Author: CNBCindonesia.com

  • Cari Kerja Kantoran Makin Susah, Profesi Lama Sekarang Diserbu Gen Z

    Cari Kerja Kantoran Makin Susah, Profesi Lama Sekarang Diserbu Gen Z

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badai PHK yang masih terus berlanjut dibarengi dengan pencarian kerja kantoran yang makin sulit membuat anak muda mencari alternatif lain.

    Sulitnya bursa kerja salah satunya dikarenakan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang kian masif. Beberapa pekerjaan diramal akan punah di masa depan.

    Bahkan, saat ini sudah banyak perusahaan yang mengadopsi AI dan memangkas karyawan manusia. Misalnya saja Amazon yang gencar melakukan PHK dan di saat bersamaan mengumumkan 1 juta robot AI pekerja.

    Namun, fenomena sulitnya mencari kerja kantoran ternyata membawa tren baru. Pekerjaan lawas kembali menjadi incaran.

    Tandanya terlihat di sejumlah sekolah di Amerika Serikat (AS) yang dilaporkan mulai mengajarkan keahlian pertukangan hingga pengelasan.

    Namun pengajarannya agak berbeda dengan kemampuan di masa lalu. Profesi itu akan memanfaatkan perkembangan zaman dengan mesin berteknologi tinggi.

    SMA Middleton jadi salah satu yang mulai menerapkan pengajaran untuk profesi tersebut. Tak tanggung-tanggung, US$90 juta dikeluarkan oleh pihak sekolah untuk memperbarui laboratorium manufakturnya.

    Akhirnya mereka memiliki lengan robot dengan pengendali yang berasal dari komputer. Cara kerja robot dapat langsung disaksikan di balik jendela kaca besar.

    Kelas itu menyediakan beberapa pelajaran yang ada di tahun 1990-2000an. Yakni terkait konstruksi, manufaktur, dan pertukangan kayu.

    Salah satu cara menarik minat siswa mempelajari profesi itu adalah dengan mengungkapkan penghasilan yang didapatkan. Guru bahasa Inggris dan instruktur pengelasan, Quincy Millerjohn mengatakan upah pekerja di pabrik baja berkisar US$41 ribu hingga US$52 ribu per jam (Rp 670 ribu hingga Rp 849 ribu).

    Ternyata hasilnya cukup efektif. Kelas tersebut diikuti 2.300 siswa dalam beberapa tahun terakhir.

    Konsultan pendidikan pemerintah bagian Wisconsin, John Mihm mengatakan AI jadi alasan ketertarikan pada keahlian pertukangan muncul lagi. Teknologi itu ditakutkan dapat menggantikan profesi para pekerja kantoran.

    “Ada pergeseran paradigma. [Pekerjaan tangan] kini adalah pekerjaan dengan keahlian tinggi dan gaji tinggi sehingga menarik buat banyak orang, karena mereka langsung melakukan segalanya sendiri,” kata Mihm.

    Profesi Rawan PHK Massal di Masa Depan

    Beberapa tahun ke depan, revolusi teknologi AI diramal akan makin masif dan berdampak pada berbagai pekerjaan manusia. Dalam laporan Forum Ekonomi Dunia (WEF) berjudul Future of Work, pada 2023 hingga 2027 diprediksi sekitar 83 juta lapangan kerja berisiko hilang.

    Riset dalam laporan yang sama mencatat 23% tenaga kerja seluruh bidang bakal berubah total dalam 5 tahun. Itu berarti bakal ada profesi yang musnah tapi profesi baru banyak yang muncul.

    Industri yang bakal berubah dalam rentang waktu tersebut antara lain media, hiburan dan olah raga. Diperkirakan sekitar 32% pekerjaan dari industri tersebut akan lenyap atau menghadirkan profesi baru.

    Selain itu sejumlah bidang juga akan mengalami pergeseran drastis. Yakni mulai dari bidang pemerintahan, komunikasi digital dan teknologi informasi, real estat, layanan keuangan, serta transportasi dan rantai pasok.

    WEF merilis 15 daftar pekerjaan yang akan hilang dalam rentang 2023-2027. Berikut daftarnya:

    • Teller bank

    • Petugas pos

    • Kasir dan loket

    • Data entry

    • Sekretaris dan administrasi

    • Staf pencatat stok (stock-keeping)

    • Staf akuntansi, pembukuan, dan payroll

    • Legislator dan pejabat pemerintahan

    • Staf statistik, asuransi, dan keuangan

    • Sales door-to-door, pedagang kaki lima, dan penjual koran

    • Satpam

    • Manajer kredit dan pinjaman

    • Penyelidik dan pemeriksa klaim

    • Penguji software

    • Relationship manager

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bikin Perusahaan AI Dapat Duit, Begini Cara dan Syaratnya

    Bikin Perusahaan AI Dapat Duit, Begini Cara dan Syaratnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – East Ventures mengungkapkan apa yang dicari dari startup Artificial Intelligence (AI). Bukan mencari model AI baru seperti DeepSeek atau ChatGPT, tetapi dicari yang mendapatkan solusi berbasis teknologi tersebut.

    “Kita akan mencari apa sih bisnis atau problem yang dihadapin, bagaimana kemudian ada solution berbasis AI yang tackle masalah tersebut gitu,” kata Partner East Ventures, Melisa Irene dalam East Ventures Open Book, di Jakarta, Jumat (25/7/2025).

    Dia mencontohkan salah satu perusahaan yang sudah diinvestasi East Ventures adalah Meeting.AI. Startup itu menggunakan AI untuk produk-produknya seperti voice-to-text.

    “Atau salah satu contoh lagi ada portfolio company kita di bagian data cleansing gitu. Jadi before data-data bisa dipakai untuk other more sophisticated model menganalisa, ada satu bagian yang diambil untuk satu bagian dimana mereka juga menggunakan AI untuk mengoptimise data cleansing-nya,” jelasnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Managing Partner East Ventures, Roderick Purwana menjelaskan tantangan untuk menciptakan model AI secara lokal. Mulai dari ketersediaan chip yang terbatas dan talenta yang mahal.

    Ini bukan berarti Indonesia tidak akan bisa membangun model lokal. DeepSeek, salah satunya, yang menjadi populer akhir tahun lalu dan mengubah lanskap dunia AI.

    “Udah kayak DeepSeek umumnya ya November 2024 gitu ya kan, tau-tau keluar nih ya kan, wah ternyata bisa much cheaper juga,” tutur Roderick.

    Namun dia menjelaskan model AI berikutnya tidak bisa melakukan proses yang sama seperti DeepSeek. “Cuman mungkin bisa aja itu bukan proses-proses, tau-tau ada inovasi baru bisa aja yang mungkin masuk ke sana. Tapi today memang kita melakukan itu juga,” ujar dia.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • iPhone Lipat Pertama Segera Tiba, Samsung Beri Komen Tak Terduga

    iPhone Lipat Pertama Segera Tiba, Samsung Beri Komen Tak Terduga

    Jakarta, CNBC Indonesia – Apple dilaporkan akan meluncurkan iPhone lipat pertama pada 2026 mendatang. Bocoran soal iPhone lipat sudah ramai beredar di internet.

    Digadang-gadang iPhone lipat pertama akan memiliki ukuran layar 7,8-inci ketika dibuka, serta layar depan (cover screen) 5,5-inci ketika ditutup. Rumor soal harganya juga sudah mencuat, diprediksi di kisaran US$2.000 atau Rp 32 jutaan.

    Samsung yang merupakan pelopor ponsel lipat kawakan lewat seri Galaxy Z Fold/Flip, merespons kabar soal kehadiran iPhone lipat pertama pada tahun depan. Tak terduga, Samsung justru memberikan komentar positif dengan kehadiran iPhone lipat pada tahun depan. 

    Dalam wawancara baru-baru ini dengan Bloomberg, President Mobile eXperience (MX) Samsung, Won-Joon Choi, ditanya bagaimana strategi Samsung untuk tetap mempertahankan dominasinya di pasar HP lipat setelah kemunculan iPhone lipat pertama.

    Won-Joon mengatakan Samsung Galaxy Z Fold/Flip 7 yang baru dirilis tahun ini telah menawarkan peningkatan yang sangat besar di tengah kompetisi sengit dengan China.

    “Kami telah mengerjakan ini [HP lipat] selama bertahun-tahun. Kami telah mengakumulasi banyak teknologi dan strategi. Menghadapi kompetisi global untuk kategori ini dari perusahaan teknologi lain adalah hal yang baik untuk industri,” jawab Won-Joon, dikutip dari 9to5Google, Senin (28/7/2025).

    “Ini [kompetisi] juga bagi bagi konsumen,” ia menambahkan.

    Menurut analis kawakan Ming-Chi Kuo, dikutip dari Gizchina, Apple akan bereksperimen dengan pelat layar logam yang dibor laser. Cara ini dapat mengurangi tekanan karena bengkokan yang berulang.

    Salah satu isu yang menghambat ponsel lipat terletak pada ketahanan perangkat. Namun, kabarnya Apple akan menghadirkan iPhone lipat yang memberikan solusi pada masalah tersebut.

    Gizchina mencatat bisa jadi iPhone lipat akan tampil lebih halus dan rata serta tanpa kerutan.

    Untuk kamera, akan ada dua lensa di bagian belakang dan satu kamera depan. Namun iPhone lipat tidak akan hadir dengan Face ID, Apple kemungkinan akan menggantinya dengan Touch ID.

    Kita tunggu saja hingga iPhone lipat pertama benar-benar rilis untuk publik!

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Trump Minta Data Warga RI, Komdigi Siapkan Wasit Data Agustus 2025

    Trump Minta Data Warga RI, Komdigi Siapkan Wasit Data Agustus 2025

    Jakarta, CNBC Indonesia – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria mengatakan bahwa lembaga pengawas Pelindungan Data Pribadi (PDP) sedang diharmonisasi.

    Kehadiran lembaga ini masih dalam masa pembahasan karena terdapat banyak pasal di dalamnya. Nezar menyebut setidaknya ada lebih dari 200 pasal yang dibahas.

    “Lembaga PDP lagi diharmonisasi, lagi dibahas terus karena pasalnya banyak, lebih dari 200 ya,” ujar Nezar saat ditemui di Kantor Komdigi, Jakarta Pusat, Senin (28/7/2025).

    “Jadi harus dilihat satu persatu pasal-pasal itu,” imbuhnya.

    Ia berharap bahwa pembahasan ini bisa selesai pada Agustus mendatang.

    “Kita harapkan bisa segera selesai kami sih menargetkan paling tidak ya Agustus sudah bisa selesai,” ungkap Nezar.

    Lembaga pengawas PDP ini belum juga terbentuk hingga Juli 2025. Padahal, salah satu amanat di Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) adalah pembentukan Lembaga PDP.

    Fungsi dan wewenangnya tertuang dalam Pasal 59 dan Pasal 60 UU PDP. Salah satunya bertugas sebagai pengawas penyelenggaraan dan penegakkan hukum administratif pada pelanggaran UU.

    Pentingnya Lembaga PDP kembali mencuat setelah Trump meminta transfer data pribadi dari Indonesia ke Amerika Serikat (AS). Poin tersebut merupakan bagian negosiasi untuk menurunkan tarif barang Indonesia yang masuk ke AS dari 32% menjadi 19%. 

    Beberapa pakar menilai peran Lembaga PDP makin krusial untuk memastikan adanya kesetaraan perlindungan data saat melakukan tranfer data lintasbatas antar negara terkait, dalam hal ini AS dan Indonesia. 

    Lembaga PDP semestinya menjadi entitas yang akan menentukan standar kesetaraan tersebut, serta mengawasi perlindungan data pribadi di Indonesia secara umum. 

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Waspada Hujan Lebat Guyur Jabodetabek, Ini Peringatan BMKG

    Waspada Hujan Lebat Guyur Jabodetabek, Ini Peringatan BMKG

    Jakarta, CNBC Indonesia – Wilayah Jabodetabek diprediksi masih akan mengalami fenomena hujan sedang-lebat dalam periode 3 hari ke depan, yakni 28-30 Juli 2025.

    Hal ini diungkap Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui laman Instagram resminya.

    Lebih spesifik, hujan lebat-sedang yang mengguyur pada 28 Juli 2025 diprediksi terjadi di Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Kab. Bekasi, Kota Bekasi, dan Kab. Bogor.

    Sementara pada 29 Juli 2025, peringatan hujan sedang-lebat ‘hanya’ di wilayah Kab. Bogor dan Kota Bogor. Untuk 30 Juli 2025, diprediksi belum ada wilayah Jabodetabek yang diprediksi akan mengalami hujan sedang-lebat.

    Sementara itu, fenomena berbeda terjadi di wilayah D.I Yogyakarta. Diprediksi pada 29-30 Juli 2025 , beberapa wilayah mengalami hujan ringan. Masing-masing di Sleman bagian utara, Kulon Progo, Bantul bagian selatan, dan Gunungkidul bagian selatan.

    Sementara pada 31 Juli 2025, hujan ringan diprediksi masih akan terjadi di Sleman bagian utara dan Kulon Progo bagian utara.

    Sebelumnya, pada laporan prospek cuaca mingguan di laman resmi BMKG (periode 25-31 Juli 2025), disebutkan bahwa potensi pertumbuhan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan meningkat.

    Kondisi ini didukung oleh berbagai faktor, mulai dari skala global, regional, hingga lokal, yang secara kolektif menciptakan kondisi atmosfer yang labil dan kondusif untuk pembentukan hujan dengan intensitas bervariasi.

    Adapun wilayah-wilayah RI yang diprediksi mengalami siaga hujan lebat pada 28-31 Juli 2025 adalah Jawa Barat dan Jawa Timur.

    Sementara itu, angin kencang pada periode yang sama diperkirakan akan menghantam Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Marak Beras SPHP Oplosan, Ini Temuan YLKI

    Marak Beras SPHP Oplosan, Ini Temuan YLKI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kasus beras oplosan yang kini tengah diselidiki pemerintah dan Satgas Pangan ternyata menyulut kemarahan konsumen. Sebab, tak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi berdampak langsung juga ke masyarakat, karena berdampak pada kualitas konsumsi rumah tangga. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pun buka suara dan mengungkap keluhan tak terduga yang masuk dari masyarakat.

    Salah satu kasus yang sedang ditangani Polri adalah beras oplosan yang ditemukan di Kepulauan Riau. Adapun kasus ini mencuat usai Polda Riau mengungkap praktik pengoplosan beras oleh seorang distributor berinisial R (34) di Jalan Sail, Kecamatan Rejosari, Pekanbaru. Polisi menyita barang bukti berupa beras oplosan yang dikemas menggunakan karung SPHP milik Bulog. Selain itu, Satgas Pangan Polri juga tengah menangani kasus beras oplosan lainnya, yaitu beras kualitas medium yang dikemas dan dijual dalam kemasan beras premium.

    Staf Pengaduan dan Hukum YLKI, Arianto Harefa mengungkapkan, pihaknya menerima sejumlah pengaduan terkait kualitas beras yang buruk, bahkan nasi cepat basi setelah dimasak. Keluhan ini datang baik melalui kanal resmi pengaduan maupun media sosial.

    “Yang pertama bahwa sebenarnya kita YLKI menerima pengaduan ya. Keluhan-keluhan masyarakat terkait masalah kualitas beras yang akan dikonsumsi, dan juga kuantitas,” ujar Arianto kepada CNBC Indonesia, Senin (28/7/2025).

    Salah satu keluhan yang paling sering muncul adalah soal nasi yang cepat basi. Selain itu, banyak konsumen menemukan warna dan kebersihan beras yang tidak seragam, yang mengindikasikan adanya pencampuran antara beras premium dan medium.

    “Kadang itu konsumen memasak nasi, itu nasinya jadi cepat basi. Itu yang pertama. Yang kedua juga, kadang kalau konsumen itu menemukan ada di beberapa daerah, kualitas beras itu warnanya itu tidak sama, tidak bersih ya, karena itu dicampur dengan kualitas berasnya harusnya medium campur dengan premium,” jelasnya.

    Menurut Arianto, keluhan paling banyak justru berasal dari praktik pencampuran beras medium yang dijual sebagai premium dengan harga tinggi. Praktik ini dinilai sangat merugikan konsumen.

    “Yang kami khawatirkan adalah, ketika pencampuran jenis beras medium ke premium itu, kadang kala beras itu kan punya kadaluarsa untuk dikonsumsi. Nah banyak itu pelaku usaha yang nakal mencampur, padahal itu masa kadaluarsanya itu udah beberapa hari lagi, terus dicampur dengan yang baru. Dan itu suatu hal yang kami khawatirkan,” ucap dia.

    Foto: Satgas Pangan Polda Metro Jaya melakukan inspeksi mendadak ke sebuah pergudangan pasar induk beras di kawasan Cipinang, Jakarta Timur, Jumat, (25/7/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
    Satgas Pangan Polda Metro Jaya melakukan inspeksi mendadak ke sebuah pergudangan pasar induk beras di kawasan Cipinang, Jakarta Timur, Jumat, (25/7/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

    Tak hanya kualitas, YLKI juga menyoroti masalah kuantitas beras dalam kemasan yang tidak sesuai label. Mereka menemukan indikasi bahwa berat beras yang dijual kerap tak sesuai dengan yang tertera.

    “Kadang kala di masyarakat itu jumlah atau berat yang diinformasikan di label ya atau di kemasan tidak dilakukan pengecekan, dan itu menurut kami hal yang perlu ditelusuri oleh pemerintah, lembaga terkait, untuk mengungkap suatu kejanggalan pengoplosan beras,” ujarnya.

    Meski pengaduan resmi ke YLKI baru sekitar lima kasus, namun Arianto menyebut aduan di media sosial jauh lebih ramai. “Untuk pengaduan secara langsung di kanal pengaduan YLKI itu kurang lebih 5 pengaduan. Tapi paling banyak itu di tweet media sosial, itu yang menurut kami bagian dari pengaduan juga,” kata dia.

    YLKI menyatakan siap mengawal kasus ini agar pelaku ditindak tegas dan kerugian konsumen bisa dikembalikan.

    “Ya tentu kami sebagai lembaga perlindungan konsumen akan mengawal hal ini. Dari awal juga kami tetap bersuara bahwa ini suatu hal yang merugikan konsumen,” kata Arianto.

    Pihaknya juga mengapresiasi langkah aparat yang mulai mengungkap merek-merek beras bermasalah. Namun, Arianto mendesak agar pengawasan terus diperketat dan pelaku diberi sanksi tegas.

    “Kami tentu meminta kepada pemerintah atau lembaga terkait, agar terus melakukan pengawasan terkait masalah beras ini, dan juga agar memperketat lagi. Misalnya memberikan efek jera ya, kalau misalnya ada temuan sudah fix bahwa ini suatu pelanggaran, maka kita YLKI meminta kepada aparat penegak hukum itu untuk menjatuhkan sanksi ya, sebagai efek jera dan dapat mengembalikan kerugian-kerugian konsumen di masyarakat,” pungkas Arianto.

    Adapun keluhan soal beras oplosan yang tidak sesuai mutu dan volume pada label, juga disuarakan langsung oleh konsumen kepada CNBC Indonesia. Sejumlah konsumen seperti Ety, Rina, dan Cika mengaku kecewa karena kualitas produk tidak sebanding dengan harga.

    “Iya pasti merasa dirugikan sekali. Selama ini beli beras Sania atau Setra Ramos itu 5 kg, nggak taunya nggak sampai 5 kg dan ternyata dioplos berasnya. Pasti, saya merasa ditipu,” kata Ety kepada CNBC Indonesia, dihubungi terpisah.

    Sementara Rina menilai beras yang dibelinya gampang basi dan tak layak dikonsumsi meski berlabel premium. “Saya beli harga premium tapi berasnya jelek. Jadi gampang basi saya masak nasi, bau,” keluhnya.

    Senada, Cika juga menyebut kualitas beras tak sesuai label. “Merasa dibohongi. Nggak tahunya yang saya beli harganya aja premium, tapi kualitasnya sama kayak beras murah. Sangat dirugikan ya,” ujarnya.

    Ketiganya berharap pemerintah bertindak lebih tegas, memberi sanksi dan memperbaiki sistem agar kepercayaan publik terhadap beras kemasan kembali pulih.

    (wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: Angka Kemiskinan Turun, Apa Benar Hidup Membaik?

    Video: Angka Kemiskinan Turun, Apa Benar Hidup Membaik?

    Jakarta, CNBC Indonesia- Angka boleh turun, grafik boleh menunjukkan perbaikan, tapi apakah hidup mereka benar-benar membaik? Badan Pusat Statistik mencatat tingkat kemiskinan Indonesia kembali menurun, termasuk kemiskinan ekstrem yang kini tinggal 2,38 juta jiwa.

    Namun di balik catatan angka yang tampak positif, realita warga miskin di lapangan masih menggambarkan potret yang jauh dari sejahtera. Dengan garis kemiskinan hanya Rp 20 ribu per hari, mayoritas pengeluaran penduduk miskin justru tersedot untuk nasi, rokok dan kopi, bukan untuk kebutuhan esensial seperti gizi, pendidikan, atau layanan kesehatan yang layak. Papua, NTT, dan Maluku masih jadi wajah nyata ketimpangan pembangunan yang belum tersentuh secara merata.

    Data memang menunjukkan progres, tapi apakah penderitaan ikut surut? Simak paparan Savira Wardoyo, selengkapnya dalam program Power Lunch CNBC Indonesia (Senin, 28/07/2025) berikut ini.

  • Dorong Keberlanjutan, Pegadaian Dukung Kompetisi Masjid Eco-Friendly

    Dorong Keberlanjutan, Pegadaian Dukung Kompetisi Masjid Eco-Friendly

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pegadaian senantiasa berkomitmen dan fokus terhadap keberlanjutan untuk masyarakat. Salah satunya dibuktikan melalui dukungan Pegadaian dalam penyelenggaraan Kompetisi Masjid Eco-Friendly.

    Kegiatan ini mendapat perhatian penuh dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Dewan Masjid Indonesia (DMI). Puncak kegiatan ditandai dengan pengumuman tiga masjid terbaik yang berhasil menjadi inspirasi dalam penerapan prinsip keberlanjutan. Masjid Jami Miftahul Jannah, Cakung, Jakarta Timur, diumumkan sebagai juara utama dan menerima langsung Piala Gubernur DKI Jakarta dari Gubernur Pramono Anung dalam seremoni penghargaan di Balai Kota pada akhir bulan Juni lalu (26/6/2025).

    Adapun kegiatan ini menjadi momentum penting dalam menjadikan masjid tidak hanya sebagai pusat spiritual, melainkan sebagai pionir gerakan lingkungan hidup di perkotaan, selaras dengan yang disampaikan oleh Gubernur Pramono Anung.

    “Karena sekarang ini untuk bisa menjadi ramah itu enggak gampang dalam tekanan dunia global yang seperti ini, perang dan sebagainya. Sehingga dengan memikirkan sekali lagi saya mengucapkan selamat,” ujar Pramono dalam keterangan tertulis, Senin (28/7/2025).

    Selain Masjid Jami Miftahul Jannah sebagai juara pertama, Masjid Agung Sunda Kelapa dan Masjid Asy Syifa RSCM masing-masing menempati posisi kedua dan ketiga. Kompetisi ini menarik antusiasme yang sangat tinggi, lebih dari 50 masjid Jakarta berpartisipasi, dengan penilaian berdasarkan delapan kriteria ramah lingkungan, mulai dari limbah hingga energi dan pemberdayaan masyarakat.

    “Kami di Pegadaian percaya bahwa keberlanjutan adalah bagian dari iman dan tindakan nyata. Dukungan kami terhadap program ini adalah cerminan dari komitmen Pegadaian untuk MengEMASkan Indonesia, bukan hanya secara ekonomi, tetapi juga melalui gerakan sosial dan lingkungan yang berkelanjutan,” ujar Executive Vice President PT Pegadaian, Rully Yusuf.

    Tak hanya itu, kompetisi ini juga menjadi bagian dari rangkaian Hari Ulang Tahun ke-478 DKI Jakarta, yang ingin menekankan semangat kolaborasi dalam membangun Jakarta sebagai kota yang inklusif, hijau, dan spiritual. Bukan hanya penilaian dari segi fisik, aspek sosial, inovasi, dan keberlanjutan juga menjadi sorotan utama tim juri dalam menentukan pemenang.

    Selain mendukung Kompetisi Masjid Eco-Friendly, Pegadaian pada awal tahun 2025 juga menjalankan Program Cuci Karpet Masjid Gratis di 50 masjid yang tersebar di wilayah Jabodetabek. Program ini merupakan bentuk kepedulian Pegadaian dalam mempersiapkan rumah ibadah agar layak menyambut jamaah pada Hari Raya Idul Fitri.

    Karpet masjid merupakan bagian penting dalam ibadah umat Islam, melalui pembersihan profesional yang higienis, Pegadaian membantu memastikan bahwa masjid-masjid ini tidak hanya bersih secara fisik, tetapi juga nyaman secara spiritual. Program ini sekaligus menjadi bagian dari komitmen Pegadaian terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) poin 11, yakni Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan. Masjid yang bersih dan sehat mencerminkan lingkungan yang layak huni dan mendukung kualitas hidup masyarakat.

    Lebih jauh, Pegadaian percaya bahwa setiap kontribusi, sekecil apa pun, bisa menjadi bagian dari kebaikan yang lebih besar. Melalui Program Pegadaian Peduli Masjid, Pegadaian hadir bukan dengan pelayanan, tapi dengan ketulusan dalam membantu masyarakat melaksanakan ibadah dengan hati yang tenang dan tempat yang layak.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Luhut: Thailand-Kamboja Perang, RI Malah Asyik Ribut Sendiri

    Luhut: Thailand-Kamboja Perang, RI Malah Asyik Ribut Sendiri

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia malah ‘asyik’ ribut sendiri tanpa akal sehat, padahal tetangga Thailand dan Kamboja sedang baku tembak.

    Hal ini diungkapkan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Panjaitan saat membuka peluncuran Yayasan Padi Kapas Indonesia pada Senin (28/7/2025) di Main Hall, Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.

    “Dalam konteks geopolitik sekarang ini dunia yang tidak makin jelas. Kita lihat perang Kamboja dengan Thailand, kita masih asyik tidak menggunakan akal sehat kita ,” ucapnya.

    Saat ini, Luhut menilai ruang publik di Indonesia dipenuhi dengan polarisasi, ekstremisme, dan populisme tokoh yang menurutnya justru menjauhkan akal sehat dari diskursus publik. Sayangnya, Luhut tidak menjelaskan secara detail siapa atau isu apa yang dia maksud.

    Luhut pun berpesan saat kondisi dunia sedang sulit agar setiap masyarakat bisa membantu pemerintah dalam menavigasi Indonesia melewati keadaan yang tidak pasti

    “Sehingga kita juga membantu pemerintah untuk bernavigasi dalam keadaan sulit dunia sekarang ini,” katanya.

    Dalam kesempatan ini, dia juga mengungkapkan bahwa ekonomi global ini rentan bergejolak. Ini dipicu oleh adanya kebijakan tarif Amerika Serikat yang masih buram dampaknya.

    “Kita tidak tahu apa yang terjadi juga di Amerika dalam waktu dekat, dampak tarifnya pun belum sepenuhnya terlihat,” tuturnya.

    Meskipun begitu, ia juga menyebut tarif AS juga memberikan dampak positif seperti pabrik yang hijrah ke Indonesia dari Taiwan dan Vietnam.

    “Tarif 19% ini masih banyak breakdown yang dibawa yang akan membuat ekonomi kita bagus ke depan. Lapangan kerja, bahkan banyak orang dari Vietnam juga pengin, Taiwan pengin juga relokasi (pabrik), karena 1 persen very meaningful sebenarnya.”

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • RI Sudah Kuasai 63% Total Produksi Nikel Dunia

    RI Sudah Kuasai 63% Total Produksi Nikel Dunia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) mengungkapkan bahwa Indonesia kini menguasai pasar nikel dunia. Bukan tanpa sebab, APNI mencatat produksi nikel dunia dari Indonesia mendominasi hingga 63%.

    Sekretaris Jenderal APNI Meidy Katrin Lengkey mengatakan, bahkan sejak tahun 2022 Indonesia sudah memasok hingga 50% produksi nikel dunia dan jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya. Hingga saat ini Indonesia memasok nikel dunia hingga 63%.

    “Secara keseluruhan Indonesia sudah menguasai 63% dari total produksi dunia,” jelasnya kepada CNBC Indonesia dalam program Mining Zone, dikutip Senin (28/7/2025).

    Namun, tingginya produksi nikel di Indonesia, lanjut Meidy, berdampak pada berlebihnya pasokan nikel dunia. Pasokan ini lebih banyak dibandingkan dengan permintaan pasar.

    Dalam catatannya, sejak tahun 2022 lalu, Indonesia menyumbang kelebihan pasokan nikel dunia sebesar 50%, lalu 31% pada 2023, dan 16% pada 2024.

    “Dan tahun 2022 kita sudah overpass 50% dari total produksi dunia ada di Indonesia, itu di tahun 2022. Bahkan di 2023 pun kita masih over 31%, year on year, ya, untuk nikel produksi Indonesia. Tahun kemarin 2024 kita over lagi 16%, untuk produksi global dunia,” paparnya.

    Kelebihan pasokan tersebut, membuat harga nikel dunia anjlok, terutama pada 2023-2024. Salah satu ‘aktor’ utama dari turunnya harga nikel dunia, kata Meidy, karena produksi berlebih dari Indonesia.

    “Kenapa harga semakin menurun? Salah satunya penyebabnya juga dari Indonesia. Ya, karena tadi, di tahun 2023 sampai 2024, kelebihan total produksi dunia itu ada 500 ribu dibandingkan dengan demand dunia. Disumbang dari mana? Dari Indonesia. Itu mempengaruhi harga,” imbuhnya.

    Meski harga nikel dunia turun tapi industri nikel di Tanah Air masih bisa hidup dan bertahan karena industri nikel di Indonesia masih berbiaya rendah. Hal ini ditunjang oleh pertambangan nikel yang masih di atas lahan terbuka, belum sampai tambang bawah tanah yang memakan biaya tinggi dan lebih rumit.

    “Tapi kesuksesan luar biasa untuk nikel downstream (nikel di Indonesia) itu terlalu instan mungkin, ya. Kalau kita bandingkan, saya sudah berkunjung ke beberapa tambang nikel di beberapa negara lain ya, seperti di Rusia, yang underground, kemudian di Kanada juga, di Sudbury, kemudian di Brasil,” katanya.

    (wia)

    [Gambas:Video CNBC]