Author: Fajar.co.id

  • Ketidakpastian Global Bisa Jadi Momentum untuk Memperkuat Fundamental Ekonomi dan Ketahanan Nasional

    Ketidakpastian Global Bisa Jadi Momentum untuk Memperkuat Fundamental Ekonomi dan Ketahanan Nasional

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar, Hamka B Kady menyoroti Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 yang dinilainya sangat strategis sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045.

    Sejumlah tantangan domestik, mulai dari turunnya proporsi kelas menengah, tingginya angka stunting, hingga melandainya kontribusi industri manufaktur tak luput dari perhatian Fraksi Golkar.

    “APBN 2026 merupakan kunci untuk menjawab tantangan-tantangan domestik tersebut guna mencapai trayektori pertumbuhan ekonomi menuju 8 persen pada 2029,” kata Hamka saat menyampaikan pandangan Fraksi Golkar terhadap Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-2 Masa Sidang I Tahun Sidang 2025–2026 di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Selasa (19/8/2025)..

    Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 mulai dibahas di DPR RI. Setelah Presiden Prabowo Subianto menyampaikan Nota Keuangan pada 15 Agustus lalu, fraksi-fraksi menyampaikan pandangan umum mereka terkait rancangan anggaran pertama yang sepenuhnya disusun pemerintahan Prabowo – Gibran.

    Adapun dari sisi eksternal, kata Hamka, APBN 2026 menghadapi tantangan yang bersumber dari dinamika perekonomian dan geopolitik global.

    Di sisi lain, Fraksi Partai Golkar sependapat dengan pandangan Presiden Prabowo Subianto bahwa tantangan-tantangan ekonomi global saat ini tengah berubah menuju landscape yang lebih multipolar dari sebelumnya yang cenderung unipolar dan didikti oleh suatu kutub kekuasaan.

  • Gaji Direksi Tinggi, BUMN Hadir untuk Dijadikan Sapi Perah?

    Gaji Direksi Tinggi, BUMN Hadir untuk Dijadikan Sapi Perah?

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pakar Pendidikan Ekonomi, Ki Darmaningtyas memberikan pernyataan soal gaji direksi dan komisari BUMN.

    Lewat cuitan di akun media sosial X pribadinya, Darmaningtyas juga ikut berbicara soal isu tingginya gaji dari para Direksi BUMN.

    Ia memberikan sindiran terkait hal ini dengan menyebut masih ada BUMN saat ini yang memiliki utang menggunung.

    Dari utang yang menumpuk ini, disebutnya masyarakat yang harus menanggung. “Tapi kok utang segunung?,” tulisnya dikutip Senin (18/8/2025).

    “Dan utang itu akhirnya yg mikul ya masyarakat,” sebutnya.

    Lanjut, ia menyebut wajar jika muncul tuduhan bahwa saat ini BUMN kehadirnya hanya dijadikan sapi perah.

    “Wajar bila ada tuduhan bahwa BUMN hanya jadi sapi perah saja,” ungkapnya.

    “Tapi sapi perah yg sengaja dipelihara,” paparnya. (Erfyansyah/fajar)

  • Isu RMS Loncat ke PSI Menguat, NasDem Sulsel: Kabar Burung Murahan

    Isu RMS Loncat ke PSI Menguat, NasDem Sulsel: Kabar Burung Murahan

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Kabar Ketua NasDem Sulsel, Rusdi Masse (RMS), bakal hengkang ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kembali berembus.

    Namun, jajaran DPW NasDem Sulsel memastikan isu tersebut tidak benar adanya.

    Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) DPW NasDem Sulsel, Tobo Haeruddin, menegaskan gosip itu hanya bagian dari dinamika politik yang kerap dimainkan.

    “Lagi-lagi kabar burung itu tidak benar,” ujar Tobo kepada awak media, Selasa (19/8/2025).

    Dikatakan Tobo, informasi yang terus berkembang itu hanya merupakan bagian dari dinamika politik biasa.

    “Ini memang sering dimainkan, apalagi momen kemerdekaan sering diwarnai isu-isu semacam ini entah apa motifnya,” sebutnya.

    Lanjut Tobo, pihaknya sudah memastikan ke internal partai, baik DPW maupun DPP, dan hasilnya tidak ditemukan tanda-tanda RMS akan meninggalkan partai besutan Surya Paloh tersebut.

    “Saya sudah konfirmasi ke DPW dan DPP, tidak ada proses seperti itu. Jadi tidak benar,” tegasnya.

    Bukan sekali ini, isu kepindahan RMS mencuat. Sejak beberapa bulan terakhir, kabar serupa sudah berulang kali beredar, namun juga berulang kali dibantah oleh pengurus NasDem Sulsel.

    Sekretaris DPW NasDem Sulsel, Syaharuddin Alrif, bahkan menegaskan RMS masih aktif mengikuti berbagai kegiatan partai.

    Syaharuddin mencontohkan, RMS hadir dalam kegiatan bimbingan teknis (bimtek) kader beberapa waktu lalu, hingga turut mendampingi Ketua Umum Surya Paloh dalam Rakernas NasDem di Makassar baru-baru ini.

    Dengan sederet bukti itu, NasDem Sulsel memastikan isu RMS pindah ke PSI hanyalah manuver politik pihak tertentu. (Muhsin/fajar)

  • Ekonom Media Askar Blak-blakan Bilang Gaji Menteri hingga DPR Bebas Pajak, Rakyat Diperas

    Ekonom Media Askar Blak-blakan Bilang Gaji Menteri hingga DPR Bebas Pajak, Rakyat Diperas

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios), Media Askar, mengungkap persoalan ketidakadilan pajak di Indonesia.

    Dikatakan Media, para pejabat negara justru tidak dikenakan pajak atas gaji yang mereka terima.

    “Gaji pejabat itu gak dikenakan pajak, jadi pejabat-pejabat itu nggak bayar pajak,” kata Media Askar blak-blakan, dikutip pada Selasa (19/8/2025).

    “Tidak hanya bupati itu, menteri, anggota dewan, pak Prabowo sekalipun nggak bayar pajak dari penghasilan yang diterima dari APBN,” tambahnya.

    Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kondisi ini jelas melukai rasa keadilan publik. Sementara di sisi lain, pemerintah justru membebankan pajak kepada masyarakat.

    “Ini yang melukai dan menodai ketidakadilan itu,” tegasnya.

    Kata Media, ketika pemerintah membutuhkan tambahan anggaran, bukannya menarik pajak dari kelompok oligarki atau orang-orang super kaya, justru yang dipilih adalah jalan pintas berupa pemotongan anggaran daerah.

    “Nah dalam perspektif ini kan kita butuh uang. Tapi pemerintah mikirnya nggak mau narik pajak dari oligarki, orang-orang super kaya,” terangnya.

    “Yaudah potong aja anggaran, itulah yang terjadi di Pati. Rp59 miliar dipotong tahun ini, kemudian bupati gak ada uang akhirnya memajak rakyatnya sendiri,” bebernya.

    Ia menambahkan, pemangkasan dana ke daerah jumlahnya sangat besar, mencapai Rp269 triliun. Akibatnya, tiap kabupaten/kota kehilangan porsi anggaran signifikan.

    “Kalau dibagi 500-an kabupaten dan kota, per kabupaten kota itu hilang duitnya, diambil pusat. Demi efisiensi anggaran,” ucapnya.

  • Pernyataan Sri Mulyani soal Guru Beban Negara, Wijaya PGRI: Berlebihan dan Menyakitkan

    Pernyataan Sri Mulyani soal Guru Beban Negara, Wijaya PGRI: Berlebihan dan Menyakitkan

    Rasio murid dan guru secara nasional memang relatif baik di angka 16:1, tetapi distribusinya tidak merata. “Hingga kini, banyak guru yang harus mengajar lintas mata pelajaran karena keterbatasan tenaga pendidik di pelosok,” ujar Wijaya.

    Dia bahkan menyebut, pengabdian guru di lapangan memperlihatkan fakta berbeda dari stigma “beban negara”.

    Di Sigi, Sulawesi Tengah, guru SMPN 16 mendaki bukit dan mengunjungi rumah siswa hingga tiga kali seminggu karena ketiadaan internet dan listrik.

    Di Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, seorang guru honorer bernama Rudi Hartono setiap hari menyeberangi sungai dengan rakit bambu, bahkan menggendong muridnya ketika arus deras agar mereka tetap bisa bersekolah.

    Sementara di Lebak, Banten, Jubaedah sudah 30 tahun berjalan kaki menembus jalan hutan, meski pernah terperosok jurang, demi memastikan anak-anak di desanya tetap belajar.

    Selain itu, pemerintah sebenarnya sudah menetapkan tunjangan khusus setara satu kali gaji pokok bagi guru yang bertugas di daerah sangat tertinggal. Namun realisasi di lapangan masih menghadapi kendala, baik dari segi distribusi anggaran maupun ketepatan sasaran.

    “PGRI mendesak pemerintah, khususnya Menteri Keuangan, untuk lebih bijaksana dalam menyampaikan pernyataan publik,” tegas Wijaya.

    Alih-alih melontarkan ucapan yang merendahkan martabat dan menyakiti guru, kebijakan seharusnya diarahkan pada upaya peningkatan kesejahteraan, percepatan pengangkatan honorer menjadi ASN PPPK, serta pemenuhan hak-hak guru sesuai amanat Undang-Undang.

  • Soal Oposisi dan Koalisi, Faizal Assegaf: Peta Pertarungan akan Mengalami Eskalasi

    Soal Oposisi dan Koalisi, Faizal Assegaf: Peta Pertarungan akan Mengalami Eskalasi

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kritikus politik, Faizal Assegaf memberikan responsnya terkait oposisi dan koalisi yang saat ini jadi pembahasan.

    Apalagi jelang berlangsungnya Pemilu 2029 terkait oposisi dan koalisi jadi pembincangan.

    Lewat cuitan di akun media sosial X pribadinya, Faizal Assegaf memberikan komentarnya.

    Ia menyebut dan memprediksi ada pertarungan yang akan mengalami eskalasi.

    Ini bisa terjadi jika situasi perpolitikan di Indonesia saat ini tidak mengalami perubahan sama sekali atau dinamikanya tetap sama.

    “Jika situasi tidak berubah, dinamika dan peta pertarungan akan mengalami eskalasi,” tulisnya dikutip Senin (18/8/2025).

    “jauh lebih suram dan akan terperangkap dalam agenda skenario global,” sebutnya.

    Lanjut, Faizal mengatakan kondisi seperti ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus terjadi.

    Karena kaum yang tertindas dan mereka yang bergerak dalam perjuangan dengan nilai spritual diprediksinya bakal kalah lagi. “Kondisi ketidakpastian itu,” ungkapnya.

    “Jangan sampai kaum tertindas dan mereka yang berangkat dalam perjuangan nilai-nilai spiritual kalah dan kalah lagi,” terangnya. (Erfyansyah/fajar)

  • Jumlah User Tumbuh 41 Persen, QLola by BRI Catat Volume Transaksi Rp5.970 Triliun

    Jumlah User Tumbuh 41 Persen, QLola by BRI Catat Volume Transaksi Rp5.970 Triliun

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Menghadapi lanskap bisnis digital yang menuntut kecepatan serta efisiensi dalam pengelolaan keuangan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus memperkuat kapabilitas layanan digitalnya melalui QLola by BRI. Platform ini dirancang sebagai solusi terintegrasi untuk menjawab kebutuhan bisnis korporasi yang kian dinamis, sekaligus mendukung percepatan transformasi digital di berbagai sektor industri.

    Setelah diluncurkan pada tahun 2022, Integrated Corporate Solution Platform QLola by BRI tercatat mengalami peningkatan dengan volume sebesar 36,8% year-on-year (YoY), atau mencapai Rp5.970 triliun hingga Juni 2025. Pertumbuhan ini terjadi di segmen wholesale maupun non-wholesale, dengan jumlah pengguna meningkat dengan lebih dari 75.000 klien baru, sehingga total penggunanya mencapai 258 ribu atau tumbuh 41,09% YoY.

    Sementara itu, dari sisi aktivitas, total transaksi yang dilakukan melalui QLola telah mencapai 438 juta transaksi, tumbuh 19% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 356 juta transaksi. Capaian ini berkontribusi pada penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp241 triliun dan Fee Based Income (FBI) senilai Rp167,1 miliar.

    Direktur Corporate Banking BRI Riko Tasmaya menyebut bahwa kinerja QLola merupakan bagian dari transformasi strategis BRI menuju model universal banking dalam mendukung kebutuhan bisnis yang semakin kompleks. Adapun, capaian kinerja QLola tersebut didorong oleh penetrasi ke berbagai sektor, mulai dari agriculture, mining, FMCG, telekomunikasi, hingga industri digital seperti e-commerce dan fintech.

  • Tertinggal 21 Poin dari Pemuncak Klasemen, Bagaimana Peluang Veda Ega Pratama jadi Juara Dunia Rookies Cup 2025?

    Tertinggal 21 Poin dari Pemuncak Klasemen, Bagaimana Peluang Veda Ega Pratama jadi Juara Dunia Rookies Cup 2025?

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Nama pembalap muda asal Indonesia, Veda Ega Pratama masih bersaing ketat untuk bisa menjadi juara Rookies Cup 2025.

    Usai race yang berlangsung di Austria, perebutan juara untuk ajang Rookies Cup 2025 semakin memanas.

    Veda Ega Pratama, masih memiliki peluang besar untuk meraih gelar juara meski saat ini berada di posisi kedua klasemen sementara.

    Veda yang duduk di posisi kedua klasemen saat ini mengoleksi 170 poin, tertinggal 21 poin dari Brian Uriarte yang kokoh di puncak dengan 191 poin.

    Peluang untuk mengejar masih terbuka lebar sebab ajang Rookies Cup 2025 masih menyisakan dua race lagi.

    Masih ada dua race tersisa di Sirkuit Misano World Circuit Marco Simoncelli, Italia, pada 13–14 September 2025.

    Untuk dua balapan yang tersisa itu, pembalap asal Indonesia maksimal bisa meraih 50 poin dengan catatan finish pertama di dua race tersebut.

    Musim ini, Veda menunjukkan konsistensi yang impresif, terutama di seri Austria ketika ia meraih dua kali podium kedua.

    Konsistensi ini menjadi modal berharga untuk menghadapi seri final yang akan sangat menentukan.

    Performa di dua race terakhir ini yang akan menentukan siapa yang bakal keluar sebagai juara dunia Red Bull Rookies Cup 2025.

    (Erfyansyah/fajar)

  • Keponakan Prabowo Klaim Efisiensi Anggaran untuk Mengurangi Celah Korupsi

    Keponakan Prabowo Klaim Efisiensi Anggaran untuk Mengurangi Celah Korupsi

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Anggota DPR RI, Rahayu Saraswati menegaskan kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah bukan sekadar penghematan, tapi lebih dari itu menjadi langkah strategis untuk menutup celah terjadinya praktik korupsi, termasuk di tingkat eselon, BUMN, dan BUMD.

    “Efisiensi pun dilakukan justru untuk mengurangi celah terjadinya korupsi. Jadi kita apresiasi itu dan kita harus dukung. Anggaran yang diefisienkan bukan dihilangkan, tetapi dialokasikan kembali untuk program yang menyentuh langsung rakyat,” tegasnya, Selasa (19/8/2025).

    Keponakan Prabowo itu memastikan Fraksi Partai Gerindra DPR RI siap mengawal visi, misi, dan program prioritas yang tertuang dalam Asta Cita agar dapat terlaksana secara maksimal.

    “Beliau (Presiden Prabowo) menyampaikan laporan yang sangat menyeluruh, sangat komprehensif, dan kita mengapresiasi hal tersebut, bahkan istilahnya hal-hal yang kaitannya bukan dengan eksekutif juga beliau laporkan,” ujar Rahayu.

    Rahayu menyebut, program prioritas yang akan didorong di antaranya koperasi merah putih, sekolah rakyat, serta program makan bergizi gratis. “Ini yang harus kita dukung,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan langkah tegas pemerintah untuk menata ulang pengelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), demi memaksimalkan kontribusi aset negara yang mencapai lebih dari 1.000 triliun dolar AS.

    Ia mengungkapkan target minimal BUMN menyumbang 50 miliar dolar AS per tahun agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak mengalami defisit.

  • Amien Rais Sebut Reuni Alumni UGM Dagelan, Teman Seangkatan Jokowi Buka Suara

    Amien Rais Sebut Reuni Alumni UGM Dagelan, Teman Seangkatan Jokowi Buka Suara

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ketua Majelis Syuro Partai Ummat, Amien Rais menyebut Presiden ke-7 RI Joko Widodo sebagai kaisar kebohongan. Tudingan ini didasari dari ijazah Universitas Gadjah Mada (UGM) Jokowi yang disebut abal-abal.

    “Saya tidak perlu menyebut satu persatu kebohongan yang sudah pernah dimuntahkan dari mulutnya karena hampir semuanya sudah menjadi rahasia umum,” tutur Amien dalam sebuah video yang diunggah di akun Instagram pribadinya @amienraisofficial, dilansir pada Selasa (19/8/2025).

    Menurut Amien Rais, Jokowi yang ngotot bahwa ijazahnya asli sehingga ia jatuh terjerembab dalam lingkaran setan.

    “Karena Jokowi tidak pernah mau mengaku bahwa ijazah S1 dari Fakultas Kehutanan UGM itu palsu, dia jatuh terjebak ke dalam lingkaran setan yang makin lama makin dalam,” ucapnya.

    Bahkan kata Amien Rais, Polisi dan ternak Mulyono (Jokowi) sudah memutar otak bagaimana pujaannya itu bisa lolos dari kebohongan.

    Celakanya, Amien menambahkan, seiring berjalannya waktu, apa yang ditutupi Jokowi mengalami jalan buntu.

    “Maaf saya harus mengatakan sejujurnya bahwa Jokowi dan ternaknya tidak cukup cerdas membaca dan menyimpulkan kondisi masyarakat sendiri,” ujarnya.

    “Lihatlah betapa mentah dan konyolnya Jokowi dan ternaknya membuat move yang serampangan dan berdampak destruktif bagi Jokowi,” tambah mantan Ketua MPR RI itu.

    Ia kemudian menyinggung reuni ke-45 alumni UGM yang digelar pada 26 Juli lalu. Amien menyebutnya sebagai dagelan.

    “Katanya reuni yang ke-45. Dagelan politik yang dimaksudkan Jokowi bahwa puluhan teman-teman seangkatannya itu bisa menjadi saksi bahwa ijazahnya asli. Nah ngomong-ngomong bila gazah, bukan gajah menjadi akronim gak punya ijazah itu lebih tepat,” pungkasnya.