Astra Infra yakin penurunan BI-Rate pacu kapasitas bisnis

Astra Infra yakin penurunan BI-Rate pacu kapasitas bisnis

Jakarta (ANTARA) – Astra Infra, perusahaan pengelola jalan tol, menyatakan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI-Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen memacu sekaligus memperkuat kapasitas bisnis perusahaan.

‎Group Chief Financial Officer (CFO) Astra Infra Halim Wahjana dalam Astra Media Day di Jakarta, Selasa menyampaikan dengan adanya penurunan suku bunga acuan, pihaknya merasa terbantu mengingat saat proses pembangunan jalan tol, ada pembiayaan yang dilakukan melalui skema sharing dengan pihak lain, seperti perbankan, dan bonds/surat utang.

‎”Membantu, tadinya ada beban utang, pembayaran interest-nya cukup besar, dengan insentif ini kami akan sangat terbantu. Tapi yang paling penting saya rasa, kami akan menjaga cashflow dari perusahaan kita. Artinya dengan cashflow yang baik kita sebetulnya kalau kita mau ekspansi, kita memiliki capacity,” kata dia.

‎Disampaikan dia, pihaknya akan terus mendukung segala kebijakan infrastruktur yang diambil oleh pemerintah.

‎Dalam hal ini, Astra Infra akan terus meningkatkan dan menjaga kepuasan pelanggan dalam menggunakan jalan tol yang dikelola oleh perusahaan, melalui penguatan kualitas dan peningkatan kapasitas ruas.

‎Disampaikan dia, jalan tol yang dikelola Astra Infra mencakup 396 kilometer yang meliputi Tol Tangerang–Merak (72,5 kilometer), Cikopo–Palimanan atau Cipali (116,8 kilometer) dan Semarang–Solo (72,6 kilometer).

‎‎Selanjutnya, Tol Jombang–Mojokerto (40,5 kilometer), Surabaya–Mojokerto (36,3 kilometer) dan Pandaan–Malang (38,5 kilometer).

‎Sementara untuk tol di kawasan Jabodetabek meliputi Kunciran–Serpong atau JORR 2 (11,1 kilometer) dan Ulujami–Kebon Jeruk atau JORR 1 (7,7 kilometer).

‎Sebelumnya, BI pada 17 September memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan (BI-Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen sejalan dengan upaya bersama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

‎Namun, langkah ini juga disertai upaya menjaga tetap rendah inflasi 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5±1 persen, serta stabilitas nilai tukar rupiah agar sesuai dengan fundamentalnya.

‎”Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati prospek pertumbuhan ekonomi dan inflasi dalam memanfaatkan ruang penurunan suku bunga BI-Rate dengan mempertimbangkan stabilitas nilai tukar rupiah,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI September 2025 secara daring di Jakarta, Rabu (17/9).

‎Di samping BI-Rate, BI juga memutuskan untuk menurunkan suku bunga deposit facility sebesar 50 bps menjadi 3,75 persen dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 5,50 persen.

‎Perry menyampaikan, ekspansi likuiditas moneter dan kebijakan makroprudensial longgar juga terus diperkuat untuk menurunkan suku bunga, meningkatkan likuiditas, dan mendorong kredit/pembiayaan bagi pencapaian pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

​​​​​​​

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.