Author: Beritasatu.com

  • Kasus Suap CPO: Kejagung Dalami Peran 7 Pegawai Ariyanto Bakrie

    Kasus Suap CPO: Kejagung Dalami Peran 7 Pegawai Ariyanto Bakrie

    Jakarta, Beritasatu.com – Kejaksaan Agung (Kejagung) terus mendalami kasus dugaan suap terkait vonis perkara ekspor crude palm oil (CPO) dengan memeriksa tujuh pegawai Ariyanto Arnaldo Law Firm (AALF), kantor hukum milik Ariyanto Bakrie.

    AALF sendiri merupakan kantor hukum yang dikelola oleh Ariyanto Bakrie bersama istrinya, Marcella Santoso. Keduanya telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap CPO ini.

    Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Harli Siregar mengungkapkan, ketujuh pegawai AALF yang diperiksa memiliki inisial FKK, RZK, SRW, TIL, AFDSB, KM, dan IK.

    FKK, RZK, SRW, TIL, dan KM diketahui merupakan anggota dari AALF. Sementara itu, AFDSB berprofesi sebagai pengacara, dan IK merupakan staf keuangan di kantor hukum tersebut.

    “Ketujuh orang saksi diperiksa terkait dengan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi suap dan/atau gratifikasi terkait penanganan perkara di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas nama Tersangka WG dkk,” jelas Harli Siregar kepada wartawan pada Kamis (24/4/2025).

    Harli Siregar menambahkan, pemeriksaan terhadap tujuh pegawai kantor hukum Ariyanto Bakrie ini dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat pembuktian dan melengkapi berkas perkara dalam kasus dugaan suap CPO tersebut.

    Sebelumnya, Kejagung telah menetapkan sejumlah tersangka dalam kasus dugaan suap terkait vonis perkara ekspor crude palm oil (CPO).

    Para tersangka tersebut antara lain adalah Muhammad Arif Nuryanta (MAN), Marcella Santoso (MS), dan Ariyanto (AR) yang berprofesi sebagai pengacara; Wahyu Gunawan (WG) yang merupakan panitera muda di PN Jakarta Utara; serta tiga hakim, yaitu Djumyanto, Agam Syarif Baharudin, dan Ali Muhtarom.

    Selain itu, Direktur Pemberitaan JAKTV, Tian Bahtiar (TB), juga turut terseret dalam kasus dugaan suap ekspor CPO ini karena dianggap Kejagung menghalangi proses penyidikan.

  • Isu Ijazah Palsu Jokowi Dinilai Upaya Gembosi Gibran

    Isu Ijazah Palsu Jokowi Dinilai Upaya Gembosi Gibran

    Jakarta, Beritasatu.com – Analis Politik Boni Hargens membeberkan motif politik di balik terus diembuskannya isu ijazah palsu Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) oleh berbagai kelompok. Menurut Boni, isu ijazah palsu merupakan salah satu upaya menyudutkan Jokowi dengan target politik 2029, khususnya terkait dengan putranya Gibran Rakabuming Raka yang kini menjabat wakil presiden (wapres).

    “Yang kita lihat di permukaan itu kan ada orang bergerombol menuntut soal kepastian ijazah. Namun, sebetulnya ada kepentingan besar di balik itu terkait kekuasaan 2029. Ada kelompok yang tidak ingin Mas Wapres Gibran itu stabil apalagi makin kuat di dalam posisinya sebagai wakil presiden dan yang berpotensi menjadi presiden Indonesia di masa depan,” ujar Boni dalam diskusi bertajuk “Langkah Hukum Jokowi, Pelajaran Berdemokrasi” yang digelar oleh Gerakan#IndonesiaCerah di kawasan Semanggi, Jakarta, Kamis (24/4/2025).

    Apalagi, kata Boni, terdapat kelompok yang sudah melirik jabatan wapres pada Pemilu 2029. Karena itu, kata dia, isu ijazah palsu Jokowi diduga kuat terkait dengan usulan sejumlah purnawirawan TNI yang menghendaki agar Gibran dihentikan dari jabatan wapres.

    “Tentu saja, mereka sekarang bekerja untuk menghancurkan Jokowi dalam rangka melemahkan posisi tawar dari Mas Wapres Gibran di dalam kancah politik ini menuju 2029 dengan cara menggerus semua legacy Pak Jokowi,” jelas Boni.

    Boni juga menduga kuat bahwa kelompok yang menyudutkan Jokowi dan Gibran berasal dari kelompok politik yang dendam atau sakit hati karena kalah pada kontestasi Pemilu 2024 lalu. Termasuk, kata dia, berasal dari dark oposition atau oposisi gelap, yaitu kelompok pragmatis yang dikecewakan oleh kebijakan-kebijakan Jokowi saat menjabat presiden selama 2014-2024. 

    “Seperti pembubaran ormas, kelompok bisnis yang tersingkir, termasuk diduga kelompok yang menuding kekalahan di pilpres itu sebagai rekayasa politik dari pemerintah pada saat itu dan seterusnya. Jadi kelompok barisan-barisan sakit hati ini, kemudian mengkristal jadi satu gugus politik baru,” jelas dia.

    Kelompok-kelompok tersebut, kata Boni, akan terus secara konsisten menekan Jokowi dan menyudutkan keluarganya. Target mereka, kata Boni adalah menghancurkan citra dan legacy politiknya. 

    “Ini supaya masa depan politik dari anak-anak Pak Jokowi itu juga ikut terganggu. Kan itu aja sebetulnya. Jangka pendeknya adalah destabilitas politik yang nanti akan merugikan Pak Presiden Prabowo juga. Jadi atas pertimbangan itu pula, langkah Pak Jokowi untuk membawa proses ini ke ranah hukum itu langkah yang sangat strategis dan juga demokratis,” jelas dia.

    Senada dengan Boni Hargens, Koordinator Gerakan #IndonesiaCerah, Febri Wahyuni Sabran menduga ada kepentingan lebih besar di balik isu ijazah palsu. Menurut dia, selain untuk membunuh karakter Jokowi, isu tersebut juga memiliki motif politik untuk memisahkan Jokowi dengan Prabowo dan kepentingan politik kekuasaan 2029.

    “Dari upaya hukum yang ditempuh oleh Pak Jokowi nanti kita bisa cermati apakah akan ada isu lain yang muncul yang menyasar Pak Jokowi. Bila masih ada, bahkan terus berlanjut, ini tidak hanya membunuh karakter Pak Jokowi tetapi ada kepentingan politik yang saling bertarung untuk memperebutkan kedekatan Pak Jokowi dengan Presiden Prabowo. Bisa jadi pula sebagai jalan untuk memuluskan kelompok ini menggapai kepentingan politiknya di pemilu 2029,” jelas Febri.

    Febri juga optimistis Presiden Prabowo akan obyektif dan rasional mencermati isu-isu yang menyerang Jokowi dan keluarganya.

    “Prabowo pastikan sudah mencermati dan menilai mana pihak-pihak yang hanya bekerja untuk kepentingan kelompoknya atau bangsanya,” ujar Febri menanggapi isu ijazah palsu Jokowi.

  • Makna Ritual Thudong Jelang Hari Raya Waisak 2025

    Makna Ritual Thudong Jelang Hari Raya Waisak 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Dalam rangka menyambut Hari Raya Waisak 2569 BE yang akan diperingati pada Senin (12/5/2025), sebanyak 38 biksu telah memulai tradisi Thudong, yaitu perjalanan spiritual dengan berjalan kaki dari Bangkok, Thailand, menuju Candi Borobudur, Magelang, Indonesia.

    Perjalanan ini dimulai pada Kamis (6/2/2025), dan kini para biksu telah tiba di Indonesia. Saat ini, mereka berada di wilayah Indramayu, Jawa Barat, dan akan melanjutkan perjalanan mereka menuju Borobudur sebagai bagian dari perayaan Waisak.

    Dalam sejarahnya, ritual perjalanan jauh Thudong yang dilaksanakan oleh para biksu memiliki makna spiritual yang mendalam, sekaligus menjadi sarana untuk belajar kesabaran. Thudong merupakan perjalanan yang harus ditempuh sejauh ribuan kilometer.

    Dikutip dari buku “Forest Monks and the Nation-state: An Anthropological and Historical Study in Northeastern Thailand” karya JL Taylor, dijelaskan Thudong secara harfiah berarti “melatih”. Istilah ini berasal dari bahasa Pali, dhutanga, yang berarti “latihan keras”.

    Thudong dimaknai sebagai perjalanan hidup yang melibatkan pengembaraan, meditasi, kesendirian, dan pertapaan oleh para biksu. Praktik ini dijalankan sebagai cara untuk mengikuti ajaran Sang Buddha yang mencakup 13 bentuk praktik pertapaan.

    Selain itu, ritual ini juga bertujuan untuk menjauhkan diri dari tiga dosa utama dalam Buddhisme, yaitu nafsu, kemarahan, dan kebodohan. Para biksu menjalani Thudong untuk menumbuhkan nilai-nilai kebajikan seperti kasih sayang, kedermawanan, dan kebijaksanaan.

    Menariknya, Thudong juga menjadi momen untuk mempererat hubungan antarpengikut ajaran Buddha dan sesama biksu, sekaligus mengajarkan pentingnya hidup sederhana dan bermurah hati.

    Dalam perjalanannya, para biksu akan berinteraksi dengan berbagai makhluk hidup di dunia, termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan, sebagai bagian dari upaya meditasi dan pendekatan diri kepada alam.

    Adapun 13 kebiasaan Thudong yang diterapkan oleh para biksu, yaitu menggunakan jubah dari bahan bekas, memakai tiga lapis jubah, menerima makanan dari sumbangan tanpa memilih, makan sekali dalam sehari, hanya makan dari mangkuk biksu, menolak makanan tambahan, tinggal di hutan atau alam terbuka, menetap di tanah kuburan, tidur di mana saja, serta tidur dalam posisi duduk.

    Meski menghadapi tantangan seperti cuaca ekstrem, kelelahan, dan minimnya fasilitas, para biksu tetap menjalani perjalanan ini dengan penuh ketekunan. Mereka meyakini penderitaan dan pengorbanan selama perjalanan akan membawa mereka lebih dekat pada pencerahan spiritual.

    Dalam pelaksanaan Thudong pada 2025, para biksu yang sudah tiba di Indramayu, akan melanjutkan perjalanan melintasi Jatibarang, Cirebon, Losari, Brebes, Tegal, Pekalongan, Banyuputih, Batang, Kendal, Semarang, Ungaran, Ambarawa, dan berakhir di Candi Borobudur, Magelang, yang diperkirakan pada Sabtu (10/5/2025).

    Tahun ini merupakan kali ketiga ritual Thudong dilaksanakan di Indonesia sejak 2013. Tradisi ini mendapat sambutan positif dari masyarakat Indonesia, yang turut mendukung dengan memberikan makanan dan bantuan lainnya kepada para biksu selama perjalanan. Setelah merayakan Waisak di Borobudur, para biksu akan kembali ke negara asal mereka menggunakan pesawat, tanpa melanjutkan perjalanan pulang dengan berjalan kaki.

  • Isu HIV Mencuat, Paula Verhoeven Alami Tekanan Mental Berat

    Isu HIV Mencuat, Paula Verhoeven Alami Tekanan Mental Berat

    Jakarta, Beritasatu.com – Pengacara Paula Verhoeven, Siti Aminah, mengungkapkan bahwa kliennya mengalami tekanan mental yang berat akibat beredarnya isu dugaan positif HIV. Isu ini mencuat setelah hasil putusan perceraian dengan Baim Wong di Pengadilan Agama (PA) Jakarta Selatan (Jaksel) bocor ke media sosial.

    “Sebenarnya, respons dari klien kami (Paula Verhoeven) sama seperti disebut selingkuh dan istri durhaka termasuk masalah dia mengidap penyakit serius. Saat ini beliau masih tertekan, mental dia down,” tutur Siti Aminah kepada wartawan seusai melaporkan majelis hakim PA Jaksel ke Badan Pengawas MA di Kawasan Cempaka Putih, Jakarta, Kamis (24/4/2025).

    Siti Aminah menambahkan, Paula Verhoeven kini merasa sangat terpojok terkait dengan proses perceraiannya dengan Baim Wong.

    “Saat ini kondisi beliau sangat lelah. Tidak hanya secara fisik, tetapi juga psikis, emosional, bahkan finansial. Maka itu, kami berharap aktivis perempuan untuk membantu kami memulihkan kondisi psikis Paula,” imbuhnya.

    Meskipun merasakan tekanan mental yang signifikan, Siti Aminah memastikan kondisi kesehatan Paula Verhoeven secara umum masih baik dan ia masih dapat beraktivitas seperti biasa.

    “Secara umum kondisi kesehatan Ibu Paula sehat, tetapi bagaimana pun perceraian itu adalah hal berat baik untuk laki-laki maupun perempuan. Sehingga, membutuhkan waktu untuk menerima dan memulihkan kondisi psikologisnya,” pungkas Siti Aminah terkait isu Paula Verhoeven diduga mengidap HIV.

  • Program Cetak Sawah, Ditjen PSP Tinjau Tanam Perdana Padi di Kapuas

    Program Cetak Sawah, Ditjen PSP Tinjau Tanam Perdana Padi di Kapuas

    Kapuas, Beritasatu.com – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) menegaskan komitmen untuk menyukseskan Program Cetak Sawah yang digulirkan pemerintah.

    Keseriusan ini ditunjukkan Dirjen PSP Andi Nur Alam Syah yang meninjau kegiatan penanaman perdana padi pada lahan cetak sawah di Desa Karya Bersama, Kecamatan Kapuas Murung, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Kamis (24/4/2025). 

    Kegiatan ini merupakan bagian dari percepatan program strategis dalam rangka mendukung upaya swasembada pangan nasional. 

    Proses cetak sawah ini juga akan dilakukan secara bertahap dan langsung dilanjutkan dengan pengolahan tanah serta penanaman saat konstruksi lahan dinyatakan siap. Tujuannya untuk menghemat waktu dan memastikan lahan cepat produktif.

    Selain itu, program cetak sawah ini tidak hanya memperluas lahan sawah dan areal tanam, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru, untuk memberdayakan petani lokal, serta memperkuat ketahanan pangan nasional. 
     

  • Air Mata Windy Idol Tak Terbendung Seusai Jalani Pemeriksaan KPK

    Air Mata Windy Idol Tak Terbendung Seusai Jalani Pemeriksaan KPK

    Jakarta, Beritasatu.com – Windy Yunita Bestari Usman (WY), yang lebih dikenal sebagai Windy Idol, telah menyelesaikan pemeriksaan oleh tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (24/4/2025). Pemeriksaan ini terkait dengan dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang menjeratnya bersama mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA), Hasbi Hasan (HH).

    Seusai pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Windy  Idol memilih irit bicara mengenai materi pemeriksaannya. Ia meminta agar hal tersebut ditanyakan langsung kepada penyidik. Namun, ia sempat menyampaikan harapan dan permintaan doa dari masyarakat.

    “Tanya penyidiknya, mohon maaf. Aku lagi dalam keadaan tidak baik-baik saja,” ujar Windy.

    Windy Idol membantah keterlibatannya dalam kasus tersebut dan berharap agar publik memandangnya sebagai korban. Dengan mata berkaca-kaca, ia meminta dukungan doa dari masyarakat agar proses hukumnya bisa segera selesai.

    “Mohon doa saja ya semuanya. Semoga orang-orang bisa dilembutkan hatinya dan aku di sini mudah-mudahan cuma korban. Mohon doa saja,” ucapnya penuh harap.

    Tangis Windy Idol pun pecah saat mengaku merasa sangat lelah menghadapi proses hukum ini. Ia menyampaikan bahwa permasalahan ini telah mengganggu kehidupan pribadinya, termasuk keluarga dan pekerjaan.

    “Saya punya keluarga, saya punya kerjaan yang rusak semua. Saya ingin punya masa depan. Semoga saja nanti kasusnya bisa cepat selesai. Sudah capek banget,” tutur Windy Idol sembari terisak.

  • Merasa Difitnah, Paula Verhoeven Laporkan Hakim PA Jaksel ke Bawas MA

    Merasa Difitnah, Paula Verhoeven Laporkan Hakim PA Jaksel ke Bawas MA

    Jakarta, Beritasatu.com – Selebritas Paula Verhoeven secara resmi melaporkan majelis hakim Pengadilan Agama (PA) Jakarta Selatan (Jaksel) ke Badan Pengawas Mahkamah Agung (Bawas MA) atas dugaan pelanggaran etik terkait penyebutan dirinya sebagai “istri durhaka” dalam putusan perceraian dengan Baim Wong.

    Pengacara Paula Verhoeven, Erwin Natosmal Oemar, menyatakan bahwa langkah ini diambil sebagai upaya mencari keadilan atas sejumlah kejanggalan yang terjadi selama proses persidangan di PA Jakarta Selatan. Laporan tersebut disampaikan di Kantor Bawas MA, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2025).

    “Hari ini kami, tim kuasa hukum Paula Verhoeven, mendatangi Bawas MA sebagai bentuk upaya mencari keadilan. Kami melihat adanya sejumlah kejanggalan selama proses persidangan di Pengadilan Agama Jakarta Selatan terkait putusan perceraian klien kami dengan saudara Baim Wong,” ujar Erwin Natosmal Oemar kepada awak media.

    Erwin menjelaskan, terdapat tiga poin utama yang menjadi sorotan tim kuasa hukum terkait dugaan pelanggaran administratif selama proses perceraian Paula Verhoeven.

    “Pertama, pelanggaran pada proses pembacaan putusan yang dilakukan secara mendadak di pengadilan. Padahal, kedua belah pihak telah menyepakati bahwa putusan akan disampaikan secara daring (e-court) dan tertutup. Sayangnya, keputusan tersebut dibacakan langsung tanpa pemberitahuan kepada pihak kami,” jelasnya.

    Poin kedua yang dipermasalahkan adalah dugaan penyebaran dokumen hasil putusan perceraian yang seharusnya bersifat pribadi dan belum final.

    “Putusan tersebut masih dalam tahap minutasi dan belum diunggah secara resmi ke situs Mahkamah Agung. Harusnya tidak boleh disebarluaskan terlebih dahulu, sesuai aturan dalam SK MA Nomor 144,” tegas Erwin.

    Poin ketiga, pihak Paula Verhoeven juga menyoroti kebocoran data pribadi para pihak yang terlibat dalam perkara ini.

    “Data pribadi dalam kasus perceraian harusnya dilindungi secara ketat. Kalaupun nanti diumumkan ke publik, harus melalui proses anonimisasi sesuai standar,” ucapnya.

    Atas dasar dugaan pelanggaran etik tersebut, tim pengacara Paula Verhoeven meminta Bawas MA untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang menangani kasus perceraian klien mereka.

    Sebelum mengajukan laporan ke Bawas MA, Paula Verhoeven juga telah mengadukan hal serupa ke Komisi Yudisial (KY) sebagai bagian dari langkah hukum atas dugaan pelanggaran etik dalam putusan cerainya dengan Baim Wong. Langkah ini menunjukkan keseriusan Paula Verhoeven dalam mencari keadilan atas proses perceraian yang dinilainya janggal.

  • Warga Mengeluh Jalan Longsor di Desa Cimerang, Jeje Govinda: Saya Cek!

    Warga Mengeluh Jalan Longsor di Desa Cimerang, Jeje Govinda: Saya Cek!

    Jakarta, Beritasatu.com – Bupati Bandung Barat Ritchie Ismail atau Jeje “Govinda” langsung merespons terkait aduan dari masyarakat terkait jalan longsor yang berada di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

    Keluhan dari warga Kabupaten Bandung Barat terkait jalan longsor yang berada di Desa Cimerang, Kampung Pasir Gombong disampaikan lewat kolom komentar Instagram Jeje “Govinda” yang melakukan pengecekan terhadap kondisi air bersih yang berubah menjadi keruh di wilayah Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

    “Jalan longsor oge di Kabupaten Bandung Barat mah diantep. Jalan longsornya ada di Desa Cimerang, Kampung Pasir Gombong,” kata akun @indra_m85, Kamis (24/4/2025).

    Ia menyebut, jalan longsor yang terjadi di wilayahnya selama satu tahun belum ada tindakan dari pemerintah setempat.

    “Tos setahun jalan longsor di Desa Cimerang teu aya tindakan. Jalan seperti ini malas bayar pajak air kieh th,” ujarnya lagi.

    Tidak itu saja, masyarakat juga mengeluhkan terkait banyaknya sampah yang sudah bertumpuk dan dibiarkan selama bertahun-tahun lamanya, serta belum ada tindakan dari pemerintah sebelumnya.

    “@ritchieismail saat perjalanan menuju lokasi ada sampah menumpuk bertahun-tahun lamanya, dan belum ada tindakan dari pemerintah sebelumnya. Semoga melalui kinerja Pak Jeje bisa menjadi lebih baik. Nuhun sa Bandung Barat teun,” tuturnya.

    Mendapat keluhan dari masyarakat Desa Cimerang, Kampung Pasir Gombong, membuat Jeje “Govinda” langsung meresponsnya.

    “@indra_m85 segera saya cek ya,” tutup Bupati Bandung Barat Jeje “Govinda” yang merespons keluhan dari warga yang ada di Kabupaten Bandung Barat.

  • Jeje Govinda Tegur Kepala Dinas Soal Air, Netizen: Kerja Nyata!

    Jeje Govinda Tegur Kepala Dinas Soal Air, Netizen: Kerja Nyata!

    Jakarta, Beritasatu.com – Bupati Bandung Barat Ritchie Ismail atau Jeje “Govinda” mendapat banjir pujian dari netizen, setelah Jeje menegur dinas terkait air bersih yang berubah menjadi keruh di Kabupaten Bandung Barat.

    Jeje “Govinda” langsung berhenti ketika melihat kondisi air yang keruh. Ia pun langsung menanyakan kepada warga sekitar terkait air tersebut.

    “Ini kok airnya butek banget ya. Apakah air ini dipakai untuk kehidupan sehari-hari?” tanya Jeje “Govinda” kepada warga dikutip dari akun Instagram miliknya, Kamis (24/4/2025).

    “Iya pak, kami pakai buat mandi, kemudian untuk cuci piring. Namun, untuk mandi tidak dilakukan di sini karena airnya butek,” jawab warga.

    Mendengar penjelasan dari warga, Jeje “Govinda” langsung menegur Pak Camat yang menemani dirinya untuk melihat wilayah tersebut.

    “Dari kecamatan selama ini tahu enggak ada permasalahan air seperti ini?” kata Jeje “Govinda” kepada Pak Camat.

    “Sejauh ini belum ada laporan kepada kami, pak,” jawab pak camat.

    Jawaban dari Pak Camat, sontak membuat Ritchie Ismail murka. Ia pun mempertanyakan soal kinerja Pak Camat dalam memperhatikan warganya.

    “Masa kalian yang bekerja di kecamatan tidak tahu kondisi air warga di sini, apalagi sebagai camat seharusnya kan sempat keliling atau melihat kondisi warga bagaimana. Kalian kerjanya benar apa tidak?” tegas Jeje “Govinda”.

    Jeje “Govinda” langsung meminta jajarannya untuk menghubungi dinas terkait untuk segera menangani air bersih di Kabupaten Bandung Barat.

    “Coba telepon dinas sekarang. Kok seperti ini ya warga dibuat? Jangan main-main sama saya,” ujar Jeje “Govinda” dengan nada kesal.

    Ia meminta kepada dinas terkait untuk segera mengerjakan air bersih untuk kepentingan warga di Kabupaten Bandung Barat.

    “Mohon segera ya pak kadis, tolong besok langsung dikerjakan biar warga bisa merasakan air bersih,” kata Jeje “Govinda”.

    “Baik pak, atas perintah bapak saya langsung ke sana dan mengerjakannya,” jawab Pak Kadis.

    Melihat akun Instagram Jeje “Govinda” membuat netizen membanjiri kolom komentar miliknya.

    “Mantap Pak Bupati,” tulis netizen.

    “Mantap,” tulis netizen lainnya.

    “Semangat Pak Bupati,” tulis netizen.

    “Kerja Nyata,” tulis netizen.

    “Camatnya pura-pura enggak tahu,” tulis netizen lagi.

    “Langsung kena semprot,” tulis netizen.

    “Gaskeun Pak Bupati,” tulis netizen.

    “Menyala,” tulis netizen yang memuji kinerja Bupati Bandung Barat Jeje “Govinda” yang menegur kepala dinas terkait air bersih yang berubah menjadi butek.

  • Jeje Govinda Murka Lihat Kondisi Air di Kabupaten Bandung Barat

    Jeje Govinda Murka Lihat Kondisi Air di Kabupaten Bandung Barat

    Jakarta, Beritasatu.com – Bupati Bandung Barat Ritchie Ismail atau Jeje “Govinda” murka saat mengunjung salah satu wilayah di Kabupaten Bandung Barat. Kemarahan dari Jeje “Govinda” itu saat melihat kondisi air bersih yang berubah menjadi butek atau keruh.

    Sebelum meluapkan emosinya, Jeje “Govinda” terlebih dahulu menyapa warga yang ada di wilayah tersebut, sayangnya tidak diketahui di wilayah Kabupaten Bandung Barat mana Jeje menyambangi wilayah tersebut.

    Pada video yang diunggah di Instagram miliknya, Jeje “Govinda” langsung berhenti ketika melihat kondisi air yang keruh. Ia pun langsung menanyakan kepada warga sekitar terkait air tersebut.

    “Ini kok airnya butek banget ya. Apakah air ini dipakai untuk kehidupan sehari-hari?” tanya Jeje “Govinda” kepada warga, Kamis (24/4/2025).

    “Iya pak, kami pakai buat mandi, kemudian untuk cuci piring. Namun, untuk mandi tidak dilakukan di sini karena airnya butek,” jawab warga.

    Mendengar penjelasan dari warga, Jeje “Govinda” langsung menegur Pak Camat yang menemani dirinya untuk melihat wilayah tersebut.

    “Dari kecamatan selama ini tahu enggak ada permasalahan air seperti ini?” kata Jeje “Govinda” kepada Pak Camat.

    “Sejauh ini belum ada laporan kepada kami, pak,” jawab pak camat.

    Jawaban dari Pak Camat, sontak membuat Ritchie Ismail murka. Ia pun mempertanyakan soal kinerja Pak Camat dalam memperhatikan warganya.

    “Masa kalian yang bekerja di kecamatan tidak tahu kondisi air warga di sini, apalagi sebagai camat seharusnya kan sempat keliling atau melihat kondisi warga bagaimana. Kalian kerjanya benar apa tidak?” tegas Jeje “Govinda”.

    Pak Camat beralasan, bahwa dirinya belum memiliki waktu untuk mendatangi wilayah tersebut.

    “Memang selama ini saya suka keliling tetapi ke wilayah ini belum pernah,” ungkapnya.

    Seketika itu pula, Jeje “Govinda” langsung meminta jajarannya untuk menghubungi dinas terkait untuk segera menangani air bersih di Kabupaten Bandung Barat.

    “Coba telepon dinas sekarang. Kok seperti ini ya warga dibuat? Jangan main-main sama saya,” ujar Jeje “Govinda” dengan nada kesal.

    Ia meminta kepada dinas terkait untuk segera mengerjakan air bersih untuk kepentingan warga di Kabupaten Bandung Barat.

    “Mohon segera ya pak kadis, tolong besok langsung dikerjakan biar warga bisa merasakan air bersih,” kata Jeje “Govinda”.

    “Baik pak, atas perintah bapak saya langsung ke sana dan mengerjakannya,” jawab Pak Kadis.

    “Harus segera ya pak, bagaimana warga mau sehat apabila airnya seperti ini,” tutup Bupati Bandung Barat Jeje “Govinda” yang murka melihat kondisi air keruh di Kabupaten Bandung Barat.