Author: CNBCindonesia.com

  • Video:Cara Teknologi Bantu Distribusi Bisnis FMCG Kian Hemat & Tangguh

    Video:Cara Teknologi Bantu Distribusi Bisnis FMCG Kian Hemat & Tangguh

    Jakarta, CNBC Indonesia- Bosnet atau Bosnet Distribution Indonesia menjadi platform yang menyediakan solusi sistem manajemen untuk perusahaan distribusi Fast Moving Consumer Goods (FMCG) yang sudah beroperasi sejak tahun 1999.

    President Director Bosnet, Surianto Tjhin menyebutkan mengatakan platform teknologi yang dikembangkan Bosnet ditujukan untuk membantu perusahaan produktivitas perusahaan.

    Bosnet mengembangkan layanan IT untuk membantu proses operasional distribusi perusahaan FMCG di Indonesia agar lebih efisien dan berdaya tahan. Meski demikian persoalan infrastruktur digital yang tidak merata hingga minimnya pemanfaatan data menjadi pengembangan solusi distribusi bisnis ini.

    Seperti apa teknologi solusi distribusi yang dikembangkan Bosnet? Selengkapnya simak dialog Shania Alatas dengan President Director Bosnet, Surianto Tjhin dalam Profit, CNBC Indonesia (Jum’at, 11/07/2025)

  • Penampakan Pantai Terkepung Alga Rumput Laut, Pendapatan Warga Ambruk

    Penampakan Pantai Terkepung Alga Rumput Laut, Pendapatan Warga Ambruk

    HOME

    MARKET

    MY MONEY

    NEWS

    TECH

    LIFESTYLE

    SHARIA

    ENTREPRENEUR

    CUAP CUAP CUAN

    CNBC TV

    Loading…

    `

    $(‘#loaderAuth’).remove()
    const dcUrl=”https://connect.detik.com/dashboard/”;

    if (data.is_login) {
    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    My Profile

    Logout

    ${suffix}
    `);

    $(“#alloCardIframe”).iFrameResize();

    } else {
    prefix = “

    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    REGISTER

    LOGIN
    ${suffix}
    `);
    }
    }

  • Suhu Dingin di Musim Kemarau Juli Efek Fenomena Aphelion? Ini Faktanya

    Suhu Dingin di Musim Kemarau Juli Efek Fenomena Aphelion? Ini Faktanya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab suhu dingin yang terjadi di bulan Juli 2025 ini.

    Benarkah penyebabnya adalah fenomena Aphelion?

    BMKG menjelaskan, Aphelion adalah fenomena astronomi tahunan ketika posisi bumi berada pada titik terjauhnya dari matahari.

    Biasanya, menurut BMKG, fenomena ini terjadi sekitar bulan Juli.

    “Cuaca dingin yang dirasakan masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah selatan khatulistiwa, seperti Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebenarnya merupakan hal yang wajar. Dan, terjadi setiap musim kemarau. Yakni sekitar bulan Juli hingga September,” tulis BMKG dalam unggahan di akun Intagram resmi, dikutip Jumat (11/7/2025).

    BMKG lalu memaparkan cuaca dingin yang tercatat pada awal bulan Juli 2025 di berbagai wilayah Indonesia. Khususnya di dataran tinggi dan wilayah selatan khatulistiwa, mengacu data stasiun meteorologi di seluruh Indonesia.

    Berikut datanya:

    1 Juli 2025 – Silangit (Sumatra Utara): 15 derajat Celcius

    2 Juli 2025 – Silangit (Sumatra Utara): 15 derajat Celcius

    3 Juli 2025 – Enarotali (Papua Tengah): 13 derajat Celcius

    4 Juli 2025 – Silangit (Sumatra Utara): 15 derajat Celcius

    5 Juli 2025 – Silangit (Sumatra Utara): 15 derajat Celcius

    6 Juli 2025 – Frans Sales Lega (NTT): 13 derajat Celcius

    7 Juli – Frans Sales Lega (NTT): 11 derajat Celcius

    8 Juli – Frans Sales Lega (NTT): 12 derajat Celcius.

    “Cuaca dingin belakangan bukan karena Aphelion. Tapi karena ada beberapa faktor cuaca,” jelas BMKG.

    Faktor-faktor tersebut adalah:

    1. mulai memasuki musim kemarau, yang ditandai dengan dominasi angin timuran (Monsoon Australia) yang bersifat kering dan dingin

    2. langit cerah yang mempercepat pelepasan panas dari permukaan bumi ke atmosfer saat malam hari

    3. hujan yang masih terjadi di beberapa wilayah turut menambah rasa dingin karena membawa massa udara dingin dari awan ke permukaan dan menghalangi pemanasan sinar matahari.

    “Menghadapi banyaknya informasi cuaca yang simpang siur, BMKG mengimbau masyarakat jangan langsung percaya pada informasi yang viral di media sosial, terutama yang tidak mencantumkan sumber resmi,” tegas BMKG.

    BMKG juga mengingatkan masyarakat agar membagikan informasi yang sudah terverifikasi agar tidak ikut menyebarkan kepanikan. Dan selalu memastikan kebenaran informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG, seperti situs BMKG, media sosial, atau aplikasi infoBMKG.

    “Tetap tenang dan siaga menghadapi potensi cuaca ekstrem, seperti suhu dingin, hujan lebat, angin kenang, atau gelombang tinggi. Serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan,” tegas BMKG.

    Peringatan Dini Cuaca Periode 11-13 Juli 2025

    Secara cuaca di Indonesia didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan.

    Namun, BMKG mengingatkan waspada adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Sumatra Utara, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua.

    Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:

    Aceh, Papua Selatan.

    Aceh, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Maluku, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, dan Papua Selatan.

    [Gambas:Instagram]

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tak Ada Alasan Ekonomi RI Tidak Bisa Tumbuh 8%, Ini Buktinya

    Tak Ada Alasan Ekonomi RI Tidak Bisa Tumbuh 8%, Ini Buktinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dewan Ekonomi Nasional (DEN) menegaskan target pertumbuhan ekonomi Presiden Prabowo Subianto di level 8% realistis, meskipun dalam satu atau dua dekade terakhir, laju pertumbuhan ekonomi hanya di kisaran 5%.

    Anggota DEN, yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Arief Anshory Yusuf menjelaskan Indonesia pernah bisa mencapai laju pertumbuhan itu pada era 1990-an. Namun, ada satu mesin pertumbuhan yang selama ini belum dimanfaatkan pemerintah, untuk mendorong pertumbuhan kembali hingga 8%.

    Faktor itu ialah mendorong peningkatan produktivitas, yang menurut Arief, belum turut serta dalam laju pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 5% selama satu atau dua dekade terakhir.

    “Sedangkan sumber pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berdasarkan sejarah pembangunan bangsa-bangsa, terutama dari negara-negara maju, itu bukan investasi, tapi peningkatan produktivitas,” kata Arief dalam program Cuap Cuap Cuan CNBC Indonesia, Jumat (11/7/2025).

    Dalam catatan DEN, mengutip data APO Productivity Databook 2024, tingkat produktivitas tenaga kerja per pekerja di Indonesia memang masih jauh di bawah rata-rata negara ASEAN dengan nilai hanya US$ 28.600. Sedangkan Malaysia sudah US$ 71.100, Thailand US$ 34.600 dan Singapura menjadi yang tertinggi dengan nilai produktivitas tenaga kerja per pekerja US$ 186.200.

    Kondisi ini tak terlepas dari makin maraknya tenaga kerja Indonesia yang terserap di sektor-sektor dengan produktivitas rendah, seperti sektor perdagangan yang porsinya terus menanjak dari kisaran di atas 19% dari total tenaga kerja menjadi hampir menyentuh 30%. Sementara itu, sektor dengan produktivitas tinggi, seperti manufaktur stagnan di kisaran 10%.

    “Produktivitas yang dimaksud adalah know-how kita, knowledge, gimana kita memproses barang dengan teknologi yang lebih maju, inovasi, jadi basically bagaimana kita dengan input yang sama bisa menghasilkan barang lebih banyak,” tegas Arief.

    “Jadi artinya gini, kalau kita sedikit aja mau improve produktivitas, inovasi, misalkan dengan risetnya diperbanyak, sedikit saja, kita sudah bisa tumbuh 5,5%, 6%, 7%, mungkin 8%, kenapa? Karena kita belum melakukannya selama ini,” tegas Arief.

    Oleh sebab itu, Arief yang menegaskan, struktur ekonomi Indonesia selama inilah membedakan antara Indonesia dengan negara-negara lain yang pertumbuhan ekonominya sudah banyak didorong kenaikan produktivitas seperti negara-negara OECD, maupun China. Mereka untuk bisa kembali tumbuh tinggi sudah tak mungkin lagi karena semua mesin ekonominya sudah bergerak mulai dari investasi hingga produktivitas.

    “Untuk kembali 8% susah tuh China, karena dia investment sudah, teknologi sudah, produktivitas sudah, apalagi? Nah kalau kita, kita ini 5% selama ini tanpa produktivitas belum dikeluarkan, itu masih ada senjata, tinggal menuju ke sananya aja dikawal terus,” ujar Arief.

    (arj/mij)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: Libur Sekolah Berakhir, Ada Diskon Tarif 20% di 12 Ruas Tol

    Video: Libur Sekolah Berakhir, Ada Diskon Tarif 20% di 12 Ruas Tol

    Video

    Video: Libur Sekolah Berakhir, Ada Diskon Tarif 20% di 12 Ruas Tol

    News

    20 menit yang lalu

  • Taspen Dorong Akselerasi UMK Lewat Digitalisasi & Penguatan Kapasitas

    Taspen Dorong Akselerasi UMK Lewat Digitalisasi & Penguatan Kapasitas

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT TASPEN (Persero) menyelenggarakan TASPENpreneur 2025 bertajuk “Akselerasi UMK Berkelanjutan” yang diikuti oleh 559 peserta secara daring dan 27 peserta secara luring. TASPENpreneur diselenggarakan untuk kelima kalinya sebagai respons terhadap berbagai tantangan yang masih dihadapi para pelaku UMK di Indonesia. Di antaranya belum memanfaatkan teknologi digital dalam operasional bisnis, sehingga kesulitan bersaing di pasar yang kini serba digital.

    Selain itu, keterbatasan dalam aspek manajemen usaha, pemasaran, dan keuangan juga menjadi hambatan serius dalam pertumbuhan dan keberlanjutan usaha mereka. Hingga saat ini, tercatat hampir 5.000 peserta merasakan manfaat dari program TASPENpreneur.

    Acara dibuka oleh Branch Manager TASPEN Kantor Cabang Tangerang. Acara ini menghadirkan berbagai narasumber profesional dari berbagai bidang, mulai dari wirausaha sukses yang membagikan kisah dan strategi membangun bisnis dari nol, pembina industri bidang perdagangan yang memberikan wawasan regulasi dan potensi ekspansi usaha, fotografer dan pakar branding yang membahas pentingnya visual dan identitas merek, hingga digital marketer yang mengajarkan teknik pemasaran daring yang relevan dan aplikatif.

    “Kegiatan ini adalah bentuk komitmen TASPEN dalam memperkuat peran UMK sebagai tulang punggung perekonomian bangsa. Kami percaya bahwa kolaborasi, inovasi, dan digitalisasi adalah kunci untuk membawa UMK Indonesia naik kelas. Melalui TASPENpreneur 2025, kami berharap semakin banyak pelaku usaha kecil yang mampu mandiri, adaptif, dan berkelanjutan,” ungkap Corporate Secretary TASPEN, Henra, dikutip Jumat (11/7/2025).

    Program TASPENpreneur juga sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto khususnya poin memperkuat pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan, serta mewujudkan sumber daya manusia unggul yang produktif, inovatif, dan berdaya saing.

    “Dengan sinergi antara pelatihan, pendampingan, dan jejaring usaha, TASPEN percaya bahwa pelaku UMK Indonesia dapat menjadi agen perubahan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan membawa dampak sosial yang lebih luas bagi masyarakat,” pungkas dia.

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pertamina Buka Pendaftaran Lomba Ilmiah Berkelanjutan bagi Mahasiswa

    Pertamina Buka Pendaftaran Lomba Ilmiah Berkelanjutan bagi Mahasiswa

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina (Persero) resmi memulai program Pertamina Goes to Campus (PGTC) 2025. Hal ini menandai peran Pertamina dalam pengembangan kompetensi mahasiswa Indonesia. Melalui peluncuran ini, Pertamina membuka pendaftaran kompetisi utama Debat Energi Nasional dan Lomba Karya Tulis Ilmiah. Selain itu, Kompetisi Ide Bisnis Mahasiswa bertajuk Pertamuda Seed and Scale akan dibuka pada 16 Juli 2025.

    Kompetisi PGTC 2025 dapat diikuti oleh mahasiswa tingkat D3 hingga S1. Pendaftaran dimulai sejak Kamis (10/7), dengan serangkaian kegiatan akan berlangsung hingga November 2025. Sementara, kompetisi inovasi ide bisnis Pertamuda Seed and Scale 2025 akan dibuka mulai 16 Juli 2025, sehingga mahasiswa dapat mulai mempersiapkan ide bisnisnya.

    Athiya, salah satu peserta Kick-off PGTC 2025, mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta turut menyambut gelaran PGTC 2025.

    “Program ini sangat memotivasi. Hal ini membuat saya jadi semakin terinspirasi untuk mengikuti berbagai lomba di gelaran PGTC 2025 ini. Hal ini memacu saya agar lebih semangat dan lebih berani mengeksplor kemampuan diri,” ujarnya dikutip Jumat (11/7/2025).

    Pemenang dari masing-masing kompetisi akan mendapatkan apresiasi berupa sertifikat nasional, hadiah uang tunai, dan program benchmark bisnis internasional ke luar negeri, sebagai hadiah utama. Informasi lengkap mengenai jadwal, mekanisme, dan persyaratan masing-masing kompetisi dapat diakses melalui website PGTC dan Pertamuda.

    Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Oki Muraza mengakui, PGTC adalah komitmen Pertamina dalam menyiapkan talenta atau sumber daya manusia untuk meningkatkan energi di Tanah Air. Pertamina berkolaborasi dengan dunia akademisi, menyiapkan talenta sebagai energi masa depan.

    “PGTC memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk mengejar kemampuan di dunia akademis. Pertamina berharap mahasiswa akan menjadi co-creator Indonesia yang lebih baik dan andal di masa depan. Kami berharap, PGTC dapat ikut berkontribusi membangun kapasitas di kampus dan start-up (perusahaan rintisan) yang sudah menjamur di Tanah Air,” ujar Oki.

    PGTC 2025 merupakan program tahunan Pertamina sebagai wadah pemberdayaan generasi muda untuk berinovasi menjawab tantangan energi berkelanjutan. Tiga kompetisi utama yang diselenggarakan sejalan dengan strategi bisnis pertumbuhan ganda Pertamina yakni optimalisasi energi fosil serta percepatan menuju energi berkelanjutan.

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan, PGTC mewujudkan komitmen Pertamina dalam mendukung Asta Cita Presiden RI khususnya pengembangan SDM unggul, solid dan berdaya saing, serta upaya mencapai swasembada energi.

    “Kami sangat antusias menyambut dimulainya rangkaian PGTC 2025, sebuah inisiatif strategis untuk menjembatani semangat inovasi anak muda dengan tantangan di sektor energi. Kami percaya bahwa masa depan energi bangsa ada di tangan anak-anak muda yang memiliki gagasan segar, solusi berkelanjutan, dan berjiwa kepemimpinan,” ujar Fadjar.

    Sebelumnya PGTC tahun 2024 diikuti oleh lebih dari 21 ribu mahasiswa dari 16 kampus di Indonesia, serta 1 kegiatan bersama Perhimpunan Pelajar Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura. Dalam kegiatan ini, terkumpul lebih dari 1.000 karya tulis ilmiah.

    Sementara itu, Pertamuda Seed and Scale yang berlangsung secara rutin sejak tahun 2021 hingga 2024 diikuti oleh lebih dari 10 ribu mahasiswa dari hampir 700 kampus di Indonesia. Hingga 2024, Pertamuda Seed and Scale telah membawa 140 peserta unggulan yang maju hingga babak Demo Day, dan sebagian di antaranya berhasil memperoleh investor untuk merealisasikan ide bisnisnya.

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Hilirisasi Nikel RI Harus Standar ESG, Jika Tidak Ini yang Terjadi..

    Hilirisasi Nikel RI Harus Standar ESG, Jika Tidak Ini yang Terjadi..

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar dinilai bisa mendorong program transisi energi di dunia memalui hilirisasi. Namun, proses produksi nikel ditekankan harus memenuhi aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) yang sesuai dengan standar.

    Wakil Koordinator Bidang Pengembangan Model Bisnis Satuan Tugas (Satgas) Hilirisasi Imanuddin Abdullah mengungkapkan aspek ESG dalam proses produksi nikel di Indonesia sangat krusial. Hal itu lantaran produk nikel Indonesia berisiko tidak bisa terjual di kancah dunia jika tidak memenuhi aspek ESG.

    “Karena kita akan menjual produk ini untuk negara dan final consumer yang peduli dengan lingkungan. Kalau misalnya kita tidak memenuhi checkbox ini, kita khawatir produk kita itu tidak bisa dijual,” jelasnya pada acara Mining Zone Special Dialogue CNBC Indonesia, dikutip Jumat (11/07/2025).

    Pentingnya aspek ESG dalam proses pembuatan nikel, kata Imanuddin, juga akan berdampak pada perekonomian negara bahkan hingga tingkat masuknya investasi dalam negeri.

    “Sudah dipanggungkan pabriknya, jangan-jangan tidak ada yang mau beli. Nah, itu yang menjadi titik tekan, saya pikir. Saya pikir, memang dalam konteks nilai tambah sudah sangat kuat, didorong,” imbuhnya.

    Pengusaha sulit capai aspek ESG

    Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) mengungkapkan para pengusaha nikel di Indonesia saat ini tengah meningkatkan aspek ESG agar nikel Indonesia bisa diterima oleh pasar dunia yang saat ini mengedepankan aspek tersebut.

    Namun, Sekretaris Jenderal APNI Meidy Katrin Lengkey mengatakan standar ESG yang ditetapkan secara global, dinilai belum bisa dicapai oleh Indonesia. Bahkan hanya segelintir perusahaan di dunia yang sudah tersertifikasi memenuhi aspek ESG.

    “Kan, proses audit ini nggak gampang, Mbak. Itu kembali bahwa apa yang mereka lakukan, list parameter dari ESG Standar Internasional itu kalau saya bilang nggak proper untuk Indonesia. Kita cari mana yang proper, tapi diterima market,” katanya kepada CNBC Indonesia dalam program Mining Zone, dikutip Kamis (10/7/2025).

    Kendati demikian, pihaknya sudah berdiskusi dengan beberapa perusahaan pengukur standar ESG untuk bisa diterapkan pada operasi nikel di Indonesia.

    Pihaknya saat ini juga tengah menyusun aspek apa saja dalam standar ESG di Indonesia yang perlu dilengkapi oleh perusahaan-perusahaan nikel Tanah Air. Tidak main-main, Meidy mengungkapkan setidaknya ada 57 aspek yang harus dipenuhi untuk menilai sebuah perusahaan sudah menerapkan ESG yang baik.

    “Dan kita mencari gap analisis, 57 aturan di Indonesia yang mengatur tentang ESG. Itu sudah kita rekap, dan apa gapnya, dan bagaimana kekosongan itu yang akan kita isi. Dan mudah-mudahan itu bisa diterima oleh market,” tambahnya.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pertamina Apresiasi 11 Universitas Pemenang TOP Pertamuda

    Pertamina Apresiasi 11 Universitas Pemenang TOP Pertamuda

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pertamina memberikan apresiasi “5 Years of Impact Award” kepada 11 perguruan tinggi pemenang TOP Pertamuda Tahun 2021-2024, dalam peluncuran program Pertamina Goes To Campus (PGTC) 2025. Apresiasi 5 Years of Impact Award adalah bagian dari kegiatan Special Edition Pertamuda Seed and Scale 2025.

    Pada pelaksanaan kelima kalinya, PT Pertamina (Persero) memberikan apresiasi khusus kepada 11 kampus asal TOP Pertamuda 2021-2024 karena konsisten, berkontribusi dan mendorong lahirnya mahasiswa yang menjadi TOP 3 Pertamuda. Apresiasi diberikan kepada ITB (Institut Teknologi Bandung), ⁠ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), IPB (Institut Pertanian Bogor), UPN Veteran Yogyakarta, Universitas Brawijaya, ⁠⁠⁠Universitas Sumatera Utara, Universitas Indonesia,⁠⁠ Universitas Airlangga,⁠⁠ Universitas Sebelas Maret, UGM ⁠(Universitas Gadjah Mada), dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

    Diketahui Pertamuda adalah kompetisi ide bisnis untuk mahasiswa yang diadakan oleh Pertamina. Kegiatan ini bertujuan untuk memperluas implementasi SDGs (Sustainable Development Goals) dan inovasi pada sektor energi, mendorong perusahaan rintisan di Indonesia untuk meningkatkan dan memberikan peluang bagi startup untuk bertemu dengan akses permodalan. Pertamuda terbuka bagi seluruh mahasiswa aktif perguruan tinggi seluruh Indonesia.

    Wakil Direktur Utama Pertamina, Oki Muraza, mengajak seluruh komponen akademisi, yang merupakan partner Pertamina di kampus, serta para mahasiswa-mahasiswi, untuk membangun solusi bagi masa depan energi Indonesia.

    “Mudah-mudahan pada saatnya nanti, akan tercipta talenta di bidang energi, yang akan meneruskan perjuangan kami dalam aspek leadership energi di tanah air,” jelas Oki dikutip Jumat (11/7/2025).

    Corporate Secretary Pertamina, Arya Dwi Paramita mengatakan Pertamuda Seed and Scale 2025 telah memasuki tahun kelima penyelenggaraan sekaligus menjadi salah satu kompetisi kewirausahaan mahasiswa terbesar dan paling konsisten di Indonesia.

    “Sejak tahun 2021 lebih dari 10.000 peserta dari 696 perguruan tinggi telah berpartisipasi. Dari jumlah tersebut, 140 finalis berhasil menuju ke tahap demoday dan mendapatkan dana pembinaan senilai total Rp 1,6 miliar. Lebih dari sekedar kompetisi, Pertamuda membuka lahirnya inisiatif-inisiatif baru untuk generasi muda yang kini mulai berkembang secara nyata,” urai Arya

    Dia juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kolaborasi yang terjalin antara Pertamina dengan para peserta, yaitu mahasiswa-mahasiswi serta jajaran akademisi di tingkat perguruan tinggi.

    Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menambahkan PGTC merupakan program tahunan Pertamina sebagai wadah pemberdayaan generasi muda untuk berorientasi menjawab tantangan energi berkelanjutan.

    “Melalui Program PGTC, Pertamina memberikan dampak positif bagi generasi muda untuk berprestasi melalui inovasi dan karya,” tambah Fadjar.

    Penerima apresiasi dari Universitas Indonesia, Business Development and Partnership Universitas Indonesia Ferie Budiansyah berharap program PGTC menjadi salah satu kanal penghubung antara inovasi dan riset yang dihasilkan universitas dan industri khususnya Pertamina Group.

    “Dan semoga program Pertamuda memiliki dampak bagi kemajuan bangsa,” kata dia.

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: Bawa Misi Sosial, Rumah Sakit Kapal Hadir di Raja Ampat

    Video: Bawa Misi Sosial, Rumah Sakit Kapal Hadir di Raja Ampat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Akses terhadap layanan kesehatan yang memadai masih menjadi tantangan besar untuk masyarakat di wilayah 3T, Tertinggal, Terdepan, dan Terluar. Melihat kebutuhan ini, PT Pertamina International Shipping kembali berkolaborasi bersama yayasan dokter peduli doctorshare, menghadirkan penyediaan layanan kesehatan terapung rumah sakit kapal Nusa Waluya II. Seperti apa wujud fasilitas rumah sakit kapal ini?

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Jumat, 11/07/2025) berikut ini.