Author: CNBCindonesia.com

  • Video: Korean Food Festival Hadir di Transmart!

    Video: Korean Food Festival Hadir di Transmart!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bagi anda pecinta kuliner Korea, wajib datang ke Korean Food Festival yang dihadirkan oleh transmart. Acara ini juga merupakan hasil kolaborasi dengan Ministry of Agriculture, Food and Rural Affairs Korea Selatan, Food Korea, dan Korea Agro-Fisheries and Food Trade Corporation di 4 gerai pilihan transmart.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Senin, 16/06/2025) berikut ini.

  • Saldo Rekening Ludes Seketika, Kenali 8 Modus Penipuan Online Terbaru

    Saldo Rekening Ludes Seketika, Kenali 8 Modus Penipuan Online Terbaru

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penipuan di ranah internet kerap terjadi. Tak sedikit korban yang harus kehilangan uangnya karena kasus tersebut.

    Untuk menghindarinya, ada beberapa hal yang perlu jadi perhatian. Selain itu pastikan kebenaran informasi yang didapatkan, jangan percaya apapun dan periksa kembali kebenaran.

    Termasuk jangan pernah mempercayai tawaran menggiurkan yang didapatkan. Anda juga dilarang sembarangan klik atau membagikan informasi penting kepada siapapun, karena ini bisa menjadi pintu masuk pelaku untuk bisa mengambil data pribadi tak terkecuali uang yang kita simpan.

    Jangan lupa untuk menggunakan fitur-fitur keamanan yang tersedia di sejumlah platform. Karena fitur tersebut dapat melindungi kita dari modus kejahatan yang terjadi di dunia maya.

    Terakhir, pastikan Anda mengenal seluruh tanda-tanda penipuan. Berikut rangkumannya:

    1. Seringkali pelaku akan menggunakan identitas palsu. Misalnya dengan memakai nama yang mencurigakan

    2. Pelaku juga akan menawarkan hadiah yang sangat besar dan menggiurkan, seperti jumlah yang sangat fantastis

    3. Penipu akan memberikan tekanan untuk melakukan yang mereka inginkan kepada calon korbannya. Biasanya ini juga dilakukan dengan waktu terbatas, membuat orang yang dituju langsung melakukannya

    4. Pelaku akan meminta informasi pribadi, seperti One Time Password (OTP) aplikasi keuangan dan nomor rekening bank

    5. Biasanya mereka menggunakan bahasa tidak profesional

    6. Meminta pembayaran tidak aman dan mencurigakan

    7. Informasi kontak yang tersedia tidak jelas. Anda perlu langsung memeriksa informasi ke sumber resmi

    8. Salah satu modus yang biasanya digunakan bernama social engineering, yakni melakukan manipulasi psikologi agar korban percaya dengan para penipu

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: Zulhas Sebut 37.000 Kopdes Merah Putih Sudah Dapat Legalitas

    Video: Zulhas Sebut 37.000 Kopdes Merah Putih Sudah Dapat Legalitas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyatakan, sebanyak 37 ribu koperasi Desa Merah Putih telah resmi mengantongi legalitas hingga pertengahan Juni 2025.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Senin, 16/06/2025) berikut ini.

  • Video: Prabowo Ke Singapura, Ini Agendanya

    Video: Prabowo Ke Singapura, Ini Agendanya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Prabowo Subianto tiba di Singapura pada Minggu malam, untuk melaksanakan kunjungan kenegaraan dan mengikuti pertemuan Leaders’ Retreat, dengan perdana Menteri Singapura Lawrence Wong.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Senin, 16/06/2025) berikut ini.

  • Video: Grab Indonesia Gelontorkan Rp 16,3 Miliar Dukung Program MBG

    Video: Grab Indonesia Gelontorkan Rp 16,3 Miliar Dukung Program MBG

    Jakarta, CNBC Indonesia – Grab Indonesia menggelontorkan dana sebesar 1 juta Dolar Amerika Serikat atau setara 16,3 miliar Rupiah untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis atau MBG.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Senin, 16/06/2025) berikut ini.

  • Tarif Pajak Rendah, Strategi Dorong Ekonomi Negara Berkembang

    Tarif Pajak Rendah, Strategi Dorong Ekonomi Negara Berkembang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ekonom ternama asal Amerika Serikat, Arthur B. Laffer, menegaskan bahwa tarif pajak yang terlalu tinggi justru dapat menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Dalam wawancara eksklusif bersama CNBC Indonesia, Laffer menjelaskan bagaimana kebijakan fiskal yang tepat dapat menciptakan kemakmuran dan meningkatkan penerimaan negara secara berkelanjutan.

    Sebagai pencetus teori Kurva Laffer, ia menyoroti hubungan antara tarif pajak dan penerimaan negara. Menurutnya, menaikkan tarif secara ekstrem tidak selalu berbanding lurus dengan peningkatan pendapatan negara. Sebaliknya, hal itu justru bisa menekan daya beli, mengurangi investasi, dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.

    “Menurut saya, efek kurva Laffer jauh lebih kuat di Indonesia dibandingkan di AS. Karena itu, Indonesia harus sangat berhati-hati agar tidak membunuh kemakmuran. Sebuah negara tidak bisa mengenakan pajak pada diri mereka sendiri untuk mencapai kemakmuran,” ujar Laffer dalam Program Manufacture Check CNBC Indonesia, Senin (16/6/2025).

    Laffer menekankan bahwa tarif pajak yang tinggi justru mendorong masyarakat untuk mencari celah penghindaran pajak. Hal ini dapat mengalihkan fokus pelaku usaha dari aktivitas produktif ke strategi penghindaran pajak.

    “Ketika tarif pajak semakin tinggi, ketidakpatuhan menjadi semakin menguntungkan. Akibatnya, orang mulai mengakali pajaknya. Mereka berhenti menjalankan usahanya dan justru lebih fokus pada urusan pajak ketimbang kegiatan bisnis yang seharusnya mereka lakukan,” tegasnya.

    Foto: Tabel Doktor Laffer. (Dok. Dr. Arthur B. Laffer)
    Tabel Doktor Laffer. (Dok. Dr. Arthur B. Laffer)

    Pernyataan ini menjadi relevan di tengah wacana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% sesuai amanat UU HPP yang berlaku mulai 1 Januari 2025. Namun, Presiden Prabowo Subianto memutuskan bahwa kenaikan tersebut hanya berlaku untuk barang dan jasa mewah, sementara kebutuhan pokok tetap dikenakan PPN 11%.

    Menurut Laffer, negara berkembang seperti Indonesia perlu mengadopsi pendekatan fiskal yang ringan namun efektif. Pemerintah sebaiknya tidak terlalu mendominasi pasar, melainkan menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan sektor swasta.

    “Pemerintah sebaiknya berperan kecil, mengenakan pajak yang ringan, dan regulasi yang juga ringan. Itulah jalan menuju kemakmuran,” ujarnya.

    Ia juga menekankan pentingnya menjaga kepercayaan publik dan memastikan agar pemerintah tidak menjadi hambatan dalam proses pembangunan ekonomi. “Perlu memastikan para produsen, pelaku industri, wirausaha, dan investor bisa fokus pada pertumbuhan, bukan pada pajak,” tambahnya.

    (mij/mij)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: Vietnam Resmi Jadi Negara Ke-10 Mitra BRICS

    Video: Vietnam Resmi Jadi Negara Ke-10 Mitra BRICS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Vietnam resmi bergabung dengan BRICS sebagai negara mitra. Merapatnya Vietnam disampaikan oleh Brasil, yang saat ini memegang jabatan Presiden BRICS.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Senin, 16/06/2025) berikut ini.

  • Tanpa Naikkan Tarif, Guru Besar UI Ungkap Cara Tambah Setoran Pajak

    Tanpa Naikkan Tarif, Guru Besar UI Ungkap Cara Tambah Setoran Pajak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tarif pajak yang tinggi, belum tentu dapat meningkatkan penerimaan negara. Berdasarkan teori Kurva Laffer, tarif pajak yang terlalu tinggi justru dapat menurunkan penerimaan negara karena mendorong penghindaran pajak.

    Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Telisa Aulia Falianty pun menjelaskan bahwa struktur ekonomi Indonesia masih didominasi oleh sektor informal yang sulit dijangkau oleh sistem perpajakan.Tantangan besar Indonesia adalah tingginya para pengemplang pajak pada sektor tersebut.

    “Sehingga, yang membayar pajak itu, yang itu-itu saja, yang patuh, bisa jadi kalau kita makin menaikkan, karena yang bayar itu hanya sebagian sektor formal saja, yang ada malah akan menurunkan penerimaan perpajakan,” ujar Telisa dalam program Evening Up CNBC Indonesia, dikutip Senin (16/6/2025).

    Telisa pun menjelaskan teori kurva Laffer bisa diterapkan di Indonesia jika sudah mencapai titik optimal perpajakan. Namun, menurutnya Indonesia masih jauh dari level optimal rasio pajak jika dibandingkan dengan negara-negara maju anggota OECD yang memiliki rasio pajak 15-30%. Sementara Indonesia pada tahun lalu hanya mencapai 10,08%.

    “Tapi, ide ini kita setuju bahwa kalau kita melewati titik optimal tertentu, takutnya tarif pajak dinaikkan itu malah akan menurunkan. Apalagi di negara yang seperti Indonesia, yang sektor formalnya sangat tinggi, tadi kemampuan membayar pajak masyarakat di sektor informal,” ujarnya.

    Maka dari itu, ia menyarankan pemerintah dapat fokus pada kebijakan perpajakan yang lebih inklusif. Seperti skema PPh final untuk UMKM dengan tarif rendah dan regulasi lebih mudah.

    “Karena UMKM kan bayar pajak tuh repot lah kalau dengan hitungan-hitungan yang rumit gitu kan. Cukup simpel aja kan, sekian persen dari omset atau sekian persen dari laba final,” ujarnya.

    Selain itu, menurut Telisa memberikan insentif kepada perusahaan-perusahaan yang membayar pajak dengan baik juga dapat meningkatkan penerimaan pajak. Dengan adanya penghargaan dan kemudahan membayar pajak, masyarakat dapat memberikan kontribusi besar kepada perpajakan.

    “Kalau bayar pajak itu nanti bayar listriknya dimudahkan, bayar listriknya dapat diskon, dan lain sebagainya. Jadi, pemerintah bisa bikin semacam program bundling gitu, supaya orang lebih sadar untuk membayar pajak dan bisa meningkatkan basis pajak,” ujarnya.

    Mendorong digitalisasi sistem perpajakan pun juga akan sangat membantu mendongkrak penerimaan pajak. Telisa mengambil contoh negara India yang dapat meningkatkan penerimaan pajak melalui pelacakan digital.

    “Apabila semua transaksi itu sudah didigitalkan, orang kan juga akan sulit untuk menghindar dari kewajiban pajaknya,” ujarnya.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Potret Langit Israel Penuh Kilatan, Iron Dome Dibobol Iran

    Potret Langit Israel Penuh Kilatan, Iron Dome Dibobol Iran

    Langit Israel berubah jadi medan tempur saat rudal yang diluncurkan dari Iran berusaha dicegat sistem Iron Dome, memunculkan kilatan cahaya yang menerangi malam diiringi suara sirene peringatan. Peristiwa ini terlihat jelas dari Ashkelon, Israel, Minggu (15/6/2025) malam. (REUTERS/Amir Cohen)

  • Video: Israel-Iran Panas, Airlangga Ungkap Efeknya ke Indonesia

    Video: Israel-Iran Panas, Airlangga Ungkap Efeknya ke Indonesia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Israel dan iran kembali terlibat serangan udara pada Minggu malam. Konflik memunculkan ketegangan baru setelah serangan Israel ke fasilitas Nuklir Natanz. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ekonomi RI belum terpengaruh langsung akibat konflik ini, meski kenaikan harga minyak masih menjadi risiko utama bagi perekonomian nasional.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Senin, 16/06/2025) berikut ini.