Author: Gelora.co

  • Pacarnya Diganggu Makhluk Halus, Pria Ini Panggil Petugas Damkar untuk Usir Setan

    Pacarnya Diganggu Makhluk Halus, Pria Ini Panggil Petugas Damkar untuk Usir Setan

    GELORA.CO –  Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Lampung Selatan membantu warga untuk mengusir makhluk halus di tempat kos pacarnya, di Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan, Lampung.

    Berdasarkan video yang dilihat Okezone, Petugas Pemadam Kebakaran mendatangi lokasi untuk mengecek laporan korban soal diganggu setan.

    “Izin melaporkan aman terkendali tidak ada pengganggunya, ada pak RT,” ujar perekam, dikutip Okezone, Jumat (11/7/2025).

    Saat dikonfirmasi, Kabid Damkarmat Lampung Selatan Rully Fikriansyah mengatakan, pihaknya menerima laporan pada Kamis (9/7) sekitar pukul 01.41 WIB.

    “Kami terima laporan dari seorang pemuda yang kebetulan pacarnya ngekos di lingkungan Pemda. Dia mengaku pacarnya mendengarkan suara keributan seperti banyak yang jalan dan berlalu lalang di depan kosan serta ketukan pintu,” ujarnya.

    Menerima laporan tersebut, kata Rully, pihaknya langsung menerjunkan tim dari Posko Mako Kalianda ke lokasi untuk mengecek kosan tersebut.

    “Kebetulan lokasi kosan dengan kantor berdekatan. Lalu Satu tim kami turunkan untuk melakukan pengecekan, saat dicek ternyata kosong,” ucapnya.

    Rully menambahkan, untuk kenyamanan, petugas memanggil RT setempat untuk melakukan pengecekan bersama di sekitar lokasi kosan.

    “Kita minta bantuan pak RT untuk lakukan pengecekan juga jadi kita tidak bisa asumsi orang atau ODGJ. Saat tiba di lokasi ternyata tidak ada apa-apa dan sepi,” ungkapnya.

    Selanjutnya Rully mengimbau bagi seluruh masyarakat jangan segan-segan meminta pertolongan kepada Petugas pemadam kebakaran. Simpan nomor call center baik Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan maupun call center lainnya.

    “Sehingga jika ada hal-hal darurat yang dialami masyarakat dapat segera menghubungi call center Damkar Lampung Selatan untuk meminta pertolongan,” tandasnya.

  • Viral! Ridwan Kamil Protes ke Petugas Bandara Ngurah Rai Bali, Ada Apa?

    Viral! Ridwan Kamil Protes ke Petugas Bandara Ngurah Rai Bali, Ada Apa?

    GELORA.CO – Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadi sorotan publik usai videonya viral saat protes kepada petugas Bandara Ngurah Rai, Bali.

    Hal tersebut dikarenakan Ridwan Kamil mengalami keterlambatan penerbangan di bandara tersebut karena kendala proyek pengaspalan di area runway bandara.

    Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, Ridwan Kamil yang biasa disapa Kang Emil terlihat berada di antara para penumpang pesawat maskapai Super Air Jet dengan rute Denpasar-Jakarta.

    “Kami punya hak sebagai yang bayar. Mau bicara ke pengambil keputusan. Ya udah, telepon!” kata Kang Emil.

    Mendengar permintaan dari Kang Emil, petugas bandara tampak tidak merespons, ia hanya berusaha menenangkan mantan Gubernur Jabar tersebut dan penumpang lainnya.

    “Bilang, Pak Ridwan mau bicara. Nanti kan keluar jawabannya, ‘saya tidak mau bicara’ selesai. Saya pengen denger,” imbuhnya.

    Penerbangan yang semula dijadwalkan berangkat pada Jumat malam, 11 Juli 2025 pukul 21.30 Waktu Indonesia Tengah atau WITA, mengalami penundaan beberapa kali sebelum akhirnya dibatalkan mendadak hanya 10 menit sebelum keberangkatan.

    Menurut keterangan dalam video yang beredar, pihak maskapai sempat menjanjikan penerbangan ulang yakni pada Sabtu dini hari pukul 01.40 WITA. Namun tidak lama kemudian mengumumkan pembatalan.

    Kemudian Kang Emil dan penumpang lainnya diinformasikan bahwa penerbangan akan dijadwalkan ulang pada pukul 08.00 WITA.

    Selain itu, penumpang lain juga tampak kecewa karena fasilitas di bandara yaitu seperti pendingin ruangan telah dimatikan.

    “2.30, ini AC central juga sudah mati,” kata seorang penumpang pesawat.

    Lebih lanjut, menurut Kang Emil bahwa pihak bandara maupun maskapai tidak solutif.

    “Kesimpulannya, sebagai pihak bandara maupun pihak Air Jet tidak solutif. Karena kalian berdua bukan pengambil keputusan. Kalian hanya kurir, yang menyampaikan pesan orang,” tutur Kang Emil.

    “Kami ingin mendengar dari pengambil keputusan. Yang teknis namanya direktur terminal, yang Air Jet namanya kapten pesawat. Itu dua pihak. Kami perlu mendengarkan penjelasan apa. Keputusannya apa, anda tidak laksanakan. Anda tidak berani,” imbuhnya.

    Hingga akhir video, belum ada kejelasan dari pihak maskapai maupun bandara terkait penyelesaian permasalahan tersebut. 

    Sementara itu, Kang Emil sendiri juga belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai kejadian tersebut.***

  • Detik 23.25.19 Tiba-tiba jadi 23.25.53

    Detik 23.25.19 Tiba-tiba jadi 23.25.53

    GELORA.CO – Kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (39) masih misteri. Kejanggalan demi kejanggalan mulai terungkap. Salah satunya dari rekaman CCTV di lokasi kos korban di kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat itu.

    ‎Diketahui bahwa rekaman CCTV Arya Daru Pangayunan terakhir tercatat pada pukul 23.36 WIB. Setelah itu, tidak ada lagi aktivitas yang terekam hingga Arya ditemukan tak bernyawa pada pagi harinya, 8 Juli 2025. Tubuh Arya ditemukan di kamarnya, dengan kepala terbungkus lakban kuning dan seluruh badan tertutup selimut.

    Namun, ada kejanggalan dalam rekaman CCTV itu, bahwa pada detik 23.25.19 tiba-tiba menjadi 23.25.53. Rekaman video itu terjadi pada Selasa 8 Juli 2025 pagi. Tepatnya usai mendapat laporan dari istri Arya jika sang suami tak merespons telepon.

    Selain itu ada pula dalam video menampilkan penjaga kos bersama seorang pria lain tengah berusaha membuka paksa kamar Arya dari jendela dan video menunjukkan kegiatan mendiang sebelum ditemukan meninggal dunia.

    Kemudian, kamera CCTV menangkap penjaga kos yang berusaha masuk dengan mencongkel jendela kamar bersama seorang pria lain yang merekam kejadian. Tampak keduanya tidak dalam kondisi panik dan atau khawatir adanya mayat di dalam kos tersebut.

    Telihat santai masuk ke dalam.  Sementara jendela tak berteralis yang dicongkel dari samping, padahal kuncinya berada di tengah. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa keduanya terlihat santai? Lalu meninggalkan kamar dalam keadaan terbuka. 

    Dalam video lainnya memperlihatkan aktivitas terakhir Arya pada malam sebelumnya. Namun rekaman CCTV di kos Menteng justru tidak menangkap arah pintu kamar korban.

    Adapun rekaman detik-detik terakhir Arya yang terekam menunjukkan ia keluar dari kamarnya pada Senin malam 7 Juli 2025 pukul 23.24 WIB, membawa sebuah kantong plastik hitam berukuran cukup besar. Hingga kini, belum diketahui isi dari kantong tersebut. Dalam video, Arya juga terlihat membuka seluruh kancing bajunya sambil berjalan kembali ke kamar.

    ‎Hal ini lantas menimbulkan tanda tanya besar di kalangan masyarakat, apakah kamera sengaja diubah atau mengalami gangguan teknis. Hanya waktu yang menjawab.

    Apa kata kriminolog?

    Pakar hukum pidana dari Universitas Borobudur (Unbor) yang juga kriminolog, Hudi Yusuf, menduga diplomat muda itu dibunuh, sebab tak ada kejahatan yang sempurna. Bahkan jika di kasus-kasus bunuh diri hampir tidak ada cara menghakhiri hidupnya dalam waktu yang lama. 

    “Bunuh diri cenderung ingin cepat meninggal. Maka dugaan kuat saya adalah pembunuhan dan pelaku menghilangkan jejak, tetapi saya yakin tidak ada kejahatan yang sempurna dan tidak ada kejahatan yang tidak meninggalkan petunjuk,” kata Hudi kepada Monitorindonesia.com, Sabtu (12/7/2025).

    Pun, Hudi berharap agar kasus ini diusut sampai tuntas dan tak ada yang ditutup-tutupi. “Saya berharap aparat penegak hukum melakukan penyelidikan sedetil mungkin untuk mengungkap kejadian tersebut,” tandas Hudi.

    Kriminolog Haniva Hasna juga menduga bahwa Arya Daru adalah korban pembunuhan. Menurut Haniva, penggunaan lakban sangat jarang sekali digunakan dalam kasus-kasus bunuh diri. 

    Sebab, secara logika, korban akan memilih menggunakan cara cepat untuk mengakhiri hidupnya. “Sangat memungkinkan bahwa ini adalah kasus pembunuhan, karena kita kan perlu melihat ya seberapa ketat dia melilitkan lakban ini.”

    “Diawali dari mana dulu apakah dari kening apakah dari leher apakah dari dagu. Sementara kalau lakban dia harus menggunakan peralatan yang lebih lama dia kehilangan nyawanya dan membutuhkan keterampilan khusus,” jelas Haniva.

    Pun, Haniva menganalisis ada dua kemungkinan penggunaan lakban di mulut terhadap korban. Kemungkinan pertama adalah upaya untuk membungkam agar korban tidak boleh berteriak.

    “Berarti, kasus ini menjadi kasus yang sangat-sangat kompleks karena sudah dipersiapkan dengan rapi oleh pelaku,” demikian Haniva.

    Kini Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya mengambil alih kasus kematian misterius Arya Daru. Wadirreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Putu Kholis Aryana mengatakan akan melakukan proses penyelidikan secara lebih mendalam dan komprehensif.

    Namun, pihaknya belum dapat menyampaikan perkembangan penanganan kasus tersebut. “Betul masih dalam penyelidikan,” kata AKBP Putu, Kamis (10/7/2025).

  • Diamankan, Ternyata Pelaku Lempar Batu ke Komuter Arah Bogor Dua Bocah Iseng

    Diamankan, Ternyata Pelaku Lempar Batu ke Komuter Arah Bogor Dua Bocah Iseng

    GELORA.CO – Sebuah kereta rel listrik (KRL) menjadi sasaran aksi pelemparan saat melintas di wilayah Bogor pada Jumat (11/7/2025). Akibatnya, kaca pintu KRL itu mengalami kerusakan. 

    Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polresta Bogor Ipda Eko Agus mengatakan, pelaku pelemparan juga telah diserahkan oleh pihak KAI kepada aparat kepolisian. Namun, pelaku pelemparan itu masih bestatus di bawah umur, yaitu dua orang bocah laki-laki masing-masing berusia 8 dan 10 tahun.

    “Pelaku masih di bawah umur,” kata dia melalui keterangannya, Sabtu (12/7/2025).

    Eko menjelaskan, kronologi pelemparan itu bermula ketika anak-anak sedang bermain di pinggir rel kereta, sekitar Kampung Ardio, Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, pada Jumat pukul 16.30 WIB. Ketika itu, pelaku secara iseng melemparkan batu kecil ke arah kereta api yang melintas dari arah Jakarta menuju Stasiun Bogor. 

    Setelah itu, petugas KAI melakukan penyisiran di sekitar tempat kejadian perkara (TKP). Alhasil, pelaku pelemparan itu ditemukan oleh petugas di sekitar TKP pada pukul 17.20 WIB.

    “Menurut pengakuan, pelaku sedang main lempar-lemparan berdua dengan temannya,” kata Eko.

    Setelah itu, petugas KAI kemudiam mendatangi rumah orang tua pelaku pelemparan tersebut. Ketika kembali ditanya oleh petugas, pelaku mengakui bahwa lemparannya mengenai kaca jendela pintu KRL.

    Walhasil, kedua pelaku bersama orang tuanya masing-masing dibawa ke Stasiun Bogor. Kemudian, penanganan kasus itu diserahkan ke Polsek Bogor Tengah. Namun, pihak orang tua pelaku menyatakan siap bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.

    Menurut Eko, kedua belah pihak akhirnya sepakat untuk menyelesaikan kasus itu melalui pernyataan tidak akan mengulangi perbuatan. Pasalnya, kedua pelaku masih bestatus di bawah umur.

    “Dikarenakan pelaku masih di bawah umur, kedua belah pihak sepakat untuk membuat pernyataan yangg isinya tidak akan mengulangi perbuatan tersebut,” kata dia. 

    Sebelumnya, VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus, mengatakan aksi pelemparan itu menyebabkan kaca pintu kereta terakhir pada rangkaian Commuter Line CLI-125 mengalami retak di sisi kiri kereta. Namun, ia memastikan tidak ada penumpang yang terluka akibat peristiwa tersebut. 

    “Tidak ada korban dari pengguna atas pelemparan ini,” kata Joni saat dikonfirmasi Republika, Sabtu.

    KAI sangat menyesalkan adanya tindakan tersebut. Pasalnya, tindakan itu dinilai sangat berbahaya dan mengancam keselamatan para pengguna serta petugas yang berada di dalam Commuter Line, selain juga menimbulkan kerugian material.

    “Dampak dari pecahnya kaca di Kereta CLI-125 ini mengakibatkan rangkaian Commuter Line tersebut tidak dapat beroperasi selama tiga hari karena membutuhkan proses perbaikan dan penggantian kaca pintu kereta,” kata Joni. 

    Setelah itu, petugas KAI kemudiam mendatangi rumah orang tua pelaku pelemparan tersebut. Ketika kembali ditanya oleh petugas, pelaku mengakui bahwa lemparannya mengenai kaca jendela pintu KRL.

    Walhasil, kedua pelaku bersama orang tuanya masing-masing dibawa ke Stasiun Bogor. Kemudian, penanganan kasus itu diserahkan ke Polsek Bogor Tengah. Namun, pihak orang tua pelaku menyatakan siap bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.

    Menurut Eko, kedua belah pihak akhirnya sepakat untuk menyelesaikan kasus itu melalui pernyataan tidak akan mengulangi perbuatan. Pasalnya, kedua pelaku masih bestatus di bawah umur.

    “Dikarenakan pelaku masih di bawah umur, kedua belah pihak sepakat untuk membuat pernyataan yangg isinya tidak akan mengulangi perbuatan tersebut,” kata dia. 

    Sebelumnya, VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus, mengatakan aksi pelemparan itu menyebabkan kaca pintu kereta terakhir pada rangkaian Commuter Line CLI-125 mengalami retak di sisi kiri kereta. Namun, ia memastikan tidak ada penumpang yang terluka akibat peristiwa tersebut. 

    “Tidak ada korban dari pengguna atas pelemparan ini,” kata Joni saat dikonfirmasi Republika, Sabtu.

    KAI sangat menyesalkan adanya tindakan tersebut. Pasalnya, tindakan itu dinilai sangat berbahaya dan mengancam keselamatan para pengguna serta petugas yang berada di dalam Commuter Line, selain juga menimbulkan kerugian material.

    “Dampak dari pecahnya kaca di Kereta CLI-125 ini mengakibatkan rangkaian Commuter Line tersebut tidak dapat beroperasi selama tiga hari karena membutuhkan proses perbaikan dan penggantian kaca pintu kereta,” kata Joni.

  • Rekaman CCTV, Penjaga Kos Mondar-mandir Bawa Sapu di Depan Kamar Diplomat Muda

    Rekaman CCTV, Penjaga Kos Mondar-mandir Bawa Sapu di Depan Kamar Diplomat Muda

    GELORA.CO  – Penyebab kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan (39) di indekos kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) belum terungkap.

    Teranyar, rekaman CCTV yang diterima wartawan memperlihatkan gerak-gerik penjaga kos tempat tinggal korban.

    Pada pukul 23.24 WIB, hari sebelum kejadian, Arya Daru sempat terlihat membuang sampah.

    Satu jam setelahnya, sudah berganti hari pukul 00.27 WIB tampak penjaga kos mondar-mandir.

    Penjaga kos tidak bertelanjang dada meletakkan bajunya di pundak.

    Dia juga hanya mengenakan sarung motif kotak-kotak.

    Sesekali menengok ke arah kamar Arya Daru.

    Kemudian pada pukul 05.20 WIB, penjaga kos kembali mondar mandir sambil membawa sapu.

    Dia kali ini menggunakan kemeja putih dengan motif garis, bercelana pendek, dan memakai sendal jepit.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menuturkan bahwa penjaga kos itu berupaya memastikan kondisi korban.

    “Istrinya minta penjaga kos ngecek karena HP suaminya mati,” tuturnya saat dikonfirmasi Sabtu (12/7/2025).

    Kombes Ade Ary sebelumnya juga menjelaskan saat ini proses pendalaman dalam tahap penyelidikan tengah dilakukan Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

    Menurutnya, penyelidik telah melakukan olah TKP ulang bersama-sama dengan berbagai ahli interprofesi.

    “Tadi pagi tim penyelidik melakukan olah TKP dari pihak kedokteran kepolisian kemudian yang kedua dari Puslabfor, ketiga itu dari Inafis Bareskrim Polri,” jelasnya di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (11/7/2025).

    Kegiatan olah TKP juga dibackup oleh Polsek Menteng dan juga Polres Metro Jakarta Pusat. 

    Kombes Ade Ary menambahkan dokter dari RSCM turut melakukan proses otopsi terhadap jenazah.

    Dalam prosesnya, penyelidik masih menunggu hasil otopsi. 

    “Saat ini masih berlangsung atau penyelidik masih menunggu hasil pemeriksaan organ dalam secara laboratoris kemudian masih menunggu saat ini proses pemeriksaan patologi masih berlangsung,” kata Ade Ary.

    Perlu diketahui patologi merupakan ilmu kedokteran yang mempelajari tentang penyakit.

    “Jadi pada prinsipnya penanganan kasus ini akan kami tangani dengan sebaik-baiknya secara proporsional dan juga profesional berdasarkan SOP yang berlaku,” sambungnya.

    Rampung Sepekan

    Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto memberikan penjelasan penanganan kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan.

    Kasus tersebut saat ini dalam tahap penyelidikan di tingkat Polda.

    Karyoto menyatakan, pihaknya menargetkan penyelidikan akan rampung dalam waktu sekitar satu minggu ke depan.

    “Bukti-bukti yang ada perlu dipelajari oleh forensik, baik itu CCTV, hasil otopsi, dan juga termasuk digital seperti laptop, mungkin seminggu lagi selesai, nanti akan ada kesimpulan. Insya Allah,” ujarnya kepada wartawan Kamis (10/7/2025) malam.

    Saat ditanya mengenai hasil visum sementara, Karyoto menjelaskan dirinya belum membaca laporan secara lengkap.

    Pihak kepolsian juga akan memanggil saksi-saksi ahli sesuai bidang nantinya. 

    “Itu masih dipelajari oleh tim penyelidik, kalau visum itu bukan saksi, nanti ahli yang akan bicara,” imbuhnya.

    Karyoto memastikan jajarannya melakukan penyelidikan komprehensif dengan memintai keterangan dari orang yang relevan.

    Termasuk handphone milik korban yang akan ditelusuri jejak digitalnya.

    “Dia (korban) ditemukan sendirian, nanti dari forensik barangkali bisa membuka HP,” terangnya.

    Kapolda menambahkan bahwa penanganan kasus dilakukan menyeluruh tanpa asumsi atau kesimpulan dini.

    “Hal seperti ini sudah sering kami tangani di Polda Metro tapi yang jelas, semua akan kami pelajari secara komprehensif,” terang dia.

    “Tidak hanya satu alat bukti lalu kita simpulkan setelah waktunya tiba, akan kami sampaikan kesimpulan final,” tegas Karyoto

  • Rekaman CCTV, Penjaga Kos Mondar-mandir Bawa Sapu di Depan Kamar Diplomat Muda

    Rekaman CCTV, Penjaga Kos Mondar-mandir Bawa Sapu di Depan Kamar Diplomat Muda

    GELORA.CO  – Penyebab kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan (39) di indekos kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) belum terungkap.

    Teranyar, rekaman CCTV yang diterima wartawan memperlihatkan gerak-gerik penjaga kos tempat tinggal korban.

    Pada pukul 23.24 WIB, hari sebelum kejadian, Arya Daru sempat terlihat membuang sampah.

    Satu jam setelahnya, sudah berganti hari pukul 00.27 WIB tampak penjaga kos mondar-mandir.

    Penjaga kos tidak bertelanjang dada meletakkan bajunya di pundak.

    Dia juga hanya mengenakan sarung motif kotak-kotak.

    Sesekali menengok ke arah kamar Arya Daru.

    Kemudian pada pukul 05.20 WIB, penjaga kos kembali mondar mandir sambil membawa sapu.

    Dia kali ini menggunakan kemeja putih dengan motif garis, bercelana pendek, dan memakai sendal jepit.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menuturkan bahwa penjaga kos itu berupaya memastikan kondisi korban.

    “Istrinya minta penjaga kos ngecek karena HP suaminya mati,” tuturnya saat dikonfirmasi Sabtu (12/7/2025).

    Kombes Ade Ary sebelumnya juga menjelaskan saat ini proses pendalaman dalam tahap penyelidikan tengah dilakukan Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

    Menurutnya, penyelidik telah melakukan olah TKP ulang bersama-sama dengan berbagai ahli interprofesi.

    “Tadi pagi tim penyelidik melakukan olah TKP dari pihak kedokteran kepolisian kemudian yang kedua dari Puslabfor, ketiga itu dari Inafis Bareskrim Polri,” jelasnya di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (11/7/2025).

    Kegiatan olah TKP juga dibackup oleh Polsek Menteng dan juga Polres Metro Jakarta Pusat. 

    Kombes Ade Ary menambahkan dokter dari RSCM turut melakukan proses otopsi terhadap jenazah.

    Dalam prosesnya, penyelidik masih menunggu hasil otopsi. 

    “Saat ini masih berlangsung atau penyelidik masih menunggu hasil pemeriksaan organ dalam secara laboratoris kemudian masih menunggu saat ini proses pemeriksaan patologi masih berlangsung,” kata Ade Ary.

    Perlu diketahui patologi merupakan ilmu kedokteran yang mempelajari tentang penyakit.

    “Jadi pada prinsipnya penanganan kasus ini akan kami tangani dengan sebaik-baiknya secara proporsional dan juga profesional berdasarkan SOP yang berlaku,” sambungnya.

    Rampung Sepekan

    Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto memberikan penjelasan penanganan kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan.

    Kasus tersebut saat ini dalam tahap penyelidikan di tingkat Polda.

    Karyoto menyatakan, pihaknya menargetkan penyelidikan akan rampung dalam waktu sekitar satu minggu ke depan.

    “Bukti-bukti yang ada perlu dipelajari oleh forensik, baik itu CCTV, hasil otopsi, dan juga termasuk digital seperti laptop, mungkin seminggu lagi selesai, nanti akan ada kesimpulan. Insya Allah,” ujarnya kepada wartawan Kamis (10/7/2025) malam.

    Saat ditanya mengenai hasil visum sementara, Karyoto menjelaskan dirinya belum membaca laporan secara lengkap.

    Pihak kepolsian juga akan memanggil saksi-saksi ahli sesuai bidang nantinya. 

    “Itu masih dipelajari oleh tim penyelidik, kalau visum itu bukan saksi, nanti ahli yang akan bicara,” imbuhnya.

    Karyoto memastikan jajarannya melakukan penyelidikan komprehensif dengan memintai keterangan dari orang yang relevan.

    Termasuk handphone milik korban yang akan ditelusuri jejak digitalnya.

    “Dia (korban) ditemukan sendirian, nanti dari forensik barangkali bisa membuka HP,” terangnya.

    Kapolda menambahkan bahwa penanganan kasus dilakukan menyeluruh tanpa asumsi atau kesimpulan dini.

    “Hal seperti ini sudah sering kami tangani di Polda Metro tapi yang jelas, semua akan kami pelajari secara komprehensif,” terang dia.

    “Tidak hanya satu alat bukti lalu kita simpulkan setelah waktunya tiba, akan kami sampaikan kesimpulan final,” tegas Karyoto

  • Jokowi Dipastikan Hadir dalam Kongres PSI di Solo, Prabowo dan Gibran Berpotensi Menyusul

    Jokowi Dipastikan Hadir dalam Kongres PSI di Solo, Prabowo dan Gibran Berpotensi Menyusul

    GELORA.CO  – Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi dipastikan akan menghadiri Kongres pertama Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang bakal digelar di Solo, Jawa Tengah pada 19–20 Juli 2025. 

    Kehadiran Jokowi menjadi satu agenda utama dari pemilihan ketua umum PSI, di mana untuk pertama kalinya Ketua Umum DPP PSI dipilih langsung anggota melalui pemungutan suara online.

    “Kami pastikan, tanggal 19 Juli malam, Pak Jokowi akan hadir dan mengisi satu sesi diskusi bersama pengurus dan kader PSI dalam forum terbuka,” ujar Ketua Steering Committee Kongres PSI, Andy Budiman, dalam konferensi pers di kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Sabtu (12/7/2025).

    Selain Jokowi, Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka juga disebut berpotensi hadir dalam kongres yang menjadi momentum penting bagi masa depan PSI. 

    “Kami terus berkoordinasi. Kemungkinan besar Pak Prabowo dan Mas Gibran juga akan hadir,” ujar Andy, yang juga menjabat Wakil Ketua Umum DPP PSI.

    Kongres ini tidak hanya menjadi ajang pemilihan ketua umum yang dilakukan secara langsung oleh 187.306 anggota terverifikasi, tetapi juga menjadi momen rebranding partai. 

    PSI akan meluncurkan logo dan warna baru sebagai bagian dari penyegaran identitas partai.

    Sementara itu, proses pemungutan suara online telah dimulai sejak 12 Juli dan akan berlangsung hingga 18 Juli 2025. 

    Hingga pukul 11.00 WIB di hari pertama, lebih dari 10.000 kader telah memberikan suara.

    “Kami melihat ada kepercayaan dari kader terhadap metode pemilihan terbuka ini,” kata Beny Papa, Sekretaris Steering Committee Kongres PSI.

    Ketua umum terpilih akan diumumkan secara resmi dalam Kongres PSI di Solo, yang diperkirakan akan menjadi titik balik penting dalam sejarah PSI.

  • Kasus Tudingan Ijazah Palsu Jokowi Naik Penyidikan, Roy Suryo Cs bakal Jadi Tersangka?

    Kasus Tudingan Ijazah Palsu Jokowi Naik Penyidikan, Roy Suryo Cs bakal Jadi Tersangka?

    GELORA.CO  – Polda Metro Jaya menaikkan kasus tudingan ijazah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) ke penyidikan. Salah satu laporan yang ditingkatkan ke tahap tersebut yakni dilayangkan Jokowi atas dugaan pencemaran nama baik.

    Jokowi melaporkan lima orang yakni pakar telematika Roy Suryo, ahli digital forensik Rismon Sianipar, pegiat media sosial Dokter Tifa, serta seseorang berinisial ES dan K. Laporan itu pun naik ke tahap penyidikan berdasarkan gelar perkara yang dilakukan pada Kamis (10/7/2025).

    “Bahwa kemarin hari Kamis tanggal 10 Juli pukul 18.45 WIB penyelidik telah melakukan gelar perkara terhadap 6 laporan polisi yang sedang ditangani penyelidik Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Jumat (11/7/2025). 

    Dia mengatakan, kasus itu ditingkatkan ke penyidikan setelah ditemukan dugaan tindak pidana. Dalam penyidikan inilah, penyidik akan memeriksa saksi dan mengumpulkan bukti untuk menetapkan tersangka.

    “Di tahap penyidikan tujuannya untuk mengungkap siapa, membuat terang peristiwa pidana dan mengungkap siapa tersangkanya,” tutur Ade Ary.

    Diketahui, Jokowi melaporkan lima orang berinisial RS, ES, RS, T dan K terkait tuduhan ijazah palsu ke Polda Metro Jaya. Mereka dilaporkan atas pasal fitnah hingga pencemaran nama baik.

    “Jadi pasal yang kita duga dilakukan itu ada 310, 311 KUHP, ada juga beberapa pasal di Undang-Undang ITE, antara lain Pasal 27A, 32 dan juga Pasal 35 Undang-Undang ITE. Itu semua sudah disampaikan,” kata Kuasa Hukum Jokowi, Yakup Hasibuan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (30/4/2025)

  • Misteri Kematian Diplomat Kemenlu Sedikit Terungkap, Polisi Curigai Pria Bersarung Tanpa Baju

    Misteri Kematian Diplomat Kemenlu Sedikit Terungkap, Polisi Curigai Pria Bersarung Tanpa Baju

    GELORA.CO  – Kematian seorang diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) berinisial ADP (39) di sebuah indekos di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, masih terus diselidiki oleh pihak kepolisian.

    Video yang diterima pada Sabtu (12/7/2025), terlihat ada rekaman CCTV yang merekam seorang pria telanjang dada, hanya memakai sarung di depan kamar kos diplomat muda ADP (39).

    Terlihat, rekaman itu menujukan pukul 00.27 WIB, Selasa (8/7/2025). 

    Kemudian, pada jam itu sosok pria yang diduga sebagai penjaga indekos itu melintas. Ia tampak berjalan ke ujung lorong pintu keluar. 

    Selanjutnya, diduga penjaga indekos itu  terlihat menengok-nengok ke arah kamar ADP sembari memegang handphone.

    Lalu, diduga penjaga indekos itu tak hanya memegang handphone, namun juga tampak sambil berbicara. 

    Di akhir video, pria yang diduga indekos itu pun sempat berhenti di depan pintu indekos ADP, sambil berbicara lewat handphone.

    Sebelumnya, terlihat dua orang terekam kamera pengawas atau Circuit Closed Television (CCTV), sedang mengecek kamar ADP. 

    Saat didepan pintu ADP, kedua orang tersebut mencoba mencongkel pintu kamar dengan menggunakan diduga obeng lewat jendela. 

    Usai berhasil membuka jendela, salah satu dari mereka yang diduga penjaga Indekos itu pun mencoba membuka pintu dari dalam. 

    Kemudian, orang yang sedang sibuk membuka pintu dari dalam lewat jendela itu pun berhasil membuka pintu, dengan aksi itu divideokan oleh rekannya. 

    Usai berhasil membobol pintu Indekos, salah satu dari mereka pun memasuki kamar dengan mengecek sitausi didalam kamar ADP. 

    Selanjutnya, aksi mereka mengecek kedalam pun tetap sambil merekam menggunakan handphone. 

    Setelah mengecek kedalam, keduanya pun lalu meninggalkan kamar ADP dengan pintu terbuka. 

    Diketahui, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya kini menangani kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Arya Daru Pangayunan (ADP, 39) di sebuah indekos di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat.

    Hal tersebut dibenarkan Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, AKBP Putu Kholis Aryana, Kamis (10/7/2025).

    “Betul (Ditreskrimum Polda Metro Jaya sedang menangani kasus kematian diplomat inisial ADP),” ujarnya, saat dikonfirmasi.

    Mantan Kapolres Malang tersebut menuturkan, kasus kematian diplomat ini sedang tahap penyelidikan. 

    “Dalam penyelidikan,” ujar Putu Kholis, secara singkat.

    Kapolsek Metro Menteng, Kompol Rezha Rahandhi juga membenarkan kasus kematian diplomat ditangani Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

    “Untuk saat ini, perkara penemuan jenazah di kosan Gondangdia ditangani oleh Ditreskrimum Polda Metro Jaya,” kata Rezha.

  • Serangan ke Pangkalan Militer Al-Udeid di Qatar Bisa Terulang

    Serangan ke Pangkalan Militer Al-Udeid di Qatar Bisa Terulang

    GELORA.CO  – Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengeluarkan peringatan keras kepada Amerika Serikat pada Jumat (11/7/2025).

    Khamenei dengan tegas mengatakan bahwa serangan terhadap Pangkalan udar Al- Udeid di Qatar, yang menjadi markas utama militer AS di Timur Tengah dapat terulang jika ketegangan militer terus meningkat.

    “Penyerangan terhadap Pangkalan Udara Al Udeid bukanlah insiden kecil, melainkan insiden besar yang dapat terulang,” kata pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei, dikutip dari Al-Arabiya.

    Pernyataan ini merujuk pada serangan rudal balistik yang dilancarkan Iran bulan lalu sebagai balasan atas serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran.

    Khamenei menekankan bahwa Iran memiliki kemampuan untuk menjangkau dan menghantam situs-situs militer penting milik Amerika di kawasan.

    “Kami mampu mencapai situs-situs penting Amerika di kawasan itu,” kata Khamenei.

    Rudal Iran Menghantam Pangkalan AS

    Pada 23 Juni lalu, satu rudal balistik iran berhasil menghantam Pangkalan udara Al-Udeid.

    Menurut pernyataan Pentagon, rudal tersebut menyebabkan kerusakan ringan pada radome, struktur pelindung peralatan komunikasi, meski tidak ada laporan korban luka.

    Juru Bicara Pentagon, Sean Parnell, mengklaim bahwa sebagian besar rudal lainnya berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara gabungan AS-Qatar. 

    “Satu rudal balistik Iran menghantam Pangkalan Udara Al Udeid pada 23 Juni, sementara rudal lainnya dicegat oleh sistem pertahanan udara AS dan Qatar,” kata Parnell.

    Menurutnya, tidak ada dampak serius sehingga pangkalan udara tersebut dapat berfungsi kembali.

    “Tidak ada korban luka. Pangkalan Udara Al Udeid tetap beroperasi penuh dan mampu menjalankan misinya, bersama mitra Qatar kami, untuk memastikan keamanan dan stabilitas di kawasan,” ujar Parnell.

    Citra satelit terbaru memperlihatkan kerusakan pada salah satu fasilitas komunikasi di pangkalan tersebut. 

    Meskipun tidak signifikan secara struktural, insiden ini menunjukkan bahwa sistem pertahanan udara AS masih bisa ditembus.

    Sebagaimana hal ini diakui oleh Jenderal Dan Caine. 

    Ia menyebut serangan tersebut sebagai “pertempuran Patriot tunggal terbesar dalam sejarah militer AS.”

    Iran mengklaim bahwa serangan ke Al-Udeid adalah bagian dari Operasi Annunciation of Victory, sebagai respons atas apa yang disebutnya “agresi militer terang-terangan” oleh AS terhadap fasilitas nuklir Iran.

    Dalam pernyataannya, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menegaskan bahwa Al-Udeid adalah “aset strategis terbesar tentara Amerika di Asia Barat” dan bukan sekadar pangkalan biasa.

    “Pangkalan dan aset militer bergerak AS di kawasan tersebut bukanlah titik kekuatan, melainkan kerentanan utama,” demikian peringatan pernyataan tersebut, dikutip dari Al-Jazeera.

    Kementerian Pertahanan Qatar menyatakan bahwa sistem pertahanan udaranya berhasil mencegat sebagian besar rudal yang mengarah ke pangkalan Al-Udeid, dan bahwa mereka telah menerima peringatan sebelum serangan terjadi.

    “Pukul 19.30 waktu setempat, kami menerima laporan bahwa tujuh rudal diluncurkan dari Iran menuju Pangkalan Udara Al Udeid,” kata pejabat Qatar.

    Mereka mengonfirmasi bahwa pangkalan telah dievakuasi sebelum rudal menghantam, demi keselamatan personel.

    Meski demikian, Iran dengan tegas menyatakan bahwa serangannya tidak bertujuan menyasar rakyat atau infrastruktur sipil Qatar. 

    Dalam pernyataan resmi, Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran menyebut bahwa tindakan itu “tidak menimbulkan ancaman apa pun bagi negara sahabat dan persaudaraan, Qatar.”

    Sebagai informasi, Pangkalan Udara Al-Udeid merupakan pangkalan militer terbesar AS di Timur Tengah, menampung sekitar 10.000 tentara. 

    Dibangun pada 1996, pangkalan seluas 24 hektar di barat daya Doha ini menjadi markas utama Komando Pusat AS (CENTCOM) untuk wilayah Asia Barat dan sekitarnya, mulai dari Mesir hingga Kazakhstan.

    Selain tentara AS, Al-Udeid juga menjadi rumah bagi Angkatan Udara Qatar, Inggris, serta sejumlah kontingen militer asing lainnya