Apa yang Dipegang Mendiang Yahya Sinwar di Tangannya Dalam Pertempuran di Gaza?
TRIBUNNEWS.COM – Pada 24 Januari 2025, Al Jazeera menyiarkan rekaman Yahya Sinwar yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya.
Video itu memberikan pandangan sekilas tentang kegiatan militer sang mantan pemimpin Hamas saat masih hidup selama agresi Israel baru-baru ini di Gaza.
Sinwar, yang tewas pada Oktober 2024 selama pertempuran dengan pasukan Israel di Rafah, digambarkan dalam berbagai frame.
Sinwar terlihat bergerak di antara puing-puing bangunan yang hancur di Gaza, melihat rencana pertempuran, dan bahkan melakukan kontak dekat dengan tank Israel yang lewat di dekat gedung tempat dia berada.
Dalam satu segmen, Sinwar terlihat berjalan melalui puing-puing Gaza, dibalut sebuah selimut lebar untuk mengaburkan identitasnya.
Berpakaian rompi gaya militer, dia memberi isyarat dengan tegas ke arah kamera.
Pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar dalam pertempuran di Gaza sebelum meninggal dibunuh Israel. (rntv/tangkap layar AJA)
Dalam klip ini, Yahya Sinwar memegang sepotong benda hitam seperti tabung, membuat banyak pengguna media sosial bertanya-tanya apa itu.
Rekaman itu memang tidak secara jelas menunjukkan apa yang dipegang SIwar.
Hanya, potongan itu terlihat menyerupai ““crossfire spotting scope”, periskop atau teropong dalam pertempuran dan adu tembak.
Periskop ini lazim disebut sebagai “angled spotting scope” – yang biasa digunakan dalam pertempuran dengan jenis perang perkotaan.
Menggunakan alat optik ini, para petempur dapat melihat apa yang ada di balik dinding tanpa harus menjulurkan kepala mereka dan terjebak dalam baku tembak.
Jenis periskop atau teropong tempur yang diduga dipegang Yahya Sinwar dalam pertempuran terakhirnya di Gaza. (rntv/tangkap layar AJA)
Pengguna lain media sosial berspekulasi kalau benda yang dipegang mendiang Yahya Sinwar adalah ‘kekeran’ biasa atau dengan jenis night vision, baik untuk ditempelkan pada senjata atau digunakan secara terpisah.
Dalam klip lain, yang diberikan oleh sayap militer Hamas kepada Al-Jazeera, Yahya Sinwar berjalan dengan latar belakang tembok dengan coretan di dinding bertulisan berbahasa Ibrani yang bermakna “utara”.
“Ini menunjukkan bahwa tentara Israel sebelumnya telah menduduki dan membersihkan bangunan yang sama pada waktu sebelumnya (lokasi Sinwar berjalan),” tulis ulasan RNTV, dikutip Senin (27/1/2025).
Klip lain menunjukkan Sinwar duduk di lantai sebuah ruangan utuh, memeriksa peta dengan sesama komandan. Kedua pria itu melacak rute dan menunjuk ke lokasi tertentu.
Rekaman tambahan menangkap Sinwar berjalan di antara para pejuang, memegang tongkat, dan melontarkan kata-kata motivasi.
Dia berbicara kepada rekan-rekannya dan para pendukungnya dengan pesan: “Pintu menuju kebebasan diketuk oleh setiap tangan berlumuran darah”.
Al Jazeera rilis video Yahya Sinwar sebelum kematiannya (Al Jazeera/Tangkap layar YouTube MEE)
Rekaman Eksklusif
Seperti diberitakan Jaringan berita Al Jazeera merilis video eksklusif yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya, menampilkan pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, yang telah tewas dalam serangan Israel pada Oktober lalu.
Dalam video yang dirilis pada hari Jumat (24/1/2025), tampak Yahya Sinwar sedang berjalan di antara reruntuhan dan berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain di Gaza.
Video tersebut kemudian diunggah kembali oleh sejumlah media, termasuk media berbasis di London, Middle East Eye (MEE).
Dalam video, bangunan di sekitar Sinwar rusak dan runtuh, mencerminkan kehancuran akibat konflik.
Sinwar terlihat berjalan menyusuri berbagai tempat dengan mengenakan rompi militer, serta menggunakan tongkat kayu untuk membantunya berjalan.
Bagian kepala dan tubuhnya tertutup kain.
“Dan pintu merah kebebasan diketuk dengan setiap tangan yang berlumuran darah,” ucap Sinwar dalam video tersebut.
Al Jazeera rilis video Yahya Sinwar sebelum kematiannya (Al Jazeera/Tangkap layar YouTube MEE)
Momen lain dalam video memperlihatkan Sinwar duduk di lantai bersama seorang pria lainnya, sambil menunjuk ke arah peta yang terbentang di hadapan mereka.
Narasi dalam video tersebut menyebutkan bahwa pria yang duduk di samping Sinwar adalah Mahmoud Hamdan, komandan batalion Tel Al-Sultan di Rafah.
Mereka sedang merencanakan sebuah operasi di Rafah.
Mahmoud Hamdan juga telah tewas dalam serangan Israel pada September lalu, menurut laporan jpost.com.
Momen Terakhir Yahya Sinwar Berhadapan dengan Drone Israel
Militer Israel pertama kali mengumumkan bahwa pasukannya membunuh pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, dalam sebuah operasi di Gaza Selatan pada Rabu (16/10/2024).
Sebagai bukti, militer Israel merilis sebuah video yang diklaim menunjukkan saat-saat terakhir Sinwar.
Ditemukannya Sinwar mengejutkan berbagai pihak.
Karena selama bulan-bulan terakhir hidupnya, Sinwar diyakini berhenti menggunakan telepon dan peralatan komunikasi lainnya yang mungkin memungkinkan intelijen Israel melacaknya.
Sinwar diyakini bersembunyi di jaringan terowongan luas yang digali Hamas di bawah Gaza selama dua dekade terakhir.
Tetapi berdasarkan laporan Sky News pada Oktober lalu, kematian Yahya Sinwar tampaknya dikarenakan pertemuannya yang tidak sengaja dengan pasukan Israel, bukan operasi yang direncanakan.
Pejabat militer Israel menyatakan bahwa Yahya Sinwar terbunuh setelah ia keluar dari sistem terowongan bawah tanah saat mencoba berpindah ke lokasi yang lebih aman.
Mereka mengatakan Yahya Sinwar ditemukan oleh prajurit infanteri yang sedang berpatroli di area Tal El Sultan, Gaza bagian selatan.
Militer Israel meyakini bahwa anggota senior Hamas berada di wilayah tersebut.
Tentara Israel melihat tiga orang yang diduga anggota Hamas bergerak di dalam sebuah gedung dan melepaskan tembakan.
Aksi tersebut menyebabkan baku tembak.
Israel merilis video detik-detik Yahya Sinwar sebelum diklaim militer Israel terbunuh (Tangkapan Layar Video X/Twitter)
Sinwar kemudian diyakini berlari ke gedung yang hancur.
Menurut sejumlah media Israel, tank dan misil ditembakkan ke gedung tersebut.
Juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan pada titik itu, bahwa Sinwar hanya diidentifikasi sebagai seorang pejuang, bukan pemimpin Hamas.
Pasukan Israel lantas memasuki bangunan yang hancur dan menemukannya dengan senjata, jaket antipeluru, serta sejumlah uang.
“Ia mencoba menyelamatkan diri, dan pasukan kami menghabisinya,” klaim Laksamana Muda Hagari dalam konferensi pers yang disiarkan televisi.
(oln/rntv/*)