TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat (AS) berharap gencatan senjata yang luas dalam perang Rusia-Ukraina dapat tercapai dalam beberapa minggu ke depan, meskipun serangan terus berlangsung antara kedua negara.
Gedung Putih menargetkan perjanjian gencatan senjata pada 20 April 2025, yang bertepatan dengan perayaan Paskah di gereja-gereja Barat dan Ortodoks.
Meskipun ada tanda-tanda pembicaraan yang dijadwalkan dalam waktu dekat, Kremlin tidak terlihat terburu-buru untuk mencapai kesepakatan.
Menurut sumber yang enggan disebutkan namanya, terdapat kesenjangan besar antara posisi kedua belah pihak.
Presiden AS, Donald Trump, berjanji untuk memberikan resolusi cepat terhadap konflik yang telah berlangsung selama tiga tahun ini.
Namun, kemajuan yang dicapai sejauh ini terbatas.
Pertemuan Diplomatik
Para pejabat AS dijadwalkan untuk bertemu dengan perwakilan Rusia dan Ukraina di Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang.
Ini akan menjadi negosiasi paralel pertama sejak awal invasi Rusia. “Saya yakin kita akan segera mencapai gencatan senjata penuh,” kata Trump kepada wartawan pada 21 Maret 2025.
Namun, Rusia telah menetapkan tuntutan maksimalis, termasuk pengakhiran pasokan senjata untuk Ukraina, yang ditolak oleh Kyiv dan sekutunya.
Gencatan Senjata Terbatas
Ukraina dan Rusia pada prinsipnya sepakat untuk melakukan gencatan senjata terbatas setelah Trump berbicara dengan para pemimpin negara.
Kesepakatan sementara ini muncul setelah Putin menolak desakan Trump untuk gencatan senjata penuh selama 30 hari.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengungkapkan harapannya untuk menyusun daftar target yang akan dilindungi berdasarkan perjanjian tersebut. “Salah satu langkah pertama untuk mengakhiri perang sepenuhnya adalah dengan mengakhiri serangan terhadap energi dan infrastruktur sipil lainnya,” kata Zelensky.
Tantangan dan Harapan
Meskipun ada kemajuan dalam pembicaraan, tantangan tetap ada.
Ketiga pihak memiliki pandangan berbeda tentang apa yang akan dicakup dalam perjanjian gencatan senjata.
Pembicaraan di Arab Saudi akan membahas rincian teknis pelaksanaan dan pemantauan gencatan senjata selama 30 hari.
Trump telah mendorong kesepakatan ekonomi dengan Ukraina, yang menurutnya akan memberikan AS kepentingan material dalam keamanan negara tersebut pascaperang.
Namun, Gedung Putih mengirimkan sinyal yang membingungkan mengenai nasib kesepakatan sumber daya.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).