Fajar.co.id, Yogyakarta — Persoalan hama menjadi tantangan bagi peningkatan produktivitas perkebunan sawit. Namun, penanganan dampak negatif serangga yang tidak menerapkan prinsip-prinsip sustainability juga bisa mengakibatkan kerugian lain, terutama kerusakan lingkungan.
Olehnya, butuh inovasi sebagai terobosan demi keberlanjutan. “Upaya pengendalian serangga berbasis teknologi adalah bagian dari strategi besar kami menuju operasional perkebunan sawit yang rendah emisi,” kata Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk, Bandung Sahari dalam keterangan resmi, Jumat 12 Desember 2025.
Hal tersebut juga disampaikan saat Bandung Sahari menjadi pemateri International Conference Indonesian Plan Protection Summit 2025, di Yogyakarta, Jumat lalu.
Ia menjelaskan, sebagai perusahaan perkebunan kelapa sawit yang memiliki visi menjadi perusahaan agribisnis paling produktif dan inovatif di dunia, Astra Agro yakin bahwa pendekatan ilmiah dan teknologi adalah kunci masa depan perkebunan sawit yang berkelanjutan.
Dalam konferensi yang mengangkat tema Redesigning The Future of Plant Protection: Strengthening Collaboration for Future Resilience and Food Sovereignty, Bandung memaparkan penerapan AI dalam Pest Monitoring System.
Melalui penggunaan teknologi berbasis digital ini, Astra Agro dapat lebih presisi dalam memprediksi serangan hama. Pola kemunculan berbagai hama pun dapat lebih mudah dikenali, sehingga teknik pengendalian hama yang tepat dapat ditentukan lebih cepat dan presisi.
Teknologi digital dengan artificial intelligence (AI) telah diterapkan sehingga informasi dapat diiterima dari lapangan secara real time dengan tingkat presisi yang tinggi. Keputusan pengendalian hama dapat dilakukan dengan cepat, tanpa menunggu kompilasi data karena sudah terselesaikan dengan bantuan AI.
