FOTO
Ada Pembatasan Truk Besar di Exit Tol Jatiasih, Catat Waktunya!
News
9 menit yang lalu

FOTO
Ada Pembatasan Truk Besar di Exit Tol Jatiasih, Catat Waktunya!
News
9 menit yang lalu

Jakarta, CNBC Indonesia – Kelompok band indie rock yang mendadak populer di Spotify ternyata diciptakan oleh kecerdasan buatan (AI). Musik, lirik, hingga suara para anggota band yang diberi nama Velvet Sundown tersebut adalah hasil karya AI.
Popularitas Velvet Sundown ditandai oleh jumlah pendengar bulanannya yang telah melampaui jutaan. Kecurigaan atas peran AI sudah muncul di media sosial dan forum internet sejak jumlah pendengarnya menembus ratusan ribu. Apalagi, setelah akun media sosial band muncul. Foto yang diunggah di akun media sosial tersebut, menurut warganet, tampak palsu.
Pekan ini, perdebatan soal identitas Velvet Sundown berakhir setelah profil band di Spotify berubah.
“Semua karakter, cerita, musik, suara, lirik, adalah kreasi orisinal yang diciptakan dengan bantuan perangkat AI sebagai instrumen kreatif,” tulis profil Velvet Sundown.
Kemunculan Velvet Sundown menambah kecemasan atas dampak AI terhadap industri kreatif. Penelitian dari Konfederasi Penulis dan Penggubah Lagu Internasional (CISAC) yang dikutip oleh AFP, memperingatkan bahwa pendapatan artis berpotensi menyusut lebih dari 20 persen dalam 4 tahun ke depan seiring pertumbuhan musik buatan AI.
Spotify menolak memberikan komentar kepada AFP soal Velvet Sundown.
Juru bicara Spotify Geraldine Igou menyatakan Spotify tidak “memberikan prioritas atau mengambil keuntungan finansial dari musik yang diciptakan oleh perangkat AI. Semua lagu diciptakan, dimiliki, dan diunggah dilisensi oleh pihak ketiga.”
Berbeda dengan Spotify, platform streaming musik Deezer memberikan label peringatan “konten ciptaan AI” di profil Velvet Sundown. “Beberapa lagu di dalam album ini kemungkinan diciptakan menggunakan AI.”
Deezer memiliki teknologi deteksi musik buatan AI yang diklaim mampu mengidentifikasi lagu yang diciptakan oleh software populer seperti Suni dan Udio.
Menurut Deezer pada April, mereka menerima lebih dari 20.000 lagi buatan AI setiap hari atau sekitar 18 persen dari konten yang diunggah di platform mereka. Jumlah tersebut naik 10 persen dibanding Januari.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]

Jakarta, CNBC Indonesia – Negara Arab, Yaman, dilaporkan kembali meluncurkan serangan ke Israel. Tentara Israel (IDF) melaporkan sebuah rudal diluncurkan Kamis (10/7/2025) pagi.
Meski demikian, Israel mengklaim berhasil mencegatnya. Namun sirene mengaung di beberapa wilayah.
“Setelah sirene yang berbunyi beberapa saat yang lalu di beberapa wilayah di Israel, sebuah rudal yang diluncurkan dari Yaman berhasil dicegat,” tulis militer di platform media sosial X.
Serangan ini dilancarkan setelah beberapa hari Israel melancarkan pemboman terhadap target-target Houthi di negara itu. Houthi, berafiliasi dengan Iran, telah menguasai sebagian besar Yaman.
Israel telah menyerang pelabuhan Hodeidah, setelah Houthi mulai menargetkan Israel dan kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden menyusul dimulainya perang Gaza pada Oktober 2023. Houthi mengaku bertanggung jawab minggu ini atas penenggelaman dua kapal, saat mereka melanjutkan kampanye melawan pelayaran global di Laut Merah.
Laut Merah Panas Lagi
Sementara itu, juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, mengatakan pihaknya telah menyerang kapal kargo curah Eternity C, Senin. Dalam update dikabarkan bagaimana kapal itu tenggelam pada hari Selasa.
Kapal tersebut sedang menuju pelabuhan Eilat di Israel. Ia menegaskan kembali Houthi menyerang untuk mendukung warga Palestina di Gaza.
Saree pun kembali memperingatkan perusahaan-perusahaan yang bertransaksi di pelabuhan Israel bahwa kapal mereka akan menjadi sasaran. Ini akan dilakukan hingga Israel terpaksa “mencabut pengepungan” di Gaza dan mengakhiri perang.
Senin, Houthi juga mengatakanmereka menaiki dan menenggelamkan kapal lain, Magic Seas, karena pemiliknya telah berbisnis dengan Israel dan menggunakan pelabuhan-pelabuhannya. Serangan Houthi telah mendorong banyak perusahaan pelayaran untuk mengambil rute memutar yang memakan waktu di sekitar ujung selatan Afrika untuk menghindari Laut Merah, yang biasanya mengangkut sekitar 12 persen perdagangan global.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Jakarta, CNBC Indonesia-Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Setyo Budiyanto mengusulkan penambahan anggaran 2026 lantaran dianggap belum mencakup pencegahan dan penindakan perkara korupsi.
Berdasarkan pemaparan Setyo Budianto dalam rapat kerja bersama Komisi III DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta pada Kamis (10/7/2025), pagu indikatif KPK 2026 sebesar Rp878,04 miliar, turun Rp359,4 miliar atau 29% dibandingkan 2025.
Ia mengatakan bahwa dalam pagu indikatif tersebut, program pencegahan dan penindakan perkara korupsi belum mendapatkan alokasi anggaran.
“Alokasi pagu indikatif tahun anggaran 2026 sebesar Rp878,04 miliar oleh Kementerian Keuangan seluruhnya untuk dukungan manajemen yang digunakan untuk gaji dan tunjangan serta operasional kantor,” ujarnya.
Setyo memaparkan bahwa total kebutuhan KPK pada tahun anggaran 2026 senilai Rp2,23 triliun. Sehingga ia mengusulkan penambahan anggaran sebesar Rp1,34 triliun.
“Untuk itu kami mengusulkan tambah anggaran sebesar Rp1,34 triliun,” ucap Setyo.
Usulan anggaran untuk 2026 senilai Rp2,23 triliun tersebut digunakan untuk dua program, yakni dukungan manajemen dengan usulan anggaran Rp1,37 triliun atau bertambah Rp491,32 miliar dari pagu indikatif sebesar Rp 878,04 miliar.
Kemudian, usulan anggaran untuk pencegahan dan penindakan perkara korupsi sebesar Rp856,64 miliar dari pagu indikatif sebesar Rp0.
Ia mengatakan penambahan anggaran tersebut untuk menunjang kinerja KPK dalam memberantas tindak korupsi.
“KPK dalam melaksanakan tugas membutuhkan dukungan nyata DPR sebagai wakil rakyat yaitu dalam bentuk dukungan anggaran dalam rangka melaksanakan output prioritas nasional dalam mencapai RKP 2026 serta untuk menjalankan tugas dan kewenangan KPK sebagaimana diamanatkan dalam UU No 19 tahun 2019,” ucapnya dalam meminta dukungan DPR.
(ras/mij)
[Gambas:Video CNBC]

Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Donald Trump pada hari Rabu (09/07/2025) kemarin, mengirim surat tarif impor baru AS pada setidaknya tujuh negara lainnya, dengan pendekatannya yang agresif, untuk mengatur ulang hubungan perdagangan global Amerika.
Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Kamis, 10/07/2025) berikut ini.

Jakarta, CNBC Indonesia – Selama bertahun-tahun, Apple dan Google berkompetisi dalam mendominasi pasar sistem operasi HP. Apple menjual iPhone yang secara eksklusif berjalan pada sistem operasi iOS.
Sementara itu, Google menghadirkan sistem operasi Android yang bersifat terbuka dan bisa dimanfaatkan oleh semua pabrikan HP selain iPhone.
HP Android juga menjangkau segmen yang luas, mulai dari entry-level hingga flagship. Sementara itu, iPhone selama ini mendominasi pasar HP flagship, meski belakangan mulai menggarap pasar kelas menengah (mid-range) melalui seri ‘SE’ (belakangan jadi ‘e’).
Laporan dari Neontri yang dirilis pada Juni 2025 menunjukkan pasar HP Android masih terus mendominasi dengan pangsa pasar (market share) 72%. Sementara itu, market share iOS hanya 28%.
Di beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Kanada, iPhone memimpin dengan market share masing-masing secara berurutan 57% dan 59%. Sementara itu, di negara-negara Eropa, Android memimpin dengan market share 68%.
Hal ini tak mengejutkan, mengingat banyak merek HP populer yang berjalan di sistem operasi Android. Kendati demikian, Neontri menyorot soal penurunan pengguna iPhone dalam 15 tahun terakhir, sejak 2009-2024.
Dalam periode 15 tahun, market share HP Android sudah bertumbuh 70%, sedangkan market share iPhone malah anjlok 9%. Secara global, pengguna HP Android lebih banyak 2 kali lipat ketimbang pengguna iPhone.
Bahkan, di AS yang merupakan negara dominasi Apple, market share Android tumbuh signifikan dari 4% menjadi 43% dalam periode 2009-2024. Market share iPhone justru turun tipis dari 63% menjadi 57%.
Pertumbuhan Android lebih moncer di Eropa. Selama 15 tahun, market share Android melonjak dari 0% menjadi 68%. Sementara iPhone menurun dari 40% menjadi 32%.
Situasi di Kanada sedikit berbeda. Market share Android mencapai 41%, sementara iPhone meningkat dari 51% ke 59%.
Temuan menarik lainnya, kebanyakan pengguna HP Android adalah laki-laki, sementara perempuan lebih cenderung memilih iPhone.
“Meski Android adalah sistem operasi terpopuler secara global, namun generasi muda seperti Gen Z dan Milenial cenderung mengadopsi iPhone,” tertera dalam laporan Neontri, dikutip Kamis (10/7/2025).
Hampir 91% pengguna Android loyal menggunakan platform tersebut, sementara hanya 88% pengguna iPhone yang loyal dan tak beralih ke ponsel lain.
Nenontri Mencatat dominasi Android di industri smartphone disebabkan beberapa hal. Pertama, ada banyak jenis HP Android yang ditawarkan di pasaran, mulai dari merek, keunggulan, hingga rentang harga yang beragam.
Selain itu, sistem operas Android memiliki fitur yang memudahkan personalisasi perangkat. Hal ini memungkinkan para pabrikan HP meluncurkan produk yang unik dan inovatif.
Sementara itu, generasi muda lebih memilih iPhone karena citra merek tersebut, status sosial, pengalaman antarmuka (UX), dan ketahanan produk yang lebih awet.
“Apple memporisisikan dirinya sebagai merek yang premium dan eksklusif. Selain itu, Apple juga menghadirkan ekosistem yang seamless dan kualitas kamera lebih baik, sehingga lebih digemari generasi muda yang sangat terdampak tren dan media sosial,” tulis laporan Neontri.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Jakarta, CNBC Indonesia – TikTok akan segera merilis aplikasi pengganti khusus untuk pengguna di Amerika Serikat (AS). Menurut sumber internal TikTok, mereka diberi tenggat waktu hingga September 2025 untuk menyelesaikan proyek yang dinamakan “M2” ini.
Mengutip Reuters, Kamis (10/7/2025), aplikasi ini dirancang sebagai platform mandiri dengan algoritma serta sistem data yang terpisah dari versi global. Sumber Reuters menyebut bahwa proyek tersebut telah dikerjakan secara intensif oleh tim internal TikTok dalam beberapa bulan terakhir.
Langkah ini dipandang sebagai bagian dari upaya perusahaan induk ByteDance untuk mematuhi undang-undang AS yang mewajibkan TikTok dijual atau dipisahkan dari pengaruh Tiongkok, di tengah kekhawatiran soal keamanan data dan potensi pengaruh politik
Aplikasi baru ini akan hanya tersedia di toko aplikasi Amerika Serikat dan tidak bisa diakses oleh pengguna dari luar negeri. Sistem rekomendasinya akan dilatih menggunakan data pengguna AS saja, artinya konten yang direkomendasikan pun akan lebih lokal dan terpisah dari tren global TikTok.
Perubahan ini akan memengaruhi bagaimana 170 juta pengguna AS yang mengakses konten global serta bagaimana kreator non-AS memperoleh uang di platform tersebut.
Belum ada pernyataan resmi dari ByteDance maupun TikTok mengenai proyek ini.
Upaya untuk memisahkan TikTok versi AS dari platform global telah berlangsung selama beberapa bulan, karena eksekutif ByteDance menyusun berbagai rencana untuk mencegah pelarangan aplikasi di AS, sebagaimana diwajibkan oleh undang-undang baru terkait kekhawatiran atas keamanan data.
Masa depan aplikasi yang digunakan hampir separuh populasi AS ini menggantung sejak UU 2024 yang disahkan dengan dukungan bipartisan besar-besaran, mengharuskan ByteDance menjual TikTok paling lambat 19 Januari.
Pejabat Washington mengatakan kepemilikan TikTok oleh ByteDance membuatnya tunduk pada pemerintah Tiongkok, yang diduga dapat menggunakan aplikasi ini untuk operasi pengaruh terhadap AS dan mengumpulkan data warganya.
Setelah batas waktu pertama dan momen ‘gelap’ singkat pada Januari, TikTok mulai memindahkan data pengguna non-AS dari pusat data AS yang dikelola Oracle, memastikan hanya data pengguna AS yang tetap di server lokal. Ini menjadi pondasi bagi pemisahan antara bisnis AS dan internasional.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]