Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Asosiasi Soroti Tantangan Pertumbuhan Ekonomi Ritel Modern pada 2024

Asosiasi Soroti Tantangan Pertumbuhan Ekonomi Ritel Modern pada 2024

Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin menyatakan, pertumbuhan ekonomi sektor ritel modern pada 2024 diperkirakan tidak akan mencapai angka 6,5%.

Ia menjelaskan, sebagian besar kenaikan di sektor ini lebih banyak didorong oleh ekspansi berupa pembukaan gerai-gerai baru, dibandingkan pertumbuhan pada gerai yang sudah ada atau same store growth.

“Nah, kalau saya mau jujur, ritel, kita bicara same store ya, artinya toko yang sama tahun lalu dan tahun ini, naiknya enggak sampai 6,5%. Toko yang sama loh ya,” ujar Solihin saat ditemui di Tangerang, Sabtu (14/12/2024).

Menurut Solihin, meskipun terdapat pertumbuhan pada sektor ritel, banyak pelaku usaha yang menghadapi tantangan berat, termasuk dampak dari kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil.

Ia mengungkapkan bahwa kenaikan di sektor ritel lebih banyak berasal dari pembukaan gerai-gerai baru. Namun, tidak sedikit juga gerai ritel modern yang terpaksa menutup operasionalnya akibat tekanan ekonomi.

“Apakah di ritel saat ini enggak banyak tutup? Alhamdulillah, ratusan toko memang ditutup. Namun, kita tertutupi dengan pembukaan toko baru. Jadi bukan berarti ritel ini segar bugar tanpa masalah,” ungkapnya.

Solihin mengakui bahwa penutupan gerai menjadi salah satu langkah yang tidak dapat dihindari untuk menyeimbangkan operasional perusahaan di tengah situasi sulit hingga membuat pertumbuhan ekonomi ritel tidak mencapai 6,5%.

“Kalau ditanya, kebetulan saya bekerja di sektor ritel. Alhamdulillah, 300-400 toko saya tutup. Namun, pada saat yang sama, toko baru juga dibuka untuk menutupi kekurangan itu,” tambahnya.

Lebih lanjut, Solihin menyoroti dampak dari kebijakan pemerintah mengenai kenaikan upah minimum provinsi (UMP) terhadap sektor ritel. Menurutnya, kebijakan ini menambah tekanan bagi pelaku usaha, meskipun mereka tidak memiliki banyak pilihan untuk menolaknya.

“Kalau Anda tanya pelaku ritel, pasti berat, tetapi kalau Anda berada di posisi saya, apakah Anda bisa menolak? Artinya, sekarang ini semua pengusaha ritel akan mengarah kepada efisiensi,” jelasnya.

Ia juga menambahkan, efisiensi menjadi langkah yang semakin penting di tengah meningkatnya biaya operasional. Dalam pertumbuhan ekonomi ritel seperti saat ini, para pelaku usaha harus mencari cara untuk tetap bertahan tanpa mengorbankan terlalu banyak aspek pelayanan kepada konsumen.

Meskipun tantangan ekonomi terus mengadang, sektor ritel modern tetap berupaya untuk bangkit dan beradaptasi. Ekspansi melalui pembukaan toko baru menjadi salah satu strategi yang terus dilakukan untuk mempertahankan pertumbuhan. Namun, keberlanjutan sektor ini sangat bergantung pada stabilitas ekonomi nasional, daya beli masyarakat, dan kebijakan pemerintah yang mendukung iklim usaha.

Dengan langkah-langkah efisiensi dan inovasi yang tepat, Solihin optimistis akan mampu melewati masa sulit pertumbuhan ekonomi ritel. Bagi pelaku usaha, 2024 juga menjadi tahun yang penuh dinamika, sekaligus peluang untuk menguatkan fondasi bisnis di tengah persaingan yang semakin ketat.