Author: Fajar.co.id

  • Ramai-ramai Gubernur Protes, Menteri Purbaya: Kalau Mau Bangun Daerah, Harusnya dari Dulu Udah Bagus

    Ramai-ramai Gubernur Protes, Menteri Purbaya: Kalau Mau Bangun Daerah, Harusnya dari Dulu Udah Bagus

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Sejumlah Gubernur yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) kompak, menyatakan penolakan terhadap rencana pemerintah pusat memangkas Transfer ke Daerah (TKD) dalam APBN 2026.

    Gelombang protes itu disampaikan langsung saat para gubernur mendatangi kantor Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa Selasa (7/10/2025), kemarin.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, pertemuan berlangsung sekitar satu jam, mulai pukul 10.00 WIB.

    Kabarnya, para kepala daerah yang hadir berasal dari Jambi, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Bangka Belitung, Banten, Kepulauan Riau, Jawa Tengah, dan Sulawesi Tengah.

    Turut hadir pula Maluku Utara, Sumatera Barat, DI Yogyakarta, Papua Pegunungan, Bengkulu, Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, dan NTB.

    Usai pertemuan, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa membenarkan adanya penyampaian aspirasi dari para gubernur yang keberatan atas pemotongan dana tersebut.

    “Semuanya ngomong. Semuanya ngomong, nggak mau ketinggalan. Anda mau nanya apa? Ada beberapa yang bilang ini memang mengganggu stabilitas daerah dan mengganggu NKRI segala macem,” ujar Purbaya.

    Purbaya mengatakan, penolakan semacam itu adalah hal yang wajar.

    Namun, ia menegaskan bahwa seharusnya daerah sudah mampu mengelola keuangannya secara efektif sejak lama agar tidak bergantung penuh pada transfer pusat.

    “Kalau mereka mau bangun daerahnya kan harusnya dari dulu udah bagus, anggarannya nggak ada yang hilang sana sini,” katanya.

    Meski demikian, Purbaya menyebut pemerintah tetap membuka peluang untuk menambah kembali anggaran TKD pada pertengahan tahun depan, asalkan kondisi ekonomi nasional membaik.

  • Pada Gelaran MAE 2025, BRI Raih Penghargaan Indeks Tempo-IDN Financials 52

    Pada Gelaran MAE 2025, BRI Raih Penghargaan Indeks Tempo-IDN Financials 52

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali meneguhkan posisinya sebagai salah satu emiten terkemuka di pasar modal Indonesia. Pada ajang Malam Apresiasi Emiten (MAE) 2025 yang diselenggarakan di Hotel Fairmont Jakarta, Jumat (19/9), BRI berhasil menyandang empat kategori sekaligus dalam Indeks Tempo-IDNFinancials 52 (Indeks52), yakni Main Index, High Dividend, High Growth, dan High Market Cap.

    Indeks52 yang diinisiasi oleh Tempo dan IDNFinancials.com sejak 2023 merupakan barometer bagi emiten-emiten pilihan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Evaluasi dilakukan secara menyeluruh dengan mempertimbangkan aspek fundamental perusahaan, kinerja keuangan, hingga pergerakan harga saham.

    Direktur Utama BRI Hery Gunardi menyampaikan bahwa capaian ini menjadi bukti konsistensi BRI dalam menciptakan nilai tambah berkelanjutan bagi seluruh pemegang saham. “Kami bersyukur atas apresiasi ini, yang mencerminkan kepercayaan pasar terhadap fundamental BRI. Prestasi ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus menjaga kinerja keuangan yang solid, menghadirkan imbal hasil optimal bagi investor, serta berperan aktif dalam pembangunan ekonomi nasional melalui pemberdayaan UMKM, maupun berbagai dukungan kepada program prioritas Pemerintah,” ungkap Hery.

    Sebagai bank milik negara dengan basis nasabah terbesar di Indonesia, BRI memang dikenal sebagai emiten yang terus membagikan dividen optimal bagi pemegang saham. Pada tahun buku 2024, BRI mencatat laba bersih konsolidasian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp60,15 triliun. Dari jumlah tersebut, perseroan membagikan total dividen tunai hingga mencapai Rp51,73 triliun.

  • Pengikut Jokowi Disebut Termul, Mahfud: Ternak itu Adalah Sehina-hinanya Manusia

    Pengikut Jokowi Disebut Termul, Mahfud: Ternak itu Adalah Sehina-hinanya Manusia

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Polarisasi politik di masyarakat pasca Pemilihan Presiden 2024 masih saja terjadi. Kini bukan lagi rivalitas antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi). Istilah ‘cebong’ dan ‘kampret’ tak lagi relevan. Istilah tersebut ramai didengungkan pada 2014.

    Setelah istilah-istilah tersebut menguap dengan sendirinya seiring bersatunya dua kubu yang tadinya berlawanan, kini muncul lagi istilah lain yang tak kalah fenomenalnya: Termul alias Ternak Mulyono. Nama ‘Mulyono’ merujuk pada Jokowi. Artinya termul diasumsikan sebagai loyalis, pendukung, atau orang dekat Jokowi.

    Pakar Hukum Tata Negara, Mahfud MD mengaku sedih dengan kembalinya muncul istilah tersebut di kalangan publik.

    “Kampret dan kecebong, dulu itu kan ramai. Pengikutnya Pak Prabowo disebut kampret, pengikutnya Pak Jokowi disebut kecebong. Ketika terbentuk kabinet baru 2019, itu berhasil dihilangkan ketika Pak Jokowi dan Pak Prabowo gabung dalam satu kabinet,” papar Mahfud dikutip dari YouTube Mahfud MD Official, Kamis (9/10/2025).

    Menguapnya sebutan ‘cebong’ dan ‘kampret’ mujarab mendinginkan situasi politik, sehingga kata Mahfud, diskusinya tidak lagi menghinakan satu sama lain.

    Pasca ramai Cebong dan Kampret. Kini dia menyoroti adanya istilah Termul.

    “Nah sekarang sudah muncul lagi istilah baru nih. Termul. Ternak Mulyono. Ini sungguh. Saya sedih dengan istilah ternak ini,” kata mantan Menkopolhukam itu.

    Mahfud menjelaskan, diksi ternak ibaratnya binatang yang disamakan dengan manusia hina.

    Bagi Mahfud, istilah ternak tersebut keterlaluan. Apalagi disematkan pada pengikut Presiden ke-7 Jokowi.

  • 10 Menteri dengan Kinerja Terbaik, Menkeu Purbaya Posisi Teratas, Menyusul Seskab Teddy

    10 Menteri dengan Kinerja Terbaik, Menkeu Purbaya Posisi Teratas, Menyusul Seskab Teddy

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Indo Survey & Consulting (ISC) merilis daftar menteri dalam Kabinet Merah Putih dengan kinerja terbaik.

    Survei ini diketahui dilakukan pada bulan September 2025 lalu. Penilaian dilakukan dari tingkat kepuasan publik pada pemerintahan Prabowo jelang satu tahun masa jabatannya.

    Hasilnya cukup menarik, dimana pendatang baru yang baru genap sebulan menjabat Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Saweda menduduki posisi teratas.

    Ia menempati posisi teratas dengan tingkat kepuasan mencapai 85 persen.

    Purbaya dianggap mampu menjaga stabilitas fiskal dan pengelolaan utang negara.

    Untuk posisi ditempati oleh Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dengan raihan 83 persen.

    Seskab Teddy adalah figur penting untuk membantu evaluasi efektivitas kebijakan dan menjaga agar tidak ada tumpeng tindih kebijakan antarprogram di kementerian.

    Dan posisi ketiga ditempati oleh Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar dengan raihan 82 persen tertinggal satu persen dari Seskab Teddy.

    Adapun untuk survei ini melibatkan 1.200 responden berusia lebih dari 17 tahun.

    Dan untuk para respondennya diminta untuk menilai menteri dari empat aspek utama, yakni kinerja aktual (40%), popularitas (25%), kedekatan dengan rakyat (20%), serta integritas dan transparansi (15%).

    Survei ini memiliki margin of error sebesar kurang lebih 2,8 persen (95 persen CL). Survei dilakukan dengan metode wawancara acak terstruktur.

    Berikut daftar rilisan ISC, ada 10 menteri teratas yang dianggap berkinerja paling moncer. Berikut adalah daftarnya:

  • PDIP Tolak Timnas Israel dalam Kejuaraan Dunia Senam Artistik di Jakarta: Sikap Kami Konstitusional

    PDIP Tolak Timnas Israel dalam Kejuaraan Dunia Senam Artistik di Jakarta: Sikap Kami Konstitusional

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — PDI Perjuangan konsisten menolak Tim Senam Israel dalam Kejuaraan Dunia Senam Artistik akhir Oktober 2025.

    Jubir PDIP, Guntur Romli menyatakan sikap ini sama dengan penolakan PDI Perjuangan terhadap Timnas U20 Israel tahun 2023 pada waktu yang lalu.

    “Sikap kami adalah pilihan konstitusional bahwa bangsa Indonesia tidak boleh memiliki kerjasama dengan pihak-pihak penjajah. Selama Israel masih menjajah tanah Palestina,” kata Guntur Romli, Rabu, (8/10/2025).

    Sesuai amanat pembukaan UUD 45 “…kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

    PDIP juga punya landasan historis saat Bung Karno yang merupakan Presiden pertama Indonesia, dikenal dengan sikap tegasnya dalam menolak keberadaan dan hubungan dengan Israel, sebagai bentuk solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina.

    Sikap ini bukan hanya retorika, melainkan diwujudkan melalui keputusan konkret di bidang olahraga dan diplomasi, yang mencerminkan komitmen anti-imperialisme dan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina.

    Salah satu momen awal terjadi pada 1958, saat Indonesia lolos ke babak penyisihan Piala Dunia FIFA.

    Bung Karno memerintahkan Timnas Indonesia untuk menolak bertanding melawan Israel di kualifikasi tersebut, demi mendukung Palestina yang saat itu sedang menghadapi pendudukan.

    Keputusan ini menjadi simbol perlawanan terhadap apa yang dianggap sebagai penjajahan Israel atas tanah Palestina.

  • PLN Nusantara Power UP Bakaru dan Dompet Dhuafa Sulsel Kolaborasi: Pemberdayaan Kopi Letta Raih Penghargaan ENSIA 2025

    PLN Nusantara Power UP Bakaru dan Dompet Dhuafa Sulsel Kolaborasi: Pemberdayaan Kopi Letta Raih Penghargaan ENSIA 2025

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA– Upaya pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan kembali menorehkan prestasi nasional. Pada ajang Environmental & Social Innovation Awards (ENSIA) 2025 yang mengusung tema “Innovation for Socio-Economic and Ecological Harmony” hari Selasa (08/10/2025).

    Program kolaborasi PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Bakaru bersama Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan, berhasil meraih penghargaan berkat inovasi sosial dalam pengembangan Kopi Letta.

    Dalam ajang tersebut, program Inovasi Sosial Hulu-Hilir Berbasis Lingkungan: Pemberdayaan Kopi Letta dianugerahi Platinum Award. Penghargaan ini diberikan atas keberhasilan program yang tidak hanya meningkatkan kualitas produksi kopi masyarakat Desa Letta, Kabupaten Pinrang, tetapi juga memperkuat rantai nilai (value chain) dari hulu ke hilir.

    Melalui program ini, petani kopi di Letta didampingi dalam aspek peningkatan kapasitas budidaya ramah lingkungan, pengolahan pascapanen, hingga akses pasar.

    Tidak hanya itu, Dompet Dhuafa Sulsel juga terlibat dalam membangun ekosistem literasi dan kewirausahaan sosial, agar Kopi Letta tidak hanya menjadi komoditas ekonomi, tetapi juga menjadi medium pemberdayaan masyarakat desa.

    “Kopi Letta adalah bukti nyata bagaimana kolaborasi energi, sosial, dan lingkungan bisa bersatu. Dari Letta, kita belajar bahwa kopi bukan sekadar hasil bumi, tetapi jalan menuju kemandirian dan martabat masyarakat,” ungkap Pandu Heru Satrio, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan.

    Sementara itu, Yan Suprayogi, Manager PLN Nusantara Power UP Bakaru, menegaskan bahwa penghargaan ini menjadi bukti sinergi lintas sektor. “Kami percaya keberlanjutan energi harus berjalan beriringan dengan keberlanjutan sosial dan lingkungan. Pemberdayaan Kopi Letta adalah salah satu wujud nyata komitmen tersebut,” ujarnya.

  • Instruksi Tegas Wapres Gibran Usai Tanam Jagung Bareng Mentan Amran di Banten

    Instruksi Tegas Wapres Gibran Usai Tanam Jagung Bareng Mentan Amran di Banten

    “Izin Pak Wapres, tahun ini produksi jagung kita meningkat 1,5 juta ton dibanding tahun lalu. Tahun 2024 kita produksi 15 juta ton, dan tahun ini ditargetkan mencapai 16,6 juta ton. Kenaikan ini berkat kerja keras Polri, TNI, dan seluruh petani Indonesia,”kata Mentan.

    Tidak hanya itu, kenaikan produksi jagung juga berbanding lurus dengan peningkatan pendapatan petani. Dengan harga rata-rata Rp5.500 per kilogram, tambahan pendapatan petani dari jagung diperkirakan mencapai lebih dari Rp8 triliun.

    Mentan Amran juga menyampaikan bahwa tren positif ini juga terjadi pada komoditas beras nasional yang meningkat dari 30 juta ton menjadi 34 juta ton, dengan estimasi kenaikan pendapatan petani mencapai Rp113 triliun.

    “Alhamdulillah, dengan kolaborasi kita semua mulai dari Polri, TNI, Kejaksaan, hingga pemerintah daerah produksi pangan nasional terus meningkat. Ini bukti nyata bahwa kerja bersama membawa hasil yang besar bagi petani berhasil mendorong peningkatan produksi pangan nasional,” tukas Mentan Amran.

    Kegiatan ini merupakan salah satu program Polri dalam mendukung upaya pemerintah mewujudkan swasembada pangan nasional. Program ini menjadi bentuk nyata kolaborasi lintas sektor antara Polri, Kementerian Pertanian, pemerintah daerah, serta masyarakat petani dalam memperkuat ketahanan pangan berbasis wilayah.

    Diketahui turut hadir Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, serta Direktur Utama Perum Bulog Mayjen TNI (Purn) Ahmad Rizal Ramdhani.

  • Begini Cara Lengkap Daftar Magang Nasional Fresh Graduate, Gajinya Tembus Rp3,3 Juta per Bulan

    Begini Cara Lengkap Daftar Magang Nasional Fresh Graduate, Gajinya Tembus Rp3,3 Juta per Bulan

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Program magang nasional untuk freshgraduate sudah dibuka per 7 Oktober 2025. Gaji atau uang sakunya tembus Rp3,3 juta per bulan.

    Program ini dibuka untuk berbagai latar belakang. Ada berbagai perusahaan swasta dan milik negara yang berpartisipasi.

    Adapun cara mendaftarnya sebagai berikut:

    Buat akun Siap Kerja Kemnaker di https://account.kemnaker.go.id/register

    Kemudian kunjungi laman maganghub.kemnaker.go.id

    Pilih lowongan kerja magang yang tersedia

    Lengkapi persyaratan

    Perlu diketahui, seleksi dan pengumuman dilaksanakan pada 12 Okt 2025 – 13 Okt 2025. Kemudian pelaksanaan magang dilakukan pada 14 Okt 2025 – 14 Apr 2026.

    Sebelumnya, Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Afriansyah Noor, mengatakan seluruh persiapan sudah hampir rampung. Mulai dari regulasi, sistem pendaftaran, hingga anggaran, semuanya telah disetujui dan siap dijalankan.

    “Sistem informasi Ayomagang untuk pendaftaran juga sudah dipersiapkan. Pembiayaan dan anggaran juga telah disetujui oleh Kementerian Keuangan. Jadi pada intinya, persiapan sudah sangat baik,” ujarnya dalam keterangannya, dikutip Senin (6/10/2025).

    Afriansyah menargetkan sebanyak 20.000 peserta dapat bergabung dalam program ini. Sementara itu, jumlah perusahaan yang ikut serta masih terus dikonsolidasikan oleh pemerintah.

    Lebih lanjut, ia menyebut total anggaran yang disiapkan untuk program magang mencapai Rp199,71 miliar.

    “Uang saku yang diterima peserta per orang dan per bulan secara rata-rata mencapai Rp3,3 juta,” katanya.

    Program ini tak hanya berlangsung sampai akhir tahun, tapi juga akan diteruskan pada 2026 dengan jumlah peserta yang lebih banyak.

    “Akan direncanakan program magang dengan target peserta lebih besar lagi ke depannya,” jelas Afriansyah. (Arya/Fajar)

  • Dedi Kurnia Syah Sebut Pertemuan Presiden Prabowo dengan Jokowi Kental Nuansa Politik

    Dedi Kurnia Syah Sebut Pertemuan Presiden Prabowo dengan Jokowi Kental Nuansa Politik

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Spekulasi mengenai pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi), terus menjadi perbincangan dan menuai komentar dari sejumlah tokoh.

    Salah satunya yang ikut bersuara adalah Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah.

    Dalam pandangannya, Dedi Kurnia Syah tak menangkap pembahasan sisi kebangsaan dari pertemuan tersebut, namun lebih bersifat politis.

    “Pertemuan itu kental nuansa politik dibandingkan soal kebangsaan,” kata Dedi melalui layanan pesan, Rabu (8/10).

    Dia mengatakan beberapa hal yang membuat langkah Jokowi menemui Prabowo kental muatan politik, dibandingkan kebangsaan.

    Pertama, kata Dedi, Jokowi berupaya mencari perlindungan Prabowo dari desakan publik terkait skandal yang melibatkan eks Gubernur Jakarta itu.

    “Mulai dari soal ijazah, hingga wacana keterlibatan Jokowi dalam kasus yang sedang ditangani KPK, misalnya soal korupsi eks Menteri Nadiem hingga status tersangka Riza Chalid, persoalan ini sangat mungkin bisa menyeret nama Jokowi,” ujarnya.

    Kedua, kata Dedi, legitimasi putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai Wapres RI mulai digugat.

    Menurutnya, Gibran belakangan dipersoalkan dengan isu serupa seperti Jokowi, yakni terkait ijazah hingga legitimasi pencalonan yang dianggap merusak konstitusi. Dedi mengatakan Prabowo hingga kini tak pernah bersikap terhadap skandal dari Jokowi dan keluarga, sehingga membuat resah eks Wali Kota Solo itu.

    “Semua skandal yang melibatkan Jokowi maupun keluarga, Prabowo sejauh ini diam tanpa ada tanda membela atau berpihak kepada Jokowi, sehingga memungkinkan membuat Jokowi gusar,” ungkapnya.

  • Nyawa Taruhannya, Nasdem: Program MBG Jangan Hanya Dilihat Sebagai Proyek

    Nyawa Taruhannya, Nasdem: Program MBG Jangan Hanya Dilihat Sebagai Proyek

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene menegaskan perlunya evaluasi total terhadap dapur SPPG, termasuk kapasitas, peralatan, dan kompetensi tenaga masak untuk memastikan standar kebersihan dan keamanan pangan diterapkan secara konsisten.

    “Kita melayani ribuan anak setiap hari. Setiap SPPG melayani dua sampai tiga ribu anak. Ini bukan hal kecil. Jadi pengawasan dari proses masak hingga distribusi harus disiplin,” tegasnya, Rabu (8/10/2025).

    Ia juga menyoroti masih adanya laporan makanan tidak layak konsumsi yang diterima anak-anak penerima manfaat Makan Bergizi Gratis (MBG) di beberapa daerah.

    Diketahui, baru-baru ini Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, telah terjadi keracunan MBG terhadap 27 siswa. Ia menegaskan pentingnya pengawasan ketat terhadap pelaksanaan program MBG agar tujuan utama program, yaitu meningkatkan kesehatan anak-anak Indonesia, dapat tercapai tanpa menimbulkan risiko baru bagi peserta didik.

    “Sebetulnya ini bukan keracunan, tetapi kontaminasi makanan. Karena MBG inj kan kita memberikan makanan bergizi bukan racun. Namun terdapat beberapa kondisi makanan yang sudah tidak layak dinikmati oleh anak-anak. Bisa jadi karena prosesnya terlalu cepat, jarak pengantaran yang jauh, atau suhu penyimpanan yang tidak sesuai,” jelas Felly.

    Menurutnya, kesalahan dalam pemilihan menu dan cara pengolahan turut berkontribusi terhadap menurunnya kualitas makanan. Makanan berkuah atau lauk basah, misalnya, lebih cepat basi jika tidak dikelola dengan standar suhu dan waktu yang tepat.