Author: Era.id

  • Anak 5 Tahun Tewas Diduga Usai Diperkosa Keluarga Terdekat di Jaktim, Ayah Korban Diperiksa

    Anak 5 Tahun Tewas Diduga Usai Diperkosa Keluarga Terdekat di Jaktim, Ayah Korban Diperiksa

    ERA.id – Seorang anak berusia lima tahun meninggal dunia diduga setelah diperkosa di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur (Jaktim).

    Akun Instagram @kabar_cijantung menjelaskan korban sebelumnya mengeluhkan sakit pada alat vitalnya. Dia lalu demam dan dibawa ke rumah sakit. Usai dirawat tiga hari, korban meninggal dunia.

    “Seorang perempuan berusia lima tahun mengalami rudapaksa hingga tewas diduga oleh ayah kandungnya sendiri,” demikian narasi di video yang diunggah akun Instagram @kabar_cijantung.

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Armunanto Hutahean mengatakan pihaknya masih mengusut kasus ini. Sejumlah saksi telah dimintai keterangan termasuk ayah korban.

    “Kami sudah mintai klarifikasi (ke ayah korban),” kata Armunanto kepada wartawan, Jumat (6/12/2024).

    Penyebab pasti kematian korban belum diketahui, sebab polisi masih menunggu hasil autopsi. Terkait betul tidaknya anak itu diduga diperkosa ayahnya sendiri, juga belum dapat dipastikan.

    “Nanti kalau sudah terang kita (sampaikan). Kami masih menunggu hasil dari autopsi,” ucap dia.

  • Lima Hari Hilang di Gunung Selandia Baru, Tiga Pendaki Diyakini Tewas Terjatuh

    Lima Hari Hilang di Gunung Selandia Baru, Tiga Pendaki Diyakini Tewas Terjatuh

    ERA.id – Tiga pendaki yang sempat dilaporkan hilang di Selandia Baru diyakini telah tewas. Ketiganya dilaporkan hilang lima hari lalu.

    Kepolisian Selandia Baru mengatakan bahwa ketiga pendaki itu dilaporkan hilang lima hari lalu. Ketiganya gagal kembali dari pendakian Gunung Cook, setinggi 3.700 meter di Pulau Selatan.

    “Kami tidak yakin orang-orang itu selamat. Kami yakin mereka terjatuh,” kata inspektur polisi Vicki Walker, dikutip AFP, Jumat (6/12/2024).

    Ketiga pendaki itu diidentifikasi sebagai orang Amerika Kurt Blair (56), Carlos Rumero (50), serta seorang warga Kanada yang identitasnya dirahasiakan.

    Lalu, kata Walker, proses pencarian yang sudah dilakukan selama tiga hari terpaksa dihentikan karena cuaca buruk. Namun pada Jumat (6/12) tim penyelamat melanjutkan proses pencarian dengan menggunakan helikoper dan drone.

    Dari hasil pencarian sebelumnya, kru pencari menemukan jaket dan kapak es di antara barang-barang lainnya yang diyakini polisi milik para pendaki.

    “Setelah meninjau berapa hari para pendaki hilang, tidak ada komunikasi, barang-barang yang kami ambil, dan pengintaian kami hari ini, kami tidak yakin para pendaki itu selamat,” jelasnya.

    Selaian itu, rekaman drone pada hari Jumat juga mengungkapkan jejak kaki yang diyakini polisi bahwa ketiganya telah melintasi lereng di bawah Zurbriggen Ridge di gunung tersebut.

    “Ini jelas bukan berita yang ingin kami sampaikan hari ini,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, Walker mengatakan polisi akan memulai kembali pencarian mereka jika ada informasi baru atau penampakan yang dapat dipercaya.

  • Begal di Medan yang Celakai Tentara Saat Subuh Kini Kena Batunya

    Begal di Medan yang Celakai Tentara Saat Subuh Kini Kena Batunya

    ERA.id – Polsek Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara, menangkap empat terduga pelaku begal terhadap seorang anggota TNI di Kodam I/Bukit Barisan, Jalan Gatot Subroto Medan.

    “Dalam kasus ini menjadi korban adalah Marsono (48), anggota TNI,” ujar Kepala Polsek Sunggal Kompol Bambang Hutabarat, di Medan, Selasa kemarin.

    Pihaknya menjelaskan, awalnya petugas telah menangkap tiga terduga pelaku begal yang rata-rata masih di bawah umur dari total enam pelaku begal.

    Kemudian, hasil pengembangan petugas kembali menangkap seorang terduga pelaku begal yang merupakan otak pelaku.

    “Kita terlebih dahulu menangkap tiga pelaku, yakni MRZ, ATO, dan AFM. Lalu yang terakhir kita tangkap A alias Atok sebagai otak pelakunya pimpinan dari kelompok ini,” jelasnya.

    Selain keempat pelaku, lanjut dia, masih ada dua pelaku lainnya yang hingga kini belum ditangkap, tapi identitas pelaku sudah diketahui.

    “Ada dua pelaku lagi, identitasnya semua sudah jelas. Tinggal menunggu waktu saja,” kata Bambang.

    Pihaknya mengatakan bahwa kasus ini bermula pada Kamis (26/9) pukul 4.45 WIB, saat korban Marsono sedang menuju Kodam I/Bukit Barisan untuk menjalankan tugasnya.

    Saat tiba di sekitar Kodam I/Bukit Barisan tepatnya perempatan Manhattan di Jalan Gatot Subroto, korban Marsono dipepet oleh enam pelaku dengan menggunakan senjata tajam.

    Korban lalu ditendang hingga terjatuh dari sepeda motornya, dan lari menyelamatkan diri. “Karena melihat para pelaku membawa senjata tajam akhirnya korban memilih menyelamatkan diri, dan meninggalkan sepeda motornya,” katanya.

    Dia menambahkan, selain menangkap empat terduga pelaku, petugas juga menyita barang bukti berupa satu unit sepeda motor.

    “Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, para pelaku dijerat dengan Pasal 365 ayat (2) KUHPidana dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara,” tegas Bambang.

  • Berkaca dari Kasus Miftah, DPR: Introspeksi Untuk Pejabat Agar Berhati-hati Bertindak

    Berkaca dari Kasus Miftah, DPR: Introspeksi Untuk Pejabat Agar Berhati-hati Bertindak

    ERA.id – Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, pejabat negara termasuk legislator harus introspeksi dalam melakukan tindakan sehari-hari. Hal ini berkaca dari kasus Utusan Khusus Presiden Bidang Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, Miftah Maulana Habiburakhman yang menghina pedagang es teh keliling.

    “Ini introspeksi untuk kita semua ssmua, termasuk pejabat, termasuk saya, kita, memang harus hati-hati dalam melakukan tindakan-tindakan dalam menjalankan tugas, maupun kehidupan sehari-hari,” kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (6/12/2024).

    Meski begitu, dia mengapresiasi langkah Miftah yang telah mengundurkan diri dari jabatan khusus presiden. Dia meyakini keputusan itu berdasarkan perenungan yang mendalam.

    “Kami menyampaikan apresiasi terhadap apa yang dilakukan oleh Gus Miftah, setelah perenungan yang mendalam mungkin dia kemudian melihat situasi dan kondisi dan kepentingan yang lebih besar kita sama-sama tahu bahwa tadi sudah dirilis pengunduran diri yang bersangkutan,” kata Dasco.

    Tetapi, DPR tidak bisa berkomentar lebih jauh soal pengganti Miftah di jabatan yang ditinggalkannya itu. Sebab merupakan kewenangan Presiden Prabowo Subianto.

    “Saya tidak bisa berkomentar lebih banyak tapi itu adalah hak dari Gus Miftah dan juga kita juga belum tahu apakah kemudian pengunduran diri itu direspons presiden seperti apa,” ujar Ketua Harian Partai Gerindra itu.

    Sebelumnya, Miftah mengumumkan pengunduran dirinya usai banyak dikritik publik atas ucapannya terhadap pedagang es teh.

    “Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan,” ujar Miftah dalam konfrensi persnya di kawasan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (6/12) siang.

    Dia mengaku keputusannya itu bukan atas tekanan dari pihak manapun. Melainkan atas kesadarannya sendiri, serta bentuk penghormatannya kepada Presiden Prabowo Subianto.

    “Keputusan ini saya ambil bukan karena ditekan oleh siapa pun, bukan karena permintaan siapa pun. Tetapi keputusan ini saya ambil karena rasa cinta hormat dan tanggung jawab saya yang mendalam terhadap Bapak Presiden Prabowo Subianto serta seluruh masyarakat,” ujar Miftah.

  • Remaja Pembunuh Ayah-Nenek di Jaksel Tulis Surat, Ini Isinya

    Remaja Pembunuh Ayah-Nenek di Jaksel Tulis Surat, Ini Isinya

    ERA.id – Remaja berinisial MAS (14) yang membunuh ayah dan neneknya, APW (40) dan RM (69), serta melukai ibunya AP (40) di rumahnya di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan (Jaksel), menulis surat.

    Dari foto yang didapat, surat ini ditulis MAS di sebuah kertas dengan pensil. Dalam surat itu, dia meminta maaf atas perbuatannya. Berikut isi surat tersebut.

    “Maafin aku udah nyusahin, dan makasih semuanya. Seperti kalian, aku juga bakal bantu orang banyak, terima kasih semuanya. Saya sekarang sehat-sehat saja.

    Jakarta, 6 Desember 2024.”

    Pengacara MAS, Amriadi Pasaribu membenarkan jika surat itu ditulis kliennya. “Saya barusan bertemu MAS dan melihat keadaannya. Saat ini dia sehat, dia juga menuliskan harapannya. Dia tulis di kertas pakai tulisan tangan sendiri,” kata Amriadi kepada wartawan, Jumat (6/12/2024).

    Amriadi menyebut surat itu ditujukan ke keluarga MAS, termasuk ke ibunya. Namun, dia belum mengungkapkan apakah surat itu akan diserahkan ke AP atau tidak.

    Sebelumnya, MAS ditetapkan sebagai tersangka usai membunuh ayah dan neneknya serta melukai ibunya di rumahnya di kawasan Cilandak. Polisi memastikan remaja ini tetap dihukum meski sang ibu memaafkannya.

    “Berlaku, kan menghilangkan nyawa orang lain itu, nggak bisa. Kalau misalnya dia cuma luka tuh, ya nggak apa-apa, itu kan sepele. Tapi kalau hilangkan nyawa orang lain tuh nggak bisa tolerir, menghilangkan nyawa orang lain,” kata Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi kepada wartawan, Kamis (5/12/2024).

    Nurma menjelaskan MAS dijerat Pasal 338 KUHP subsider Pasal 351 ayat 3 KUHP dan/atau Pasal 44 ayat 2 dan 3 UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.

    Dia lalu menyebut polisi telah melimpahkan berkas perkara MAS ke kejaksaan.

  • Heboh Isu Darurat Militer Kedua, Kemenhan Korea Selatan Ogah Turuti Perintah

    Heboh Isu Darurat Militer Kedua, Kemenhan Korea Selatan Ogah Turuti Perintah

    ERA.id – Kementerian Pertahanan dan militer menegaskan tidak akan mematuhi perintah apa pun untuk melaksanakan darurat militer bila aturan itu diberlakukan kembali.

    Pejabat di Kementerian Pertahanan Kim Seon-ho membantah adanya tanda-tanda darurat militer kedua yang akan segera diberlakukan. Dia menekankan hal itu tidak akan pernah terjadi setelah tindakan Presiden Yoon Suk-yeol yang menggemparan Korea Selatan.

    “Rumor yang beredar pagi ini mengenai tanda-tanda deklarasi darurat militer tidaklah benar,” kata Kim, dikutip Yonhap News, Jumat (6/12/2024).

    Kim dan jajarannya bahkan menegaskan bahwa mereka tidak akan mematuhi perintah darurat militer bila hal itu kembali terjadi.

    “Bahkan jika ada perintah untuk memberlakukan darurat militer, Kementerian Pertahanan dan Kepala Staf Gabungan (JCS) tidak akan pernah menerimanya,” tegasnya.

    Pernyataannya tersebut muncul saat oposisi utama menyuarakan kekhawatiran atas kemungkinan darurat militer kedua setelah kelompok sipil Pusat Hak Asasi Manusia Militer Korea mengangkat gagasan tersebut. Bahkan kelompok itu juga mengklaim bahwa beberapa unit Angkatan Darat diperintahkan untuk bersiap menghadapi keadaan darurat.

    Namun seorang pejabat Angkatan Darat memastikan tidak ada perintah khusus yang dikeluarkan untuk pasukan yang dipindahkan ke luar unit masing-masing. Di sisi lain, Angkatan Darat juga sedang memverifikasi apakah tindakan tambahan perlu dilakukan.

    Presiden Yoon Suk-yeol mengumumkan darurat militer dalam keputusan yang tidak terduga pada Selasa (3/12) malam. Namun keputusan itu dicabut setelah Majelis Nasional yang dikuasai oposisi memutuskan untuk menolaknya.

    Dalam prosesnya, militer melancarkan komando darurat militer yang dipimpin oleh Jenderal Angkatan Darat. Park An-su, yang mencanangkan dekrit yang melarang semua aktivitas politik sambil memobilisasi pasukan operasi khusus untuk memasuki kompleks Majelis Nasional.

    Kim, wakil menteri pertahanan, mengambil peran sebagai penjabat menteri pertahanan setelah mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun, yang diketahui telah mengusulkan deklarasi darurat militer kepada Yoon, mengundurkan diri.

    Atas kekacauan itu, kepolisian dan kejaksaan menggelar penyelidikan terhadap Presiden Yoon dan sejumlah pejabat atas tuduhan pengkhianatan.

    Lebih lanjut, Kim juga mengatakan pasukan hanya bisa bergerak dengan izin dari pimpinan JCS.

    “Militer akan berusaha melindungi keselamatan dan kehidupan sehari-hari masyarakat sambil menjaga sikap kesiapan yang kuat,” tambahnya.

    Letnan Jenderal Kwak Jong-keun, kepala Komando Perang Khusus Angkatan Darat, juga membantah pandangan mengenai deklarasi darurat militer sebelumnya selama pembicaraan dengan oposisi utama, dan mengatakan bahwa dia akan menentang perintah tersebut jika hal itu terjadi.

  • Kena Prank DPR, Orang Tua yang Anaknya Dibunuh Polisi di Semarang Kecewa

    Kena Prank DPR, Orang Tua yang Anaknya Dibunuh Polisi di Semarang Kecewa

    ERA.id – Keluarga Gamma Rizkynata Oktafandy, siswa SMKN 4 Semarang yang dibunuh polisi dengan cara ditembak, kecewa kepada DPR RI, sebab tidak dihadirkan dalam rapat dengar pendapat antara Komisi III DPR dengan Kapolrestabes Semarang.

    Juru bicara keluarga Gamma, Subambang, di Semarang, Selasa kemarin mengatakan, keluarga sempat diundang dari DPR pada 1 Desember 2024 untuk menghadiri rapat di Jakarta.

    Namun, pihak Sekretariat DPR RI pada 2 Desember 2024 kemudian kembali memberitahu bahwa undangan rapat bersama Komisi III akan dilakukan secara daring via Zoom.

    “Kami sudah diberi tautan Zoom untuk ikut rapat,” katanya.

    Namun, saat akan memasuki ruang Zoom, akses tidak bisa dibuka dan diberitahukan jika rapat tanpa anggota keluarga korban.

    Menurut dia, keluarga kecewa karena ada banyak hal yang telah disiapkan dan dipaparkan dalam rapat tersebut.

    Meski demikian, ia berharap Komisi III DPR RI tetap menjadwalkan pertemuan dengan keluarga GRO agar terdapat keseimbangan keterangan dengan yang telah disampaikan pihak kepolisian.

    Sebelumnya, Komisi III DPR RI meminta keterangan Kapolrestabes Semarang Komisaris Besar Polisi Irwan Anwar dalam penanganan kasus penembakan siswa SMKN di Semarang

    Dalam rapat di DPR tersebut, Ketua Komisi III DPR Habiburokhman menyebut keluarga almarhum GRO tidak bisa hadir.

    Seorang siswa kelas XI SMKN 4 Kota Semarang, Gamma dilaporkan tewas karena ditembak. Warga Kembangarum, Kota Semarang, tersebut telah dimakamkan oleh keluarganya di Sragen pada Minggu (24/11) siang.

    Polisi menduga korban merupakan pelaku tawuran antargangster yang terjadi di sekitar wilayah Simongan, Semarang Barat pada Minggu dinihari. Sebaliknya, Propam tak berkesimpulan demikian. Dia bilang, motor korban dan pelaku sempat bersenggolan.

    Aipda Robig, anggota polisi yang menembak Gamma kini ditahan dan diproses hukum. Sementara pihak keluarga Gamma telah melaporkan dugaan pembunuhan tersebut ke Polda Jawa Tengah.

  • Ngaku Tak Punya Uang, Harvey Moeis Sering Pinjam ke Orang Tiap Hari, Kasihan

    Ngaku Tak Punya Uang, Harvey Moeis Sering Pinjam ke Orang Tiap Hari, Kasihan

    ERA.id – Terdakwa kasus dugaan korupsi timah Harvey Moeis mengaku kerap meminjam uang dari orang lain karena rekeningnya diblokir. Harvey juga menyayangkan rekening istrinya, Sandra Dewi juga ikut diblokir dalam kasus yang menjeratnya.

    “Saya benar-benar tidak ada lagi uang. Setiap minggu atau setiap bulan saya harus pinjam orang,” kata Harvey dalam sidang pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, dikutip Antara, Jumat (6/12/2024).

    Selain rekeningnya, ia mengungkapkan bahwa rekening sang istri, Sandra Dewi, turut diblokir untuk keperluan kasus tersebut, termasuk rekening Sandra sejak muda.

    Padahal, kata Harvey, rekening tersebut merupkan tabungan Sandra sejak 25-30 tahun lalu, saat istrinya merantau ke Jakarta dari Bangka Belitung guna mengejar mimpi untuk menjadi artis. Harvey mengaku pada awalnya tidak mengetahui keberadaan rekening itu dan tidak pernah sama sekali mengakses rekening tersebut.

    Namun, dirinya menuturkan seluruh uang di dalam rekening tersebut berasal dari kerja keras Sandra selama ini dan tidak ada andil dari dirinya.

    “Itu semua hasil kerja keras dia (Sandra Dewi) shooting pagi, siang, malam, bahkan di tengah hutan. Tetapi nyatanya rekening itu juga ikut diblokir,” jelasnya.

    Harvey diperiksa sebagai terdakwa untuk kasus dugaan korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah pada tahun 2015-2022.

    Kasus dugaan korupsi timah antara lain menyeret Harvey Moeis selaku perpanjangan tangan PT Refined Bangka Tin (RBT), Suparta selaku Direktur Utama PT RBT, dan Reza Andriansyah selaku Direktur Pengembangan Usaha PT RBT sebagai terdakwa.

    Akibat perbuatan para terdakwa dalam kasus dugaan korupsi timah, keuangan negara tercatat mengalami kerugian sebesar Rp300 triliun. Kerugian tersebut meliputi sebanyak Rp2,28 triliun berupa kerugian atas aktivitas kerja sama sewa-menyewa alat peralatan processing (pengolahan) penglogaman dengan smelter swasta, Rp26,65 triliun berupa kerugian atas pembayaran biji timah kepada mitra tambang PT Timah, serta Rp271,07 triliun berupa kerugian lingkungan.

    Dalam kasus tersebut, Harvey didakwa menerima uang Rp420 miliar bersama Manajer PT Quantum Skyline Exchange (QSE) Helena Lim, sementara Suparta didakwa menerima aliran dana sebesar Rp4,57 triliun dari kasus yang merugikan keuangan negara Rp300 triliun itu.

    Keduanya juga didakwa melakukan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dari dana yang diterima. Dengan demikian, Harvey dan Suparta terancam pidana yang diatur dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dan Pasal 3 atau Pasal 4 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

    Sementara itu, Reza tidak menerima aliran dana dari kasus dugaan korupsi tersebut. Namun karena terlibat serta mengetahui dan menyetujui semua perbuatan korupsi itu, Reza didakwakan pidana dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

  • Anak 5 Tahun di Jaktim Tewas Diduga Diperkosa Keluarga, Polisi Sebut Ada Luka Fisik

    Anak 5 Tahun di Jaktim Tewas Diduga Diperkosa Keluarga, Polisi Sebut Ada Luka Fisik

    ERA.id – Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur (Jaktim), menyampaikan ada luka fisik di tubuh anak lima tahun yang tewas diduga setelah diperkosa di Pasar Rebo, Jaktim.

    “Iya (ada luka) kekerasan fisik,” kata Kabid Yandokpol RS Polri Kramat Jati Kombes Hery Wijatmoko kepada wartawan pada Jumat (6/12/2024).

    Namun, Hery enggan mengungkapkan luka fisik di tubuh korban ada di bagian mana. Ia juga tak menyampaikan apakah ada luka di alat vital anak tersebut.

    Hery hanya menyebut pemeriksaan terhadap jasad korban masih terus dilakukan. “Sekarang ini sedang dilakukan pemeriksaan tambahan untuk menentukan sebab kematian dan temuan lainnya dikonfirmasi dengan pemeriksaan yang lain,” jelasnya.

    Sebelumnya, dikabarkan ada anak berusia lima tahun meninggal dunia diduga karena diperkosa di kawasan Pasar Rebo. Akun Instagram @kabar_cijantung menjelaskan korban sebelumnya mengeluhkan sakit pada alat vitalnya. Dia lalu demam dan dibawa ke RS. Usai dirawat tiga hari, korban meninggal dunia.

    “Seorang perempuan berusia lima tahun mengalami rudapaksa hingga tewas diduga oleh ayah kandungnya sendiri,” demikian narasi di video yang diunggah akun Instagram @kabar_cijantung.

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Armunanto Hutahean mengatakan pihaknya masih mengusut kasus ini. Sejumlah saksi telah dimintai keterangan termasuk ayah korban.

    “Kami sudah mintai klarifikasi (ke ayah korban),” kata Armunanto kepada wartawan.

  • Usai Deklarasi Darurat Militer, Presiden Yoon Diduga Perintahkan NIS Tangkap Pejabat Tinggi Negara

    Usai Deklarasi Darurat Militer, Presiden Yoon Diduga Perintahkan NIS Tangkap Pejabat Tinggi Negara

    ERA.id – Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol disebut telah memerintahkan penangkapan terhadap tokoh terkemuka dari partai berkuasa dan oposisi utama. Perintah penangkapan itu dikeluarkan setelah deklarasi darurat militer dia sampaikan.

    Wakil direktur pertama Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan Hong Jang-won mengungkapkan perintah penangkapan itu di depan Komite Nasional Majelis Nasional di gedung parlemen di Yeuido, Seoul barat, Jumat (6/12).

    “Yoon memerintahkan NIS untuk menggunakan kesempatan ini untuk melakukan penangkapan dan membersihkan semuanya,” kata Hong, dikutip KBS News, Jumat (6/12/2024).

    Permintaan itu, kata Hong, disampaikan oleh Yoon melalui sambungan telepon setelah mengumumkan darurat militer. Kim Byung-kee dari oposisi utama Partai Demorat juga membenarkan perintah itu dalam pertemuan dengan ketua Komite Intelijen Majelis Nasional, Shin Sung-bum.

    Selain itu, Direktur NIS Cho Tae-yong juga turut hadir dalam pertemuan tersebut.

    Dalam sambungan telepon tersebut, presiden memberikan NIS wewenang untuk menyelidiki kejahatan anti-komunis sebelum menginstruksikan Hong untuk membantu Komando Kontra Intelijen Pertahanan.

    Hong kemudian berbicara dengan Komandan Kontra Intelijen Pertahanan Yeo In-hyung, yang memintanya membantu komando menemukan politisi yang namanya ada dalam daftar orang yang akan ditangkap.

    Tokoh politik yang masuk dalam perintah penangkapan oleh Yoon termasuk Partai Demokrat (DP) Lee Jae-myung, pemimpin Partai Kekuatan Rakyat (PPP) milik Yoon sendiri Han Dong-hoon, Ketua Majelis Nasional Woo Won-shik, pemimpin Partai Pembangunan Kembali Korea Cho Kuk, DP lantai pemimpin Rep. Park Chan-dae dan lainnya.

    Namun Hong menilai perintah penangkapan itu dinilai tidak masuk akal. Hal ini pun yang membuat NIS akhirnya tidak mengikuti perintah penangkapan tersebut terhadap sejumlah pejabat tinggi negara.

    Selain memerintahkan NIS menangkap pejabat tinggi negara, Hong juga menyebut Yoon memerintahkan Komando Kontra Intelijen Pertahanan untuk menahan tokoh politik.

    “Komando Kontra Intelijen Pertahanan juga bersiap untuk menahan tokoh politik yang ditangkap di sebuah fasilitas,” tambahnya.

    Namun tidak ada penangkapan yang dilakukan selama enam jam sejak pemberlakuan darurat militer yang dikeluarkan oleh Yoon.

    Lebih lanjut, Komite intelijen akan mengadakan pertemuan darurat pada pukul 5 sore hari ini untuk memverifikasi klaim Hong.