Author: Gelora.co

  • Raja Juli dan Kadir Karding Ngenyek Amanat Presiden

    Raja Juli dan Kadir Karding Ngenyek Amanat Presiden

    GELORA.CO -Sikap Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni dan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia/Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding dianggap menantang Presiden Prabowo Subianto yang konsen terhadap penegakan hukum.

    Sikap menentang itu ditunjukkan Raja Juli dan Kadir Karding dengan bermain domino bersama Azis Welang.

    “Beredarnya foto ini sama saja menyinggung (ngenyek) kepada amanat presiden yang serius dan konsen terhadap penegakan hukum. Tentunya ada kesan anak buah menantang pimpinannya,” kata Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR), Hari Purwanto kepada RMOL, Minggu, 7 September 2025.

    Selain itu, kata Hari, publik juga semakin menilai bahwa kinerja anak buah Prabowo tidak tegak lurus atas instruksinya. Bahkan jika dimaknai lewat foto saja bisa dikatakan perilaku ABS (Asal Bapak Senang).

    “Baiknya Prabowo harus segara memanggil anak buahnya dan pertemuan di antara mereka apa maksud serta tujuannya,” pungkas Hari

  • Kelakukan Raja Juli dan Abdul Karding Bikin Reputasi Pemerintah Runtuh

    Kelakukan Raja Juli dan Abdul Karding Bikin Reputasi Pemerintah Runtuh

    GELORA.CO -Reputasi pemerintah semakin hari kian runtuh dengan adanya sikap para menteri yang bertolak belakang dengan visi dan misi Presiden Prabowo Subianto.

    Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah berpendapat, Presiden Prabowo Subianto perlu memecat anak buahnya yang kontroversial di tengah masyarakat.

    “Reputasi pemerintah kian runtuh karena Presiden mempertahankan tokoh-tokoh buruk semacam Raja Juli Antoni dan Kadir Karding, jika mereka tidak undur diri, Presiden layak memecat, bahkan mengusut hubungan mereka,” ucap Dedi Kurnia Syah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu, 7 September 2025.

    Kapasitas dan integitas pejabat tinggi negara juga dipertanyakan menyusul adanya temuan foto Menteri Kehutanan Raja Juli Anthony dan Menteri BP2MI Abdul Kadir Karding.

    Menurutnya, para menteri memiliki relasi yang kuat dengan para mafia. Terlebih foto yang tersebar di sosial media antara Menteri Kehutanan Raja Juli Antony dan Menteri BP2MI Abdul Kadir Karding tampak mesra.

    “Mustahil menteri leluasa bermain dan berhubungan dengan tersangka jika tidak kenal, itu pembelaan yang memalukan,” tutupnya

  • Aziz Wellang yang Main Domino Bareng Dua Menteri Bukan Tersangka Pembalakan Liar

    Aziz Wellang yang Main Domino Bareng Dua Menteri Bukan Tersangka Pembalakan Liar

    GELORA.CO – Pengusaha Aziz Wellang jadi sorotan usai viral berita dengan narasi tersangka pembalakan liar main domino bersama Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Abdul Kadir Karding. 

    Berdasarkan dokumen yang diperoleh rmol.id, status tersangka Wellang dibatalkan oleh putusan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan nomor: 13/Pid.PRA/2024/PN/Jkt.Pst. tanggal 9 Desember 2024.

    Putusan praperadilan lantas menjadi dasar penyidik Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan menghentikan pengusutan dengan menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3).

    SP3 kasus Aziz Wellang diketahui dalam surat pemberitahuan penghentian penyidikan yang ditandatangani Kepala Seksi Wilayah I, Sadikin, yang juga selaku penyidik pada Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Kalimantan.

    Adapun surat pemberitahuan dengan nomor S.01/BPPHLHK-IV.SWI/PPNS/02/2025 itu ditujukkan kepada Kepala Kejaksaan Tinggi Kalimantan Tengah.

    “Bersama ini pula kami lampirkan surat-surat administrasi penghentian penyidikan: surat perintah penghentian penyidikan, surat ketetapan penghentian penyidikan, surat perintah pengeluaran tahanan dan berita acara pengeluaran tahanan,” demikian bunyi surat dikutip RMOL di Jakarta, Minggu 9 September 2025.

     

    Sebelumnya viral sebuah foto dengan narasi Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni bersama Menteri Pelindungan Pekerja Migran Abdul Kadir Karding main domoni bersama dua orang lainnya yakni Azis Wellang dan Nurdin Karumpa.

    Foto pertama kali dirilis Tempo dengan narasi Aziz Wellang merupakan tersangka pembalakan liar, adapun Nurdin Karumpa merupakan wakil ketua umum Dewan Pengurus Nasional Persatuan Olahraga Domino Indonesia.

    Dari klarifikasi Raja Juli, dia mengaku bermain domino bermula dari undangan Kadir Karding.

    “Saya janjian bertemu Mas Menteri Karding. Mas Menteri Karding meminta saya “nyamperin” beliau di posko Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) dimana beliau pada saat ini menjadi Sekjennya,” tulis Raja Juli dalam klarifikasinya di akun Instagram Rajaantoni dikutip RMOL di Jakarta, Sabtu malam, 6 September 2025.

    “Saya berdiskusi dengan Mas Menteri Karding berdua saja di ruang bagian belakang selama 2 jam-an lebih. Tidak ada tema diskusi kami menyangkut kasus pembalakan liar sama sekali. Mendekati jam 24.00 saya pamit pulang kepada beliau,” tambahnya.

    Saat hendak pulang, kata Raja Juli, ramai orang di ruang tamu dimana beberapa di antaranya tengah bermain domino.

    “Mas Menteri Karding dan saya diajak ikut main. Setelah 2 kali putaran, saya pamit pulang kepada Mas Menteri Karding dan banyak orang yang ada di ruang tamu tersebut,” katanya lagi.

    Raja Juli mengaku tidak mengenal dua pemain lainnya seperti belakangan ramai diberitakan, yakni Azis Wellang dan Andi Rukman Nurdin Karumpa. Dia juga mengklaim tidak ada pembicaraan soal kasus apapun saat main domino.

  • Ternyata Kepengurusan PDIP Belum Disahkan Pemerintah

    Ternyata Kepengurusan PDIP Belum Disahkan Pemerintah

    GELORA.CO -Struktur kepengurusan baru pimpinan pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk periode 2025-2030 di bawah pimpinan Megawati Soekarnoputri belum mendapat pengesahan dari pemerintah.

    Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum, Widodo, mengatakan hingga saat ini masih dalam tahap proses.

    “Kemungkinan minggu depan (keluar pengesahan) jika kelengkapan administrasinya terpenuhi,” ujar dia melalui pesan elektronik yang diterima RMOL di Jakarta, Minggu, 7 September 2025.

    Adapun struktur kepengurusan PDIP periode 2025-2030 lengkap setelah ketua umumnya Megawati Soekarnoputri melantik pengurus yang belum disumpah pada Kongres Keenam di Bali pada awal Agustus lalu. Termasuk di antaranya penunjukan Hasto Kristiyanto sebagai Sekretaris Jenderal untuk ketiga kalinya.

    Posisi Sekjen sempat dikosongkan saat Megawati mengumumkan struktur kepengurusan di Bali. Saat itu Megawati mengumumkan posisi Sekjen juga diisi oleh dirinya selaku ketua umum.

    Adapun Hasto telah dilantik setelah menyelesaikan proses administrasi untuk bebas dari penjara Komisi Pemberantasan Korupsi setelah mendapat amnesti dari Presiden Prabowo Subianto.

    Selain Megawati dan Hasto, posisi bendahara umum dalam kepengurusan baru juga diisi orang lama yakni Olly Dondokambey.

  • Domino Kadir Karding-Raja Juli Kesankan Kompromi Moral dan Hukum dengan Penjahat

    Domino Kadir Karding-Raja Juli Kesankan Kompromi Moral dan Hukum dengan Penjahat

    GELORA.CO -Suara bernada ketidakpuasan terus bermunculan merespon aksi Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding yang kedapatan main domino bersama Azis Wellang, orang yang disebut-sebut pelaku pembalakan liar.

    Tindakan Raja Juli dan Kadir Karding bisa menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap Presiden Prabowo Subianto yang berjanji menghadirkan pemerintahan yang berintegritas.

    “Kehadiran pejabat negara dalam sebuah acara bersama tersangka pembalakan liar dipandang publik sebagai kompromi moral dan hukum. Ini bisamenurunkan kepercayaan masyarakat terhadap janji pemerintahan yang bersih dan berintegritas,” ujar Direktur Gerakan Perubahan Muslim Arbi melalui pesan elektronik yang diterima RMOL di Jakarta, Minggu 7 September 2025.

    Dia meniai tindakan Raja Juli dan Kadir Karding menimbulkan dampak serius terhadap citra pemerintah. Kehadiran keduanya dalam forum sosial bersama seorang tersangka menunjukkan tidak adanya sensitivitas dan etika pejabat publik.

    “Harus segera memberikan klarifikasi terbuka kepada publik agar tidak terus bergulir liar. Di sisi lain pemerintah juga harus memperkuat pedoman etik bagi pejabat publik, terutama dalam kaitannya dengan hubungan sosial bersama pihak yang sedang dalam proses hukum,” ujar Muslim lagi.

    Jika Prabowo benar-benar ingin menjaga marwah pemerintahannya, sebut dia, Raja Juli dan Kadir Karding mestinya diberhentikan.

    Khusus Raja Juli, Muslim ragu Prabowo akan melakukan evaluasi. Kedekatan dengan mantan presiden Joko Widodo membuat posisi Raja Juli yang juga Sekjen PSI relatif aman meski terseret kontroversi.

    “Sampai hari ini tidak ada tindakan apapun terhadap orang-orangnya Jokowi di kabinet meski sering bermasalah. Prabowo harusnya berani mengambil keputusan meski berisiko memicu ketegangan politik (dengan Jokowi),” tukas Muslim Arbi.

    Viral foto Raja Juli Antoni dan Menteri Pelindungan Pekerja Migran Abdul Kadir Karding main domino bersama pengurus Persatuan Olahraga Domino Indonesia Andi Rukman Nurdin Karumpa dan tersangka pembalakan liar Azis Wellang. 

    Mereka tampak asyik bermain domino di posko Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) dimana Karding menjabat Sekjen.

    Raja Juli mengklaim tidak ada pembicaraan menyangkut kasus pembalakan liar meski sebelum main domino dirinya diskusi berdua dengan Kadir selama dua jam lamanya. Dia bahkan mengaku baru tahu Azis Wellang sebagai tersangka pembalakan liar usai ramai pemberitaan

  • Viral Video Bupati Labusel Joget Sambil Sawer Emak-Emak Rp50.000 di Hajatan

    Viral Video Bupati Labusel Joget Sambil Sawer Emak-Emak Rp50.000 di Hajatan

    GELORA.CO  – Video Bupati Labuhanbatu Selatan, Feri Sahputra Simatupang, tengah berjoget sambil membagikan uang pecahan Rp50.000 kepada penonton di sebuah pesta pernikahan viral di media sosial. Aksi itu menuai sorotan publik, terlebih saat pemerintah pusat maupun daerah tengah gencar melakukan efisiensi anggaran.

    Dalam video berdurasi 2 menit 3 detik yang diunggah salah satu akun Facebook, Sabtu (6/9/2025), terlihat Bupati Feri memegang segepok uang dan membagikannya kepada penonton. Sebagian besar penerima uang tersebut adalah kaum ibu-ibu yang hadir dalam acara hajatan di Desa Hadundung, Kecamatan Kotapinang.

    Selain Feri, tampak istrinya yang juga Ketua PKK Labuhanbatu Selatan berada di samping sambil bernyanyi dan diiringi beberapa orang lainnya. Setelah berjoget, Feri kembali membagikan uang kepada penonton di lokasi acara.

    Aksi tersebut memicu beragam komentar dari warganet. Ada yang menilai tindakan itu sebagai bentuk “uang rakyat kembali ke rakyat,” namun banyak juga yang mempertanyakan sikap seorang kepala daerah di tengah situasi pengetatan anggaran.

    Saat dimintai keterangan, Bupati Feri Sahputra enggan memberikan komentar terkait video viral tersebut

  • Akhirnya Perampok Uang Rp1 Miliar di Kalteng Ditemukan Kelaparan di Hutan

    Akhirnya Perampok Uang Rp1 Miliar di Kalteng Ditemukan Kelaparan di Hutan

    GELORA.CO   – Dua pria terduga pelaku pencurian uang Rp1 miliar dengan modus pecah kaca mobil di Pangkalan Bun, Kabupaten Kota Waringin Barat, berhasil ditangkap warga setelah bersembunyi di hutan selama 25 hari. Keduanya ditemukan dalam kondisi lemas dan kelaparan.

    Pada Jumat (5/9), warga Desa Kudangan, Kabupaten Lamandau, menemukan kedua pelaku yang diidentifikasi sebagai Froskan dan Iwan Susanto. 

    Selama pelarian, keduanya hanya mengonsumsi pisang dan singkong hasil curian dari kebun warga. Uang curian sebesar Rp1 miliar yang mereka bawa ditemukan dalam keadaan basah dan jumlahnya berkurang menjadi sekitar Rp900 juta.

    Polisi menyebutkan ada total tiga tersangka dalam kasus ini. Satu tersangka berinisial S telah ditangkap lebih dulu di Kalimantan Barat. Para pelaku diketahui merupakan spesialis pencurian pecah kaca yang telah beraksi di tiga provinsi di Kalimantan, yaitu Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. 

    Kedua pelaku yang tertangkap telah diserahkan ke Polres Lamandau untuk kemudian dilimpahkan ke Polres Kota Waringin Barat

  • Profil Encuy Preman Pensiun yang Meninggal Dunia di Usia 32 Tahun

    Profil Encuy Preman Pensiun yang Meninggal Dunia di Usia 32 Tahun

    GELORA.CO  – Artis Nandi Juliawan yang memerankan karakter Encuy Preman Pensiun meninggal dunia pada Sabtu, 6 September 2025. Kabar duka ini menyisakan duka mendalam bagi penonton setia Preman Pensiun RCTI. 

    Kang Cecep Preman Pensiun (Abenk Marco) yang pertama kali memberitahu ke publik soal kematian Encuy Preman Pensiun ini melalui unggahan Instagram. Di postingan itu, Kang Cecep menyampaikan doa terbaik untuk almarhum. 

    “Satu lagi sahabat pergi di sinetron Preman Pensiun. Rest in Peace, Encuy. Doa terbaik untukmu sobat, dan buat keluarga yang ditinggalkan, semoga diberikan kesabaran dan ketabahan. Aamiin,” ujar Kang Cecep, dikutip Minggu (7/9/2025). 

    Belum diketahui apa penyebab kematian Kang Encuy Preman Pensiun. Namun, almarhum meninggal dunia dalam usia diperkirakan 32 tahun. Masih cukup muda pastinya. 

    Untuk mengenang almarhum, berikut ini profil dan perjalanan karier Encuy Preman Pensiun dari awal terlibat di sinetron hingga kehidupan di akhir hayatnya. 

    Profil Encuy Preman Pensiun

    Encuy Preman Pensiun memiliki nama asli Nandi Juliawan. Nama Encuy yang melekat dalam dirinya berasal dari karakter yang diperankannya di sinetron Preman Pensiun. 

    Pria asal Garut yang tumbuh besar di mandalagiri, Ciwalen itu memulai karier sebagai aktor sinetron tanpa bekal pengalaman sama sekali. Ya, Preman Pensiun menjadi sinetron pertamanya di dunia hiburan dan telah sukses mencuri hati masyarakat Indonesia. 

    Menurut beberapa informasi yang beredar, Nandi awalnya hanya mempersiapkan diri sebagai figuran. Namun, rezeki berkata lain, dia malah mendapat karakter yang cukup dikenal publik lewat Encuy Preman Pensiun. 

    Karakter Encuy hadir di Preman Pensiun musim ke-4 hingga musim ke-8. Dalam proses syuting, Nandi mengaku kerap kesulitan menghafal dialog hingga mengekspresikan karakter. Hal ini gegara tidak ada pengalaman sebelumnya di bidang akting. 

    Meski begitu, berjalannya waktu membuat Nandi belajar dan terus berkembang hingga akhirnya karakter Encuy melekat kuat dalam dirinya dan mendapat respons baik di masyarakat. 

    Encuy adalah seorang calo angkot yang memiliki ciri khas menggunakan topi pet. Sukses memerankan Kang Encuy, Nandi rupanya dipercaya juga memerankan Lukman di sinetron berbeda, yaitu Suparman Reborn. 

    Di sinetron Suparman Reborn yang juga tayang di RCTI, Nandi berperan sebagai sosok mandor bangunan yang jatuh hati pada seorang tukang lotek bernama Lilis yang diperankan oleh Masayu Clara. 

    Seorang Barista dan Penjual Cireng 

    Sebelum memulai debut sebagai pemain sinetron Preman Pensiun, Nandi adalah seorang barista di Garut. Dia juga pernah bekerja sebagai Marketing Komunikasi di sebuah kafe milik Aris Nugraha di daerah Cilopang, Garut. 

    Kemudian Nandi juga diketahui pernah berjualan cireng. Bisnis ini dijalaninya setelah tidak lagi syuting Preman Pensiun. 

    Bisnis cireng kekinian Nandi cukup sukses di Garut. Setiap minggunya, Nandi bisa menjual hingga 1.000 cireng. Padahal, modal awal usaha ini hanya Rp300 ribu. 

    Alumni SMA Musaddadiyah itu bahkan pernah bekerja sebagai chef di kafe daerah Simpang Lima Garut di 2014. 

    Proses yang panjang untuk mengenali kemampuan diri sendiri. Namun akhirnya, Nandi Juliawan dikenal publik sebagai pemain sinetron Preman Pensiun dengan karakter Kang Encuy. 

    Jadi, itu dia profil dan perjalanan karier Nandi Juliawan, pemeran Kang Encuy Preman Pensiun. Semoga almarhum tenang di sisi-Nya. Selamat jalan, Kang Encuy

  • Innalillahi, Encuy Preman Pensiun Meninggal Dunia

    Innalillahi, Encuy Preman Pensiun Meninggal Dunia

    GELORA.CO – Kabar duka datang dari dunia hiburan, Encuy Preman Pensiun meninggal dunia. Almarhum memiliki nama asli Nandi Juliawan. 

    Mendiang Encuy Preman Pensiun tutup usia pada Sabtu, 6 September 2025. Penyebab kematian belum diketahui hingga berita ini dibuat. 

    Informasi Encuy meninggal dunia pertama kali dibagikan oleh Kang Cecep Preman Pensiun di akun Instagramnya, @abenk_marco. 

    “Satu lagi sahabat pergi di sinetron Preman Pensiun. Rest in Peace, Encuy. Doa terbaik untukmu sobat. Dan buat keluarga yang ditinggalkan, semoga diberikan kesabaran dan ketabahan. Aamiin,” kata Kang Cecep, dikutip Minggu (7/9/2025). 

    Tidak banyak informasi yang dibagikan Kang Cecep atas meninggalnya Encuy ini. Pun soal rumah duka maupun lokasi pemakaman almarhum. 

    Terlepas dari itu, banyak fans Preman Pensiun mengaku kehilangan sosok Encuy. Doa terbaik pun dipanjatkan netizen untuk almarhum. 

    “Innalillahi Dadoooo,” kata @reb***. 

    “Innalillahi, nembe malam nonton si akang yeu di acara rumah batu suparman reborn,” ungkap @mon***. 

    “Semoga amal ibadah beliau diterima di sisi-Nya,” doa @ipe***. 

    “Ya Allah, aku ngefans banget sama dia,” kata @hel***. 

    Sebagai informasi, pemain Preman Pensiun yang telah meninggal dunia antara lain Roy Chunonk (Maman Suherman, 2014), Didi Petet (Kang Bahar, 2015), Firmansyah Pitra (Kang Pipit, 2021). 

    Lalu, Muhamad Jamasari (Kang Gobang, 2025), dan terbaru Nandi Juliawan (Kang Encuy, 2025). Semoga almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa

  • Tunjangan Sunyi Birokrat Jakarta

    Tunjangan Sunyi Birokrat Jakarta

    Oleh: Luqman Hakim

    PUBLIK belakangan ini ramai menyoroti besarnya tunjangan dan fasilitas DPRD. Kritik mengalir deras, mahasiswa turun ke jalan, dan media menggiring isu transparansi legislatif.

    Tapi ada ruang sunyi yang jarang disentuh: birokrasi eksekutif di Jakarta. Di balik meja-meja pejabat Pemprov, ada angka-angka tunjangan yang nilainya fantastis, bahkan melampaui apa yang diterima wakil rakyat.

    Sekretaris Daerah DKI Jakarta, misalnya, setiap bulan menerima tunjangan kinerja hingga Rp127,7 juta. Angka itu nyaris dua puluh lima kali lipat dari UMR Jakarta yang hanya sekitar Rp5,3 juta. Padahal gaji pokok seorang Sekda hanya di kisaran Rp3–6 juta, sisanya murni tunjangan. 

    Artinya, struktur penghasilan birokrat top level di DKI lebih ditopang insentif tambahan ketimbang gaji resmi. Logika publik wajar bertanya jika tunjangan sedemikian besar, di mana letak transparansi dan apa indikator yang digunakan untuk menilainya?

    Lebih mencolok lagi pada posisi Gubernur. Secara administratif, gaji pokok dan tunjangan jabatan seorang Gubernur DKI hanya sekitar Rp8–8,5 juta. Namun begitu masuk perhitungan 

    Biaya Penunjang Operasional (BPO), nilainya melesat hampir Rp8,9 miliar per bulan. Angka jumbo ini bukan berasal dari kalkulasi gaji, melainkan dari persentase tertentu PAD DKI yang memang sangat besar. 

    Alasan hukum memang jelas, PP 109/2000 memberi ruang maksimal 0,15 persen PAD untuk biaya operasional gubernur. Tapi dalam praktiknya, BPO sering menjadi wilayah abu-abu yang minim transparansi. 

    Publik tidak pernah mendapat penjelasan detail, bahwa apakah benar digunakan untuk penanggulangan kerawanan sosial, koordinasi pemerintahan, atau sekadar mengalir ke pos-pos yang sulit diverifikasi?

    Di titik inilah letak kesunyian kritik. Mahasiswa dan publik begitu gencar mendesak evaluasi DPRD, tetapi jarang yang berani mengarahkan sorotan ke birokrat Pemda. Padahal, jika berbicara soal keadilan, DPRD hanyalah separuh panggung. 

    Separuh lainnya ada di eksekutif, yang memegang anggaran, mengatur birokrasi, dan punya ruang diskresi lebih luas. Bila kita hanya menyoroti legislatif, sementara eksekutif dibiarkan, maka transparansi menjadi timpang dan rakyat tetap tidak mendapat jawaban utuh.

    Kritik soal tunjangan dan gaji pejabat daerah harus menyasar dua arah: DPRD sebagai representasi politik, dan birokrasi Pemda sebagai mesin administratif. Jangan sampai ada standar ganda. Kalau anggota dewan wajib membuka rincian fasilitasnya, begitu juga Sekda dan Gubernur. 

    Kalau DPRD harus dievaluasi, birokrat pun wajib mempertanggungjawabkan penggunaan TPP dan BPO mereka.

    Argumen yang kerap dipakai adalah tanggung jawab besar, wajar tunjangan besar. Benar, beban kerja pejabat tinggi memang berbeda dari ASN biasa. Tapi wajar bukan berarti tanpa batas. 

    Wajar bukan berarti tertutup dari pengawasan publik. Wajar justru lahir dari keterbukaan. Tanpa transparansi, angka Rp127 juta per bulan untuk seorang Sekda atau Rp8,8 miliar per bulan untuk seorang Gubernur akan selalu dipandang sebagai ironi di tengah rakyat yang masih berjuang dengan ongkos hidup Jakarta.

    Sudah saatnya mahasiswa dan masyarakat mengubah arah kritik. Jangan hanya terjebak pada DPRD sebagai musuh bersama. 

    Arahkan juga sorotan ke birokrat eksekutif, terutama Pemda Jakarta, yang selama ini terlindungi oleh kesunyian publik. Karena di balik sunyi itulah sering kali ada ruang gelap yang tidak pernah disentuh, padahal uangnya berasal dari rakyat yang sama.

    (Analis politik dan ekonomi di Lingkar Study Data dan Informasi.)