Author: Gelora.co

  • DPR Minta Purbaya Tak Campuri Kebijakan Kementerian Lain

    DPR Minta Purbaya Tak Campuri Kebijakan Kementerian Lain

    GELORA.CO -Ketua Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun meminta Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memperbaiki komunikasi politik dan membangun koordinasi yang lebih solid dengan jajaran tim ekonomi pemerintah.

    Misbakhun juga menegaskan agar Purbaya tidak terlalu sering mencampuri kebijakan kementerian lain di luar kewenangannya.

    “Pak Purbaya harus berhenti terlalu sering mengomentari kebijakan kementerian lain. Fokuslah pada desain ekonomi besar yang ingin dia bangun untuk mendukung visi Presiden,” ujar Misbakhun, dikutip dari laman DPR pada Rabu, 15 Oktober 2025.

    Pernyataan tersebut disampaikan menanggapi langkah Purbaya yang ingin mengalihkan anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) akibat rendahnya penyerapan. 

    Menurut Misbakhun, alokasi anggaran MBG memiliki dimensi politik tersendiri, sehingga tidak bisa dialihkan begitu saja tanpa melalui pembahasan bersama DPR.

    “Sama ketika kami melihat bahwa ketika tiba-tiba Pak Purbaya langsung merespons menaikkan defisit dari 2,48 menjadi 2,68. Itu kan sebenarnya harus berkonsultasi dan rapatkan dengan DPR, tapi karena masih dalam proses pembahasan APBN sehingga ruang itu diberikan keleluasaan. Hal-hal seperti ini perlu disinergikan dengan DPR agar kebijakan ekonomi tidak terkesan sepihak,” tegas Legislator Golkar ini.

    Namun demikian, Purbaya menekankan bahwa ia mendorong anggaran tersebut dapat terserap dan tidak direalokasikan ke pos anggaran lain, agar tidak menjadi beban pembiayaan negara.

    “Malah bagus kalau bisa. Tapi kalau nggak bisa ngabisin, uangnya di mana? Dianggurin aja? kan saya bayar bunga. Jadi kita dorong supaya nggak bisa. Malah itu tujuan kita. Didorong supaya saya nggak bisa ngambil anggarannya, karena anggarannya habis,” kata Purbaya usai konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Selasa 14 Oktober 2025.

  • Program Kerakyatan Prabowo Berupaya Lenyapkan Kuasa Oligarki

    Program Kerakyatan Prabowo Berupaya Lenyapkan Kuasa Oligarki

    GELORA.CO –Presiden Prabowo Subianto berupaya keras melenyapkan kuasa oligarki lewat program pro-rakyat. 

    Hal tersebut disampaikan ekonom UI Fithra Faisal Hastiadi dalam acara diskusi bertajuk “Prestasi Ekonomi Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran” di Sekretariat Relawan Gatot Kaca Prabowo-Gibran, Jalan Pattimura No. 11, Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Oktober 2025.

    Fithra menjelaskan terdapat doktrin masa lalu yang masih melekat di berbagai negara yakni penguasa dianggap berhak menginjak-ninjak yang kecil. 

    “Ini yang ingin dilenyapkan oleh Presiden dengan program-programnya yang fokus kepada rakyat,” ujar dia.

    Ekonom senior itu juga sempat mengutip beberapa pidato Presiden Prabowo yang menyinggung soal oligarki kekuasaan.

    “Kalau kita melihat, presiden juga sering mengutip buku yang paling terkenal, salah satu yang paling terkenal, ‘Why Nations Failed’ atau ‘Kenapa Negara Gagal’ penulis bukunya Acemoglu, pemenang Nobel ekonomi tahun itu,” tegasnya.

    “Mereka menyampaikan bahwa negara gagal kalau oligarki, kalau sistem ekonominya hanya berputar di kelompok elite tanpa mengalir ke bawah. Maka pada saat-saat seperti itulah, ekonomi menjadi milik yang kuasa, dan negara menjadi gagal,” sambung dia.

    Namun di masa pemerintahan Presiden Prabowo yang berjalan hampir setahun, Fithra mencatat beberapa dampak positif dari kebijakan-kebijakan yang telah digulirkan. 

    “Angka kemiskinan kita 8,47 persen. Terendah sepanjang sejarah. Angka pengangguran kita 4,76 persen, juga terendah sepanjang sejarah. Kalau kita lihat angka ketimpangan, jurang yang memisahkan antara miskin dan kaya, gini rasio koefisien (angka indikator ketimpangan) 0,375 persen, terendah semenjak 16 tahun terakhir,” urainya.

    Di samping itu, dia juga mendapati angka kemiskinan di desa turun dari 11,34 persen menjadi 11,03 persen, atau turun 0,43 juta orang miskin di desa dikarenakan berhasil mendatangkan investasi ke dalam negeri.

    “Tadi kita sudah melihat bagaimana angka pengangguran, 4,76 persen, termasuk yang terendah sepanjang sejarah. Bagaimana caranya? Mendatangkan investasi,” ucapnya.

    “Di semester pertama tahun ini, sudah ada 945 triliun rupiah investasi di Indonesia. Naik 13,6 persen dari posisinya di tahun lalu. Prestasi ini,” demikian Fithra menambahkan.  

  • Pertemuan Surya Paloh–Sjafrie Sjamsoeddin Kental Muatan Politik

    Pertemuan Surya Paloh–Sjafrie Sjamsoeddin Kental Muatan Politik

    GELORA.CO -Pertemuan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang berlangsung pagi tadi di Ruang Bhinneka Tunggal Ika, Kemenhan, Jakarta Pusat, menarik perhatian publik. 

    Analis komunikasi politik Hendri Satrio melihat, pertemuan tersebut sangat baik meskipun lebih terlihat kental nuansa politiknya dibandingkan membahas isu yang ada di ranah Menhan.

    “Pertemuan Sjafrie dengan partai politik ini lebih kuat aura politiknya dibandingkan dengan isu ranah Kemenhan, sehingga pertemuan ini bisa dicitrakan sebagai pertemuan Parpol dengan Sjahrie sebagai orang dekat Prabowo,” kata Hensat, sapaan akrabnya, Rabu, 15 Oktober 2025.

    Hensat memandang ini seperti momen Surya Paloh sedang membahas permasalahan internal partai dengan Sjafrie.

    Terlebih lagi, banyak kader partai Nasdem kini yang berpindah haluan ke partai lain sehingga mungkin Surya Paloh harus bercerita ke orang dekat Prabowo.

    “Pertanyaan besarnya, apakah pertemuan ini menyangkut kepindahan kader-kader Nasdem ke partai politik lain? Ini juga tentu harus dijelaskan sebenernya apa maksudnya dari pertemuan ini,” kata Hensat.

    Dia meyakini bahwa pertemuan itu sudah dengan sepengetahuan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam).

    “Saya meyakini bahwa pertemuan ini diinfokan ke Menko Polkam, namun yang jelas pertemuan tersebut lagi-lagi lebih kuat nuansa politiknya dibandingkan membahas isu-isu Kemenhan,” pungkas Founder Lembaga Survei Kedai Kopi tersebut. 

  • Ramai Ponpes Lirboyo, Anak Menkeu Sebut Pendidikan di Pesantren Bergaya Feodal: Penghormatan Berlebihan

    Ramai Ponpes Lirboyo, Anak Menkeu Sebut Pendidikan di Pesantren Bergaya Feodal: Penghormatan Berlebihan

    GELORA.CO – Polemik tayangan Trans7 yang dinilai melecehkan Pondok Pesantren Lirboyo terus bergulir dan memancing beragam komentar, tak terkecuali anak Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Yudo Sadewa.

    Lewat unggahan Instagramnya, Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti sistem pendidikan di pesantren yang menurutnya sebagian masih “feodal” dan mengajarkan kepatuhan buta.

    Komentar Yudo ini muncul di tengah pro dan kontra terkait tayangan acara Trans7 yang dinilai mencoreng pondok pesantren dan kyai.

    Yudo mengawali kritiknya dengan mengunggah sebuah hadis yang menyinggung soal larangan menundukkan kepala secara berlebihan kepada sesama manusia.

    “Rasulullah bersabda: Janganlah seorang hamba menundukkan kepalanya kepada orang lain (dengan rasa hormat yang berlebihan), karena Allah saja yang berhak dipuji dan diagungkan,” demikian kutipan hadis riwayat Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Baihaqi yang diunggah Yudo Sadewa di Instagram story pada Rabu 15 Oktober 2025.

    Anak Menkeu Purbaya Yudhi kemudian mengaitkan hadis tersebut dengan realitas yang ia lihat di lembaga pendidikan Islam.

    Menurutnya, kultur senioritas yang berlebihan masih terjadi di sebagian Pondok Pesantren, terutama pesantran yang terletak di kampung.

    “Tapi kenyataannya di sebagian pesantren (apalagi di kampung) feodal (senioritas) banget,” ujar Yudo Sadewa.

    Anak Purbaya Yudhi ini lantas memperluas pandangannya terhadap sistem pendidikan di Indonesia secara umum, yang dinilainya mengajarkan kepatuhan tanpa pemahaman kritis.

    Dalam hal ini, anak Purbaya Yudhi beranggapan Pondok Pesantren mengajari ilmu agama hanya setengah-setengah.

    “Masalahnya ya pendidikan di Indonesia seperti itu. Di pesantren, belajar agama cuman setengah-setengah,” katanya.

    Sedangkan, Yudo Sadewa beranggapan sekolah biasa seringkali guru mengajarkan ilmu agama tanpa memberikan pemahaman lebih dalam.

    “Di sekolah biasa juga gurunya ngajarin tapi tidak memahami apa yang diajarkan. Selalu diajarkan untuk patuh tanpa mengetahui mengapa saya harus patuh,” lanjutnya.

    Menurutnya, budaya patuh tanpa nalar ini memiliki dampak jangka panjang yang merugikan saat seseorang memasuki dunia kerja, menjadikan mereka rentan dieksploitasi.

    “Ketika kalian sudah patuh, kalian akan dijadikan budak oleh atasan kalian pada saat di dunia kerja,” tegasnya.

    Ia menutup pandangannya dengan menyoroti pentingnya literasi finansial sebagai jalan keluar dari siklus kerja tanpa henti yang justru bisa melalaikan ibadah dan keluarga.

    “Tanpa literasi finansial yang jelas dan investasi, Anda justru meninggalkan ibadah wajib dan waktu bersama keluarga. Lalu, Anda kerja terus sampai mati,” pungkas Yudo Sadewa.

  • Apa Instagram Diera Fajriah Larasati, Diduga Pengisi Suara Xpose Uncensored Trans7?

    Apa Instagram Diera Fajriah Larasati, Diduga Pengisi Suara Xpose Uncensored Trans7?

    GELORA.CO – Nama Diera Fajriah Larasati tengah menjadi sorotan publik setelah diduga menjadi pengisi suara dalam program Xpose Uncensored Trans7 yang menimbulkan kontroversi luas.

    Kontroversi yang menyeret nama Diera bermula dari salah satu episode Xpose Uncensored Trans7 yang menyoroti kehidupan di pondok pesantren, khususnya Pondok Pesantren Lirboyo.

    Episode berjudul “Santrinya minum susu aja kudu jongkok, emang gini kehidupan di pondok?” tersebut dianggap melecehkan tradisi pesantren dan menampilkan narasi yang dinilai provokatif.

    Tayangan itu menampilkan adegan santri bersalaman dan mencium tangan seorang kiai, disertai tulisan narasi yang berbunyi, “Kemuliaan umat, rela jalan ngesot sambil ngasih amplop.”

    Bagian ini memicu kemarahan karena dianggap menuduh tanpa dasar dan merendahkan martabat para kiai. Reaksi keras datang dari masyarakat, kalangan santri, dan alumni pesantren.

    Mereka menilai program tersebut menggiring opini negatif terhadap lembaga pesantren dan tokoh agama. Tak lama kemudian, Trans7 akhirnya mengeluarkan permintaan maaf resmi melalui media sosial.

    “Assalamu’alaikum Wr. Wb. Sehubungan dengan tayangan/pemberitaan mengenai Pondok Pesantren Lirboyo yang telah ditayangkan di program ‘Xpose Uncensored’ Trans7, pada tanggal 13 Oktober 2025, kami telah melakukan review dan tindakan-tindakan atas keteledoran yang kurang teliti sehingga merugikan keluarga besar PP. Lirboyo,” tulis pernyataan resmi Trans7.

    Dugaan keterlibatan Diera Fajriah Larasati semakin kuat setelah warganet menemukan nama “Diera” dalam kredit akhir Xpose Uncensored.

    Mereka juga menelusuri suara serupa di akun TikTok milik @ajeng.dinanti, yang memperkenalkan Diera dalam video tahun 2021. Dalam video tersebut, Diera terlihat membaca naskah berita, dan suaranya disebut sangat mirip dengan narasi yang muncul di Xpose Uncensored.

    Beberapa warganet bahkan mengaku mengenali suara yang sama dari program lain seperti Selebrita Trans7. Akibat viralnya isu ini, warganet ramai-ramai menuliskan komentar di unggahan video tersebut.

    Dalam produksi program televisi pada umumnya, pengisi suara atau narator biasanya terdiri dari beberapa orang yang bergantian membacakan naskah sesuai segmen yang berbeda.

    Meski demikian, tuduhan terhadap Diera masih bersifat dugaan. Belum dapat dipastikan apakah Diera benar-benar terlibat langsung dalam episode yang menjadi polemik tersebut.

    Upaya untuk mengonfirmasi dugaan keterlibatan Diera dalam program ini belum membuahkan hasil. Akun Instagram pribadinya, @dieraflarasati diketahui telah diprivate, sehingga publik tidak bisa mengakses atau meminta klarifikasi langsung.

  • Pengakuan Polisi Pemilik Rubicon Pelat Palsu, Belinya Ditambahkan Duit dari Orangtua

    Pengakuan Polisi Pemilik Rubicon Pelat Palsu, Belinya Ditambahkan Duit dari Orangtua

    GELORA.CO – Perwira polisi viral yang memakai Jeep Rubicon pelat palsu di Mapolres sudah diperiksa.

    Pemiliknya yakni AKP H Ramli menyebut mobil tersebut adalah unit seken setelah ia menjual mobil lamanya.

    “Kami telah melakukan klarifikasi kepada AKP H Ramli, tentang kepemilikan Rubicon miliknya, mobil itu dia beli setelah mobil lamanya dijual,” ujar Kasi Propam Polrestabes Makassar Kompol Ramli melansir Kompas.com (15/10/2025).

    Menurut Ramli, harga Rubicon itu tidak sepenuhnya ditanggung sendiri oleh AKP H Ramli.

    Orang tuanya turut nombok atau membantu menambahkan dana dari hasil penjualan mobil lamanya agar mobil mewah tersebut bisa dibeli.

    “Harga penjualannya ditambahkan dari uang orang tuanya untuk membeli Rubicon,” jelasnya.

    Kompol Ramli menegaskan bahwa kejadian ini menjadi pengingat bagi anggota Polri, khususnya jajaran Polrestabes Makassar, agar tidak memamerkan gaya hidup mewah, sesuai dengan Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 7 Tahun 2022 tentang Kode Etik Profesi Polri.

    “Selain pimpinan sering memberikan arahan agar seluruh personel tidak pamer harta, kami dari Propam juga selaku pengemban fungsi pembina kode etik profesi dan disiplin anggota Polri terus mengacu ke peraturan tentang kode etik terkait larangan bergaya hidup mewah atau pamer harta yang harus dipatuhi oleh anggota Polri,” tegasnya.

    Ramli juga mengonfirmasi bahwa pelat nomor kendaraan yang terpasang di Rubicon tersebut tidak sesuai dokumen resmi kendaraan.

    Pelat tersebut diketahui sebagai pelat variasi yang mencantumkan kode nama pribadi AKP H Ramli.

    “Pelat yang dipakai itu hanya pelat variasi yang sementara saja dan pelat aslinya ada sesuai dengan dokumen,” tutupnya.

  • Curhatan Suami setelah Anti Puspita Sari Tewas di Hotel Palembang, sang Anak Rewel Mencari Ibunya

    Curhatan Suami setelah Anti Puspita Sari Tewas di Hotel Palembang, sang Anak Rewel Mencari Ibunya

    GELORA.CO – Pihak kepolisian masih terus memburu pelaku pemhunuhan wanita hamil muda bernama Anti Puspita Sari alias AP (22) di Hotel Lendosis, Palembang, Sumatera Selatan, pada Sabtu (11/10/2025).

    Diduga kuat korban AP dibunuh oleh seorang pria yang bersamanya memesan kamar hotel.

    Pihak kepolisian melakukan proses ekshumasi (pembongkaran jenazah) korban AP agar mengetahui penyebab kematiannya.

    Kepedihan masih dirasakan suami korban bernama Adi Rosadi (36) yang berprofesi sebagai office boy di pusat perbelanjaan.

    Adi Rosadi bahkan tidak berani melihat jenazah istrinya ketika polisi melakukan ekshumasi jenazah yang telah dimakamkan di TPU Talang Petai.

    Tim gabungan dari Laboratorium Forensik Polda Sumsel, Dokpol Polda Sumsel, dan Inafis Polrestabes Palembang memimpin proses penggalian jenazah.

    Adi akhirnya hanya berdiri di kejauhan karena tidak sanggup melihat jenazah sang istri tercinta.

    “Saya hanya memantau dari jauh saja, saya enggak kuat melihat proses itu,” kata Adi.

    “Saat makam dibongkar saja saya sudah sedih. Bagaimana ya… saya masih teringat terus,” tambahnya.

    Adi seta keluarga besar berharap pihak kepolisian bisa menangkap pelaku pembunuhan AP.

    Tak berhenti di situ saja, Adi juga mencurahkan isi hatinya setelah ditinggal istri untuk selamanya.

    Setelah kematian AN, kehidupan keluarga yang ditinggalkan berubah drastis.

    Anak korban yang masih balita kerap menjadi rewel dan terus mencari ibunya.

    Saat ekshumasi berlangsung, suara tangisan mereka terdengar jelas, memanggil “Bunda… Bunda…”, menciptakan suasana pilu di TPU Talang Petai.

    Adi menuturkan bahwa tangisan anak membuat hati keluarga semakin hancur.

    “Anak-anak jadi rewel kalau saya enggak ada. Mereka suka nyari, manggil-manggil ‘Bunda’. Di situ saya makin sedih,” ujar Adi.

    Pernyataan Polisi dan Suami Korban

    AN, yang tengah hamil muda, ditemukan tewas di kamar sebuah penginapan setelah check-in bersama seorang pria pada Jumat (10/10/2025) sore.

    Polisi masih memburu pria yang terekam dalam rekaman CCTV saat berada bersama korban.

    Korban pertama kali ditemukan oleh seorang pegawai hotel yang hendak mengecek kamar karena sudah waktunya check-out.

    Pintu kamar terkunci, sehingga petugas harus membuka paksa.

    Usai pintu terbuka, ditemukan tubuh AN dalam kondisi mengenaskan, dengan lebam di leher dan pergelangan tangan.

    Polisi menduga korban mengalami kekerasan sebelum meninggal.

    Dari hasil pemeriksaan awal, beberapa barang milik korban hilang, termasuk sepeda motor dan ponsel.

    Motor tersebut merupakan satu-satunya kendaraan yang digunakan AN untuk bekerja sebagai seorang driver ojek online makanan.

    Motor itu juga digunakan AN untuk mengantar dan menjemput suaminya, Adi Rosadi (36) bekerja sebagai Office Boy (OB).

    “Motor dan HP istri dibawanya pergi, itu motor saya,” kata Adi.

    Rekaman CCTV menunjukkan korban datang ke penginapan sekitar pukul 16.00 WIB bersama seorang pria yang terlihat membayar kamar di kasir hotel.

    Dua jam kemudian, sekitar pukul 18.00 WIB, pria itu keluar dari kamar sendirian dengan mengunci pintu dari luar.

    Sejak saat itu, korban tidak terlihat lagi hingga ditemukan meninggal keesokan harinya.

    Kasatreskrim Polrestabes Palembang, AKBP Andrie Setiawan, membenarkan bahwa kasus ini merupakan pembunuhan yang disertai pencurian.

    “Motif masih kami dalami, termasuk apakah pelaku mengenal korban secara pribadi. Semua masih dalam proses penyelidikan,” ujar Andrie.

    Kasus pembunuhan AN masih terus diselidiki polisi.

    Identitas pelaku sudah dikantongi, dan tim penyidik tengah mengejar pria yang terekam bersama korban di penginapan.

    Semua bukti, mulai dari rekaman CCTV, hasil pemeriksaan jenazah, hingga keterangan keluarga, dijadikan dasar untuk menegakkan hukum.

  • Respons Tayangan Viral Santri Ngesot dan Kiai Terima Amplop, Menag Nasaruddin Minta Media Tidak Mengusik Pesantren

    Respons Tayangan Viral Santri Ngesot dan Kiai Terima Amplop, Menag Nasaruddin Minta Media Tidak Mengusik Pesantren

    GELORA.CO – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar merespon video viral santri ngesot dan kiai terima amplop yang tayang di Trans7. Dia merasa prihatin atas tayangan tersebut. Nasaruddin meminta media tidak mengusik kehidupan pesantren, apalagi dengan narasi yang negatif. 

    Nasaruddin mengatakan pesantren adalah lembaga pendidikan yang menanamkan adab kepada santrinya. Untuk itu dia kecewa dengan tayangan yang menggambarkan aktivitas pesantren tersebut, apalagi disertai dengan narasi yang tendensius.

    “Kenapa mengusik orang yang mengajak orang beradab. Kenapa yang tidak diusik adalah orang-orang yang berkebalikannya (tidak beradab),” kata Nasaruddin di komplek Bandara Halim Perdanakusuma (15/10) pagi. Dia mengatakan di masyarakat banyak kelompok yang kehilangan adab. Seharusnya kelompok-kelompok yang tidak beradab seperti, diangkat untuk dikritisi.

    Dia menegaskan, selaku Menteri Agama merasa sangat kaget dan prihatin atas tayangan itu. Imam Besar Masjid Istiqlal itu menjelaskan dari sekian ratus tahun berdirinya pondok pesantren di Indonesia, sangat berjasa untuk menciptakan masyarakat di Indonesia yang beradab. Menurut Nasaruddin keberadaban Indonesia menjadi kebanggaan Indonesia. Di dalam pesantren dibudayakan bagaimana seorang murid menghargai seorang guru. Bagaimana seorang santri menghormati kiainya.

    “Jangan melihat pemandangan apa yang terjadi di situ. Tetapi energi spiritual yang diperoleh melalui pesantren,” jelasnya. Dari pembiasaan adab di pesantren, para santri memahami bagaimana yang seharusnya dilakukan seorang anak kepada kedua orang tua. Lebih jauh lagi, bagaimana yang seharusnya dilakukan seorang rakyat dan pemimpin.

    “Di mana ada rakyat yang santun, biasanya di situ ada pemimpin yang beribawa,” katanya. Suasana kebatinan seperti itu yang diperkenalkan pondok pesantren, hingga Indonesia jadi bangsa yang berkadilan dan beradab ini.

    Dia menegaskan masyarakat Indonesia seharusnya berterima kasih kepada pondok pesantren. Nasaruddin menyebut sudah tiga abad pondok pesantren berbiasa dalam menciptakan masyarakat Indonesia yang santun. “Tidak pada tempatnya kita mengusik ketenangan kepada pondok pesantren,” katanya.

    “Saya mohon kepada kita semuanya, mari kita memberikan tempat yang terhormat kepada para kiai, para pondok pesantren. Karena guru peradaban bangsa kita adalah para pondok pesantren,” jelasnya. Nasaruddin berharap kejadian tayangan Trans7 itu terakhir kali dan tidak terulang di kemudian hari. Harus jadi pelajaran bagi media dalam menghadirkan tayangan yang berkualitas. 

    Sebelumnya kecaman datang dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. Dia menyatakan keberatan dan protes keras terhadap tayangan program “Expose Uncensored” di Trans7 yang ditayangkan pada Senin, 13 Oktober 2025. 

    Menurutnya, tayangan tersebut tidak hanya melanggar prinsip jurnalisme. Tetapi juga melecehkan pesantren dan tokoh-tokohnya. Dia menilai isi tayangan tersebut secara terang-terangan telah menghina dan merendahkan dunia pesantren.

    Tidak hanya menyentuh institusi pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Tetapi juga menyudutkan tokoh-tokoh pesantren yang sangat dihormati oleh warga Nahdliyin

    Sementara itu Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menindak stasiun televisi bersangkutan. Respon tersebut disampaikan Ketua MUI Bidang Infokom (Informasi dan Komunikasi) KH Masduki Baidlowi di Jakarta (14/10). 

    Masduki mengatakan tindakan tegas dari KPI diperlukan, karena tayangan Trans7 melalui program Expose dianggap menyinggung pesantren dan Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri KH Anwar Manshur. 

    Masduki sangat menyayangkan tayangan tersebut. Karena dinilai tidak cover both side, crosscheck, profesional dan sangat tendensius. Dia menegaskan MUI meminta sesuai regulasi dan peraturan yang ada agar KPI menegur Trans 7. “Karena ini penyiarannya sangat tendensius. Yang disinggung ini pesantren besar berpengaruh, tokohnya juga pengurus PBNU,” kata Masduki. 

    Mantan Staf Khusus Wakil Presiden Ma’ruf Amin itu menilai tayangan tersebut merupakan persoalan serius yang tidak main-main. Pasalnya terjadi tayangan yang tidak bermutu. Bahkan cenderung menghina tradisi yang ada di pesantren. 

    “Saya kira sangat berbahaya kalau tidak dilakukan tindakan oleh KPI bisa menimbulkan tanggapan yang emosional. Saya kira jangan sampai terjadi,” sambungnya. Masduki mengungkapkan Alumni Pondok Pesantren Lirboyo juga telah mengadukan persoalan ini ke MUI. Dia menegaskan bahwa tayangan tersebut sangat tendensius.

    MUI meminta KPI harus segera memanggil dan menegur Trans 7, termasuk pihak-pihak yang bertanggung jawab dan terlibat dalam tayangan tersebut. “Jangan-jangan yang terlibat memiliki agenda tendensius karena mungkin ada perbedaan-perbedaan pemahaman yang secara idelogis,” jelasnya. Sehingga akhirnya menimbulkan siaran seperti itu. Baginya kondisi seperti itu sangat berbahaya.

  • Ahmad Sahroni Muncul Sematkan Gelar Doktor Ilmu Hukum Setelah Menghilang Satu Bulan Lebih

    Ahmad Sahroni Muncul Sematkan Gelar Doktor Ilmu Hukum Setelah Menghilang Satu Bulan Lebih

    GELORA.CO – Mantan Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni sempat menghilang dari publik setelah kerusuhan aksi massa yang disertai penjarahan rumahnya di kawasang Tanjung Priok, pada akhir Agustus 2025. Sempat tersiar kabar bahwa politikus Partai NasDem itu pergi ke luar negeri, namun informasi tersebut tak pernah dikonfirmasi secara resmi.

    Setelah absen selama sekitar satu setengah bulan, tepatnya sepanjang September hingga pertengahan Oktober, Sahroni akhirnya kembali muncul ke publik. 

    Kemunculannya kali ini cukup mengejutkan, karena ia hadir sebagai salah satu wisudawan program doktor Ilmu Hukum Universitas Borobudur dalam acara wisuda yang digelar di Jakarta International Convention Center (JICC) pada Selasa (14/10).

    Dalam acara tersebut, Sahroni tampil percaya diri mengenakan toga berwarna hitam dengan lis merah, warna identitas program studi hukum kampus tersebut. 

    Berdasarkan tayangan di kanal YouTube resmi Universitas Borobudur, Sahroni tampak tersenyum ramah dan bersalaman dengan para rektor saat prosesi wisuda berlangsung. Rektor bahkan memberi hormat sebelum mewisuda Sahroni yang resmi menyandang gelar Doktor Ilmu Hukum.

    Pria yang dikenal dengan crazy rich Tanjung Priok itu mengangkat disertasi berjudul “Pemberantasan Korupsi Melalui Prinsip Ultimum Remedium: Suatu Strategi Pengembalian Uang Negara.”

    Kemunculan Sahroni di ruang publik sebenarnya telah lebih dulu terpantau sehari sebelumnya, melalui unggahan Wakil Ketua Umum PSI Ronald A. Sinaga alias Bro Ron di akun Instagram-nya, @brorondm, pada Senin (13/10). Dalam unggahan tersebut, Bro Ron memperlihatkan dirinya tengah makan bersama Sahroni di sebuah restoran.

    Namun, belum diketahui pasti kapan dan di mana pertemuan itu terjadi. Hanya saja, Bro Ron mengaku bahwa sosok Sahroni merupakan seniornya dalam dunia politik.

    Baca Juga: Persija Jakarta Tak Ingin Kembali Menangis! Misi Curi Poin di Kandang Persebaya Surabaya

    “Beliau senior saya dalam politik, saya mah masih anak kacang. Tetapi kami sudah kenal lama. Bahkan dulu kami di komunitas motor yang sama, Team Birah 1 (baca: birahi) nama basecamp di Blok S,” kata Bro Ron.

    Dia bercerita bahwa 20 tahun lalu, tak sedikit pun terpikir dibenaknya akan masuk ke dunia politik. Terlebih, saat ini keduanya berada pada posisi yang strategis di masing-masing partainya.

    “20 tahun lalu kami berdua tidak akan pernah pikirkan akan masuk politik, apalagi di posisi sekarang Bro Roni Bendum Partai Nasdem dan saya Bro Ron Waketum PSI,” ujarnya.

    Selain itu, ia juga mengingatkan Sahroni agar selalu melayani rakyat dan akan sama-sama banyak belajar pada tahun ini. Bro Ron juga menekankan akan ada banyak kejutan nantinya, tepatnya sehari sebelum puncak HUT ke-14 Partai Nasdem pada 11 November mendatang

  • Jangan Jual CD dan BH Demi Panggung

    Jangan Jual CD dan BH Demi Panggung

    GELORA.CO   – Aktivis dan peneliti Dr. Tifauzia Tyassuma atau Dr. Tifa melontarkan kritik keras terhadap aksi sejumlah relawan pendukung Presiden Joko Widodo. Ia menyoroti aksi seorang perempuan yang dinilai merendahkan martabat wanita demi mencari perhatian publik.

    Dalam pernyataannya di program Rakyat Bersuara di iNews TV, Dr. Tifa menyinggung aksi tersebut sebagai bentuk pelecehan terhadap kehormatan perempuan.

    “Kita tidak usah harus melakukan merendahkan kemuliaan kita sebagai wanita,” ujar Tifa.

     “Kita lahir sebagai ibu bangsa. Dari rahim seorang wanita muncul penguasa, presiden, menteri. Kita dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai makhluk yang mulia,” lanjutnya.

    Dr. Tifa kemudian menyinggung aksi seorang perempuan yang menggelar demonstrasi dengan berpakaian tidak pantas.

     “Tetapi mengapa ada seorang perempuan yang merendahkan dirinya serendah-rendahnya sehingga dia mengajak demo dengan mempertontonkan BH dan celana dalamnya. Ini saya sangat sedih,” kata Tifa.

    Menurutnya, tindakan tersebut tidak hanya mencoreng martabat perempuan, tetapi juga melanggar norma hukum.

     “Kalau seorang perempuan mau mempertontonkan auratnya, mempertontonkan bra-nya, itu melanggar Undang-Undang Pornografi dan Pornoaksi,” tegasnya.

    Tifa juga menyinggung isu hukum yang menjerat Silvester Matutina, yang disebutnya sebagai “terpidana yang seharusnya menjalani konsekuensi hukumnya”.

     “Anda sudah terpidana satu setengah tahun, kemudian lari enam tahun. Kenapa tidak dijalani saja?” ujar Tifa, menyoroti pelanggaran terhadap prinsip negara hukum.

    Dalam kesempatan itu, Dr. Tifa menegaskan posisinya sebagai akademisi dan peneliti yang tetap menghormati hukum.

     “Kami melakukan tugas kami sebagai peneliti. Kami tidak mangkir, tidak kabur, kami hadapi semuanya. Kami melindungi rakyat dari kebohongan dan mengungkapkan kebenaran,” katanya.

    Menanggapi sindiran tersebut, seorang perempuan yang hadir dalam forum, Diana, menyebut dirinya hanya menggunakan pernyataan soal “CD dan BH” sebagai strategi agar bisa mendapat perhatian publik.

     “Kenapa saya harus mengatakan kalimat itu? Karena memang untuk bertemu dengan orang yang cari panggung, kita harus cari panggung dulu,” ujar Diana.

    Namun, Dr. Tifa tetap menegaskan seruannya kepada kaum perempuan agar menjaga martabat dan harga diri mereka.

     “Saya mohon kepada seluruh wanita Indonesia, jangan pernah merendahkan diri Anda. Kita dilindungi sebagai perempuan yang diciptakan Allah untuk mampu melindungi dirinya sendiri,” tutupnya