Author: Gelora.co

  • Komdigi Wacanakan Jual Beli HP Second Mirip Motor Bekas, Bakal Ada Balik Nama

    Komdigi Wacanakan Jual Beli HP Second Mirip Motor Bekas, Bakal Ada Balik Nama

    GELORA.CO –  Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkap wacana jual beli Hp second akan seperti transaksi sepeda motor bekas, yakni ada balik nama kepemilikan. Ini bertujuan agar tidak ada penyalahgunaan identitas.

    Hal tersebut disampaikan Adis Alifiawan, Direktur Penataan Spektrum Frekuensi Radio, Orbit Satelit, dan Standarisasi Infrastruktur Digital Komdigi, dalam acara ‘Diskusi Publik Akademik: Perlindungan Konsumen Digital Melalui Pemblokiran IMEI Ponsel Hilang/Dicuri’ yang digelar di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, Senin (29/9).

    “Hp second itu kita harapkan nanti juga jelas, seperti kita jual beli motor, ada balik namanya, ada identitasnya,” kata Adis dalam paparannya, dikutip dari akun YouTube Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, Selasa (30/9).

    “Hp ini beralih dari atas nama A menjadi nama B, agar menghindari penyalahgunaan identitas,” lanjut dia.

    Saat dihubungi lebih lanjut, Adis mengatakan bahwa langkah ini masih berkaitan dengan wacana pemblokiran IMEI Hp hasil curian. 

    Adis menekankan bahwa layanan pemblokiran IMEI ini bersifat opsional. Artinya, tidak semua orang wajib mengikuti layanan ini.

    Ia menjelaskan mekanisme pemblokiran dilakukan mandiri oleh pemilik ponsel. Pemilik ponsel dapat mendaftarkan perangkatnya secara online dan kemudian sistem akan melakukan verifikasi.

    Jika pemilik ponsel tervalidasi, maka ia telah telah terdaftar untuk layanan blokir IMEI ponsel hilang dan dicuri.

    Ketika perangkat ponsel berpindah tangan secara sah seperti transaksi jual beli, kata Adis, maka pemilik lama cukup menghentikan atau unreg layanan blokir atas perangkatnya.

    Dengan demikian, pemilik baru dapat melakukan registrasi layanan blokir IMEI menggunakan data miliknya atas perangkat tersebut.

    “Prinsipnya, layanan ini memberi kepastian bahwa perangkat legal tetap bisa dipakai, sementara perangkat hasil tindak pidana bisa dicegah peredarannya,” tutur Adis, saat dihubungi Kamis (2/10).

    Lebih lanjut, Adis menyebut layanan blokir IMEI ponsel hilang/dicuri ini masih dalam tahap kajian dan penyempurnaan. Proses ini juga memuat masukan dari berbagai pemangku kepentingan.

    Implementasi sendiri nantinya akan dilakukan secara bertahap setelah regulasi ditetapkan dan mekanisme teknis dipastikan telah matang.

    Ia menyebut pihaknya juga akan terlebih dulu melakukan uji coba terbatas untuk meminimalkan potensi risiko yang dapat merugikan masyarakat sebagai konsumen pengguna ponsel.

  • Analisis BMKG Gempa Sumenep M6,5: Dipicu Aktivitas Sesar Aktif Bawah Laut

    Analisis BMKG Gempa Sumenep M6,5: Dipicu Aktivitas Sesar Aktif Bawah Laut

  • WN Thailand Kehilangan HP, Lapor Polisi Malah Ditinggal Nonton, Akhirnya Minta Bantuan Damkar

    WN Thailand Kehilangan HP, Lapor Polisi Malah Ditinggal Nonton, Akhirnya Minta Bantuan Damkar

  • Kebijakan Arogan Bobby Bisa Picu Konflik Antardaerah, Polisi Diminta Tangkap Menantu Jokowi

    Kebijakan Arogan Bobby Bisa Picu Konflik Antardaerah, Polisi Diminta Tangkap Menantu Jokowi

  • Viral Wali Murid SDIT Tolak MBG, Singgung Golongan Tidak Mampu dan Mobil Mewah

    Viral Wali Murid SDIT Tolak MBG, Singgung Golongan Tidak Mampu dan Mobil Mewah

  • The Untold Stories Istri Perwira Kostrad yang Mengintai Markas PKI

    The Untold Stories Istri Perwira Kostrad yang Mengintai Markas PKI

    GELORA.CO – Saat G30 S PKI meletus, kisah tersembunyi muncul: seorang istri perwira Kostrad menjadi “mata-mata” yang mengintai aktivitas PKI.

    Ia memantau markas musuh dengan penuh keberanian tak lekang oleh rasa takut di tengah kekacauan malam itu.

    “Pak Harto meminta saya untuk tidak keluar rumah dan menyiapkan pakaian secukupnya,” kenang Tati Sumiyati, seperti yang ia ungkapkan dalam buku Pak Harto The Untold Stories (2012) dikutip, Sabtu 28 September 2025.

    Kata orang sekitarnya, “Dia berjalan tanpa suara, mencatat tiap gerak-gerik.” Ungkapan itu menggambarkan betapa cermat tugasnya.

    Tindakannya tak mudah: ia harus menyelinap ke area rawan dengan risiko besar jika ketahuan.

    Ia kadang berpura-pura berjalan santai, tapi mata dan telinganya tetap awas, mencari tanda-tanda gerakan PKI.

    Di malam yang gelap, setiap langkahnya terasa berat, tapi tekadnya lebih berat: mempertahankan keamanan negeri.

    Semasa itu, komunikasi dengan suami penting: “Dia memberi kode lewat lampu kecil,” demikian kata saksi tentang metode intelijen sederhana namun efektif.

    Kapan pun ia melihat sesuatu mencurigakan, ia segera mencatat dan memberi tahu pihak militer terdekat.

    Sikapnya pun penuh waspada: ia tahu bahwa satu kesalahan bisa mengorbankan dirinya dan keluarganya.

    Meski bekerja dalam tekanan, ia tetap menjaga tampilan sebagai istri biasa agar tak menarik perhatian.

    Ketika pasukan militer kemudian bergerak, laporan-laporannya sangat bernilai sebagai bagian dari pengungkapan operasi PKI.

    “Pak Harto mampu membalikkan keadaan, menguasainya sekaligus menjadikan TNI AD sebagai pihak yang paling menekan,” ujar Soetoyo dikutip dari buku Pak Harto The Untold Stories.

    Banyak yang tak tahu bahwa di balik layar heroik para jenderal, terdapat sosok wanita yang ikut berjasa dalam pengintaian.

    Kini kisahnya tetap hidup sebagai pengingat bahwa dalam sejarah, tindakan kecil di malam gelap bisa menyelamatkan banyak nyawa.***

    Sumber: strategi 

  • Eks Kabais Bongkar Praktik Penempatan 4.351 Polisi di Luar Struktur, Sebut Marak Sejak Era Jokowi

    Eks Kabais Bongkar Praktik Penempatan 4.351 Polisi di Luar Struktur, Sebut Marak Sejak Era Jokowi

    GELORA.CO – -Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS), Laksamana Muda (Purn) Soleman B Ponto, menyoroti masifnya penempatan perwira Polri aktif di luar struktur kepolisian, seperti di BUMN, kementerian, dan lembaga negara lainnya.

    Menurutnya, praktik yang kini menempatkan 4.351 personel ini dieksploitasi secara besar-besaran sejak era pemerintahan Presiden Joko Widodo, yaitu setelah tahun 2014.

    Ponto menjelaskan, praktik ini dimungkinkan oleh adanya celah dalam penjelasan Pasal 28 ayat 3 UU Kepolisian tahun 2002.

    Batang tubuh pasal tersebut sebenarnya melarang anggota Polri aktif menduduki jabatan di luar struktur kecuali mundur atau pensiun, sejalan dengan semangat TAP MPR Reformasi yang memisahkan TNI/Polri dari ranah sipil.

    Namun, bagian penjelasan pasal tersebut justru memberikan frasa “pengecualian” yang kemudian menjadi celah hukum yang “mentorpedo” batang tubuhnya sendiri.

    “Yang terlihat dimanfaatkan sebaik-baiknya itu setelah 2014 ke sini, setelah Presiden Jokowi,” tegas Ponto dalam sebuah diskusi di kanal YouTube Forum Keadilan TV pada Rabu, 1 Oktober 2025.

    Menurut keterangan yang ia dapat di persidangan Mahkamah Konstitusi (MK) yang sedang menyidangkan gugatan atas pasal ini, pemanfaatan celah tersebut didasari oleh perintah presiden saat itu.

    Paradoks dan Politisasi Institusi

    Akibatnya, ribuan posisi yang seharusnya diisi oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) kini ditempati oleh anggota Polri aktif.

    Hal ini tidak hanya menghilangkan ribuan kesempatan kerja bagi warga sipil, tetapi juga menciptakan paradoks di internal Polri sendiri.

    “Di satu sisi masih membutuhkan 350.000 personil, tapi pada saat yang sama mengeluarkan 4.351. Kapan mau nyampai jumlah itu?” kritiknya.

    Lebih jauh, Ponto menilai kebijakan ini telah secara efektif mengubah esensi Polri dari alat negara yang netral menjadi “alat presiden”.

    “Kepolisian itu sebetulnya bukan alat presiden, tapi alat negara,” tegasnya.

    Ketika penempatan tersebut didasarkan pada perintah presiden, maka keuntungan dari penempatan itu akan kembali kepada presiden sebagai pemerintah, bukan kepada negara secara institusional.

    Hal ini menempatkan Polri dalam posisi yang sangat politis dan rentan disalahgunakan untuk kepentingan kekuasaan.***

    Sumber: konteks 

  • Kasihan Banget Bung Hatta hingga Sultan HB IX Disamakan dengan Bocah Kosong

    Kasihan Banget Bung Hatta hingga Sultan HB IX Disamakan dengan Bocah Kosong

  • Emak-emak di Sragen Nekat Siram Polisi Pakai Bensin, Bripka Johan Dilarikan ke Rumah Sakit

    Emak-emak di Sragen Nekat Siram Polisi Pakai Bensin, Bripka Johan Dilarikan ke Rumah Sakit

    GELORA.CO –  Seorang emakemak nekat menyiram bensin ke arah petugas polisi.

    Aksi berani itu bahkan dia siarkan langsung melalui akun Facebook-nya, disaksikan oleh belasan ribu penonton.

    Belakangan diketahui emak-emak bernama Tri Wulandari.

    Ia datang ke Mapolres Sragen sekira pukul 09.00 WIB bersama tiga anaknya mengendarai mobil pikap.

    Inilah detik-detik seorang emak-emak di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, mengamuk di Polres Sragen hingga menyiram salah satu anggota bernama Bripka Johan menggunakan bahan bakar minyak (BBM) pada Selasa (30/9/2025) pagi.

    Dikutip dari Tribun Solo, insiden itu terjadi diduga karena emak-emak tersebut tidak diterima dituding sebagai orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

    Peristiwa ini pun sempat direkam dan disiarkan secara langsung atau live streaming oleh emak-emak tersebut di akun Facebook miliknya dan viral di media sosial.

    Rekaman bermula ketika perempuan yang mengaku sebagai Mbak Wulan ini ingin untuk berjalan-jalan.

    Dia menyebut perjalanannya itu bakal berlangsung seru.

    “Mbak Wulan mau jalan-jalan dulu, kemana jalan-jalannya kejutan, pokoknya ditonton, pokoknya seru jalan-jalanku, pokoknya jangan sampai ketinggalan berita dengan berita live ku,” katanya.

    Ternyata, tujuan dari perjalanannya itu adalah ke Polres Sragen.

    Kemudian, dia tampak turun dari mobil yang ditumpanginya dan mengambil plastik berwarna hitam berisi sebuah botol.

    Selanjutnya, emak-emak tersebut masuk ke ruang Provost Polres Sragen.

    Setibanya di ruangan tersebut, dia bertanya terkait keberadaan Kepala Seksi Profesi dan Pengamanan (Kasi Propam) Polres Sragen ke petugas yang berjaga.

    Lalu, petugas pun menjawab bahwa Kasi Propam tak ada di lokasi karena sedang sakit.

  • Bakal Muncul ke Publik Jadi Pribadi Baru

    Bakal Muncul ke Publik Jadi Pribadi Baru

    GELORA.CO –  Konten kreator, Ferry Irwandi mengungkap kabar terbaru mengenai politikus, Ahmad Sahroni. 

    Awalnya, Sahroni berencana tampil langsung untuk memberikan klarifikasi di hadapan publik, termasuk di podcast. 

    Namun, rencana itu urung dilaksanakan karena ada masalah yang menimpa keluarganya. 

    “Yang niatnya kita mau ngobrol langsung gitu ya mau di-podcast-in atau apapun gitu untuk menjelaskan duduk perkara, segala macam, ada yang terjadi sama keluarganya beliau dan dia bilang demi keselamatan keluarganya waktu itu terpaksa dia diam,” ungkap Ferry pada Selasa (30/9/2025) dikutip dari Instagramnya. 

    Ferry juga mengungkap keberadaan Sahroni kini.

    Sahroni membantah bahwa dirinya berada di luar negeri saat aksi penjarahan itu terjadi. 

    Ia mengklarifikasi bahwa dirinya memang berada di Singapura, tetapi beberapa hari sebelum aksi penjarahan rumahnya terjadi. 

    Setelah itu, Sahroni sudah berada di Jakarta. 

    “Dia sempat ke luar negeri memang ke Singapura, tapi urusan kerjaan dan dua hari atau tiga hari sebelum aksi penjarahan itu dia udah di Jakarta,” katanya. 

    Kendati demikian, Sahroni melalui Ferry menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Indonesia. 

    Ia menegaskan tidak pernah berniat buruk atas ucapan maupun tindakan sebelumnya. 

    “Dia juga nitip maaf kepada masyarakat indonesia atas apa yang dia lakukan atau dia ucapkan enggak ada niat buruk, dan gua bilang kalau mau minta maaf langsung anda sendiri pak ke publik dan dia bilang dalam waktu dekat, dia mau muncul ke publik,” katanya. 

    Namun, untuk saat ini Sahroni masih fokus memulihkan kondisi keluarganya. 

    Ia berjanji akan segera muncul ke publik dengan pribadi yang baru.

    “Tapi, untuk sekarang fokus memulihkan keadaan keluarganya dulu, orang-orang terdekatnya anak istrinya. dia nanti pasti akan muncul lagi di publik dan ingin menjadi pribadi yang berbeda lah sambil mengevaluasi apapun kesalahan dia di periode itu,” pungkasnya.