Author: CNBCindonesia.com

  • Video: Polemik Dumping Benang Tekstil, API Minta Solusinya Ini

    Video: Polemik Dumping Benang Tekstil, API Minta Solusinya Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia –Rekomendasi penerapan tarif anti-dumping atau bea masuk antidumping BMAD atas Impor Produk Polyester Oriented Yarn dan Draw Textured Yarn mengundang polemik.

    Selengkapnya saksikan dalam program Manufacture Check CNBC Indonesia, Senin (16/06/2025).

  • Video: Ekonom Ingatkan Bank Jangan Malas Salurkan Dana ke Padat Karya

    Video: Ekonom Ingatkan Bank Jangan Malas Salurkan Dana ke Padat Karya

    Jakarta, CNBC Indonesia –Pertumbuhan kredit perbankan ke sektor industri manufaktur khususnya yang padat karya masih belum optimal. Hal ini membuat pertumbuhan ekonomi indonesia akan sulit tumbuh kencang hingga 8%.

    Selengkapnya saksikan dalam program Manufacture Check CNBC Indonesia, Senin (16/06/2025).

  • Iran Pakai Metode Baru, Tembus Iron Dome-Hantam Tel Aviv dan Haifa

    Iran Pakai Metode Baru, Tembus Iron Dome-Hantam Tel Aviv dan Haifa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Iran mengeklaim menggunakan metode baru dalam serangan rudal yang menghantam Tel Aviv dan Haifa pada Senin (16/6/2025). Serangan ini mengakibatkan kehancuran di kawasan permukiman dan meningkatnya kekhawatiran global akan meluasnya konflik di Timur Tengah.

    Melansir Reuters, rudal-rudal yang ditembakkan menjelang fajar menghancurkan sejumlah bangunan di Tel Aviv, termasuk kawasan padat di dekat pasar Shuk HaCarmel dan wilayah perumahan sekitar Petah Tikva. Sedikitnya lima orang tewas dan lebih dari 100 lainnya terluka dalam gelombang serangan balasan Iran, setelah situs-situs militernya diserang Israel pekan lalu.

    Pasukan Garda Revolusi Iran menyatakan bahwa keberhasilan serangan tersebut dicapai melalui pendekatan taktis baru yang didesain untuk mengecoh sistem pertahanan berlapis Israel.

    “Inisiatif dan kemampuan baru yang kami gunakan menyebabkan sistem pertahanan musuh saling mengganggu. Ini terjadi meski mereka didukung penuh oleh AS dan kekuatan Barat serta teknologi terbaru,” demikian pernyataan resmi Garda Revolusi.

    Sumber-sumber militer Israel belum menanggapi klaim tersebut. Namun, para pejabat sebelumnya telah mengakui bahwa sistem pertahanan seperti Iron Dome tidak sepenuhnya andal dalam menghadapi serangan besar dan simultan.

    Seorang warga Tel Aviv, Guydo Tetelbaun (31), menceritakan momen mencekam saat rudal menghantam dekat apartemennya.

    “Kami berlari ke tempat perlindungan. Beberapa menit kemudian, pintunya meledak. Orang-orang masuk dengan berlumuran darah. Setelah semuanya reda, kami kembali ke apartemen dan nyaris tidak ada yang tersisa,” ungkapnya.

    Kebakaran juga dilaporkan terjadi di pembangkit listrik dekat pelabuhan Haifa, sementara otoritas darurat menyatakan operasi pencarian masih berlangsung di beberapa titik terdampak.

    Militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka telah melancarkan serangan balasan pada Senin pagi, menyasar pusat komando Garda Revolusi dan posisi militer Iran.

    Sementara itu, korban jiwa di Iran akibat serangan Israel sebelumnya dilaporkan mencapai 224 orang, mayoritas warga sipil, menurut data Kementerian Kesehatan Iran.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: PHK Hantam Warga RI, Ternyata Ini Alasannya!

    Video: PHK Hantam Warga RI, Ternyata Ini Alasannya!

    Video

    Video: PHK Hantam Warga RI, Ternyata Ini Alasannya!

    News

    1 jam yang lalu

  • Penampakan Satelit Fasilitas Nuklir Iran Usai Dibombardir Israel

    Penampakan Satelit Fasilitas Nuklir Iran Usai Dibombardir Israel

    Serangan besar-besaran Israel pada Jumat (13/6/2025) lalu menargetkan fasilitas nuklir, pabrik rudal balistik, dan komandan militer, selama apa yang mereka katakan sebagai awal dari operasi yang berkepanjangan untuk mencegah Teheran membangun senjata atom. (Maxar Technologies/Handout via REUTERS)

  • Video: Padat Karya RI Butuh Lingkungan Usaha Kondusif & Adil

    Video: Padat Karya RI Butuh Lingkungan Usaha Kondusif & Adil

    Jakarta, CNBC Indonesia –Kondisi deindustrialisasi dini yang terjadi di Indonesia selama satu dekade terakhir bisa diatasi dengan fokus pada perbaikan ekosistem usaha dari sisi pasokan atau Supply Side.

    Selengkapnya saksikan dalam program Manufacture Check CNBC Indonesia, Senin (16/06/2025).

  • Produksi Minyak RI Bisa Nambah 30.000 Barel, Ini Sumbernya

    Produksi Minyak RI Bisa Nambah 30.000 Barel, Ini Sumbernya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat ini akan ada tambahan produksi minyak sebesar 30 ribu barel per hari (bph), yang berasal dari Wilayah Kerja (WK) atau Blok Cepu di Jawa Tengah.

    Menurut dia, tambahan produksi dari Blok Cepu tersebut rencananya akan diresmikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Namun, hingga kini pihaknya masih menunggu kepastian jadwal dari Presiden.

    “Nanti Bapak Presiden Prabowo yang akan meresmikan ada penambahan minyak kita 30 ribu bph di Cepu,” kata Bahlil di Teluk Bintuni, Papua Barat, dikutip Senin (16/6/2025).

    Bahlil pun optimistis target lifting minyak nasional pada tahun 2025 akan tercapai seiring dengan tambahan produksi dari Blok Cepu. Bahkan, untuk lifting gas, realisasinya per kuartal disebut hampir melampaui target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

    Oleh sebab itu, ia berharap Prabowo dapat meresmikan secara langsung penambahan produksi minyak dari Blok Cepu. Mengingat, sejak 2008, realisasi lifting minyak nasional tidak pernah mengalami peningkatan.

    “Coba cek, selalu target lifting tidak pernah mencapai target APBN. Jadi ini sekarang lagi kita genjot makanya hari Minggu pun kita turun kerja, nih kalian juga mau ikut saya ke sini itu luar biasa loh. Kalian nih pahlawan lifting ini. Jadi nanti kita akan menunggu jadwal Bapak Presiden,” tambahnya.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: Asap Kebakaran Hutan Kanada Cemari Udara AS

    Video: Asap Kebakaran Hutan Kanada Cemari Udara AS

    Video

    Video: Asap Kebakaran Hutan Kanada Cemari Udara AS

    News

    1 jam yang lalu

  • Simak Keberhasilan Owner Oclo dari Bangku Kuliah Bersama Shopee

    Simak Keberhasilan Owner Oclo dari Bangku Kuliah Bersama Shopee

    Jakarta, CNBC Indonesia – Fashion lokal milik anak muda Indonesia makin berkibar. Salah satu kisah inspiratif datang dari Yisti Yinika (29), seorang pemudi yang memulai perjalanan bisnisnya dari usaha jastip (jasa titip) pakaian karya pelaku UMKM lokal.

    Dari pengalaman sederhana itu, Yisti membangun Oclo, UMKM fashion perempuan dengan visi menghadirkan produk yang inklusif, nyaman, dan mudah diakses oleh seluruh perempuan Indonesia. Melalui konsistensi dan kemampuan beradaptasi di era digital, Oclo berkembang menjadi brand lokal yang menjanjikan, mengandalkan teknologi dan platform e-commerce seperti Shopee untuk terus tumbuh.

    Kisah Yisti menjadi bagian dari rangkaian Kisah UMKM Shopee “Sukses Berkarya Sebelum 30”, yang menyoroti semangat generasi muda dalam menghadapi tantangan dan menciptakan dampak nyata lewat dunia usaha.

    Yisti Yisnika, pemilik Oclo, mengatakan dunia bisnis sama seperti jarum di dalam jerami bila tidak tahu cara yang tepat dalam membangunnya. Keputusan memulai bisnis di usia 19 tahun saat masih kuliah menjadi salah satu keputusan terbaik dalam hidupnya.

    “Berawal dari usaha jastipan, saya hanya bermodalkan kuota internet dan koper bagasi untuk menawarkan produk titipan. Keuntungan kecil dari usaha tersebut saya kumpulkan untuk membangun brand fashion Oclo yang resmi berdiri secara online di Shopee pada tahun 2016. Kala itu, saya melihat peluang besar dalam menyediakan pakaian anggun dan sopan bagi wanita berusia 16-40 tahun yang kerap kesulitan menemukan referensi busana saat bepergian. Usaha tidak menghianati hasil, performa bisnis Oclo terus bertumbuh. Di kampanye Big Ramadan Sale tahun ini, kami berhasil mengalami peningkatan pesanan lebih dari 4 kali lipat dibandingkan hari biasa,” ungkap Yisti dalam keterangan resmi, dikutip Senin (16/6/2025).

    Membaca peluang dari balik koper

    Dengan pengalamannya dari usaha jastipan, Yisti mulai mengenali pola tren dan produk favorit konsumen. Ia pun memutuskan untuk memproduksi sendiri dan mendirikan brand bernama Oclo, yang dipilih karena solid, mudah diingat, dan cukup fleksibel untuk ekspansi ke kategori lain.

    Strategi Oclo berfokus pada adaptasi tren, pemanfaatan media digital, dan produktivitas tinggi. “Hampir tiap minggu kami rilis antara 10 sampai 25 artikel baru. Kami belajar dari fast fashion, tapi tetap menjaga kualitas. Kalau konsumen puas, mereka pasti akan kembali,” ujar Yisti.

    Kini,Yisti aktif berinovasi dan berkreasi menciptakan berbagai varian produk Oclo yang mencakup blouse, hijab, celana, outer, rok, hingga tas, dengan gaya minimalis dan wearable. Setiap desain mempertimbangkan aktivitas dan kenyamanan pelanggan, mulai dari rutinitas kantor hingga acara santai, tanpa mengorbankan gaya. Prinsip tersebut menjadi benang merah dalam setiap koleksi yang dirilis.

    Selama proses membangun Oclo, Yisti menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kapasitas produksi hingga fluktuasi tren.

    “Dulu saya kerjakan semuanya sendiri dari desain, bungkus paket, kirim barang, sampai handle komplain. Tapi dari situ saya belajar banyak soal prioritas dan efisiensi,” tuturnya.

    Kini, Oclo telah tumbuh menjadi brand yang dikenal luas dengan tim solid, sistem tertata, dan basis pelanggan yang berkembang secara organik. Oclo mengandalkan konsistensi kualitas dan pelayanan sejak hari pertama. Lewat bisnisnya, Yisti telah membuka lapangan kerja dan memberdayakan hingga lebih dari 90 talenta lokal dalam setiap lini produksi, menjadikan pertumbuhan Oclo selaras dengan kontribusi sosial yang berkelanjutan.

    Lewat konsistensi bertahun-tahun dan strategi yang terus disesuaikan, Oclo telah tumbuh dari bisnis rumahan menjadi brand fashion yang memberi dampak sosial nyata. “Melalui Oclo, alhamdulillah saya berhasil membuka lapangan pekerjaan baru, mulai dari tim kreatif, penjahit, produksi, pengemasan, hingga layanan pelanggan. Kedepannya, saya terus berkomitmen memberdayakan talenta lokal, menjadikan pertumbuhan bisnisnya selaras dengan pemberdayaan komunitas di sekitarnya,” tambah Yisti.

    Tumbuh bersama Shopee

    Perjalanan Oclo bersama Shopee dimulai sejak tahun 2017, ketika Yisti masih menjalani kesibukan kuliah sembari merintis bisnis. Dengan waktu yang terbatas untuk membalas pesan dan menangani pesanan pelanggan secara manual, Yisti memutuskan untuk memanfaatkan Shopee sebagai platform utama agar operasional bisnisnya menjadi lebih efisien.

    Proses pemesanan yang awalnya bergantung pada percakapan manual mulai beralih ke sistem yang terotomatisasi, memungkinkan pelanggan melakukan pembelian kapan saja tanpa harus menunggu respons.

    Cermat beradaptasi dan peka dalam membaca perilaku konsumen, Oclo sangat aktif memanfaatkan fitur-fitur interaktif dari Shopee seperti Shopee Live, Shopee Video, dan Shopee Affiliate Program untuk meningkatkan keterlibatan dengan pelanggan.

    Siaran langsung melalui Shopee Live secara konsisten digunakan untuk menyapa pembeli, menampilkan detail produk secara interaktif, dan memberikan pengalaman belanja yang lebih personal. Strategi ini terbukti efektif, kontribusi Shopee Live mencapai hingga 35 persen dari total penjualan.

    Partisipasi Oclo dalam berbagai kampanye besar Shopee menunjukkan hasil yang luar biasa. Misalnya, di momen akhir tahun kemarin, saat kampanye Shopee 12.12 Birthday Sale 2024, Oclo mencatat lonjakan pesanan hingga 7 kali lipat dibandingkan hari biasa. Tren positif ini bukan tanpa alasan, hampir genap 8 tahun berjualan di Shopee, Oclo mencatatkan hingga hampir 90 persen total penjualan keseluruhan berasal dari platform Shopee.

    “Sebagai mitra pertumbuhan yang terus mendampingi UMKM lokal, Shopee senantiasa menghadirkan ekosistem yang inklusif dan membawa peluang untuk dimanfaatkan oleh pelaku usaha lokal seperti saya. Di era digital ini, kehadiran Shopee memberi harapan dan akses bagi brand lokal untuk terus bertumbuh dan menjangkau pasar yang lebih luas,” jelas Yisti.

    Menjawab tren dan menyusun strategi di 2025

    Di tahun 2025, Yisti mencermati perubahan tren fashion yang semakin mengarah pada gaya clean look dan fungsional, dengan dominasi warna-warna hangat seperti earth tone dan cokelat mahogany yang tampil netral dan mudah dipadupadankan.

    Model outfit yang ringkas, nyaman, namun tetap stylish menjadi kebutuhan utama perempuan aktif masa kini. Menjawab tren ini, Oclo telah menyiapkan sejumlah koleksi spesial yang relevan dan adaptif, termasuk produk-produk favorit yang terus diproduksi ulang karena tingginya permintaan.

    Perubahan perilaku belanja juga menjadi perhatian penting. Konsumen kini makin responsif terhadap konten visual dan interaktif, serta lebih percaya pada rekomendasi dari sesama pengguna. Oleh karena itu, strategi Oclo di 2025 berfokus pada penguatan ekosistem pemasaran berbasis komunitas.

    Lewat pendekatan community-driven, Oclo menggandeng lebih banyak content creator dan affiliator untuk menjangkau pasar baru, dengan memanfaatkan Shopee Affiliate Program, serta fitur-fitur interaktif seperti Shopee Live dan Shopee Video. Selain memperkuat lini digital, Oclo juga sedang menyiapkan langkah ekspansi offline dengan rencana pembukaan toko di sekitar Jakarta pada tahun ini.

    Bagi anak muda yang ingin memulai bisnis, Yisti berpesan bahwa setiap perjalanan besar selalu dimulai dari langkah kecil.

    “Aku tidak punya latar belakang di bidang fashion, awalnya cuma jualan jastip sambil kuliah. Semua dijalani dengan belajar dari proses, banyak coba-coba, dan nggak takut buat salah. Yang penting terus konsisten dan terbuka untuk belajar. Tidak harus nunggu segalanya sempurna dulu baru memulai usaha, setiap hasil akan datang seiring waktu kalau kita jalanin dengan hati,” pungkas Yisti.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Petaka Trump Makan Korban Baru, Tetangga RI Bisa Hancur Lebur

    Petaka Trump Makan Korban Baru, Tetangga RI Bisa Hancur Lebur

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dalam negosiasi tarif, pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak Vietnam untuk mengurangi penggunaan teknologi China dalam perangkat-perangkat yang dirakit di negara tersebut sebelum diekspor ke AS.

    Hal ini diungkap tiga sumber yang familiar dengan diskusi tersebut. Sebagai informasi, Vietnam merupakan ‘rumah’ bagi manufaktur besar yang memasok produk untuk raksasa teknologi seperti Apple dan Samsung.

    Mayoritas komponen-komponen yang dimanfaatkan pabrikan Vietnam berasal dari China. Selain itu, Meta dan Google asal AS juga memiliki beberapa kontraktor di Vietnam untuk memproduksi perangkat seperti headset Virtual Reality (VR).

    Pemerintah Vietnam dilaporkan telah menggelar pertemuan khusus dengan para pebisnis lokal untuk menggenjot komponen buatan lokal. Para pengusaha dikabarkan berniat untuk mengikuti arahan pemerintah.

    Namun, di sisi lain, para pengusaha lokal memberikan peringatan bahwa mereka membutuhkan waktu dan teknologi yang memadai untuk mewujudkan hal tersebut, menurut satu sumber dalam.

    Pemerintahan Trump telah mengancam Vietnam dengan pemberlakuan tarif tinggi 46% untuk produk-produk yang masuk ke AS. Hal ini akan membatasi akses produk-produk buatan Vietnam untuk menjual barang ke AS, sebab harganya bisa jadi sangat mahal.

    Satu sumber dalam menyebut Vietnam diminta untuk mengurangi ketergantungan dengan teknologi China, dalam diskusi terkait tarif.

    “Ini adalah bagian dari restrukturisasi rantai pasokan dan pada gilirannya akan mengurangi ketergantungan AS pada komponen China,” kata orang tersebut, dikutip dari Reuters, Senin (16/6/2025).

    Sumber kedua menyebut objektif besarnya adalah mempercepat proses AS agar lepas dari teknologi China, sembari meningkatkan kapasitas industri Vietnam. Ia mencontohkan perakitan perangkat VR di Vietnam yang saat ini masih sangat bergantung ke teknologi China.

    Apple, Samsung, Meta, dan Google, tak membalas permintaan komentar dari Reuters.

    Negosiasi antara AS dan China ditargetkan selesai sebelum penetapan tarif berlaku pada 8 Juli 2025 mendatang.

    Sebagai informasi, pada tahun lalu China mengekspor teknologi ke Vietnam senilai US$44 miliar, mencakup komponen elektronik, komputer, dan HP. Sementara itu, Vietnam mengapalkan produk teknologi bernilai US$33 miliar ke AS pada tahun lalu.

    Kementerian Perdagangan Vietnam tidak merespons permintaan komentar Reuters. Sumber terpisah sebelumnya menyebut permintaan AS dinilai ‘sulit’ bagi para negosiator Vietnam.

    AS juga meminta Vietnam membasmi praktik pengapalan produk-produk China ke AS yang disamarkan dengan label ‘Made in Vietnam’. Pada akhir pekan lalu, pemerintah Vietnam mengatakan negosiasi tahap ketiga digelar pada pekan lalu di Washington dan hasilnya menunjukkan peningkatan, meski ada isu-isu penting yang belum disepakati.

    Kepala Partai Komunis Vietnam, To Lam, dilaporkan akan bertemu langsung dengan Presiden Trump di AS pada akhir Juni mendatang, menurut sumber dalam. Belum ada tanggal pasti yang disebutkan.

    Gedung Putih dan Kementerian Luar Negeri tak merespons untuk klarifikasi terkait pertemuan tersebut.

    Vietnam Masih Tertinggal Jauh dari China

    Beberapa pengusaha lokal yang menghadiri pertemuan dengan Kementerian Perdagangan Vietnam dalam beberapa pekan terakhir secara umum mau beradaptasi untuk mengurangi ketergantungan terhadap teknologi China.

    Namun, salah satu sumber dalam menyebut para pengusaha mewanti-wanti perubahan instan akan menghancurkan bisnis.

    Vietnam telah pelan-pelan mengembangkan ekosistem industri dengan pemasok lokal, tetapi masih perlu menempuh jalan panjang sebelum dapat menyamai rantai pasokan China yang maju dengan harga lebih murah, kata para eksekutif industri.

    “Vietnam tertinggal sekitar 15-20 tahun di belakang China dalam mereplikasi skala dan kecanggihan rantai pasokannya secara menyeluruh, tetapi mereka mengejar dengan cepat, terutama di sektor-sektor utama seperti tekstil dan elektronik,” kata Carlo Chiandone, pakar rantai pasokan yang berkantor pusat di Vietnam.

    Selain itu, perubahan mendadak pada praktik yang ada dapat merusak hubungan Vietnam dengan China.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]