Author: CNBCindonesia.com

  • Segudang Masalah Penyebab Ekonomi RI Awal 2025 Tak Sampai 5%

    Segudang Masalah Penyebab Ekonomi RI Awal 2025 Tak Sampai 5%

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah ekonom mengungkapkan segudang masalah yang membuat ekonomi Indonesia loyo pada kuartal I-2025. Terlepas dari masalah perang tarif dagang di tingkat global yang membuat prospek ekonomi dunia lesu, masalah ekonomi yang belum terbenahi menjadi penyebab ekonomi Indonesia pada awal tahun ini tak mampu tumbuh di atas 5%.

    “Sudah cukup jelas bahwa saat ini ekonomi Indonesia menghadapi berbagai tantangan,” kata Kepala Ekonom BCA David Sumual dalam acara Innovation Summit Southeast Asia 2025, Jakarta, Selasa (6/5/2025).

    David mengatakan, ekonomi Indonesia yang hanya tumbuh 4,87% pada kuartal I-2025 atau merosot dari laju pertumbuhan kuartal IV-2024 yang sebesar 5,02% dan bahkan anjlok lebih dalam dibanding pertumbuhan kuartal I-2024 sebesar 5,11%, salah satunya dipicu oleh daya beli masyarakat yang tak mampu pulih, setelah tertekan sepanjang 2024.

    Sebagaimana diketahui, konsumsi rumah tangga yang berkontribusi 54,53% terhadap ekonomi atau PDB Indonesia pada kuartal I-2025 hanya mampu tumbuh 4,89% yoy, jauh lebih buruk dari kondisi empat kuartal tahun lalu yang memang sudah di bawah 5% di kisaran 4,9%.

    Terakhir kali pertumbuhan konsumsi rumah tangga tumbuh di atas 5% terjadi pada kuartal III-2023, yakni sebesar 5,05%. Setelahnya, yakni pada kuartal IV-2023 hanya tumbuh 4,47%, kuartal I-2024 tumbuh 4,91%, kuartal II-2024 sebesar 4,93%, kuartal III-2024 menjadi 4,91%, dan kuartal IV-2024 sebesar 4,98%.

    Terus merosotnya komponen utama pendorong ekonomi itu disebabkan jumlah kelas menengah di Indonesia yang terus terkikis. Berdasarkan catatan BPS, Pada 2014, jumlah kelas menengah masih sebanyak 43,34 juta orang lalu pada 2019 menjadi 57,33 juta orang. Sementara itu, pada 2021 jumlahnya merosot menjadi sebesar 53,83 juta orang, sedangkan pada 2024 sudah tersisa 47,85 juta orang.

    Golongan kelas menengah yang merosot itu masuk ke golongan kelas menengah rentan dan golongan kelas rentan miskin. Sebab, sejak masa pandemi dua golongan kelas itu mengalami peningkatan jumlah.

    Pada 2019 jumlah kelas menengah rentan atau aspiring middle class sebanyak 128,85 juta, lalu pada 2021 menjadi 130,82 juta dan pada 2024 menjadi 137,50 juta. Sementara itu, jumlah kelas rentan miskin naik dari 54,97 juta orang, menjadi 58,32 juta orang, dan pada 2024 menjadi 67,69 juta orang.

    Kelas menengah ini bahkan tercatat tak banyak yang naik kelas menjadi kelas atas, sebab kelas atas hanya naik dari 2019 sebanyak 1,02 juta orang menjadi 1,07 juta orang pada 2021, dan pada 2024 masih sebanyak 1,07 juta orang. Sedangkan kelas miskin terus turun dari 25,14 juta, menjadi 27,54 juta, dan pada 2024 menjadi 25,22 juta.

    “Penurunan populasi kelas menengah dan konsumsi yang stagnan juga menjadi penghambat dari sisi dalam negeri,” ujarnya.

    David mengatakan, penciptaan lapangan kerja yang minim terutama karena deindustrialisasi dini menjadi masalah utama yang menyebabkan ambruknya data kelas menengah, yang berujung pada lemahnya daya beli masyarakat.

    Kondisi deindustrialisasi ini tercermin dari distribusi industri pengolahan atau manufaktur terus merosot terhadap produk domestik bruto (PDB). Pada 2014, berdasarkan catatan BPS peranan sektor industri manufaktur terhadap PDB masih 21,02%. Pada 2019 tersisa 19,7%, dan pada 2024 kian merosot menjadi hanya 18,98% dengan pertumbuhan hanya 4,43%.

    “Pertumbuhan lapangan kerja yang tertinggal di sektor tersebut menghalangi populasi kelas menengah yang bercita-cita untuk meningkatkan taraf hidupnya secara sosial-ekonomi,” tegas David.

    Oleh sebab itu, untuk menangani masalah itu, tak ada pilihan lain bagi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk kembali menggalakkan industrialisasi di Indonesia sebagai sarana penciptaan lapangan kerja. Industrialisasi akan tercipta bila investasi marak masuk ke tanah air.

    Investasi akan masuk bila regulasi di tanah air tidak berbelit, yang selama ini menjadi hambatan bagi investor untuk masuk. “Misalnya, modal yang harus disetor di Indonesia terlalu tinggi, Rp10 miliar dibandingkan hanya 2 ringgit di Malaysia. Ini salah satu penghambat investasi di Indonesia,” tuturnya.

    Selain itu, David juga menekankan, investor akan teratarik untuk terus berinvestasi di Indonesia bila perlindungan hak kekayaan intelektual diperkuat, seiring dengan upaya peningkatan pendidikan yang berkualitas, dan terus berkembangnya riset, maupun inovasi teknologi.

    “Dengan menggabungkan fokus strategis, mengatasi hambatan sistemik, membangun ekosistem inovasi yang sesungguhnya, dan belajar dari keberhasilan relevan seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura, Indonesia dapat meningkatkan basis industrinya dan mendorong masa depan ekonominya, kata David.

    (arj/mij)

  • Video: Port Sudan, Diguncang Serangan Drone

    Video: Port Sudan, Diguncang Serangan Drone

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan di Port Sudan semakin memuncak setelah serangan drone mengguncang bandara dan markas militer pada Selasa waktu setempat.

    Simak informasi selengkapnya dalam program Closing Bell CNBC Indonesia, Selasa (06/05/2025).

  • Penelitian Terbaru Adu ChatGPT Vs Dokter, Hasilnya Tidak Diduga

    Penelitian Terbaru Adu ChatGPT Vs Dokter, Hasilnya Tidak Diduga

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pengguna ChatGTP makin sering memanfaatkan robot berteknologi kecerdasan buatan (AI) tersebut untuk mendiagnosis sendiri masalah kesehatan. Namun, penelitian terbaru mengungkapkan risiko besar yang muncul dalam penggunaan ChatGPT sebagai pengganti kunjungan ke dokter.

    Berdasarkan survei Fierce Healthcare, satu dari enam warga Amerika Serikat dewasa mengaku menggunakan chatbot seperti ChatGPT tiap bulan untuk mencari nasihat soal kesehatan. Tren penggunaan ChatGPT ini ternyata menyimpan bahaya tersendiri.

    Riset oleh Oxford menunjukkan bahwa mayoritas pengguna chatbot seperti ChatGPT tidak mengetahui informasi yang seharusnya diberikan kepada AI untuk mendapatkan rekomendasi kesehatan terbaik.

    “Penelitian mengungkap kesalahan komunikasi dua arah. Mereka yang menggunakan chatbot tidak bisa mengambil keputusan yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang hanya mengandalkan metode tradisional termasuk mencari di internet atau pertimbangan sendiri,” kata Adam Mahdi dari Oxford Internet Institute kepada Tech Crunch.

    Dalam survei tersebut, peneliti memberikan 1.300 orang di Inggris skenario medis yang disiapkan oleh dokter. Partisipan survei kemudian diberikan tugas untuk mengidentifikasi potensi permasalahan kesehatan dan tindakan yang harus diambil. Mereka diminta menggunakan berbagai metode, termasuk chatbot dan metode lainnya, termasuk menemui dokter atau pergi ke klinik.

    Para peserta penelitian menggunakan model AI standar seperti ChatGPT, Command R+, dan Llama 3 buatan Meta. Menurut ara peneliti, bantuan chatbot malah membuat peserta penelitian lebih sulit mengidentifikasi kondisi kesehatan. Bahkan, mereka cenderung meremahkan kondisi kesehatan yang mereka identifikasi.

    Mahdi mengatakan kebanyakan peserta penelitian luput memberikan detail penting ketika bertanya kepada chatbot atau menerima jawaban yang sulit mereka terjemahkan.

    “Respons yang mereka terima seringkali gabungan antara rekomendasi baik dan buruk. Chatbot belum bisa memecahkan kompleksitas interaksi dengan manusia,” kata Mahdi.

    Temuan ini dipublikasikan di tengah perlombaan para perusahaan teknologi menawarkan teknologi AI untuk solusi kesehatan. Apple dikabarkan mengembangkan perangkat AI untuk memberikan nasihat soal olahraga, diet, hingga tidur. Amazon bahkan mengembangkan AI untuk analisis database kesehatan. Adapun, Microsoft mengembangkan AI untuk membantu tenaga kesehatan dalam proses triase (mengelompokkan) pasien.

    Namun sampai saat ini, tenaga kesehatan dan pasien masih belum yakin soal kemampuan AI untuk aplikasi berisiko tinggi. Asosiasi Tenaga Kesehatan AS tidak merekomendasikan dokter menggunakan chatbot dalam mengambil keputusan.

    “Kami merekomendasikan mengandalkan informasi yang dapat dipercaya untuk mengambil keputusan kesehatan. Chatbot harus diuji di dunia nyata sebelum dikerahkan,” kata Mahdi.

    (dem/dem)

  • Video: Moskow Diguncang Serangan Drone Jelang Hari Kemenangan

    Video: Moskow Diguncang Serangan Drone Jelang Hari Kemenangan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Moskow kembali diguncang serangan drone Ukraina untuk malam kedua berturut-turut. Serangan ini terjadi hanya beberapa hari menjelang perayaan hari kemenangan pada 9 Mei yang akan dihadiri Presiden China Xi Jinping.

    Simak informasi selengkapnya dalam program Closing Bell CNBC Indonesia, Selasa (06/05/2025).

  • RI Punya Sumber Gas Baru Pengganti LNG Tapi Butuh Waktu

    RI Punya Sumber Gas Baru Pengganti LNG Tapi Butuh Waktu

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengungkapkan bahwa untuk bisa menggarap sumber gas baru berupa Synthetic Natural Gas (SNG) membutuhkan waktu bertahun-tahun.

    Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengungkapkan bahwa pihaknya bersama dengan PT PGN Tbk saat ini tengah merencanakan proyek SNG, salah satu produk hilirisasi batu bara. Proyek SNG ini akan dibangun di Kawasan Industri Tanjung Enim, Sumatera Selatan.

    Saat ini pihaknya bersama dengan PGN tengah menyusun Head of Agreement (HOA) untuk pengembangan proyek SNG ini. Dalam waktu dekat, lanjutnya, studi kelayakan atau Feasibility Study (FS) proyek ini akan mulai disusun, dari sisi aspek teknis, keekonomian, hingga formulasi harga yang kompetitif.

    “Berdasarkan kajian sementara di tahun 2024, SNG yang dihasilkan ini nanti diproyeksikan akan kompetitif dibandingkan dengan harga LNG impor,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XII DPR RI, Jakarta, dikutip Selasa (6/5/2025).

    Lebih jauh, dia mengungkapkan pada 2026 proyek ini masuk pada progres desain teknis/rekayasa atau Front-End Engineering Design (FEED). Sedangkan, target pekerjaan konstruksi akan dimulai pada 2028. Dengan demikian, target operasi bisa terealisasi pada 2032 mendatang.

    “Estimasi waktu konstruksi pabriknya berdasarkan masukan calon mitra teknologi yang memerlukan waktu kurang lebih 3,5 tahun,” tandasnya.

    Lebih lanjut, SNG sendiri bisa dimanfaatkan sebagai substitusi kebutuhan produk Liquefied Natural Gas (LNG) di dalam negeri.

    “Penelitian bersama PGN untuk mengembangkan Synthetic Natural Gas atau SNG sebagai salah satu upaya pemanfaatan batubara kalori rendah sebagai alternatif dari substitusi LNG,” ujarnya.

    Arsal mengatakan, SNG yang nantinya akan diproduksi oleh pihaknya diharapkan bisa menambah portofolio energi gas di Indonesia.

    “PTBA, karena cadangannya sangat besar, sekitar 2,9 miliar (ton), ini ada beberapa cadangan batu baranya yang berkalori rendah yang sangat sesuai untuk dikonversi menjadi gas sintetis,” imbuhnya.

    Adapun, proyek hilirisasi batu bara menjadi SNG tersebut akan memanfaatkan hingga 8,7 juta ton batu bara kalori rendah yang bisa menghasilkan hingga 240 BBTUD SNG.

    Untuk mendukung itu, PTBA akan menjadi pemasok batu bara hingga pembangunan pabrik dan konversi. Sedangkan PGN akan menjadi penyedia infrastruktur rencana proyek tersebut.

    “Skema visi yang disiapkan dalam proyek ini adalah PTBA sebagai coal supplier atau pemasok batubara, pembangunan pabrik dan konversi dilakukan oleh perusahaan pengelola atau processing company berbentuk joint venture antara PTBA, PGN, dan Mitra Teknologi. Jadi, kami nanti akan terlibat tidak hanya sebagai coal supplier, tapi juga di dalam joint venture-nya,” imbuhnya.

    (wia)

  • Prabowo: RI Diganggu Bangsa Lain karena Kaya Nikel, Bauksit, dan Sawit

    Prabowo: RI Diganggu Bangsa Lain karena Kaya Nikel, Bauksit, dan Sawit

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Prabowo Subianto menyebut banyak negara kuat yang mengganggu negara lemah. Termasuk kondisi di Indonesia yang kerap diganggu oleh negara lain.

    Prabowo bercerita bahwa terkadang sebuah negara dipaksa untuk perang karena negara lain. Ia juga mencontohkan ketika era penjajahan, Belanda juga tidak mau memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.

    “Sama sekarang apa yang terjadi di dunia ini, yang kuat akan memaksa yang lemah. Karena itu saudara-saudara saya sampaikan dimana-mana bahwa kita harus sadar Indonesia akan diganggu dan sedang diganggu,” kata Prabowo, dalam Halal Bihalal Purnawirawan TNI AD dan Keluarga Besar TNI – Polri, di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (6/5/2025).

    “Kita tidak mau ganggu bangsa lain tapi bangsa lain ganggu kita karena kita kaya, kita memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, kita punya bauksit ke – 6 di dunia, kelapa sawit kita terbesar di dunia,” sambungnya.

    Prabowo, mengatakan bahwa Indonesia adalah bangsa yang kaya, dimana memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, dan bauksit ke – 6 terbesar di dunia, termasuk kelapa sawit.

    “Kelapa sawait kita sekarang sudah menjadi komoditas strategis, kritis strategis, Setiap saya kemana, negara-negara mana mereka ‘yang mulia tolong kepala sawit Indonesia prioritas kepada kami’. Mesir, Pakistan, India, bahkan Eropa,” ucap Prabowo.

    Selain itu menurut Prabowo, negara yang tak mampu bertahan adalah negara yang tidak bisa mengamankan sumber kekayaan dalam negeri.

    “Kalau suatu negara tidak bisa kuasai sumber kekayaan sendiri bangsa itu miskin, sangat sederhana,” tutur Prabowo.

    (emy/wur)

  • Gara-gara iPhone, RI Dicap Jadi Negara Terburuk Soal Regulasi Dagang

    Gara-gara iPhone, RI Dicap Jadi Negara Terburuk Soal Regulasi Dagang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tholos Foundation lembaga think tank yang fokus pada riset soal keterbukaan ekonomi baru saja merilis International Trade Barriers Index 2025. Indonesia dikategorikan sebagai negara yang paling buruk dalam indeks itu karena terlalu berbelitnya regulasi perdagangan.

    Trade Barrier Index atau TBI itu sendiri merupakan indeks global yang membandingkan antara tingkat keterbukaan dan hambatan perdagangan antarnegara. Indeks ini mengukur hambatan perdagangan langsung dan tidak langsung terhadap 122 negara yang mempengaruhi 97% PDB global dan 80% populasi dunia.

    Hambatan perdagangan langsung yang dinilai oleh TBI terbagi dalam tiga kategori: Tarif, Hambatan Non-Tarif (NTB), dan Pembatasan Layanan. Sedangkan hambatan tidak langsung terkait kinerja logistik, hak cipta, pembatasan perdagangan digital, dan keanggotaan dalam Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA).

    Dalam TBI itu, Indonesia masuk ke dalam peringkat terburuk, yakni peringkat 122 dari 122 yang masuk ke dalam peringkat indeks. Peringkat pertama TBI diduduki oleh Hong Kong, diikuti posisi kedua Singapura, ketiga Israel, empat ialah Kanada, dan lima ialah Jepang. Amerika Serikat duduk di peringkat ke 61, sedangkan China peringkat ke 114.

    “Indonesia berada di peringkat terakhir, tapi justru ini menunjukkan potensi yang luar biasa. Ada harapan besar terhadap pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto,” kata Philip Thompson kata Policy Analyst Tholos Foundation Philip Thompson saat acara peluncuran indeks di sela acara Innovation Summit Southeast Asia 2025.

    Buruknya peringkat Indonesia dalam indeks itu salah satunya disebabkan sorotan permasalahan hambatan perdagangan Iphone 16 di Indonesia yang membuat angka komponen indeks, yakni services restrictions atau pembatasan layanan yang diberlakukan terhadap penjualan Iphone 16.

    “Indonesia berada di posisi terakhir dalam pilar ini (services restrictions) dan menjadi subjek studi kasus TBI 2025 tepatnya karena pembatasan Layanan yang diberlakukan pada iPhone, mencegah iPhone untuk masuk ke pasar karena persyaratan konten (TKDN),” dikutip dari dokumen International Trade Berrier Index 2025 yang disusun Philip Thompson.

    Meski begitu, pemerintah Indonesia sebagaimana diketahui telah menyoroti masalah TKDN dan berbelitnya regulasi ini secara khusus. Presiden Prabowo Subianto bahkan telah menegaskan akan membentuk satgas deregulasi dan membuat kewajiban TKDN ke depan menjadi lebih fleksibel.

    “Saat ini banyak perusahaan di AS dan Eropa yang tengah mencari alternatif rantai pasok di kawasan Asia. Common sense reform dapat membawa Indonesia melompat menuju era baru,” ujar Phillip Thompson.

    (arj/mij)

  • Video: Bos Indonesia Airline Ungkap Peluang & Tantangan Binis di RI

    Video: Bos Indonesia Airline Ungkap Peluang & Tantangan Binis di RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO Indonesia Airlines Iskandar mengungkapkan peluang dan tantangan bisnis penerbangan di Indonesia. Iskandar juga menyinggung soal peluang bisnis di tengah gejolak ekonomi dunia. Seperti apa?

    Selengkapnya saksikan dialog Bunga Cinka bersama CEO Indonesia Airlines Iskandar di Program Closing Bell CNBC Indonesia, Selasa (06/05/2025).

  • Pekerja Media Mau Dapat Rumah Subsidi dari Pemerintah? Ini Syaratnya

    Pekerja Media Mau Dapat Rumah Subsidi dari Pemerintah? Ini Syaratnya

    Daftar Isi

    Zona I (Jawa (kecuali Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), Sumatera, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat)

    Zona II (Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Maluku, Maluku Utara, Bali)

    Zona III (Papua, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya)

    Zona IV (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi)

    Cibitung, CNBC Indonesia – Pekerja di industri media jadi salah satu yang mendapatkan rumah bersubsidi dari pemerintah. Sekarang terdapat 124 karyawan industri media yang sudah mendaftar untuk mendapatkan rumah bersubsidi. Pemerintah menyiapkan kuota 2.000 rumah untuk wartawan. Dari sebelumnya 1.000 rumah yang disiapkan.

    “Batasnya juga tadinya 1.000 sudah dinaikkan oleh beliau (Maruarar Sirait, Menteri Perumahan dan Permukiman) menjadi 3.000,” kata Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam acara Program Rumah Untuk Karyawan Industri Media, di Cibitung, Kabupaten Bekasi, Selasa (6/5/2025).

    Dalam kesempatan yang sama, Meutya mengatakan masih banyak wartawan yang belum mendapatkan rumah layak. Untuk itu negara hadir untuk bisa memberikan rumah bersubsidi.

    “Di Indonesia ini karena memang sulit mendata angka persisnya, jumlahnya ada kurang lebih 100 ribu, 70 persen belum memiliki rumah yang layak,” jelasnya.

    Meutya yang juga mantan wartawan menjelaskan pekerjaan itu memiliki kewajiban menjaga demokrasi. Namun di sisi lain kadang melupakan memenuhi kewajiban pribadinya, seperti memiliki hunian yang layak.

    Jadi kewajiban-kewajiban terhadap keluarga pemenuhan rumah yang layak bagi keluarganya kadang terlupa Atas nama kepentingan umum. atas nama semangat menulis yang baik. Atas nama semangat menyunting dan menghadirkan demokrasiz

    Karena itu Ketika Pak Ara melepon saya Kurang lebih sebulan lalu Atau tempatnya kurang dari sebulan lalu, Saya sangat bergembira hati Dan langsung menyampaikan ke Pak WamenKita ditawari oleh Menteri Perumahan Untuk juga partisipasi Kita ini artinya karena kami juga ada wartawan Teman-teman wartawan Diminta berpartisipasi dalam rumah subsidi pemerintah.

    Pemerintah sendiri mengalokasikan ribuan rumah bersubsidi untuk para pekerja media. Program ini juga dirasa tepat karena negara hadir untuk keberpihakan pada mereka.

    “Jadi ini tepat sekali negara hadir atas arahan Presiden tentu, kemudian oleh Pak Ara (Maruarar Sirait, Menteri Perumahan dan Permukiman) didetilkan. Dan memberikan juga keberpihakan terhadap teman-teman awak media karena memang 70 persen belum memiliki Rumah yang layak,” jelasnya.

    Penerima rumah bersubsidi harus memenuhi persyaratan, salah satunya jumlah pemasukkan per bulan. Ini dibagi dalam beberapa zona berdasarkan daerah.

    Berikut rinciannya mengacu pada Peraturan Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman Nomor 5 Tahun 2025:

    Foto: Menteri PKP Maruarar Sirait hadir langsung dalam acara serah terima kunci rumah subsidi untuk wartawan di Grand Harmoni Cibitung ada Selasa (6/5/2025). (CNBC Indonesia/Robertus Andrianto Serin)
    Menteri PKP Maruarar Sirait hadir langsung dalam acara serah terima kunci rumah subsidi untuk wartawan di Grand Harmoni Cibitung ada Selasa (6/5/2025). (CNBC Indonesia/Robertus Andrianto Serin)

    Zona I (Jawa (kecuali Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), Sumatera, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat)

    Umum
    Tidak kawin Rp 8,5 juta
    Kawin Rp 10 juta
    Satu orang untuk peserta Tapera Rp 10 juta

    Zona II (Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Maluku, Maluku Utara, Bali)

    Umum
    Tidak kawin Rp 9 juta
    Kawin Rp 11 juta
    Satu orang untuk peserta Tapera Rp 11 juta

    Zona III (Papua, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya)

    Umum
    Tidak kawin Rp 10,5 juta
    Kawin Rp 12 juta
    Satu orang untuk peserta Tapera Rp 12 juta

    Zona IV (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi)

    Umum
    Tidak kawin Rp 12 juta
    Kawin Rp 14 juta
    Satu orang untuk peserta Tapera Rp 14 juta

    (npb/wur)

  • Amerika Makin Sadis Blokir China, Nvidia Bisa Tumbang

    Amerika Makin Sadis Blokir China, Nvidia Bisa Tumbang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) kembali menggenjot perang dagang teknologi mereka dengan China. Langkah terbaru Washington kali ini tak main-main, mereka akan melacak peredaran chip kecerdasan buatan (AI) dari AS, misalnya yang diproduksi Nvidia, bahkan setelah chip-chip itu dijual ke pasar.

    Anggota parlemen AS dari Partai Demokrat, Bill Foster, tengah menyiapkan rancangan undang-undang (RUU) baru yang akan mewajibkan pelacakan lokasi chip AI usai penjualan. Tujuannya untuk mencegah chip-chip ini bocor ke China, negara yang sejak lama menjadi sasaran utama kontrol ekspor AS.

    Langkah ini muncul karena adanya laporan penyelundupan besar-besaran chip Nvidia ke China, meski negara tersebut telah dibatasi aksesnya sejak era pemerintahan Donald Trump hingga Joe Biden.

    Nvidia sendiri mengaku tak memiliki kemampuan untuk melacak chip-nya setelah berada di tangan konsumen, meski para ahli justru menyebut teknologi pelacakan sudah tertanam di dalam chip tersebut.

    China merupakan pasar utama bagi Nvidia. Dalam laporan fiskal terakhir yang berakhir pada 26 Januari lalu, Negeri Tirai Bambu menyumbang US$17 miliar atau 13% dari total pendapatan perusahaan. Jika aksi blokir ekspor ini diperketat lagi, Nvidia terancam kehilangan salah satu sumber pemasukan utamanya.

    The Information melaporkan Nvidia telah memberitahu beberapa klien besar di China bahwa perusahaan sedang merancang chip AI baru yang bisa dipasarkan tanpa melanggar aturan ekspor AS.

    Beberapa klien besar yang sudah diberitahu Nvidia adalah Alibaba Group, ByteDance (TikTok), dan Tencent Holdings. Hal ini diungkap 3 sumber yang familiar dengan diskusi tersebut.

    Namun, langkah keras AS terbukti justru jadi bumerang. Meski sudah bertahun-tahun memblokir akses China ke teknologi canggih, Beijing tetap bisa membangun sistem AI mutakhir seperti DeepSeek.

    Bahkan, sistem tersebut disebut-sebut dirancang menggunakan chip Nvidia yang dilarang dijual ke China.

    “Ini bukan masalah imajinatif di masa depan. Ini masalah nyata sekarang,” ujar Foster dikutip dari Reuters, Selasa (6/5/2025).

    “Kita akan sadar bahwa Partai Komunis China, atau militernya, bisa saja sedang merancang senjata atau AI tingkat lanjut dengan chip-chip ini,” imbuhnya.

    Namun, di balik semua rencana pemerintahan Trump, muncul ancaman yang menampar balik AS sendiri. Tanpa pasar China, perusahaan seperti Nvidia bukan hanya kehilangan miliaran dolar, tapi juga potensi dominasi global.

    Sementara itu, China menunjukkan bahwa blokade Barat tak menghentikan ambisinya, malah mempercepat swasembada teknologinya.

    Bisnis Nvidia mulai berdarah-darah gara-gara tarif dan pembatasan ekspor pemerintahan Trump. Sepanjang 2025, saham Nvidia sudah anjlok hampir 25%.

    (fab/fab)