Author: Gelora.co

  • Momen Purbaya Batuk-Batuk saat Bahas Bea Keluar Emas: Produsen Ngutuk Saya Nih!

    Momen Purbaya Batuk-Batuk saat Bahas Bea Keluar Emas: Produsen Ngutuk Saya Nih!

    GELORA.CO  – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sempat menjadi pusat perhatian dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi XI DPR, Senin (8/12/2025). Pasalnya, ia sempat batuk berulang kali saat menjelaskan kebijakan Bea Keluar (BK) emas.

    Awalnya, Purbaya memaparkan prinsip penerapan BK emas, yang tarifnya diatur agar produk hulu dikenakan tarif yang lebih tinggi dibandingkan produk hilir, sebagai insentif untuk hilirisasi.

    Di tengah penjelasannya, Purbaya harus berhenti sejenak untuk minum karena batuknya yang tak kunjung reda. Melihat itu, Ketua Komisi XI DPR, Mukhammad Misbakhun sempat menyela. 

    Purbaya kemudian menanggapi batuknya dengan nada bercanda, mengaitkannya dengan reaksi para pengusaha emas terhadap kebijakan baru yang ia sampaikan.

    “Mungkin produsen emas ngutuk saya dari jauh nih hahahaha mau narikin bea nih,” kata Purbaya disambut tawa.

    Namun, batuk Purbaya muncul lagi setelahnya. Misbakhun kembali mengingatkan agar Purbaya tenang.

    “Calm down Pak,” ucap Misbakhun.

    Purbaya pun membalas dengan candaan lagi. 

    “Doanya kuat juga mereka,” candanya.

    Dalam paparannya, Purbaya menjelaskan bahwa pengawasan ekspor emas diperkuat melalui ketentuan yang melarang ekspor produk emas dengan kadar di bawah 99 persen. Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan nilai tambah komoditas mineral dan kepatuhan pajak

  • Antisipasi Banjir dan Longsor Dedi Mulyadi Setop Sementara Izin Perumahan di Bandung Raya

    Antisipasi Banjir dan Longsor Dedi Mulyadi Setop Sementara Izin Perumahan di Bandung Raya

    GELORA.CO -Merespons bencana banjir bandang serta tanah longsor yang kerap melanda Bumi Pasundan, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menginstruksikan penghentian sementara penerbitan izin pembangunan perumahan di seluruh wilayah Bandung Raya.

    Instruksi tersebut tertuang dalam Surat Edaran Nomor: 177/PUR.06.02.03/DISPERKIM. Dedi menegaskan, kebijakan ini adalah langkah antisipatif untuk mencegah bencana lanjutan atau berulang.

    “Kebijakan ini bertujuan untuk melakukan mitigasi guna mengatasi bencana lanjutan atau berulang,” kata Dedi dikutip dari RMOLJabar, Senin 8 Desember 2025.

    Menurut Dedi, moratorium izin akan berlaku hingga adanya hasil kajian risiko bencana dari masing-masing kabupaten/kota atau adanya penyesuaian rencana tata ruang wilayah (RTRW). Edaran tersebut juga mengamanatkan sejumlah langkah konkret bagi pemerintah daerah.

    Langkah-langkah itu meliputi peninjauan kembali terhadap proyek di kawasan rawan bencana, peningkatan pengawasan agar pembangunan sesuai RTRW, serta memastikan semua pembangunan telah memiliki Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dan memenuhi kaidah teknis.

    “Kemudian tidak menurunkan daya dukung dan daya tampung lingkungan, serta memenuhi kaidah teknis konstruksi untuk menjamin keandalan bangunan gedung,” kata Dedi.

    Pemda juga diwajibkan melakukan pemulihan lingkungan yang rusak, penghijauan kembali, serta penanaman pohon pelindung di kawasan permukiman.

    Menurut analisisnya, potensi bencana besar itu terjadi karena kondisi geografis Bandung yang berupa cekungan, ditambah dengan degradasi lingkungan di hulu dan hilir.

    Alih fungsi lahan di hulu dan sedimentasi serta penyempitan daerah aliran sungai (DAS) akibat bangunan liar dinilai akan memperparah kondisi.

    “Banjir ini sesuatu yang akan terjadi lagi dan akhirnya nanti akan lebih parah dibanding tempat lain. Untuk itu sebelum terjadi peristiwa yang tidak kita harapkan sudah waktunya kita hari ini berbenah,” pungkas Dedi

  • Kesombongan Hegemoni dalam Strategi Keamanan Nasional Baru AS Menyebabkan Kekacauan Aliansi

    Kesombongan Hegemoni dalam Strategi Keamanan Nasional Baru AS Menyebabkan Kekacauan Aliansi

    Pada 4 Desember, Gedung Putih Amerika Serikat merilis laporan baru Strategi Keamanan Nasional, yang memicu tanggapan kuat di Eropa. Sejumlah pejabat dan diplomat Eropa mengkritik pedas isinya, mengungkapkan masalah serius dalam strategi diplomatik AS saat ini.

    Laporan itu menyatakan bahwa karena masalah imigrasi dan rendahnya tingkat kelahiran, Eropa sedang menghadapi “prospek suram punahnya peradaban,” dan memperingatkan bahwa beberapa anggota NATO mungkin “tidak lagi memiliki mayoritas penduduk keturunan Eropa dalam beberapa dekade mendatang.” AS juga mengklaim ingin “membantu Eropa memperbaiki lintasan perkembangannya saat ini” dan “menumbuhkan kekuatan perlawanan” di dalam negara-negara Eropa itu sendiri. Kebijakan AS terhadap Eropa telah bergeser dari “pelindung” menjadi “penekan” dan “intervensi”, menunjukkan campur tangan yang berlebihan.

    Anggota Parlemen Eropa asal Italia, Brando Benifei, menyebut laporan ini sebagai “serangan frontal terhadap Uni Eropa,” sementara mantan Duta Besar Prancis untuk AS, Gérard Araud, mengkritik isinya “seperti selebaran propaganda sayap kanan jauh.” Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, menyatakan: “Eropa sepenuhnya mampu melakukan diskusi independen tentang masalah seperti kebebasan berekspresi. Eropa tidak memerlukan saran eksternal dari siapa pun.” Pernyataan ini merupakan sanggahan tegas terhadap intervensionisme AS dan mengungkap hakikat kebijakan luar negeri AS yang berusaha memaksakan nilai-nilai dan model politiknya pada negara lain. Reaksi-reaksi ini adalah konsekuensi logis dari kecenderungan AS yang telah lama memandang sekutu sebagai alat strategis, bukan mitra yang setara.

    Meskipun Gedung Putih sering mengemas ulang strateginya dengan bungkus baru, intinya tetap logika unilateral “AS Pertama”. Kemarahan yang ditimbulkan laporan strategis ini di Eropa mencerminkan bahwa AS sedang mengubah hubungan sekutu menjadi transaksi, menuntut sekutu memikul lebih banyak tanggung jawab tanpa memberikan rasa hormat dan ruang konsultasi yang setara.

    Penyederhanaan berlebihan terhadap hubungan internasional ini tidak hanya merusak dasar kepercayaan hubungan transatlantik, tetapi juga melemahkan kemampuan kolektif dunia Barat dalam menghadapi tantangan bersama. Ketika AS memperlakukan sekutu sebagai objek yang perlu “dikelola” dan bukan sebagai mitra kerja, mereka justru melemahkan tatanan internasional yang diklaim ingin mereka pertahankan.

    Di bidang-bidang yang benar-benar membutuhkan kerja sama lintas batas negara, seperti perubahan iklim, kesehatan masyarakat global, dan stabilitas ekonomi, laporan strategis ini justru hanya menyentuhnya sekilas. Laporan ini terlalu fokus pada persaingan geopolitik dan mengabaikan bahwa tantangan global memerlukan kerja sama, bukan konfrontasi.

    Sebagai negara besar dunia, strategi keamanan nasional AS seharusnya menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap tata kelola global. Namun, dokumen ini justru memancarkan sinyal berbahaya, dengan mendistorsi persaingan perkembangan yang normal menjadi konfrontasi ideologis. Pemikiran seperti ini tidak diragukan lagi akan memperparah ketegangan internasional. Sikap “ingin ini, ingin itu, dan ingin semuanya” yang bersifat memaksa satu arah ini mengekspos mentalitas hegemoninya. AS sendiri sedang menggoyang sistem aliansi yang dibangunnya sendiri pasca Perang Dunia II, mendorong dunia menuju perkembangan ke arah tatanan multipolar yang lebih terpecah dan penuh konfrontasi.

    Dalam dunia yang semakin multipolar, tidak ada negara yang dapat mencapai keamanan jangka panjang melalui unilateralisme atau logika hegemoni. Reaksi kuat Eropa terhadap laporan strategis ini telah menunjukkan bahwa bahkan sekutu lama pun tidak lagi bersedia menerima dominasi AS tanpa syarat.

    Keamanan nasional yang sejati berasal dari saling menghormati, dialog setara, dan kerja sama yang saling menguntungkan. Jika AS tidak dapat mengesampingkan kesombongan dan pola pikir konfrontatif dalam dokumen strategisnya, mereka tidak hanya akan semakin menjauhkan sekutu, tetapi juga akan terperangkap dalam isolasi diri dalam isu-isu global yang penting. Komunitas internasional mengharapkan sebuah negara besar yang bertanggung jawab dan bersedia bekerja sama secara setara, bukan “guru” yang terobsesi dengan khayalan hegemoni dan membagi dunia ke dalam kubu-kubu yang saling bermusuhan.

  • Viral Tipu Banyak Pengantin, Bos Wedding Organizer Ditangkap Polisi

    Viral Tipu Banyak Pengantin, Bos Wedding Organizer Ditangkap Polisi

    GELORA.CO  – Polisi menangkap pemilik Wedding Organizer (WO) bernama Ayu Puspita. Ayu diduga melakukan penipuan terhadap banyak pasangan pengantin.

    Kini, pemilik WO tersebut telah ditahan oleh polisi.

    “Kita sudah menerima laporan dari para korban WO itu. Saat ini dari semalam, ada lima orang dari pihak WO itu lagi kita periksa. Iya termasuk (bos WO),” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara Kompol Onkoseno Gradiarso Sukahar kepada wartawan, Senin (8/12/2025).

    Adapun kelima orang yang diamankan yakni bos WO Ayu Puspita (AP), HE, BDP, DHP dan RR.

    Onkoseno menjelaskan, kejadian berawal ketika para korban yang ingin melangsungkan pernikahan menggunakan WO Ayu Puspita. Para korban telah melunasi pembayaran.

    Namun, ketika acara pernikahan tersebut berjalan, pihak WO tidak menyiapkan fasilitas sesuai dengan kesepakatan, seperti katering.

    “Ketika waktu resepsi ternyata pihak wedding organizer tidak menyiapkan fasilitas sesuai dengan kesepakatan, dan dari pihak wedding organizer tidak ada iktikad baik untuk menyelesaikan masalah tersebut,” ujar Onkoseno.

    Saat ini, Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara telah menerima ada 87 laporan polisi (LP) terkait dugaan penipuan ini

  • Konten Ferry Irwandi Dianggap Mempolitisasi Derita Korban Bencana

    Konten Ferry Irwandi Dianggap Mempolitisasi Derita Korban Bencana

    GELORA.CO -Ketua Pusat Studi Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Gender (Pusdeham Institut), Risnauli Siahaan, mengecam keras pernyataan Konten Kreator Ferry Irwandi dalam siaran konten YouTube-nya yang menyebut telah terjadi kasus pemerkosaan di lokasi bencana alam di Sumatera serta menyiratkan seolah negara tidak hadir dalam proses pemulihan.

    Risnauli menilai pernyataan tersebut tidak hanya berpotensi menyesatkan publik, tetapi juga melukai perasaan para korban bencana, khususnya perempuan yang saat ini sedang berada dalam kondisi trauma, kehilangan, dan ketidakpastian.

    “Kami sebagai kaum perempuan, terlebih sebagai perempuan Batak, sangat lirih dan terpukul mendengar ucapan tersebut. Di tengah situasi duka dan upaya pemulihan, justru dilempar narasi yang belum tentu benar, yang bisa menambah beban psikologis korban,” tegas Risnauli dalam keterangan yang diterima redaksi di Jakarta, Minggu, 7 Desember 2025.

    Menurutnya, isu kekerasan seksual adalah persoalan serius yang tidak boleh dijadikan komoditas konten, apalagi digunakan untuk membangun opini seolah negara abai terhadap rakyatnya. 

    Jika memang terdapat dugaan tindak pidana, seharusnya ditempuh melalui mekanisme hukum dan pelaporan resmi, bukan diviralkan tanpa dasar yang jelas.

    “Jangan karena sudah membantu lalu merasa bebas bicara dan membuat konten seenaknya. Bantuan kemanusiaan tidak boleh dijadikan tiket untuk membangun narasi provokatif. Ini menyangkut martabat korban, nama daerah, serta kepercayaan publik terhadap institusi negara,” ujarnya.

    Risnauli juga menegaskan bahwa negara saat ini nyata hadir melalui berbagai unsur, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, TNI-Polri, relawan, hingga organisasi kemanusiaan yang terus bekerja dalam evakuasi, distribusi bantuan, layanan kesehatan, serta dukungan psikososial bagi korban bencana.

    “Menyebut negara tidak hadir adalah simplifikasi yang menyesatkan. Upaya pemulihan bencana adalah kerja besar dan kolektif. Ada proses yang berjenjang dan melibatkan banyak pihak. Mengerdilkan semua itu hanya demi framing konten adalah bentuk ketidakadilan informasi,” ungkapnya.

    Dari perspektif demokrasi dan HAM, Risnauli mengingatkan bahwa kebebasan berekspresi bukan kebebasan tanpa batas. Setiap pernyataan di ruang publik harus mempertimbangkan akibat sosial, psikologis, dan hukum, terlebih dalam situasi darurat bencana.

    “Demokrasi bukan berarti bebas melukai. HAM bukan alat untuk menjustifikasi framing. Dan gender justice mengajarkan bahwa perempuan harus dilindungi dari narasi yang memperparah kerentanan,” tambahnya.

    Ia pun mengajak seluruh konten kreator, influencer, dan figur publik untuk lebih berempati, bertanggung jawab, dan mengedepankan verifikasi dalam menyampaikan informasi terkait bencana.

    “Korban bencana butuh empati, bukan sensasi. Mereka butuh penguatan, bukan ketakutan baru. Jangan jadikan penderitaan rakyat sebagai panggung personal,” tutup Risnauli. 

    Ferry Irwandi menyebut bahwa dirinya mendengar cerita-cerita horor di tengah bencana, salah satunya banyak perempuan yang mengalami pemerkosaan.

    “Ceritain aja lah, tadi aku dikasih voice note, dikasih cerita horor ada pemerkaosan ya. Manusia dalam kondisi yang social culture, situasi kelompok masyarakat yang udah separah itu ya dan dalam situasi seburuk itu,” ucap Ferry dikutip dalam akun Tiktok dimwise. 

  • Prabowo Setujui Anggaran Rp60 Juta per Rumah untuk Korban Bencana

    Prabowo Setujui Anggaran Rp60 Juta per Rumah untuk Korban Bencana

    GELORA.CO -Presiden Prabowo Subianto menyetujui anggaran Rp60 juta per rumah untuk membantu warga korban banjir bandang dan longsor membangun kembali hunian mereka yang rusak maupun hancur di sejumlah daerah.

    Kebijakan tersebut diputuskan dalam rapat koordinasi penanganan bencana di Posko Terpadu Lanud Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar, Minggu malam, 7 Desember 2025.

    Prabowo menerima laporan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengenai kondisi ribuan rumah warga yang terdampak di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Dikatakan bahwa hingga kemarin, 37.546 rumah warga di lokasi bencana mengalami kerusakan berat termasuk yang hilang tersapu banjir, kemudian rusak sedang, dan rusak ringan. 

    Suharyanto mengusulkan agar pembangunan hunian sementara (huntara) dikerjakan oleh personel TNI dan Polri yang tergabung dalam satgas penanggulangan bencana, sementara pembangunan hunian tetap (huntap) menjadi tanggung jawab Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman. 

    Untuk warga yang tidak perlu direlokasi tetapi rumahnya mengalami kerusakan, perbaikan akan ditangani langsung oleh satgas BNPB. 

    “Kemudian yang tidak pindah, karena mungkin banjirnya, dampaknya tidak terlalu besar bagi keluarga itu sehingga tidak harus pindah, tetapi rumahnya rusak, kami perbaiki oleh satgas BNPB,” kata Suharyanto.

    Mengenai besaran anggaran, BNPB mengajukan kebutuhan Rp60 juta untuk setiap unit hunian tetap. 

    Presiden menanyakan kecukupan nominal tersebut. Kemudian dijawab Suharyanto sudah memadai, tetapi peluang penambahan akan jauh lebih baik. 

    “Selama ini cukup, tetapi kalau memang Bapak Presiden ingin menambahkan kami lebih senang,” ujarnya.

    Kepala BNPB itu menambahkan bahwa bantuan tidak akan diberikan dalam bentuk uang tunai demi mencegah penyalahgunaan. 

    “Rp60 juta karena tidak relokasi, Bapak. Nanti penerima bisa nambah dengan uangnya sendiri. Mungkin punya keluarga di kampung, punya anak yang punya gaji mau nambah, bisa. Tetapi, (kami) tidak (memberikannya) dalam bentuk uang, karena khawatir kalau bentuk uang jadi yang lain,” jelasnya.

    Menanggapi hal itu, Presiden Prabowo menginstruksikan agar perhitungan yang lebih komprehensif dilakukan. 

    “Oke, mungkin tentunya kita hitung kenaikan harga ya, inflasi, dan sebagainya,” tegasnya.

  • Mobil Rombongan Bantuan Banjir Kecelakaan di Aceh Timur, 2 Orang Tewas 5 Luka-Luka

    Mobil Rombongan Bantuan Banjir Kecelakaan di Aceh Timur, 2 Orang Tewas 5 Luka-Luka

    GELORA.CO  – Kecelakaan terjadi di Simpang Kameng, Kecamatan Pante Bidari, Aceh Timur pada Minggu (7/12/2025) pukul 17.00 WIB. Mobil rombongan yang membawa bantuan untuk korban banjir dari Kecamatan Nurussalam terbalik. 

    Diduga, rem kendaraan blong sehingga sopir kehilangan kendali dan mobil masuk ke dalam parit di sisi jalan. Akibat peristiwa tersebut, dua orang tewaas dan lima lainnya luka-luka. 

    Korban tewas bernama Ridwan dan Riyan. Keduanya merupakan warga Gampong Beurandang, Aceh Timur.

    Sementara korban luka-luka dan patah tulang, yakni Zainadi, Kepala Desa Gampong Jalan dan Marsyudi warga Desa Jalan.

    Kemudian Jamaldin warga Beurandang, Abdullah warga Desa Jalan serta Bakri warga Desa Jalan.  

    Sejumlah saksi mata menyebutkan, kecelakaan terjadi di Buket Riyeun Kameng akibat rem mobil yang tidak berfungsi. Korban luka-luka segera dilarikan ke Rumah Sakit Zubir Mahmud Idi untuk mendapatkan perawatan medis.

    Sedangkan korban tewas telah dibawa pulang ke rumah duka untuk dimakamkan oleh keluarga

  • Termakan Ulah Kakek Berkumis Tebal Di Gresik, Anak Di Bawah Umur Sampai Berbadan Dua

    Termakan Ulah Kakek Berkumis Tebal Di Gresik, Anak Di Bawah Umur Sampai Berbadan Dua

    GELORA.CO  – Kasus asusila pada anak di bawah umur terus terjadi, yang memprihatinkan, pelakunya juga dari orang usia lanjut.

    Perbuatan bejat SU (65) di Gresik juga kelewat batas sehingga anak tetangganya sendiri sampai hamil.

    Pria tua pemilik toko kelontong di Gresik itu terbukti berbuat asusila pada anak tetangganya yang masih di bawah umur, sebut saja Mawar. 

    Peristiwa ini menggegerkan warga Kecamatan Sidayu. Apalagi terkuak korban yang masih di bawah umur sudah berbadan dua akibat ulah tetangganya sendiri.

     “Tersangka sudah kami amankan di rumahnya,” ujar Kasatreskrim Polres Gresik, AKP Arya Widjaya, Minggu (7/12/2025).

    Penangkapan predator anak tersebut dipimpin langsung Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Gresik, Ipda Hendri Hadiwoso dan tim.

    Petugas mendatangi rumah korban yang bagian depannya berfungsi sebagai toko kelontong.

    Saat diamankan, pria berkumis tebal ini hanya bisa pasrah. Kepada tim PPA, tersangka mengakui semua perbuatannya.

    Diduga kuat korban mendapat tindakan asusila lebih dari sekali oleh tersangka. “Saat ini tersangka sudah ditahan di Polres Gresik,” terang Arya.

    Polisi saat ini masih melakukan serangkaian pemeriksaan guna menguak motif yang melatarbelakangi perbuatan tersangka. Apalagi korban masih duduk di bangku sekolah. 

    Tersangka terancam dijerat Pasal 81 ayat 1 UU RI Nomor.35 Tahun 2014 Perubahan atas UU RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

  • Bonnie Blue Ditangkap di Badung, Diringkus saat Produksi Film Dewasa

    Bonnie Blue Ditangkap di Badung, Diringkus saat Produksi Film Dewasa

    GELORA.CO  – Bintang porno asal Inggris Bonnie Blue alias Tia Emma Billinger ditangkap Polres Badung di studio kawasan Pererenan, Mengwi, pada Kamis (4/12) sore. Dia diamankan bersama 17 WNA dari Inggris dan Australia. Diduga, Bonnie tengah membuat film asusila di studio tersebut. 

    Kapolres Badung AKBP M. Arif Batubara mengatakan, penindakan itu bermula dari informasi masyarakat yang mencurigai adanya aktivitas mencurigakan di lokasi. Saat digerebek, petugas menemukan 18 WNA, termasuk Bonnie. ”Mereka warga Australia, Inggris, dan beberapa negara lain,” ucapnya. 

    Polisi juga mengamankan kamera yang diduga digunakan untuk merekam film porno. Dari 18 WNA itu, empat orang ditetapkan sebagai terduga pelaku. Yaitu Bonnie, serta tiga pria, JJTW (Australia), LJA (Inggris), INL (Inggris). 

    Sementara, 14 WNA dari Australia lainnya berstatus sebagai saksi. Dari pemeriksaan awal, para saksi mengaku tidak saling mengenal dan baru pertama kali bertemu di studio tersebut. ”Karena statusnya masih saksi dan belum memenuhi unsur pidana, sementara kami pulangkan sesuai alamat domisili mereka,” jelasnya. 

    Barang Bukti

    Selain mengamankan terduga pelaku, polisi juga menyita sejumlah barang bukti. Di antaranya kamera, alat kontrasepsi, obat kuat, dan pikap biru bernopol DK 8109 X 

    Dalami Peran

    Polisi, kata Arif, masih mendalami kasus tersebut. Terduga pelaku bakal dijerat UU Pornografi. Petugas juga tengah mendalami peran 18 WNA itu dalam proses produksi konten. 

    Lebih lanjut, Arif menuturkan, penyidik tengah mengurai detail kejadian, termasuk motif, distribusi konten, serta kemungkinan adanya jaringan yang lebih luas. ”Bila ditemukan unsur pidana, kami akan naikkan ke tahap penyidikan,” paparnya. 

    Ditahan di Kuta

    Sumber Jawa Pos Radar Bali menyebut, Bonnei masih ditahan di Kuta. Dia menjalani pemeriksaan lanjutan bersama dua pria asal Inggris dan satu orang warga Australia

  • Bonnie Blue Ditangkap di Badung, Diringkus saat Produksi Film Dewasa

    Bonnie Blue Ditangkap di Badung, Diringkus saat Produksi Film Dewasa

    GELORA.CO  – Bintang porno asal Inggris Bonnie Blue alias Tia Emma Billinger ditangkap Polres Badung di studio kawasan Pererenan, Mengwi, pada Kamis (4/12) sore. Dia diamankan bersama 17 WNA dari Inggris dan Australia. Diduga, Bonnie tengah membuat film asusila di studio tersebut. 

    Kapolres Badung AKBP M. Arif Batubara mengatakan, penindakan itu bermula dari informasi masyarakat yang mencurigai adanya aktivitas mencurigakan di lokasi. Saat digerebek, petugas menemukan 18 WNA, termasuk Bonnie. ”Mereka warga Australia, Inggris, dan beberapa negara lain,” ucapnya. 

    Polisi juga mengamankan kamera yang diduga digunakan untuk merekam film porno. Dari 18 WNA itu, empat orang ditetapkan sebagai terduga pelaku. Yaitu Bonnie, serta tiga pria, JJTW (Australia), LJA (Inggris), INL (Inggris). 

    Sementara, 14 WNA dari Australia lainnya berstatus sebagai saksi. Dari pemeriksaan awal, para saksi mengaku tidak saling mengenal dan baru pertama kali bertemu di studio tersebut. ”Karena statusnya masih saksi dan belum memenuhi unsur pidana, sementara kami pulangkan sesuai alamat domisili mereka,” jelasnya. 

    Barang Bukti

    Selain mengamankan terduga pelaku, polisi juga menyita sejumlah barang bukti. Di antaranya kamera, alat kontrasepsi, obat kuat, dan pikap biru bernopol DK 8109 X 

    Dalami Peran

    Polisi, kata Arif, masih mendalami kasus tersebut. Terduga pelaku bakal dijerat UU Pornografi. Petugas juga tengah mendalami peran 18 WNA itu dalam proses produksi konten. 

    Lebih lanjut, Arif menuturkan, penyidik tengah mengurai detail kejadian, termasuk motif, distribusi konten, serta kemungkinan adanya jaringan yang lebih luas. ”Bila ditemukan unsur pidana, kami akan naikkan ke tahap penyidikan,” paparnya. 

    Ditahan di Kuta

    Sumber Jawa Pos Radar Bali menyebut, Bonnei masih ditahan di Kuta. Dia menjalani pemeriksaan lanjutan bersama dua pria asal Inggris dan satu orang warga Australia