana Ada Inisial R, Pengacara: Itu Atas Nama Bapaknya

    Akte Kelahiran Anak Lisa Mariana Ada Inisial R, Pengacara: Itu Atas Nama Bapaknya

    GELORA.CO – Melalui Kuasa Hukumnya, Jhonboy Nababan mengungkapkan akte kelahiran anak Lisa Marianan ada inisial R.

    Menurut Jhonboy anak yang diduga hasil hubungan gelap Lisa dengan Ridwan Kamil telah lahir dalam kondisi prematur.

    Jhonboy Nababan mengatakan bahwa anak yang dikandung Lisa Mariana lahir pada 26 Januari 2022 dengan perhitungan awal kehamilan sejak Juni 2021, itu artinya proses melahirkan lebih cepat 4 minggu.

    “Tadi untuk kelahiran anak itu di 26 Januari 2022,” kata Jhonboy Nababan kepada awak media, dikutip Minggu 6 April 2025.

    “Jadi, menurut pengakuan dari klien kami, menurut LM, anaknya itu memang lahir lebih dulu. Kayak prematur 4 minggu lebih cepat,” tambahnya.

    Lebih lanjut, Jhonboy Nababab mengatakan kelahiran anak Lisa Mariana dibuktikan dengan sebuah akte lahir atas nama pria berinisial R.

    Awalnya, akta lahir tersebut diatasnamakan oleh Lisa Mariana. Namun, kemudian berubah dengan nama pria inisal R yang diakui oleh Lisa ialah ajudannya.

    “Pastilah.  Kalau kita bicara, nggak mungkin kita berdasarkan tidak ada bukti. Ada akte lahir,” kata Jhonboy Nababan.

    “Untuk ayah kandungnya, awalnya itu di akte lahirnya itu kan ditulis dari ibu. Selanjutnya, tapi waktu di rumah sakit itu atas nama bapaknya itu Inisial R lah nah katanya itu salah satu ajudannya,” pungkasnya.

  • Sudah Saatnya Prabowo Copot Menteri Tebar Pesona dan Kemaruk

    Sudah Saatnya Prabowo Copot Menteri Tebar Pesona dan Kemaruk

    GELORA.CO – Perombakan Kabinet Merah Putih sudah layak dilakukan jelang semester pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

    Komunikolog politik dan hukum nasional, Tamil Selvan mengatakan, pergantian menteri, khususnya di sektor ekonomi penting dilakukan untuk menghadapi tantangan ekonomi global yang semakin tidak menentu

    “Ini memang waktunya Pak Prabowo bersih-bersih. Kenapa? Banyak ahli memprediksi ke depan, tantangan kita makin besar terutama dari sisi ekonomi,” kata komunikolog politik dan hukum nasional, Tamil Selvan kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu, 6 April 2025.

    Selain dari segi tantangan ekonomi, sosok yang akrab disapa Kang Tamil ini menilai ada beberapa menteri Prabowo yang tidak menunjukkan kinerja positif. Bahkan beberapa di antaranya hanya mementingkan popularitas.

    Sejumlah menteri yang layak di-reshuffle adalah Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia; Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Yandri Susanto; Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi, dan Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni.

    “Saya sangat setuju mereka di-reshuffle. Banyak menteri Pak Prabowo yang mumpuni, tapi banyak juga yang kemaruk mendapat jabatan. Nah, sifat kemaruk ini membuat kehebohan di ruang publik yang bermuara pada kegaduhan,” terang Kang Tamil.

    Akademisi Universitas Dian Nusantara ini melihat, para menteri tersebut lebih mementingkan popularitas pribadi, sehingga narasi yang dibangun sering berujung kegaduhan di masyarakat yang tidak menguntungkan bagi Prabowo.

    “Setelah hampir lima bulan pemerintahan Pak Prabowo, kita bisa melihat cukup jomplang. Ada menteri yang memang bekerja baik, ada menteri yang enggak ada kerjanya dan cuma tebar pesona di media sosial,” pungkasnya. 

  • Pak Mono Penantang Habib Rizieq Kabur Didatangi Polsek Karanganyar

    Pak Mono Penantang Habib Rizieq Kabur Didatangi Polsek Karanganyar

    GELORA.CO – Pasca videonya bikin heboh, Pak Mono penantang Habib Rizieq kabur didatangi Polsek Karanganyar.

    Kabar kaburnya Pak Mono yang ngaku Kakek Tua anggota PWI PWI LS Karanganyar diposting dalam salah satu video di akun @neVerAl0nely.

    Dalam postingan tersebut, Pak Mono sesumbar menantang Habib Rizieq Shibab dan mengatakan jika dipukul pakai tangan kanannya kepala langsung pecah.

    Pak Mono juga menyampaikan jika Habib Rizieq bisa mengalahkannya maka dirinya akan sujud dan mengangangkat menjadi gurunya.

    Selain itu Pak Mono juga meminta agar pendukung Habib Rizieq untuk sadar dan tidak usah memberikan junjungan serta menjadikannya sebagai guru besar.

    Namun saat pihak kepolisian Karanganyar, terlihat ke kediaman Pak Mono kosong dan dirinya tidak diketahui kemana.

    Pihak aparat yang mendatangi kediamanan Pak Mono yang disebut jua PWI LS Kabupaten Karanganyar juga mencoba untuk mencari tahu keberadaanya.

    Selain kepolisian Laskar Solo Raya juga ikut ambil bagian mendatangi kediaman Pak Mono yang bertujuan untuk melakukan mediasi.

    Sebelumnya PWI LAskar Fisabilillah Trah Sunan Kalijogo dan Sultan Fatah siap menerima perangnya Rizieq Shihab kapanpun dan dimanapun.

    Atas tantangan tersebut, pihak Persaudaraan Islam Jakarta Selatan menjawab dengan menerima tantangan dan siap bertemu di Lapangan Banteng Jakarta Pusat pada Jumat 27 Juni jam 1 siang.

    Pasca didatangi rumahnya, disebutkan bahwa pada Sabtu 5 April malam, Pak Mono telah berhasil diamankan ke Polsek Karanganyak oleh Laskar Solo Raya dan dilakukan mediasi.

    Namun tidak dikabarkan lebih jauh hasil dari mediasi antara dua kelompok di Kantor Polsek Karanganyar.

    Atas adanya masalah saling manantang antara 2 ormas ini, netizen angkat bicara dan menyayangkan peristiwa ini.

    Menurut mereka, hal ini seperti masyarakat diadu domba dan ribut sendiri.

    “Yaa Allah… sampe kapan agen2 pemecah belah umat ini terus koar2?, tulis akun @MariaAlkaff_

    “Gak sadar apa dia hanya diperalat buat bikin gaduh dan akhirnya dikorbankan. Sementara pentolan2 pemecah belah umat enak2an gak tersentuh dan sembunyi,” tambahnya.

  • Apa Yang Palsu: Giginya atau Ijazahnya?

    Apa Yang Palsu: Giginya atau Ijazahnya?

    Oleh: Ali SyariefKonon, gigi adalah jendela kepribadian. Maka tak heran bila di negara ini, kita bisa membaca banyak hal hanya dari deretan enamel di balik senyuman seorang pemimpin.

    Mari kita bicara soal hal serius: gigi.

    Dalam foto ijazah sarjana yang disebut-sebut sebagai milik Presiden Jokowi—yang belakangan ramai dibicarakan karena diduga palsu—terpampang wajah muda seorang pria dengan senyum manis dan gigi yang begitu rapi, layaknya hasil kerja ortodontis kelas dunia. Sungguh, sebaris gigi yang bisa membuat model pasta gigi iri hati.

    Tapi kemudian, mari kita tatap senyum Pak Jokowi hari ini, dalam balutan jas kepresidenan. Apa yang kita lihat? Gingsul. Gigi menyelip ke depan dengan anggun, khas dan menawan, hingga bisa membuat Soimah minder. Bedanya, Soimah rela membayar ratusan juta untuk menghilangkan gingsulnya. Jokowi? Entah bagaimana, dari gigi super rapi di usia muda, kini tampil dengan gingsul yang menyembul penuh percaya diri.

    Pertanyaannya sederhana, kenapa?

    Apakah ini semacam proses “reverse aesthetic dentistry”? Atau mungkin Jokowi ingin menekankan ke-rakyat-an dengan menanamkan nilai-nilai kearifan lokal dalam giginya? Atau mungkin, gigi rapi adalah tanda kemapanan terlalu dini yang tak sesuai narasi “anak tukang kayu,” dan karena itu harus dikoreksi?

    Atau… barangkali justru kita semua yang terlalu jahat, terlalu curiga, terlalu sinis. Mungkin ini hanya keajaiban evolusi: gigi bisa berubah arah sesuai kebutuhan politik. Sebuah proses adaptasi biologis yang belum pernah dikaji dalam jurnal ilmiah, tapi sangat nyata di hadapan kita.

    Ya, tentu saja kita harus adil. Banyak hal bisa berubah seiring waktu—rambut memutih, kulit berkerut, bahkan prinsip bisa fleksibel. Tapi gigi? Yang dulu rapi lalu jadi gingsul? Itu bukan penuaan biasa, kawan. Itu seni.

    Maka mari kita akhiri dengan sebuah refleksi mendalam: siapa yang sebenarnya palsu, ijazahnya atau senyumnya? Dan mana yang lebih penting—keaslian gigi, atau keaslian kepemimpinan?

  • Foto Wajah Tahanan Bengkak sebelum Tewas, Kapolres Sebut Kamera Rusak sehingga Terlihat Babak Belur

    Foto Wajah Tahanan Bengkak sebelum Tewas, Kapolres Sebut Kamera Rusak sehingga Terlihat Babak Belur

    GELORA.CO – Viral foto wajah tahanan narkoba Polres Parepare bengkak diduga akibat penganiayaan.

    Kondisi wajah tahanan tersebut diduga bengkak sebelum yang bersangkutan meninggal dunia.

    Alhasil keluarga curiga kematian tahanan tersebut bukan karena sakit melainkan akibat penganiayaan selama berada di dalam penjara.

    Namun pihak dokter rumah sakit menyebut tahanan tersebut meninggal karena paru-paru.

    Tahanan yang meninggal merupakan tersangka narkoba inisial MR (50).

    Dalam foto beredar, terlihat MR sedang melakukan video call dengan keluarganya dengan latar belakang jeruji besi.

    Dari foto itu juga terlihat tampang MR membengkak diduga babak belur.

    “Iya ini foto waktu video call sama keluarga pada 28 Februari 2025 kemarin. Bengkak-bengkak itu mukanya habis dipukuli,” kata kakak MR, Agusalim kepada Tribun-Timur.com, Sabtu (5/4/2025).

    Agusalim mengungkapkan, saat dirinya mendapatkan kabar adiknya babak belur itu dirinya sempat ingin melaporkan dugaan kekerasan kepada Propam.

    Namun kata dia, MR meminta agar tidak melaporkan kejadian itu dikarenakan takut hukumannya diperberat.

    “Waktu saya lihat begitu keadaannya (babak belur) saya inisiatif mau laporkan ke Propam. Tapi adik saya bilang ‘Tidak usah-mi’, karena takut panjang urusan,” ungkapnya.

    Dia pun mengomentari adanya kesimpulan dokter RSUD Andi Makkasau mengenai penyebab kematian adiknya itu.

    Menurut Agusalim, dokter di RSUD Andi Makkasau Parepare tidak pernah menjelaskan penyebab kematian MR ke pihak keluarga.

    “Justru saya heran dokter menyimpulkan kalau penyebab kematiannya karena penyakit paru-paru, justru dia (dokter) tidak pernah menjelaskan ke keluarga,” ucapnya.

    Sementara itu, Kapolres Parepare AKBP Arman Muis menepis MR babak belur saat berada di dalam sel tahanan narkoba Polres Parepare.

    Dia berdalih, kamera handphone yang digunakan rusak sehingga MR terlihat babak belur.

    “Terkait dengan gambar video call yang beredar, saya tidak mau menduga-duga. Saya punya CCTV di sini dan saya punya tim,” ujarnya.

    “Terkait video call kalau itu kameranya rusak bisa saja terlihat babak belur, ya kalau kamera rusak tidak bisa juga diinikan,” kata Arman.

    Sebelumnya diberitakan, Polres Parepare menghadirkan dokter spesialis paru RSUD Andi Makkasau, dr Nirmalasari SpP untuk menjawab dugaan penyebab kematian MR (50).

    Dokter mengungkapkan, MR tiba di UGD RSUD Andi Makkasau dalam keadaan sesak nafas.

    Kata dia, mengenai adanya luka lebam di tubuh MR dan dugaan tulang rusuk patah, dirinya tidak mendapatkan luka itu selama pemeriksaan.

    “Kami ada kode etik tidak bisa menyebarkan informasi penyakit klinis dari pasien. Saya cuma memberikan gambaran, saat masuk dan diterima di UGD pasien memang sudah sesak nafas,” kata dr Nirmalasari.

    “Mengenai lebam dan patah, sesuai pemeriksaan saya itu tidak ada menunjukan patah,” ucapnya lebih lanjut.

    Dia pun belum ingin mengutarakan secara lengkap penyebab kematian MR.

    “Kalau penyebab kematian, kami belum bisa memberikan informasi karena kerahasiaan dari pasien,” ujarnya.

    Keluarga curiga MR dianiaya

    Pihak keluarga menduga MR meninggal dunia setelah menerima kekerasan fisik yang dilakukan oknum polisi Polres Parepare.

    “Ini adek saya. Meninggal dunia kemarin malam,” kata kakak korban, Agusalim saat ditemui Tribun-Timur.com, Kamis (3/4/2025) malam.

    Agusalim mengungkapkan, adiknya menghembuskan nafas terakhirnya setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Andi Makkasau pada Rabu (2/4/2025) kemarin.

    Kata dia, sebelum menjalani perawatan di ruah sakit, MR sudah mengeluhkan sakit di dalam sel narkoba Polres Parepare di Lariang Kelurahan Galung Maloang, Kecamatan Bacukiki.

    “Malam takbiran itu, ada keluarga datang menjenguk memberikan makanan. Di sana adik saya sudah tidak bisa bergerak karena sakit, makanya kami meminta izin polisi agar dilarikan ke rumah sakit, tapi korban disuruh jalan kaki ke rumah sakit dengan keadaan seperti itu,” ungkapnya.

    “Sempat di RS Khadijah tapi ditolak, kemudian dirujuk ke RSUD Andi Makkasau,” ucapnya.

    Di rumah sakit, keluarga sudah curiga dikarenakan sekujur tubuh MR lebam.

    Bahkan, tulang rusuk MR diduga patah.

    Agusalim mengucapkan, adiknya itu sempat menceritakan kepada beberapa saudaranya yang lain, kalau selama di dalam sel dirinya sering dianiaya oleh oknum polisi.

    “Sadar sebelum masuk ruang ICU, itu mi dia masih bicara di ruang perawatan kepada adik saya kalau dia sering dipukuli. Setelah itu masuk ICU meninggal mi juga,” ujarnya.

    “Banyak luka lebam di tubuhnya, kemudian tulang rusuknya itu menonjol seperti patah. Makanya kami duga itu yang membuatnya sakit terus meninggal,” ujarnya lebih lanjut.

    Pihak keluarga pun telah melaporkan dugaan penganiayaan tersebut ke pihak Propam Polres Parepare.

    “Sudah kami laporkan ke Propam, kami minta keadilan di sini. Polisi yang menganiaya adik kami harus ditindak,” kata Agusalim.

  • Puluhan Ribu Warga AS Mulai Pembangkangan Melawan Trump

    Puluhan Ribu Warga AS Mulai Pembangkangan Melawan Trump

    GELORA.CO –  Puluhan ribu orang yang marah terhadap cara Presiden Donald Trump menjalankan negara berbaris dan berunjuk rasa di sejumlah kota di Amerika pada hari Sabtu waktu AS. Aksi itu adalah demonstrasi terbesar yang pernah dilakukan oleh gerakan oposisi yang berusaha mendapatkan kembali momentumnya setelah guncangan pada minggu-minggu pertama Partai Republik menjabat. 

    Disebut “Hands Off!” alias “Singkirkan Tanganmu!”, demonstrasi diselenggarakan di lebih dari 1.200 lokasi di seluruh 50 negara bagian oleh lebih dari 150 kelompok. Diantaranya termasuk organisasi hak-hak sipil, serikat buruh, pendukung LBGT, veteran dan aktivis pemilu. Demonstrasi tersebut tampak damai, tanpa ada laporan penangkapan.

    Kelompok pro-Palestine ikut dalam gelombang aksi itu. Mereka memprotes kebijakan Trump yang terus mendukung Israel, pelaku genosida di Gaza. Mereka juga memrotes penangkapan terhadap mahasiswa imigran yang ikut dalam aksi mengecam genosida di Gaza belakangan.

    Ribuan pengunjuk rasa di kota-kota yang tersebar di Amerika mulai dari Midtown Manhattan hingga Anchorage, Alaska, termasuk di beberapa gedung DPR negara bagian. Mereka menyerang tindakan Trump dan miliarder Elon Musk terhadap perampingan pemerintah, perekonomian, imigrasi dan hak asasi manusia. 

    Di Pantai Barat, di bawah bayang-bayang Space Needle yang ikonik di Seattle, para pengunjuk rasa membentangkan spanduk bertuliskan slogan-slogan seperti “Lawan oligarki.” Para pengunjuk rasa meneriakkan yel-yel saat mereka turun ke jalan di Portland, Oregon, dan Los Angeles, di mana mereka berbaris dari Pershing Square ke Balai Kota. 

    Para pengunjuk rasa menyuarakan kemarahan atas tindakan pemerintah yang memecat ribuan pekerja federal, menutup kantor lapangan Administrasi Jaminan Sosial, secara efektif menutup seluruh lembaga, mendeportasi imigran, mengurangi perlindungan bagi kaum transgender dan memotong dana untuk program kesehatan.

    Musk, penasihat Trump yang menjalankan Tesla, SpaceX, dan platform media sosial X, telah memainkan peran penting dalam perampingan tersebut sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintahan yang baru dibentuk. Dia mengatakan dia menghemat miliaran dolar pembayar pajak. 

    Ketika ditanya tentang protes tersebut, Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “posisi Presiden Trump jelas: dia akan selalu melindungi Jaminan Sosial, Medicare, dan Medicaid bagi penerima manfaat yang memenuhi syarat. Sementara itu, pendirian Partai Demokrat adalah memberikan tunjangan Jaminan Sosial, Medicaid, dan Medicare kepada orang asing ilegal, yang akan membuat program-program ini bangkrut dan menghancurkan para lansia Amerika.”

    Di Boston, para demonstran mengacungkan poster seperti “Singkirkan tanganmu dari demokrasi kami” dan “Jangan sentuh Jaminan Sosial kita.” Walikota Michelle Wu mengatakan dia tidak ingin anak-anaknya dan orang lain hidup di dunia di mana ancaman dan intimidasi adalah taktik pemerintah dan nilai-nilai seperti keberagaman dan kesetaraan sedang diserang.

    “Saya menolak menerima bahwa mereka tumbuh di dunia di mana imigran seperti nenek dan kakek mereka secara otomatis dianggap sebagai penjahat,” kata Wu. Roger Broom, 66, seorang pensiunan dari Delaware County, Ohio, adalah satu dari ratusan orang yang berunjuk rasa di Statehouse di Columbus. 

    Dia mengatakan dia dulunya adalah seorang Republikan pengagum Ronald Reagan tetapi belakangan muak dengan Trump. “Dia menghancurkan negara ini,” kata Broom. 

    Ratusan orang juga berdemonstrasi di Palm Beach Gardens, Florida, beberapa mil dari lapangan golf Trump di Jupiter, tempat ia menghabiskan pagi hari di klub Senior Club Championship. Orang-orang berbaris di kedua sisi PGA Drive, mendorong mobil untuk membunyikan klakson dan meneriakkan slogan-slogan yang menentang Trump. “Mereka harus melepaskan tangan dari Jaminan Sosial kami,” kata Archer Moran dari Port St. Lucie, Florida.

    Aktivis telah beberapa kali melakukan demonstrasi nasional melawan Trump dan Musk sejak Trump kembali menjabat. Namun hingga hari Sabtu, gerakan oposisi belum menghasilkan mobilisasi massal seperti Women’s March pada tahun 2017, yang membawa ribuan perempuan ke Washington setelah pelantikan pertama Trump, atau demonstrasi Black Lives Matter yang meletus di beberapa kota setelah pembunuhan George Floyd oleh polisi di Minneapolis pada tahun 2020. 

    Di Charlotte, Carolina Utara, pengunjuk rasa mengatakan mereka mendukung berbagai tujuan, mulai dari Jaminan Sosial dan pendidikan hingga imigrasi dan hak-hak reproduksi perempuan. “Terlepas dari partai Anda, siapa pun yang Anda pilih, apa yang terjadi hari ini, apa yang terjadi hari ini sangat buruk,” kata Britt Castillo, 35, dari Charlotte. “Ini menjijikkan, dan betapapun rusaknya sistem kita saat ini, cara pemerintahan saat ini berusaha memperbaiki keadaan – ini bukanlah cara untuk melakukannya. Mereka tidak mendengarkan masyarakat.”

  • Tak Pernah Ada Jurusan Itu

    Tak Pernah Ada Jurusan Itu

    GELORA.CO – Nama Presiden Joko Widodo kembali jadi perbincangan hangat setelah publik menyoroti jurusan kuliahnya di Universitas Gadjah Mada (UGM).

    Dalam sebuah video lawas, Jokowi sempat menyebut dirinya kuliah di Jurusan Teknologi Kayu, Fakultas Kehutanan UGM.

    Namun pernyataan ini malah memicu tanda tanya besar: jurusan itu tidak pernah tercatat secara resmi di UGM.

    Sorotan tajam muncul dari seorang akademisi senior UGM, Prof. Mohammad Naiem, yang telah lama menjadi bagian dari Fakultas Kehutanan.

    Ia dengan tegas mengatakan, sejak fakultas tersebut berdiri, hanya ada empat jurusan resmi yang pernah ditawarkan, yaitu Silvikultur, Manajemen Hutan, Teknologi Hasil Hutan dan Konservasi Sumber Daya Hutan.

    “Tidak pernah ada jurusan bernama Teknologi Kayu di UGM, sejak fakultas ini berdiri tahun 1963 hingga sekarang, yang ada itu Teknologi Hasil Hutan,” ujar Prof. Naiem dalam sebuah pernyataan yang kini ramai dibagikan di media sosial.

    Pernyataan Jokowi soal jurusan Teknologi Kayu itu pun langsung dibanjiri reaksi netizen. Banyak yang bertanya-tanya, dari mana sebenarnya sebutan “Teknologi Kayu” itu berasal?

    Masih belum jelas apakah sebutan “Teknologi Kayu” itu hanya penyederhanaan istilah dari Teknologi Hasil Hutan, atau ada kesalahan memori dari Jokowi sendiri. Namun, bagi sebagian publik, persoalan ini menambah daftar panjang keraguan soal rekam jejak pendidikan Presiden.

    “Kalau memang tak pernah ada jurusan itu, berarti perlu ada klarifikasi resmi dari UGM dan pihak Istana. Jangan sampai jadi preseden buruk di masa depan,” tulis akun @imam********.

    Salah satu akun X (dulu Twitter) bernama @DokterTifa bahkan menyebutnya sebagai “kebohongan yang melibatkan institusi besar seperti UGM”.

    Ia juga membagikan data lengkap soal struktur jurusan di Fakultas Kehutanan, sekaligus mempertanyakan keabsahan klaim pendidikan Jokowi.

    Tak sedikit komentar sarkastik pun bermunculan.

    “Mulyono dapet jurusan dari laut, makanya laut dia pagar,” sindir seorang warganet, mengacu pada nama kecil Jokowi.

    “Wong duit Mukidi masih banyak buat bayar orang kok,” timpal lainnya, menyebut nama panggilan populer lain dari Jokowi.

    Warganet lain juga menyoroti minimnya interaksi Jokowi dengan almamaternya.

    “Sering ke Yogya, tapi ke kampusnya sendiri aja bisa dihitung jari. Padahal kan dulu katanya bangga jadi anak UGM?” tulis akun @evi******.

    “Setelah Jokowi lengser, semoga ada kejelasan tentang ijazahnya Mulyono tersebut dan bila memang terbukti palsu, kita adili ramai-ramai,” tambah @imam***********

    “Heran juga, masa yang kuliah kehutanan tahun-tahun segitu nggak ada yang klarifikasi,” sahut @par*********

    “Yang jelas paling parah kebangetan masa iya sampai nyebut dulu jurusan atau prodinya apa sampai salah? Mana mungkin sampai nggak paham di luar kepala dulu prodinya apa, lha wong kuliah itu 4 tahun lebih. Ini dah bener-bener ndobos,” timpal @mas*****

  • Viral Video Alumni Fakultas Kehutanan UGM Angkatan 1985, Netizen: Mukidi Gak Kelihatan

    Viral Video Alumni Fakultas Kehutanan UGM Angkatan 1985, Netizen: Mukidi Gak Kelihatan

    GELORA.CO –  Sebuah video yang memperlihatkan momen reuni alumni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 1985 ramai diperbincangkan di media sosial X (dulu Twitter).

    Video tersebut diunggah oleh akun @NengMonica pada Kamis, 4 April 2025 pukul 22.41 WIB, dan langsung mengundang perhatian publik karena tidak terlihatnya sosok Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), yang dikenal sebagai bagian dari angkatan tersebut.

    Dalam video berdurasi kurang dari dua menit itu, terlihat puluhan alumni mengenakan seragam hijau gelap sedang berkumpul dan menikmati suasana reuni yang berlangsung hangat.

    Kegiatan ini disebut berlangsung pada 1–2 Februari 2025 di kawasan Kampus UGM Kaliurang, Yogyakarta.

    Momen keakraban antar alumni ini justru memicu rasa penasaran netizen terhadap keberadaan Jokowi yang diketahui merupakan alumni Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1985.

    Waduh, jika alumni fak kehutanan @UGMYogyakarta tahun 1985 kok batang hidung manusia ijazah palsu tak hadir 🤣

    Jika memang prnh kuliah & memang almamater UGM sdh jelas akan hadir.

    Jok jok, nipu kok ngeborong size jumbo 🤣.
    Jika netizen ada yg kenal akun medsos mrk segera “tag” pic.twitter.com/lJNBt4y1VG

    — Yuk Berisik (@sharpandshark) April 4, 2025

    Banyak yang bertanya-tanya, mengapa pria yang kini menjabat sebagai mantan presiden itu tidak tampak hadir dalam video.

    Komentar-komentar pun membanjiri unggahan tersebut.

     “Mukidi gak keliatan,” tulis akun X @febrianobie, merujuk pada nama panggilan populer yang kerap diasosiasikan secara jenaka dengan Jokowi.

    “Apakah Mulyono ada disitu?” tulis akun lainnya, @gabe_ebiet69828, yang juga diduga menyindir dengan gaya bercanda.

    Sementara akun @AraituLaki menuliskan, 

    “Mon, Si Kadal gorong2 itu katanya Lulus 85 .. bukan angkatan 85!

    Btw, gw UGM angkatan 97.. kl lagi reuni liat yg skr udah punya Jabatan di Birokrasi pasti ‘ikut bangga’ meskipun baru di level bupati atau wabup..

    Apalagi Yg seAngkatan bareng Presiden itu PASTI HEBOH dan Super Bangga bisa foto Bareng..

    Ampe skr belum pernah gw dpt info confirm ada yg bangga dibilang seangkatan ama tuh Kodok di temen2 Kagama !!.”

    Hingga berita ini ditulis, belum ada klarifikasi dari pihak panitia reuni maupun dari pihak Jokowi terkait ketidakhadiran beliau dalam acara tersebut.

    Tidak diketahui pasti apakah Jokowi diundang dan berhalangan hadir, atau memang memilih untuk tidak ikut serta dalam kegiatan alumni tahun ini.

    Namun tak sedikit pula yang berharap Jokowi bisa hadir di acara reuni berikutnya.

    “Kalau tahun depan ada lagi, semoga Pakde Jokowi bisa datang. Seru pasti,” komentar akun @ayu_handayani_09.

    Hingga kini, video unggahan @NengMonica telah disaksikan lebih dari 400 ribu kali dan terus memantik diskusi hangat di media sosial.

  • Rupiah Ambruk di Pasar Luar Negeri, Dolar Sudah Tembus Rp 17.000

    Rupiah Ambruk di Pasar Luar Negeri, Dolar Sudah Tembus Rp 17.000

    GELORA.CO – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) telah menyentuh level Rp17.000an/US$ di non-deliverable forward (NDF).

    Dilansir dari Refinitiv, pada hari ini, Minggu (6/4/2025) pukul 08:10 WIB, nilai tukar mata uang Garuda telah mencapai Rp17.059/US$ atau merupakan posisi terendah sepanjang sejarah.

    Nilai tukar rupiah di pasar NDF jauh lebih lemah dibandingkan pada penutupan perdagangan reguler terakhir sebelum libur Lebaran, Kamis (27/3/2025) rupiah berada pada posisi Rp16.555/US$ atau menguat 0,12%. Artinya rupiah tampak berpotensi melemah sangat signifikan di pekan depan.

    Untuk diketahui, NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

    Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasarspot.

    Indonesia Jadi Korban Tarif Trump

    Kebijakan tarif Trump memicu ketidakpastian global hingga saling serang perang dagang. Dampak yang bisa dirasakan rupiah diperkirakan akan besar mulai dari kaburnya investor asing di pasar keuangan Tanah Air hingga gejolak eksternal yang tinggi

    Indonesia menjadi korban baru dalam perang dagang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Indonesia akan dikenai tarif resiprokal atau timbal balik hingga 32% karena besarnya defisit AS ke Indonesia.

    Hal ini akan berdampak negatif pada tidak lakunya barang Indonesia di AS mengingat harga barang yang masuk ke AS akan cenderung lebih mahal dari biasanya. Alhasil masyarakat di AS akan cenderung memilih produk AS dibandingkan impor dari Indonesia.

    Apabila hal ini terus dibiarkan, maka suplai dolar AS Indonesia akan berkurang dan nilai tukar rupiah dapat terus mengalami tekanan.

    BI Jamin Jaga Rupiah

    Bank Indonesia (BI) buka suara mengenai pengumuman Kebijakan Tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menyampaikan tiga poin dari pemantauan yang dilakukan bank sentral RI itu.

    Pertama, Denny menyampaikan BI terus memonitor perkembangan pasar keuangan global dan juga domestik pasca pengumuman kebijakan tarif Trump yang baru pada 2 April 2025. Kemudian, BI mendapati pasca pengumuman tersebut dan kemudian disusul oleh pengumuman retaliasi tarif oleh China pada 4 April 2025, pasar bergerak dinamis di mana pasar saham global mengalami pelemahan dan yield US Treasury mengalami penurunan hingga jatuh ke level terendah sejak Oktober 2024.

    “BI tetap berkomitmen untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, terutama melalui optimalisasi instrumen triple intervention (intervensi di pasar valas pada transaksi spot dan DNDF, serta SBN di pasar sekunder) dalam rangka memastikan kecukupan likuiditas valas untuk kebutuhan perbankan dan dunia usaha serta menjaga keyakinan pelaku pasar,” lanjut Ramdan dalam keterangannya, Sabtu (5/4/2025).

  • Viral dengan Gaya Satire di Metro TV, Host Valentinus Resa Tuai Kecaman! Dituding Merusak Tatanan

    Viral dengan Gaya Satire di Metro TV, Host Valentinus Resa Tuai Kecaman! Dituding Merusak Tatanan

    GELORA.CO – Sosok Valentinus Resa, pembawa acara Meet Nite Live di Metro TV, tengah menjadi perbincangan hangat di jagat maya.

    Gaya penyampaian beritanya yang santai, penuh humor, dan dibalut dengan sindiran halus membuat banyak warganet terhibur, namun tak sedikit pula yang mengkritik.

    Salah satu reaksi datang dari kelompok yang menyebut dirinya Perisai Kebenaran Nasional, yang menyayangkan pendekatan penyampaian berita ala Valentinus.

    “Seorang host dari Metro TV yang dimana harus jelas saya ucapkan saya ajak jajaran Perisai Kebenaran Nasional generasi muda yang mempunyai adik di rumah atau saudara, host ini masih sangat rendah mutunya,” ujar seorang pria dalam video yang tersebar di media sosial, dikutip SketsaNusantara.id dari akun X @@kegblgnunfaedh pada Minggu, 6 April 2025.

    Menurut pria tersebut, candaan dalam penyampaian berita justru dianggap mengganggu nilai-nilai etika jurnalistik.

    “Inilah yang dibilang bercanda tapi merusak tatanan, saya minta kepada Perisai Kebenaran supaya bijak melihat apapun yang terjadi dalam sebuah siaran,” tambahnya.

    Ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih kritis terhadap media tempat presenter tersebut bekerja.

    “Ingat seperti apa ini dan siapa kru atau pemilik media ini seperti apa politik saat ini harus dilihat semua,” ujarnya lagi.

    Bahkan, ia menduga bahwa gaya penyampaian sang presenter tidaklah sekadar gaya pribadi semata, tetapi memiliki motif tertentu.

    “Diduga host ini hendak menjatuhkan pikiran orang-orang berdasarkan canda-canda penyiaran tapi tidak membangun,” tuturnya.

    Jejak Karier Valentinus Resa

    Valentinus Resa memulai kiprahnya di dunia jurnalistik sejak tahun 2011. Pria kelahiran 1986 ini memang memiliki minat kuat di bidang olahraga, terutama sepak bola, yang kemudian membawanya masuk ke dunia penyiaran dan menjadi figur publik yang dikenal luas.

    Pendidikan dasarnya ia tempuh di SD Melania III Jakarta, lalu melanjutkan ke SMP Kanisius Jakarta, dan SMA Negeri 68 Salemba. Lantaran pekerjaan orang tuanya yang berkaitan dengan dunia aviasi, Resa sempat berpindah-pindah kota.

    Ia lahir di Manado, namun kemudian pindah ke Jakarta saat menginjak usia sekolah dasar. Ibunya berasal dari Jawa, sementara ayahnya berdarah Ambon.

    Ketertarikannya terhadap dunia jurnalistik mulai tumbuh saat menempuh pendidikan tinggi di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta, jurusan Jurnalistik. Resa mengaku sudah terbiasa menulis ringkasan dari berita-berita yang ia baca sejak kuliah.

    Di masa perkuliahan, ia aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan yang berhubungan dengan media.

    “Saya banyak belajar juga di situ tuh, jadi waktu di kampus kalau bisa jangan cuma teori doang,” ucap Resa. 

    Selain itu, pada 2007, Resa menjalani program magang selama enam bulan di Tabloid Bola, yang turut memperkaya pengalaman praktisnya.

    Meniti Karier di Dunia Televisi

    Lulus pada 2009, Resa sempat melanjutkan studi magister di bidang Manajemen, namun kemudian memutuskan untuk tidak menyelesaikannya.

    Selama dua tahun ia berjuang mencari pekerjaan, hingga pada 2011 ia mendapat kesempatan untuk bergabung dengan Metro TV.

    “Saya melamar ke beberapa stasiun TV dan media cetak, tapi Metro TV yang pertama kali memanggil, walaupun yang lain juga sempat menerima,” kisahnya.

    Kariernya di Metro TV dimulai dari posisi riset untuk program Mata Najwa, lalu berpindah ke Medcom.id sebagai copywriter di divisi olahraga.

    Ia sempat menjabat sebagai reporter selama dua tahun, dan akhirnya pada 2014 dipercaya menjadi presenter.

    Tahun 2019, Resa dipindahkan ke divisi reguler dan bertahan hingga kini. Menurutnya, masa kerja di divisi olahraga memberikan fondasi penting bagi keterampilannya saat ini.

    “Di sport saya banyak belajar di sana sama senior-senior, khususnya cara menyalurkan berita,” tandasnya.***