Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Apa yang Terjadi di Gaza Tidak Terbayangkan, Gencatan Senjata Harus Segera Dipulihkan

Apa yang Terjadi di Gaza Tidak Terbayangkan, Gencatan Senjata Harus Segera Dipulihkan

PIKIRAN RAKYAT – Jalur Gaza mengalami penderitaan yang tak terbayangkan imbas agresi Israel yang kembali terjadi beberapa hari terakhir. Hal ini dikatakan Koordinator Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk wilayah Palestina yang diduduki, Muhannad Hadi.

Pada Selasa, 18 Maret 2025, Israel melakukan serangan udara besar-besaran di Jalur Gaza. Akibat serangan Israel itu, dilaporkan bahwa 326 warga Palestina meninggal dunia.

Dari 326 warga Palestina yang meninggal dunia dalam serangan tersebut, 130 di antaranya merupakan anak-anak. Ini merupakan jumlah kematian anak-anak terbesar dalam sehari sejak setahun terakhir.

“Apa yang terjadi di Jalur Gaza tidak terbayangkan, dan gencatan senjata harus segera dipulihkan,” katanya dilaporkan WAFA.

“Mengakhiri permusuhan, menyediakan bantuan kemanusiaan berkelanjutan, membebaskan sandera, dan memulihkan layanan dasar dan mata pencaharian adalah satu-satunya jalan ke depan,” tuturnya.

Dampak serangan Israel ini juga telah menyebabkan banyak fasilitas medis di Gaza rusak. Palang Merah Internasional memperingatkan soal kondisi ekstrem yang bisa mengganggu fasilitas kesehatan di Gaza.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengonfirmasi kekurangan obat-obatan di Jalur Gaza yang juga telah dikonfirmasi oleh Palang Merah Palestina (PRCS).

“Banyak fasilitas medis benar-benar kewalahan di seluruh Gaza”, kata Tommaso Della Longa, juru bicara Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

Della Longa mengatakan fasilitas medis sedang berjuang dengan jumlah pasien dan tekanan pada persediaan medis yang semakin menipis.

“Terjadi kekurangan makanan, perlengkapan, dan bahan bakar,” katanya.

Juru bicara WHO, Tarik Jasarevic memperingatkan bahwa stok obat-obatan semakin menipis.

“Sayangnya, karena kekurangan obat-obatan ini, ada risiko petugas kesehatan tidak dapat memberikan perawatan untuk berbagai kondisi medis, tidak hanya untuk cedera trauma,” katanya kepada wartawan.

Kondisi fasilitas medis di Gaza yang mengkhawatirkan ini juga diperparah dengan ditutupnya akses bantuan. Padahal, WHO memiliki 16 truk berisi persediaan medis yang siap memasuki Gaza, yang mana untuk itu diperlukan gencatan senjata dan akses. 

Doctors Without Borders (MSF) melaporkan bahwa timnya menerima banyak korban luka di rumah sakit lapangan, klinik, dan Rumah Sakit Nasser.

“Jenis cederanya sangat parah, mulai dari amputasi hingga kasus ortopedi kompleks dan luka bakar,” kata Mohammed Abu Mughaisib, wakil koordinator medis organisasi tersebut di Gaza selatan.

Sementara itu, kepala departemen darurat MSF, Claire Nicolet, yang saat ini berada di Gaza, mengatakan keadaan sungguh mengerikan selama 20 menit, dengan bom berjatuhan di mana-mana.***

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

Merangkum Semua Peristiwa