Author: Gelora.co

  • Paulus Tannos Tulis Surat ke Prabowo, Sukarela Balik ke Indonesia untuk Jalani Proses Hukum, Asal Adil dan Bebas Korupsi

    Paulus Tannos Tulis Surat ke Prabowo, Sukarela Balik ke Indonesia untuk Jalani Proses Hukum, Asal Adil dan Bebas Korupsi

    GELORA.CO – Paulus Tannos alias Tjhin Thian Po, buron kasus korupsi pengadaan e-KTP periode 2011-2013, menulis sepucuk surat untuk Presiden Prabowo Subianto.

    Surat itu ia kirimkan kepada Tempo dan tiga media lainnya berwarkat 17 April 2025. Direktur PT Sandipala Arthaputra itu menulis sendiri suratnya dalam bahasa Inggris.

    “Saya telah menulis surat kepada Presiden Indonesia yang terhormat Prabowo Subianto bahwa saya akan dengan sukarela kembali ke Indonesia untuk menghadapi semua tuntutan,” kata Paulus dalam surat tersebut.

    Namun, ia meminta proses hukumnya di Indonesia dilakukan secara adil. Selain itu, Paulus meminta hakim yang mengadili perkaranya harus berintegritas tinggi dan bebas dari korupsi. 

    “Di masa lalu, ada banyak kasus pengadilan yang telah menyebabkan prasangka serius terhadap saya dan keluarga saya,” ujar Paulus. 

    Wacana memulangkan Paulus Tannos dari Singapura lewat ekstradisi mengemuka sejak akhir Januari 2025. Hingga kini, proses pembicaraan ihwal ekstradisi tersebut masih berlangsung.

    Terbaru, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengatakan ada permintaan dokumen tambahan oleh Otoritas Singapura untuk proses ekstradisi Paulus Tannos. Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto, saat dikonfirmasi pada 15 April 2025, menyebut dokumen yang dimaksud adalah affidavit tambahan.

    Sementara itu Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum Widodo mengatakan, sidang mengenai ekstradisi Paulus Tannos di Singapura diprediksi pada Juni 2025. Ia menjelaskan, sidang pendahuluan (committal hearing) mengenai kelayakan ekstradisi Paulus akan berlangsung pada 23 hingga 25 Juni 2025. 

    “Kami berharap, kalau dari pihak mereka tidak ada perlawanan dan bisa menerima, segera. Langsung penetapan (ekstradisi) cepat,” tutur Widodo, dinukil dari Antara, Rabu, 16 April 2025.

    Menurut dia, pemerintah Indonesia tidak bisa campur tangan karena kelayakan ekstradisi sudah menyangkut yurisdiksi hukum nasional Singapura. Sehingga, pemerintah Indonesia hanya menunggu hasil putusan persidangan di Singapura. 

    Ia pun tidak mengetahui jarak waktu antara putusan dan eksekusi ekstradisi. Kendati demikian, Widodo yakin Pemerintah Singapura akan membantu proses ekstradisi tersebut. Ini lantaran ada perjanjian bantuan hukum timbal balik (MLA) yang dijalin dengan Indonesia. 

    Di sisi lain, dia menjelaskan, saat ini Pemerintah Indonesia sedang melengkapi dokumen tambahan yang dimintakan Kamar Jaksa Agung Singapura (AGC). Dokumen tersebut terkait dengan bukti-bukti yang berhubungan dengan perkara Paulus Tannos di Indonesia.

    “Semua dokumen sudah masuk, sudah lengkap, tapi kan ada beberapa hal yang perlu mungkin penekanan dari beberapa alat bukti, ya, terkait dengan affidavit-nya dan lain sebagainya,” kata Widodo.

  • Pesan Jokowi saat Dikunjungi Peserta Sespimmen Polri di Kediaman Pribadinya

    Pesan Jokowi saat Dikunjungi Peserta Sespimmen Polri di Kediaman Pribadinya

    GELORA.CO – Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi kedatangan tamu dari peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Serdik Sespimmen) Kepolisian RI (Polri) Pendidikan Reguler (Dikreg) ke-65. Sespimmen Polri merupakan sekolah staf dan pimpinan menengah Polri dengan peserta didik perwira menengah dengan pangkat ajun komisaris besar dan komisaris.

    Momen kunjungan Serdik Sespimmen Polri di kediaman Jokowi di Gang Kutai 1 Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo itu berlangsung pada Kamis, 17 April 2025. Ajudan Jokowi Komisaris Syarif Muhammad Fitriansyah juga sedang menempuh pendidikan di Sespimmen Polri Dikreg ke-65 tersebut. 

    Patun Pokjar II Serdik Sespimmen Dikreg ke-65 Komisaris Besar Denny mengatakan kedatangan mereka hari itu untuk silaturahmi dengan Jokowi. “Bersilaturahmi dengan Bapak Jokowi sekalian meminta masukan untuk perkembangan ke depannya,” kata Denny seusai pertemuan dengan Jokowi di dalam rumah. 

    Menurut Denny, perkembangan ke depan yang dimaksud berkaitan kepemimpinan agar bisa menghadapi tantangan global pada era digital, kecerdasan buatan atau kecerdasan artifisial (AI) serta robotic.  

    Dalam kesempatan itu, mereka juga mendapatkan masukan dari Jokowi agar terus meningkatkan sinergitas antara Polri dan TNI sehingga lebih baik ke depannya dan bisa dicintai oleh masyarakat serta dapat menjadi panutan. “Ya intinya beliau (berpesan) untuk menjadi anggota Polri dan TNI yang lebih baik ke depan dan bisa dicintai oleh masyarakat dan menjadi panutan untuk masyarakat,” kata dia.

  • Tampang Aiptu Lilik Cahyadi, Oknum Polisi Polres Pacitan Diduga Perkosa Tahanan Wanita di Dalam Sel

    Tampang Aiptu Lilik Cahyadi, Oknum Polisi Polres Pacitan Diduga Perkosa Tahanan Wanita di Dalam Sel

    GELORA.CO –  Inilah tampang Aiptu Lilik Cahyadi, oknum polisi Polres Pacitan, Jawa Timur.

    Seperti diketahui, nama Aiptu Lilik Cahyadi belakangan ini tengah ramai jadi perbincangan publik.

    Bagaimana tidak, hal ini terjadi usai dirinya tersandung dalam skandal tindak asusila berupa rudapaksa.

    Yang mana, Aiptu Lilik Cahyadi diduga telah rudapaksa seorang tahanan wanita berinisial PW (21) di dalam sel.

    Sebagaimana dikutip Pojoksatu.id dari akun media sosial platform X milik @txtdrimedia pada Minggu (20/4/2025).

    Dalam unggahannya, publik ramai menyoroti kasus tersebut lantaran menyeret sosok oknum polisi.

    Beberapa di antaranya juga turut mencecar sikap Lilik usai diduga telah melakukan tindak asusila terhadap tahanan wanita.

    “Aiptu Lilik Cahyadi itu polisi kan? Ooh pantesan kelakuannya begitu,” cuitan akun @apelrebusajaib.

    “Hukuman ke pelaku sebaiknya lebih berat. Penegak hukum, harusnya lebih taat dan patuh hukum,” ketik @acsivd.

    “Agama hanya kedok belaka betul kata Almarhum dalang Ki Enthus Buat uji iman seseorang coba sekamar sama yang bukan pasangan resminya,” cuit @xxxaryadi.

    Akibat tuduhan tersebut, pihak kepolisian bergegas mengamankan pelaku terkait perkara yang disampaikan korban.

    Sebagaimana halnya yang dikonfirmasi langsung oleh Kepala Polres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar.

    Ayub menuturkan bahwa terduga pelaku berpotensi dikenakan sanksi berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH).

    Namun, sanksi tersebut akan diberlakukan apabila Lilik selaku anggota polisi Polres Pacitan terbukti melakukan tindak rudapaksa.

    “Anggota bersangkutan sudah kami tarik dari tugas dan sedang dalam pemeriksaan. Jika terbukti, sanksi bisa sampai PTDH,” jelasnya yang dikutip dari portal Pojoksatu.id.

    Hingga saat ini, korban diketahui tengah diinterogasi lebih lanjut dan menjalani pemeriksaan medis.

    Tidak lain, hal ini untuk memperkuat tuduhan terhadap Lilik yang diduga telah melakukan rudapaksa kepada korban. ***

  • Viral Oknum Anggota Polisi di Subang Sebut Seniman Itu ‘Murahan’, Kini Minta Maaf Ngaku Khilaf

    Viral Oknum Anggota Polisi di Subang Sebut Seniman Itu ‘Murahan’, Kini Minta Maaf Ngaku Khilaf

    GELORA.CO – Tengah viral di media sosial, seorang oknum anggota polisi di Subang diduga hina profesi seniman.

    Dalam video diunggah di kanal YouTube Rusdy Oyag Percussion tersebut,  oknum polisi di Subang merendahkan profesi seniman saat naik panggung dalam acara hajatan di Kampung Melong, Desa Jambelaer, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang, Sabtu (19/04/2025).

    Dalam video tersebut, oknum polisi menyebutkan “orang seni itu murahan, orang seni itu nggak bakal ada yang kaya, sengsara semua orang seni itu,”.

    Oknum polisi tersebut diduga dalam keadaan mabuk.

    Kendati begitu, pernyataan ini pun sontak memicu kekecewaan para seniman di Subang.

    Setelah viral aksinya tersebut, oknum polisi berhasil diamankan.

    Ia juga menyampaikan permintaan maafnya kepada para seniman.

    Lewat Instagram @polres_subang, anggota Polsek Kalijati, Aiptu Hendra Gunawan 

    “Saya Aiptu Hendra Gunawan selaku Bhabinkamtibnas desa Jambelaer, Dawuan, Polsek Kalijati, Polres Subang meminta maaf kepada seluruh warga masyarakat berikut selaku seni khususnya Kabupaten Subang yang telah tersakiti sama saya atas tutur kata yang kurang menyenangkan, sekali lagi saya memohon maaf yang sebesar-besarnya dari hati. Mohon dibukakan untuk pintu maaf bagi saya, demikian dari saya,” kata Aiptu Hendra Gunawan.

    Sementara, Tokoh Seniman Subang, Joni Januar mendampingi Aiptu Hendra mengatakan bahwa oknum polisi sudah meminta maaf atas kesalahannya.

    “Salam seni budaya, saya mendampingi Aiptu Hendra Gunawan atas ucapannya yang tadi siang daerah  Jambelaer, beliau ada kekhilafan mengucapkan sehingga kita pelaku seni merasa tersakiti, tapi alhamdulilllah disaksikan Kapolsek, Prompam dan Kasat Intelkam sudah clear bahwa yang bersangkutan sudah tulus meminta maaf atas kekhilafan ucapannya yang viral, sekali lagi mohon dibukakan pintu maaf yang bersangkutan tidak mengulanginya lagi,” tandasnya.

  • Oknum Militer Diduga Sudah Keluar Barak dan Mulai Masuk ke Kampus, Benarkah UU TNI Jadi Alat Intervensi?

    Oknum Militer Diduga Sudah Keluar Barak dan Mulai Masuk ke Kampus, Benarkah UU TNI Jadi Alat Intervensi?

    GELORA.CO –  Pasca disahkannya RUU TNI oleh DPR serta Presiden Prabowo, narasi akan munculnya kembali Dwi Fungsi mulai dirasa menghantui.   

    Dimulai dari aksi penolakan terhadap rapat diam-diam menjelang pengesahan, Rancangan Undang-Undang TNI juga disebut-sebut telah mengkhianati amanat Reformasi.

    Kekhawatiran akan lahirnya kembali Dwi Fungsi pasca Undang-Undang TNI, kian menjadi usai sejumlah kampus didatangi Orang tak dikenal yang ditengarai sebagai Intelijen.

    Dari sebuah unggahan video yang kini viral, jagat maya dibuat heboh dengan kemunculan sosok pria misterius diduga Intel TNI di tengah-tengah diskusi sekelompok mahasiswa.

    Selain di Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang, Jawa Tengah; kabar militer masuk kampus juga sempat menggemparkan Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.

    Terkait dengan berkembangnya narasi telah terjadi intimidasi oleh sejumlah oknum TNI, Kapuspen TNI Brigjen Kristomei Sianturi memberi tanggapan.

    Menurut Kepala Pusat Penerangan TNI, narasi adanya intimidasi ataupun intervensi yang kini menyoroti institusi TNI merupakan sebuah kekeliruan.

    Sosok Misterius yang berusaha menyusup dalam acara diskusi mahasiswa di UIN Walisongo, menurut Kapuspen bukan merupakan seorang anggota TNI.

    Sementara kedatangan anggota TNI ke dalam kampus UI, menurut Kapuspen karena ingin menghadiri undangan diskusi yang sebelumnya dilayangkan mahasiswa.

    Untuk itu, Kapuspen meminta agar pihak-pihak tak bertanggung jawab yang gencar membuat narasi adanya intimidasi dan intervensi tidak memperkeruh situasi.

    Memiliki tupoksi perangkat pertanahan negara, TNI menurut Kapuspen telah banyak menjadikan kampus sebagai mitra.

    “TNI AD telah bekerja sama dengan Universitas tertentu untuk mengembangkan drone, ada simbiosis mutualisme disitu,” jelas Kapuspen.

    Selain disampaikan oleh Kapuspen TNI, pendapat senada juga sempat disampaikan oleh Brian Yuliarto selaku Mendikti Saintek.

    Menurut Mendikti, perguruan tinggi di Indonesia merupakan tempat yang terbuka untuk bekerjasama dengan seluruh pihak termasuk TNI.

    “Kita sangat terbuka untuk pengembangan pengetahuan, riset dan juga teknologi, jadi saya pikir di  kampus kita terbuka,” jelasnya.

    Terkait dengan kedatangan dugaan adanya intimidasi oleh oknum anggota TNI di sejumlah kampus, Pengajar Hukum Tata Negara Jentera Institut memberi tanggapan.

    Menurut Bivitri Susanti, institusi TNI perlu memahami bagaimana kondisi psikologis dari para mahasiswa sebagai Agen Perubahan.

    Mengacu pada aksi unjuk rasa pengesahan RUU TNI yang berakhir kisruh dan histori Dwi Fungsi di era Orde Baru, militer perlu lebih cermat dalam menjaga jarak dengan kampus.

    “Ketakutan terhadap RUU TNI dan trauma di masa Orba itu tinggi sekali, jadi harus dipahami relasi antara TNI dengan warga biasa,” ujar Bivitri.***

  • Purnawirawan TNI Harusnya Menghormati Pilihan Rakyat

    Purnawirawan TNI Harusnya Menghormati Pilihan Rakyat

    GELORA.CO – Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia (DPP PSI) menolak tuntutan pergantian Wakil Presiden hasil Pemilu 2024, yang disuarakan oleh sejumlah purnawirawan TNI. PSI menilai tuntutan tersebut dapat merusak kepercayaan publik terhadap proses demokrasi di Indonesia.

    Wakil Ketua Umum DPP PSI, Andy Budiman, menyampaikan bahwa mandat rakyat yang diberikan melalui pemilihan umum harus dihormati hingga masa jabatan berakhir.

    “Lebih dari 96 juta rakyat telah memilih pasangan Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024. Tuntutan untuk mengganti Wakil Presiden jelas mengabaikan kedaulatan rakyat,” ujar Andy dalam pernyataannya, Minggu (20/4).

    Menurutnya, desakan kepada MPR untuk mencopot Presiden atau Wakil Presiden tanpa dasar hukum yang kuat akan menjadi preseden buruk bagi demokrasi ke depan.

    “Siapa pun tidak boleh menekan MPR hanya karena alasan suka atau tidak suka. MPR tidak boleh kembali menjadi lembaga tertinggi negara yang bisa mencopot Presiden atau Wakil Presiden seperti pada masa Orde Baru,” tegasnya.

    PSI juga menilai bahwa tuntutan tersebut hanya menciptakan kegaduhan politik yang dapat mengganggu ketenteraman masyarakat. Andy mengajak semua pihak untuk menyelesaikan perbedaan politik melalui mekanisme demokrasi yang telah disepakati.

    “Purnawirawan TNI seharusnya menjadi teladan dengan menghormati hasil pilihan rakyat, bukan melakukan manuver politik jangka pendek,” tutupnya.

  • Jangan cuma Berani ke Pengamat, tapi ke Kolega Juga

    Jangan cuma Berani ke Pengamat, tapi ke Kolega Juga

    GELORA.CO – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman jangan hanya berani kepada pengamat, melainkan juga harus bernyali kepada koleganya yang disebut-sebut terseret kasus tindak pidana korupsi.

    Demikian disampaikan pengamat politik Refly Harun dalam video yang diunggah di kanal YouTube Refly Harun berjudul “Sempat Viral Prabowo Sebut RH-RG! Kini Mentan Omong Pengamat Musuh Negara Negara! Lengkap Klarifikasi!!” yang diunggah pada Sabtu, 19 April 2025.

    Dalam video itu, Refly Harun menyoroti adanya pemberitaan yang menyebutkan akan ada pengamat terkenal dari sebuah perguruan tinggi negeri (PTN) ternama yang akan masuk penjara karena melakukan korupsi, dan bahkan pengamat itu disebut sering melontarkan kritikan.

    “Saya orang yang selalu mendorong siapa pun yang tahu kejahatan seperti itu, terbuka saja, laporkan kepada polisi. Tapi jangan kejahatan yang dianggap kejahatan, seperti berbeda pendapat, dulu melanggar prokes itu sih ecek-ecek namanya, tapi kalau korupsi, kongkalikong laporkan, jadi saya pun juga mendukung, asal memang benar,” kata Refly seperti dikutip RMOL, Minggu 20 April 2025.

    Bukan hanya melaporkan pengamat ke aparat penegak hukum, kata Refly, Mentan Amran juga harus berani melaporkan koleganya sesama menteri yang diduga banyak melakukan korupsi, seperti kasus BTS, kasus hutan, minyak goreng, tambang, dan lainnya.

    “Itu bukan hanya Rp5 miliar sebagaimana disinyalir oleh Mentan ini, tapi triliunan sudah. Berani nggak mengungkapkan atau mengucapkannya? Ya mungkin tidak berani, karena tidak langsung terkait dengan Kementerian Pertanian,” kata Refly.

    Refly juga turut membacakan berita yang berisi pengakuan Mentan Amran terkait adanya upaya lobi-lobi dari pejabat yang meminta agar memaafkan kasus pengamat terlibat proyek fiktif yang merugikan keuangan negara mencapai Rp5 miliar di Kementerian Pertanian.

    “Bro Amran Sulaiman, anda paham nggak, kalau anda menyebutkan ada pejabat yang melobi agar dibebaskan, maka pejabat itu kena, pejabat itu anda laporkan juga karena dia sudah melakukan yang namanya obstruction of justice ya,” tegas Refly.

    Meski begitu, Refly juga mengingatkan kepada para pengamat untuk berfokus menjadi pengamat  yang lurus dan tidak bermain proyek sana-sini.

    “Menjadi pengamat itu di Indonesia ini jauh lebih berat dibandingkan menjadi pejabat,” kata Refly.

    “Kenapa? Karena tuntutan untuk lurus, untuk menjaga integritas, lebih tinggi daripada penjabat. Lebih tinggi daripada penegak hukum, lebih tinggi daripada hakim, lebih tinggi daripada jaksa,” sambungnya.

    Selain itu, Refly meminta agar perbuatan seseorang tidak dikait-kaitkan dengan kritikan yang disampaikan. Mengingat, kritik harus dibalas dengan kritik atau adu data.

    “Jadi kalau misalnya ada orang yang mengkritik, jangan kita kait-kaitkan wah dia ada proyek dan lain sebagainya dan lain sebagainya. Kalau misalnya ada korupsi di Rp5 miliar, ya sebutkan, tapi jangan kaitkan dengan kritiknya selama ini,” kata Refly.

    “Kalau begitu nanti kita makin distrust society ya kan. Tapi saya tetap dukung orang-orang yang berani mengungkapkan kebenaran, terutama ada kasus korupsi. Bahkan bila perlu, tidak hanya berani kepada seorang pengamat, ke koleganya juga, nah itu baru keren,” pungkas Refly.

  • Menag Geram, Jan Hwa Diana Tega Potong Gaji Karyawan Jika Pergi Salat Jumat

    Menag Geram, Jan Hwa Diana Tega Potong Gaji Karyawan Jika Pergi Salat Jumat

    GELORA.CO – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar akan mempelajari kasus pemotongan gaji karyawan UD Sentosa Seal, bila mana karyawan melaksanakan sholat Jumat melebihi waktu istirahat. Adapun perusahaan yang dimiliki Jan Hwa Diana belakang ini viral karena kasus dugaan penahanan ijazah.

    Menag Nasaruddin mengaku, hingga kini pihaknya belum menerima laporan apapun atas kejadian tersebut.

    “Saya akan pelajari (dugaan pemotongan gaji). belum dapat ke saya itu laporannya,” kata Nazaruddin Umar di asrama haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (19/4/2025).

    Diketahui, perusahaan Diana diduga membatasi waktu pelaksanaan salat Jumat bagi karyawan. Perusahaan diduga hanya memberikan waktu selama 20 menit bagi karyawan yang ingin melaksanakan sholat Jumat.

    Namun jika melebihi batas waktu tersebut, maka karyawan harus siap menerima denda atau pemotongan gaji.

    Terpisah, Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer (Noel) sebelumnya melakukan inspeksi mendadak ke UD Sentosa Seal, yang berlokasi di Pergudangan Surya Mulia Permai H-14, Margomulyo, Surabaya, pada Kamis (17/4/2025).

    Setelah sidak, Noel menegaskan praktik penahanan ijazah milik karyawan oleh perusahaan tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun.

    Dia mengimbau kepada para pekerja yang merasa ijazahnya ditahan oleh perusahaan tempat mereka bekerja, agar segera melapor ke aparat kepolisian serta Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) di wilayah masing-masing.

    “Saya minta, jika ijazah yang ditahan segera dikembalikan. Kedatangan saya hanya urusan ijazah mantan karyawan. Soal lain, adalah tugas Pemda dan Polri,” ujar Noel.

    Ia menambahkan bahwa negara memiliki tanggung jawab untuk melindungi tidak hanya pelaku usaha, tetapi juga para pekerja. Oleh karena itu, dirinya meminta agar kedatangannya tidak dianggap sebagai bentuk intimidasi terhadap Perusahaan.

  • Jokowi Beri Arahan Peserta Sespimen Polri di Rumahnya

    Jokowi Beri Arahan Peserta Sespimen Polri di Rumahnya

    GELORA.CO – Peserta Didik Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Serdik Sespimmen) Polri Pendidikan Reguler (Dikreg) ke-65 menemui Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

    Akun instagram @Sespimmen65 sempat mengunggah video saat pihaknya bertemu dengan Jokowi di Solo.

    Namun, pada Sabtu (19/4/2025) pukul 16.00 WIB, unggahan tersebut sudah tidak tersedia.

    Patun Pokjar II Serdik Sespimmen Dikreg ke-65, Kombes Denny membenarkan pihaknya mengunjungi kediaman Jokowi di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah pada Kamis (17/4/2025).

    Di dalam rombongan peserta terdapat Ajudan Jokowi, Kompol Syarif Fitriansyah bersama peserta lain yang menempuh pendidikan Serdik Sespimmen Dikreg ke-65.

    Kombes Denny mengatakan, pertemuan merupakan bentuk silaturahmi peserta didik dengan Jokowi.

    “Bersilaturahmi dengan bapak Jokowi sekalian meminta masukan untuk perkembangan ke depannya,” kata Kombes Denny, dalam keterangannya, setelah pertemuan, Sabtu.

    Dia berkata, perkembangan ke depan berkaitan kepemimpinan agar bisa menghadapi tantangan global pada era digital, kecerdasan buatan atau kecerdasan artifisial (AI) serta robotic.

    Denny menambahkan arahan Jokowi, mengharapkan sinergitas antara Polri dan TNI ditingkatkan.

    “Intinya beliau (berpesan) untuk menjadi anggota pori dan TNI yang lebih baik ke depan,” katanya.

    “Dan bisa dicintai oleh masyarakat dan menjadi panutan untuk masyarakat,” lanjutnya.

    Sebagai informasi, Sespimmen Polri merupakan sekolah staf dan pimpinan menengah Polri. Dengan peserta didik perwira menengah Polri dengan pangkat AKBP dan Kompol.

    Tujuannya, untuk menghasilkan perwira dengan kemampuan manajerial tingkat menengah, moralitas, integritas, serta wawasan kebangsaan dan kepemimpinan strategis.

  • Bangun tidur tetiba pengin masuk Islam, Marcell Darwin ungkap reaksi ibunya yang berdarah Jerman

    Bangun tidur tetiba pengin masuk Islam, Marcell Darwin ungkap reaksi ibunya yang berdarah Jerman

    GELORA.CO –  Hidayah Islam seringkali datang tanpa diduga. Seperti yang dialami oleh Marcell Darwin. Aktor blasteran Jerman tersebut memilih menjadi mualaf sebelum menikahi Nabila.

    Marcell yang awalnya pemeluk Katolik memutuskan untuk memeluk Islam pada November 2019. Beberapa bulan kemudian, dia menikahi Nabila. Keduanya kini dikaruniai putra bernama Benjamin Qeenan Darwin.

    Uniknya, Keputusan Marcell Darwin untuk berpindah agama datang secara tiba-tiba. Tidak ada peristiwa khusus yang akhirnya membuatnya mengucap dua kalimat syahadat. “Awalnya gue enggak tahu kenapa gue mau masuk Islam. Jadi dari gue bangun tidur tiba-tiba,” katanya dikutip dari Youtube Kasisolusi.  

    Enggak pakai pikir dua kali, dia langsung memberitahukan niatnya menjadi mualaf pada Nabila yang saat itu masih jadi kekasih. “Gue telepon istri gue, ‘Sayang aku mau masuk Islam’. Dia yang kayak ‘Kenapa lo tiba-tiba mau masuk Islam?,” kenang Marcell.

    Lalu dia langsung meluncur ke kediaman Nabila dan diperkenalkan dengan Aa Reza. “Habis itu gue ke tempatnya dia. Dia kenalin gue ke saudaranya Ustaz, Aa Reza. Di situ gue mualaf baca syahadat.”

    Kini dia merasa, pilihannya memeluk Islam merupakan panggilan. “Makin ke sini kayaknya kenapa gue masuk Islam kayaknya panggilan ya. Tiba-tiba gue bangun tidur langsung ‘Gue mau mau masuk Islam gitu. Jadi gue enggak pernah tahu alasannya kenapa. Banyak orang yang bilang ya itu panggilan, karunia.”

    Reaksi keluarga Marcell Darwin

    Marcell merupakan anak bungsu dari pasangan Rocky Darwin yang berdarah Makassar dan Annelie yang berdarah Jerman.

    Reaksi ibu dan keluarga Santai soal perpindahan keyakinannya. “Pas gue mau mualaf, gue bilang sama nyokap gue. Nyokap gue santai aja, ‘Oh ya udah itu emang pilihan kamu’,” ucapnya mengenang respons Annelie.

    Kebetulan kakaknya sudah terlebih dulu memeluk Islam, “Kakak gue juga mualaf.” Ibunya memberikan kebebasan pada anak-anaknya.  “Nyokap gue Jerman jadi boleh. Jadi ya memang santai aja. ‘Ya udah kalau emang itu pilihan lo ya udah’.” Ternyata, kakek Marcell merupakan seorang muslim.

    Keluarga besarnya menyambut baik Keputusan Marcell Darwin saat berpindah keyakinan dari Katolik ke Islam.

    “Enggak apa-apa, santai aja. Keluarga gue sampai ke keluarga besar juga enggak jadi masalah. Mau mau lo mualaf, mau lo masih tetap Katolik, lo mau apa enggak ada masalah. Keluarga gue tetap ngerangkul gue dan kakak gue, malah makin dekat,” katanya.

    Hingga kini, toleransi beragama di keluarganya masih berjalan. “Santai aja, Natal gue tetap datang kok. Jadi enggak ada yang dibeda-bedakan. Terus kayak misalkan gue Lebaran, keluarga gue juga yang non muslim juga ngucapin.” ***