AS Disebut Siap Berunding untuk Negosiasi Tarif Trump

AS Disebut Siap Berunding untuk Negosiasi Tarif Trump

Jakarta, Beritasatu.com – Setelah beberapa pejabat Gedung Putih menegaskan bahwa kebijakan tarif baru tidak akan dinegosiasikan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump justru menyampaikan hal yang berbeda. Ia kini menyatakan kesiapan untuk berdiskusi dengan negara lain terkait tarif bea masuk era Trump tersebut.

Trump menyampaikan keterbukaannya terhadap negosiasi tarif saat berbicara di pesawat kepresidenan Air Force One pada Jumat (4/4/2025). Menurutnya, pembicaraan bisa terjadi jika negara mitra menawarkan kesepakatan yang luar biasa.

Mengutip Reuters, penasihat perdagangan utama Peter Navarro sebelumnya menyatakan bahwa kebijakan tarif tersebut tidak dimaksudkan sebagai alat negosiasi.

Ia menegaskan bahwa tarif yang diberlakukan bukanlah strategi untuk memperoleh kesepakatan dagang yang lebih menguntungkan bagi AS.

“Ini bukan bagian dari negosiasi. Ini adalah situasi darurat nasional,” ujar Navarro.

Di sisi lain, Kepala Pendapatan Tetap Multiaset di Goldman Sachs Lindsay Rosner menilai kebijakan tarif baru Trump ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Menurutnya, dampak yang ditimbulkan akan bergantung pada sejumlah faktor, termasuk reaksi negara-negara lain dengan tarif balasan serta sejauh mana pemerintahan Trump bersedia bernegosiasi.

Rosner juga mencatat bahwa tidak semua sektor dan perusahaan akan terdampak dengan cara yang sama oleh kebijakan tarif ini. Selain itu, ia menunggu bagaimana The Federal Reserve akan merespons situasi ini.

“Mereka harus mengambil langkah strategis karena risiko stagflasi menjadi nyata,” ungkapnya. Stagflasi sendiri mengacu pada kondisi di mana inflasi meningkat sementara pertumbuhan ekonomi melambat.

Rosner pun meyakini bahwa kebijakan tarif Trump ini hanya awal dari serangkaian langkah yang akan diambil pemerintahan Trump. Ia pun bertanya-tanya, kebijakan apa lagi yang akan menyusul di masa mendatang.