Author: Beritasatu.com

  • Acha Septriasa Pilih Menetap di Australia demi Anak

    Acha Septriasa Pilih Menetap di Australia demi Anak

    Jakarta, Beritasatu.com – Selebritas Acha Septriasa mengaku, tetap akan tinggal di Australia meski kini dirinya telah berpisah dengan suaminya, Vicky Kharisma. Hal itu dilakukan demi anaknya, Bridgia Kalina Kharisma.

    Acha Septriasa merasa, pilihan tinggal di Australia ini sebagai upaya dirinya memberikan pendidikan lebih baik bagi anak semata wayangnya, Bridgia Kalina Kharisma.

    “Aku memang tetap pilih tinggal di sana (Australia) karena anak aku juga sudah sekolah di sana,” jelas Acha Septriasa kepada wartawan saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Senin (26/10/2025).

    “Lagi pula aku sudah ngerasa nyaman tinggal di sana karena memang sudah 10 tahun juga di sana jadi memang sekarang tempat pulang aku ya ke Australia,” ungkapnya.

    Acha Septriasa menyatakan, dirinya sudah punya strategi supaya anaknya bisa mendapatkan Pendidikan yang bagus di Australia dan tidak milih balik ke Indonesia usai bercerai dengan Vicky.

    “Saya memang strateginya membeli rumah yang dekat dengan sekolah yang bagus di sana. Kenapa juga saya enggak pilih balik ke Indonesia karena aku enggak mau anak aku kehilangan teman-temannya. Keputusan aku untuk tetap menetap di sana adalah demi anak,” tambahnya.

    Meski mengaku tetap memilih tinggal di Australia setelah dirinya bercerai, tetapi Acha tetap mengambil pekerjaan di Indonesia mengingat dirinya punya pekerjaan pekerja seni di sini.

    “Kalau masalah kerjaan, memang aku masih pilih di Indonesia karena kesempatannya masih banyak di sini. Sehingga aku harus mengorbankan sedikit waktu untuk bolak balik ke Australia – Indonesia agar aku bisa terus bisa kerja dan bersyukur meski kita berpisah aku sama Vicky bisa menjalani co-parenting buat Bridgia,” tutupnya.

    Sebelumnya, Acha Septriasa dan Vicky Kharisma bercerai pada 19 Mei 2025 seusai dirinya menjalani pernikahan selama 9 tahun.

    Dari pernikahan tersebut Acha dan Vicky memiliki satu orang putri yang lahir pada 20 September 2017 di Sydney Australia.

  • Gen Z Dominasi Dunia Maya, Literasi Digital Jadi Kebutuhan Mendesak

    Gen Z Dominasi Dunia Maya, Literasi Digital Jadi Kebutuhan Mendesak

    Jakarta, Beritasatu.com — Budaya instan yang melekat pada Generasi Z berjalan seiring dengan pesatnya penetrasi teknologi. Sebagai pengguna terbesar teknologi, generasi digital-native kini mendominasi ruang digital: lebih dari 56 persen pengguna internet di Indonesia berusia di bawah 30 tahun (BPS, 2024). Kondisi ini membuat Gen Z menjadi kelompok yang paling sering terekspos informasi, baik yang bermanfaat maupun berbahaya, sehingga upaya perlindungan dan literasi menjadi mendesak.

    Fenomena budaya instan memengaruhi cara Gen Z mengonsumsi informasi. Pakar literasi digital, Deden Mauli Darajat, menjelaskan bagaimana algoritma media sosial mendorong format yang singkat dan menarik, sehingga kebiasaan baru terbentuk: ingin tahu banyak hal, tapi dalam waktu yang sangat singkat.

    ‘’Fenomena budaya instan memang melekat pada Gen Z. Mereka tumbuh di dunia yang serba cepat dan visual, di mana informasi datang seketika hanya lewat layar,’’ ujar Deden.

    Deden menekankan bahwa budaya instan memiliki dua sisi: adaptasi dan kreativitas di satu pihak, tetapi potensi hilangnya kedalaman berpikir dan refleksi kritis di pihak lain.

    ‘’Ketika kita terbiasa hanya menonton reels atau membaca headline, otak dilatih untuk berpikir cepat tapi tidak mendalam. Akibatnya, kemampuan analisis menurun. Gen Z sering bereaksi cepat, tapi belum tentu memahami konteks. Ini berbahaya di tengah banjir informasi. Kalau tidak punya daya kritis, mereka mudah terjebak pada disinformasi atau clickbait. Karena itu, perlu dibangun budaya baru, tidak hanya mengonsumsi, tapi juga memproduksi konten informatif yang diverifikasi dan bernilai,’’jelasnya.

    Mindful digital behavior dan Peran Gen-Z

    Deden menyoroti pentingnya mindful digital behavior—kemampuan mengelola waktu, emosi, dan perhatian di dunia digital, sebagai kunci agar Gen Z tidak menjadi target DFK (disinformasi, fitnah, kebencian).

    ‘’Gen Z perlu belajar mengelola waktu, emosi, dan perhatian di dunia digital. Tantangan mereka bukan lagi soal akses teknologi, tapi soal digital well-being dan kemampuan memilah informasi. Kalau kesadaran ini dibangun, Gen Z justru bisa jadi tameng budaya instan, di mana mereka bisa menunjukkan bahwa cepat bukan berarti dangkal, dan kreatif bukan berarti asal viral,’’ ujarnya.

    Menurut Deden, pendekatan meningkatkan literasi untuk digital native harus bersifat kolaboratif dan kontekstual (tidak kaku), melainkan mengikuti gaya komunikasi yang akrab di kalangan muda.

    ‘’Pertama, literasi digital perlu diajarkan sejak sekolah, bukan hanya teknis, tapi juga soal etika dan verifikasi. Kedua, gunakan pendekatan sebaya, libatkan influencer dan content creator muda yang jadi panutan Gen Z,’’ ungkapnya.

    Sementara itu, lembaga pendidikan dan komunitas digital dapat menggandeng berbagai pemangku kepentingan untuk menyusun kampanye literasi interaktif—misalnya program berbasis sekolah, kampus, dan komunitas kreator.

    ‘’Jangan kaku atau formal, tapi gunakan gaya dan platform yang akrab dengan mereka, seperti TikTok, Instagram, atau podcast,’’ imbuhnya.

    Ancaman Disinformasi, Fitnah, dan Ujaran Kebencian (DFK)

    Sebagai pengguna aktif sekaligus kelompok yang paling terekspos, Gen Z rentan terhadap DFK. Algoritma yang menciptakan echo chamber memperbesar risiko terpapar narasi sempit yang memicu polarisasi.

    ‘’Algoritma media sosial sering menciptakan echo chamber, ruang gema informasi yang membuat orang hanya terpapar pada pandangan yang disukainya. Di situ disinformasi dan ujaran kebencian mudah tumbuh. Dampaknya bisa ke mana-mana: polarisasi, kehilangan empati, bahkan krisis kepercayaan publik. Maka, Gen Z harus dibekali dengan critical thinking dan empati digital agar tidak mudah terprovokasi,’’ pungkasnya.

    Deden merangkum tiga langkah konkret untuk mengantisipasi ancaman DFK pada Gen Z: edukasi berkelanjutan, ekosistem kolaboratif, dan pendekatan empatik.

    ‘’Saya melihat ada tiga hal. Pertama, edukasi berkelanjutan. Literasi digital bukan cukup satu kali pelatihan, tapi harus jadi budaya di sekolah dan kampus,’’ ucapnya.

    Untuk ekosistem kolaboratif, Deden mengusulkan program bersama komunitas digital dan content creator, misalnya gerakan bertajuk Gen Z Tameng Digital, yang mendorong anak muda menjadi pelindung kebenaran digital.

    ‘’Kedua, ekosistem kolaboratif. Komunitas dan content creator bisa membentuk gerakan seperti “Gen Z Tameng Digital” untuk mengajak anak muda jadi pembela kebenaran digital,’’ katanya.

    Pendekatan empatik menjadi poin ketiga: jangan menakut-nakuti, tetapi ajak Gen Z sebagai bagian dari solusi.

    ‘’Mereka ini kreatif luar biasa. Kalau diarahkan, mereka bisa jadi digital fact-checker alami yang menjaga ruang digital tetap sehat dan beradab,’’ tutupnya.

  • Literasi Digital Kunci Gen Z untuk Lawan Hoaks

    Literasi Digital Kunci Gen Z untuk Lawan Hoaks

    Jakarta, Beritasatu.com – Berpikir kritis sangat penting ketika dunia dipenuhi beragam informasi. Pakar Literasi Digital Santi Indra Astuti menjelaskan bahwa berpikir kritis diwujudkan dengan menimbang kebenaran informasi sebelum menerimanya.

    ‘’Caranya dengan melakukan periksa fakta, penelusuran pada sumber informasi yang terpercaya, serta melakukan crosscheck atau cross-reference,’’ ujar Santi.

    Menurutnya, upaya meningkatkan literasi digital untuk melawan hoaks dilakukan dengan beberapa cara, antara lain meningkatkan kecakapan digital masyarakat melalui beragam edukasi, baik formal maupun informal.

    ‘’Mengaktifkan agen-agen literasi digital dari berbagai segmen untuk mendeteksi keberadaan hoaks atau informasi yang berpotensi menjadi hoaks dan membekali masyarakat sebagai agen literasi digital untuk menyebarluaskan klarifikasi hoaks dan mengedukasi yang lain,’’ bebernya.

    Lebih lanjut, ia mengatakan cara melawan hoaks dapat ditempuh melalui beberapa jalur. Pertama (jangka pendek), melokalisir atau mempersempit ruang lingkup hoaks. Hal ini dapat dilakukan dengan klarifikasi secepatnya dan seakurat mungkin. Jangan biarkan hoaks menguasai “medan informasi”.

    Kedua, mengaktifkan warganet atau anggota grup chat menjadi kelompok periksa fakta yang terlatih untuk menelusuri kebenaran informasi, lalu menyebarluaskan hasilnya.

    Ketiga (jangka panjang), melakukan edukasi literasi digital dan kampanye anti hoaks kepada siapa saja, kapan saja. Kolaborasi antar pemangku kepentingan menjadi kunci agar edukasi dan kampanye anti hoaks dapat menjangkau semua lapisan.

    ‘’Dan yang keempat dengan cara mengantisipasinya terlebih dulu. Hoaks itu sebenarnya ada yang bersifat musiman, misalnya hoaks menjelang Pemilu, menjelang peristiwa beragama, atau event lain seperti imunisasi. Hoaks seperti ini sudah bisa ditebak, kapan munculnya dan narasinya seperti apa. Misalnya, jika terjadi peristiwa bencana alam, pasti akan disusul dengan hoaks seputar bencana susulannya, dana bantuannya, atau lokasi bencana sejenis. Demikian juga saat Pemilu, demonstrasi, atau peristiwa lainnya,’’ jelas Santi.

    Ia juga mengungkapkan bagaimana hoaks menyebar secara cepat dan cara melawannya.

    ‘’Pertama, pembuat hoaks biasanya ahli dalam memainkan emosi orang. Narasi hoaks pada umumnya men-trigger emosi, sehingga orang mudah terpancing untuk mempercayai, maupun menyebarluaskan,’’ujar Santi.

    Kedua, rendahnya kapasitas literasi masyarakat membuat mereka mudah percaya pada informasi dan jarang melakukan pemeriksaan fakta.

    ‘’Ketiga, ada operasi algoritma yang memungkinkan informasi apapun, termasuk hoaks, didistribusikan dengan cepat dan masif oleh media digital, termasuk media sosial,’’ ujarnya.

    Santi melanjutkan, hoaks muncul memanfaatkan celah lemahnya sistem informasi, lambatnya arus informasi resmi, dan minimnya informasi dari pihak yang seharusnya memberi keterangan. Dalam situasi vakum seperti ini, jalur informasi diambil alih oleh produsen hoaks.

    Mengapa Gen Z Perlu Diberi Prioritas?

    Literasi digital bagi masyarakat, khususnya pada Generasi Z (Gen Z), sangat diperlukan karena pada dasarnya seluruh anggota masyarakat membutuhkan kemampuan literasi digital. Survei Penetrasi Internet APJII 2024 mencatat Gen Z (lahir 1997–2012) merupakan kelompok pengguna internet terbesar di Indonesia, menyumbang sekitar 34,4% dari total pengguna internet.

    Khusus bagi Gen Z, kemampuan literasi digital menjadi hal yang mendesak karena merekalah yang akan menjadi generasi penerus bangsa. Selain itu, Gen Z merupakan pengguna terbesar media digital saat ini. Tanpa dibekali literasi digital, mereka berisiko salah memanfaatkan informasi yang diterima dan mengalami berbagai masalah.

    ‘’Dunia Gen Z didominasi oleh dunia digital. Tanpa literasi digital yang memadai, mereka bisa terjebak pada perilaku yang berisiko, seperti cyberbullying, pelanggaran privasi, penipuan, dan lain-lain,’’ kata Santi.

    Hoaks juga mempengaruhi kesehatan mental. Bagaimana hoaks membuat orang tidak nyaman, merasa tidak aman, tidak bisa hidup dengan tenang, hidup dalam suasana paranoia, dan akhirnya mempengaruhi pertimbangan orang secara sehat dan rasional saat harus mengambil keputusan penting.

    ‘’Dari segi hubungan interpersonal, kepercayaan pada informasi dibangun oleh trust atau kepercayaan pada tokoh-tokoh yang dianggap sebagai panutan. Maka, sangat mudah opini di tengah publik diprovokasi, diputarbalikkan, di-framing, disesatkan (misleading), untuk mencapai maksud-maksud tertentu. Hal inilah yang membuat orang percaya pada hoaks karena percaya pada sumber informasinya yang menurutnya selalu benar,’’ lanjut Santi.

    “Sedemikian parahnya hoaks, sehingga saya mengategorikannya bukan sekadar masalah literasi digital, atau ketertinggalan teknologi (digital), tetapi masalah peradaban yang membutuhkan kolaborasi multi-stakeholder untuk mengatasinya,” tutup Santi.

  • Habiskan Waktu Bersama, Chris Martin dan Sophie Turner Pacaran?

    Habiskan Waktu Bersama, Chris Martin dan Sophie Turner Pacaran?

    Amerika, Beritasatu.com – Kabar berhembus menghampiri vokalis Cold Play, Chris Martin yang terpergok menghabiskan waktu bersama dengan Sophie Turner. Keduanya berpacaran?

    Dilansir dari Pagesix, Senin (27/10/2025) kedekatan keduanya mulai berhembus akibat hubungan masa lalu masing-masing telah kandas. Pasalnya, Sophie Turner pernah berpacaran dengan Peregrine Pearson. Hubungan keduanya telah kandas sejak akhir September.

    Bubarnya hubungan asmara pemain film Game of Thrones dengan Pearson setelah keduanya bertengkar hebat di salah satu pernikahan kelas atas.

    Bahkan, Sophie Turner juga terlihat menghapus pertemanan dengan Peregrie Parson di Instagramnya. Bahkan, Turner juga menunggah di Insta Story-nya dengan menuliskan Tutto Passa yang berarti semuanya telah berlalu.

    Sementara itu, Chris Martin juga sudah berpisah dengan Dakota Johnson pada Juni setelah hampir 8 tahun bersama.

    Chris Martin juga pernah gagal menjalin asmara dengan Gwyneth Paltrow. Keduanya pun sempat menikah dan memiliki dua orang anak.

    Sedangkan Sophie Turner juga pernah gagal dalam berumah tangga saat menikah dengan Jonas. Dari pernikahannya memiliki dua orang putri.

    Hingga kini, perkawilan Sophie Turner dan Chris Martin belum buka suara mengenai kabar tersebut.

  • Tugu Malahasa, Saksi Sejarah Kejayaan Dagang di Kota Tahuna

    Tugu Malahasa, Saksi Sejarah Kejayaan Dagang di Kota Tahuna

    Sangihe, Beritasatu.com – Berkunjung ke Kota Tahuna, wisatawan akan disambut oleh pemandangan tugu mercusuar tua yang berdiri kokoh di kawasan Pelabuhan Tua atau dikenal juga sebagai Pelabuhan Tahuna Lama, di Jalan Raya Boulevard.

    Bangunan bersejarah itu kini dikenal sebagai Tugu Malahasa, simbol kejayaan perdagangan masyarakat Sangihe di masa lampau.

    Pada masa silam, kawasan Pelabuhan Tua Tahuna merupakan jalur perdagangan antarnegeri yang ramai. Kopra menjadi komoditas utama dan sumber pendapatan masyarakat Sangihe.

    Untuk mengenang masa kejayaan itu, pada awal 2018, pemerintah daerah menghiasi tugu tersebut dengan lukisan proses pembuatan kopra serta motif batik khas Sangihe, menjadikannya ikon budaya dan wisata.

    Berdasarkan hasil kajian tim ahli cagar budaya Kabupaten Kepulauan Sangihe, tugu tersebut ditetapkan sebagai Menara Suar Malahasa yang memiliki nilai sejarah penting bagi daerah.

    Penetapan ini dilakukan setelah adanya usulan resmi dari Tim Pendaftar Cagar Budaya.

    “Tugu ini harus dijaga dan dilestarikan sebagai ikon daerah Sangihe. Kami mengimbau masyarakat agar tidak merusak atau mengubah bentuknya,” ujar Sekretaris Bidang Kebudayaan Kabupaten Sangihe Dharma Abast kepada wartawan, Senin (27/10/2025).

    Ia menambahkan, Tugu Malahasa kini dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, sehingga perubahan bentuk atau perusakan terhadapnya dilarang keras.

    Kini, Tugu Malahasa menjadi salah satu ikon wisata sejarah Kota Tahuna. Setiap sore, kawasan ini ramai dikunjungi warga lokal dan wisatawan yang datang untuk menikmati panorama laut, bersantai, dan mengabadikan keindahan tugu bersejarah tersebut.

    Dengan perpaduan nilai sejarah dan keindahan pesisir, Tugu Malahasa bukan hanya simbol masa lalu, tetapi juga kebanggaan baru bagi masyarakat Sangihe.

  • BeautyFest Asia 2025 Hadir di Kota Surabaya, Festival Kecantikan & Komunitas yang Siap Meriahkan Akhir Tahun

    BeautyFest Asia 2025 Hadir di Kota Surabaya, Festival Kecantikan & Komunitas yang Siap Meriahkan Akhir Tahun

    Surabaya, Beritasatu.com – Setelah sukses menggelar festival di Jakarta dan Bandung, kini giliran Surabaya yang akan menjadi panggung terakhir dalam perjalanan BeautyFest Asia 2025 by Popbela.com. Festival kecantikan terbesar di Asia Tenggara ini akan berlangsung selama tiga hari penuh, mulai 31 Oktober hingga 2 November 2025, di Grand City Convention & Exhibition, Surabaya. 

    Sebagai kota dengan semangat muda dan kreativitas tinggi, Surabaya menjadi destinasi yang sempurna untuk menutup rangkaian BeautyFest Asia tahun ini. BeautyFest Asia 2025 bukan sekadar festival kecantikan, tapi juga ruang untuk merayakan kepercayaan diri, kolaborasi, dan dan keberagaman tempat perempuan merasa diterima, didengar dan terwakilkan. 

    Selama tiga hari, pengunjung akan dimanjakan dengan berbagai aktivitas seru. Mulai dari diskon produk kecantikan hingga 75%, berburu freebies dan doorprize, hingga mengikuti talk show inspiratif bersama para beauty expert dan creators. Tak hanya itu, pengunjung juga bisa ikut berpartisipasi dalam berbagai keseruan lain seperti raffle prize dengan hadiah menarik, hingga penampilan musik dan karaoke session yang siap membuat semua orang bernyanyi dan bersukaria bersama. 

    Puluhan brand ternama siap hadir memeriahkan acara, seperti Wardah, Skintific, PIXY, MS Glow Aesthetics, Nature Republic, Herborist, OMG, Favour, Makarizo, Pigeon, Viva Cosmetics, Yesnow, J Glow, Breylee, dan masih banyak lagi. Di sini, pengunjung bisa menemukan produk terbaru, menggali insight dari para ahli, dan tentu saja menikmati pengalaman belanja yang menyenangkan sekaligus bermakna. 

    Pada sesi talk show with beauty experts & creators, pengunjung akan berkesempatan bertemu langsung dengan sosok-sosok inspiratif seperti drg. Ovi Darin (Dentist, Radio Announcer, & MC), Aeshnina Azzahra Aqilani (Environmental Youth Activist), Paula Andrea (Model & Influencer), dr. Firyal Nadiah Rahmah, M.Biomed (Doctorpreneur, Content Creator, dan MUA), Dr. Za & Arda dari JGLOW Clinic, serta Lanny Tjo (Entrepreneur & Beauty Enthusiast). Mereka akan berbagi kisah seputar mitos dan fakta kesehatan kulit, self-confidence, keberlanjutan, hingga cara menemukan keindahan diri dari dalam mengajak pengunjung untuk lebih mengenal dan mencintai diri sendiri dengan cara yang autentik. 

    Untuk kamu yang ingin seru-seruan di akhir pekan, bersiaplah untuk Karaoke Session bersama @ngambyarnyaandreanz dan DJ Bernard yang siap menghadirkan suasana hangat dan penuh energi di panggung utama. Irama musik, sorotan lampu, dan interaksi seru antara host dan pengunjung akan menjadi penutup hari yang sempurna di setiap sesi BeautyFest Asia Surabaya 2025. 

    Kerap viral dan menjadi incaran para pengunjung BeautyFest Asia, VIP Goodie Bag Experience juga kembali hadir dan berhasil menarik antusiasme luar biasa. Presale Goodie Bag seharga Rp70.000 ludes terjual hanya dalam dua jam dan masih ada kesempatan untuk mendapatkan On The Spot (OTS) Goodie Bag seharga Rp 90.000 selama acara berlangsung (31 Oktober–2 November 2025) dengan kuota terbatas 300 pcs (100 per hari). Setiap pembelian goodie bag akan mendapatkan produk pilihan, serta kupon raffle tambahan yang hanya bisa didapatkan di BeautyFest Asia Surabaya 2025. 

    Sebagai kota penutup dari rangkaian BeautyFest Asia 2025, Surabaya diharapkan menjadi momen puncak yang tak terlupakan. Lebih dari sekadar festival kecantikan, acara ini menjadi simbol perayaan semangat perempuan Indonesia yang berani, kreatif, dan terus berkembang. Di sini, kecantikan bukan sekadar soal penampilan, tapi tentang keberanian mengekspresikan diri, menemukan makna baru dari percaya diri, dan saling menguatkan satu sama lain. 

    Kunjungi Instagram @beautyfest.asia untuk update terbaru seputar rangkaian acara. Sampai jumpa di Grand City Convention & Exhibition, Surabaya. 

  • Vonis Hukuman Dibacakan Besok, Nikita Mirzani Berharap Keajaiban

    Vonis Hukuman Dibacakan Besok, Nikita Mirzani Berharap Keajaiban

    Jakarta, Beritasatu.com – Selebritas Nikita Mirzani menanti keputusan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan terkait kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dan pemerasan yang dilaporkan oleh dr Reza Gladys. Sidang pembacaan vonis hukuman terhadap Nikita Mirzani akan digelar Besok, Selasa (28/10/2025).

    Menjelang putusan, Nikita Mirzani menulis pesan penuh harap di akun Instagram-nya. Ia berharap, putusan hakim bisa adil dan mencerminkan kebenaran sejati.

    “Saya menaruh harapan dan doa kepada Allah Swt, serta kepada Bapak Yang Mulia Majelis Hakim yang arif dan bijaksana sebagai wakil Tuhan di muka bumi ini,” kata Nikita Mirzani, Senin (27/10/2025).

    Ia menambahkan, pasal hukum bisa berubah tetapi kebenaran tidak akan bisa dibelokkan.

    Dalam unggahan yang sama, ibu tiga anak itu mengungkapkan kekecewaannya terhadap tuntutan yang diajukan jaksa.

    Menurutnya, tuntutan 11 tahun penjara yang diberikan tidak adil dan tidak berdasarkan nurani hukum.

    “JPU menuntut saya dengan hukuman 11 tahun penjara, angka yang kejam, bahkan melebihi tuntutan kasus korupsi triliunan rupiah,” ujarnya.

    Nikita Mirzani menuding, jaksa seolah menjadi kepanjangan tangan pihak tertentu yang ingin menjatuhkannya.

    “Apakah keadilan kini diukur dari seberapa besar amarah Penuntut Umum, bukan dari seberapa kuat bukti di persidangan?” ujarnya.

    Meski menghadapi tuntutan berat, Nikita Mirzani mengaku pasrah pada keputusan hakim, tetapi dirinya yakin bahwa kebenaran akan terungkap.

    “Biarlah sejarah mencatat bahwa di ruang sidang ini, keadilan berdiri tegak di atas kebenaran,” tutupnya.

    Nikita Mirzani didakwa melanggar Pasal 45 Ayat (10) juncto Pasal 27B ayat (2) Undang-Undang ITE dan Pasal 369 KUHP tentang pemerasan, serta Pasal 3, 4, dan 5 Undang-Undang TPPU.

    Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntutnya dengan hukuman penjara 11 tahun atas dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan.

  • Curhatan Karyawan Willie Salim: Syuting Tiap Hari, Capek Banget!

    Curhatan Karyawan Willie Salim: Syuting Tiap Hari, Capek Banget!

    Jakarta, Beritasatu.com – Karyawan selebgram Willie Salim, Ryan Sunandar, membagikan pengalamannya bekerja dengan sang influencer melalui unggahan di akun Instagram pribadinya. Pengakuan Ryan langsung menarik perhatian warganet dan menjadi sorotan publik.

    Pengakuan dari karyawan Willie Salim itu, terungkap setelah salah satu warganet mempertanyakan soal bagaimana rasanya bekerja dengan Willie Salim.

    “Bang memangnya enak bekerja di Willie Salim? tanya netizen kepadanya, Senin (27/10/2025).

    Ryan Sunandar mengaku, bekerja dengan Willie Salim membutuhkan tenaga ekstra. Apalagi, aktivitas Willie Salim yang terus bekerja dengan cepat.

    “Jujur ya, kerja sama Koh Willie itu capek banget,” jelasnya.

    Karyawan mengungkap bagaimana rasanya bekerja dengan Willie Salim. – (Beritasatu.com/Instagram)

    Ia mengatakan, lelahnya bekerja dengan Willie Salim diakibatkan dengan padatnya aktivitas sang selebgram.

    “Syutingnya itu setiap hari, apalagi dia itu selalu syutingnya di luar kota,” lanjutnya.

    “Kena angin, dingin, naik mobil, naik motor, belum lagi naik pesawat dan gue harus selalu ada bareng Koh Willie di mana dia berada,” tuturnya.

    Meski harus menguras tenaganya, karyawan tersebut mengaku bersyukur bisa bekerja dengan Willie Salim.

    “Aku tetap bersyukur bisa bertemu dengan orang-orang hebat,” tutupnya. 

  • Flu Kucing Bisa Dicegah, Ini Gejala dan Perawatannya

    Flu Kucing Bisa Dicegah, Ini Gejala dan Perawatannya

    Jakarta, Beritasatu.com – Kucing bisa terkena flu, yang biasanya dikenal dengan istilah cat flu. Penyakit ini cukup umum terjadi pada kucing dari segala usia, terutama pada anak kucing atau kucing yang belum divaksin. 

    Cat flu dapat disebabkan oleh berbagai virus dan bakteri. Beberapa penyebab paling umum antara lain Feline herpesvirus (FHV-1), Feline calicivirus (FCV), Bordetella bronchiseptica, Chlamydia felis, dan jarang terjadi, Influenza A.

    Gejala cat flu bisa ringan hingga berat, tergantung pada usia kucing, kondisi imun, dan status vaksinasi. Kucing yang terinfeksi biasanya mengalami bersin-bersin, hidung dan mata berair, demam, lesu, dan nafsu makan berkurang. Beberapa kucing juga mengalami batuk dan kesulitan bernapas.

    “Cat flu sangat menular antarkucing, terutama yang tinggal di lingkungan yang sama atau di penampungan. Penularan ke manusia atau anjing jarang terjadi. Virus atau bakteri penyebab flu kucing dapat menyebar melalui kontak langsung antarkucing, droplet pernapasan dari bersin atau batuk, serta permukaan yang terkontaminasi,” tulis Pet MD, Senin (27/10/2025). 

    Untuk mendiagnosis cat flu, dokter hewan biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap, mengambil swab hidung atau mata untuk PCR atau kultur virus/bakteri, melakukan tes darah untuk menilai kondisi kesehatan umum, dan bila diperlukan, melakukan X-ray pada dada untuk mendeteksi komplikasi seperti pneumonia.

    Perawatan cat flu tergantung pada tingkat keparahan gejala. Jika gejalanya ringan, perawatan dapat dilakukan di rumah dengan memberikan istirahat cukup, penggunaan humidifier, dan memastikan kucing tetap terhidrasi. Untuk kasus sedang hingga berat, dokter hewan mungkin memberikan antibiotik untuk mengatasi infeksi sekunder, antivirus atau lysine untuk mendukung penanganan FHV-1, obat mata untuk infeksi bakteri, nebulizer untuk membantu pernapasan, serta saline drops untuk hidung tersumbat. 

    “Kasus berat bahkan mungkin memerlukan rawat inap dengan pemberian oksigen, nutrisi, dan cairan intravena,” tulis Pet MD.

    Pencegahan cat flu dapat dilakukan dengan vaksinasi, terutama vaksin FVRCP, yang sangat membantu mencegah infeksi atau setidaknya mengurangi keparahan gejala jika kucing terinfeksi. Dengan vaksinasi dan perawatan yang tepat, risiko komplikasi dapat diminimalkan, dan kucing dapat tetap sehat serta aktif.

  • 500 UMKM Tertarik Ikuti Program Kredit Perumahan

    500 UMKM Tertarik Ikuti Program Kredit Perumahan

    Jakarta, Beritasatu.com – Sebanyak 500 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari 10 kecamatan di Jakarta Selatan, termasuk pengusaha material dan penyedia jasa konstruksi, mengikuti sosialisasi Kredit Program Perumahan.

    Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Pemerintahan Kota Administrasi Jakarta Selatan, Tomy Fudihartono, mengatakan sosialisasi ini ditujukan para pelaku usaha agar dapat mengajukan kredit perumahan melalui fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) Perumahan.

    “Sosialisasi ini untuk para pelaku usaha atau UMKM agar bisa mengakses kredit perumahan dengan memanfaatkan KUR Perumahan,” ujar Tomy dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (3/10/2025).

    Dia menjelaskan, kegiatan yang mengusung tema Membangun Hunian, Menggerakkan Usaha, Memajukan Indonesia itu diselenggarakan oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman.

    “Selama ini KUR hanya digunakan untuk permodalan, tetapi sekarang bisa dimanfaatkan sebagai sarana peningkatan usaha, misalnya memperluas tempat usaha,” tambahnya.

    Menurut Tomy, terdapat empat bank pendukung dalam program tersebut, yaitu Bank Mandiri, BTN, BNI, dan BSI. Keempat bank itu mendapat subsidi bunga dari pemerintah pusat sekitar 1–5% untuk mendukung kebijakan kredit program perumahan (KPP).

    Dia berharap program tersebut dapat membantu pelaku usaha di Jakarta Selatan meningkatkan sarana dan prasarana sehingga hasil usahanya lebih optimal. “Contohnya, yang tadinya tempat masak terbatas, dengan adanya KUR ini otomatis bisa lebih luas dan berkembang,” ucap Tomy.

    Sementara itu, Direktur Jenderal Perumahan Perkotaan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman Sri Haryati menyebutkan program KUR khusus sektor perumahan ini merupakan yang pertama kalinya digelar. Dalam sosialisasi tersebut, peserta yang berminat akan didata lebih lanjut agar dapat mengajukan kredit.

    “Jadi, bila bapak ibu pelaku UMKM mau merenovasi rumah atau tempat usaha, atau membeli rumah lagi, bisa menggunakan kredit program perumahan ini dengan bunga hanya 6%,” jelas Sri.